PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Rumah Sakit sebagai
salah satu upaya peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan
tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit – unit lainnya, seperti;
Ruang operasi, laboratorium, farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan
sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Selain membawa danpak positif bagi masyarakat yaitu sebagai tempat
menyembuhkan orang sakit, Rumah Sakit juga memiliki kemungkinan membawa
dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran dari suatu proses
kegiatan yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik.
Air limbah Rumah Sakit mengandung polutan yang bersifat toksid, infeksius,
bahkan radioaktif sehingga berpotensi menimbulkan dampak terhadap pencemaran
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Disamping itu dengan minimnya jumlah
Rumah Sakit di Indonesia yang memiliki IPAL yaitu sebanyak 36%, dan yang
memenuhi persyaratan IPAL sebesar 52% maka potensi dampak yang ditimbulkan
akan semakin nyata. Limbah cair Rumah Sakit dapat mengandung bahan organik dan
an organik yang umumnya diukur dan parameter BOD, COD, TSS dll.
Pemeliharaan 1 0 1
Saluran IPAL dan
Alat IPAL
Dari tabel diatas dapat disusun kegiatan pokok dan rincian kegiatan dibidang Sumber
Daya Manusia Instalasi Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit sbb :
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Pengembangan Pelayanan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
6 Pengelolaan Limbah B3
2 Suhu 38ºC
4 TSS 30 ppm
5 Chlor 1 mg/L
6 BOD 30 mg/L
7 COD 70 mg/L
Keselamatan Pasien
No Resiko Upaya Mencegah Resiko
Keselamatan Kerja
No Resiko Upaya Mencegah Risiko
VI. SASARAN
1 SDM
b.Suhu
c.COD
d.BOD
e.TSS
f.TDS
g.Chlor
1 SDM
a. Pelatihan
2 Fasilitas ( per alat )
a. Komputer
3 Pengembangan
Pelayanan
a. Inspeksi
sanitasi
terhadap
sarana air
minum dan air
bersih
b. Pemeriksaan
biologi utuk
air minum
atau air
bersih.
c. Pemeriksaan
kimia untuk
air minum
atau air
bersih.
d. Pengukuran
pemeriksaan
kualitas air
untuk
pengukuran
sisa chlor, Ph
dan kekeruhan
air.
e. Monitoring
pembersihan
tandon air.
f. Pengukuran
debit air
limbah.
g. Pemeriksaan
kualitas
limbah cair.
h. Monitoring
pembersihan
IPAL.
i. Pemeriksaan
kualitas udara
emisi
Incenerator
j. Pemeriksaan
kualitas udara
emisi genset. v v
k. Pemeriksaan
kualitas udara
ambient
l. Pendidikan v v
dan pelatihan.
m. Pemeriksaan
kesehatan
karyawan.
n. Monitoring
penggunaan
APD
o. Pengamatan
jentik Aedes
sp
p. Memonitoring
pengamatan
kecoak
q. Memonitoring
/ Mengamati
keberadaan
roden
r. Pendidikan
dan pelatihan.
s. Pemeriksaan
kesehatan
karyawan
4 Mutu v v v v v v v v v v v v
5 Keselamatan Pasien v v v v v v v v v v v V
6 Keselamatan Kerja v v v v v v v v v v v V
VIII. EVALUASI JADWAL KEGIATAN DAN LAPORAN
VIII.1. Evaluasi Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan tersebut dievaluasi setiap 3 bulan sekali, sehingga bila
dari evaluasi diketahui ada pergeseran / penyimpangan jadwal dapat segera diperbaiki
sehinggga tidak menganggu program secara keseluruhan.
Evaluasi jadwal kegiatan tersebut dilakukan oleh IPAL.
II. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Menjadikan Rumah Sakit sebagai kawasan umum dengan fasilitas
pengolahan limbah yang baik.
B. TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan sarana, prasarana dan peralatan pembuangan limbah
Rumah Sakit.
Memberikan pengetahuan kepada pegawai dan pihak terkait dalam
menangani pengolahan limbah,
Pemeliharaan fasilitas pengolahan limbah yang baik.
III. SASARAN
1. Pegawai Rumah Sakit
2. Cleaning Service
V. EVALUASI
Evaluasi pada tahun 2017 yaitu :
Belum adanya izin pembuangan limbah cair
Belum adanya izin Incenerator
Fasilitas IPAL masih dapat dipergunakan
Perlu adanya pelatihan tentang IPAL
MOU dengan pihak ke tiga tentang pengangkutan limbah medis dan
limbah B3 belum terlaksana.
Belum adanya Izin tempat penampungan limbah B3
Saluran pembuangan air limbah blm diperbaiki.
Rumah Sakit merupakan fasilitas umum yang setiap hari membuang limbah hasil
kegiatan yang dapat berupa limbah padat ( barang buangan medis maupun non medis
), limbah cair ( berupa buangan cairan yang mengandung bahan infeksius dan
radioaktif ) dan limbah gas ( hasil proses kimiawi seperti pembakaran dll ). Dalam
proses pembuangan itu diperlukan fasilitas pengolahan limbah yang memadai agar
tidak merusak lingkungan disertai program pemeliharaannya supaya tidak melebihi
nilai baku mutu yang disyaratkan oleh pemerintah daerah.
II. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Menjadikan Rumah Sakit sebagai kawasan umum dengan fasilitas pengolahan
limbah yang baik.
B. TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan sarana , prasarana dan peralatan pembuangan limbah
Rumah Sakit.
Memberikan pengetahuan kepada pegawai dan pihak terkait dalam
menangani pengolahan limbah.
Pemeliharaan Fasilitas pengolahan limbah yang baik.
III. SASARAN
3 Perbaikan saluran
pembuangan air
limbah.
4 Pelatihan mengenai
IPAL
5 Pengurusan Izin
IPAL
6 Pengurusan Izin
Incenerator
7 MOU dengan pihak
ketiga tentang
pengangkutan
limbah medis dan
limbah B3
8 Pengurusan Izin
tempat
penampungan
limbah B3
V. EVALUASI
Evaluasi tentang kelayakan pengolahan limbah akan dilakukan setiap setahun sekali
untuk menilai kelayakan apakah pengolahan limbah masih berfungsi baik atau tidak
dengan melimpahkan pihak kedua dan pemerintah setempat.
NOTULA RAPAT RUANGAN IPAL
Materi Rapat :
Pimpinan Rapat :
Notulis :
Tidak Hadir :
2.Pembahasan
3.Penutup
2.
Hasil Pembahasan :
Lain – Lain :
Penutup :
Ketua Notulis
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MEDIS
RSUD
Sultan Sulaiman
Ditetapkan,
SPO TANGGAL TERBIT Direktur RSUD Sultan Sulaiman
(Standar Prosedur ...........................2018
Operasional)
RSUD
Sultan Sulaiman
Ditetapkan,
SPO TANGGAL TERBIT Direktur RSUD Sultan Sulaiman
(Standar Prosedur ...........................2018
Operasional)
RSUD
Sultan Sulaiman
Ditetapkan,
SPO TANGGAL TERBIT Direktur RSUD Sultan Sulaiman
(Standar Prosedur ...........................2018
Operasional)
RSUD
Sultan Sulaiman
Ditetapkan,
SPO TANGGAL TERBIT Direktur RSUD Sultan Sulaiman
(Standar Prosedur ...........................2018
Operasional)
RSUD
Sultan Sulaiman
Ditetapkan,
SPO TANGGAL TERBIT Direktur RSUD Sultan Sulaiman
(Standar Prosedur ...........................2018
Operasional)
Alat yang digunakan dalam pengolahan limbah cair yang terdiri dari
Pengertian
bak kontraktor aerob dan bak kontraktor aerob.
Agar kualitas limbah (effluent) Rumah Sakit yang dibuang ke badan air
atau lingkungan memenuhi persyaratan baku mutu effluent sesuai
Tujuan
dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No Kep
58/MENLH/12/1995.
Catatan :
Sentrifugal pump/sludge pump dihidupkan secara manual di luar
system auto – manual dengan menggunakan selector switch.
Sentrifugal pump dioprasikan setiap 3-5 hari sekali dan waktu 5
– 10 menit dengan cara memutar selector switch ke kanan
Prosedur
sentrifugal pump On serta indikator menyala.
Dalam proses pengolahan limbah cair medis menggunakan
media bakteri sebanyak 0,5 kg dengan frekwensi 1 minggu
sekali.
Menggunakan kaporit tablet sebagai bahan desinfektan sebanyak
1 kg dengan frekwensi pemberian 3 – 5 hari sekali.
1. Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
sebagai lembaga pemantau dan penilai Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
Unit Terkait 2. Dinas Kesehatan Kabupaten serdang Bedagai sebagai lembaga
penerima laporan terkait Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit.
3. Instalasi Perawatan Sarana Rumah Sakit ( IPSRS).
PENGGUNAAN SYRO TYPE “H”
RAKITAN PT CAHAYA MAS CEMERLANG
Pengertian Alat penghancur jarum suntik dan syringe dengan prinsip kerja rotasi.
Tujuan Agar hasil kerja maksimal dan meningkatkan pelayanan kepada pasien
dan menghindari pekerja dari akibat penyakit kerja dan akibat lainnya.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Sultan Sulaiman tentang
kebijakan.............nomor : /SK/RSUD.SS/........../2018.
Prosedur 1. Melakukan inventarisasi pekerjaan berdasrkan tempat, jenis pekerjaan
dan risikonya.
2. Melakukan pengecekan kelengkapan Alat Pelindung Diri yang tersedia
di setiap unit di lingkungan Rumah Sakit.
3. Melakukan sosialisasi perlunya penggunaan Alat Pelindung Diri.
4. Memberikan laporan ketersediaan dan kekurangan Alat Pelindung Diri
pada unit kerja yang ada kepada Management Rumah Sakit.
5. Membuat laporan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri
berdasarkan hasil pengamatan penanggung jawab ruangan atau atasan
pekerja dalam unit kerja di lingkungan Rumah Sakit.
6. Mencatat kejadian hampir celaka dan kecelakaan kerja akibat tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri.
Unit Terkait 1. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Serdang Bedagai
2. Management Rumah Sakit RSUD Sultan Sulaiman
3. Bidang Pelayanan Medis RSUD Sultan Sulaiman
PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN ( INSPEKSI
SANITASI ) RUMAH SAKIT
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah mikrobiologis
I. Limbah Cair:
a. Darah, serum, transudat, eksudat, dan sisa spesimen lain dialirkan
ke tempat pengolahan .
b. Urine, sperma, sputum, dibuang langsung ke saluran umum tanpa
desinfeksi.
c. Sisa eksperimen, reaksi kimia, bahan kimia : direndam natrium
hipoklorit 0,5-1% selama 10-30 menit, kemudian diencerkan dan
dibuang ke pembuangan umum.
d. Limbah domestik dibuang ke pembuangan atau saluran umum.
II. Limbah Padat
a. Limbah padat tajam : Jarum suntik, pisau silet, lanset, dan lain-
lain didesinfeksi dengan natrium hipoklorit 0,5-1 % selama 10-30
menit, kemudian dibuang ke penampungan sementara. kemudian
dikirim ke bagian kesehatan lingkungan (K3 RS) untuk
dimusnahkan.
b. Limbah padat : kapas, tisu, kertas, plastik dan lain-lain dibuang
ke penampungan sementara, kemudian dikirim ke bagian
kesehatan lingkungan (K3 RS) untuk dimusnahkan atau dibawa
ke TPU
III. Limbah Mikrobiologis.
Sisa media biakan kuman dan spesimen disterilkan dengan autoclave,
pada temperatur 121 C selama 15 menit, kemudian dibuang ke
penampungan sementara. Selanjutnya dikirim ke Unit Kesehatan
Lingkungan untuk dimusnahkan
PENANGANAN LIMBAH UNIT LABORATORIUM
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat Kesehatan masyarakat tergantung pada kondisi lingkungan.Oleh sebab itu
apabila ada perubahan – perubahan terjadi pada lingkungan disekitar manusia akan
terjadi pula perubahan – perubahan pada kondisi kesehatan masyarakat dalam lingkungan
masyarakat tersebut.
Sumber limbah Rumah Sakit antara lain berasal dari pelayanan medis ( Rawat
inap/ rawat jalan/Poliklinik, Rawat Intensif, Rawat darurat, Kamar jenazah dan kamar
operasi), penunjang medis dan perkantoran serta fasilitas sosial dll.
Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204
tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit , dan atas
pemikiran dan latar belakang diatas, maka dipandang perlu penyusunan suatu pedoman
dalam pelaksanaan pengelolaan limbah padat dan cair di Rumah Sakit.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan pengelolaan limbah padat dan cair di
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman.
Tujuan Khusus
1. Sebagai pedoman dalam pengelolaan limbah padat dan cair di Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Sulaiman.
2. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi petugas limbah tentang
teknologi pengolahan serta pemeliharaan limbah padat dan cair di Rumah Sakit
Umum Daerah Sultan Sulaiman.
3. Dapat meningkatkan pengetahuan bagi pihak management Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Sulaiman dalam pengambilan keputusan pada pemilihan teknologi
pengolahan limbah padat dan cair.
4. Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bagi
petugas pengelola limbah.
C. Manfaat
Pedoman penatalaksanaan limbah padat dan cair ini dibuat sebagai tuntunan petugas
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman dalam mengelola limbah padat medis dan
cair, dan digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan tugas berkaitan dengan lingkup
kerja dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan yang aman bagi manusia dan
lingkungan.
D. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman pengelolaan limbah padat dan cair Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Sulaiman meliputi teknologi, pemeliharaan, pengawasan dan tatalaksana pengolahan
limbah padat dan cair. Dalam pedoman ini yang dibahas hanya limbah padat medis saja,
sedangkan limbah padat non medis tidak dibahas karena tidak membahayakan. lImbah
radioaktif karna sifatnya yang khas juga tidak dibahas.
E. Pengertian
a. Limbah Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan Rumah
sakit dalam bentuk padat , cair dan gas.
b. Limbah padat Rumah Sakit adalah semua limbah Rumah Sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan Rumah Sakit yang terditi dari limbah padat medis
dan non medis.
c. Limbah padat medis adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
kimiawi dan limbah radioaktif.
d. Limbah padat nonmedis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
Rumah Sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan
halaman yang dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
e. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
Rumah Sakit yang kemungkinan mengandung miroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan.
f. Limbah B3 adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun bagi
kesehatan manusia dan lingkungan.
F. Dasar Hukum
1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkunga Hidup.
3. Peraturan pemerintah Nomor 40/1991 tentang Penanggulangan penyakit menular
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18/1999 jo Peraturan pemerintah Nomor 85 tahun
1999 tentang pengelolaan Limbah Berbahaya Dan Beracun.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis mengenai Dampak
Lingkungan ( Lembaran negara Nomor 59 tahun 1999.Tambahan lembaran
negara Nomor 3838).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran Air ( Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153
Tambahan lembaran negara Nomor 4161).
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
875/Men.Kes/SK/VII/2001 Tentang Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan
dan upaya Pemantauan Lingkungan Hidup kegiatan bidang kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.876/Men.kes/SK/VIII/2001
tentang pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1204/Menkes/SK/X/2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.58/Men.LH/12/1995 tentang
baku mutu Limbah Cair bagi Kesehatan Rumah Sakit.
12.
BAB II
RUANG LINGKUP
Limbah Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit
dalam bentuk padat, cair dan gas yang dapat mengandung mikroorganisme patogen, bersifat
infeksius, bahan kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif.
Limbah dapat berasal dari unit kerja pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan
penunjang non medis. Unit kerja pelayanan medis meliputi : rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat, rawat intensif, kamar operasi . Unit kerja penunjang non medis meliputi perkantoran dan
administrasi, kantin dan rumah dinas.
Berdasarkan bentuk fisiknya maka limbah Rumah Sakit dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu :
2) Karakteristik Limbah
Limbah Rumah Sakit bisa mengandung bermacam- macam mikroorganisme, tergantung
pada fasilitas yang dimiliki dan tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang.
Limbah padat non medis dibuang ke lokasi pembuangan akhir yang dikelola oleh
Pemerintah Daerah atau badan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.Limbah padat
medis sebagai tempat penmapungan sementara harus diolah dengan Instalasi Pengolahan Limbah
Padat selambat – lambatnya 24 jam.
Limbah cair menurut sumber / kegiatan yang menghasilkan limbah cair dapat dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu :
Pelayanan medis
Pelayanan penunjang medis
Administrasi dan fasilitas sosial.
BOD
COD
TSS
NH3 bebas
Suhu
Ph
PO4
Sesuai dengan persyaratan Baku mutu Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit, Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep.58/MenLH/12/1995.
Dalam kaitan dengan pengelolaan limbah klinis, golongan limbah klinis dapat dikategorikan
menjadi 5 ( lima ) jenis berikut :
1. Golongan A, terdiri dari : dressing bedah, swab, dan semua bahan yang bercampur
dengan bahan – bahan tersebut, bahan- bahan linen dari kasus penyakit infeksi, serta
seluruh jaringan tubuh manusia ( terinfeksi maupun tidak ), bangkai atau jaringan hewan
dari laboratorium dan hal – hal lain yang berkaitan dengan swab dan dressing.
Pelaksanaan Pengelolaan
Dressing bedah yang kotor, swab adn limbah lain yang terkontaminasi dari ruang
pengobatan hendaknya di tampung pada bak penampungan limbah medis/medis
yang mudah dijangkau atau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada
tempat produksi sampah. Kantong pelapis tersebut hendaknya diambil paling
sedikit satu hari sekali atau bila ¾ penuh. Kemudian diikat dengan kuat sebelum
diangkut dan ditampung sementara di bak sampah medis
Prosedur yang digunakan untuk penyakit infeksi harus disetujui oleh pimpinan
yang bertanggung jawabkan kepala Instalasi Sanitasi dan Dinas kesehatan c/q sub
dinas PKL setempat.
Semua jaringan tubuh, plasenta dll hendaknya ditampung pada bak limbah medis
atau kantong lain yang tepat dan kemudian dimusnahkan dengan insenerator.
Kecuali bila terpaksa, jaringan tubuh tidak boleh dicampur dengan sampah lain
pada saat pengumpulan.
Perkakas laboratorium yang terinfeksi hendaknya dimusnahkan dengan
insenerator. Insenerator yang digunakan merupakan milik pihak ketiga yang
melakukan kerjasama dengan Rumah sakit menggunakan MoU.
2. Golongan B, terdiri dari : syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas, dan benda –
benda tajam lainnya.
Pelaksanaan Pengelolaan :
Syringe, jarum dan cartridge hendaknya dibuang dengan keadaan tertutup. Sampah jenis
ini hendaknya ditampung dalam safety box atau bak tahan benda tajam yang bila telah
penuh ditutup dan ditampung dalam bak sampah medis sebelum diangkut dan
dimusnahkan dengan insenerator.
3. Golongan C, terdiri dari : limbah dari ruang laboratorium dan post partum kecuali yang
termasuk dalam golongan A.
Pelaksanaan pengelolaan :
Pembuangan sampah medis yang berasal dari laboratorium patologi klinik, hematologi
dan tranfusi darah, dibuat dalam kode pencegahan infeksi dalam laboratorium medis dan
ruanng post partum dan publikasi lain.
4. Golongan D, terdiri dari :Limbah bahan kimia dan bahan – bahan farmasi tertentu.
Pelaksanaan pengelolaan;
Barang dari produk medis yang baru sebagian digunakan hendaknya dikembalikan kepda
petugas yang bertanggung jawab di bagian farmasi.
5. Golongan E, terdiri dari : Pelapis bed – pan disposable, urinoir, incontinence-pad, dan
stamage bags.
Pelaksana Pengelolaan :
Kecuali yang berasal dari ruang dengan resiko tinggi, isi dari sampah dari golongan ini
bisa dibuang melalui saluran WC atau unit pembuangan untuk itu.Sampah yang tidak
dapat dibuang melalui saluran air hendaknya disimpan dalam bak sampah medis dan
dimusnahkan dengan insenerator.
BAB III
TATA LAKSANA
Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor dan
diberi label bertuliskan “Limbah sitotoksis”
c. Pengumpulan, Pengangkutan dan Penyimpanan Limbah padat medis di
Lingkungan Rumah Sakit.
Pengumpulan limbah padat medis dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup.
Penyimpanan limbah padat medis harus sesuai iklim, yaitu pada musim
hujan paling lama 48 jam, dan pada musim kemarau paling lama 24
jam.
d. Pengumpulan, Pengemasan dan pengangkutan ke luar Rumah Sakit.
Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat.
Pengangkutan keluar Rumah Sakit menggunakan kendaraan khusus.
e. Pengolahan dan Pemusnahan
Limbah padat medis tidak diperbolehkan dibuang langsung ke tempat
pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan.
Cara dan teknologi pengolahan limbah padat medis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di RSUD Sultan Sulaiman.
2. Limbah Padat Non Medis
a. Pemilahan Dan Pewadahan
Pewadahan limbah padat non medis harus dipisahkan dari limbah medis
padat dan ditampung dalam kantong plastik warba hitam.
Tempat pewadahan
Setiap tempat pewadahan limbah padat harus dilapisi kantong
plastik warna hitam sebagai pembungkus limbah.
Bila kepadatan lalat di sekitar temapt limbah melebihi 2 ( dua )
ekor per block grill, perlu dilakukan pengendalian.
b. Pengumpulan , Penyimpanan dan Pengangkutan
Bila ditempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih dari
pada 20 ekor per block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus
dilakukan pengendalian
Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendalian serangga dan
binatang pengganggu yang lain minimal 1 ( satu ) bulan sekali.
c. Pengolahan dan Pemusnahan
Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non medis harus dilakukan sesuai
persyaratan kesehatan.