Anda di halaman 1dari 2

Edukasi tentang Stroke

Berbagai metode penanganan fisioterapi yang diberikan di Rumah sakit, klinik dan pusat pelayanan
lainnya menjadi kurang optimal, atau mungkin dirasakan tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh tata cara penanganan stroke di rumah yang tidak tepat. Perlu diketahui
bahwa, penanganan fisioterapi pada stroke adalah proses pembelajaran sensomotorik berupa
pembentukan pola gerak normal. Interaksi pasien dengan fisioterapis amat sangat terbatas sehingga
boleh jadi pembentukan pola gerak dalam latihan menjadi tidak berarti dibandingkan pola gerak tidak
normal yang terbentuk dalam aktivitas keseharian pasien di rumah.

Pasien dalam 1 bulan pasca serangan akan mengalami perkembangan yang cukup signifikan sehingga
sering kali menjadi tolok ukur keberhasilan terapi. Perlu diketahui bahwa hal ini bersifat normatif karena
setiap stroke akan terjadi fase diaschisis dimana merupakan kehilangan komunikasi antar neuron dan
sifatnya sementara. Gangguan nyata biasanya dapat kita lihat sejak 2 bulan setelah serangan.

Penanganan fisioterapi pasca stroke adalah kebutuhan yang mutlak bagi pasien untuk dapat
meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya. Berbagai metode intervensi fisioterapi seperti
pemanfaatan electrotherapy, hidrotherapy , exercise therapay (Bobath method, Proprioceptive
Neuromuscular Facilitation, Neuro Developmental Treatment, Sensory Motor Integration, dll..) telah
terbukti memberikan manfaat yang besar dalam mengembalikan gerak dan fungsi pada pasien pasca
stroke. Akan tetapi peran serta keluarga yang merawat dan mendampingi pasien juga sangat
menentukan keberhasilan program terapi yang diberikan.

Dampak lain adalah dengan penanganan yang salah akan menghasilkan proses pembelajaran
sensomotorik yang salah pula. Hal ini justru akan memperlambat proses perkembangan gerak.

Untuk itu dengan program “edukasi bagi keluarga pasien stroke” mengenai tata cara penanganan pasien
stroke di rumah (home programe) akan sangat bermanfaat dalam mengembalikan kemampuan gerak
dan fungsi pada pasien pasca stroke. Penanganan yang tepat sebagai wujud cinta kasih dalam keluarga.

Beberapa hal yang perlu diketahui antara lain :

Secara umum kondisi pasien pasca stroke sering sekali mengalami masalah pada kestabilan emosional
karena adanya perubahan kemampuan dalam melakukan aktivitas. Hal ini harus anda sadari sehingga
tetap untuk melakukan pendekatan kooperatif. Penanganan dini yang tepat akan mengurangi tekanan
psikologis tersebut.
Seorang pasien stroke selalu merasa putus asa karena pasien merasa kelumpuhan seakan-akan pasti tdk
dapat dipulihkan lagi. Berikan keyakinan kalau potensi untuk sembuh selalu ada.

Motivasi pasien mungkin akan menjadi lebih meningkat jika pasien dapat merasakan adanya perubahan
yang positif setiap diberikan tindakan, karena yang paling tahu tentang peningkatan kemampuan gerak
adalah pasien sendiri. Untuk itu terapi yang diberikan haruslah tepat.

Pada pasien pasca stroke yang mengalami kelemahan biasanya hanya pada daerah lengan dan tungkai
sementara untuk tubuh tidak mengalami kelemahan atau tidak selayu anggota geraknya. Biasanya pasien
mampu duduk dengan tegap. Banyak yang mengkondisikan tubuhnya ikut lemah padahal harusnya
pasien bisa melakukan aktivitas duduk.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan (Jika kondisi umum stabil), antara lain :

Hindari posisi tidur terlentang sebab posisi tidur terlentang akan membuat otot-otot postur tidak bekerja
dan berdampak semakin cepatnya terjadi penurunan kekuatan otot. Cobalah denga posisi duduk atau
minimal posisi tidur miring.

Berikan posisi tidur miring dengan cara (bagi insan stroke yang mengalami kelumpuhan pada sisi kiri) :

Jika posisi tidur miring kekanan maka berikan topangan pada lengan kiri dan tungkai kiri dengan
menggunakan bantal. Usahakan posisi kepala sejajar dengan tulang belakang

Jika posisi miring ke kiri maka posisikan lengan kiri lurus dan geser tulang belikat agak kedepan. Posisi
kaki kiri lurus dan kaki kanan ditekuk dengan sanggahan bantal. Usahakan kepala sejajar dengan tulang
belakang.

Berikan perubahan posisi setiap 1 jam.

Anda mungkin juga menyukai