Anda di halaman 1dari 2

Staphylococcal scalded skin syndrome

Definisi
Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) merupakan suatu penyakit yang
ditandai dengan bengkak kemerahan pada kulit yang tampak seperti terbakar
(scald), makanya ia dinamakan staphylococcal scalded skin syndrome.1 SSSS
disebabkan oleh pelepasan dua eksotoksin (toksin epidermolitik A dan B) yang
berasal dari strain toksigenik bakteri Staphylococcus aureus. Desmosom adalah
merupakan sebagian dari sel kulit yang bertanggungjawab sebagai perekat
kepada sel-sel kulit. Toksin yang mengikat pada molekil di antara desmosom
dikenali sebagai Desmoglein 1 dan kemudiannya memisah sehingga kulit
menjadi tidak utuh. 2
SSSS juga dikenali sebagai Penyakit Ritter’s atau Penyakit Lyell’s apabila ia
muncul pada bayi atau anak-anak.1,2

Epidemiologi
SSSS lebih sering muncul pada anak-anak dibawah 5 tahun, biasanya pada
neonatus. Antibody pelindung terhadap eksotoksin staphylococcal biasanya
didapat ketika usia anak-anak yang menjadikan SSSS lebih jarang terjadi pada
remaja dan dewasa. Kurangnya imunitas spesifik terhadap toksin dan system
renal clearance yang immature (toksin biasanya dikeluarkan dari tubuh lewat
ginjal) menjadikan neonatus sebagai yang palin berisiko.
Individu dengan immunokompromi dan individu dengan gagal ginjal, tanpa
mengira umur, bisa juga berisiko menndapat SSSS.1,2

Patofisiologi
SSSS bermula dari infeksi staphylococcus yang memproduksi 2 eksotoksin
(toksin epidermolitik A dan B). kedua-dua toksin ini menyebabkan pemisahan
intraepidermal ke lapisan granular oleh desmoglein 1 yang merupakan protein
desmosomal yang memediasi pelekatan sel-sel keratinosit dalan lapisan granular
sehingga akhirnya menyebabkan kulit menjadi tidak utuh.1
Pembawa dewasa yang asimtomatik memaparkan bakteri kausatif ini di tempat
penjagaan anak. Pembawa S aureus lewat nasal yang asimtomatik muncul 20-
40% pada orang sehat, yang mana organisma tersebut terisolasi di tangan,
perineum dan axilla dalam proporsi kecil dari seluruh populasi.1,2

Gambaran Klinik
SSSS biasanya dimulai dengan demam, gelisah dan kemerahan meluas pada kulit.
Dalm wakti 24-48 jam terbentuk benjolan-benjolan berisi cairan. Benjilan-
benjolan ini mudah pecah, dan meninggalkan kesan yang tampak seperti
terbakar.2
Karakteristik lesi termasuklah:
• Bulla-bulla besar di axilla, skrotum dan lubang-lubang tubuh seperti hidung
dan telinga.
• Bintik-bintik kemerahan menyebar ke bagian tubuh yang lain seperti lengan,
kaki dan trunkus. Pada neonatus, lesi sering pada area popok atau sekeliling tali
pusat.
• Lapisan atas kulit mulai mengelupas, meninggalkan luka terbuka yang lembab,
merah dan nyeri.
Simptom-simtom lain adal seperti nyeri di area sekitar tempat infeksi,
kelemahan dan dehidrasi.

Pengobatan
Pengobatan biasanya memerlukan perawatan inap, antibiotik intravena
umumnya diperlukan untuk mengeradikasi infeksi staphylococcal. Antibiotik
yang biasa digunakan adalah flucloxacillin. Berdasarkan respon terapi, antibiotik
oral bisa diganti setelah beberapa hari. Terapi suportif lain adalah :
• Paracetamol bila perlu untuk demem dan nyeri
• Mempertahankan intake cairan dan elektrolit
• Penjagaan kulit1

Anda mungkin juga menyukai