Jurnal Saraf
Jurnal Saraf
Pembimbing:
dr. Tan Yosephine, Sp.S
Disusun Oleh :
Delvina Anastasya P 151.0221.051
Disusun Oleh:
Delvina Anastasya P 151.0221.051
Mengesahkan:
Puji Syukur Kehadirat Tuhan YME karena atas berkat dan penyertaanNya
penulis dapat menyelesaikan makalah “Sleep duration and risk of fatal and nonfatal
stroke”.
Makalah ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi penilaian pada
kepaniteraan klinik di bagian bagian Ilmu Saraf di Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan. Terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Tan Yosephine, Sp.S selaku
dokter pembimbing yang banyak memberikan masukan dan saran. Serta teman-teman
sejawat yang telah membantu dalam penyelesaian makalah Journal Reading ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan berikutnya. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi penulis
maupun pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
JURNAL ......................................................................................................................... 1
LAMPIRAN TERJEMAHAN JURNAL ......................................................................11
DURASI TIDUR DAN RESIKO STROKE FATAL DAN TIDAK
FATAL
Penelitian meta analisis dan propektif
Yue Leng, MPhil, Francesco P. Cappuccio, MD, Nick W.J. Wainwright, PhD, Paul G. Surtees, PhD, Robert Luben,
MSc, Carol Brayne, MD, Kay-Tee Khaw, MD
Abstrak
Tujuan: Untuk mempelajari hubungan antara durasi tidur dan insidensi stroke di
masyarakat inggris dan untuk menyimpulkan penemuan kami terhadap jurnal yang telah
diterbitkan melalui penelitian meta analisis.
Metode: Penelitian ini terdiri dari 9692 sampel bebas stroke berusia 42 – 81 tahun
berasal dari penelitian kohort kanker – Norfolk di Eropa. Sampel melaporkan durasi
tidur pada 1998-2000 dan tahun 2002-2004, dan semua kasus stroke yang tercatat
sampai 31 Maret 2009. Untuk penelitian meta-analisis, kami mencari penelitian
propektif di Ovid Medline, EMBASE dan Cochrane Library yang diterbitkan hingga
April 2014 dan memperkirakan efek yang terjadi menggunakan model efek acak
tertimbang.
Hasil: Setelah 9.5 tahun follow-up, terjadi 346 kasus stroke. Waktu tidur yang lama
secara signifikan berhubungan dengan peningkatan resiko stroke (rasio bahaya [HR] =
1.46 [95% interval kepercaan (CI) 1,08, 1,98]) setelah penyesuaian untuk semua
variable lain. Hubungan juga tetap kuat di antara orang-orang tanpa penyakit tersebut
sebelumnya dan mereka yang melaporkan tidur nyenyak. Hubungan untuk tidur singkat
lebih sedikit (dan tidak signifikan secara statistik) (HR = 1,18 [95% CI 0,91, 1,53]).
Risiko stroke yang lebih tinggi dilaporkan pada mereka yang tidur terus-menerus atau
adanya peningkatan yang substansial dalam durasi tidur dari waktu ke waktu,
dibandingkan dengan orang-orang yang melaporkan waktu tidur tidur rata-rata. Adanya
kesamaan antara rasio bahaya yang dikumpulkan dari penelitian meta analisis, yang
mana bernilai 1,15 (1,07, 1,24) dan 1.45 (1,30, 1,62) untuk masing-masing durasi tidur
pendek dan panjang.
Kesimpulan: Penelitian prospektif dan meta-analisis ini mengidentifikasi panjang
durasi tidur sebagai penanda dari penigkatan resiko stroke di masa depan pada populasi
lansia yang sehat.
-------
Tidur semakin disarankan sebagai suatu prediksi sebuah peristiwa kelainan
1, 2
kardiovaskular, dan stroke adalah dampak yang diminati. Sebuah meta-analisis pada
– 6
tahun 20092 termasuk 4 studi mengenai tidur dan stroke3 dan menyimpulkan
hubungan yang berbentuk U, dengan tidur pendek dan panjang yang dikaitkan dengan
peningkatan risiko stroke.
Meningkatnya jumlah penelitian prospektif yang meneliti hubungan ini pada kurun
waktu 5 tahun terakhir.7–10 Pneleitian ini telah meneliti berbagai jenis populasi dengan
durasi follow-up yang berbeda, dengan hasil yang tidak konsisten. Sementara beberapa
studi sebelumnya mengamati adanya efek kuat tidur panjang dan mensugestikan adanya
hubungan J-Shaped,3, 4, 11
penelitian terbaru menemukan hubungan U-shaped antara
durasi tidur dan risiko kematian stroke dalam sampel orang cina dewasa.8 Tidak jelas
apakah hubungan ini berlaku untuk stroke, yang tidak mematikan dan jika ini dapat
dimodifikasi oleh kualitas tidur. Sementara itu, bukti ini masih terdapat kekurangan
populasi masyarakat inggris, dan tidak ada studi yang melakukan pengujian perubahan
dalam durasi tidur seiringnya waktu dan risiko stroke berikutnya. Memahami hubungan
ini sangat berpotensi penting untuk deteksi dini stroke, terutama dalam populasi yang
lebih tua. Oleh karena itu, kami bertujuan untuk memperbaharui meta-analisis, dan
untuk mempelajari efek dari durasi tidur dan mengubah durasi tidur pada stroke insidens
di tengah untuk usia populasi remaja. Kami mengevaluasi kejadian mematikan ataupun
tidak dan mengeksplorasi apakah hubungan ini bervariasi oleh lamanya follow-up,
stroke subtipe, dan kualitas tidur.
METODE
Populasi penelitian. Populasi penelitian diambil dari Studi kohort Eropa dari penelitian
kanker – Norfolk. Rincian tentang studi desain telah dijelaskan sebelumnya.12 Secara
singkat, kami merekrut 25,639 pria dan wanita berusia 40-79 tahun menggunakan daftar
praktik umum umur-seks dari Norfolk, Inggris, selama tahun 1993-1997, dan melakukan
follow up untuk hasil kesehatan. Sebagai bagian dari follow-up, kemudian peserta
dikirim kuesioner untuk diselesaikan.
Penilaian kasus stroke. Sejak awal, kami ekslusi partisipan dengan riwayat stroke yang
telah didiagnosa sebelumnya atau mereka yang mengalami stroke sebelum tanggal
laporan tidur. Semua kasus stroke pada tanggal 31 Maret 2009, diambil sebagai kejadian
pertama masuk rumah sakit atau meninggal akibat penyakit stroke. Kami
mendefinisikan stroke tidak mematikan sebagai kejadian stroke yang dirawat di rumah
sakit dan tidak mengakibatkan kematian (di bulan yang sama) dan mencatat informasi
melalui hubungan database dengan pelayanan kesehatan nasional distrik. Kami
memperoleh informasi pada fatal stroke melalui hubungan dengan Kantor Statistik
Nasional UK. Stroke kasus diklasifikasikan menurut ICD-9 sebagai kode 430-438
(stroke hemoragik 430-432; infark serebral 433-435; stroke yang tidak ditentukan atau
lain 436-438) atau menurut ICD-10 sebagai kode I60-I69 (stroke hemoragik I60-I62;
stroke iskemik I63, I65, dan I66; stroke tidak ditentukan atau lain I64 dan I67-I69).
Meta-analisis studi prospektif pada hubungan antara tidur durasi dan insiden
stroke. Kami menyimpulkan hasil penelitian dengan meninjau dari segala aspek secara
sistematis dan melakukan meta-analisis menggunakan metode mendeskripsikan secara
detail pada bagian lain.2 Kami mencari penelitian populasi longitudinal (yang diterbitkan
hingga April 2014) yang melaporkan hubungan antara durasi tidur dan fatal dan
mematikan stroke (lampiran e-1 di situs Web ® neurologi di Neurology.org), dengan
batasan sebagai berikut : artikel asli, desain penelitian berupa prospektif kohort dan
populasi orang dewasa. Penelitian yang tidak memberikan informasi secara lengkap
mengenai angka kejadian stroke, kami telah hubungi dan dikeluarkan jika tidak ada
perkiraan tambahan yang dapat diperoleh. Data diambil secara mandiri oleh penyidik 2
(Y.L. dan F.P.C.). Tidur pendek didefinisikan sebagai tidur dengan durasi 5-6 jam dan
tidur panjang sebagai tidur dengan durasi 8 – 9 jam. Ketika beberapa model multivariat
telah sesuai, kami ekstrak perkiraan yang paling tidak mungkin terkalahkan (model
dengan kebanyakan covariates). Efek perkiraan telah disatukan menggunakan efek
model acak. Kami menguji heterogenitas antara penelitian, bias publikasi 13 oleh saluran
14
plot asimetri dan tes Egger, dan dilakukan kepekaan analisis.2 Semua analisis yang
dilakukan menggunakan Review Manager Software (v5) (Kopenhagen, 2011).
HASIL. Seelah kami mengeklusi partisipan dengan riwayat stroke yang telah
didiagnosa sebelumnya (n 5 438) atau mereka yang mengalami stroke sebelum tanggal
laporan tidur (n 5 623), sampel akhir penelitian berjumlah 9,692 peserta yang memiliki
data sesiuai kovariat yang dibutuhkan.
Sejak awal, partisipan yang diambil adalah partisipan dengan usia 42 sampai 81
tahun (rata-rata 61.6). Total 6,684 (69%) peserta melaporkan tidur untuk 6-8 jam per
hari, sementara 10% melaporkan tidur selama 8 jam. Tabel 1 menunjukkan karakteristik
dasar dengan durasi tidur. Peserta dengan durasi tidur < jam 6 atau >8 jam tidur, lebih
cenderung wanita dan berusia tua, kurang aktif, memiliki MDD, dan mengkonsumsi
obat anti hipertensi. Hubungan yang tidak signifikan ditemukan antara durasi tidur dan
BMI, SBP atau ada tidaknya penyakit diabetes atau infark miokard.
Pada 346 peserta, selama dilakukan follow-up dalam 9,5 tahun, setidaknya pernah
mengalami satu serangan strok fatal atau stroe tidak fatal. Ada 67 fatal stroke dan 300
partisipan dirawat di rumah sakit, dengan 21 partisipan dirawat sebelum mengalami
kematian. Analisis univariat menunjukkan bahwa mereka yang dilaporkan, tidur dengan
durasi <6 jam dan >8 jam masing-masing memiliki eningkatan resiko mengalami stroke
sebesar 32% dan 71%. Tabel 2 merangkum hazard ratio mengenai hubungan tidur
pendek dan tidur panjang. Setelah penyesuaian untuk usia dan jenis kelamin, pendek dan
panjangnya durasi tidur dikaitkan, terdapat peningkatan risiko stroke dengan masing-
masing sebesar 19% dan 45%. Hubungan itu lebih kuat untuk wanita, meskipun tes
resmi untuk perdebadan jenis kelamin secara statistik tidak signifikan (p 5 0.24). Ketika
kami meneliti hasil stroke secara terpisah, tergambar hubungan yang lebih jelas antara
stroke fatal dengan durasi tidur (tabel e-1).
Tabel 3 menunjukkan hubungan antara perubahan dalam tidur durasi dan stroke
berisiko. Terdapat peningkatan risiko menjadi dua kali lipat untuk orang-orang yang
melaporkan memiliki durasi tidur panjang secara konsisten atau terus menerus,
dibandingkan dengan mereka yang memiliki durasi tidur rata-rata. Risiko ini bertambah
lebih besar bagi mereka yang tidur yang dilaporkan meningkat dari tidur dengan durasi
pendek menjadi tidur durasi panjang selama 4 tahun (HR= 3,75 [95% confidence
interval (CI), 1,17,12,05]). Tabel selanjutnya (tabel e-2) menggambarkan mengenai
mereka yang tidak memiliki penyakit penyerta sebelumnya, tidak dipengaruhi lamanya
follow-up dan dilaporkan memiliki kualitas tidur yang baik (p untuk interaksi = 0.01).
hubungan untuk tidur jangka pendek tampak lebih nyata pada partisipan dengan usia yg
lebih muda (HR= 1,87 [0.97, 3,60]) dan hubungan stroke dengan tidur dengan durasi
panjang hanya signifikan di antara partisipan berusia lebih dari 63 tahun (HR 5 1,50
[1,09, 2,05]) (p untuk interaksi = 0,98). Hal ini menggambarkan adanya hubungan yang
kuat antara tidur durasi pendek dengan stroke hemoragik dan tidur durasi panjang
dengan strok iskemik.