Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lekosit

Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna,

bentuknya lebih besardari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih

sedikit. Diameter lekosit sekitar10 µm. Batas normal jumlah lekosit berkisar

4.000 – 10.000 / mm³ darah.Lekosit di dalam tubuh berfungsi untuk

mempertahankan tubuh terhadap benda –benda asing ( foreign agents)

termasuk kuman – kuman penyebab penyakit infeksi.

Lekosit yang berperan adalah monosit, netrofil, limfosit.Lekosit juga

memperbaiki kerusakan vaskuler.Lekosit yang memegang peranan adalah

eosinofil sedangkan basofil belum di ketahui pasti.( Depkes,1989 )

B. Pembentukan Lekosit

Sel – sel polimorfonuklear dan monosit dalam keadaan normal hanya di

bentuk didalam sumsum tulang, sedangkan sel – sel limfosit dan sel – sel

plasma diproduksi dalam bermacam – macam organ limfoid termasuk limfe,

limpa, tonsil, dan bermacam–macamsel – sel limfoid yang lain di dalam

sumsum tulang, usus dan sebagainya.Sel – sel darah putih yang di bentuk di

dalam sumsum tulang, terutama granulosit akan di simpan di dalam sumsum

sampai mereka diperlukan di dalam sistem sirkulasi,kemudian bila

4
kebutuhannya meningkat maka akan menyebabkan granulosit tersebut

dilepaskan.

Dalam keadaan normal granulosit yang bersirkulasi di dalam seluruh aliran

darah kira –kira tiga kali daripada jumlah granulosit yang di simpan dalam

sumsum, jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari.(

A.C Guyton,1995 ).

C. Penggolongan Lekosit

Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya, sel darah

putih digolongkan menjadi dua golongan :

1. Lekosit bergranula
a. Eosinofil

Eosinofil adalah granulosit dengan inti yang terbagi 2 lobus dan sitoplasma

bergranula kasar, refraktil dan berwarna merah tua oleh zat warna yang

bereaksi asam yaitu eosin.Walaupun mampu melakukan fagositosis

eosinofil tidak mampu membunuh kuman. (F.K Widman,1989)

b. Basofil

Mempunyai bentuk bulat, dan intinya sukar dilihat sebab tertutup

oleh granula.Granulanya sangat besar bulat,berwarna ungu tua, jumlahnya

banyak tetapi letaknya tidak begitu rapat. Kadang – kadang vakuol tampak

berwarna pucat dalam sitoplasma.

5
c. Netrofil

Sel – sel ini di sebut lekosit polimorfonuklear karena bentuk intinya

bermacam –macam.Ada dua jenis netrofil yaitu netrofil batang dan netrofil

segment. Ciri –cirri netrofil batang : inti berbentuk seperti batang ,bentuk

ginjal atau huruf S, warna ungu tua.Sitoplasma kemerahan dan granula

kecil – kecil halus, warna lembayung muda.Sedangkan netrofil segmen

berbentuk bulat, sitoplasma kemerah – merahan banyak.Mempunyai inti

terdiri 2-5 lobus yang di hubungkan dengan benang kromatin, warnaungu

tua padat. Granulanya kecil – kecil ,warna lembayung muda banyak tetapi

terpisah.

2. Lekosit tidak bergranula


a. Limfosit

Sel limfosit mempunyai ukuran yang kecil, kira-kira hampir sama

dengan SDM. Limfosit adalah sel lekosit kedua terbanyak di dalam darah

sesudah lekositnetrofil. Antara 25% dan 35% dari jumlah seluruh lekosit

darah adalah limfosit,mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : diameter

antara 8 – 10 mikron, nukleous bundar atau lonjong, berlekuk atau

berbentuk seperti ginjal dengan kromatin kasar,sitoplasma sedikit,

berwarna biru muda dan tanpa granula.( Depkes,1989 ).

b. Monosit

6
Monosit adalah sel darah yang kasar.Konsentrasi sel monosit ini di

dalamdarah antara 5% sampai 10%. Sel monosit ini hanya berada dalam

darah selama24 jam saja, untuk selanjutnya bermigrasi ke berbagai

jaringan, menetap disana dan berubah menjadi sel dengan sitoplasma yang

lebih besar dan kerap kali berlekuk-lekuk, dengan diameter antara 16 - 20

mikron, nukleous bervariasi biasanya berbentuk ginjal, kromatin tersusun

dalam untaian dengan warna lembayung muda, sitoplasma banyak

berwarna biru keabu – abuan.(Sadikin,M,2002 ).

c. Sel Plasma

Sel Plasma mempunyai cirri-ciri : ukuran 8-20 um, berbentuk

bulat, berwarna keungu-unguan , kromatin tersusun retikulair seperi jari-

jari sepeda , membran inti tidak jelas,danbutir inti tidak ada. (Depkes

1989).

D. Hemopoisis Sel Darah Putih / Lekosit

1. Seri granulosit

a. Mieloblast

Mieloblast adalah sel termuda diantara seri granulosit. Sel ini

memiliki inti bulat yang berwarna biru kemerah-merahan, dengan satu

atau lebih anak inti, kromatin inti halus dan tidak menggumpal.

Sitoplasma berwarna biru dan sekitar inti menunjukkan warna yang

lebih muda.Mieloblast biasanya lebih kecil daripada rubriblast dan

7
sitoplasmanya kurang biru dibandingkan rubriblast.Jumlahnya dalam

sumsum tulang normal adalah< 1% dari jumlah sel berinti.

8
b. Promielosit

Dalam fase ini sitoplasma seri granulosit telah memperlihatkan

granula berwarna biru tua / biru kemerah-merahan.Berbentuk bulat

dan tidak teratur.Granula sering tampak menutupi inti.Granula ini

terdiri dari lisozom yang mengandung mieloperoksidase, fosfatase

asam, protease dan lisozim.Inti promielosit biasanya bulat dan besar

dengan struktur kromatin kasar.Anak inti masih ada tetapi biasanya

tidak jelas.Jumlah sel ini dalam sumsum tulang normal adalah 1-5 %.

c. Mielosit

Pada mielosit granula sudah menunjukkan diferensiasi yaitu

telah mengandung laktoferin, lisozim peroksidase dan fosfatase

lindi.Inti sel mungkin bulat atau lonjong atau mendatar pada satu sisi,

tidak tampak anak inti, sedangkan kromatin menebal.Sitoplasma sel

lebih banyak dibandingkan dengan promielosit.Jumlahnya dalam

keadaan normal adalah 2-10 %.

d. Metamielosit

Dalam proses pematangan, inti sel membentuk lekukan

sehingga sel berbentuk seperti kacang merah, kromatin menggumpal

walaupun tidak terlalu padat. Sitoplasma mengandung granula kecil

berwarna kemerah-merahan.Sel ini dalam keadaan normal tetap

berada dalam sumsum tulang dengan jumlah 5-15 %.

9
e. Neutrofil Batang dan Segmen

Metamielosit menjadi batang apabila lekukan pada inti

melebihi setengah ukuran inti yang bulat sehingga berbentuk seperti

batang yang lengkung. Inti menunjukkan proses degeneratif, kadang-

kadang tampak piknotik pada kedua ujung inti. Sitoplasma

mengandung granula halus berwarna kemerah-merahan.Dalam darah

tepi ditemukan hanya 2-6% dari sel-sel leukosit normal.Selanjutnya

sel ini menjadi neutrofil segmen.Dalam sumsum tulang normal sel ini

merupakan 10-40 % dari sel berinti.

2. Seri Limfosit

a. Limfoblast dan Prolimfosit

Limfoblast memiliki inti bulat berukuran besar dengan satu

atau beberapa anak inti, kromatin inti tipis rata dan tidak

menggumpal.Sitoplasma sedikit dan berwarna biru.Prolimfosit

menunjukkan kromatin lebih kasar tetapi belum menggumpal seperti

limfosit.Kadang-kadang sulit membedakan limfoblast dari limfosit

dan pada keadaan ragu-ragu dianjurkan untuk menganggap sel itu

sebagai limfosit.

b. Limfosit

Besarnya sel 10 – 15 mikron , Ada yang besar (limposit besar),

ada yang sedang (limposit sedang), ada yang kecil (limposit kecil).Inti

sel, letaknya dalam sel eksentrik, Bentuk inti Oval / bulat dan relatif

10
besar, Warna inti Biru gelap, Kromatin kompak memadat, Membran

inti kurang jelas terlihat, Butir inti(nucleoli) tidak ada, sitoplasma,

luasnya/lebarnya relatif sempit,Warna sitoplasma Oxyphil,

Perinuklear Zone umumnya tidak ada,Granula dalam sitoplasma tidak

ada. Kalau ada granula disebut granula Azurophil.Fungsi berhubungan

aktifitas imunitas seluler dan imunitas humoral.

3. Seri Monosit

a. Monoblast dan Promonosit

Monoblast dan promonosit dalam keadaan normal sulit dikenal

atau dibedakan dari mieloblast dalam sumsum tulang, tetapi pada

keadaan abnormal misalnya pada proliferasi berlebihan sel seri ini,

monobalst dan promonosit dapat dikenali dari intinya yang

memperlihatkan lekukan terlipat atau menyerupai gambaran otak dan

sitoplasma dengan pseudopodia.

b. Monosit

Besarnya sel 10 – 22 mikron, Inti sel, Letaknya dalam sel

eksentrik.Bentuk inti menyerupai otak (brain like form), Warna inti

kemerah-merahan/keunguan, Kromatin tersusun lebih kasar, butir inti

(nucleoli) tidak ada, Sitoplasma, Luasnya/lebarnya relatif lebih besar

kadang-kadang ada pseudopodia, Warna sitoplasma biru pucat,

Perinuklear Zone tidak ada, Granula dalam sitoplasma kadang-kadang

ada granula Azurophil, Fungsi melakukan fagositosis.

11
c. Seri Plasmosit

Sel Plasma (Plasmosit) mempunyai hubungan erat dengan

limfosit.Sel pelopor plasmosit maupun limfosit terdapat dalam

jaringan limfoid dan keduanya merupakan unsur penting dalam sistem

imun tubuh.Akibat stimulasi antigen, sel limfosit B mengalami

transformasi blast dan membentuk sel plasma yang memproduksi

immunoglobulin.

Plasmosit dalam keadaan normal tidak tampak dalam darah tepi

tetapi dijumpai dengan jumlah sekitar 1 % dari sel berinti dalam

sumsum tulang.Dalam keadaan normal plasmablast dan proplasmosit

tidak dapt dijumpai dalam sumsum tulang tetapi tampak pada

keadaan-keadaan tertentu yang disertai proliferasi berlebih dan juga

peningkatan produksi imunoglobulin. Ukuran,bentuk dan struktur

plasmablast sulit dibedakan dari blast yang lain, tetapi hanya satu cara

yang dapat dipakai untuk membedakan plasmosit dari seri balst yang

lain, yaitu bentuk inti yang eksentrik dan adanya bagian zona jernih

melingkar (halo) disekitar inti.

E. Metode Hitung Jumlah Lekosit

Pada pemeriksaan hitung jumlah lekosit di gunakan metode :

1. Metode bilik hitung

Prinsip metode ini adalah darah di encerkan dalam pipet lekosit,

kemudian di masukkan ke dalam kamar hitung.Jumlah lekosit di hitung dalam

12
volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi jumlah lekosit per ul

darah.nilai normalnya adalah 4.000 - 10.000 / mm

darah.(Gandasoebrata,2007)

2. Metode sediaan apus

Prinsip metode ini setetes darah di buat hapusan pada slide, dicat, dan

di periksa di bawah mikroskop.Dengan jalan ini dapat di hitung jumlah

lekosit perlapang pandang.(Gandasoebrata,2007 ).

Tiap – tiap perhitungan lekosit harus di kontrol dengan pemeriksaan

sediaanhapusan darahnya.Penaksiran jumlah lekosit harus di lakukan pada

daerah penghitung (counting area ) yaitu bagian untuk hapusan tempat

eritrosit–erotrosit terletak berdampingan satu dengan yang lainnya, tetapi

tidak saling bertumpukan. Bila didapatkan 20 – 30 lekosit perlapang pandang

ini kira – kira sesuai dengan jumlah lekosit 5.000 Bila di dapatkan 30-40

lekosit perlapang pandang ini kira – kira sesuai dengan jumlah lekosit

7500,Bila di dapatkan 40 – 50 per lapang pandang ini sesuai dengan jumlah

lekosit kira– kira 10.000.(Depkes,1989.Hematologi )terhadap lekosit di

laporkan jumlah, hitung jenis dan kelainan morfologi. Jumlah lekosit

menggunakan sediaan apus dilaporkan meningkat,normal,atau menurun.

3. Evaluasi Lekosit

Terdapat tiga hal yang di lakukan evaluasi sel darah putih :

1. Estimasi jumlah sel darah putih

13
Kesan jumlah sel darah putih pada preparat darah apus ini hanya di

gunakan untuk mengkorfirmasi apabila hasil yang di keluarkan dalam

perhitungan sel darah putih benar atau tidak. Maka untuk sementara di

anjurkan dalam melakukan estimasi jumlah sel darah putih menggunakan

lensa obyektif 10 X untuk melihat luasnya kemudian dengan lensa obyektif

40 X untuk mengamati sel darah putih yang ada di daerah ekor preparat.

2. Hitung jenis sel darah putih

Pemeriksaan differensial jenis sel – sel ini dapat di kerjakan terlebih

dahulu setelah selesai pemeriksaan orientasi umum karena termasuk

pemeriksaan rutin.Cara ini menggunakan obyektif 40 X.

3. Mencari kemungkinan sel darah putih abnormal

Bila di temukan sel – sel darah putih abnormal atau sel – sel darah

putih yang tidak lazim perlu di laporkan, misalnya yang dapat di jumpai

antara lain : hiper segmen, sel plasm abiru, granula toksik, vacuolisasi,

benda dohle, benda supras, batang aurer.( FK.Undip,2001)

F. Sediaan Apus Darah Tepi

Penilaian kualitas hapusan darah tepi

Ciri – ciri sediaan yang baik :

a. Sediaan tidak melebar sampai pinggir kaca obyek, panjangnya setengah

sampaidua pertiga panjang kaca.

b. Harus ada bagian yang cukup tipis untuk di periksa.

14
c. Pinggir sediaan itu rata dan sediaan tidak boleh berlubang – lubang atau

bergaris– garis

d. Jika diperiksa di bawah mikroiskop eritrosit – eritrosit harus sama rata

tersebar pada bagian yang akan di periksa, tidak menyusun gumpalan atau

rouleux

e. Penyebaran lekosit tidak boleh buruk, lekosit – lekosit itu tidak boleh

berhimpunan pada pinggir – pinggir atau ujung – ujung sediaan.

f. Ujung ekornya tidak berbentuk bendera robek.

g. Pengecatan yang baik.(Depkes,1991).

G. Morfologi preparat hapus darah tepi

Pada preparat hapus terdapat tiga bagian, yaitu :

1. Kepala : bagian dimana darah di letakkkan sebelum di hapus.

2. Ekor : bagian ujung preparat atau akhir apusan.

3. Badan : bagian tengah antara ekor dan kepala.

Gambar 1. Bagian – bagian dari apusan darah tepi yang baik

kepala
badan
ekor

15
Seluruh badan preparat dapat di bagi menjadi enam zona berdasarkan

susunan populasi sel darah merah, berturut – turut mulai dari kepala ke arah ekor

sebagaiberikut :

I II III IV V VI

Gambar 2.Skema Diagram Preparat Apus Darah Tepi Metode Longitudinal

dengan arah pergerakan yang ditunjukkan dengan Tanda Anak Panah.( Workshop

Diagnosa hematologi, 1987 )

Zona I : disebut zona irreguler

Didaerah ini distribusi sel darah merah tidak teratur, ada yang padat,

bergerombolsedikit atau banyak dan tidak selalu sama pada tiap – tiap preparasi.

Zona ini meliputi lebih kurang 3 % dari seluruh badan preparat.

Zona II : disebut zona tipis.

Sel– sel darah merah disini distribusinya tidak teratur atau tidak

merata,saling bertumpuk ( over laping ) dan berdesakan, zona ini meliputi lebih

kurang 14 %.

Zona III : Disebut zona tebal

16
Sel – sel di daerah ini bergerombol rapat / padat, saling bertumpukan dan

berdesakan.zona ini merupakan zona terluas meliputi hampir separuh luas seluruh

preparat lebihkurang 45 %.

17
Zona IV : disebut zona tipis

Gambaran zona ini sama dengan zona II, hanya luasnya lebih besar sedikit

daripada luas zona II, lebih kurang 18 %.

Zona V : disebut zona “ eve “ atau zona reguler

Di mana sel – sel tersebar rata tidak saling bertumpukan atau berdesakan ,

sehingga bentuk – bentuknya masih asli / utuh tidak mengalami perubahan –

perubahan invitro. zona ini meliputi daerah seluas lebih kurang 11 %.

ZonaVI : disebut zona sangat tipis

Terletak di ujung preparat sebelum menjadi ekor.Disini sel – selnya tidak

padat dan lebih longgar di banding sel darah merah di zona IIatau IV.pada

umumnya telah membentuk gerombolan sel – sel yang tersusunberderet – deret.

zona ini meliputi daerah seluas lebih kurang 9 %. (FK.Undip,2001)

H. Pewarnaan sediaan apus darah tepi

18
Setelah kualitas dan morfologi preparat sediaan apus darah tepi telah

memenuhisyarat, maka preparat tersebut siap untuk di warnai atau di cat.

dalam mewarnai yangdi pakai adalah pewarnaan dengan prinsip Romanowsky,

seperti giemsa, wright, maygrunwald.(Ganda Soebrata,2007)

Pada prinsipnya dari pewarnaan Romanowsky adalah penggunaan dua

zat warna yang berbeda, yaitu azur B ( trimetil tionin ) yang bersifat basa dan

Eosin Y (tetrabromflurecein ) yang bersifat asam. Azur B akan mewarnai

komponen sel yang bersifat asam seperti asam seperti kromatin sedangkan

eosin Y akan mewarnai komponen sel yang bersifat basa seperti granula

eosinofil. ikatan eosin Y pada azur B dapat menimbulkan warna ungu, dan

keadaan ini di kenal sebagai efek RomanowskyGiemsa. (Rukman

kiswary,1995).

I. Manfaat hitung jumlah lekosit dalam klinik.

Pemeriksaan hitung jumlah lekosit dalam klinik bermanfaat untuk

mengetahui adatidaknya infeksi, peradangan, dan tumor.selain itu pemeriksaan

ini sangat membantu sebagai petujuk diagnosis adanya kelainan

mieloproliferatif. ( A. V Hoffbrand, 1990).

19
J. Kerangka teori

Jumlah Absolut
Metoda

Estimasi Jumlah
Lekosit

Jenis-Jenis Lekosit Jumlah lekosit


Alat

Granula

K. Kerangka Konsep

Estimasi

Hasil Jumlah Lekosit


Jumlah Absolut

L. Hipotesis

Ada kesesuaian hasil hitung jumlah lekosit dengan menggunakan estimasi

dan absolut.

20

Anda mungkin juga menyukai