MEKANISASI PERTANIAN
ACARA I
PENGENALAN TRAKTOR RODA EMPAT DAN TRAKTOR TANGAN
SERTA TEKNIK MENGEMUDIKAN TRAKTOR (SIMPLE DRIVING)
Oleh:
Apriliane Briantika Louise
A1L013055/ 3
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki
usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian
ini terutama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri yang dilakukan
secara tradisional dengan manusia dan hewan sebagai sumber tenaga untuk
pengolahan tanah. Hal ini menuntut peranan mekanisasi pertanian yaitu traktor
tangan, terutama sebagai sumber tenaga untuk pengolahan tanah di bidang pertanian.
Pertanian merupakan sumber dari segala kehidupan dan bagian dari sejarah
memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai
makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu
hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, proses
perubahan akan terus berjalan. Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama
batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-
mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek.
maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja
manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses
Traktor roda-2 merupakan alat pengolah tanah utama saat ini. Hal ini mengingat
ternak kerja sudah sangat berkurang. Sekarang memelihara ternak kerbau/sapi untuk
digemukkan ataupun diperah susunya. Traktor roda-2 ini digunakan untuk mengolah
tanah sehingga siap untuk ditanami. Traktor roda dua dilihat dari penghubungan
dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe yaitu tipe hitch dan tipe rotary. Pada tipe
rotary apabila unit rotarynya dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik
peralatan. Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah bajak singkal, bajak
B. Tujuan
Penggunaan alat traktor sebagai alat pengolah tanah merupakan sarana substitusi
tanah maupun tenaga kerja, karena dapat bersifat memudahkan penguasaan tenaga
yang lebih besar sehingga dapat ditanami tanah yang lebih luas. Teknologi yang
memberi peluang pengganti tenaga kerja dengan faktor produksi lain sering disebut
menggantikan tanah dengan faktor-faktor produksi lain disebut teknologi hemat tanah
(Hardijiseutomo, 1978).
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu
kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana,
Traktor adalah mesin pertanian yang digunakan untuk mengolah tanah. Mesin
mempunyai efisiensi yang sangat tinggi yang dapat membalikkan tanah dan
pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor ini
merupakan mesin serba guna, karena dapat berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk
alat-alat lain, seperti: pompa air, alat prosesing, gandingan (hener) dan lain-lain
(Siregar, 1984).
Traktor pertanian didefinisikan sebagai suatu kendaraan yang mempunyai daya
penggerak sendiri, minimum mempunyai sebuah poros roda yang diracang untuk
menarik serta menggerakkan alat/mesin pertanian. Atas dasar bentuk dan ukuran
traktor, maka traktor pertanian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: traktor
tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna ,
karena dapat digunakan untuk tenaga penggerek implement yang lain, seperti pompa
air. Selain kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudian terletak di
bawah gigi persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudian dioperasikan
melalui tunas kemudi kiri dan kanan. Apabila kopling kemudi kanan ditekan , maka
putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan . Sehingga roda
kanan akan berhenti , dan traktor tangan dapat bergerak maju mundur dengan
kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerek disalurkan di samping roda
(Mugniesyah, 2006).
Traktor roda dua adalah suatu alat pengolahan lahan yang biasanya dipakai di
kebun, tetapi bisa digunakan di sawah apabila dilengkapi dengan suatu peralatan
seperti bajak, garu perata tanah, pembuat pematang, dll. Tenaga penggerak 15 PK,
dibelakangnya, dengasn atau tidak dengan kopling sedangkan kemudi dan gas
untuk mengolah tanah dan lain-lain pekerjaan pertanian dengan alat pengolah
Traktor roda empat adalah salah satu alat pengolah tanah jika dilengkapi dengan
peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring, dll. Secara
umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga penggerak dari motor diesel
dengan didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang untuk bekerja di lahan
kering, bukan untuk lahan sawah. Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi traktor
Traktor besar dicirikan sebagai traktor yang mempunyai dua buah poros roda
(beroda empat atau lebih), panjangnya berkisar 1740–2010 mm dan dayanya berkisar
20–120 HP. Jenis traktor ini harganya sangat mahal sehingga petani masih belum
kurang efisien mengingat bentuk petakan sawah yang relatif kecil. Traktor ini banyak
dijumpai pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai areal yang luas dan modal
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah selembar kertas untuk
menggambar objek yang di amati yaitu traktor roda dua dan traktor roda empat serta
alat tulis untuk menggambarnya, sedangkan objek atau bahan yang di amati adalah
B. Prosedur Kerja
1. Semua alat kendali yang ada pada traktor yang digunakan diamati dan di gambar
3. Jarak antar roda diukur baik roda depan maupun roda belakang
6. Traktor tangan dan traktor roda empat dikemudikan dengan membentuk angka
A. Kesimpulan
2. Traktor roda dua merupakan motor penggerak serba guna karena dapat berfungsi
sebagai motor penggerak untuk alat – alat lain seperti pompa air, alat prosesing,
3. Traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga penggerak dari motor diesel dengan
didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang untuk bekerja di lahan kering, bukan
dengan perlengkapan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak pirang, garu piring,
B. Saran
setiap komponen traktor dan mekanisme kerja dari masing masing traktor dan
ACARA II
PENGENALAN ALAT TANAM (TRANSPLANTER DAN SEEDER)
Oleh:
Apriliane Briantika Louise
A1L013055/ 3
A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang
pertanian, sekarang ini telah dikembangkan berbagai jenis mesin penanam yang
dapat menghasilkan kinerja efektif dan efisien dengan keuntungan yang lebih besar pula.
Dalam bidang pertanian kegiatan penanaman merupakan salah satu kegiatan yang cukup
penting dan juga menentukan hasil pertanian. Dalam praktikum sebelumnya kita dapat
tanah. Dalam kegiataan penanam juga memiliki perkembangan terutama terkait dengan
penanaman, cara-cara itu selain menghabiskan tenaga dan waktu, juga menghabiskan
biaya. Dengan demikian sudahlah menjadi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa
tenaga. Hasil yang didapat akan lebih memuaskan dibanding dengan memakai cara
tradisional.
Selain meringankan dalam kegiatan penanaman juga dapat mengetahui dosis
penggunaan benih yang tepat yang telah diperhitungkan sebelum kegiatan penanaman.
Kegiatan pemanenan merupakan salah satu tahapan di dalam budidaya tanaman dan
merupakan bagian awal dari proses pasca panen. Proses penanaman padi ini tidak dapat
menaikkan produksi, melainkan hanya untuk menekan kehilangan gabah. Dengan adanya
mesin pemanen maka pemanenan akan dilaksanakan secara cepat, efisien dan efektif.
Oleh karena itu, diperlukan suatu keahlian dalam pengoperasian mesin pemanen, agar
mesin pemanen dapat digunakan secara efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan pelatihan
yang benar dalam mengenalkan mesin pemanen.Pada praktikum kali ini akan dikenalkan
dua jenis alat dan mesin penanam, yaitu Seeder dan Rice Transplanter serta cara
pengkaliberasian alat/mesin penanam dalam hal ini adalah Seeder. Seeder yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah untuk menanam benuh dengan jumlah yang banyak.
Penggunaan alat mesin pertanian untuk penanaman tersebut dapat memudahkan petani
B. Tujuan
Alat dan mesin penanaman adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menempatkan
benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah disiapkan baik di dalam
ataupun diatas permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah menempatkan biji didalam
tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan
penyulaman Alat mesin penanam dibedakan menjadi dua, yaitu seeder dan rice transplanter
(Purwadi, 1990).
Dalam perkembangan alat dan mesin penanam ini dikenal dari bentuk tradisional
sampai dalam bentuk yang modern. Pada umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat
tanam adalah sama, baik jenis yang didorong atau ditarik tenaga manusia, ditarik hewan atau
traktor. Prinsip kerjanya yaitu pembukaan alur atau lubang, mekanisme penjatuhan benih,
Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman,
jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan
tanah kembali. Alat dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah
keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertaniandapat membantu petani
dalam memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat
waktu. Penanaman yaitu usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada
kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah (Irwanto, 1980).
Alat penanaman dengan sumber bahan tanam yang digunakan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Transplanter
Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan
kondisi penanaman yang seragam. Pada penanaman padi, dapat dibedakan berdasarkan
cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai
bibit yang ditanam/disemai di lahan. Kelebihannya dapat digunakan tanpa harus mengubah
cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun
demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas
kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang
secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total
dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia
tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu.
Dilihat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat 3 jenis mesin
tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang
digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri.
Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak
dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan papan pengapung.
Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata,
kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan
memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit,
sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk penyulaman secara manual (Pearson,
1990).
2. Seeder
Alat penanam berfungsi meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan
jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Bila benih dengan menggunakan
alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam
tanam, yaitu berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar
lubang dalam baris, dan jarak antar baris. Disamping itu ada kemungkinan kerusakan benih
dalam proses aliran benih dalam alat tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian memiki
bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan alat tanam
yang memiliki kekuatan tanam yang berbeda. Beberapa sifat fisis benih yang
mempengaruhi alat tanam, yaitu ukuran, bentuk, keseragaman bentukdan ukuran, density
per satuan volume, dan tekanan terhadap tekanan dan gesekan (Irwanto, 1980). Penebaran
benih dan pola pertanaman dengan alat penanam digolongkan menjadi 5 macam:
b) Drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu
c) Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang sama dengan alur)
d) Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir
e) Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung atau kacang-kacangan
dan tanaman padi. Alat yang digunakan dalam praktikumini adalah transplanter, seeder,
timbangan.
B. Prosedur Kerja
A. Kesimpulan
1. Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan
2. Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga
jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin
tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber
tenaga sendiri.
B. Saran
Sebaiknya para praktikan yang ingin mencoba alat ini harus memperhatikan
Ananto, E. E dkk. 1997. Alat Tanam Padi Tebar Langsung Tipe Drum. Proyek
Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan
ACARA III
MESIN PENYEMPROT (SPRAYER)
Oleh:
Apriliane Briantika Louise
A1L013055/ 3
A. Latar Belakang
memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai
makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu
hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, proses
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu
kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana,
Alat pemeliharaan tanaman merupakan suatu alat ayang tidak bisa dipisahkan
wilayah negara kita tidak merata khususnya mengenai kemiringan dan tinggi
permukaan tanah, maka keberadaan pompa akan sangat pinting sekali. Contoh kasus,
sumber air berada di bawah lahan pertanian, maka salah satu cara supaya lahan
mendapatkan pengairan dari sumber air tersebut adalah dengan menyedot air tersebut
Alat penyemprot (sprayer) maupun alat pengkabut (fog and mist blower) diberi
adanya tekanan udara di dalam alat itu. Pada larutan obat tersebut, tekanan udara
akan timbul karena tertekannya pompa yang merupakan salah satu bagian alat pada
digunakan oleh para petani kita yaitu alat penyemprot pompa tangan (hand sprayer).
Pada mulanya diimpor, akan tetapi kini telah banyak diproduksi di dalam negeri, dan
mutunya dapat bersaing dengan buatan luar negeri. Selain alat tersebut juga terdapat
pompa untuk membantu dalam pengairan dalam skala besar bagi daerah atau lahan
B. Tujuan
penyemprot dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa
tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi
yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan
dan kepraktisan. Demikian pula kesimpulannya yaitu bahwa sprayer yang paling baik
dari segi kinerja penyemprotannya adalah sprayer elektrostatik dan yang paling buruk
Alat penyemprot (sprayer) merupakan alat mesin untuk memecah suatu cairan
atau larutan suspensi menjadi tetesan (butiran tetesan) dengan besar ukuran tertentu.
penyemprot tipe gendong. Tipe ini dibagi dua jenis yaitu penyemprot automatis dan
semi automatis. Komponen penyemprot tipe gendong terdiri dari tiga bagian, yaitu
tangki (reservoir), bagian pompa (unit pompa), bagian pengabut (unit selang dan
Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka
pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat
ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan
waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang
tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor,
paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer
mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi. samping masalah pada
perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak
sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan
Pompa adalah alat untuk menggerakan cairan atau adonan. Pompa menggerakan
cairan dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi,
untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi) (Haryono,
1982).
Ada beberapa tipe pompa yang digunakan pada area pertanian, yaitu:
a. Pompa plunyer
b. Pompa torak
c. Pompa sentrifugal
Pompa plunyer, pompa ini sesuai untuk sumur yang dalam. Pompa ini diletakkan
dalam sumur dan digerakkan dengan system tungkai dan poros engkol di atas tanah.
Plunyer ini biasanya terbuat dari kunigan yang dilengkapi dengan katup-katup hisap
torak yang bergerak bolak-balik di dalam silinder kecil yang mempunyai lubang-
pemeliharaan, tetapi efisiensinya lebih rendah dibanding dengan pompa torak dan
Pompa propeller merupakan pompa tipe sedot rendah yang cocok untuk operasi
traktor pada pekerjaan pengairan limpah atau pada waktu pengisian persediaan air.
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam
secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi
yang meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah
pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pengabut bermotor tipe
gendong, penyemprot gendong otomatis, penyemprot gendong semi otomatis, air dan
bensin.
B. Prosedur Kerja
A. Kesimpulan
1. Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau
kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun,
3. Pompa banyak digunakan untuk system irigasi di lahan-lahan pertanian yang jauh dari
sumber air.
B. Saran
Sebaiknya dalam penggunaan alat ini harus memakai alat pengaman seperti memakai
masker supaya dalam penyemprotan cairan pestisida yang disemprotkan tidak terhirup oleh
pemakainya.
DAFTAR PUSTAKA
Mimin ,Effi Ismawati. 1992. Pembuatan dan Aplikasi Pupuk Organik Padat. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Robins, Harris dan Lambert Wilkes. 2005. Mesin dan Peralatan Usaha Tani Edisi
Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
ACARA IV
PENGENALAN RICE MILL UNIT
Oleh:
Apriliane Briantika Louise
A1L013055/ 3
A. Latar Belakang
Masalah besar petani adalah kehilangan hasil, mutu yang rendah dan harga yang
fluktuatif yang cenderung tidak memberikan insentif kepada mereka sangat amat dirasakan
dan perlu segera solusinya. Kehilangan hasil pasca panen masih tinggi yaitu mencapai
20,5%. Mutu beras yang dihasilkan umumnya sangat rendah yang dicirikan oleh beras
patah (broken) yang lebih dari 15% dengan rasa, warna yang kurang baik. Selanjutnya
harga gabah ditingkat petani belum dapat memperbaiki tingkat pendapatan. Seiring dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah banyak sekali peralatan dan mesin
yang dibuat untuk penanganan pasca panen yang dapat membantu petani dalam
mengefektifkan dan mengefisienkan hasil pengilingan padi (RMU) sehingga harga padi
dipisahkan dari tangkai tempat tumbuhnya. Semua tanaman padi-padian dengan biji yang
kecil, biji harus dirontokkan dari tangkainya. Untuk memisahkan biji dari bahan
pengikatnya pada berbagai tanaman diperlukan jenis mesin yang berbeda-beda. Pada
umumnya, diperlukan suatu alat yang sangat besar yang mencakup sejumlah pekerjaan
yang berbeda-beda dalam mesin yang sama sewaktu bahan melewati mesin itu.
Dahulu, padi-padian dipotong dengan suatu pengikat dan ikatan-ikatan tersebut dibawa
ke suatu mesin perontok yang stasioner, di tempat padi-padian tersebut dirontokkan dan
dimasukkan dalam karung. Dalam praktek usaha tani di Amerika sekarang, prosesnya
dibalik yaitu mesin dibawa ke tanaman di lapangan, yang disitu mesin tadi memanen dan
atas lahan
Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat vital dalam mengkonversi padi
menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi maupun untuk disimpan sebagai
cadangan. Dalam kaitan dengan proses penggilingan padi,karakteristik fisik padi sangat
perlu diketahui karena proses penggilingan padi sebenarnya mengolah bentuk fisik dari
butiran padi menjadi beras putih. Butiran padi yang memiliki bagian-bagian yang tidak
dapat dimakan atau tidak enak dimakan, sehingga perlu dipisahkan. Selama proses
B. Tujuan
Tanaman padi-padian dengan biji yang kecil, biji harus sudah dirontokkan dari
tangkainya. Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai tanaman
diperlukan jenis mesin yang berbeda. Dahulu padi-padian dipotong dengan suatu pengikat
dan ikatan-ikatan tersebut di bawa ke suatu mesin perontok yang stasioner, ditempat
diberikan kepada Samuel Lane untuk gabungan pemanen perontok. Mesin pemanen
Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang
kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat
dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). RMU rata-rata mempunyai kapasitas
giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam, walau mungkin sudah ada yang lebih besar
lagi. Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai mesin tunggal dengan fungsi banyak,
namun sesungguhnya memang terdiri dari beberapa mesin yang disatukan dalam
rancangan yang kompak dan bekerja secara harmoni dengan tenaga penggerak tunggal. Di
dalam RMU sesungguhnya terdapat bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau
mengupas gabah, bagian mesin yang berfungsi memisahkan BPK dan gabah dari sekam
lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan gabah yang belum
terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan, bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan
mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang berfungsi melakukan pemutuan berdasarkan
jenis fisik beras (beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir). Kesemua fungsi
tersebut dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan mudah
Rice milling unit merupakan suatu mesin yang berfungsi untuk mngupas kulit luar padi
dan memutihkan padi supaya mutu serta kualitas padi tetap terjaga. Rice milling unit
1. Beras yang dihasilkan lebih bersih dan mengkilap sehingga meningkatkan harga jual.
3. Mengurangi kebutuhan tenaga kerjaHasil produksi lebih banyak dengan waktu yang
singkat
Beras merupakan sumber utama kalori bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Pangsa beras pada konsumsi kalori total adalah 54.3% atau dengan kata lain setengah dari
intake kalori masyarakat Indonesia bersumber dari beras (Harianto, 2001). Mutu beras
giling dikatakan baik jika hasil proses penggilingan diperoleh beras kepala yang banyak
dengan beras patah minimal. Mutu giling ini juga ditentukan dengan banyaknya beras
putih atau rendemen yang dihasilkan. Mutu giling ini sangat erat kaitannya dengan nilai
ekonomis dari beras. Salah satu kendala dalam produksi beras adalah banyaknya beras
pecah sewaktu digiling. Hal ini dapat menyebabkan mutu beras menurun (Allidawati dan
Kustianto,1989).
Penggilingan beras berfungsi menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron,
sebagian mapun seluruhnya agar menhasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil
mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit, kemudian
gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang
menempel pada beras. selama penyosohan terjadi, penekanan terhadap butir beras sehingga
terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih
Beras giling dipengaruhi banyak faktor yang terbagi dalam 3 kelompok. Kelompok 1
adalah faktor yang mempengaruhi rendemen melalui pengaruhnya terhadap mutu gabah
sebagai bahan baku dalam proses penggilingan yang meliputi varietas, teknik budidaya,
rendemen yang terlibat dalam proses konversi gabah menjadi beras, yaitu teknik
derajat sosoh yang diinginkan, karena semakin tinggi derajat sosoh maka rendemen akan
semakin rendah. Susut mutu dari suatu hasil giling dapat diidentifikasikan dalam nilai
derajat sosoh serta ukuran dan sifat butir padi yang dihasilkan. Umumnya semakin tinggi
derajat sosoh, persentase beras patah menjadi semakin meningkat pula. Ukuran butir beras
hasil giling dibedakan atas beras kepala, beras patah, dan menir (Nugraha et al, 1998).
Berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bulog, beras kepala merupakan beras
yang memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian beras utuh. Beras patah memiliki
ukuran butiran 2/10 bagian sampai 6/10 bagian beras utuh. Menir memiliki ukuran lebih
kecil dari 2/10 bagian beras utuh atau melewati lubang ayakan 2.0 mm (Waries, 2006).
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah rice mill unit, gabah,
B. Prosedur Kerja
1. Bagian-bagian rice mill unit diamati dan digambar serta ditulis fungsinya masing-
masing
A. Kesimpulan
1. Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang
kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah menjadi beras
2. Standar mesin- mesin yang ada dalam rice milling unit adalah sebagai berikut: cleaner,
3. Usaha jasa penggilingan padi umumnya tidak berjalan penuh sepanjang tahun atau
B. Saran
Dalam praktikum ini sebaiknya para praktikan mencatat dengan benar bagian-bagian
dari komponen mesin penggiling padi ini karena lumayan banyak dan berhubung alat yang
diperagakan tidak berfungsi sebaiknya praktikan harus melihat dari youtube supaya tahu
Allidawati dan B.Kustianto. 1989. Metode uji mutu beras dalam program pemuliaan padi.
Dalam: Ismunadji M., M. Syam dan Yuswadi. Padi Buku 2. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Bogor. Hal: 363-375.
Harianto. 2001. Pendapatan, harga, dan konsumsi beras. Dalam: Suryana, A. Dan
S.Mardianto. Bunga rampai ekonomi beras. Penerbit Lembaga Penyelidikan
Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI).
Sovan, M., 2002. Peranan Penanganan Pasca Panen Untuk Menurunkan Kehilangan
Hasil. Makalah pada workshop Kehilangan Hasil Pasca Panen.
Yogyakarta.
ACARA V
ALAT PENGERING (DRYER)
Oleh:
Apriliane Briantika Louise
A1L013055/ 3
A. Latar Belakang
Proses pengeringan adalah proses penguapan kandungan air suatu bahan untuk
menurunkan persentase kadar air bahan dari kadar air semula. Pengeringan merupakan
operasi rumit yang meliputi perpindahan panas dan massa, serta beberapa laju proses,
maupun mekanisme perpindahan panas dan massa. Perubahan fisik yang terjadi adalah
Proses pengeringan merupakan salah satu penanganan bahan pangan untuk menjaga
pengawetan bahan pangan lebih lama. Proses pengeringan pada dasarnya ditentukan oleh
pengaturan suhu yang baik yang merupakan faktor terpenting dalam pengawetan pangan
dan mutu bahan pangan yang dihasilkan. Pada Percobaan yang dilakukan, ada dua cara
yang digunakan yaitu pengeringan dengan sinar matahari dan pengeringan dengan
Pada metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua yang
di temuan satu dari semua metode pengawetan yang ada. proses pengeringan ditemukan di
Jericho dan berumur sekitar 4000 tahun. Metode ini sangat sederhana. Ini merupakan salah
satu cara yang sangat efektif, mudah dan aman nya. Maka makanan yang dikeringkan
tahan lama dan dibandingkan dengan metode lain, tidak memerlukan perlakuan khusus saat
mekanisasi pertanian tidak dapat berdiri sendiri, karena merupakan suatu sub sistem
penunjang dalam proses budidaya, pengolahan dan penyimpanan. Sebagai teknologi yang
bersifat indivisible, peran alat dan mesin pertanian tersebut sebaiknya dapat didistribusikan
pada banyak pemakai, atau petani kecil yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk
memilikinya. Berbagai studi menyebutkan, bahwa alat dan mesin pertanian memiliki
kaitan sangat erat dengan dinamika sosial ekonomi dari sistem budidaya pertaniannya
Kemudian pada praktikum kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang alat pertanian
B. Tujuan
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air
dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui
penggunaan energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas
adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga
mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga
produksi menjadi lebih murah. Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai
apabila telah dikeringkan, misalnya tembakau, kopi dan biji-bijian (Djarwo, 1988).
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Proses pengeringan adalah
proses pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat
memperlambat laju kerusakan biji- bijian akibat aktivitas biologi dan kimia sebelum bahan
diolah (digunakan). Cara ini dilakukan dengan cara menurunkan kelembaban nisbi udara
dengan mengalirkan udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih
besar dari pada tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan ini menyebabkan tejadinya
Pengeringan mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di
keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan
kimianya, penurunan mutu dan sebagainya. Kerugian yang lainya juga disebabkan
beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di
basahkan kembali (rehidratasi) sebelum digunakan. Pengeringan dapat berlangsung dengan
baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di
ambil berasal dari semua permukaan bahan tersebut. Factor-faktor yang mempengaruhi
pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara,
Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana
terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan, maka semakin cepat
simpan yang lebih lama dan kandungan nutrisinya masih ada. Akan tetapi misalnya pada
ikan asin, dilakukan penggaraman terlebih dulu sebelum dikeringkan. Ini dilakukan agar
spora yang dapat meningkatkan kadar air dapat dimatikan (Ranganna, 1997).
5. Perubahan lain yang mungkin terjadi didalam bahan selama proses penguapan
Alat pengering mempunyai banyak jenis, antara lain yaitu alat pengering tipe bak dan
alat pengering tipe rak (tray dryer). Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk
persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan
dikeringkan. Pada umumnya rak tersebut tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering
jenis ini raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat pengeringnya. Bahan
diletakkan di atas rak (tray) yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang.
Kegunaan dari lubang-lubang ini untuk mengalirkan udara panas dan uap air (Rizaldi,
2006).
Jenis alat pengering yang lain, yaitu alat pengering hampa udara. Alat ini digunakan
untuk mengeringkan bahan-bahan yang peka terhadap suhu tinggi seperti sari buah dan
larutan pekat lainnya. Ukuran alat ini hampir sama dengan pengering tipe rak (tray dryer)
tapi dioperasikan dalam keadaan hampa udara. Pengering pada alat ini berlangsung dengan
cepat pada suhu rendah. Pemanasan terjadi dengan jalan memasukkan udara panas ke
dalam ruang pengering melalui lubang-lubang yang terdapat pada setiap rak. Bahan
ditebarkan setipis mungkin diatas rak-rak yang terletak diatas papan yang berlubang. uap
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum alat pengering (dryer) ini adalah
B. Prosedur Kerja
A. Kesimpulan
1. Pengeringan adalah suatu cara untuk mengurangi kadar air suatu bahan sampai
kadar yang diinginkan, melalui suatu proses pindah panas dan pindah massa. Pada
akibat aktivitas biologis dan kimia sebelum bahan dimanfaatkan, sehingga bahan
lebih awet.
2. Pengeringan bahan hasil pertanian dapat dilakukan secara alamiah dengan jalan
menjemur dan dengan jalan dehidrasi yang menggunakan berbagai alat pengering.
B. Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini asisten membagi kelompok dengan benar supaya
lebih efisien lagi, karena dalam praktikum didalam ruangan kecil sedangkan jumlah
praktikanya banyak dan yang dibelakang tidak bisa melihat asisten menjelaskan alat.
DAFTAR PUSTAKA
Ranganna, S., 1977. Manual of Analysis of Fruit and Vegetable Products. TataMc
Graw- Hill Publishing Company Limited, New Delhi