14
Pembangunan bendungan Sutami masuk dalam salah satu pengembangan DAS dengan
prinsip one river, one plan, one integrated management. Didalam WS Brantas setiap
bendungan maupun bendung saling terkoneksi antara satu sama lain.
3.2 Pembangunan
Pembangunan Bendungan Sutami dilaksanakan mulai tahun 1961 hingga 1972 dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Pekerjaan persiapan (jalan hantar, kantor, perumahan ,dan gudang).
b. Pembangunan terowong pengelak dimulai tahun 1962 dilanjutkan pembangunan
cofferdam selesai bulan November 1964. Pekerjaan ini diborongkan kepada Kajima
Construction Co., Ltd. Dengan supervise dari Nippon Koei Co., Ltd., kedua-duanya dari
Jepang.
c. Pembangunan bendungan utama dimulai tahun 1965, dikerjakan oleh para teknisi dari
Indonesia dengan sistem bekerja sendiri tanpa pemborong dengan maksud untuk
mendapatkan pengalaman kerja yang lebih intensif, pembentukan keterampilan, dan
melatih
14
d. Kader-kader pembangunan khususnya dalam pembangunan bendungan-bendungan besar
yang dikerjakan secara mekanis.
e. Pada saat dimulainya pekerjaan bendungan utama (1965) timbul kesulitan di bidang
pembiayaan, baik dalam bentuk devisa (yang diperoleh dari pampasan perang Jepang)
maupun biaya rupiah. Sehingga praktis selama 1965 dan 1966 pelaksanaan pekerjaan
menjadi terhenti.
f. Pekerjaan bendungan utama dilanjutkan kembali pada tahun 1967 dan selesai pada tahun
1971 dengan biaya yang diperoleh dari luar negeri (loan)
g. Bangunan pelengkap (bangunan pelimpah, pipa pesat/ headrace beserta intake dan river
outlet facilities) dapat diselesaikan pada tahun 1972. Sedangkan spillway , apron dan
pemasangan Hollow Jet Valve (HJV) pada river outlet baru dapat dimulai pelaksanaannya
setelah penutupan sungai pada pertengahan Juni 1972.
h. Karena tenaga-tenaga Indonesia belum berpengalaman dalam perencanaan dan supervisi,
maka Nippon Koei Co., Ltd. masih ditunjuk sebagai konsultan/ supervise, sedangkan
Kajima Construction Co., Ltd. dikontrak Nippon Koei Co., Ltd. untuk mensuplai tenaga-
tenaga teknisi yang membantu sebagai penasehat-penasehat tenaga teknisi Indonesia
dalam pelaksanaan di lapangan.
14
15
c) Cofferdam
1) Tipe : Timbunan batu (Rockfill)
2) Volume : 488.600.000 m3
3) Tinggi : +230,00 m
4) Elevasi puncak : +180,00 m
5) Lebar puncak : 12,00 m
6) Lebar dasar : 147,00 m
d) Pelimpah (Spillway)
1) Tipe : Pelimpah bebas dilengkapi dengan pintu
2) Panjang saluran : 460,00 m
3) Pelimpah tanpa pintu
Elevasi ambang : +272,50 m
Lebar : 50,00 m
4) Pelimpah berpintu
Elevasi : +267,00 m
Lebar : 10,00 m
5) Kapasitas : 1.580,00 m3/dt
6) Panjang jembatan beton : 12,00 m
7) Lebar jembatan beton : 9,30 m
8) Panjang jembatan baja : 22,00 m
9) Lebar jembatan baja : 9,30 m
10) Pintu spillway
Jumlah : 1 buah
Tipe : simple girder
Ukuran : 10 x 5,8 m
Motor : 380 V; 7,5 Kw
e) Terowongan pengelak/ diversion tunnel
Panjang : 604,00 m
Diameter inlet : 5,50 m
Diameter outlet : 8,00 m
f) Terowongan penghubung / Connection channel
Tipe : Bentuk lingkaran dari beton
Panjang : 610,30 m (Ø3 m)
18
: 211,70 m(Ø2,5m)
Kemiringan : 1 : 732
Elevasi Dasar : +251,00 pada inlet (di Lahor)
: +247,00 pada Outlet (di Sutami)
Pintu : Pintu Gelinding (Roller Gate), 1
buah 2,50 m x 2,50 m
g) Terowong headrace
Jumlah :3 buah
Diameter : 3,40 m
Elevasi intake : + 233,30 m
h) Pipa pesat / penstock
Diameter : 3,40 m
Jumlah :3 buah
i) Pendatar tekanan air / surge tank
Diameter : 7,00 m
Tinggi : 50,00 m
Jumlah :3 buah
j) Turbin
Tipe : Vertical Francis
Tinggi efektif : 85,40 m
Debit maksimum : 51,80 m3/det
Kapasitas maksimum : 36.000,00 kW
Putaran : 250,00 rpm
Jumlah :3 buah
k) Terowong inspeksi (Inspection Tunnel)
Tipe : Tapal Kuda
Panjang : 318 m + 108 m
Diameter : 2 m x 3 m dan 1,5 m x 1,8 m
l) Hollow Jet Valve (HJV)
Debit maksimum : 92 m3/det
Elevasi dasar pintu : +186,60 m
m) Duga muka air :1 buah (intake PLTA)
:1 buah (dinding Spillway)
19