Analisis Penerapan Sistem Keuangan Desa Siskeudes Pada Organisasi Pemerintah Desa
Analisis Penerapan Sistem Keuangan Desa Siskeudes Pada Organisasi Pemerintah Desa
PENDAHULUAN
professional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab, dan untuk
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa dipimpin oleh Kepala Desa
1
2
dibantu oleh Perangkat Desa yang terdiri dari sekretariat Desa, pelaksana
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Sejalan
dengan itu Menteri Dalam Negeri membuat Mou dengan Kepala Badan
tujuan kerja sama ini untuk mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan desa
yang baik dan pemerintah desa yang bersih. Untuk mewujudkan tujuan tersebut
BPKP mempunyai tugas dan tanggung jawab salah satunya yaitu melakukan
pengembangan aplikasi pengelolaan keuangan desa. Hasil dari kerja sama itu
adalah berupa Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang digunakan oleh
Mulai dari jumlah perangkat Desa yang minim, dan juga kualitas/kemampuan dari
Perangkat Desa itu sendiri dalam menjalankan Aplikasi tersebut yang masih kurang
memahami dengan baik. Banyak Desa yang sebenarnya belum siap menjalankan
Aplikasi tersebut tetapi harus dipaksa agar Desa dapat dengan mudah
1.2. Permasalahan
Batasan masalah pada penilitian ini adalah penulis hanya meneliti mengenai Sistem
Keuangan Desa pada Desa Sungai Ambawang Kuala Kabupaten Kubu Raya untuk
a. Bagi Penulis
penelitian.
4
b. Bagi Instansi
Dapat dijadikan bahan evaluasi mengenai sistem keuangan desa yang telah
c. Bagi Pembaca
Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara
desa di Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, Dusun dan Marga di Palembang,
dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli dan oleh karenanya
dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia
negara yang mengenai daerah-daerah itu akan mengingati hak-hak asal usul daerah
tersebut. Oleh sebab itu, keberadaannya wajib tetap diakui dan diberikan jaminan
Daerah;
Daerah;
Pemerintahan Daerah;
di Daerah;
sebagaimana tertuang dalam Pasal 18B ayat (2) yang berbunyi “Negara mengakui
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang” dan ketentuan Pasal 18 ayat (7) yang menegaskan bahwa “Susunan dan
dengan local self government, diharapkan kesatuan masyarakat hukum adat yang
selama ini merupakan bagian dari wilayah desa, ditata sedemikian rupa menjadi
Desa dan Desa Adat. Desa dan desa adat memiliki fungsi pemerintahan, keuangan
desa, pembangunan desa, serta mendapat fasilitasi dan pembinaan dari pemerintah
kabupaten/kota. Dalam posisi seperti ini, Desa dan Desa Adat mendapat perlakuan
Gambar 1.1
Struktur Dasar Kewenangan Pemerintah
7
gilirannya menghasilkan.
tingkat desa.
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
kabupaten/kota.
berikut:
Tabel 1.1
Perbandingan antara Kabupaten/Kota dan Desa
Uraian Kabupaten/Kota Desa
(BPD)
Sumber Pendapatan DAU, DAK, Bagi Hasil Dana Desa, ADD, Bagi Hasil
Pajak/Retribusi Pajak/Retribusi
peraturan perundang-undangan.
“Hak Asal Usul” adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan
pranata dan hukum adat, tanah kas desa, serta kesepakatan dalam kehidupan
masyarakat Desa.
dan mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atau
mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena perkembangan
desa dan prakasa masyarakat desa, antara lain tambatan perahu, pasar desa, tempat
sanggar seni dan belajar, serta perpustakaan desa, embung desa, dan jalan desa.
APB Desa terdiri dari pendapatan desa, belanja desa, dan pembiayaan desa.
Pelaksanaan APB Desa berarti pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang
Desa yang merupakan hak desa dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
jenis pendapatan, yaitu terdiri dari Pendapatan Asli Desa (PAD), Transfer, dan
Pendapatan Lain-Lain.
merupakan kewajiban desa dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
3 (tiga) jenis belanja yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja
Modal.
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
dalam sistem yang dijabarkan dalam kode rekening atau chart of accounts. Kode
Rekening tersebut terdiri dari kumpulan akun secara lengkap yang digunakan di
tersebut di atas, maka kode rekening disusun sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh:
pertanggungjawaban.
13
Keuangan Desa, pada pasal 8 telah diatur mengenai klasifikasi pendapatan, belanja,
dan pembiayaan sampai ke tingkat jenis. Namun demikian Ilustrasi APB Desa
belanja (ditulis dalam tanda strip) bersifat tidak mengikat. Oleh karena itu
belanja (misalnya bisa diatur hingga ke rincian objek belanja) yang disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah. Hal ini telah sesuai dengan
dan pembiayaan; sedangkan untuk kelompok aset, kewajiban, dan ekuitas belum
diatur. Kode Rekening disajikan dengan menggunakan istilah level akun. Level
Level 4 : Kode Objek (bersifat tambahan, dan akan diatur dalam Perkada)
bulan kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan ini
membandingkan antara saldo pembukuan dengan saldo riil (berupa kas tunai dan
Rekening Kas Desa). Sebelum laporan disusun, Bendahara Desa harus melakukan
tutup buku setiap akhir bulan secara tertib, meliputi Buku Kas Umum, Buku Bank,
Buku Pajak, Buku Rincian Pendapatan, Buku Rincian Belanja dan Buku Rincian
Pembiayaan. Penutupan buku ini dilakukan bersama dengan Kepala Desa. Laporan
yang diterima dari penerimaan pendapatan desa; dan arus uang keluar untuk
pengeluaran belanja desa. Arus kas tersebut tergambar pada Buku Kas Umum dan
oleh Bendahara Desa. Verifikasi laporan dan penutupan buku merupakan bentuk
terdiri dari:
15
disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan, sedangkan laporan
semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun
berikutnya.
pendapatan, belanja dan pembiayaan sampai dengan akhir tahun, jadi bersifat
Pemerintah Desa dan BPD, maka selanjutnya Perdes ini disampaikan kepada
Realisasi Pelaksanaan APB Desa disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
tahun anggaran berkenaan (Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 pasal 41).
terhadap pelaksanaan APB Desa yang telah disepakati di awal tahun. Laporan ini
disampaikan kepada BPD secara tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran (PP Nomor 43 Tahun 2014 pasal 51). Laporan
berkenaan.
Desa.
penetapan APB Desa. Ketentuan ini tercantum dalam Permendagri Nomor 111
Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa pasal 14 yang menyatakan
bahwa hanya 4 (empat) jenis rancangan peraturan desa yang dibahas dan disepakati
bersama antara Kepala Desa dan BPD untuk kemudian dievaluasi oleh
lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran berjalan, sedangkan laporan
anggaran berikutnya.
Sampai dengan saat ini, belum ada ketentuan yang mengatur tentang format
laporan Dana Desa yang harus disusun oleh pemerintah desa, begitu juga dengan
Tahun 2015, aturan yang bisa dijadikan acuan dalam pengelolaan dana desa adalah
Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015, sedangkan untuk tahun 2016 diatur
dalam Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015
Hal lain yang perlu diperhatikan terkait penggunaan Dana Desa adalah
SiLPA Dana Desa. Atas SiLPA yang tidak wajar (>30%), bupati/walikota akan
penggunaan yang tidak sesuai dengan prioritas, dan atau terdapat penyimpanan
Pelaksanaan APB Desa adalah Laporan Kekayaan Milik Desa (Laporan KMD).
Laporan KMD merupakan hal yang baru bagi desa karena belum pernah
Oleh karena itu sebagai langkah awal penyusunan Laporan KMD maka harus
a. Observasi
obyek penelitian pada saat keadaan atau situasi yang alami atau sebenarnya sedang
berlangsung, meliputi kondisi sumber daya manusia, kondisi sarana dan prasarana
b. Wawancara
c. Dokumentasi
Dokumen-dokumen tersebut antara lain profil desa, RPJMDes, APBDes, dan data
menganalisis data.
1.7.3.1 Flowchart
Flowchart berguna dalam memahami proses alur data dari suatu sistem yang
akan kita teliti. Proses awal hingga akhir dari alur data suatu sistem dapat terlihat
20
dalam flowchart.
1.7.3.2 SOP
SOP digunakan sebagai alat untuk menganalisis benar tidaknya proses input
data dilakukan. Jika prosedur yang ada sudah dijalankan dengan benar maka hasil
yang dikeluarkan oleh sistem juga benar. Sebaliknya jika proses input data
dilakukan tidak sesuai dengan prosedur maka hasil yang dikeluarkan akan tidak
benar.