Anda di halaman 1dari 8

“KASUS BANK CENTURY”

“STMIK AMIKOM YOGYAKARTA”

OLEH

ADETYA PRADANA – 11.12.5671

SISTEM INFORMASI (SI)

“DEMOKRASI”
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Kasus Bank Century yang berkelanjutan membuat masyarakat menjadi


bingungmengenai kebenaran dari kasus tersebut. Makalah ini dibuat sebagai tugas dari
dosenPendidikan Kewarganegaraan mengenai , “Hubungan Politik dengan Pancasila”yang
mengangkat contoh kasus “Hak Angket Bank Century”. Sadar atau tidak sadarbahwas
Kasus Skandal Century telah menyita perhatian sebagian besar masyarakatkita,
khususnya dari kalangan mahasiswa sebagai kaum intelek masyarakat. Denganadanya
makalah ini diharapkan kaum mahasiswa dapat mengetahui detailpermasalahan yang ada
dalam tubuh Bank Century, sehingga nantinya dapatmenjelaskan kepada masyarakat
bagaimana sebenarnya yang terjadi dan upaya apayang telah dilakukan sebagai
penyelesaian dari proses yang berkepanjangan ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka saya menarik suatu
rumusan masalah sebagai berikut yaitu ( 5W + 1H ) :

a. Apa sebenarnya kasus yang sedang di hadap bank century ? ( what )


b. Mengapa sampai terjadi skandal century yang begitu rumit ? ( why )
c. Kapan dilakukan penyelesain terhadap kasus bankcentury ? ( when )
d. Siapa saja yang terkait dengan kasus bank century ? ( who )
e. Dimanakah letak tanggung jawab pejabat terkait akan masalah ini ? ( where )
f. Bagaimanakah peran pemeritah dalam menanggapi permasalahan ini ? ( how )

1.3 Tujuan dan manfaat

Tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari berjalannya kasus century yang sedang
dihadapi oleh bangsa indonesia ini adalah agar kita semua selalu melihat aturan – aturan
atau undang – undang dalam memecahkan sebuah masalah. Kita juga di anjurkan agar
tidak terburu – buru dan berhati – hati dalam mengambil sebuah keputusan. Setiap apa
yang kita putuskan seharusnya, di musyawarahkan dan juga di koordinasikan dengan pihak
– pihak terkait lainya, agar nantinya tidak ada yang dirugikan, apalagi apbila keputusan
kita menyangkut kepentingan orang banyak, setiap apa yang kita lakukan harus ada
transparasi sehingga kedepannya tidak menimbulkan konflik. Dengan hadirnya kasus
skandal bank century, tentu akan menjadi suatu pelajaran dan juga pengalaman untuk kita
kedepannya, agar hal ini tidak sampai terjadi untuk yang kedua kalinya.
BAB II

PENDEKATAN

1.1 Historis

Awal terjadinya kasus Bank Century adalah mengalami kalah kliring pada tanggal 18
November 2008.Kalah kliring adalah suatu triminologi yang dipahami oleh semua
mayarakat yang menggambarkan adanya deficit suatu bank. Sementara kliring itu sendiri
adalah pertukaran data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta
atau klien yang mereka peroleh pada waktu tertentu. Melakukan masalah internal yang
terjadi di Bank Century penipuan oleh manajemen bank, sehubungan dengan klien mereka:

• Peyimpangan dana untuk peminjam $2,8 miliyar ( Rp 1,4 trliun Bank Century
pelanggan dan pelanggan delta Antaboga Securities Indonesia adalah Rp 1,4
triliun ).

• Penjualan produk – produk inventasi fiktif Antaboga Delta Securities Indonesia.


Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan bappepam LK.

Kedua point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi nasabah Bank
Century dan uang para nasabah pun tidak bisa dicairkan.

1.2 Sosiologis

Permasalahan ini menurut beberapa sumber ahli ekonomi adalah berawal dari
masalah likuiditas sebuah bank yang bernama bank century, namun seiring berjalannya
waktu beberapa kalangan beranggapan bahwa beberapa pemberian fasilitas pendanaan
darurat BI keapda bank century merupakan sebuah keputusan yang salah dan terkesan
dibuat – buat. Kenapa dapat disebut berkesan dibuat – buat ? dapat kita ketahui latar
belakang bank century dikalangan perbankan Indonesia kalau bank century adalah bank
yang sangat kecil, tercatat hanya sekitar 65.000 nama pemilik rekening bank century,
dana pihak ketiga dibank yang dimiliki oleh Robert Tantular ini hanya 0,68 % dari total
dana di perbankan, aset bank century hanya 0,42 % dari total kredit perbankan, asset
bank century hanya 0,72 % dari aset perbankan dan pangsa kreditnya hanya 0,42 % dari
total kredit perbankan. Bank – bank pada Novomber 2008 memiliki rata – rata diatas 12
%. Hanya ada tiga bank kecil yang memilik CAR di baawh 8 % ( batas minimum untuk
bailout PBI no.10 / 26 / PBI / 2008 pada tanggal 30 oktober 2008.
1.3 Yuridis

Century belum menyentuh yuridis. Pasca berakhirnya kesimpulan panitia khusus


hak angket dewan perkwakilan rakyat Republik Indonesia Bank Century, yang
bertujuan meneliti kasus dana talangan atau “bailout” Bank Century sebesar Rp 6,7
trliun, ternyata belum mampu menghasilkan keputusan akhir. Para penegak hukum
seperti kepolisian, kejakasaan dan bahkan KPK pun dinilai masih lamban dan enggan
untuk segara menuntaskan kasus yang telah direkomendasikan oleh DPR secara
paripurna.

Menurut analisis hukum Negara dari labotorium Konstitusi Universitas Sumatra


Utara, Eka N Sihombing, memang banyak hal yang dimiliki oleh parlemen di DPR
baik secara personal maupun institusional. Namun, ia melihat semua upaya yang
telah di lakukan oleh pihak DPR hingga saat ini masih bersifat politis. Sedangkan
penanganan yuridis terkesan belum sama sekali tersentuh. Padahal public menanti –
menanti upaya penegakan hukum dari kasus century ini.

Ia pun menilai, upaya politis para legislator di parlemen, sejak pembentukan panitia
khusus, hingga sekarang hak untuk menyatakan pendapat itu adalah hanya sebagai
sebuah usaha melakukan impeachment ( pemakzulan – red ) terhadap presiden
Susilo Bambang yudhoyono, dan atau wakil presiden Boediono. Eka sendiri enggan
berkomentar lebih jauh terkait hal politis ini, terkait alas an terhadap
kemungkinan pemakzulan itu adalah Karena masih munculnya rasa kecewa sejumlah
tokoh partai politik terhadap kekalahan mereka dalam pemilihan presiden 2009
yang dimenangkan Yudhoyono dan Boediono.
BAB III

PEMBAHASAN

Saya melihat sebagai mahasisiwa bahwa sejak awal bank century bermasalah dari
mulai awal merger. Yaitu tepatnya 27 November 2001, pada saat itu rapat dewan
Gubernur Bank Indonesia meyetujui prinsip akuisisi Bank Pikko, Bank Danpac, dan Bank
CIC. Namun pada saat 5 Juli 2002 saat izin akuisisi dari BI keluar, BI mulai mencium
perbuatan melawan hukum. Bank Century mulai melakukan transaksi surat – surat
berharga ( SBB ) fiktif senilai USD25 juta. Selain itu terdapat pula SBB berisiko tiggi
sehingga Century wajib membantuk penyisihan penghapusan aktifa produktif ( PPAP ). Ini
berakibat CAR Bank CIC menjadi negatif. Kondisi inilah yang membuat penarikan dana
pihak ketiga besar – besaran yang mengakibatkan bank mengalami keseratan likuiditas
dan telah melanggar kententuan posisi devisa netto ( PDN ). Pada tanggal 13 November
2008 Bank Century mengalami keadaan tidak bias membayar dana permintaan dari
nasabah atau umumnya disebut sebagai kalah kliring keadaan ini hingga membuat
terjadinya kepanikan atau dalam penarikan dana pada Bank Century.

Kemudian pada tanggal 14 November 2008 manajemen Bank century melaporkan


ketidakmampuan bank dalam melayani permintaan dana oleh nasabah, serta ikut
mengajaukan permohanan untuk mendapatkan fasilitas pendanaan darurat kepada Komite
Stabilitas Sektor Keuangan ( KSSK ). Sebagai pemegang mandate UU, pemerintah
bermaksud untuk mencegah krisis, tapi disisi lain yang dihadapi adalah bank yang
kualitasnya seperti Bank Century. Pada tanggal 20 November 2008 Bank Indonesia
melakukan penetapan status Bank Century menjadi bank gagal, mentri keuangan yang di
jabat Sri Mulyani selaku ketua Kominite Stabilitas Sektro Keuangan ( KSSK )
mengadakan rapat untuk pembahsan nasip bank century, dalam rapat tersebut, BI
diwakili oleh Gubernur BI yang dijabat oleh Boediono menyatakna bahwa rasio kecukupan
modal atau capital Adequacy Ratio ( CAR ) Bank Century telah minus hingga 3,52 persen,
dalam rapat tersebut akhirnya diputuskan untuk menyerahkan Bank Century kepada
lembaga penjamin simpanan ( LPS ) yaitu dengan keputusan bailout terhadap Bank
Century sebesar Rp 6,7 triliun. Badan pemeriksa keuangan ( BPK ) mencurigai adanya
dugaan rekayasa untuk penambahan dana. Pihak pusat melaporkan dan analisis transaksi
keuangan ( PPATK ) juga dicurigai berusaha untuk mentup – nutupi data aliran dana
tersebut, akan tetapi kemudian dibantah oleh Yunus Husein, kepala pusat pelaporan dan
analisis transaksi keuangan ( PPATK ). Namun menurut saya setuju dengan BPK bahwa
penyaluran modal sementara ( PMS ) oleh lembaga penjamin simpanan ( LPS ) kepada Bank
Century patut dicurigai, karena saat itu adalah saat – saat pemilu 2009, jadi bias saja
dana tersebut di kamuflase sedemikian hingga dan akhirnya bisa dijadikan modal untuk
pemilu 2009, karena pada saat itu Boediono sedang di calonkan seabagai wapres.

Kemudian sebagian besar anggota DPR yang mengusulkan agar dilakukan penggunaan
salah satu hak kewenangan konstitusional DPR yakni hak angket DPR dalam menangani
kasus century ini. Yang akhirnya ditindak lanjuti dengan diadakannya sidang paripurna
pengesahan hak angket bank century pada tanggal 1 Desember 2009 terhadap usulan
penggunaan hak angket yang diusulkan oleh 503 anggota DPR tersebut akhirnya dishakan
dan disetujui. Penggunaan hak angket utntuk mengungkap skandal Bank Century juga
didukung oleh seluruh fraksi yang berbeda di DPR yakni 9 Fraksi.
Fokus pelaksanaan hak angket dalam kasus Bank Century antara lain untuk
mengetahui sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan perundang – undangan
sampai akhirnya memutuskan untuk mencairkan dana sebesar Rp 6,7 triliun untuk Bank
Century, dan juga mengapa bisa terjadi perubahan peraturan Bank Indonesia secara
mendadak, keterlibatan Kabareskim Mabes Polri saat itu, Komjen Suasno Duadji, dalam
pencairan dana nasabah Bank Century, dan kemungkinan terjadi konpirasi antara
pemegang saham utama Bank Century dan otoritas prbankan dan keuangan pemerintah,
menyelidiki mengapa bisa terjadi pembakakan dana talangan menjadi 6,76 triliun bagi
Bank Century ? itulah yang harus di selidiki, sementara kita tahu bahwa Bank Century
hanyalah sebuah bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah, bahkan saat menerima
bailout, bank ini dalam status pengawasan khusus lebih jauh lagi, panitia hak angket juga
akan mengetahui sebrapa besar kerugian Negara akibat Bank Century.

Kebijakan pemerintah “menyelamatkan” Bank Century dengan sendirinya dapat


dijadikan sebagai objek dari hak angket DPR karena berdamapak luas pada kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, apalagi kebijakan itu juga berkaitan dengan keuangan
negara. Namun, apakah kebijakan itu benar - benar bertentangan dengan UU
sebagaimana dugaan DPR, inilah yang harus “dibuktikan” melalui penggunaan hak angket
itu. Dalam proses penyelidikan, panitia hak angket DPR dapat mengumpulkan fakta dan
bukti bukan hanya dari kalangan pemrintah, tetapi dari siapa saja yang dianggap perlu,
termasuk mereka yang dianggap ahli mengenai masalah yang diselidiki. Mereka wajib
memenuhi panggilan panitia angket dan menjawab semua pertanyaan dan memberikan
keterangan lengkap, termasuk penyerahan dokumen itu akan bertentangan dengan
kepentingan negara. Mereka yagn dipanggil namun tidak datang tanpa alasan yang sah,
dapat disandera selama – lamanya seratus hari ( pasal 17 ayat 1 UU nomor 6 tahun 1945 ).

Pengusulan hak angket Bank Century juga terkait dengan kesalahan struktur
berpikir pemerintah. Pemerintah melupakan alamat amanat konstitusi bahwa salah satu
tujuan di bentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti termasuk dalam
pembukaan UUD 1945 paragraf ke-4, ialah memajukan kesejahteraan umum. Di tengah
badai krisisi ekonomi dan rentetan bencana alam ang terjadi di hampir seluruh wilayah
RI, pemerintah malah “memanjakan” Bank Century.Sungguh sangat ironis.

Ketika menjelang babak akhir pembahasan kasus bank century di pansus DPR,
Presiden SBY membuat pernyataan mengejutkan bahwa sebagai presiaden ia bertanggung
jawab atas apa yang telah di putuskan oleh bawahanya ( dalam hal ini Boediono dan Sri
Mulyani ). Saya menjadi heran, mengapa tidak dari awal permasalahan saja SBY berkata
seperti itu, seandainya saja Presiden SBY membuat pernyataan di awal dari berbagai
kejadian ini, maka mungkin keadaan tidak separah ini.Masyarakat pada umumnya merasa
‘abu – abu’ atau tidak yakin apakah presiden mengetahui atau tidak soal bail-out Bank
Century mengingat beliau ‘Diam’.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Saya selaku mahasiswa yang melihat kasus Century dari awal sampai akhir belum
menemukan hasil yang sebenarnya yang dikeluarkan oleh Pansus Century. Sampai dengan
informasi terakhir penanganan Kasus Hak Angket Bank Century yang sedang berjalan
saya berpendapat bahwa DPR memang sudah seharusnya mengeluarkan hak angket
terhadap kasus bank century yang disebut – sebut sedang mengalami krisis global. Dan
khususnya Pansus Hak Angket tersebut harus senantiasa bersikap se-objektif mungkin
dalam menyelesaikan persoalan ini dan melihat fakta yang ada serta memamg fakta
tersebut terbukti benar adanya dan tidak merupakan sebuah kebohongan untuk
menjatuhkan salah satu pihak demi kepentingan pasus sendiri, sehingga nanti apa yang
telah disampaikan oleh pansus bisa bertanggungjawabkan terhadap semua pihak yang
terkait yang diduga bermasalah dengan keputusan untuk mengalirkan dana yang
dikuncurkan kepada Bank Century pada saat itu.

Masyarakat sudah terlalu bingung dan juga bosan dengan yang tak berkesudahan
ini, masyarakat perlu informasi dan kebenaran kasus ini secepatnya. Jadi saran saya
untuk pansus yaitu, cepatlah dalam menangani kasus ini, dan bersikaplah terhadap segala
sesuatunya, tidak peduli siapa nantinya yang terpidanakan karena kasus ini dan apa
jabantan orang tersebut, yang penting masyarakat tahu dan tidak harus menyalahkan
orang – orang yang tidak seharusnya dipersalahkan. Harusnya pansus juga terbuka dan
jujur dalam mengungkapkan misteri ini.Agar semua dapat selesai sesuai dengan
kebenaranya.
BAB V

REFERENSI

2010, 18 November. Peyimpangandana untuk peminjam $2,8 miliyar.


Kaskus.com.

2001,27 November. Bank century bermasalah dari mulai awal


merger.Kaskus.com.

2008, 14 November. Manajemen Bank century melaporkan ketidakmampuan


bank dalam melayani permintaan dana oleh nasabah.wikipedia.org.

2009, 24 November. Dana Rp 5,8 Triliun Diselewengkan. Wikipedia.org.


2009, 25 November. Kasus Century bukan Karena Krisis, Murni Kriminal.
Wikipedia.org.
2010, 5 Januari. KPK Bisa Usut Kasus Besar Skandal Century.Wikipedia.org.
2010, 6 Januari. Pengejaran Aset Century Terlambat.Wikipedia.org.

Anda mungkin juga menyukai