Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

Disusun Oleh:
Alita Octa Ningtias
2014.01.002

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANYUWANGI
2017
1. Masalah Utama
Perubahan isi pikir : waham

2. Proses Terjadinya Masalah


a. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya klien.
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham.
Waham atau delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau
berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar
belakang budaya (Keliat, 2009).

b. Tanda dan gejala :

 Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,


kebesaran, curiga, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
 Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan
 Takut, kadang panik
 Tidak tepat menilai lingkungan / realitas
 Ekspresi tegang, mudah tersinggung

c. Faktor Predisposisi dan Presipitasi


1) Faktor predisposisi
a) Klien
 Beberapa gangguan mental dan fisik : waham, paranopid,
skizofrenia, , keracunan zat tertentu pada otak dan
gangguan pada pendenagran
 Faktor sosial budaya : proses tumbuh kembang yang tidak
tuntas, misalnya rasa saling percaya yang tiadak terbina,
kegagalan dalam mengungkapkan perasaan dan pikiran,
proses kehilangan yang berkepanjangan
b) Lingkungan yang tidak terapeutik
Sering diancam, tidak dihargai atas jerih payah,
kehilangan pekerjaan, support sistem yang kurang, tidak
mempunyai teman dekat, atau tidak mempunyai orang
dipercaya.

c) Interaksi
 Provokasi : sikap orang lain yang terlalu menguasai,
curiga, kaku, tidak toleran terhadap klien
 Anatisipasi : perhatian, penampilan, persepsi dan isi
mpikir
 Konflik : fantasi yang tidak terselesaikan, sudah dapat
memfokuskan pikiran dan sudah dapat
mengorganisasikan pikiran terhadap suatu permasalahan.
2) Faktor presipitasi
a) Internal
Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang sangat bermakna
secara berulang, ketakutan karena adanya penyakit fisik
b) Eksternal
Adanya serangan fisik, kehilangan hubungan yang
penting dengan orang lain , adanya keritikan dari orang lain.

d. Tipe-tipe Waham
Ada beberapa tipe waham yang ditemukan pada kasus, yaitu
kasus kebesaran, agama adanya curiga. Menurut W.F.Maramis
a) Waham kejadian
Mempunyai psaien yaitu bahwa ada orang lain atau komplotan
yang sedang mengganggu bahkan sedang ditipu, dimata-matai atau
kejelekannya sedang diancam oleh orang lain
b) Waham kebesaran
Yaitu bahwa ia punya kekuatan, pendidikan, kepandaian atau
kekerasan yang luas biasa, diantaranya bahwa dia ratu adil, dapat
membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil
c) Waham keagamaan
Waham dengan tema keagamaan, misalnya : dia mengaku
sebagai dari sejuta umat
d) Waham somatik
Klien yaitu tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit, diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
e) Waham curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan atau mencederai diri sendiri, diucapkan berulang kali
tapi tidak sesuai dengan kenyataan.
f) Waham nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi didunia /
meninggal, diucapkan berulang kali teetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.

2. Pohon Masalah
Resiko tinggi mencederai diri, orang
lain dan lingkungan

Perubahan isi pikir:


waham

Gangguan konsep diri:


harga diri rendah

3. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul


 Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
 Kerusakan komunikasi : verbal
 Perubahan isi pikir : waham
 Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

4. Data yang Perlu Dikaji


 Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
- Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak
mampu mengendalikan diri
- Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar
barang-barang.
 Kerusakan komunikasi : verbal
- Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
- Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar
dan kontak mata kurang
 Perubahan isi pikir : waham ( ………….)
- Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan.
- Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung.
 Gangguan konsep diri: harga diri rendah
- Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
- Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

5. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan komunikasi verbal
Perubahan isi pikir : waham
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

6. Rencana Tindakan Keperawatan


- Diagnosa I : Perubahan isi pikir : waham
Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat


Tindakan :
- Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang
tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
- Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan
perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan
anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak
mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
- Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di
tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan
tinggalkan klien sendirian.
- Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
- Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
realistis.
- Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini yang realistis.
- Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari
dan perawatan diri).
- Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa
klien sangat penting.
c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
- Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
- Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama
di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
- Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya
waham.
- Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien
dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
- Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
- Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain,
tempat dan waktu).
- Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi
realitas.
- Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar


Tindakan :
- Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi,
efek dan efek samping minum obat.
- Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama
pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
- Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat
yang dirasakan.
- Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
f. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
- Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga
tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan
keluarga dan follow up obat.
- Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga

- Diagnosa II : gangguan konsep diri : harga diri rendah


Tujuan umum : Klien dapat mengendalikan waham.
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik :
- Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menepati janji
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien

c. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki.
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
- Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
- Utamakan memberi pujian yang realistik.
d. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
- Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
penggunaannya.
e. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
- Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari.
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien
lakukan.
f. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
- Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan.
- Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
g. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien dengan harag diri rendah.
- Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

- Diagnosa III : harga diri rendah.


Tujuan umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara
optimal.
Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.


b. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik :
- Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menepati janji
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
c. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
- Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
- Utamakan memberi pujian yang realistik.
d. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
- Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
penggunaannya.
e. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
- Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari.
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien
lakukan.
f. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
- Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan.
- Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
- Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat
klien dengan harag diri rendah.
- Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah
DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi A. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC : Jakarta
Keliat Budi A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. EGC :
Jakarta
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN
PERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

Pertemuan :I
Hari/tanggal : ……………
Nama Klien : Tn. ……..
Ruangan : …………….

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
S : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang bos yang kaya dan
mempunyai toko emas yang banyak.
O : Klien tampak mendominasi pembicaraan, isi pembicaraan tidak sesuai
dengan realitas.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan Keperawatan :
1) Membina hubungan saling percaya dengan klien
2) Membantu orientasi realita pada klien
3) Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4. Tindakan Keperawatan
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- SP I :
1) Bantu orientasi realita pada klien
2) Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh klien
3) Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
4) Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Rizqi, saya
mahasiswa keperawatan dari Stikes Banyuwangi yang akan praktek di
ruangan ini selama 1 minggu ke depan. Saya hari ini dinas pagi dari
pukul 07.00-14.00, saya yang akan merawat Bapak pagi ini.”
a. Evaluasi/validasi :
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Nama Bapak siapa?Senangnya
dipanggil apa?”
b. Kontrak
Topik : “Pak K, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Pak
K rasakan sekarang?”
Tempat : “Bapak mau kita berbincang-bincang di mana?”
Waktu : “Berapa lama Pak K mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 15 menit?”

2. Fase Kerja
“Saya mengerti Pak K merasa bahwa Pak K adalah seorang…., tapi yang
Bapak rasakan tidak dirasakan oleh orang lain”
“Tampaknya Bapak gelisah sekali, bisa Bapak ceritakan apa yang Bapak
rasakan?”
“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak
punya hak untuk mengatur diri abang sendiri?”
“Siapa menurut Bapak yang sering mengatur-atur diri Bapak?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur Bapak, juga kakak dan adik Bapak
yang lain?”
“Kalau Bapak sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus Bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”
“Coba kita bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya Bapak ingin ada kegiatan diluar
rumah karena bosan kalau di rumah terus ya”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak… setelah kita berbincang-bincang ?
b. Evaluasi Obyektif
“Coba bapak sebutkan hal apa saja yang tadi sudah kita
perbincangkan.”
c. Rencana Tindak lanjut
“ karena waktu kita sudah habis kali ini, bagaimana kalau kita
lanjutkan besog pagi.”
d. Kontrak
 Topik : Bagaimana kalau besok kita berbicara tentang hobi
bapak?.
 Tempat : mau dimana kita diskusi ?
 Waktu : “Besog jam 9 pagi y pak, kalau begitu saya pamit dulu.
Selamat Pagi pak.”

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN


PERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

Pertemuan : II
Hari/tanggal : ……………
Nama Klien : Tn. ……..
Ruangan : …………….

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
S : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang bos yang kaya dan
mempunyai toko emas yang banyak.
O : Klien tampak mendominasi pembicaraan, isi pembicaraan tidak sesuai
dengan realitas.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan Keperawatan :
1) Melatih kemampuan yang dimiliki klien
4. Tindakan Keperawatan
- Pertahankan saling percaya dengan klien
- SP II :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2) Diskusikan tentang kemampuan yang dimiliki
3) Latih kemampuan yang dimiliki

C. Strategi Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Selamat pagi pak, kita bertemu lagi hari ini ya pak.”
b. Evaluasi/validasi :
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Bagus!”
c. Kontrak
Topik : “Apakah Bapak sudah mengingat-ingat apa saja hobi
atau kegemaran Bapak? Bagaimana kalau kita bicarakan
hobi tersebut sekarang?”
Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi
Bapak tersebut?”
Waktu : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?”

2. Fase Kerja
1) “Apa saja hobi bapak? Saya catat ya Pak, terus apa lagi?”
2) “Wah.., rupanya Bapak pandai main volley ya, tidak semua orang bisa
bermain volley seperti itu lho Pak”
3) “Bisa Bapak ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main
volley, siapa yang dulu mengajarkannya kepada Bapak, dimana?”
4) “Bisa Bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang
baik itu?”
5) “Wah..baik sekali permainannya”
6) “Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali
sehari/seminggu Bapak mau bermain volley?”
7) “Apa yang Bapak harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”
8) “Ada tidak hobi atau kemampuan Bapak yang lain selain bermain
volley?”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang hobi
dan kemampuan Bapak?”
e. Evaluasi Obyektif
“Setelah ini coba Bapak lakukan latihan volley sesuai dengan jadwal
yang telah kita buat ya?”
f. Rencana Tindak lanjut
“Oya Pak, karena sudah 20 menit, apakah mau kita akhiri percakapan
ini. Nanti kita bertemu lagi ya pak.”
g. Kontrak
 Topik : “Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang
harus Bapak minum, setuju?”
 Tempat : “Di kamar makan saja, ya setuju?”
 Waktu : “Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang?
“Kalai begitu, saya pamit Pak ya..Selamat Pagi”

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN


PERUBAHAN ISI PIKIR : WAHAM

Pertemuan : III
Hari/tanggal : ……………
Nama Klien : Tn. ……..
Ruangan : …………….

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
S : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang bos yang kaya dan
mempunyai toko emas yang banyak.
O : Klien tampak mendominasi pembicaraan, isi pembicaraan tidak sesuai
dengan realitas.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan Keperawatan :
1) Melatih pasine menggunakan obat secara teratur
4. Tindakan Keperawatan
- Pertahankan saling percaya dengan klien
- SP III :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
3) Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Selamat pagi pak.”
b. Evaluasi/validasi :
“Bagaimana bang sudah dicoba latihan volley? Bagus sekali”
c. Kontrak
 Topik : “Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu
bagaimana kalau sekarang kita membicarakan
tentang obat yang Bapak minum?”
 Tempat : “Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?”
 Waktu : “Berapa lama Bapak mau kita berbicara? 20 atau 30
menit?

2. Fase Kerja
1) “Bapak berapa macam obat yang diminum per Jam berapa saja obat
diminum?”
2) “Bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”
3) “Obatnya ada tiga macam Pak, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks,
dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi
teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang,
dan jam 7 malam”.
4) “Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya abang bisa banyak minum dan mengisap-isap
es batu”.
5) “Sebelum minum obat ini Bapak dan ibu mengecek dulu label di kotak
obat apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang
harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah
nama obatnya sudah benar”
6) “Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar
harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi
sebaiknya Bapak tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum
sebelum berkonsultasi dengan dokter”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat
yang bang B minum?
b. Evaluasi Obyektif
“Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
h. Rencana Tindak lanjut
“Mari kita masukkan ke jadwal kegiatan Bapak? Jangan lupa minum
obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster”
i. Kontrak
 Topik : “Pak, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal
kegiatan yang telah dilaksanakan.
 Tempat : “Bagaimana kalau kita bertemu di tempat yang
sama?”
 Waktu : “Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10? Kalau
begitu saya pamit dulu Pak, Selamat Pagi”

Anda mungkin juga menyukai