Anda di halaman 1dari 19

ANALISA SWOT

1. Kasus
Suatu ruang rawat inap bedah mempunyai 24 perawat dengan latar
belakang ners 2 orang, D3 keperawatan 10 orang, kemudian 14 perawat lulusan
SPK, Kapasitas TT 40, BOR 70%. Saudara ditunjuk oleh pimpinan RS untuk
membuat perencanaan MAKP.
Jika saudara sebagai Karu rawat bedah, apa yang harus saudara
lakukan dalam menghadapi situasi tersebut? Lakukan pengelolaan dengan
pengumpulan data, analisis SWOT, identifikasi masalah, dan rencana strategis
untuk kebutuhan tenaga yang diperlukan.

2. Pengkajian Pengumpulan Data, Analisa SWOT, dan Identifikasi Masalah


A. Visi, Misi, dan Motto RS X
a. Visi RS X
Menjadi rumah sakit yang terkemuka dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dengan
ciri keluaran AIEEMMM, yaitu aman, informatif, efektif, efisien, mutu,
manusiawi dan memuaskan.
b. Misi RS X
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman,
informatif, efektif, efisien dan manusiawi dengan tetap
memperhatikan aspek sosial.
2. Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat
rujukan tertinggi dengan menggunakan teknologi terkini.
3. Membangun sumber daya manusia (SDM) rumah sakit yang
profesional, akuntabel, yang berorientasi pada serta mempunyai
integritas tinggi dalam memberikan pelayanan.
4. Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan
kesehatan prima berdasarkan standar nasional dan internasional.
5. Melaksanakan penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu
dan teknologi di bidang kedokteran dan dan pelayanan
perumahsakitan.
c. Motto RS X
Motto RS X adalah “Saya senantiasa mengutamakan kesehatan pasien”.
B. Visi Instalasi Rawat Inap Bedah
Menjadi IRNA Bedah yang mampu dan handal dalam mendukung
dan berperan aktif pada pelayanan, pendidikan, dan penelitian di Rumah
Sakit X.
C Misi Instalasi Rawat Inap Bedah
1. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi baik secara horizontal (antara
staf, pelaksana program, dokter, perawat, dan pelaksana kesehatan yang
ada di lingkungan IRNA Bedah dan lintas sektoral) maupun secara
vertikal (corporate dan pengendali program) dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian.
2. Optimalisasi sarana yang ada sehingga efektif dan efisien
3. Membangun Sumber Daya Manusia IRNA Bedah yang profesional,
akuntabel yang berorientasi pada customer serta mempunyai integritas
yang tinggi dalam memberikan pelayanan dan tetap berpegang pada
etika.
4. Mendukung dan berperan aktif pada pelaksanaan proses pendidikan
yang menunjang pelayanan kesehatan prima berdasarkan standar nasional
dan internasional.
5. Mendukung dan berperan aktif pada pelaksanaan penelitian yang
mengarah pada pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran
dan pelayanan perumahsakitan.
D. Tujuan Khusus Unit Keperawatan: Ruang Bedah
1. Menciptakan keluaran kerja : Aman, Informatif, Efektif, Efisien, Mutu,
dan Manusiawi
2. Melakukan asuhan keperawatan kepada pasien yang berbentuk
pelayanan : bio, psiko, sosio, spiritual pada kasus-kasus medis antara
lain:
a. Bedah thorak kardiovaskular
b. Bedah kepala dan leher
c. Bedah tumor
d. Bedah perut
e. Bedah perkemihan
f. Bedah plastik
g. Bedah saraf
h. Bedah tulang
3. Menyiapkan pasien dan keluarga dalam menghadapi operasi
4. Mencegah komplikasi
5. Menjamin kecukupan nutrisi
6. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
7. Mengurangi morbiditas dan mortalitas
8. Menciptakan kerjasama yang baik antara petugas, pasien, dan keluarga
9. Memberikan rasa aman dan nyaman
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ketenagaan yang didapat dianalisis
menggunakan analisis SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan
masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.
a. Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga
keperawatan dan non keperawatan. Ruang Bedah yang memiliki tenaga
S1 Keperawatan dan ners 2 orang, jumlah tenaga DIII Keperawatan
sebanyak 10 orang, dan jumlah tenaga perawat lulusan SPK 14 orang.
b. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang IRNA Bedah RS X

No Nama Jeni Pendidikan Masa Pelatihan Jabatan


s kerja yang saat ini
pernah
diikuti
1 Ny. A PNS D3 Kep 33 tahun Ka. Unit
2 Ny. B PNS D3 Kep 31 tahun WaKa Unit
3 Ny. C PNS D3 Kep 20 tahun Perawat
Pelaksana
4 Tn. D PNS D3 Kep 20 tahun Perawat
Pelaksana
5 Ny. E PNS D3 Kep 4 tahun Perawat
Pelaksana
6 Ny. F PNS D3 Kep 28 tahun Perawat
Pelaksana
7 Tn. G PNS D3 Kep 6 bulan Perawat
Pelaksana
8 Ny. H PNS D3 Kep 13 tahun Perawat
Pelaksana
9 Ny. I PNS D3 Kep 12 tahun Perawat
Pelaksana
10 Ny. J PNS D3 Kep 10 tahun Perawat
Pelaksana
11 Tn. K PNS S1 Kep 5 tahun Perawat
Pelaksana
12 Tn. L PNS S1 Kep 14 tahun Perawat
Pelaksana
13 Tn. M PNS SPK 28 tahun
Pek kes
14 PNS SPK 28 tahun
Ny. N Pek Kes
15 Ny. O PNS SPK 28 tahun
Pek Kes
16 Tn. P PNS SPK 17 tahun
Pek Kes
17 Tn. Q PNS SPK 17 tahun
Pek Kes
18 Tn . R PNS SPK 25 tahun
Pek Kes
19 Tn. S PNS SPK 24 tahun Pek Kes
20 Ny. T PNS SPK 32 tahun
PRT
21 PNS SPK 20 tahun
Ny. U PRT
22 PNS SPK 31 tahun
Ny. V TU
23 Ny. PNS SPK
W
24 PNS SPK
Ny. X
25 PNS SPK
Ny. Y
26 Ny. Z PNS SPK

Tenaga keperawatan yang ada belum memenuhi kualifikasi RS


X, dimana seluruh perawat IRNA Bedah belum mendapatkan atau belum
teridentifikasi mendapatkan pelatihan-pelatihan, dan untuk kualifikasi
sebagai sebuah parameter peningkatan pelayanan masih belum memadai,
karena baru 2 orang yang mempunyai jenjang pendidikan S1
Keperawatan. Kemampuan dalam bidang keperawatan maupun
kolaborasi dengan tenaga medis lain, pada umunya perawat di Bedah
mempunyai kemampuan yang bagus. Karena kolaborasi yang terbangun
dengan petugas medis lain sangat baik. Dari segi kedisiplinan, keinginan
untuk berubah, ketepatan dalam melaksanakan tindakan keperawatan
sesuai standar sudah baik, tetapi masih ada beberapa perawat yang datang
terlambat saat dinas, begitu juga dengan waktu pulang, ada yang pulang
terlebih dahulu. Namun keinginan untuk berubah sudah ada. Kegiatan
dalam perawatan, seperti pemasangan infus dan mengambil darah,
pemberian obat masih sering perawat tidak menggunakan universal
precaution.
c. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 2.2 Tenaga Non Keperawatan di Ruang IRNA Bedah RS X
N Kualifikasi Jumlah Jenis
o
1 Tata Usaha 1 orang PNS
2 (Medical record) 5 orang PNS
3 Pekarya Kesehatan 2 orang PNS
4 Pekarya RT 2 orang Out Sourcing
Cleaning Service

d. Tenaga Medis
Tabel 2.3 Tenaga Medis di Ruang IRNA Bedah RS X
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter PPDS Urologi * 1
2 Dokter PPDS Digestif * 1
3 Dokter PPDS Onkologi * 1
4 Dokter PPDS Plastik * 1
5 Dokter PPDS TKV * 1
6 Dokter PPDS Kepala Leher * 1
7 Dokter Jaga di Ruang UPI ** 1
Keterangan :
* Dokter yang bertanggung jawab setiap hari
** Dokter yang dihubungi untuk kasus darurat

e. Rencana Pengembangan staff tahun 2015


Tabel 2.4 Rencana Pengembangan staff tahun 2015 di Ruang IRNA
Bedah RS X
No Materi Pelatihan Nama Perawat
Ny. A, Ny. B, Ny. C, Tn. D, Ny. E, Ny.
1. MAKP
F, Tn. G, Ny. H
2. Clinical educator Tn. G, Ny. I, Ny. J

3. PPORS Tn. M, Ny. K


Manajemen
Tn. G, Ny. L, Tn. N, Ny, Q, Ny. S, Ny.
4. Keperawatan
T

5. GKM Ny. R, Ny. A, Ny. B, Ny. C


6. K3RS Tn. G, Ny. L, Tn. N, Ny, Q, Ny. S
7. ECG Tn. M, Ny. K
8. AT Ny. R, Ny. A, Ny. B
Ny. A, Ny. B, Ny. C, Tn. D, Ny. E, Ny.
9. Audit Keperawatan
F, Tn. G, Ny. H
10. Transfusi Ny. A, Ny. B, Ny. C, Tn. D, Ny. E

12. Paliatif Tn. M, Ny. K

13. Rehab Medis Ny. C, Tn. D, Ny. E

14. Radiologi Tn. D, Ny. E

15. Flu Burung Tn. G, Ny. H

14. ATLS Tn. N, Ny, Q

15. LSH Ny. S, Ny. T

16. Laboratorium Ny. F, Tn. G


f. Persentase Kasus Terbanyak Di Ruang Bedah Bulan Mei 2015
Tabel 2.5 Persentase Kasus Terbanyak di Ruang IRNA Bedah RS X
Jumlah
No Klasifikasi Penyakit Persentase
UPI elektif Total
1 Digestif 9 3 12 23%
2 Onkologi 3 17 20 38,5%
3 Urologi 2 8 10 19,2%
4 TKV 4 - 4 7,7%
5 Kepala Leher 2 3 5 9,6%

g. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat


Kebutuhan tenaga perawat di Ruang IRNA Bedah dari hasil pengkajian
adalah sebagai berikut :
1. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan
secara keseluruhan di Ruang IRNA Bedah perhari tanggal 19 Mei
2014
Klasifikasi Jumlah Kebutuhan tenaga keperawatan
pasien pasien Pagi Sore Malam
Total care 8 8 x 0,36 = 2,88 8x 0,36 = 2,88 8 x 0,20 = 1,6
Partial care 10 10 x0,27= 2,7 10 x 0,15 = 1,5 10 x 0,10 =
1,0
Minimal 10 10 x 0,17 = 1,7 10x 0,14= 1,4 10 x 0,07 =
care 0,7
Total 28 7,28 5,78 3,3
Total tenaga perawat :
Pagi : 7,28
Sore : 5,78
Malam : 3,3
Total : 16,36 orang = 16 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari = 4,63 orang
86 x 16 = 297
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari= 4,63
+ 16,36 + 1 = 21,99 Orang dibulatkan menjadi 22 orang
Ket: 4,63 dari jumlah tenaga yang lepas dinas
16,36 dari jumlah total tenaga perawat
1 dari perawat yang menjadi Kepala Ruangan
F. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian 1 hari diatas
Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang IRNA Bedah
Tanggal 19 mei 2014
No Shift Kelas II Kelas III BOR
1 Pagi 10 bed (2ksg) 30 bed( 10 ksg) 28/40 x100%= 70%
2 Sore 10 bed (2ksg) 30 bed( 10 ksg) 28/40 x100%= 70%
3 Malam 10 bed (2ksg) 30 bed( 10 ksg) 28/40 x100%= 70%

G. Analisis SWOT
Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT
No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
1 Sumber Daya Manusia (Man)
A. Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. Sudah diterapkan model 0,2 2 0,4
MAKP moduler atau
MAKP primer pemula S-W
2. Jenis ketenagaan : 0,3 3 0,9 2,5-3,4
-S 1 Kep : 2 orang = - 0,9
-D3 kep : 10 orang
-SPK : 14 orang
-Pekarya kesehatan :5 orang
-PRT : 3 orang
- TU : 1 orang
- Cleaning Service : 2 orang
3. Masa kerja > 15 tahun 0,3 4 1,2
sebanyak 5 orang, 5-15
tahun sebanyak 6 orang
sedangkan < 5 tahun
sebanyak 4 orang.
Total 1 2,5

Weakness
1. Belum ada sistem 0,4 4 1,6
pengembangan staff berupa
pelatihan dan hampir semua
perawat belum mengikuti
pelatihan bedah maupun
non bedah
2. Adanya konflik peran 0,1 3 0,3 O–T
perawat 2,7– 2,3
3. Sebagian perawat belum 0,4 3 1,2 = 0,4
mengikuti pelatihan MAKP
4. Kurangnya kesejahteraan 0,1 3 0,3
perawat.
Total 1 3,4

B. Ekternal Faktor (EFAS)

Opportunity
1. Adanya kesempatan 0.3 3 0,9
melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
2. Adanya kebijakan 0,2 3 0,6
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat
3. Adanya program akreditasi 0,3 4 1,2
RS dari pemerintah dimana
MAKP merupakan salah
satu penilaian
Total 1 2,7

Threatened
1. Ada tuntutan tinggi dari 0,3 2 0,6
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
profesional
2. Makin tingginya kesadaran 0,15 2 0,3
masyarakat akan hukum
3. Makin tinggi kesadaran 0,15 2 0,3
masyarakat akan
pentingnya kesehatan
4. Persaingan antar RS yang 0,2 2 0,4
semakin kuat
5. Terbatasnya kuota tenaga 0,2 2 0,4
keperawatan yang
melanjutkan pendidikan
tiap tahun
Total 1 2,3

H. Identifikasi Masalah
Diruang Rawat Inap Bedah RS X
Keterangan: M1 (MAN)
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan
SWOT maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Belum ada sistem pengembangan staff berupa pelatihan dan hampir
semua perawat belum mengikuti pelatihan bedah maupun non bedah
2. Adanya konflik peran perawat
3. Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan MAKP
4. Kurangnya kesejahteraan perawat
5. MAKP yang diterapkan merupakan MAKP model moduler atau MAKP
primer pemula. Sosialisasinya kepada anggota tim masih kurang
6. Jumlah sumber daya manusia yang memiliki jenjang pendidikan S1 masih
kurang
I. Prioritas Masalah
Masalah Skor Analisis SWOT Prioritas
IFAS EFAS
Sumber daya manusia
1. Belum ada sistem 1,6 1
pengembangan staff berupa
pelatihan dan hampir semua
perawat belum mengikuti
pelatihan bedah maupun non
bedah
2. Sebagian perawat belum 1,2 2
mengikuti pelatihan MAKP
3. Ada tuntutan tinggi dari 0,6 3
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional
4. Persaingan antar RS yang 0,4 4
semakin kuat
5. Terbatasnya kuota tenaga 0,4 5
keperawatan yang
melanjutkan pendidikan tiap
tahun
6. Adanya konflik peran 0,3 6
perawat
7. Kurangnya kesejahteraan 0,3 7
perawat
8. Makin tingginya kesadaran 0,3 8
masyarakat akan hukum
9. Makin tinggi kesadaran 0,3 9
masyarakat akan pentingnya
kesehatan

Berdasarkan rumusan masalah diatas 3 masalah teratas : Belum ada sistem


pengembangan staff berupa pelatihan dan hampir semua perawat belum mengikuti
pelatihan bedah maupun non bedah, Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan
MAKP, dan ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
profesional. Maka kelompok mengangkat prioritas masalah yang akan
diselesaikan yaitu Ronde Keperawatan dengan alasan:
1) Belum ada sistem pengembangan staff berupa pelatihan dan hampir semua
perawat belum mengikuti pelatihan bedah maupun non bedah
2) Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan MAKP
2. Strategi kegiatan
2.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Setelah dilakukan analisis dengan metode SWOT maka kelompok
manajemen keperawatan di Ruang Bedah menerapkan Model Asuhan
Keperawatan Profesional Primary Nursing.
Model perawatan Primary Nursing merupakan salah satu Model
Asuhan Keperawatan Profesional dimana perawat bertanggung jawab
penuh terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai
dari pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Model ini mendorong
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Model ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien di rawat.
Konsep dasar dan model ini adalah tanggung jawab dan tanggung gugat.
Dalam penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat
beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan :
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri
3. Pasien merasa diperlakukan sewajarnya karena terpenuhinya kebutuhan
secara individu
4. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan proteksi, informasi dan advokasi (Gillies, 1989)
Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman
dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan pengambilan keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, accountable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
profesi.
Tugas Kepala Ruangan
A. Perencanaan
1. Menunjuk perawat primer (PP) dan mendeskripsikan tugasnya masing
masing
2. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien yang dibantu perawat
primer
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer
5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawat
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiolois,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap klen
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
a. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
b. Membimbing penerapan proses keperawatan
c. Menilai asuhan keperawatan
d. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
e. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
9. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
B. Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2. Merumuskan tujuan metode penugasan
3. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat ascociate secara
jelas
4. Membuat rencana kendali kepala ruangan yang membawahi dua
perawat primer dan perawat primer yang membawahi dua perawat
ascociate
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain
6. Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
7. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
8. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak ada di tempat kepala
perawat primer
9. Mengetahui kondisi klien dan menilai tingkat kebutuhan pasien.
10. Mengambangkan kemampuan anggota
11. Menyelenggarakan konferensi
C. Pengarahan
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
2. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan
baik
3. Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap
4. Menginformamsikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep klien
5. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
6. Meningkatkan kolaborasi
D. Pengawasan
1. Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
2. Melalui supervisi
a. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui lapora langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat ini
b. Pegawasan secara langsung, yaitu mengecek daftar hadir, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan, serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan dari perawat primer
3. Evaluasi
a. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama
b. Audit keperawatan
Tugas Perawat Primer
1. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Membuat rencana yang telah dibuat selama praktik
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain
5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
6. Menerima dan menyesuaikan rencana
7. Melakukan rujukan kepada pekarya sosial dan kontak dengan lembaga
soisal di masyarakat
8. Membuat jadwal perjanjian klinik
9. Mengadakan kunjungan rumah
Tugas Perawat Pelaksana (PP)
1. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dan kasih sayang:
a. Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien
b. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
c. Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan
d. Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien
pada catatan perawatan
2. Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
a. Pemberian obat
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Persiapan klien yang akan operasi
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial dan spiritual
a. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan
c. Pendekatan dan komunikasi terapiutik
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
keperawatan dan pengobatan atau diagnosis
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya
6. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut
7. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanakan ruangan secara
admnistratif
a. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal
b. Sensus harian atau formulir
c. Rujukan harian atau formulir
8. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan menurut fungsinya
supaya siap pakai
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan
10. Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau hari libur secaa berganti
sesuai jadwal tugas
11. Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya (PKMRS)
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan
maupun tulisan
13. Membuat laporan harian klien
2.2 Penerapan Model Praktik Keperawatan Professional (MAKP)
a. Penanggung Jawab : Ny. L, S. Kep
Ny. A, S.Kep
b. Tujuan
1. Diharapkan setelah melakukan praktik manajemen, perawat mampu
menerapkan MAKP primary nursing dengan benar sesuai dengan job
discription.

2. Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen di Ruang Bedah


perawat mampu menerapkan MAKP primary nursing dengan benar.

3. Waktu : Minggu II – Minggu V


4. Rencana Strategi
a. Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan Keperawatan
Professional (MAKP) yang dilaksanakan yaitu model Primary
Nursing.
b. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
c. Melakukan pembagian peran perawat.
d. Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
e. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
f. Menerapkan model MAKP yang direncanakan
5. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Menentukan penanggung jawab MAKP
b. Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu primary
nursing
c. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
d. Melakukan pembagian peran perawat
e. Menetukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
f. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
2. Proses
Menerapkan MAKP :
a. Tahap uji coba pada tanggal 2-7 Juni 2014
b. Tahap Aplikasi pada tanggal 9-30 Juni 2014
3. Hasil
Perawat mampu menerapkan MAKP primary nursing sesuai dengan
job discription
2.3 Plan Of Action / Rencana Tindakan

No Progra Data Tujuan Kegiatan Indikator Waktu Penangg


m keberhasil ung
an jawab
1 M1- 1. Adanya Mening 1. Saling 1. Terjalin
Minggu Mahasis
Man konflik katkan bertukar kerjasama
I-V wa PSIK
Kurangn peran kualitas informas yang baik 8B
ya perawat perawat i antar antara
kualitas (perawat sehingg perawat perawat
dan primer a diruanga ruangan
pengem dan mampu n dalam dan
bangan perawat membe memberi meningkat
staff associate rikan kan nya
d masih suhan asuhan kepuasan
ada kepera keperaw pasien
kesamaa watan atan terhadap
n tugas) yang pada pelayanan
bermut pasien di keperawat
upada ruang an di
pasien Bedah ruang
(khususn Bedah
ya ruang
kelas II
dan III)
2. Sebagian 2. Mening 2. Berkurang
perawat katkan nya beban
belum pengeta kerja
pernah huan perawat
mengiku dan
ti pengala
pelatihan man
MAKP perawat
dengan
praktik
MAKP
3. Jumlah 3. Menamb 3. Perawat
perawat ahkan mengtahui
yang kuota model
memiliki perawat MAKP
pendidik yang yang
an melanjut seharusny
terakhir kan a ada
SPK pendidika
sebanya n
k 14
orang
atau
lebih
banyak
daei
yang
lulusan
D3 dan
S1

Anda mungkin juga menyukai