TINJAUAN PUSTAKA
A. Triage
1. Pengertian Triage
Triage berasal dari bahasa Prancis trier bahasa Inggris triage dan
diturunkan dalam bahasa Indonesia triage yang berarti sortir, yaitu proses
khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim
digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan
berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber
daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100
juta orang yang memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya. Sistem
triage mulai dikembangkan mulai pada akhir tahun 1950-an seiring jumlah
kunjungan UGD yang melampaui kemampuan sumber daya yang ada
untuk melakukan penanganan segera (Oman, 2008). Tujuan dari triage
dimanapun dilakukan, bukan saja supaya bertindak dengan cepat dan
waktu yang tepat tetapi juga melakukan yang terbaik untuk pasien.
Dimana triage dilakukan berdasarkan pada ABCDE, beratnya cedera,
jumlah pasien yang datang, sarana kesehatan yang tersedia serta
kemungkinan hidup pasien (Pusponegoro, 2010).
Di rumah sakit, didalam triage mengutamakan perawatan pasien
berdasarkan gejala. Perawat triage menggunakan ABC keperawatan
seperti jalan nafas, pernapasan dan sirkulasi, serta warna kulit,
kelembaban, suhu, nadi, respirasi, tingkat kesadaran dan inspeksi visual
untuk luka dalam, deformitas kotor dan memar untuk memprioritaskan
perawatan yang diberikan kepada pasien di ruang gawat darurat. Perawat
memberikan prioritas pertama untuk pasien gangguan jalan nafas, bernafas
atau sirkulasi terganggu. Pasien-pasien ini mungkin memiliki kesulitan
bernapas atau nyeri dada karena masalah jantung dan mereka menerima
pengobatan pertama. Pasien yang memiliki masalah yang sangat
8
9
Penderita dapat YA
HIJAU
berjalan ?
TIDAK
TIDAK Penderita YA
bernapas ?
Penderita
TIDAK bernapas YA 30 x Frekuensi
setelah jalan pernapasan
napas dibuka
< 30 x
HITAM MERAH
Waktu
2 detik pengisian
kapiler
< 2 detik
Status mental
TIDAK perintah
sederhana ?
YA
KUNING
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Menurut
epistemologi setiap pengetahuan manusia itu adalah hasil dari
berkontaknya dua macam besaran, yaitu benda atau yang diperiksa,
diselidiki, dan akhirnya diketahui (obyek), serta manusia yang melakukan
pelbagai pemeriksaan, penyelidikan,dan akhirnya mengetahui (mengenal)
benda atau hal tadi (Taufik, 2010).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Berdasarkan
pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2010).
2. Jenis-jenis Pengetahuan
Jenis-jenis pengetahuan dibedakan menjadi (Taufik, 2010)
a. Pengetahuan langsung (immediate)
Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir
dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis
(penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu.
Umumnya dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu
sebagaimana adanya, khususnya perasaan ini berkaitan dengan
realitas-realitas yang telah dikenal sebelumnya seperti pengetahuan
tentang pohon, rumah, binatang, dan beberapa individu manusia.
17
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang
menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden
(Notoatmodjo, 2007). Pengukuran pengetahuan ini berkaitan dengan
pengetahuan perawat tentang triage, kategori pengetahuan berdasarkan
Notoatmodjo (2007) adalah dinyatakan berpengetahuan kurang dengan
skor benar <65%, pengetahuan sedang skor antara 65%-79%, dan
berpengetahuan baik skor antara 80%-100%.
5. Sumber-sumber pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik,
buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan
sebagainya. Menurut Notoatmodjo (2007) sumber pengetahuan dapat
berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal,
ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
6. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2007):
a. Umur
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam
masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan
persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua,
selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak
20
e. Ekonomi
Usaha memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan
sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah
tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal
ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sekunder. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang tentang berbagai hal.
f. Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat
berinteraksi secara continue akan lebih besar terpapar informasi.
Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan
individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan menurut model
komunikasi media dengan demikian hubungan sosial dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu hal.
g. Pengalaman (masa kerja)
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya
sering mengikuti kegiatan. Kegiatan yang mendidik misalnya seminar
organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamannya, karena dari
berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.
H. Kerangka Teori
Pasien emergency
Umur
I. Kerangka Konsep
Umur
Jenis kelamin
Pengetahuan tentang
Pendidikan triage
Lama kerja
Pelatihan
emergency
nurse
K. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan umur perawat dengan pengetahuan tentang triage di Unit
Gawat Darurat salah satu rumah sakit swasta di Semarang.
2. Ada hubungan jenis kelamin perawat dengan pengetahuan tentang triage
di Unit Gawat Darurat salah satu rumah sakit swasta di Semarang.
3. Ada hubungan pendidikan perawat dengan pengetahuan tentang triage di
Unit Gawat Darurat salah satu rumah sakit swasta di Semarang.
4. Ada hubungan lama kerja dengan pengetahuan tentang triage di Unit
Gawat Darurat salah satu rumah sakit swasta di Semarang.
5. Ada hubungan pelatihan emergency nursing dengan pengetahuan tentang
triage di Unit Gawat Darurat salah satu rumah sakit swasta di Semarang.