( RPP )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
menyimak, memahami, dan menanggapi wacana lisan yang berupa pidato modeling atau
melalui kaset/radio/televisi, yang berkaitan dengan bahasa dan isi pidato
B. MATERI AJAR
Pidato dalam berbagai situasi.
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik cermah dan penugasan
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, dan mengabsen.
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Guru melakukan apersepsi agar senantiasa siap dan bersunggu-sungguh dlm
belajar.
Guru mengintruksikan siswa untuk membuka kembali materi pembelajaran
pidato.
Penutup
Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan hasil yang diperoleh.
Pos tés.
Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Penilaian Proses
.................................. ........................................
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
menyimak, memahami, dan menanggapi wacana lisan yang berupa siaran di media
elektronik modeling atau melalui kaset/radio/televisi, yang berkaitan dengan bahasa dan isi
siaran
B. MATERI AJAR
Siaran radio/televisi
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik cermah dan penugasan
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Guru melakukan apersepsi agar senantiasa siap dan bersunggu-sungguh dalam
belajar.
Guru mengintruksikan siswa untuk membuka kembali materi pembelajaran
siaran Radio.
Penutup
Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan hasil yang diperoleh.
Postés.
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Penilaian Proses
.................................. ........................................
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
karangan menceritakan pengalaman dengan menggunakana kalimat-kalimat yang jelas dan
santun, serta berpenampilan baik, dalam mengakhiri dan memperbaiki penceritaan
B. MATERI AJAR
Cerita pengalaman
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik cermah dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
Guru mengintruksikan siswa untuk menghapal cerita pengalaman yang telah
ditulisnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, praktek individual
Nama : .........................
Kelas : .........................
Skor
No. Aspek yang dinilai Jumlah
4 3 2 1
1. Isi/gagasan yang dikemukakan yang dikemukakan
(content)
2. Organisasi isi (form)
3. Tata bahasa/pola kalimat (grammar)
4. Gaya (pilihan struktur kata dan leksikon/style)
5. Tata tulis dan ejaan (mechanics)
Keterangan:
Skor maksimal = 20:2 = 10 Maksimal (10:2 = 5)
.................................. ........................................
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
memahami berita (warta) dengan lafal dan intonasi yang baik, menceritakan ringkasannya,
memahami isinya, dan menanggapinya atas berbagai aspek.
B. MATERI AJAR
Berita
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik diskusi informasi dan praktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Nama : .........................
Kelas : .........................
Skor
No. Aspek yang dinilai
Siswa siswa siswa siswa
1. Artikulasi 20
2. Intonasi 20
3. Ketepatan 20
4. Tempo (randegan) 20
5. Ejaan 20
Jumlah 100
.................................. ........................................
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
mengambil hikmah, meneladani tokoh yang ditulis dalam biografi.
B. MATERI AJAR
Biografi dan Autobiografi
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik diskusi informasi dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Nama : .........................
Kelas : .........................
Skor
No. Aspek yang dinilai
Siswa Siswa siswa Siswa
1. Diksi 50-100
2. Ejahan 50-100
3. Tata kalimah 50-100
4. Sistematika 50-100
5. Eusi 50-100
Jumlah 500/5=100
Keterangan :
1. Skor 350-500 (baik sekali)
2. Skor 250-349 (baik)
3. Skor 150-249 (cukup)
.................................. ........................................
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
mempresentasikan masalah, menanggapi secara santun, dan ilmiah
B. MATERI AJAR
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik diskusi informasi dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)
Siswa memperaktekan diskusi/sawala denagan topik yang telah dipersiapkan
oleh masing-masing kelompok
Siswa menanggapi isi dan bahasa bahasan setiap kelompok
Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang
lainnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan
ASPEK PENILAIAN
Kamampu
Pr
h Tota
No Wasta/Sisw Gawé ese
Sike Pangaweru Ngébréhke l
. a Keaktifan Baren nta
p h un nilai
g si
Kamandan
g
Keterang:
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
membaca sajak dengan lafal, tekanan, intonasi, penjiwaan isi yang tepat, penampilan dan
improvisasi yang baik, dan mengelompokkan puisi berdasarkan tema, serta menanggapi
berbagai unsur sajak.
B. MATERI AJAR
Puisi/Sajak
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik ceramah dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Keterang:
1. Skor 90-100 ( baik sekali )
2. Skor 80-89 (baik )
3. Skor 73-79 ( cukup )
4. Skor < 73 ( kurang )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
menggambarkan tokoh, mengambil hikmah, dan mencintai budaya Sunda
B. MATERI AJAR
Ngadongéng
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Kegiatan Inti (70 menit)
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)
Dengan praktek, siswa diajak menceritakan dongeng di depan kelas
Dengan latihan, siswa diajak menganalisis dongeng berdasarkan unsu-unsurnya
Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS an buku penunjang
lainnyayang baik
Penutup (10 menit)
Bersama siswa guru menyimpulkan pesan moral dongéng
Guru menyimpulkan materi pembelajaran
Postés.
Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.
Menutup kegiatan pembelajaran
F. Penilaian
Penilaian Proses
Keterangan:
1. Skor 90-100 ( baik sekali ) 3. Skor 73-79 ( cukup )
2. Skor 80-89 (baik ) 4. Skor < 73 ( kurang )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
menulis terbiasa menggunakan bahasa yang santun dalam membuat surat
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan simulasi
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan
Penilaian Proses
Keterangan:
1. Skor 90-100 ( baik sekali ) 3. Skor 73-79 ( cukup )
2. Skor 80-89 (baik ) 4. Skor < 73 ( kurang )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
menulis dan mencintai aksara Sunda.
B. MATERI AJAR
Aksara Sunda (Unicode dan Kaganga )
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
berbahasa dan beretika Sunda.
B. MATERI AJAR
Paguneman/Bercakap-cakap
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan mulasi
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, simulasi, dan latihan
Penilaian Proses
Keterangan:
1. Skor 90-100 ( baik sekali ) 3. Skor 73-79 ( cukup )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
terbiasa menulis dalam bahasa Sunda.
B. MATERI AJAR
Menerjemahkan
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan mulasi
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
RPP Bahasa Sunda SMK kelas X SMK AL-MA’MUN CIBUGEL
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, dan latihan
Penilaian Proses
Keterangan:
1. Skor 90-100 ( baik sekali ) 3. Skor 73-79 ( cukup )
2. Skor 80-89 (baik ) 4. Skor < 73 ( kurang )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat
mengenal cerita raksyat dan kearifan lokal
B. MATERI AJAR
Dongeng sejarah/Babad,
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik ceramah dan penugasan obsevasi
pustaka
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima
sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, latihan, dan obsevasi pustaka
4. “Ibu miwah bapa anu sami lenggah, hadirin anu sami linggih, nu ku sim kuring dipiasih tur
dipiajrih”, dina biantara mangrupa ....
a. Salam Pembuka c. Eusi Biantara
b. Salam Panutup d. Penutup Biantara
5. Kapalay saban jalma upami dititénan moal aya béntenna. Manahoréng geuning ari dina
kanyataannana mah henteu gampang, namung meryogikeun tarékah anu dirojong ku
karancagéan anu panceg luyu sareng adeg-adeg ugeran kahirupan urang. Seug komo dina
6. Sakitu anu kapihatur, tutus langkung kepang halang, bobo sapanon carang sapakan,
hapunten anu kasuhun. Mugia sanaos mung alakadarna, aya mangpaat kanggo urang
sadayana.
Wacana di luhur téh mangrupa .....
a. Salam Pembuka c. Eusi Biantara
b. Salam Panutup d. Penutup Biantara
7. “ ...... hadirin anu sami linggih....” Linggih lemesna tina kecap ....
a. Araya b. Diuk c. Dating d. Indit
8. “........hadirin anu sami linggih .....” Kecap hadirin asalna tina basa ...
a. Jawa b. Arab c. Indonesia d. Walanda
10. “......anu murbawisésa alam mayapada katut .....”. Nu murbawisésa téh nyaéta....
a. Gusti Allah b. Jalma Sakti c. Raja d. Nu Kumawasa
11. “......anu murbawisésa alam mayapada katut .....”. Nu dimaksud alam mayapada.....
a. Alam Dunya b. Aherat c. Sawarga d. Naraka
12. “Urang dipasihan pirang-pirang kani’matan, hartina urang téh kudu ....”
a. Solat b. Ibadah c. Takwa d. Sukuran
15. Anu mibanda tanggung jawab dina nyingkahan narkoba téh nyaéta, ...
a. Kulawarga b. Ulama c. Aparat d. Barudak
19. “Napsu nu matak kaduhung, badan anu katempuhan...”. Ngarah henteu kitu, hartina napsu
téh ku urang kudu ...
a. Dijaga b. Dipiceun c. Dileungitkeun d. Dipeper
20. ......
Saninten buah saninten,
saninten di parapatan.
Hapunten abdi hapunten
bilih aya kalepan.
Neda agung cukup lumur, neda jembar pangampura ....
Wacana di luhur téh mangrupa .....
a. Salam Pembuka c. Eusi Biantara
b. Salam Panutup d. Penutup Biantara
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ibu miwah bapa anu sami lenggah, hadirin anu sami linggih nu ku sim kuring dipiasih tur
dipiajrih.
Sateuacanna sim kuring ngabaladah medar tutungkusan kolbu luyu sareng téma anu baris
didugikeun nya éta: “Tarékah Nyingkahan Narkoba”, bawiraos asa teu aya lepatna upami dina
lolongkrang ayeuna, urang sami-sami namperkeun ati sanubari kana murah asihna Gusti Nu
Mahasuci, anu murbawisésa alam mayapada katut sanés kanten mahluk ciptaannana. Margi
mung ku pangersa Mantenna urang tiasa nampi pirang-pirang kabagjaan sareng kani’matan
dunya, utamina nikmat Islam sareng nikmat iman.
Balukarna luyu sareng kanyataan, tos seueur rumaja urang anu tinggurawil kana
jungkrang kahinaan, alatan teu asak jeujeuhan sareng gampil kapangaruhan. Pangaruh budaya
deungeun kana kahirupan Ki Sunda tos karaos héabna, utamina di sabudeureun kahirupan
nonoman harepan bangsa. Buktosna tos seueur rumaja urang, anu ngaraos asa ginding upami tos
tiasa ngahariring lagu asing, ti batan kedah ngahariring dangding nu dipirig ku kacapi suling. Ku
kirangna wiwaha dina ngasuh lakuna nu mung sapanyeupahan, seueur milampah tuangeun
sareng leueuteun anu matak marudah sarta jiwa owah, lali ka purwadumadi anu langkung
dipikawanoh ku sebatan “Narkoba/Narkotik”.
Enggoning urang hirup kumbuh, hususna para rumaja, umumna urang sadayana, ulah
caliweura dina milih pergaulan. Malihan mah kedah “sadom araning baraja, sakundang araning
geni”, margi seueur pisan pangaruh négatip nu nyosok ka tatar Sunda.
Hal ieu mah langkung parna balukarna margi mangrupi bibit buit tumuwuhna rupi-rupi
berewit dina rupining widang kahirupan. Hanjakalna téh nu karituna anu gampil tumerap kana
sawatara adat, sipat, tur tabéat nonoman Sunda ayeuna. Naha teu tiasa anu saéna anu ditiron téh?
Naha teu tiasa urang upami niron kana laku lampah bangsa deungeun dina kapinteranna? Ku
naon geuning nonoman Sunda kiwari bet seueur anu tos kapangaruhan ku hal-hal anu negatip.
Sok sanajan teu sadayana nonoman Suda mibanda kalakuan anu sapetos kitu. Seueur kénéh para
nonoman Sunda anu saraé ahlak kalakuanana, anu saé budi basana, ogé saé dina préstasina.
Kanggo insan nu mibanda pikir rangkepan mah, tangtosna ku ningal galagat nerekabna
obat sétan nu matak siga édan, matak hariwang sareng haringhang, matak cilaka saumur-umur,
ngagebruskeun diri urang kana jalan kahinaan tur kamasakatan. Ku kituna, kedah énggal
ngaronjatkeun tarékah dina nyegahna, anu didadasaran ku paheuyeuk-heuyeuk leungeun,
papuntang-puntang panangan, samiuk sabilulungan, di antara kulawarga, masarakat, sakola,
ulama, sareng aparat pamaréntah sanésna, anu tetep miharep katengtreman sareng katingtriman
dina ngambah kahirupan boh di alam dunya, atanapi engké di alam ahérat.
Urang ulah ngan sakadar ngudag kabagjaan dunya lantaran hamo langgengna. Ayeuna
ngagandeuang bari ngahaleuang, siga nu taya masalah, saha nu apal jaga mah asup naraka.
Dinten ieu bisa ngahariring, dinten énjing kumareumbing. Kiwari sugih mukti, saha nu uninga
énjingna dipapag pati. Namung, prung geura padungdung, prak singkahan narkoba. Ti kiwari
urang tékadkeun dina ati sanubari, ti ayeuna urang hontal dunya bagja jeung ahératna.
Sakitu anu kapihatur, tutus langkung kepang halang, bobo sapanon carang sapakan,
hapunten anu kasuhun. Mugia sanaos mung alakadarna, aya mangpaatna kanggo urang sadayana.
Teks Biantara 2:
MIARA SARENG NGAMUMULÉ BASA SUNDA
Alhamdulillahi robbil alamin, wabihi nastainu ala umuri dunya waddin, washolatu
wassalamu ala asrofil ambiai walmursalin wa’ala alihi washohbihi ajmain. Amma ba’du.
Para wargi sadaya hormateun sim kuring, malati lingsirna ati, angsana ligar ku mangsa.
Hamo lingsir upami sanés ku wanci, hamo ligar upama sanés ku mangsa. Wancina sareng
mangsana, urang tiasa patepung lawung, patepang raray. Para sepuh, sesepuh, tur nu dipisepuh,
kalih ingkang wargi sadayana, sateuacanna sim kuring neraskeun ieu biantara, ti payun neda
tawakup anu kasuhun, boh bilih sim kuring kurang tata titi, duduga peryoga, langkung saur bahé
carék, rumaos sim kuring mah sanés pujangga nu mahér ngararangkén carita, sareng sanés jalmi
nu pinter ngalarapkeunana.
Tah dina kasempetan ieu sim kuring badé ngabantun jejer biantara “Perluna Ngamumulé
Basa Sunda”.
Basa téh minangka jandéla dunya. Ciri tina jati diri manusa nu ngancik di hiji nagri. Kitu
deui basa Sunda, anu mangrupa salah sahiji bagian tina budaya di Indonésia. Basa nu mibanda
kaéndahan nu sampurna. Sanés mung sakadar kanggo gunem catur wungkul. Namung ogé
mangrupa bahasa batin nu tiasa mangaruhan kana unggal jalma nu nganggona. Matak tengtrem
kana ati sanubari, kanggo urang nu ngaregepkeunana. Tos janten pasipatan urang Pasundan nu
handap asor, soméah hadé ka sémah, tur daréhdéh téh kumargi pangaruh basa sadidintenna.
Namung hanjakal pisan dina jaman kiwari, sawatara nonoman Sunda tos ampir hilap
kana basa warisan ti para karuhun. Teu sadar upama laun-laun mah basa, nu kapungkur mah
dipikareueus sarta diagul-agul téh, bakal ilang tanpa karana tina kahirupan tatar Sunda. Seueur
para nonoman Sunda, nu kirang ngahargaan kana basana sorangan. Atanapi teu tiasa
ngalarapkeunana. Saupami urang nengetan paripolah, bangsa urang ayeuna, nonoman Sunda
kiwari. Boh dina sasauran atanapi dina tingkah polahna, sok matak manghariwangkeun. Margi
sigana téh parantos tebih tina ajén-inajén bangsa urang, komo upama ditilik tina ajén-inajén
karuhun urang mah nyatana Ki Sunda. Hal sapertos kituna, sigana arang langka aya nu maliré,
margi aranjeunna gé sami poékkeun kumaha tapak lacak paripolah Ki Sunda nu samistina.
Mangga urang galih sareng émutan ku urang sadaya, seueur kénéh nonoman Sunda, sélér suku
Sunda, anu dumukna ogé di tatar Sunda, namung masih teu tiasa kanggo ngalarapkeun basa
Sunda nu bener tur merenah. Upamana waé dina ngalarapkeun kecap pun. Ngalarapkeun kecap
Mungkin waé hal ieu téh balukar tina kirangna panyaring kana majuna élmu pangaweruh
sarta rinéka jaman. Contona waé tiasa diétang ku ramo seueurna ‘média cetak’ anu ngaluarkeun
buku atikan atanapi buku sanésna dina basa Sunda. Kitu deui, dina ‘média éléktronika’. Jarang
pisan pintonan nu luyu sareng larapna basa Sunda nu bener tur merenah.
Komo kiwari mah kapan di sakola-sakola ‘menengah atas atanapi kejuruan’ mah (di Jawa
Barat), basa Sunda téh teu diwulangkeun. badé kumaha atuh tiasana basa sunda téh mekar?
Hadirin, hormateun sim kuring, kadang sok aya sepuh nu tulén urang Sunda, dina
kahirupan sadidintenna (ngadidik para putrana), sok ngaraos lingsem upami kedah nganggo basa
Sunda téh. Malihan ka para putrana, dina komunikasi téh kadang nganggo basa Sunda gé nu
garihal, kasar karaosna. Atuh badé kumaha urang ngadidik para putra téh supados tiasa
ngagunakeun basa Sunda nu saé?
Miara sareng ngamumulé basa Sunda téh kacida peryogina. Utamina dina komunikasi
sadidinten. Sawadina upama di sakola-sakola, di lingkung tatar Sunda, ngawajibkeun ka para
siswana dina sadinten téh kanggo ngagunakeun basa Sunda. Ulah “English Day” waé anu
populér téh. Tapi di sakola-sakola téh, ti ngawitan Taman Kanak-Kanak dugi ka paguron luhur
di tatar Sunda aya istilah “Sundanese Day”. Diwajibkeun para siswa téh kanggo ngagunakeun
basa Sunda nu luyu sareng aturan. Sigana téh upami dikitukeun mah, para siswa téh bakal
kahudang ati sanubarina kanggo miara sareng ngamumulé basa sorangan. Apal kana ajén-inajén
kasundaan. Sim kuring umajak ka sakumna dulur-dulur anu aya di tatar Sunda, hayu urang
paheuyeuk-heuyeuk leungeun, sasarengan miara sareng ngamumulé basa Sunda. Badé ku saha
deui atuh basa Sunda téh dipiara sareng dimumuléna, upami sanés ku urang sorangan? Mangga
geura arémutan.