Anda di halaman 1dari 8

FILSAFAT CINTA

Direkap Oleh : Ade Syahid Arif Al-Arsyad Al-Islam (Mang Atef tea)

Seorang pemikir Mazhab Frankfurt Erich Fromm dalam bukunya yang berjudul “The
Art Of Loving” menegaskan pentingnya relevansi Cinta untuk menjadi solusi bagi
masyarakat kapitalis modern yang telah terdisintegrasi oleh ketimpangan sosial. Bagi
Fromm, disintegrasi itu adalah cerminan dari eksistensi manusia yang tidak dapat
mengatasi keterpisahan (separateness) ketika cinta itu sendiri tidak mungkin dibahas
tanpa menganalisa eksistensi manusia itu sendiri. Menurut Fromm, ”teori apapun
tentang cinta harus mulai dengan teori tentang manusia, tentang eksistensi manusia”.
Cinta adalah jawaban bagi problem eksistensi manusia yang berasal secara alamiah
dari kebutuhan untuk mengatasi keterpisahan dan “meninggalkan penjara kesepian”.
Tetapi penyatuan dalam cinta melebihi suatu simbiosis karena “cinta yang dewasa
adalah penyatuan di dalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang,
individualitas seseorang”. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan
“yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari sesamanya”.
Sayangnya Cinta di era kapitalisme sekarang hanya menjadi barang dagangan
(komoditas). Begitu banyaknya kisah cinta kacangan diumbar dalam lagu-lagu,
sinetron, dan lain-lainnya. Karenanya komersialisasi Cinta semacam itu justru
menunjukkan bahwa kata cinta dan prakteknya dalam hubungan sosial mengalami
degradasi.
Atas kondisi semacam itulah buku ”Memahami Filsafat Cinta” ini keluar dari hati
”nurani” penulisnya, Nurani Soyomukti, seorang psikoanalis kebudayaan yang selalu
konsisten menggugat budaya kapitalis dalam setiap tulisan-tulisannya. Begitu ”PD”
(percaya diri) Si Penulis, ketika ia membuka buku ini dengan kalimat pembuka:
”Buku ini tak layak dibaca oleh mereka yang tak percaya pada Cinta” (hlm. 1).
Terus terang belum banyak orang yang memahami arti filsafat Marx, karena Marx
selama ini lebih banyak dianggap sebagai ’penjahat” hanya karena praktek
diktatorisme komunis di beberapa negara—yang tentu saja lepas dari kesalahan Marx
dan banyak faktor yang perlu dijelaskan, terutama karena serangan kapitalis dan
deligitimasinya (’black-propaganda’) terhadap sosialisme-komunisme yang cukup
berhasil.
Hanya sedikit yang tahu bagaimana Marx sesungguhnya seorang yang humanis dan
romantis, serta konsisten dalam perjuangan kemanusiaan. Sebagaimana kita tahu dari
buku ini yang banyak mngutip Marx, dalam filsafatnya ternyata banyak uraian Marx
yang berbicara masalah Cinta dan kepercayaan yang bisa dibangun oleh manusia.
Cita-cita Marx adalah: ”… Kemudian cinta hanya dapat ditukar dengan cinta,
kepercayaan dengan kepercayaan..” (hlm. 22).
Apakah dalam hidup kita perlu filsafat cinta ?
Seberapa penting Filsafat Cinta bagi Kehidupan kita ?
Pertanyaan diatas butuh pencerahan dari kalangan pembaca.
Mari ber – apresiasi…!
Filsafat adalah ilmu yang selalu mencari kebenaran. Tujuannya supaya hidup manusia
semakin baik. Dengan mempelajari filsafat kita akan tahu tentang esensi Hidup dan
Kehidupan serta akan lebih bisa ber- empati dengan orang lain.
Tidak gampang menvonis orang lain karena salah dan benar, yang oleh orang banyak
hal itu sangat relatif, karena kebenaran yang hakiki hanya milik Yang kuasa.
Filsafat terkait dengan logos ( ilmu ) yang terbentuk dari sejumlah informasi yang
diterima seseorang dari relasi yang dibangunnya dan mengendap dalam memorinya.
Jika kita mampu menggunakan Ilmu / tata pikir yang kita miliki, maka kita sudah
masuk dalam tataran implementasi filsafat dalam kehidupan nyata, dan sebaiknya
dilakukan
bagi keharmonisan hidup.
Jangan terlalu dipikir… seberapa angka dari tulisan di atas, tapi lebih baik kita coba
untuk mengerti seberapa nilainya.
Untuk menghilangkan keraguan mari kita telusuri filsafat cinta yang mungkin identik
dengan kata-kata bijak dalam konteks cinta, dengan sebuah ilustrasi :
Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab ke- elokan parasnya
dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik pada kekayaannya, karena kekayaan dapat
musnah
Tetapi tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya
senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.”
Mari kita kaji filsafat / kata – kata bijak cinta dibawah ini, sekedar untuk pelipur lara,
teramat khusus bagi yang sedang dilanda kasmaran.

# Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi, cinta membawa penderitaan,


tetapi
tidak pernah dendam bahkan membalas dendamnya. Dimana ada cinta disitu ada
kehidupan
manakala kebencian membawa kemusnahan.

# Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua
telinga
untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya
menganugerahkan Sekeping Hati pada kita ?
Karena Tuhan telah memberikan Sekeping Hati lagi kepada seseorang untuk kita cari
dan itulah namanya CINTA.
# Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu
tersenyum,
sambil berkata : Aku turut bahagia untukmu.
# Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba.
Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup . Dan jangan sesekali
kamu mengatakan tidak mencintainya lagi, bilamana kamu masih belum dapat
melupakannya.
# Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu,
tetapi lebih menyakitkan lagi, kamu mencintai seseorang tetapi kamu tidak pernah
berani
mengutarakan cintamu kepadanya.
# Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti.
Cintailah mereka seperti sungai, karena sungai mengalir selamanya.
# Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta, namun apabila sampai saatnya,
raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi, dengan sejuta rasa
tanda tanya dihatinya.
# Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak, bukan cinta namanya jika perasaan
tidak pernah terluka, dan bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu
serta cemburu.
# Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut, tetapi
cinta adalah anugerah Tuhan yang terindah dan suci, jika manusia dapat menilai
kesuciannya.
# Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah tapi untuk dicintai
oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
# Satu – satunya cara agar kita memperoleh kasih sayang adalah jangan menuntut
agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa
mengharapkan balasan.
# Jiwa sepi tanpa cinta, hati akan mati tanpa Iman. Kemarin adalah kenangan, esok
adalah
impian dan hari ini adalah kenyataan.
# Cinta adalah tamu yang selalu datang tanpa undangan, tapi kepergiannya tidak
pernah
diharapkan. Dan sesungguhnya hati akan merasa memiliki cinta apabila cinta itu
telah pergi.
Definisi Cinta
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan
kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak
bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan
(sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah
adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9)
Hakikat Cinta
Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah.
Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi
ibadah. Dan sebaliknya, jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan menjadi
perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru
menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu
kesyirikan.
Cinta kepada Allah
Cinta yang dibangun karena Allah akan menghasilkan kebaikan yang sangat banyak
dan berharga. Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin (3/22) berkata: ”Sebagian salaf
mengatakan bahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah
menurunkan ayat ujian kepada mereka:“Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah
maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (Ali ‘Imran: 31)
Macam-macam cinta
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang
membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani
dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta
ada empat macam:
Pertama, cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di
atas.
Kedua, cinta syirik.
berfirman:Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah
“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-
tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta
mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
Ketiga, cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan
Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman:
“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
Keempat, cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang dibolehkan.
Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah berfirman:
“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya
lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf:
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada
Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta
maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda
tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta
tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.
Bila kita ditanya bagaimana hukumnya cinta kepada selain Allah? Maka kita tidak
boleh mengatakan haram dengan spontan atau mengatakan boleh secara global, akan
tetapi jawabannya perlu dirinci.
Pertama, bila dia mencintai selain Allah lebih besar atau sama dengan cintanya
kepada Allah maka ini adalah cinta syirik, hukumnya jelas haram.
Kedua, bila dengan cinta kepada selain Allah menyebabkan kita terjatuh dalam
maksiat maka cinta ini adalah cinta maksiat, hukumnya haram.
Ketiga, bila merupakan cinta tabiat maka yang seperti ini diperbolehkan.
Dalam perjalanan menuju manifestasi, jiwa melewati empat keadaan, 'Ilm, 'Ishq,
Wujud, Shuhud.
'Ilm adalah keadaan awal dari kesadaran, kecerdasan murni. 'Ishq adalah cinta, tahap
kecerdasan berikutnya menuju manifestasi; karena itu kecerdasan dan cinta sama
unsurnya. Benda-benda seperti batu dan tumbuh-tumbuhan, tak memiliki kecerdasan,
sehingga tak memiliki cinta, kecuali suatu persepsi kecil tentang cinta yang ada di
dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan. Tetapi di antara hewan dan burung-burung,
kecerdasan berkembang, sehingga cinta di dalam diri mereka dapat menunjukkan diri.
Wujud adalah dunia obyektif, yang diciptakan untuk dicintai, karena cinta tak dapat
diwujudkan bila tak ada sesuatu yang dicintai. Shuhud adalah realisasi pengalaman
cinta dalam aspek apapun.
Kata cinta, dalam bahasa Inggris 'love', dalam bahasa Sanskrit 'Lobh', berarti
keinginan, hasrat.Cinta adalah hasrat untuk menyadari sesuatu yang dicintai. Karena
itu, Shuhud, realisasi cinta,merupakan satu-satunya tujuan setiap jiwa. Cinta, dalam
berbagai aspeknya, dikenal pula dengan sebutan: kehendak, keinginan, hasrat,
kebaikan, suka, dan lain-lain.

Para Sufi berkata bahwa alasan penciptaan adalah karena Yang Mahasempurna ingin
mengetahui diri-Nya, dan melakukannya dengan membangkitkan cinta dari sifat-Nya
dan membuatnya menjadi obyek cinta, yang merupakan keindahan. Dengan makna
ini, para darwis saling menghormati satu sama lain dengan berkata, "Ishq Allah,
Ma'bud Allah" -- 'Allah adalah cinta dan Allah adalah [kekasih] yang dicintai.'
Seorang penyair Hindustan berkata, "Hasrat untuk melihat kekasih membawaku ke
dunia, dan hasrat yang sama untuk melihat kekasih membawaku ke surga."
Karena cinta merupakan sumber ciptaan dan pemelihara nyata dari semua
keberadaan, maka, bila manusia tahu bagaimana cara memberikannya kepada dunia
di sekelilingnya sebagai simpati, sebagai kebaikan, pelayanan, ia memberi kepada
semuanya makanan kepada setiap jiwa yang lapar. Jika orang mengetahui rahasia
hidup ini ia akan menguasai dunia dengan pasti.

Cinta selalu dapat dikenal di dalam gagasan, ucapan, dan perbuatan orang yang
mencintai, karena setiap ekspresinya terdapat kehangatan yang muncul sebagai
keindahan, kelembutan, dan kehalusan. Hati yang terbakar oleh api cinta cenderung
untuk melelehkan setiap hati yang dijumpainya.
Cinta menghasilkan pesona pada pecinta sehingga sementara ia mencintai seseorang,
semua mencintai pecinta itu. Magnetisme cinta dijelaskan oleh seorang penyair
Hindustan: "Mengapa tidak semua hati dilelehkan menjadi tetesan-tetesan oleh api
yang dipelihara hatiku sepanjang hidupku? Karena sepanjang hidup aku meneteskan
air mata derita karena cinta, pecinta berkunjung ke kuburku penuh dengan air mata."
Untuk mengajarkan cinta, Nabi Isa berkata, "Aku akan membuatmu menjadi
pemancing manusia." Jalaluddin Rumi berkata: "Setiap orang tertarik kepadaku,
untuk menjadi sahabatku, tapi tak seorang pun tahu apa di dalam hatiku yang
menariknya."

Cinta itu alami dalam setiap jiwa. Semua pekerjaan dalam hidup, penting atau tak
penting, dalam suatu cara cenderung ke arah cinta; karena itu tak seorang pun di
dunia yang dapat disebut sepenuhnya tanpa cinta. Cinta adalah sesuatu yang dibawa
setiap jiwa ke dunia, tetapi setelah tiba di dunia, orang berperan dalam semua kualitas
tanpa cinta. Andai tidak, kita pasti sudah pahit, cemburu, marah, dan penuh kebencian
ketika kita lahir. Bayi tak punya kebencian. Anak kecil yang kita sakiti, dalam
beberapa menit akan datang dan memeluk kita.

Mencintai, memuja seseorang yang berhubungan dengan kita baik dalam hal
kelahiran, ras, kepercayaan atau hubungan duniawi lain, datang dari cinta jiwa.
Kadang-kadang jatuh cinta pada pandangan pertama, kadang-kadang kehadiran
seseorang menarik kita seperti magnet, kadangkadang kita melihat seseorang dan
merasa, "Mungkin aku telah mengenalnya." Kadang-kadang kita berbicara dengan
orang lain dan merasakan mudah memahami seolah-olah kedua jiwa saling mengenal.
Semua ini berkaitan dengan 'pasangan jiwa'.

Hati yang tercerahkan dan cinta lebih berharga daripada semua permata di dunia. Ada
berbagai macam hati sebagaimana adanya berbagai macam unsur di dunia. Pertama,
hati dari metal perlu lebih banyak waktu dan lebih banyak api cinta untuk
memanaskannya, setelah panas ia akan meleleh dan dapat dibentuk menurut
kehendak ketika itu, namun kemudian menjadi dingin kembali. Kedua, hati yang
terbuat dari lilin, yang segera meleleh ketika bersentuhan dengan api, dan bila
mempunyai sumbu ideal, ia akan mempertahankan api itu hingga lilin habis terbakar.
Ketiga, hati dari kertas yang dapat menyala dengan cepat ketika bersentuhan dengan
api dan berubah menjadi abu dalam sekejap.

Cinta itu seperti api. Nyalanya adalah pengorbanan, apinya adalah kearifan, asapnya
adalah keterikatan, dan abunya adalah keterlepasan. Api muncul dari nyala, demikian
pula kearifan yang muncul dari pengorbanan. Bila api cinta menghasilkan nyala, ia
menerangi jalan, dan semua kegelapan lenyap. Bila daya-hidup bekerja di dalam jiwa,
itu adalah cinta; bila bekerja di dalam hati, itu adalah emosi, dan bila bekerja di dalam
tubuh, itu adalah nafsu. Karena itu orang yang paling mencinta adalah yang paling
emosional, dan yang paling emosional adalah yang paling bernafsu, sesuai dengan
dataran yang paling disadarinya. Bila ia bangkit di dalam jiwa, ia mencintai; bila
bangkit di dalam hati, ia emosional; bila sadar akan tubuh, ia bernafsu. Ketiganya
dapat digambarkan dengan api, nyala api, dan asap. Cinta adalah api di dalam jiwa, ia
adalah nyala api bila hati dinyalakan, dan ia adalah asap bila ia menjelma melalui
tubuh.

Cinta pertama adalah bagi diri sendiri. Bila dicerahkan, orang melihat manfaatnya
yang sejati dan ia menjadi orang suci. Tanpa cahaya pencerahan, manusia menjadi
egois hingga ia menjadi setan. Cinta kedua diperuntukkan bagi lawan jenis kelamin.
Bila demi cinta, ia bersifat surgawi; dan bila demi nafsu, ia bersifat duniawi. Bila
cukup murni, cinta ini tentu dapat menghilangkan gagasan tentang diri sendiri, tetapi
manfaatnya tipis dan bahayanya besar. Cinta ketiga diperuntukkan bagi anak-anak,
dan ini merupakan pelayanan pertama bagi makhluk Allah. Memberikan cinta kepada
anak-anak, adalah memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang dipercayakan oleh
Pencipta, tetapi bila cinta ini meluas hingga mencakup seluruh ciptaan Allah, hal ini
mengangkat manusia menjadi orang-orang pilihan Allah.

Cinta orang tua kepada anak-anaknya jauh lebih besar daripada cinta akan-anak itu
kepada orang tuanya, karena semua pemikiran penggunaan tua terpusat pada anak,
tetapi cinta anak mula-mula terpusat pada diri sendiri. Muhammad s.a.w. ditanya
seseorang, "Cinta siapa yang lebih besar, cinta anak-anak kepada orang tua mereka,
atau cinta orang tua kepada anak-anaknya?" Beliau menjawab, "Cinta orang tua lebih
besar, karena sementara melakukan semua hal, mereka berpikir bagaimana agar
anaknya tumbuh dan bahagia, seolah-olah ia mengharap untuk hidup di dalam
kehidupan anak-anaknya setelah ia mati; sementara anak-anak yang saleh berpikir
bahwa suatu hari orang tuanya akan mati, dan dengan demikian mereka hanya
sebentar dapat melayani orang tua mereka." Orang itu bertanya, "Cinta ayah atau ibu-
kah yang lebih besar?" Nabi menjawab, "Ibu. Ia berhak memperoleh penghormatan
dan pelayanan, karena surga terletak di bawah kakinya." Cinta orang tua adalah cinta
yang paling diberkahi, karena cinta mereka sebening kristal.
Tiada daya yang lebih besar daripada cinta. Semua kekuatan muncul ketika cinta
bangkit di dalam hati. Orang berkata, "Ia berhati lembut, ia lemah," tetapi banyak
orang yang tidak tahu kekuatan apa yang muncul dari hati yang menjadi lembut
dalam cinta. Seorang serdadu bertempur di medan perang demi cinta kepada
rakyatnya. Setiap pekerjaan yang dilakukan dalam cinta, dilakukan dengan seluruh
daya dan kekuatan. Khawatir dan alasan, yang membatasi daya, tak mampu melawan
cinta. Seekor induk ayam, meskipun sangat takut, dapat melawan seekor singa untuk
melindungi anak-anaknya. Tiada sesuatu yang terlalu kuat bagi hati yang mencintai.
Daya cinta menyelesaikan semua urusan dalam hidup sebagaimana daya dinamit
yang mengalahkan dunia. Dinamit membakar segala sesuatu, demikian pula cinta:
bila terlalu kuat ia menjadi roda pemusnah, dan segalanya menjadi salah dalam hidup
pecinta. Itulah misteri yang menjadi penyebab penderitaan hidup seorang pecinta.
Namun, pecinta itu mengambil manfaat dalam kedua kasus. Bila ia menguasai
keadaan, ia seorang penguasa (master). Bila ia kehilangan semuanya, ia orang suci.
Cinta mengatasi [berada di atas] hukum, dan hukum berada di bawah cinta. Keduanya
tak dapat dibandingkan. Yang satu dari langit, yang satu dari bumi. Bila cinta mati,
hukum mulai hidup. Maka, hukum tak pernah menemukan tempat bagi cinta,
demikian pula cinta tak dapat membatasi diri dengan hukum; hukum itu terbatas, dan
cinta itu tak berbatas. Seseorang tak dapat memberi alasan mengapa ia mencintai
orang tertentu, karena tiada alasan bagi segalanya kecuali cinta. Tatkala seorang
filosof sedang jatuh cinta dengan seorang gadis cantik
Apa yang bisa dia katakan kepada gadis itu.
Mungkin dia akan mengatakan "Logikaku tak pernah habis mengurai tubuhmu".
Atau " Wahai gadis, bisakah kita membuat sintesis psikologis yang menguntungkan?"
Atau " Perempuan, bau rambutmu sangat mengganggu pikiranku. AKu ingin melumat
tubuhmu hingga tak tersisa, biar nalarku kembali bekerja"
Atau mungkin dia akan berkata "kekasihku, kau telah runtuhkan logikaku, dan
menyisakan senyawa cinta. Kurasa, aku telah jatuh cinta".

Saat itulah...sang filosof menjadi orang terbodoh di dunia

Dari pada tak mau hidup


Lebih baik hidup
Dan tetap hidup
Karena ente
Emang hidup
Untuk hari esok
Yang bergelayutan
Dalam ranting daun dan pepohonan
Yang indah
Karena ulatnya
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(al-atef ayat: &&77)

Anda mungkin juga menyukai