Salah satu jenis kanker hati yang paling umum adalah hepatocellular carcinoma
(HCC)/hepatoma yang merupakan kanker hati primer yang berkembang dari sel hati
utama yang bernama hepatosit. HCC terjadi sekitar 75% dari keseluruhan kanker hati
primer. Kanker ini dapat merupakan komplikasi dari penyakit hepatitis (peradangan pada
organ hati) dan kondisi sirosis (jaringan hati normal digantikan oleh jaringan parut).
Kanker hati sekunder umumnya dinamakan menurut organ asal lokasi sel kanker awal
berkembang, seperti kanker kolon metastasis, yang bermula di usus besar kemudian
menyebar ke hati. Kanker hati sekunder lebih sering terjadi dibandingkan kanker hati
primer. Selain penyebaran dari kanker di usus besar, kanker hati sekunder juga banyak
berasal dari penyebaran kanker payudara, paru, pankreas, lambung, ovarium, dan kulit
(melanoma).
Di dunia, kanker hati adalah kanker paling umum kelima di antara laki-laki dan
kesembilan di antara wanita. Kanker ini adalah penyebab paling umum kedua atas
kematian akibat kanker di seluruh dunia, setelah kanker paru.
Sekitar 83 persen kasus kanker hati di dunia terjadi di negara-negara yang masih
berkembang. Penyebab tingginya kasus kanker hati di negara-negara yang masih
berkembang adalah tingginya kasus hepatitis B dan C di negara-negara tersebut,
termasuk di Indonesia. Sedangkan di negara-negara yang sudah maju seperti negara-
negara di Eropa, penyebab utama kanker hati adalah konsumsi alkohol yang tinggi
dan obesitas yang meningkat.
Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 18.000 kasus baru kanker hati setiap
tahunnya, berdasarkan data pada tahun 2012. Angka ini diperkirakan akan meningkat
seiring dengan bertambahnya jumlah penderita hepatitis B dan C yang saat ini mencapai
30 juta jiwa.
Fungsi Penting Organ Hati
Dengan ratusan fungsi yang dijalankan, hati menjadi salah satu organ yang paling
kompleks dalam tubuh manusia. Kanker hati dikategorikan sebagai penyakit serius akibat
terhambatnya fungsi-fungsi hati tersebut, bahkan benar-benar
menghentikannya. Berikut ini adalah beberapa fungsi terpenting dari hati:
Mual-mual
Muntah
Sakit kuning (kulit dan bagian putih mata yang menguning akibat meningkatnya
kadar bilirubin dalam tubuh manusia)
Beberapa kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi faktor risiko kanker
hati. Salah satunya adalah penyalahgunaan alkohol. Mengonsumsi minuman keras lebih dari
jumlah yang direkomendasikan dapat menyebabkan kerusakan hati permanen dan
meningkatkan risiko kanker hati. Selain itu, obesitas dipercaya juga dapat meningkatkan
risiko kanker hati karena berkaitan erat dengan penyakit perlemakan hati non alkoholik
(Non Alcoholic Fatty Liver Disease = NAFLD).
Pada kenyataannya hanya 1 dari 5 orang yang dapat bertahan hidup, setidaknya setahun
setelah didiagnosis mengidap kanker hati. Dan hanya 1 dari 20 pengidap yang dapat
bertahan hidup setidaknya lima tahun. Hal ini dikarenakan sebanyak 9 dari 10 penderita
baru didiagnosis ketika kanker sudah ada pada stadium lanjut. Pada kebanyakan pengidap,
kanker telah berkembang terlalu parah untuk disembuhkan.
Maka agar kanker hati dapat terdiagnosis lebih dini, orang-orang yang berisiko tinggi
mengidap penyakit tersebut disarankan untuk memeriksakan diri secara rutin dan teratur.
Kelompok orang yang berisiko tinggi ini adalah mereka yang positif terinfeksi hepatitis B
dan C serta yang pernah mengidap sirosis. Manfaat dari pemeriksaan rutin adalah untuk
mendiagnosis kanker hati pada stadium awal, yaitu saat pengobatan untuk kepulihan total
lebih memungkinkan.
Setidaknya ada tiga cara dalam mengobati kanker hati. Yang pertama adalah ablasi frekuensi
radio, yaitu penggunaan sebuah perangkat listrik yang khusus digunakan untuk
menghancurkan sel-sel kanker yang ada di organ hati. Kedua adalah operasi reseksi, yaitu
proses pengangkatan bagian-bagian tertentu dari organ hati yang terinfeksi. Yang ketiga
adalah transplantasi hati, yaitu mengganti organ hati penderita dengan organ hati dari
pendonor.
Mencegah Kanker Hati dengan Hidup Sehat
Risiko kanker hati dapat dikurangi dengan menghindari risiko terinfeksi hepatitis B dan C
dengan mendapatkan vaksinasi dan melakukan hubungan seksual secara aman. Tidak kalah
penting, terapkan gaya hidup sehat seperti mengatur pola makan dan olahraga teratur agar
tubuh terhindar dari obesitas.
Selain itu, hindari konsumsi minuman keras berlebihan dan rokok. Jika Anda ingin menindik
atau menato tubuh, pastikan untuk melakukannya di tempat yang memiliki tingkat
kesterilan yang terjamin