( RPP )
Nama sekolah : SMK Indonesia Mas 2
Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Kelas / Semester : X/1
Program : Semua program keahlian
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : 10.1 Mampu menyimak untuk memahami dan menanggapi wacana lisan yang
berupa pidato dan siaran radio/televisi.
Kompetensi Dasar : 10.1.1 Menyimak bahasa dan isi pidato (biantara)
Indikator : Dapat mencatat pokok-pokok isi pidato.
Dapat menyimak pidato dengan penuh konsentrasi.
Dapat menyusun isi pidato dengan bahasa sendiri
: Disiplin
karakater bangsa Tanggngjawab
Semangat kebangsaan
Peduli Lingkungan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menyimak,
memahami, dan menanggapi wacana lisan yang berupa pidato modeling atau melalui kaset/radio/televisi, yang
berkaitan dengan bahasa dan isi pidato
B. MATERI AJAR
Pidato dalam berbagai situasi.
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik cermah dan penugasan
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, dan mengabsen.
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.
Guru menyuruh siswa menyimak isi rekaman percakapan (bisa berupa teks yang dibacakan
siswa, atau hasil rekaman dari kaset/radio/televisi) yang diperdengarkan kepadanya.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Guru melakukan apersepsi agar senantiasa siap dan bersunggu-sungguh dlm belajar.
Guru mengintruksikan siswa untuk membuka kembali materi pembelajaran pidato.
Penutup
Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan hasil yang diperoleh.
Pos tés.
Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.
Menutup kegiatan pembelajaran
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Penilaian Proses
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menyimak,
memahami, dan menanggapi wacana lisan yang berupa siaran di media elektronik modeling atau melalui
kaset/radio/televisi, yang berkaitan dengan bahasa dan isi siaran
B. MATERI AJAR
Siaran radio/televisi
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik cermah dan penugasan
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, dan mengabsen.
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.
Guru menyuruh siswa menyimak isi rekaman siaran radio/televisi (bisa berupa teks yang
dibacakan siswa, atau hasil rekaman) yang diperdengarkan kepadanya.
Penutup
Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan hasil yang diperoleh.
Postés.
Menjelaskan materi pelbelajaran pertemuan selanjutnya.
Menutup kegiatan pembelajaran
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Penilaian Proses
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat karangan
menceritakan pengalaman dengan menggunakana kalimat-kalimat yang jelas dan santun, serta berpenampilan
baik, dalam mengakhiri dan memperbaiki penceritaan
B. MATERI AJAR
Cerita pengalaman
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik cermah dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Guru mengkondisikan siswa untuk menyimak contoh cerita pengalaman pengalaman.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya
Guru mengintruksikan siswa untuk menghapal cerita pengalaman yang telah ditulisnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, praktek individual
Nama : .........................
Kelas : .........................
Skor
No. Aspek yang dinilai Jumlah
4 3 2 1
1. Isi/gagasan yang dikemukakan yang dikemukakan (content)
2. Organisasi isi (form)
3. Tata bahasa/pola kalimat (grammar)
4. Gaya (pilihan struktur kata dan leksikon/style)
5. Tata tulis dan ejaan (mechanics)
Keterangan:
Skor maksimal = 20:2 = 10 Maksimal (10:2 = 5)
Skor:
4 Isi, organisasi isi, tata bahasa, gaya, tata tulis dan ejaan sangat baik
3 Isi, organisasi isi, tata bahasa, gaya, tata tulis dan ejaan baik
2 Isi, organisasi isi, tata bahasa, gaya, tata tulis dan ejaan cukup
1 Isi, organisasi isi, tata bahasa, gaya, tata tulis dan ejaan kurang baik
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat memahami berita
(warta) dengan lafal dan intonasi yang baik, menceritakan ringkasannya, memahami isinya, dan
menanggapinya atas berbagai aspek.
B. MATERI AJAR
Berita
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik diskusi informasi dan praktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Nama : .........................
Kelas : .........................
Skor
No. Aspek yang dinilai
Siswa siswa siswa Siswa
1. Artikulasi 20
2. Intonasi 20
3. Ketepatan 20
4. Tempo (randegan) 20
5. Ejaan 20
Jumlah 100
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat mengambil hikmah,
meneladani tokoh yang ditulis dalam biografi.
B. MATERI AJAR
Biografi dan Autobiografi
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik diskusi informasi dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Nama : .........................
Kelas : .........................
Skor
No. Aspek yang dinilai
Siswa Siswa siswa Siswa
1. Diksi 50-100
2. Ejahan 50-100
3. Tata kalimah 50-100
4. Sistematika 50-100
5. Eusi 50-100
Jumlah 500/5=100
Keterangan :
1. Skor 350-500 (baik sekali)
2. Skor 250-349 (baik)
3. Skor 150-249 (cukup)
4. Skor < 150 (kurang)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat mempresentasikan
masalah, menanggapi secara santun, dan ilmiah
B. MATERI AJAR
Diskusi Kelompok/Sawala
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik diskusi informasi dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan
Pres
Total
ASPEK PENILAIAN enta
nilai
si
No. Wasta/Siswa
Kamampuh
Gawé
Sikep Keaktifan Pangaweruh Ngébréhkeun
Bareng
Kamandang
Keterang:
1. Skor 350-500 (baik sekali)
2. Skor 250-349 (baik)
3. Skor 150-249 (cukup)
4. Skor < 150 (kurang)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat membaca sajak
dengan lafal, tekanan, intonasi, penjiwaan isi yang tepat, penampilan dan improvisasi yang baik, dan
mengelompokkan puisi berdasarkan tema, serta menanggapi berbagai unsur sajak.
B. MATERI AJAR
Puisi/Sajak
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik ceramah dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Jumlah
Ajén
skor/Ajén
No Wasta
Téhnik
Pasemon/raut Sora Gestur/rigig
Maca
Siswa 10-25 10-25 10-25 10-25 100
Keterang:
1. Skor 90-100 ( baik sekali )
2. Skor 80-89 (baik )
3. Skor 73-79 ( cukup )
4. Skor < 73 ( kurang )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menggambarkan
tokoh, mengambil hikmah, dan mencintai budaya Sunda
B. MATERI AJAR
Ngadongéng
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Kegiatan Inti (70 menit)
Dengan tanya jawab, siswa diajak untuk menyimak materi tentang dongeng
Dengan tanya jawab, memilih jenis dongeng yang akan diceritakan
Dengan praktek, siswa diajak menceritakan dongeng di depan kelas
Kegiatan Akhir (10 menit)
Guru menegaskan kesimpulan pembelajaran mengenai berceritra
Guru menegaskan hasil pembelajaran
Guru memberi tugas untuk pembelajan selanjutnya
Guru menutup proses pembelajaran
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya
Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)
Dengan praktek, siswa diajak menceritakan dongeng di depan kelas
Dengan latihan, siswa diajak menganalisis dongeng berdasarkan unsu-unsurnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Penilaian Proses
Keterangan:
1. Skor 90-100 ( baik sekali ) 3. Skor 73-79 ( cukup )
2. Skor 80-89 (baik ) 4. Skor < 73 ( kurang )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menulis terbiasa
menggunakan bahasa yang santun dalam membuat surat
B. MATERI AJAR
Surat pribadi dan surat dinas
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan simulasi
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan
Penilaian Proses
Keterangan:
1. Skor 90-100 ( baik sekali ) 3. Skor 73-79 ( cukup )
2. Skor 80-89 (baik ) 4. Skor < 73 ( kurang )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menulis dan
mencintai aksara Sunda.
B. MATERI AJAR
Aksara Sunda (Unicode dan Kaganga )
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan peraktek
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat berbahasa dan
beretika Sunda.
B. MATERI AJAR
Paguneman/Bercakap-cakap
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan mulasi
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
Pembukaan (10 menit)
Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, simulasi, dan latihan
Penilaian Proses
Keterangan:
1. Skor 90-100 ( baik sekali ) 3. Skor 73-79 ( cukup )
2. Skor 80-89 (baik ) 4. Skor < 73 ( kurang )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat terbiasa menulis
dalam bahasa Sunda.
B. MATERI AJAR
Menerjemahkan
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan mulasi
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
Pertemuan 2
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, dan latihan
Penilaian Proses
Keterangan:
1. Skor 90-100 ( baik sekali ) 3. Skor 73-79 ( cukup )
2. Skor 80-89 (baik ) 4. Skor < 73 ( kurang )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat mengenal cerita
raksyat dan kearifan lokal
B. MATERI AJAR
Dongeng sejarah/Babad,
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik ceramah dan penugasan obsevasi pustaka
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Awal (10 menit)
Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a
Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.
F. Penilaian
Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan
format penilaian yang telah disediakan.
Jenis Tagihan : Tugas, latihan, dan obsevasi pustaka
4. “Ibu miwah bapa anu sami lenggah, hadirin anu sami linggih, nu ku sim kuring dipiasih tur dipiajrih”, dina
biantara mangrupa ....
a. Salam Pembuka c. Eusi Biantara
b. Salam Panutup d. Penutup Biantara
5. Kapalay saban jalma upami dititénan moal aya béntenna. Manahoréng geuning ari dina kanyataannana mah
henteu gampang, namung meryogikeun tarékah anu dirojong ku karancagéan anu panceg luyu sareng adeg-
adeg ugeran kahirupan urang. Seug komo dina mangsa kiwari lakuning hirup urang munggran nété kana
hambalan nincak alam kasajagatan tempat ngaplak ngamparna dunya anu sakieu lega, ku pangaruh
kamekaran budaya jaman. Anu tangtos pangrobéda kana kahirupan langkung nerekabna ku pangaruh budaya
hirup.
Wacana di luhur téh mangrupa .....
a. Salam Pembuka c. Eusi Biantara
b. Salam Panutup d. Penutup Biantara
6. Sakitu anu kapihatur, tutus langkung kepang halang, bobo sapanon carang sapakan, hapunten anu kasuhun.
Mugia sanaos mung alakadarna, aya mangpaat kanggo urang sadayana.
Wacana di luhur téh mangrupa .....
a. Salam Pembuka c. Eusi Biantara
b. Salam Panutup d. Penutup Biantara
7. “ ...... hadirin anu sami linggih....” Linggih lemesna tina kecap ....
a. Araya b. Diuk c. Dating d. Indit
8. “........hadirin anu sami linggih .....” Kecap hadirin asalna tina basa ...
a. Jawa b. Arab c. Indonesia d. Walanda
10. “......anu murbawisésa alam mayapada katut .....”. Nu murbawisésa téh nyaéta....
11. “......anu murbawisésa alam mayapada katut .....”. Nu dimaksud alam mayapada.....
a. Alam Dunya b. Aherat c. Sawarga d. Naraka
12. “Urang dipasihan pirang-pirang kani’matan, hartina urang téh kudu ....”
a. Solat b. Ibadah c. Takwa d. Sukuran
14. “....., umumna urang sadayana ulah .... dina milih pergaulan”.
a. Akur b. Sabilulungan c. Caliweura d. Kapahung
15. Anu mibanda tanggung jawab dina nyingkahan narkoba téh nyaéta, ...
a. Kulawarga b. Ulama c. Aparat d. Barudak
19. “Napsu nu matak kaduhung, badan anu katempuhan...”. Ngarah henteu kitu, hartina napsu téh ku urang
kudu ...
a. Dijaga b. Dipiceun c. Dileungitkeun d. Dipeper
20. ......
Saninten buah saninten,
saninten di parapatan.
Hapunten abdi hapunten
bilih aya kalepan.
Neda agung cukup lumur, neda jembar pangampura ....
Wacana di luhur téh mangrupa .....
a. Salam Pembuka c. Eusi Biantara
b. Salam Panutup d. Penutup Biantara
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ibu miwah bapa anu sami lenggah, hadirin anu sami linggih nu ku sim kuring dipiasih tur dipiajrih.
Sateuacanna sim kuring ngabaladah medar tutungkusan kolbu luyu sareng téma anu baris didugikeun nya
éta: “Tarékah Nyingkahan Narkoba”, bawiraos asa teu aya lepatna upami dina lolongkrang ayeuna, urang sami-sami
namperkeun ati sanubari kana murah asihna Gusti Nu Mahasuci, anu murbawisésa alam mayapada katut sanés
kanten mahluk ciptaannana. Margi mung ku pangersa Mantenna urang tiasa nampi pirang-pirang kabagjaan sareng
kani’matan dunya, utamina nikmat Islam sareng nikmat iman.
Balukarna luyu sareng kanyataan, tos seueur rumaja urang anu tinggurawil kana jungkrang kahinaan,
alatan teu asak jeujeuhan sareng gampil kapangaruhan. Pangaruh budaya deungeun kana kahirupan Ki Sunda tos
karaos héabna, utamina di sabudeureun kahirupan nonoman harepan bangsa. Buktosna tos seueur rumaja urang,
anu ngaraos asa ginding upami tos tiasa ngahariring lagu asing, ti batan kedah ngahariring dangding nu dipirig ku
kacapi suling. Ku kirangna wiwaha dina ngasuh lakuna nu mung sapanyeupahan, seueur milampah tuangeun sareng
leueuteun anu matak marudah sarta jiwa owah, lali ka purwadumadi anu langkung dipikawanoh ku sebatan
“Narkoba/Narkotik”.
Enggoning urang hirup kumbuh, hususna para rumaja, umumna urang sadayana, ulah caliweura dina milih
pergaulan. Malihan mah kedah “sadom araning baraja, sakundang araning geni”, margi seueur pisan pangaruh
négatip nu nyosok ka tatar Sunda.
Hal ieu mah langkung parna balukarna margi mangrupi bibit buit tumuwuhna rupi-rupi berewit dina rupining
widang kahirupan. Hanjakalna téh nu karituna anu gampil tumerap kana sawatara adat, sipat, tur tabéat nonoman
Sunda ayeuna. Naha teu tiasa anu saéna anu ditiron téh? Naha teu tiasa urang upami niron kana laku lampah
bangsa deungeun dina kapinteranna? Ku naon geuning nonoman Sunda kiwari bet seueur anu tos kapangaruhan ku
hal-hal anu negatip. Sok sanajan teu sadayana nonoman Suda mibanda kalakuan anu sapetos kitu. Seueur kénéh
para nonoman Sunda anu saraé ahlak kalakuanana, anu saé budi basana, ogé saé dina préstasina.
Kanggo insan nu mibanda pikir rangkepan mah, tangtosna ku ningal galagat nerekabna obat sétan nu
matak siga édan, matak hariwang sareng haringhang, matak cilaka saumur-umur, ngagebruskeun diri urang kana
jalan kahinaan tur kamasakatan. Ku kituna, kedah énggal ngaronjatkeun tarékah dina nyegahna, anu didadasaran ku
paheuyeuk-heuyeuk leungeun, papuntang-puntang panangan, samiuk sabilulungan, di antara kulawarga, masarakat,
sakola, ulama, sareng aparat pamaréntah sanésna, anu tetep miharep katengtreman sareng katingtriman dina
ngambah kahirupan boh di alam dunya, atanapi engké di alam ahérat.
Atuh para nonoman nyalira kedah tiasa numuwuhkeun kasabaran sareng kasadaran dina meruhkeun
lajuning laku nu dikawasa ku hawa napsu. Malah geuning aya paribasa napsu nu matak kaduhung, badan anu
katempuhan, nu pihartoseunana upama urang teu tiasa nahan hawa napsu, tangtu ahirna bakal kaduhung, da ahirna
urang cilaka. Margi alatan mirucaan maké atawa ngagunakeun narkoba, balukarna bakal parna, di antawisna:
(1) diri lali ka purwadumadi,
Urang ulah ngan sakadar ngudag kabagjaan dunya lantaran hamo langgengna. Ayeuna ngagandeuang bari
ngahaleuang, siga nu taya masalah, saha nu apal jaga mah asup naraka. Dinten ieu bisa ngahariring, dinten énjing
kumareumbing. Kiwari sugih mukti, saha nu uninga énjingna dipapag pati. Namung, prung geura padungdung, prak
singkahan narkoba. Ti kiwari urang tékadkeun dina ati sanubari, ti ayeuna urang hontal dunya bagja jeung ahératna.
Sakitu anu kapihatur, tutus langkung kepang halang, bobo sapanon carang sapakan, hapunten anu
kasuhun. Mugia sanaos mung alakadarna, aya mangpaatna kanggo urang sadayana.
Teks Biantara 2:
MIARA SARENG NGAMUMULÉ BASA SUNDA
Alhamdulillahi robbil alamin, wabihi nastainu ala umuri dunya waddin, washolatu wassalamu ala asrofil
ambiai walmursalin wa’ala alihi washohbihi ajmain. Amma ba’du.
Tos sakedahna pisan dina wanci ieu urang munajat ka Alloh SWT., anu parantos ngusik malikkeun urang
saban waktos, siang kalayan wengi. Ogé pas pisan lamun dina ieu saat urang masarahkeun puja ka Gusti urang
sadaya, anu parantos maparin jatah yuswa ka urang sadaya ti kawit gubragna ka alam dunya dugi ka jajapna engke
ka yaumil jaja.
Para wargi sadaya hormateun sim kuring, malati lingsirna ati, angsana ligar ku mangsa. Hamo lingsir upami
sanés ku wanci, hamo ligar upama sanés ku mangsa. Wancina sareng mangsana, urang tiasa patepung lawung,
patepang raray. Para sepuh, sesepuh, tur nu dipisepuh, kalih ingkang wargi sadayana, sateuacanna sim kuring
neraskeun ieu biantara, ti payun neda tawakup anu kasuhun, boh bilih sim kuring kurang tata titi, duduga peryoga,
langkung saur bahé carék, rumaos sim kuring mah sanés pujangga nu mahér ngararangkén carita, sareng sanés
jalmi nu pinter ngalarapkeunana.
Tah dina kasempetan ieu sim kuring badé ngabantun jejer biantara “Perluna Ngamumulé Basa Sunda”.
Basa téh minangka jandéla dunya. Ciri tina jati diri manusa nu ngancik di hiji nagri. Kitu deui basa Sunda,
anu mangrupa salah sahiji bagian tina budaya di Indonésia. Basa nu mibanda kaéndahan nu sampurna. Sanés
mung sakadar kanggo gunem catur wungkul. Namung ogé mangrupa bahasa batin nu tiasa mangaruhan kana
unggal jalma nu nganggona. Matak tengtrem kana ati sanubari, kanggo urang nu ngaregepkeunana. Tos janten
pasipatan urang Pasundan nu handap asor, soméah hadé ka sémah, tur daréhdéh téh kumargi pangaruh basa
sadidintenna.
Namung hanjakal pisan dina jaman kiwari, sawatara nonoman Sunda tos ampir hilap kana basa warisan ti
para karuhun. Teu sadar upama laun-laun mah basa, nu kapungkur mah dipikareueus sarta diagul-agul téh, bakal
ilang tanpa karana tina kahirupan tatar Sunda. Seueur para nonoman Sunda, nu kirang ngahargaan kana basana
sorangan. Atanapi teu tiasa ngalarapkeunana. Saupami urang nengetan paripolah, bangsa urang ayeuna, nonoman
Sunda kiwari. Boh dina sasauran atanapi dina tingkah polahna, sok matak manghariwangkeun. Margi sigana téh
parantos tebih tina ajén-inajén bangsa urang, komo upama ditilik tina ajén-inajén karuhun urang mah nyatana Ki
Sunda. Hal sapertos kituna, sigana arang langka aya nu maliré, margi aranjeunna gé sami poékkeun kumaha tapak
lacak paripolah Ki Sunda nu samistina. Mangga urang galih sareng émutan ku urang sadaya, seueur kénéh
nonoman Sunda, sélér suku Sunda, anu dumukna ogé di tatar Sunda, namung masih teu tiasa kanggo ngalarapkeun
Mungkin waé hal ieu téh balukar tina kirangna panyaring kana majuna élmu pangaweruh sarta rinéka
jaman. Contona waé tiasa diétang ku ramo seueurna ‘média cetak’ anu ngaluarkeun buku atikan atanapi buku
sanésna dina basa Sunda. Kitu deui, dina ‘média éléktronika’. Jarang pisan pintonan nu luyu sareng larapna basa
Sunda nu bener tur merenah.
Di sagédéngeun éta, atikan perkawis basa Sunda di paguron atanapi di sakola-sakola kacida kirangna,
upama ku urang dibandingkeun sareng pangajaran basa sanésna. Lian ti waktosna nu samporét, seueur guruna gé
nu kirang parigel dina ngatik para siswana, supados tiasa ngagunakeun basa Sunda nu bener larapna. Atanapi
ngajaga sareng miara basa sunda.
Komo kiwari mah kapan di sakola-sakola ‘menengah atas atanapi kejuruan’ mah (di Jawa Barat), basa Sunda téh
teu diwulangkeun. badé kumaha atuh tiasana basa sunda téh mekar?
Hadirin, hormateun sim kuring, kadang sok aya sepuh nu tulén urang Sunda, dina kahirupan sadidintenna
(ngadidik para putrana), sok ngaraos lingsem upami kedah nganggo basa Sunda téh. Malihan ka para putrana, dina
komunikasi téh kadang nganggo basa Sunda gé nu garihal, kasar karaosna. Atuh badé kumaha urang ngadidik para
putra téh supados tiasa ngagunakeun basa Sunda nu saé?
Miara sareng ngamumulé basa Sunda téh kacida peryogina. Utamina dina komunikasi sadidinten.
Sawadina upama di sakola-sakola, di lingkung tatar Sunda, ngawajibkeun ka para siswana dina sadinten téh kanggo
ngagunakeun basa Sunda. Ulah “English Day” waé anu populér téh. Tapi di sakola-sakola téh, ti ngawitan Taman
Kanak-Kanak dugi ka paguron luhur di tatar Sunda aya istilah “Sundanese Day”. Diwajibkeun para siswa téh kanggo
ngagunakeun basa Sunda nu luyu sareng aturan. Sigana téh upami dikitukeun mah, para siswa téh bakal kahudang
ati sanubarina kanggo miara sareng ngamumulé basa sorangan. Apal kana ajén-inajén kasundaan. Sim kuring
umajak ka sakumna dulur-dulur anu aya di tatar Sunda, hayu urang paheuyeuk-heuyeuk leungeun, sasarengan
miara sareng ngamumulé basa Sunda. Badé ku saha deui atuh basa Sunda téh dipiara sareng dimumuléna, upami
sanés ku urang sorangan? Mangga geura arémutan.
Hadirin hormateun sim kuring, sakitu nu kapihatur. Nu dikedalkeun tadi téh mangrupa bangbaluh nu
nyangkaruk dina haté salami ieu. Hapunten anu kasuhun, boh bilih dina cumarios tadi téh pondok nyogok, panjang
nyugak, mugi agung nya paralun, neda jembar pangampura. Hatur nuhun kana sagala perhatosanana.
Wasalamua’alikum warohmatullohi wabarokatuh.