Anda di halaman 1dari 50

METODA PELAKSANAAN

Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


Pembangunan Gedung Kantor
Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
di Kabupaten Gunungkidul

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Gedung KPPD Prop DIY
di Kab Gunung Kidul yang terdiri dari :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah dan Pasir
III. Pekarjaan Pasangan Bata
IV. Pekerjaan Lesteran dan Sponengan
V. Pekerjaan Pasangan Batu Kali
VI. Pekerjaan Beton Bertulang
VII. Pekerjaan Atap
VIII. Pekerjaan Plafond
IX. Pekerjaan Pintu dan Jendela
X. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
XI. Pekerjaan lantai Keramik
XII. Pekerjaan Cat
XIII. Pekerjaan Instalasi Listrik/Elektrikal
XIV. Pekerjaan Sanitasi
XV. Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir
XVI. Pekerjaan Fire Alarm
XVII. Pekerjaan Tata Udara
XVIII. Pekerjaan Lain-lain

1.2. Lokasi Pekerjaan


Pekerjaan ini berlokasi di : Jln.Pemuda Wonosari Gunung Kidul
1.3. Tenaga dan Sarana Kerja
Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus menyediakan:
1.1.1. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
1.1.2. Alat-alat bantu kerja seperti: alat-alat pengangkut,alat pekerjaan kayu, alat
pekerjaan pipa dan peralatan lain untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan
di lapangan.
1.1.3. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai tepat pada
waktunya.
1.4. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara
Penjelasan serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas dan Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan PPHP.
1.5. Pada akhir kerja Penyedia barang/jasa diharuskan membersihkan area
kegiatan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material
bangunan serta gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.
2. PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi


2.1.1 Lingkup pekerjaan :
2.1.1.1. Pekerjaan meliputi pekerjaan pengamanan barang-barang dalam
lingkungan pekerjaan untuk diamankan/ dilindungi sehinga tidak
menganggu pekerjaan selanjutnya.serta Uitzet &
bouwplank,papan nama kegiatan.
2.1.1.2. Uitzet & bouwplank
2.1.1.3. Papan nama kegiatan.
2.1.1.4. Bongkar bangunan lama dan pembersihanya.
2.1.2. Pelaksanaan pekerjaan :
2.1.2.1. Segala macam benda/ barang dalam ruangan harus dilindungi
dari kotoran ataupun kerusakan - kerusakan yang mungkin
timbul akibat pelaksanaan pekerjaan.
2.1.2.2. Apabila dipandang perlu barang - barang bisa dipindahkan pada
ruangan lain yang dianggap lebih aman.
2.1.2.3. Perlindungan terhadap jaringan listrik dan jaringan elektrikel lain
nya, serta benda – benda elektrikel lainya, sampai pekerjaan
selesai menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
2.1.2.4. Segala kerusakan barang – barang yang diakibatkan karena
kesalan pelaksanaan menjadi tanggung jawab penyedia
jasa.
2.1.2.5. Penyedia barang dan jasa harus memagari seluruh site
pekerjaan dengan seng gelombang.
2.2. Penyediaan Keselamatan Kerja
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menyediakan Peralatan P3K,
helm pengaman, sabuk pengaman, masker, sepatu lapangan dan alat-alat
keselamatan kerja lainnya yang dipandang perlu selama proses pekerjaan.
2.3. Kontraktor wajib memasang papan nama kegiatan serta melengkapi administrasi-
administrasi dan dokumentasi selama kegiatan berlangsung.

3. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

3.1. Pekerjaan Tanah dan pasir Meliputi:


3.1.1. Bahan :
3.1.1.1. Pasir didatangkan sesuai syarat bangunan dan bersih.
3.1.1.2. Tanah Urug mendatangkan tanpa brangkal.
3.1.1.3. Alat-alat pelaksanaan pekerjan,alat gali yang memadai.
3.1.1. Macam pekerjaan :
3.1.1.1. Pembersihan Lokasi.
3.1.1.1.1. Pekerjaan ini meliputi pembersihan dan
menyingkirkan semua jenis tumbuhan dan bangunan
lainya yang ada disekitarnya.
3.1.1.1.2. Dalam hubungan ini juga harus dibongkar dan
disingkirkan semua akar-akar tumbuhan yang
berada dibawah permukaan tanah,Pembongkaran
bata dan pembersihanya, pembongkaran batu kali
dan pembersihanya sebelum penyedia jasa
pemborongan mulai bekerja di lokasi.
3.1.1.2. Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan menggali dengan ukuran luas dan
kedalaman tertentu,dengan persyaratan teknis tertentu pula
sesuai dengan kegunaanya.
Misalnya galian untuk pondasi menerus maupun footplat dan lain-
lain sesuai dengan gambar rencana.
3.1.1.3. Pekerjaan Urugan Meliputi
3.1.1.3.1. Urugan tanah dan pasir pada lubang yang tidak
ditempati pondasi.
3.1.1.3.2. Urugan pasir dibawah pondasi,t=10 cm untuk gedung
utama dan t=5 cm untuk Mushola.
3.1.1.3.3. Urug pasir bawak lantai 10 cm untuk gedung utama
dan 5 cm untuk mushola
3.1.1.3.4. Urugan tanah peninggian lantai dan halaman.
3.1.1.3.5. Urugan tanah kembali
3.1.1.3.6. Pemadatan tanah.
3.1.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
3.1.2.1. Pekerjaan Pembersiahan
3.1.2.1.1. Tanah yang akan detempati bangunan harus benar-
benar bersih dari segala kotoran,semua akar-akar dan
sisa barang-barang yang ada.pembersihan ini untuk
seluruh areal bangunan.
3.1.2.1.2. Lapisan tanah paling atas/”topsoil” harus dibersihkan
dari humus Setebal 10-20cm.
3.1.2.1.3. Jika kondisi tanah jelek maupun labil,maka lapisan
tanah ini harus digalisampai kedalaman tertentudan
diganti dengan tanah perbaikan berupa sirtu(pasir dan
batu Gunung)
3.1.2.2. Pekerjaan Galian
3.1.2.2.1. Penyedia jasa pemborongan harus menentukan
posisi/lokasi tempat galian dengan tepat,kemudian
sebelum digali harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.hal ini untuk menghindari
terjadinya salah gali,sehingga harus diurug yang
memerlukan persyaratan tersendiri.
3.1.2.2.2. Semua pekerjaan penggalian harus didasarkan pada
panjang,lebar,kedalaman dankemiringan“sloope”nya
sesuai gambar rencana dan pertimbangan kemudahan
pengerjaanya.
3.1.2.2.3. Pekerjaan galian harus dilaksanakan sampai mencapai
tanah terbaik,sebagai pedoman harus mengikuti
kedalaman yang tertera dalam gambar rencana.
3.1.2.2.4. Jika sebelum mencapai kedalaman seperti yang tertera
dalam gambar rencana,ternyata ditemui tanah keras
atau batu kasar ataupun halangan yang lain,maka
Penyedia Jasa Pemborongan harus memininta
petunjuk kepada Konsultan Pengawas.
3.1.2.2.5. Jika galian telah mencapai kedalaman sesuai dengan
gambar rencana,ternyata tanah dasar galain
menunjukan hal-hal yang meragukan,maka Penyedia
Jasa Pemborongan harus minta petunjuk Konsultan
Pengawas.
3.1.2.2.6. Jika terjadi kesalahan penggalian melebihi kedalaman
yang ditentukan,maka Penyedia Jasa Pemborongan
tidak diperkenankan langsung mengurug selisih
kedalaman tersebut dengan tanah,tetapi untuk
menyelesaikanya minta petunjuk Konsultan Pengawas.
3.1.2.2.7. Tanah bekas galian harus ditempatkan agak jauh dari
lokasi galian.
3.1.2.2.8. Jika lubang galian tergenang air atau terdapat kotoran
sebelum pondasi dipasang,maka lubang tersebut
harus dibersihkan dari sisa-sisa kotoran atau lapisan
lumpur yang melekat,sedangkan genangan air yang
terdapat dalam lubang galian harus dipompa keluar
lebih dahulu.
3.1.2.2.9. Lingkup pekerjaan galian meliputi galian footplat dan
galian pondasi tanah menerus.

3.1.2.3. Pekerjaan urugan


3.1.2.3.1. Setiap tanah urugan harus bersih dari tunas tumbuh-
tumbuhan dan segala macam sampah atau kotoran.
3.1.2.3.2. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin
pemadat(compactor)dan tidak dibenarkan hanya
menggunakan timbres.
3.1.2.3.3. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditanbah atau
disingkirkan dari atau ketempat-tempat yang akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
3.1.2.3.4. Urugan Pasir:
3.1.2.3.4.1. Urugan Pasir harus dilaksanakan
dibawah pondasi dan dibawah lantai
Setebal 10 cm sesuai dengan gambar
rencana.
3.1.2.3.4.2. Sebelum Rabat beton dikerjakan,
lapisan pasir harus dipadatkan dengan
siraman air dan diratakan.
3.1.2.3.4.3. Letak,tebal dan jenis pasir yang belum
tercantumdalam RKS ini disesuaikan
dengan gambar rencana.
3.1.2.3.4.4. Lingkup pekerjaan urugan meliputi
Urugan bawah pondasi dan bawah
lantai 10 cm,urugan tanah kembali dan
urugan peninggian lantai.

4. PEKERJAAN PASANGAN BATA

4.1. Lingkup pekerjaan :


Pekerjaan pasangan bata adalah pekerjaan pasangan bata seperti ditunjukkan
gambar rencana pada pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor KPPD Prop DIY di
Gunung Kidul
Standar :
4.1.1. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding
Bata dan Plesteran).
4.1.2. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plesteran
Dinding).
4.1.3. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam)).
4.1.4. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan
Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen)

4.2. Pelaksanaan pekerjaan


Pelaksanaan :
4.2.1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, Kontraktor harus
menyiapkan rencana kerja pekerjaan pasangan bata meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
4.2.2. Kontraktor harus memeriksa detil-detil denah, ketinggian dinding, disesuaikan
dengan gambar rencana pekerjaan .
4.2.3. Sebelum melaksanakan harus jelas terlebih dahulu :
4.2.4. Perkuatan tambahan untuk opening yang lebar
4.2.5. Campuran spesi yang dipakai pasangan bata maupun pasangan bata rolag 1
PC : 5 Pasir.
4.2.6. Campuran spesi yang dipakai pasangan bata trasram 1 PC : 3 Pasir.
4.2.7. Pengadukan spesi harus dilakukan dengan bak pengaduk spesi.
4.2.8. Bata harus di rendam agar jenuh air agar tidak menyerap air dari campuran.
4.2.9. Kontraktor harus menjamin pasangan bata horizontal dengan alat bantu
profil dan benang.
4.2.10. Ketebalan spesi diusahakan sama pada arah vertikal dan horisontal.
4.2.11. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
4.2.12. Bidang dinding 1/2 bata yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15x15 cm, dengan
tulangan pokok 4 diameter 13 mm, beugel diameter 8 mm jarak 15 cm.
4.2.13. Kolom praktis di cor pada setiap ketinggian 1 m (untuk pasangan bata yang
luasannya lebih dari 12 m2 harus ada pasangan kolom praktis).
4.2.14. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali
tidak diperkenankan.
4.2.15. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari
5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
4.2.16. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm.
4.2.17. Setelah bata terpasang, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
4.3. Material :
4.3.1. Semen
4.3.1.1. Semen yang dipakai adalah semen jenis PC sekualitas Holcim 50
kg.
4.3.1.2. 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
4.3.1.3. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4.3.1.4. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian
tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada
bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas,
maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan kepada
campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah
yang sama.
4.3.1.5. Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus
menjamin mutu semen, dengan menyediakan tempat
penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat.
4.3.1.6. Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat atau
semen dalam kantong di penyimpanan lokal (di penyalur) lebih
dari 3 bulan perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak harus
ditolak.
4.3.2. Batu bata :
4.3.2.1. Batu bata merah yang digunakan batu bata yang mempunyai
warna merah menyala yang menunjukkan kesempurnaan pada
waktu pembakaran.
4.3.2.2. Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua buah
batu bata, suara yang nyaring menunjukkan batu bata tidak retak.
4.3.2.3. Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, dan padat (tidak
banyak pori-pori)
4.3.3. Pasir :
4.3.3.1. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
4.3.3.2. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.

5. PEKERJAAN PLESTERAN DAN SPONENGAN

5.1. Lingkup pekerjaan :


Pekerjaan plesteran adalah semua pekerjaan plesteran pada semua permukaan
bata dan beton atau yang ditunjukkan pada gambar termasuk sponengan terbantuk
sponengan yang siap difinshing lebih lanjut.
5.2. Standar :
5.2.1. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata
dan Plesteran).
5.2.2. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plateran Dinding)
5.2.3. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)).
5.2.4. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen).
5.3. Material
5.3.1. Semen :
5.3.1.1. Semen yang dipakai adalah semen jenis PC sekualitas Holcim
50 kg.
5.3.1.2. 1(satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
5.3.1.3. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh,
tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada
zak.
5.3.1.4. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian
tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada
bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas,
maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan kepada
campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah
yang sama.
5.3.1.5. Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus
menjamin mutu semen, dengan menyediakan tempat
penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat.
5.3.1.6. Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat atau
semen dalam kantong di penyimpanan lokal (di penyalur) lebih
dari 3 bulan perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak
harus ditolak.
5.3.2. Pasir :
5.3.2.1. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan
bersudut.
5.3.2.2. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan
tidak mengandung garam.
5.4. Pelaksanaan:
5.4.1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, Kontraktor
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plesteran meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, di
sertai gambar shop drawing.
5.4.2. Sebelum memulai pekerjaan plaster, pekerjaan pipa-pipa dan conduit
mekanikal dan elektrikal harus sudah selesai.
5.4.3. Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam
sehingga tidak menimbulkan retak pada plesteran yg sudah jadi.
5.4.4. Campuran/bahan plaster dibuat menggunakan mixer selama 3 menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
5.4.4.1. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC - 5
pasir dan untuk plesteran tasram 1PC:3PS.
5.4.4.2. Untuk plesteran beton menggunakan campuran 1 pc – 3 pasir.
5.4.4.3. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
5.4.4.4. Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalarn keadaan baik dan belum
mengering, diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
5.4.4.5. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplaster dengan
memakai spesi kedap air.
5.4.4.6. Plesteran pada sambungan antara beton dan bata harus diberi
kawat ayam.
5.4.4.7. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang
tegak dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm
untuk patokan kerataan bidang, pelaksanaan plesteran tidak
boleh melebihi 2 hari setelah dibuat kepalaan.
5.4.4.8. Untuk beton sebelum diplaster permukannya harus dibersihkan
dari sisa-sisa bekisting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih
dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau
form tie harus tertutup aduk plaster.
5.4.4.9. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai
peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm,
jika ketebalan meliebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada
bagian pekerjaan yang diizinkan .
5.4.4.10. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
5.4.4.11. Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau
dengan lantai yang membentuk sudut.
5.4.4.12. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau dikretek
(scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali untuk menerima cat.
5.4.4.13. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang
bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air)
dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada
petunjuk lain di dalam gambar.
5.4.4.14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar/tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan
penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
5.4.4.15. Plesteran harus mendapatkan curing/penyiraman minimal 1x
sehari selama 3 hari.
4.4.4.16. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang
yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di
atas permukaan plesterannya).
4.4.4.17. Plesteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.
4.4.4.18. Acian harus rata/tidak bergelombang dengan ketebalan acian
2mm atau 3mm.
4.4.4.19. Acian harus di curring/penyiraman minimal 1x sehari selama 7
hari.
4.4.4.20. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak
baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan
biaya atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air,
sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

6. PEKERJAAN PASANGAN BATU PUTIH

6.1 Lingkup Pekerjaan


6.1.1. Pasangan pondasi batu Putih 1 pc : 5 ps
6.1.2. Pasangan batu aanstumping 20 cm
6.1.3. Pasangan batu putih pada pondasi tangga
6.1.4. Pasangan Batu Candi 30x30cm finising Coating natural Dipasang dari Lantai 1
sampai Lantai 3 dan Mushola.
6.1.5. Pasangan Batu Candi 30x30cm finising coating Pedistrian.
6.1.6. Pasang Batu sikat putih.
6.1.7. Pasang tali Air.
6.1.8. Memasang saluran air huajan buis beton dia 30 cm.
6.1.9. Pasang roster beton 20x20
6.1.10. Pasang kaligrafi tembaga untuk Mushola.
6.2. Bahan
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyerahkan sample dari pada batu yang
akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas. Batu yang ternyata tidak
memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari site.

6.2.1. Pasir
Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran
kotoran kadar lumpur maksimum 5%, pasir harus tidak mengandung zat-zat
organik dan angka kehalusan lolos ayakan 0,3 mm sehingga dapat memenuhi
persyaratan PUBI 1982
6.2.2. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pondasi batu kali harus memenuhi
persyaratan yang sama digunakan untuk pembuatan beton sekualitas Semen
type I 50 kg.
6.2.3. Batu Pecah
Batu pecah putih belah keras yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan, dengan ukuran 150 - 200 mm untuk pasang batu aanstumping,dan
untuk pondasi 250-300 mm
6.2.4. Batu candi
Batu candi adalah batu alam yang dibentuk dengan memenuhi persyaratan yang
ditentukan dengan ukuran 30x30 (flat)
6.2.5. Batu sikat
Batu sikat adalah patu alam yang berbetuk buturan kecil bersih dan harus
memenuhi persaratan yaitu dengan ukuran 1 cm.
6.2.6. Roster
Roster dipasang sesuai dengan gambar rencana pada bangunan dan pagar
halaman,usahakan pamesangan serapi munkin nat-nat yang rapat dan difinising.
6.2.7. Kaligrafi tembaga
Kaligrafi tembaga dipasang pada dinding Mushola,yaitu lempengan tembaga
yang diornamen kaligrafi lebar 15cm.

Proporsi Adukan
Perbandingan Campuran
NO PEKERJAAN PC PASIR
1 Pasangan pondasi batu putih belah keras 1 5

Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan batu bekas dan yang sudah
ditinggalkan lebih dari 2 (dua) jam tidak boleh dipakai atau dicampurkan dengan yang
baru.
6.3. Pelaksanaan Pekerjaan
6.4. Pekerjaan pasangan dinding batu belah
Pelaksanaan dari pasangan pondasi adalah sebagai berikut:
6.4.1. Sebelum digunakan, batu belah harus disiram dengan air dan bersih adri kotoran
terutama tanah.
6.4.2. Adukan harus dilaksanakan dengan mixer. Adukan yang mulai mengeras tidak
boleh digunakan lagi.
6.4.3. Bagian pasangan batu belah yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek besi beton diameter 8 mm, jarak 40 cm
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian beton dan bagian yang
ditanam pada pondasi sekurang-kurangnya 30 cm.
6.4.4. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
6.4.5. Pemsangan batu candi harus cermat,pada permukaan luar tidak boleh terkena
semen atau campuran dan nat harus rapi dan rapat.
6.4.6. Pemasangan roster dipasang dengan menjaga kerapian dan keselaran pada
bangunan dan pagar halaman sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk
Konsultan Pengawas.
6.4.7. Pemasangan batu candi sebelum dicoating harus dibersihkan dahulu.
6.4.8. Pemasanagan batu sikat harus rapi dengan ukuran batu yang telah ditentukan
yaitu dengan besaran 1 cm.

7. PEKERJAAN BETON BERTULANG

7.2. Ketentuan Umum


7.2.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-
syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan
dalam persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut
pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan standard-standard
yang berlaku, yaitu:
7.2.1.1. SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung.
7.2.1.2. Standard Industri Indonesia (SII).
7.2.1.3. SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung.
7.2.1.4. SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Parencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Bagunan Gedung.
7.2.1.5. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983
7.2.1.6. Tata Cara Pembebanan Rumah dan Gedung.
7.2.1.7. PBI 1971 dan peraturan-peraturan lain yang terkait.
7.2.1.8. American Society of Testing Material (ASTM).
7.2.2. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib melaksanakan pekerjaan ini
dengan ketepatan dan presisi tinggi, sebagaimana tercantum di dalam
persyaratan teknis ini, gambar rencana, dan atau instruksi-instruksi yang
dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas.
7.2.3. Semua material yang digunakan di dalam Pekerjaan ini harus merupakan
material yang kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi
ketentuan yang disyaratkan.
7.2.4. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib melakukan pengujian beton
yang akan digunakan di dalam pekerjaan ini. Termasuk dalam hal ini
membuat (Mix Design/Trial Mix), sampel beton, dan slump. Mix desain yang
pernah dilakukan pada proyek sebelumnya yang mutunya dapat sesuai
mutu pekerjaan proyek ini dilampirkan/dimasukkan dalam usulan penawaran
dokumen teknis.
7.2.5. Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi
syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi kegiatan dan tidak
diperkenankan menggunakan kembali.
7.3. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh
pekerjaan beton/struktur beton antara lain:
Kolom praktis : 15x15
Kolom praktis parkir dan kantin : 12x12
Kolom parkir dan kantin : 20x40
Kolom : 20x20
Kolom Utama K1` : 40x50
Kolom K2 : 20x20
Kolom Mushola : 20x45
Balok B3 dan Mushola : 20x45
Balok B4 dan Mushola : 15x30
Balok Ganset : 15x25
Sloof Mushola dan Rumah Ganset : 15x20
Sloof : 20x30, S2 15x20
Balok : B1 30x50,B2 dan BA 20x40,B3 15x30
Balok B4 : 15x30
Balok cantilever : 20 x 50
Balok latei : 15x20
Balok Ring Balk : RB 15x20
Balok bordes : 15x30
Balok Praktis : BP 10/20
Beton kuda-kuda canopy : 15x23
Plat Lantai : 12 cm
Plat atap :10 cm
Plat atap lantai 2 : 10 cm
Plat Tangga Dan Bordes : 15cm
Plat beton dudukan ganset
Balok Ring : 15x25
Rabat beton bawah lantai : 7 Cm
Rabat beton bawah lantai : 10 cm
Topi-topi beton : 7 cm
Beton plat tangga dan bordes............1:2:3
Beton Footplat.......................................1.4 x1.4m tebal 35cm 1:2:3
Beton Footplat………………… …. 60x60
Beton lantai kerja.................................15cm 1:3:5
Beton Cyclop.........................................1:2:3
Beton tulangan susut lantai………. 1:2:3
Beton sirip.............................................1:2:3 7 cm
Plat Beton jalan masuk.........................tebal 12cm
Plat Beton Wastafel.......................................8cm
Buis beton saluran air hujan......................30 cm
Cor Pit Lift tebal............................................10cm
Beton tulangan susut lantai workshop
Rabat beton ram bangunan………………10cm
Beton kanstin/kreb
Water proofing membrane bakar (sika roof 300RM/Bituseal)

yang sesuai dengan gambar rencana untuk beton struktur menggunakan mutu
beton 27,5 Mpa. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar
rencana, termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-
bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut. Pengadaan, detail, fabrikasi
dan pemasangan semua penulangan (reinforcement) dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton. Perancangan, pelaksanaan dan
pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan perawatan beton dan semua jenis
pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.

7.4. Bahan-bahan
7.4.1. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland (portland cement) Tipe I
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
7.4.1.1. Peraturan Semen Portland Indonesia (SNI-8) tahun 1972 atau
British Standard No. 12 th 1965.
7.4.1.2. SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur
Baja Untuk Bangunan Gedung.
Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) Type I
dan merupakan hasil produksi dalam negeri satu merk (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk)
dan semen memakai kemasan 50 Kg. Semen harus disimpan
sedemikian rupa hingga mencegah terjadinya kerusakan
bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen
harus dilakukan di dalam gudang tertutup, sedemikian rupa
sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan
lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
Pozolan Portland Cement (PPC) tidak boleh digunakan
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan kedatangan
semen tersebut di lokasi pekerjaan.
7.4.2. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini:
Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-
80 tentang ”Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di
dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan
ASTM C23 ”Specification for Concrete Aggregates”.
7.4.2.1. Agregat kasar yang digunakan untuk beton struktur adalah
batu pecah dengan persyaratan sebagai berikut:
7.4.2.2. Batu pecah adalah butiran mineral hasil pecahan batu alam
yang dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan
tertinggal di atas ayakan berlubang persegi 2 mm
7.4.2.3. Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta besar
butirannya dan gradasinya tergantung pada penggunaannya
7.4.2.4. Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 1%
7.4.3. Agregat Harus
7.4.3.1. Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam PBI-1971/NI-3 diantaranya yang
paling penting:
7.4.3.2. Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan
jari dan pengaruh cuaca.
7.4.3.3. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
7.4.3.4. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam
besarnya, apabila diayak dengan ayakan 150, maka sisa
butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari berat sisa butiran-
butiran diatas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat sisa
butiran-butiran diatas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 %
sampai 90 % dari berat.
7.4.3.5. Pasir laut tidak boleh digunakan
7.4.3.6. Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian di
laboratorium
7.4.4. Air
7.4.4.1. Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi
ketentuan-ketentuan berikut ini:
7.4.4.2. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda
terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual.
7.4.4.3. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2
gram/liter.
Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat
merusak beton (asam-asam, zat organic, dan sebagainya)
lebih dari 15 gram/ liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari
500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100
ppm.
7.4.5. Baja Tulangan
7.4.5.1. Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini:
7.4.5.2. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-
retak, gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau
berlapis-lapis.
6.3.5.2. Untuk tulangan utama (tarik / tekan lentur) harus digunakan
baja tulangan deform (BJTD), dengan jarak antara dua sirip
melintang tidak boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya,
dan tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5 % diameter
nominalnya.
6.3.5.3. Tulangan dengan  ≤ 12 mm dipakai BJTP 240 Mpa
(polos),dan tulangan  > 12 mm dipakai BJTP 320 Mpa
(ulir/deform) . Kualitas dan diameter nominal dari baja
tulangan yang digunakan harus dibuktikan dengan sertifikat
pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan
nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dan bahan
tulangan dimaksud. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan
harus mengajukan brosur atau hasil tes tulangan pada proyek
sebelumnya yang memenuhi syarat dan dapat digunakan
pada pekerjaan ini dan dimasukkan dalam usulan penawaran
data teknis.

6.3.5.4. Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal


ini sebagai berikut:
DIAMETER TULANGAN BAJA TOLERANSI BERAT
TULANGAN YANG DIUJIKAN
 < 10 mm + 7%
10 mm <  < 19 mm + 6%

6.3.5.5. Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut Sumber :


Gideon Perencanaan Beton Bertulang
DIAMETER TULANGAN BAJA TOLERANSI DIAMETER
TULANGAN YANG DIUJIKAN
<  8 mm + 0.4 mm
> 12 mm + 0.4 mm
Sumber: Gideon Perencanaan Beton Bertulang
6.3.5.6. Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa/
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menunjukan
sample, hasil uji Tarik, berat dan Diameter yang akan
digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat menjaga
kualitas. Di lokasi proyek Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menyediakan alat scalemate untuk
mengukur diameter tulangan polos dan dimasukkan dalam
dokumen penawaran data teknis.
7.5. Beton dan Adukan Beton Struktur
Benda uji. harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm, yang untuk setiap 5 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua
buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan
yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di Laboratorium (SK SN1 M-62-1990-03). Benda Uji Beton harus
teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar waktu pemakaian saat penuangan
mortal pada Formwork/Bekesting.
Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:
BagianKonstruksi Nilai Slump (mm)
Kolom 100 s/d 120

Untuk pekerjaan ini dilokasi proyek Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
menyediakan alat slump test minimal 1 unit untuk uji workability dan cetakan
silinder beton/kubus beton sebanyak 10 unit Untuk pembuatan benda uji beton.
Alat ini juga dimasukkan dalam dokumen teknis usulan penawaran.
Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5,
Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
BagianKonstruksi Mutu beton (f’c)
Kolom 27,5 Mpa (K-275)

7.6. Pengadukan dan Alat Aduk


Dalam pekerjaan ini Penyedia Barang / Jasa beton yang digunakan harus
menggunakan beton ready Mix dengan mutu beton K-275 dari perusahaan yang
sudah direkomendasikan oleh perencana dengan kadar semen minimal
= 400 Kg/M3. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus membuat surat
pernyataan kerjasama dengan sub Penyedia Barang / Jasa Pemborongan ready
mix. Sub Penyedia Barang / Jasa Pemborongan sebelum pembuatan beton harus
menyampaikan rancangan campuran beton untuk mutu minimal 27.5 MPa Surat
kerjasama dan rancangan campuran dilampirkan dalam penawaran dokumen teknis.
Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Seluruh operasi harus
dikontrol/diawasi secara kontinyu oleh Konsultan Pengawas.
7.7. Pengangkutan Adukan
Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan akhir
(sebelum dituang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan
(segregasi) atau kehilangan material.
Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat
penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang
telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas
beton antara pengangkutan yang berurutan.
Penggunakan bahan adiktif harus seijin Konsultan Pengawas.
6.7. Penulangan Beton
6.7.1. Beton yang akan dituang harus sedekat mungkin ke cetakan akhir
(maksimum 1 meter) untuk mencegah terjadinya segregasi karena
penuanganan kembali atau pengaliran adukan.
6.7.1. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan
penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastik dan dapat
mengalir dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.
6.7.1. Beton yang telah mengeras sebagian dan atau telah dikotori oleh material
asing, tidak boleh dituang ke dalam cetakan.
6.7.1. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali
setelah mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
6.7.1. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan vibrator dan harus diusahakan
secara maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar tulangan,
terutama daerah sambungan balok dan kolom (joint).
7.8. Perawatan Beton
7.8.1. Beton yang sudah dicor terutama plat, lantai dan luifel harus dijaga agar
tidak terlalu cepat kehilangan kelembaban minimum 14 hari dengan cara:
7.8.2. Pembasahan terus-menerus dilakukan dengan cara merendam air
7.8.3. Pada permukaan beton kolom-kolom dipergunakan karung-karung yang
dibasahi terus menerus.
7.8.4. Cara-cara perawatan lainnya harus senantiasa diketahui dan disetujui
Konsultan Pengawas.
7.9. Cetakan Beton
Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multipleks tebal minimum 9 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan
yang baik untuk pekerjaan finishing. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
memberikan contoh (sample) bahan yang akan dipergunakan sebagai acuan untuk
disetujui Konsultan Pengawas.
7.10. Pengangkutan dan Pengecoran
7.10.1. Perletakan pengadukan dan pengecoran harus diatur sedemikian rupa
hingga memudahkan dalam pelaksanaan pengecoran.
7.10.2. Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 jam.
Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya pemisahan material dan perubahan letak tulangan.
7.10.3. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5
m, cara penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute, dan
sebagainya harus mendapat persetujuan Pengawas.
7.10.4. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-
Iambatnya 2 hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
7.10.5. Untuk setiap pelaksanaan pengecoran harus mendapat ijin dari Konsultan
Pengawas.
7.11. Pemadatan Beton
7.11.1. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis /
mechanical vibrator dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran
dengan maksud untuk mengalirkan beton. Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menyediakan mesin alat pemadat/vibrator sebanyak
minimal 2 unit dan dimasukkan dalam dokumen penawaran data teknis.
7.11.2. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang
dihasilkan merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang,
segregasi atau keropos.
7.11.3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian
beton dan pemadatan yang baik.
7.11.4. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

8. PEKERJAAN ATAP

9.1. Lingkup Pekerjaan :


Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk
pekerjaan persiapan penutup atap yang terdiri dari atap Metal Roof Berpasir dan
rangka atap Baja Ringan dan bumbungan metal berpasir hingga diperoleh hasil
yang baik, rapi dan memuaskan.
9.2. Pekerjaan yang berhubungan dengan hal ini yaitu pekerjaan rangka atap
menggunakan Baja ringan,pekerjaan listplank dengan menggunakan
kalsiplank,sesuai gambar rencana
9.3. Bahan-bahan :
9.3.1. Penutup atap, menggunakan Metal Roof Berpasir
9.3.2. Bumbungan Metal berpasir.
9.3.3. Rangka atap baja trras.
9.3.4. Listplang Kalsiplank 2x25
9.3.5. Pipa drain Dia 3”
9.3.6. Talang gantung Air Galvanis
9.3.7. Talang miring Aluminium
9.3.8. Water proofing plat atap
9.3.9. Rangka atap black steel dan penutup atap Solar flat untuk Ruang Baca
9.3.10. Pasang Bulan bintang steinless
9.4. Cara Pelaksanaan :
Penutup atap
9.4.1. Bahan - bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahakan contoh – contohnya terlebih dahulu harus diserahkan contoh –
contohnya kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Material
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
9.4.2. Jika dipandang perlu untuk tindakan penggantian maka material pengganti
harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
9.4.3. Atap harus dipasang oleh tenaga yang ahli dalam hal ini sehingga
didapatkan hasil yang rapi dalam segala arah, kaitan dan saling
menutupnya harus cocok dan rapat. Dalam pemasangan rangka atap,
perhatikan benar – benar agar garis tengah jalur gelombang genteng pada
sayap kanan atap harus segaris.
9.4.4. Pipa drainase digunakan untuk instalasi air hujan dari plat atap
keperesapan air hujan melalui ruang Shaf.
9.4.5. Plat atap sebelum diwaterproofing harus dibersihkan dahulu dan dalam
keadaan kering baru dilakukan pelapisan waterproofing dengan
waterproofing Ex SIKA membran bakar (sika roof 300RM/bitusel)
FOSROC INDONESIA dimana termasuk semua pekerjaan lantai kamar
mandi harus diwaterproofing dengan tipe seperti diatas.
9.4.6. Bulan bintang steinless adalah ornament bulan bintang yang dibuat dari
bahan dasar steinless.

10. PEKERJAAN PLAFOND

10.1. Lingkup pekerjaan :


Pekerjaan plafond meliputi pemasangan rangka plafond dan pemasangan penutup
plafond sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana meliputi pekerjaan
plafond seluruh ruangan
Material :
10.1.1. Rangka menggunakan rangka hollow galvalum 4 x 4 cm.T = 0,5 mm
10.1.2. Penutup plafond gypsump board Ex Jaya Board tebal 9 mm.
10.1.3. List tepi gypsum board C10
10.1.4. List tepi gypsum board C7 Kantin dan Mushola
10.1.5. Kalsiboard 4mm.

10.2. Pelaksanaan pekerjaan :


10.2.1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, Kontraktor harus
menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafond meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
10.2.2. Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
10.2.3. Pola plafond harus sesuai dengan gambar rencana.
10.2.4. Batas antara plafond dan tembok harus membentuk sudut yang rapi dengan
sudut dan ukuran seperti pada gambar.
10.2.5. Opening untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar rencana.
10.2.6. Penggantung antara rangka holoow dengan penggantung atas
menggunakan kawat penggantung.
10.2.7. Kalsiboard dipasang pada tritisan dibawah genting dan jaga
kerapian,usahakan sambungan atau nat selaraskan dengan usuk.

11. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

11.1. Lingkup Pekerjaan


11.1.1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, pengadaan tenaga kerja,
pengadaan, pengamanan bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu untuk melaksanakan pekerjaan sehingga tercapai hasil pekerjaan
yang baik.
11.1.2. Semua pekerjaan kosen, rangka daun pintu, rangka daun jendela kaca
dan daun pintu bangunan seperti yang dinyatakan dalam gambar serta
petunjuk Pengawas.
11.1.3. Pintu utama menggunakan Pintu Kaca Temperd tebal 1.2 cm lengkap
dengan pengunci.
11.1.4. Railling Tangga steinless.
11.1.5. Railling Lantai dasar hollow
11.1.6. Aluminium composit rangka galvalum 4x4
11.1.7. Penutup atap kanopi salar flat

11.2. Bahan – bahan dan Persyaratan


11.2.1. Pintu Aluminium YKK Brown.
11.2.2. Pintu Folding gade tebal 1,2 mm.
11.2.3. Kusen Pintu,jendela dan BV aluminium YKK 3”.
11.2.4. Ram Daun Jendela Aluminium YKK 2”.
11.2.5. Kaca bening 5 mm
11.2.6. Kaca ES 5 mm
11.2.7. Daun jendela dan BV kaca bening 5mm Ram Aluminium Brown
11.2.8. BV kaca es 5 mm Ram aluminium Brown
11.2.9. Pintu Aluminium shaf
11.2.10. Daun pintu Ram aluminium Brown KM/WC.
11.2.11. Daun Pintu Ram aluminium brown panil doble teakwood 10cm
11.2.12. Rangka/kosen jendela kaca dan bouvenlight menggunakan aluminium
Brown YKK.Pengerjaan kosen, pintu dan jendela ini harus disesuaikan
dengan ukuran dan bentuk detail dari gambar yang bersangkutan.
Material lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus mendapatkan
persetujuan dari direksi/pengawas.
11.2.13. Pintu Kaca Temperd tebal 1.2 cm lengkap dengan pengunci dan dan
engsel tanam lantai. Dengan ketentuan engsel tanam Dorma,kunci
tanam EPCO,handle Stanless
11.2.14. Reilling tangga steinless steel
11.2.15. Aluminium Composite Seven rangka hollow galvalum 4x4cm
11.2.16. Penutup atap kanopi menggunakan solar flat
11.2.17. Pasang kaca warna tebal 5mm

12. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

12.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
kunci dan alat penggantung lain seperti tercantum dalam gambar dan RKS,
hingga dicapai hasil yang baik dan rapi.
12.2. Bahan
Kunci dan Grendel
12.2.1. Slot kunci Bellucy
12.2.2. Doorclosser
12.2.3. Grendel putar (kosong-isi) dipakai untuk pintu–pintu W.C./lavatory.
12.2.4. Grendel pegas untuk jendela jungkit.
12.2.5. Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruang, dipasang setinggi
100cm dari lantai atau sesuai petunjuk Pengawas
12.2.6. Grendel jendela Rambuncis
12.2.7. Grendel pntu sesuai petunjuk pengawas
12.2.8. Engsel: Untuk jendela dan BV jungkit dipakai engsel khusus untuk
dimaksud itu (engsel pivot) dengan ukuran yang sesuai untuk masing
– masing ukuran jendela dan pintu.
12.2.9. Merk: Untuk kunci tanam dipakai setara merk Bellucy double turn
kunci kunci slinder.
12.2.10. Untuk grendel putar, grendel tanam dan grendel pegas dan engsel
pivot dipakai produksi dalam Negeri dan telah distandardisasi dalam
Sll.
12.2.11. Pintu Temperd dilengkapi floourhinge Dorma,kunci tanam
EPCO,handle Stanless
12.2.12. Semua alat penggantung dan pengunci harus kualitas baik sesuai
persetujuan Direksi.
12.2.13. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan contoh tiap alat
penggantung/ pengunci kepada Direksi sebelum melakukan
pesanan.
12.2.14. Perlindungan
Semua bahan tersebut di atas harus dicopot dan dibungkus dalam
plastik atau dalam pembungkus aslinya setelah disetel. Pemasangan
terakhir dilakukan setelah pintu atau Jendela selesai dan dicat.
12.3. Pekerjaan Pelaksanaan
13.3.1. Sekerup – sekerup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan
memukul sekrup, cara mengokohkannya hanya diputar sampai ujung.
Skrup yang rusak sewaktu dipasang harus dicabut kembali dan
diganti.
12.3.2. Engsel untuk pintu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah,
sedangkan engsel ketiga dipasang ditengah – tengah.
12.3.3. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu, dipasang setinggi 105 cm dari lantai.
12.3.4. Pemasangan lockage dan blok plate harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas apabila hal
tersebut tidak tercapai, penyedia Barang/Jasa wajib memperbaiki
tanpa tambahan biaya.
12.3.5. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
12.3.6. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
12.3.7. Penyedia Barang/Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Penyedia Barang/Jasa
yang telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Didalam shop
drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail – detail
khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standard Spesifikasi Pabrik.
12.3.8. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
pengawas/ Konsultan perencana.

13. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

13.1. Bahan
13.1.1. Pasang Keramik lantai
13.1.1.1. Keramik Lantai 50x50 Roman
13.1.1.2. Keramik Lantai 50x50 Roman
13.1.1.3. Keramik Lantai 40x40 Roman motif jeruk(kantin)
13.1.1.4. Keramik lantai 40x40 Roman untuk Ruang Baca
13.1.1.5. Granit lantai hitam 60x60 untuk Mushola
13.1.1.6. Granit dinding hitam 60x60 untuk Mushola
13.1.1.7. Keramik 40x40 Roman Untuk Mushola
13.1.1.8. Keramik dinding 33,3x33,3 untuk Mushola dan
Rumah ganset
13.1.1.9. Keramik list 2x20 untuk Mushola
13.1.1.10. Keramik KM 20x20 Roman.
13.1.1.11. Keramik dinding toilet 20x40 Roman
13.1.1.12. Keramik dinding toilet 20x25 Roman(kantin)
13.1.1.13. List Keramik dinding 5x40 Roman.
13.1.1.14. Keramik Stapnosing granito 5x50.
13.1.1.15. Pasang keramik plint 10x50 Roman
Keramik lantai menggunakan kualitasi KW I yang ukurannya sesuai
dalam Lampiran Syarat-syarat teknis dengan warna menyesuaikan
dengan gambar.
13.1.2. Penyedia Barang / Jasa diharuskan mengajukan contoh
bahan-bahan tersebut di atas secukupnya untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas/ Perencana dan Direksi / “user”. Hal ini
harus dilakukan sebelum Penyedia Barang / Jasa
mendatangkan bahan-bahan tersebut dalam jumlah besar.

13.2. Macam Pekerjaan


Pekerjaan lantai ini adalah sesuai dalam lampiran spesifikasi teknis ini
meliputi keramik lantai,lantai kamar mandi,dinding mushola dan dinding
kamar mandi,list dan plint.

13.3. Syarat pelaksanaan.


13.3.1. Persiapan
Sebelum pekerjaan lantai ruangan dikerjakan, Penyedia
Barang / Jasa harus mengadakan persiapan yang baik,
terutama pemadatan pasir dan di atasnya diberi rabat beton
1pc : 3ps : 5sp dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam
gambar rencana. Semua pekerjaan pipa dan saluran di bawah
lantai harus ditempatkan sesuai gambar rencana dan sebelum
lantai ruangan dipasang, harus diadakan pemeriksaan yang
teliti dan mendapatkan persetujuan Pengawas.
Pada pemasangan keramik dinding, harus dicermati adanya
pemasangan pipa air,kran dll, agar tidak sampai terjadi adanya
pembuatan lubang setelah keramik dinding terpasang.

13.3.2. Pemasangan keramik lantai.


13.3.2.1. Semua keramik lantai di pasang dengan
menggunakan perekat 1Pc : 2Ps.
13.3.2.2. Tebal spesi / adukan kurang lebih 3 cm.
13.3.2.3. Setelah pasangan keramik cukup kering dan telah
disetujui / diperiksa kerapian pemasangannya,
maka celah antara keramik dikolot dengan cara
disiram pertama dengan pasta semen encer,
sehingga kira-kira separoh tinggi/tebal celah terisi
pasta semen, kemudian disiram kedua dengan
pasta semen agak kental hingga benar-benar
semua celah terisi pasta semen.
13.3.2.4. Permukaan keramik bagian bawah harus terisi
penuh/padat dengan adukan.
13.3.2.5. Pemotongan keramik harus dihindarkan, bila
terpaksa harus dilakukan dengan pemotong mesin
dengan lebar kira-kira 1/2 kali lebar keramik
13.3.2.6. Setelah pemasangan keramik dan kolotan lantai
telah kering, lantai keramik di dibersihkan.

14. PEKERJAAN CAT

14.1. Lingkup kerja :


Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding luar seluruh gedung dan dalam
gedung, sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana. Sebelum
pengecatan dimulai,Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan
Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui
Konsultan Pengawas, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.

14.2. Standar :
14.2.1. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan
Gedung).
14.2.2. Tata Cara Pengecatan dinding untuk Rumah dan Gedung

14.3. Cat dinding


14.3.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan plesteran
(pada dinding luar gedung keseluruhan dan dalam gedung serta sirip-
irip bangunan ) bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan
gambar,Cat Plafond.Cat Listplank,Cat Besi .
14.3.2. Material :
14.3.2.1. Cat dinding menggunakan cat Sekualitas Catylac
digunakan untuk dinding dalam gedung utama dan Mushola
14.3.2.2. dan Weathershileld Mowilex digunakan untuk dinding luar
gedung utama,Mushola dan Pagar,Khusus kantin dinding
luar dengan Catylac warna ditentukan pengguna, setelah
mengadakan percobaan pengecatan (mock up).
14.3.2.3. Cat diding dalam dan luar Rumag Ganset setara Catylac
14.3.2.4. Melamin Untuk finising Pintu.
14.3.2.5. Cat besi EMCO.
14.3.2.6. Cat plafon merk setara Catylac
14.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan :
14.3.3.1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
Kontraktor harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan
pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja
dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
14.3.3.2. Sebelum pengecatan dimulai plesteran telah berumur 14
hari (untuk plesteran pasangan baru), dinding harus
diamplas halus, bersih dari debu, lubang-lubang yang
mungkin ada sudah diisi, celah dan retak sudah diperbaiki
14.3.3.3. Permukaan dinding harus kering (kelembaban maksimal 15
%), kadar alkali rendah (periksa dengan kertas lakmus
setelah +- 10 menit berubah hijau).
14.3.3.4. Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar
tidak boleh menggunakan plamur dengan plamur dipakai
dengan skualitas catnya.
14.3.3.5. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari
plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin
sampai membentuk bidang yang rata.
14.3.3.6. Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran
(batch number) yang sama.
14.3.3.7. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan
bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang.
14.3.3.8. Untuk pengecatan dinding lama bekas kotoran, jamur atau
kotoran lain harus dibersihkan dengan ampalas sampai
bersihdan rata.

14.4. Pekerjaan Cat Langit-langit.


14.4.1. Lingkup Pekerjaan :
Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah
langit-langit Plafon Gypsum, dan bagian-bagian lain yang
ditentukan dalam gambar rencana.
14.4.2. Material:
14.4.2.1. Cat yang digunakan dengan Sekualitas Catylac, warna
ditentukan Pemberi Tugas setelah melakukan percobaan
pengecatan (mock up)
14.4.2.2. Plamur yang digunakan adalah plamur dinding.
14.4.3. Pelaksanaan Pekerjaan :
Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan
dinding dalam kecuali tidak diigunakannya lapis alkali resistance
sealer pada pengecatan langit-langit ini.

15. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK/ELEKTRIKAL

15.1 Persyaratan Listrik


15.1.1 Umum
Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum didalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh
kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik
dan mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam
bidangnya, serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi
PLN.
Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut “Peraturan Umum
Instalasi Listrik di Indonesia” dan standard PLN (SPLN) sebagai petunjuk
dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standard-
standard/kode-kode lainnya yang diakui, VDE, DIN, JIS, dan lain-
lain.Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh instalatur yang
telah mempuyai Surat Pengakuan (PAS) dan SIKA Golongan C dari PLN
setempat dan dari Pemerintah setempat. Gambar spesifikasi dan risalah
penjelasan pekerjaan merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat
dan melengkapi.
Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan
ketentuan yang tertera ada peraturan-peraturan seperti:
15.1.1.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PULL) 2000,
15.1.1.2. Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
15.1.1.3. Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
15.1.1.4. Standard Lain : AVE Belanda, VDE / DIN Jerman, IEC
Standard, JIS Jepang, NFC Perancis, NEMA USA,
15.1.1.5. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
15.1.1.6. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang, seperti Perumtel, Dit. Jen. Bina Lindung, PLN dan
Pemerintah Daerah.
Dalam hal pelaksanaan pemasangan instalasi ini diserahkan kepada Sub
Penyedia Barang / Jasa, pertanggungan jawab seluruh pekerjaan ini tetap
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa Pelaksana. Penunjukan
Sub Penyedia Barang / Jasa ini sebelumnya harus mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas.

15.1.2 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi:
15.1.2.1. Penyediaa dan pemasangan panel utama
15.1.2.2. Penyediaan dan pemasangan kabel feeder distribusi dari
panel utama kepanel penerangan dan panel daya.
15.1.2.3. Penyediaan dan pemasangan panel – panel :
 Panel Utama
 Panel – panel penerangan
 Panel – panel daya dan panel control
 Panel – AC
 Panel – Pembagi
15.1.2.4. Kabel tegangan rendah NYY kepanel LVMDP
15.1.2.5. Instalasi distribusi panel utama ke panel-panel
penerangan dan daya.
15.1.2.6. Instalasi penerangan, lampu
15.1.2.7. Penyediaan dan pemasangan instalasi penerangan luar.
15.1.2.8. Pengadaan dan pemasangan Fixture penerangan lengkap
dengan komponen dan Accessoriesnya.
15.1.2.9. Sistem Pentanahan netral.
15.1.2.10. Testing dan Commissioning peralatan.
15.1.2.11. Rincian Pekerjaan:
 Instalasi titk lampu.
 Instalasi stop kontak.
 Instalasi lampu penerangan NYM 3x2.5mm ex Prima
 Instalasi stop kontak NYM 3x2.5mm ex Prima
 Instalasi stop kontak AC
 Lampu TL type RML Armature 2x40
 Stop kontak AC
 Lampu Down light 18 Watt 5”Taiwan
 Pasang lampu baret 18 watt ex DLX/CL 38
 Lampu indikator
 lampu SL 18 Watt fiting tempel (Phillips)
 lampu TL 2x18
 Saklar tunggal ex Broco Plano
 Saklar ganda ex Broco Plano
 Stop kontak ex Broco Plano.
 Box panel Utama 50x70
 Box Panel Pembagi
 Pasang AC unit 2 PK ex Panasonic.
 Pasang AC 2PK type Casset ex Panasonic
 Kabel tanam NYY GBY 4x50mm2.
 Instalasi Sound system dan speaker lengkap TOA
 Instalasi telepon kabel ITC 2x2x0,6 mm dalam PVC
conduit.
 Grounding/pentanahan
 Panel pembagi Penerangan
 Kabel Daya
 Lambpu Robyong Untuk Mushola
 Lampu Spt light
 Over spaneng NYY 4x16mm
 Lampu Tempel
 Lampu penerangan jalan dengan tiang
 Instalasi ganset lengkap
15.1.2.12. Klausal yang Disebutkan
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada
baian/bab/gambar yang lain maka ini harus diartikan
bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain
tetapi malah untuk lebih menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar
atau terhadap spesifikasi teknis, maka yang diambil
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis
yang paling tinggi dan kontraktor harus menyampaikan
kepada konsultan pengawas.

15.1.2.13. Koordinasi Pekerjaan


Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan
koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam
kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut
didalam proyek harus dikoordinir lebih dahulu agar
gangguan dan konflik satu dengan lang lainnya dapat
dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan
sampai dengan detail untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.

15.1.2.14. Material dan ”Workmanship”


Seluruh peralatan material yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini harus baru dan material harus tahan
terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus
dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap
pekerjaan harus mempunyai ketrampilan yang
memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja adalah
diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.

15.1.2.15. Daftar Material


Pada waktu mengajukan penawaran Penyedia jasa dan
barang harus menyertakan/melampirkan ’Daftar Material”
yang lebih diperinci dari semua bahan yang akan
dipasang pada proyek dan harus disebut pabrik, merk,
manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog.
Daftar Material yang diajukan pada waktu penawaran ini
adalah mengikat, dan harus diajukan lengkap, tidak boleh
sebagian-sebagian.

15.1.2.16. Nama Pabrik/Merk yang ditentukan


Apabila dalam spesifikasi teknis ini disebutkan nama
pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen, maka
penyedia jasa dan barang wajib menawarkan dan
memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak
ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi
pada pasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera
setelah ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor harus
segera mungkin memesannya pada keagenannya di
Indonesia. Apabila Kontraktor telah berusaha untuk
memesannya, namun pada saat pemesanan bahan/merk
tersebut tidak/ sukar diperoleh dipasaran, maka
konsulten perencana akan menentukan alternatif merk
lain dengan spesifikasi minimal yang sama. Jadi setelah
1 (satu) bulan penunjukkan pemenang, Kontraktor harus
menujukkanfoto kopi dari pemesanan material yang
diimport pada keagenan atau imortir lainnya, yang
menyatakan bahwa material-material tersebut telah
dipesan (order import)

15.1.2.17. Shop Drawings


Setelah persetujuan , dalam hal ini sebelum daftar
spesifikasi material, Kontraktor harus menyerahkan shop
drawings untuk disetujui Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas.
Shop Drawings harus termasuk katalog data dari
pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian, diagram
pengkabelan, data ukur dimensi, data pembuatan dan
nama serta alamat yang terdekat dari service dan group
perusahaan pemeliharaanyang tetap menyediakan
persediaan/stock suku cadang yang terus menerus, shop
drawings harus diberi catatatan dari Kontraktor, yang
menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai
dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan
pemasangan yang lengkap dari seluruh koordinasi
komponen untuk peninjauan keseluruhan yang
sebenarnya dari keseluruhan sistem, penyerahan
sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan.
Shop drawings yang harus diajukan antara lain adalah :
Layout/tata letak kabel-kabel dan panel.
Panel Utama
Panel-panel Daya dan Penerangan, outlet box, dan lain-
lain
detail-detail pemasangan lampu.
Detail pemasngan lampu.
Rencana Instalasi penerangan dan stop kontak setiap
lantai.
dan lain-lain yang diminta oleh Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas.

15.1.3.Teknis Instalasi
15.1.3.1. Instalasi Kabel/Wiring
15.1.3.1.1. Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalsi
listrik harus memenuhi persyaratan PUIL/LMK.
Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas
ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya,
nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat
dengan penampang 6 mm2 ke atas harus
terbuat secara dipilin (tranded). Instalasi ini tidak
boleh memakai kabel dengan penampang lebih
kecil 2,5 mm2 kecuali untu pemakaian remote
kontrol.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang
dipakai ilalah dari type:
Untuk nstalasi penerangan adalah NYM
Untuk kabel distribusi dan penerangan taman
dengan menggunakan kabel NYY.
15.1.3.1.2. ”Splice” / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya ”splice” ataupun
sambungan-sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang kecuali pada outlet
atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus
dibuat secara mekanis dan harus teguh secara
electris dengan cara-cara ”Solderless
connector”. Jenis kabel tekanan, jenis
”Compression atau soldered”
Dalam membuat ”splice” konektor harus
dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan
baik, sedemikian rupa sehingga semua
konduktor tersambung tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas
oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction
box, panel maupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari
tembaga yang diisolasi dengan porselen atau
bekelite ataupun PVC, yang diameternya
diseusiakan dengan diameter kabel.
15.1.3.1.3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk Splice, conection
dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, Gelas,
tape sintesis, resin, Splice case, Compotion,
dan lain-lain tertentu harus dipasang secara
baik dan benar.
15.1.3.1.4. Penyambungan Kabel
Semua penyambungan kabel harus dilakukan
dalam kotak-kotak penyambungan yang khusus
untuk itu (misalnya Junction box dan lain-lain).
15.1.3.1.5. Kontraktor harus memberikan brosur-brosur
mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik, kepada Konsultan
Perencana/konsulten Pengawas.
15.1.3.1.6. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan
warna-warna atau nama-namanya masing-
,masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungabn dilakukan. Hasil pengetesan
harus tertulis dan disaksikan oleh konsuktan
pengawas.
15.1.3.1.7. Penyambungan kabel tembaga
mempergunakan penyambungan-
penyambungan harus dari ukuran-ukuan yang
sesuai.
15.1.3.1.8. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC
harus diisolasi dengan pita PVC/protolen yang
khusus untuk listrik.
15.1.3.1.9. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan
bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.
15.1.3.1.10. Bila Kabel dipasang tegak lurus dipermukaan
yang terbuka, maka harus dilindungi dengan
pipa setinggi minimum 2,5 m.
15.1.3.1.11. Saluran Penghantar Dalam banguan
Untuk instalasi penerangan di daerah parkir,
salruan penghantar (conduit) dklem dengan
rapih pada beton
Untuk instalasi penerangan di daerah yang
menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar 9conduit) dipasang diatas rak
kabel dan diltakkan di atas ceiling.
Untuk saluran penghantar di luar bangunan
dipergunakan pipa galvanized diameter 2”.
Setiap saluran kabel dalam bangunan
dipergunakan pipa conduit PVC doubel-H
minimum ¾ ” diameternya. Setiap
pencabangan ataupun pengambilan saluran
keluar harus menggunakan juction box yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip di dalam
juction box.
Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel
dan juction box harus dilengkapi dengan
”socket/lock nut”, sehingga pipa tidak mudah
tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain,
maka setiap kabel yang berada pada
ketinggian muka lantai sampai 2 m harus
dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus
diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
15.1.3.2. Instalasi Sakelar dan Stop kontak (Outlet)
15.1.3.2.1. Sakelar-sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme
dengan rating 5A – 10 A 250 V, sakelar pada umumnya
dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar.
Jika tidak ditenukan lain, sakelar-sakelar tersebut
bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada
ketinggian 150 cm di atas lantai yang sudah selesai
kecuali ditentukan lain oleh konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas.
Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-
kotak dan ring, (standard). Sambungan-sambungan
hanya diperbolehkan antar kotak-kotak yang bedekatan.
15.1.3.2.2. Stop kontak
Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai
earthing contact dengan rating 10 A 250 V AC. Semua
pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V
harus diberi saluran ke tanah (grounding).
Stop kontak harus dipasang rata dengan permuykaan
dinding dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai yang
sudah selesai atau wall duct outlet sesuai dengan
rencana atau petunjuk Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas.
15.1.3.1.4. Instalasi Fixtures Penerangan
a. umum
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera
dalam gambar. Harus dibuat dari bahan yang sesuai
dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya
harus rapih an baik,tebal plat baja yang dipakai untuk
fixture minimum 0,7 mm. Kontraktor harus
menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang
akan dipasang kepada konsultan
Perencana/KonsultanPengawas untuk disetujui.
 Kabel-kabel Untuk Fixture
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-
kabel untuk fixture harus dituup asbestos dan
tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih
kecil dari 2,5 mm2, kawat-kawat harsus dilindungi
dengan tapeatau tubing di semua tempat dimana
mungkin ada abrasi.
Semua kabel-kebel harus disembunyikan dalam
konstruksi armature kecuali dimana diperlukan
penggantungan rantai atau kalu
pemasangan/perencanaan fixture menunjuk lain.
Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu
armature dan penggantungan, dan harus terus-
menerus mulai kotak sambung ke terminal-
terminal khusus pada armature-armaure lampu.
Saluran saluran kabel harus tidak tajam dan
dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
 Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-
lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan
dan gambar.untuk lampu pijar memakai lamp
holder dan base type Edison screw, untuk lamp
holder type Edison screw kabel netral tidak boleh
dihubungkan ke center control, kecuali
dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent haruslah
dari jenis cool white.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang
memerlukan perbaikan factor daya haruslah
dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ni
besarnya microfarad dari kapasitor untuk setiap
lampu tidak terlalu ditekankan karena yang
dibuthkan adalah hasil akhir dari power factor
menjadi sekurang-kurangnya 0,95.

b. Instalasi /Konstruksi Panel


 Kabenet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja
dengan tebal minimum 2,0 mm, atau dibuat dari
bahan lain seperti polysester atau bakelite.
Kabinet untuk Panel Board mempunyai ukuran
yang proporsionil seperti dipersyaratkan untuk
panel board, yang besarnya sesuai dengan
ukuran pada gambar perencanaan atau menurut
kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu sesak.
Frame/rangka panel harus di
grounding/ditanahkan pada cabinet harus ada
cara-cara yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel Panel Board serta
tutupnya. Kabinet dan kabel-kabel Trough feeder
harus diatru sedemikian rupa sehingga ada
saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm
untuk branch circuit panel board.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-
kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2
(dua) buah anak kunci dengan sistem MASTER
KEY.
Instalasi Listrik dan Stop kontak dan instalasi
lainya.
Bahan:
- Kabel NYM 3 x 2,5 mm (instalasi listrik)
sekualitas Eterna
- Kabel NYM 3 x 2,5 mm (instalasi stop
kontak) sekualitas Eterna
- Pipa pvc ½” sekualitas clypsal
- T- dos
- Lampu Downlight 4” Taiwan.
- Lampu Baret 18 watt ex DLX/CL 38
- Saklar dan Stop kontak ex Brocco Plano
- Kabel Tanam NYY 4x16 ex Eterna
- Kabel telepon ITC 2x2x0,6 mm dalam
PVC Conduit.
- Kabel VGA Extender.
Gambar-gambar dan spesifikasi adalah
merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sesuatu yang tercantum didalam gambar dan
spesifikasi bersifat mengikat.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang
dilaksanakan harus dikerjakan oleh kontraktor
instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai
reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-
pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam
bidangnya, serta perusahaan tersebut terdaftar
sebagai instalatir resmi PLN.
Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan
menurut “Peraturan Umum Instalasi Listrik di
Indonesia” dan standard PLN (SPLN) sebagai
petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada
daerah setempat dan standard-standard/kode-
kode lainnya yang diakui, VDE, DIN, JIS, dan
lain-lain.

 Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang
ditentukan oleh Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas. Semua kabinet dari pintu-pintu untuk
panel board listrik, harus dibuat tahan karat
dengan cara ”galvanized cadmium plating” atau
dengan ”zinc chromate primer”. Selain yang
tersebut di atas, harus dilapisi dengan lapisan
anti karat yaitu sebagi berikut :
 Bagian dalam dari box dan pintu.
Bagian luar dari box yang digavlvanisir atau
cadmium plating tak perlu dicat kalau seluruhnya
terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer
harus dicat dengan cat bakar.
 Pemasangan Panel.
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga
setiap peralatan dalam panel dengan mudah
masih dapat dijangkau tergantung dari pada
macam/tipe panel. Maka bila dibutuhkan
alas/pondasi/penumpu/penggantung maka
kontraktor harus menyediakannya dan
memasangnya sekalipun tidak tertera pada
gambar.
 Panel Distribusi Utama
Panel distribusi utama harus seperti ditunjuk
pada gambar, kecuali ditunjuk lain. Seluruh
assembly termasuk housing, bus-bar, alat – alat
pelindung harus dirancanakan, dibuat, dicoba
dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan. Panel distribusi utama harus dari
jenis indoor type terbuat dari plat baja tebal
minimum 3 mm. Kontruksi harus terbuat dari
rangka baja struktur yang kaku, yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh strees
mekanis pada waktu hubungan singkat. Rangka
ini secara lengkap dibungkus pada bagian
bawah, atas dan sisi dengan plat – plat penutup
(metal clad) harus cukup louvers untuk ventilasi
dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu
dari bagian – bagian yang mengalirkan
arus dan bagian – bagian yang bertegangan
sesuai dengan persyaratan PUIL/LMK/VDE untuk
peralatan yang tertutup. Material – material yang
bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan percikan air. Semua
meteran dan tombol tranfer yang dipersyaratkan
harus dikelompokkan pada satu papan panel
yang berengsel yang bersembunyi.
 Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus
dilengkapi dengan papan nama, pada pintu atau
panel dekat pada pemutusan dan dapat dilihat
dengan mudah. Cara – cara pemberian nama
harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari
pemutus daya atau alat – alat yang tersambung
padanya. Keterangan mengenai ini harus
diajukan dalam shop drawings.
 Bus – bar/Rwel
Busbar minimal harus dari bahan tembaga yang
lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak
dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus
150% dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan aturan PUIL. Semua bar/rel
harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator
dengan kuat dan baik kerangka panel. Semua
bus bar/rel harus dicat dengan warna yang
sesuai dengan yang disebutkan pada PUIL. Cat –
cat tersebut harus tahan sampai temperatur
75°C. Bus bar disusun dan dipegang oleh
isolator dengan baik untuk sistem 3 phase 4
kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap
panel harus mempunyai bus netral yang di isolir
terhadap tanah, dan sebuah bus pentanahan
yang telanjang diklem dengan kaut pada frame
dan panel dan dilengkapi dengan klem untuk
pertahanan dari peralatan perlu diketanahkan (5
bar). Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang
panel dan harus disediakan cara – cara
untuk penyambungan dikemudian hari.
 Terminal dan Mur-baut
Semua terminal cabang harus diber diberi lapisan
tembaga (ver-tin) dan disekrup dengan
menggunakan mu-baut-ring dari bahan tembaga
atau mur-baut yang diberi nikel (atau stainles)
dengan ring tembaga.
 Cadangan/Penyambungan Dikemudian Hari
Bila dalam ganbar dinyatakan adanya cadangan
maka ruangan – ruangan tersebut harus
dilengkapi dengan bus, klem – klem
pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat
berupa equipment bus bar, panel baru, switch,
circuit breaker dan lain – lain.
 Alat – alat Ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat – alat
ukur seperti pada gambar. Meter – meter adalah
dar type ”Moving Iron Vane Type” khusus untuk
panel, dengan scale sirkular, flush atau semi
flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran
144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan sekala
linier dan ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar
untuk voltmeter (voltmeter selector swith) harus
ditandai dengan jelas.
 Pilot Lamp
Semua tutup muka panel harus dilengkapi
dengan:
a. Pilot lamp untuk menyatakan adanya
tegangan R, S dan T.
b. Penyediaan dari pilot lamp yang disebutkan
di atas merupakan keharusan, biarpun
pada gambar – gambar tidak tertera.
Warna – warna untuk pilot lamp:
- Untuk phasa R : warna
merah
- Untuk phasa S : warna
kuning
- Untuk phasa T : warna
biru
 Fixtures dan Lampu
a) Lampu/Tube/bulb flourescent
1. Lampu Flourescent /TL 2x40 Watt Standard
- Lampu Flourescent gas discharge tube
type, standard, warna putih type TLD
54/58
- Ballast dengan maximum losses ± 9,5
watt, 220 volt.
- Kapasitor, yang menghasilkan minimum
P.F.0,95 (kapasitor 3,25 micro F).
- Starter switch, terminal dengan tube
fitting, rotary lock.
- Lumen output minimum ± 3100 lumen
(setelah 100 jam nyala)
- Merk : Philips, atau setaraf.
2. Lampu TL 18 watt
- Lampu type standard, warna putih type
TLD 54.
- Ballast dengan maximum losses ± 9
watt, 220 volt.
- Kapasitas yang menghasilkan minimum
P.F. 0,95 (Kapasitas 450 micro F)
- Starter switch, terminal dan tube fitting,
rotary lock.
- Lumen output minimunm 1200 lumen
(setelah 100 jam nyala
- Merk : Philips, atau setaraf
b) Armature Lampu / Fixtures TL
1. Armature TL 2 x 36 watt Recessed
Mounting (light trooffer/integrated lamp)
- Housing : Bahan plat besi galvanized
tebal 0,7 mm pembuatan harus
dengan mesin, peralatan lampu built
in, lengkap dengan mirror optic.
- Reflector : Bahan alumunium
anodized/mirror optic - M.5.
- Semua komponen listrik berada
didalam rumahan/housing (built in),
bahan galvanized sheet steel
dilengkapi parabolic mirror/ref-lector
dengan light polish anodized louvre
yang mempunyai ”Dark Light
Distribution”, comport dan non glare.
- Memakai lamp holder yang
merupakan kesatuan dari 2 buah
lampu TL.
Kontruksi rumahan harus kuat dan kokoh
serta dibuat sedemikian rupa agar mudah
dapat dibuka/dilepas untuk
perbaikan/penggantian komponen yang
berada didalamnya. Rumahan dan
reflactor harus dilengkapi dengan sekrup,
agar dapat dilepas pada waktu
memerlukan perbaikan.
Seluruh rumahan dan reflactor harus
dilapisi dengan cat dasar, serta diberi
lapisan cat akhir berwarna putih.
Pengecatan dengan cara ”stove
enamelled/bake enamelled” (cat bakar).
Seluruh armature harus lengkap dengan
rangka dudukan/ penggantung.
2. Armature TL 1 x 36 watt dan TL 2 x 36
watt balk
- Armature merupakan jenis open type4,
dengan reflactor
- Pemasangan terbenam dalam ceiling
(recessed)
- Seluruh perlengkapan dan pengerjaan
armature seperti butir a di atas.
3. Armature TL 2 x 18/36 watt Recessed
Mounted
- Armature merupakan jenis open type4,
dengan reflactor
- Pemasangan terbenam dalam ceiling
(recessed)
- Seluruh perlengkapan dan pengerjaan
armature seperti butir a di atas.
4. Seluruh perlengkapan dan pengerjaan
armature seperti butir a di atas.
a) Ballast
Ballast harus leak proof, mempunyai
temperature kerja rendah, noise-
less,ballast dengan rumahan dari
bahan polyster. Untuk lampu TL
dengan dua lampu
disusun/digunakan ”twin lamp
ballast”/duo ballast (anti
stroboscopic).
Last tidak lebih besar dari :
- TL 15 watt, losses max. 7,5 watt
- TL 20 watt, losses max. 9.0 watt
- TL 40 watt, losses max. 9.5 watt
Ballast harus dilengkapi dengan
connection terminal.
Merk : Philips, ATCO, atau setaraf.
b) Fitting Lampu
Fitting lampu menggunakan
Merk : Nasional, atau
setaraf
c) Starter
Starter untuk lamp fluorescent
mempunyai reliability. Terbuat dari
high quality white polycarbonate.
Rating starter disesuaikan dengan
rating lampu TL.
Merk : Philips, atau setaraf.

16. PEKERJAAN SANITASI

16.1. Lingkup Pekerjaan :


Pekerjaan sanitasi meliputi pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor pada km/wc,

serta buangan air dari talang pada bangunan.

16.2. Material :
16.2.3. Pipa distribusi air bersih Ø 3/4” waving AW
16.2.4. Pipa Air bersih Ø 1” wavin
16.2.5. Pipa PVC distribusi air kotor Ø 3” wavin D
16.2.6. Pipa PVC distribusi air kotor Closet dan air hujan Ø 4” wavin D
16.2.7. Kran air sekualitas San Ei Ø 1/2”
16.2.8. Kran Wastafel Ø 1/2”Remo
16.2.9. Stop kran Ø 1”
16.2.10. Kloset jongkok TOTO
16.2.11. Floor drain steinless
16.2.12. Bak kontrol 45x45x50 cm
16.2.13. Saumur resapan+tutup H=300cm dan H= 200cm untuk kantin
16.2.14. Seticktank 200x150x200 cm
16.2.15. Sumur resapan air hujan H=3m
16.2.16. Wastafel TOTO
16.2.17. Pompa Air terpasang Groundfos
16.2.18. Tempat sabun.
16.2.19. Sumur air bersih
16.2.20. Grill tutup saluran
16.2.21. Saluran air hujan
16.2.22. Kichen Zing
16.3. Pelaksanaan dan Pemasangan
16.3.3. Sebelum melakukan pekerjaan instalasi plumbing,kontraktor diwajibkan
membuat gambar kerja yang diperlukan dan disetujui oleh konsultan
pengawas.Gambar-gambar itu mencakup antara lain:
16.3.3.1. Pertemuan pipa/sleeves pada kolom beton,dan lain-lain
16.3.3.2. Detail pemasangan setiap sanitary fixtures
16.3.3.3. Penggambaran jalur-jalur pipa air bersih dan pipa air kotor
dilengkapi dengan hanger/support.
16.3.3.4. Untuk pipa air kotor,perubahan arah aliran harus 45 drajat.
16.3.4. Pemasangan Floor Drain
Pemasangan floor drain harus lebih rendah 0,5 cm dari lantai finish.
16.3.5. Pemasngan Sanitary Fixtures dan kelengkapanya
Pemasangan secara lengkap sesuai dengan bestek harus dilakukan
menurut petunjuk dari pabrik.Penambahan peralatan yang dibutuh kan
untuk kesempurnaan pemasangan sanitary Fixtures menjadi tanggung
jawab kontraktor.
16.3.6. Support untuk Fixtures dan alat-alat
16.3.6.1. Semua fixtures dan alat-alat sanitair harus ditumpu dan
ditempatkan ditempatnya dengan baik dan kuat.
16.3.6.2. Insert ( tempat penyekrupan)harus tertanam dalam dinding
atau lantai dan rata dengan permukaan akhir ( finish ) dari
dinding atau lantai tersebut.
16.3.6.3. Semua baut,mur dan sekrup yang kelihatan harus dibuat
dengan lapisan cromium atau nikel demikian pula cincin/waster
untuk pemasanganya.

17. PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR

17.1. Lingkup Pekerjaan


Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi penangkal petir ini meliputi:
a. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan protectorhead (terminal) dari
instalasi penangkal Petir.
b. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan konduktor.
c. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem pentanahan.
d. Pengadaan dengan memasang penangkal 3 speed 4 Arde.

17.2. Ketentuan-ketentuan Teknis


a. Instalasi penangkal petir dipasang pada bangunan Utama (Unit 1)
sistem penangkal petir yang dipasang adalah sistem Franklin dan
Faraday (sistem konvensional) dimaksudkan untuk melindungi gedung
dari sambaran petir.
b. Tinggi air terminal yang digunakan 150 cm dan Down lead (xawatarde)
terdiri dari tembaga berukuran 50 mm² disekrup dan dilas pada air
terminal Down lead. Harus dipasang turun kebawah dengan jalan yang
lurus mugkin dan menghindari lekukan. Apabila lekukan tidak dapat
dihindari maka radius lekukan tak boleh lebih kecil dari 20 cm kawat
arde ini di ikat pada sadle klem kabel kepada tembok atau atap.
c. Bila terdapat sambungan pada kawat arde, maka pada sambungan
harus terdapat overlap sekurang – kurangnya 30 cm dengan sitem les
dan klem. Pada 2 m diatas lantai, maka kawat arde harus dipasang
sebuah joint, ujung yang lain dihubungkan ke elektroda pertanahan.
Control join ini dapat dilepas apabila akan diadakan pengukuran
tahanan sebaran tanah.
d. Sistem elektroda pentanahan yang dipakai adalah sistem tombak
tembaga yang ditancapkan vertikal kedalam tanah sampai mencapai air
tanah berjarak 5 m dari bangunan. Kawat tembaga yang dihubungkan
dengan control joint didinding dengan pipa Gip elektroda pentanahan
harus mempunyai tahanan maksimum 2 (ohm).

17.3. Pengujian
a. Pengujian/pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya
sistem pentanahan agar dapat dipakai sebagai jaminan.
Pengujian dilakukan dengan metode yang dikeluarkan oleh PLN, LMK
atau PUIL.
b. Pengetesan dilakukan dengan cara:
- Grounding resistent test tahanan pentanahannya diukur melalui
metode standard.
- Continity test.

18. PEKERJAAN FIRE ALARM


18.1. Umum
a. Spesifikasi ini menjelaskan tentang uraian dan syarat – syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalasi
fire alarm, yang terpasang dibangunan.
b. Standar / Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi
peraturan/standard dari NFPA (Nasional Fire Protection Assocation) dan
persyaratan tentang pemadam kebakaran dari pemerintah setempat.
c. Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, kontraktor harus
menyertakan/melampirkan “Daftar Material” yang lebih terperinci dari semua
bahan yang akan dipasang pada proyek ini nantinya, dan yang sesuai dengan
dipersyaratkan dalam spesifikasi. Dalam daftar material ini harus disebut pabrik,
merk, manufacture, type, lengkap dengan brosur/katalog.
Dalam brosur/catalog atau keterangan – keterangan lain yang harus dimasukkan
pada waktu penawaran harus dinyatakan :
-Kapasitas peralatan
-Cara pemasangan
-Karakteristik cara kerjanya
-Dan lain – lain
d. Nama Pabrik /Merk yang ditentukan
Apabila pada Spesifikasi teknik ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan maka kontraktor wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan.
Apabila pada saat pemasangan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh,
maka pemberi tugas/konsultan Perencana/konsultan pengawas akan menunjuk
merk lain tapi dengan spesifikasi yang sama.

e. Contoh Bahan
1) Untuk bahan yang disebutkan dibawah ini, penyedia jasa wajib
memperlihatkan contoh bahannnya sebelum pemasangan pada pemberi
Tugas / Konsultan Perencana / Konsultan pengawas untuk disetujui.
2) Apabila contoh – contoh tersebut ditolak maka kontraktor harus mengganti
dan memperlihatkan yang sesuai dengan spesifikasi untuk disetujui.
3) Kwalitas teknis/listrik, merk/pabrik, karakteristik kerja, besar fisik dan
kwalitas estetika dari contoh material/bahan maupun instalasi yang telah
disetujui adalah mengikat.
4) Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya
kontraktor, contoh bahan harus diserahkan kepada pemberi
Tugas/Perencana/pengawas tidak lebih dari 20 (dua puluh) hari kalender
setelah diberikannya SPK.
Contoh – contoh bahan harus diserahkan adalah : semua jenis fire
detector, bell,signal lamp, kabel, pipa conduit, junction box, terminal dan
lain – lain yang diminta.

f. Pembebasan Terhadap Tuntutan


Pemberi Tugas dibebaskan dari patent dan lain – lain untuk segala macam
pengadaan bahan dan cara pemasangan. Pemberi tugas bebas dari segala
claim atau tuntutan terhadap hak – hak khusus seperti patent dan lain – lain.

g. Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Kontraktor fire alarm
kontraktor wajib mengadakan koordinasi dengan bagian – bagian
pekerjaan/kontraktor lain atas petunjuk Konsultan Perencana/konsultan
Pengawas. Apabila ada item pekerjaan oleh kontraktor lain, maka kontraktor
wajib menyiapkan/menyerahkan bahan – bahan tersebut dan penjelasan untuk
pemasangan. Selama pemasangan oleh kontraktor lain, maka menjadi
kewajiban kontraktor fire alarm untuk hadir dan memberi petunjuk bersama
Konsultan Pengawas, sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan
instalasi (misalnya pemasangan conduit dalam beton dan lain – lain).
h. Gambar Kerja/Shop Drawing
Setiap sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material, kontraktor wajib
mengajukan gambar kerja/shop drawing pada Konsultan Perencana/ Konsultan
pengawas untuk disetujui gambar kerja/shop drawing.
i. Instruksi Pemakaian dan Operator Serta Training
Menjadi kewajiban kontraktor untuk menyerahkan 4 (empat) set instruksi
pemakaian/ operasi serta cara – cara maintenance kepada pemberi tugas, 1
(satu) bulan sebelum serah terima pertama. Termasuk disini mendidik operator
atau orang – orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk menjalankan,
menggunakan/mengoperasikan, pengujian dan maintenance seperlunya
terhadap instansi fire alarm. Segala biaya – biaya tersebut adalah menjadi
tanggungan Kontraktor.
18.2. Pekerjaan Instalasi
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi fire alarm dan fire fighting unit ini
adalah menyediakan, memasang, mencoba/trial run dan mengisi dari semua
instalasi fire alarm maupun fire fighting, yang diperinci dalam uraianpekerjaan di
bawah ini serta yang tertera dalam gambar.
Lingkup pekerjaan disini adalah dalam pengertian bahwa unit dapat bekerja baik
tiap – tiap bagiannnya maupun seluruh instalasi yang terpasang sebagai unit
keseluruhan.
1) Pengadaan dan pemasangan semua fire detector, flow switch detector alarm
bell, signal/location lamp,beserta instalasi wiringnya.
2) Pengadaan dan pemasangan master control fire alarm panel beserta
instalasi wiringnya.
3) Pengadaan dan pemasangan power supply untuk melayani system fire
alarm tersebut.
4) Pengadaan dan pemasangan unit – unit fire fighting
5) Mengadakan trial run dan pengujian untuk seluruh instalasi, maupun
demontrasi dari unit – unit fighting yang dipergunakan.
6) Board yang menunjukkan adanya peralatan – peralatan manual push button,
fire fighting unit, menunjukkan tempat/arah pintu bahaya/tangga bahaya (fire
escape).
b. Masa Jaminan
Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja
dengan sempurna. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini
harus diberi pemeliharaan Cuma – Cuma selama masa pemeliharaan.
c. Syarat – syarat Pelaksanaan
1) Kontraktor harus meyakinkan pemberi tugas, bahwa pekerjaan dilaksanakan
oleh tenaga yang berpengalaman dan mengikuti standard yang telah
ditentukan. Selama pemasangan, kontraktor harus menempatkan seorang
ahli yang selalu mengawasi pelaksanaan.
2) Kontraktor harus mengganti kembali material – material yang rusak, sehingga
syarat – syarat fisik maupun teknis tetap dapat dipenuhi.
3) Kontraktor harus membersihkan kembali sisa-siasa/bekas-bekas pekerjaan
yang berupa potongan-potongan kayu, kabel, metal, bekas bobokan baik
pada tembok/beton maupun pada dinding dan lantai.
4) Kontraktor harus mengadakan testing, start up dan demonstrasi. Segala
keperluan untuk hal ini adalah menjadi tanggung jawab dan biaya Kontraktor.
d. Manual, Spare-part dan Instruksi
Sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum proyek diserahkan kepada Pemberi
Tugas, Kontraktor wajib menyerahkan manual, keterangan spare-part serta
instruksi-instruksi yang dianggap perlu terhadap semua peralatan yang dipasang.
e. Built-in Insert
Kontraktor harus menyediakan semua Insert serta peralatan-peralatan tambahan
lain yang dibutuhkan yang harus dipendap dalam beton maupun cara
pemasangan yang lain.
f. Pentanahan
Semua peralatan-peralatan harus diketanahkan sesuai dengan peraturan yang
ada. Untuk itu kontraktor harus membuat gambar kerja/shop drawing untuk
persetujuan Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
g. Finishing
 Semua material yang dipasang harus usdah dalam keadaan difinish dengan
baik sesuai yang disyaratkan, finishing setelah terpasang adalah disyaratkan
dan ini mencakup segala perbaikan pada material tersebut maupun pekerjaan
lain sebagai akibat pemasangan instalasi tersebut termasuk didalamnya :
perbaikan, pengecatan kembali, pembersihan dan lainnya.
 Semua peralatan dari fire alarm yang dapat terlihat, seperti pipa conduit yang
tidak ditanam, manual call, bell, signal/location lamp, fire fighting unit dan lain-
lain, harus difinished dengan cat merah, atau warna cat lainnya sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
h. Master Control fire Alarm Panel, Auxiliary Monitar panel
 Master Control Fire Alarm Panel harus mempunyai kapasitas minimal 10
zones (loop zones).
Harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan standard seperti:
 Indicator/signal zones sesuai dengan jumlah zone
 Buzzer/horn
 Fire brigade telephone line
 Fire fighting (fire pump) line
 Fire box terminal dan material bantu
 Monitor line
 Heat detector
 Smoke detector
 Break glass
 Signal Otomatis dan manual monitor untuk memberi petunjuk terjadinya
gangguan open circuit maupun short circuit pada jaringan loop ataupun
gangguan instalasi lainnya. Panel dibuat dengan konstruksi rangka besi dan
ditutup dengan plat besi tebal 1,5 mm cat finish berwarna merah dan sebelum
dicat harus diberi lapisan dasar. Master control Fire Alarm diinstalasi di ruang
jaga.
 Pada Indicator/signal azones harus ditunjukkan juga lokasi daripada tiap
zone, untuk mempermudah idetifikasinya.
i. Power Supplay
Tegangan yang boleh dipergunakan adalah tegangan DC, tidak lebih dari 100 v,
tegangan diperoleh dari rectifier.
Dalam keadaan emergensi atau supplay daya PLN terputus, maka dipergunakan
supplay dari baterai yang dapat melayani system ini selama 12 (duabelas) jam.
Battery harus battery Nickel Cadmuim (NiCd). Besar kapasitas battery dan
rectifier system harus sesuai dengan performance dan kebutuhan instalasi fire
alarm secara keseluruhan.
j. Fire Alarm Detector
 Maximum/fixed temperature detector mempunyai daerah cakup :
 + 40 m2 dengan temperature max. 65 deg C.
 + 30 m2 dengan temperature max. 75 deg C.
 Kombinasi rate of rise dan fixed temperature detector dengan maximum
temperature + 65 deg C mempunyai daerah cakup + 40 m2 dengan maximum
temperature + 75 deg C mempunyai daerah cakupan + 30 m2.
k. Alarm Bell
Supplay tidak lebih dari 100 V. DC, tipe indoor. Bell yang dipasang di daerah
kantor mempunyai frekuensi yang cukup, sehingga dapat mengatasi noise level
dengan tingkat sedang.
Pemasangan alarm bell disesuaikan dengan penempatan alarm bell itu sendiri
yang telah mendapat pesetujuan dengan Konsultan Pengawas.
l. Manual Call Box
Indoor Type, dpasang maunted pada dinding atau pada pintu. Supplay tidak lebih
dari 100V DC.
m. Location Lamp
Material :
 Globe : Resin, inside of globe : frost finish.
 Frame : SyntheticResin
Power supply : 24 V. AC atau DC atau 100 V.AC
Pemasangan : Surface mounted.
n. Instalasi dan Pemipaan (Conduit)
 Master control fire alarm diletakkan didalam ruang monitor, dipasang
menempel pada dinding.
 Auxiary monitor panel diinstalasi dimeja monitor ruang monitor, dimana
penjagaan ada selama 24 jam. Kabel yang menghubungkan antara Master
Control Panel dan auxiliary monitor panel adalah kabel NYY, panjang ±10
m, dimasukkan dalam pipa conduit GIP dan ditanam dibawah lantai.
 Didalam bangunan setiap lantai dilayani oleh sebuah TB yang terletak pada
ruang untuk panel – panel.
Untuk menghubungkan tiap TB di setiap lantai dengan Master Control Fire
Equipment, digunakan kabel NYY yang dimasukkan dalam pipa – pipa
PVC, diklem pada dinding shaft. Semua kabel haruslah solid cable dan
bukan stranded cable.
 Dari TB ke fire detector, manual call box ataupun bell dipergunakan
kabelnya ukuran 1,5 mm² diletakkan dalam conduit pipa PVC yang
diinstalasi di atas langit – langit.
 Setiap pembelokan/pencabangan/penyambungan harus digunakan junction
box, dipasang secara kuat pada tiap dudukan, dengan mengklem pada
rangka kayu atau lainnya.
 Untuk pipa conduit, junction box yang tertanam dalam beton, dinding atau
pada lantai, kontraktor harus memasangnya sebelum pengecoran, dengan
koordinasi konsultan pengawas.
o. Kontraktor harus melengkapi peralatan tersebut dengan papan – papan tanda
yang menunjukkan adanya alat – alat seperti manual call box, emergencydoor.
Papan dari plat besi dengan tebal plat 0,8 mm ukuran disesuaikan dengan jumlah
huruf, warna dasar merah, dengan huruf, warna dasar merah, dengan huruf
kuning, terbaca dari jarak minimum 10 m untuk mata normal.
18.3. Persyaratan Bahan / Material
Umum
1) Semua material yang disupply dan dipasang oleh kontaktor harus baru dan
material tersebut khusus untuk pemasangan didaerah tropis, serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.
2) Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa
biaya extra.
3) Komponen – komponen dari material, yang mungkin sering diganti, harus dipilih
yang mudah diperoleh dipasaran bebas.

19. PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA

19.1. Lingkup pekerjaan


Jenis pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini diantaranya adalah:
a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian condensing unit dan
evaporator blower unit.
b. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi sistem aliran
refrigerent.
c. Pengadaan dan pemasangan pipa untuk membuang air pengembunan (drainage)
dari evaporator blower unit sampai ke tempat pembuangan yang terdekat yang
diperkenankan.
d. Pengadaan, pemasangan, pengaturan instalasi listrik. Untuk sistem ini termasuk
penarikan kabel dari panel utama kepanel AC dan kesemua unit, termasuk
pengadaan panel AC.
e. Pembobokan penutupan serta finishing kembali dinding, atap lantai dan lain – lain
akibat pemasangan pipa kabel, mesin – mesin AC dan lain-lainnya.
f. Melakukan pemeliharaan instalasi selama masa pemeliharaan.
g. Meberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatan sistem
instalasinya kepada personil yang ditunjuk oleh pemberi tugas sampai cakap
menjalankan tugasnya.
h. Memberiakan garansi terhadap perawatan atau mesin yang dipasangnya atau
yang dipasang untuk instalasi sistem ini.

19.2. Peredam Getaran


a. Semua mesin/peralatan yang menghasilkan getaran harus diberi landasan atau
penggantung peredam getaran (vibration eliminator) yang sesuai.
b. Peralatan yang diletakkan diberi landasan peredam getaran jenis kinetic neoprene
isolator merk Kineties atau sound Attenuator Limited atau setaraf.
c. Semua fan harus dipasang karet sekelilingnya sebelum dipasang.

19.3. Instalasi Listrik


Untuk instalasi ini pada dasarnya berlaku peraturan – peraturan yang telah umum
dipakai di Indonesia diantaranya adalah:
- Peraturan umum Instalasi Listrik (PUIL) yang dikeluarkan oleh Yayasan
Normalisasi Indonesia tahun 1987 sebagaimana telah ditambahkan dan dikurangi
dengan peraturan – peraturan setempat dan PUIL terbaru.
- Persyaratan pemerintah/Depnaker
- Persyaratan dari pabrik pembuat mesin yang akan dipasang.
Bilamana terjadi perbedaan persyaratan akan disetujui dan dipilih yang lebih baik.
Kontraktor harus memiliki semua izin resmi yang diperlukan untuk pekerjaan instalasi
listrik.
a Lingkup Pekerjaan
Kecuali dinyatakan lain maka pekerjaan instalasi ini mencakup:
1) Pengadaan, pemasangan panel listrik AC (PP-AC) dimana komponennya
buatan : siemens/AEG/Klochner atau setara dilengkapi dengan on-off switch.
2) Sirkuit Sumber Daya Listrik dimulai dari penarikan kabel dari panel utama ke
panel AC (PP-AC) sampai kepada mesin – mesin yang terpasang.
3) Sirkuit pengaturan secara otomatis suhu, kelem baban, aliran udara dan
peralatan – peralatan lain agar dapat bekerja dengan sempurna.
b Bahan
1) Semua bahan yang dipakai harus berkualitas baik dan baru.
2) Hedaknya diusahakan peralatan yang seragam dari merk yang sama.
c Peralatan
1) Pada masing – masing mesin harus diberi sistem pengaman yang terpisah
2) Pada tiap – tiap phasa panel harus diberi tanda dengan lampu indikator
3) Semua panel, switch, indikator, alat – alat ukur dan lain – lain harus berpapan
nama (label) yang jelas dan tidak mudah rusak.
4) Pada tiap – tiap panel pembagi daya harus disediakan cadangan dari satu
group dari tiga phasa
5) Pada tutup panel diberi gambar ”wiring diagram” dan semua panel diberi
kunci.
d Sekering Cadangan
Untuk setiap panel yang ada harus disediakan sekering cadangan dengan jumlah
sebanyak yang dipakai, dam disimpan didalam tempat khusus serta diberi tanda
pengenal. Semua sekering harus jenis otomatis (stot zekering)
e Pelaksanaan Instalasi
1) Semua kabel baik yang ditarik dalam pipa (cable condult) ataupun tidak,
harus diusahakan agar tidak terlihat dari luar.
2) Pemasangan kabel – kabel yang menyelusur dinding bata, dipasang dalam
plesteran salut dinding dimana pipa – pipa pelindung harus diklem pada
pasangan bata. Pemahatan dan pemasangan pipa harus dilakukan sebelum
dinding yang bersangkutan diplester/dibalut.
3) Jaringan kabel – kabel tanah harus dipasang terpisah dari kabel lainnya.
4) Sambungan antara kabel dengan kabel harus dilaksanakan dengan
menggunakan klem band, dan dalam kotak sambuga khusu untuk jenis kabel
yang bersangkutan, sambungan – sambungan harus terlindung dengan
isolasi.
5) Sambungan – sambungan antara kabel dengan rel – rel atau peralatan,
selama tidak menggunakan klem-band, pada ujung – ujung kabel harus
dipasang sepatu kabel dan disolder pada kabel tersebut (penyolderan harus
dilaksanakan dengan penyolderan temperatur tinggi).
6) Pada sambungan yang dilaksanakan dengan klam-band, ujung – ujung
sebelum disambung harus diver-tin terlebih dulu untuk menjamin kontak yang
baik dan pelindung korosi.
7) Semua kabel dipasang/disambung harus”color coded”atau diberi nama.
8) Tempat – tempat sambungan/kotak – kotak sambung dari kabel sedapat
mungkin pada tempat – tempat yang mudah dicapai operator, apabila
diperlukan untuk mengadakan perbaikan – perbaikan.
9) Sakelar – sakelar kotak/almari pengaman semuanya harus dipasang
tertanam dalam dinding.
10) Semua mesin – mesin AC dan peralatan listrik harus dipasang arde, tahanan
tanah yang dicapai harus < 2 ohm.

19.4. Pipa Pembuangan Air


a. Pekerjaan
Kontraktor harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin – mesin Air
Conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi atau tidak mengganggu.
b. Bahan
Untuk Buangan air (drain) dipergunakan pipa PVC kelas Medium.
c. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa serta
peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang kira –
kira 2 m atau sampai daerah dimana tidak terjadi pengembunan bagian luar pipa,
isolasi harus dari bahan fibra glass, polyurethene atau styrofoam type D.I. atau
yang sejenis dari bahan tahan api (fire resistant) setebal 1”
d. Penembusan Dinding
Bilamana penembus dinding, lantai dan lain – lain, pipa ini harus diberi lapisan
getaran dan dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.

19.5. Condensing Unit


a. Umum
Kontraktor harus memasang ”condensing unit” untuk ”Split System” dengan jenis,
ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Unit ini hendaknya ”factory built” dan telah diuji pabriknya.
b. Kompressor
Kompressor dari jenis ”semi/heremetic” didinginkan oleh gas refrigerant dan motor
yang dilindungi secara ”inherent”.
c. Koil Kondenser
Koil kondenser dari tembaga dengan ”fin” dari alumunium yang direkatkan secara
mekanis. Koil ini telah teruji terhadap kebocoran, telah di”dehidrated” dan di isi gas
refrigerent sekupnya dari pabrik.
d. Fan Kondenser
Fan Kondenser dari jenis propeller, pembuangan tegak keatas/kesamping dan
dihubungkan langsung dengan fan motor.
e. Fan Motor
Fan motor dari jenis ”permanent split capicator” yang dilindungi secara ”inherent”
serta mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.
f. Dinding
Dinding dan rangka dicat anti karat dan sesuai untuk pemasangan diluar
g. Peredam Getaran
Pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratanpabriknya.

19.6. Evaporator Blower Unit


a. Umum
Harus memasang ”evavorator blower unit”unuk ”Split system” dengan jenis ukuran
dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi. Unit ini adalah ”factory built”
dan telah teruji oleh pabriknya.
b. Koil Pendingin
Koil dingin harus dari tembaga dengan ”fin” dari alumunium yang direkatkan
secara mekanis. Koil ini harus telah diuji terhadap kebocoran dipabriknya.
c. Isolasi
Dinding unit ini diisolasi mulai dari masuknya sampai pada keluarnya udara pada
keluarnya udara pada unit.
Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup untuk
menghalangi terjadinya pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara
dan tahan api. Tempat penampungan air pengembunan harus di isolasi untuk
menghindari terjadinya pengembunan dibagian luarnya.
d. Peredam Geteran
Pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya.

19.7. Pipa Refrigerant


a) Umum
Semua pipa refrigerent harus dikerjakan secara hati – hati dan sebaik mungkin.
Semua bagian – bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari debu dan
kotoran. Pipa tembaga yang dipakai adalah jenis L atau K yang ”dihydrated” dan
”sealed”. Sambungan harus sependek mungkin.
b) Sambungan
Pipa jenis ”hard drawn tubing” harus disambung dengan perataan ”wrought
copper fitting” atau ”non porous brass fitting”. Dianjurkan dipakai solder perak
dengan ditiupkan gas mulia seperti nitrogen kering kedalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Solder lunak semacam”50 – 50” tidak boleh digunakan, solder ”95 – 5” dapat
dipergunakan kecuali pada pipa ”discharge” gas panas.
Pipa jenis ”soft drawn tubing”dapat disambung dengan solder, nyala api atau
lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerent. Bilamana ”precharged refrigerent lines”
disediakan oleh pabrik, hendaknya diperhatikan benar – benar instruksi pabrik.
Bila terjadi kelebihan pipa ”precharged” hendaknya dibentuk gulungan dan
disangga pada bidang mendatar.

c) Konstruksi
1) Pipa refrigerent harus disangga baik – baik untuk mencegah melentur. Harus
dipasang peredam getaran untuk mencegah penerusan getaran kepada
bangunan. Bilamana perlu dipasang peredam getaran pada pipa.
2) Pipa refrigerant yang direncanakan dan dipasang dilapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan rekomendasi pabrik.
3) Suatu pengering refrigerant dengan kapasitas yang cukup serta ”sight glass
moisture indicator” dipasang pada bagian ”liquid line” setiap pipa yang
terpasang dilapangan.
4) Perbedaan tinggi dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower
unit harus masih memenuhi persyaratan pabrik.
5) Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa maka seluruh rangkaian harus diuji
terhadap kebocoran.
d) Pengisian Refrigerent
Sistem yang dipasang dengan precharged dan sistem yang dipasang dilapangan
harus dihampakan. Sama sekali dilarang memakai kompressor dari sistem untuk
mengisi refrigerant.
Penghampaan haruslah dilakukan dilakukan dengan suatu pompa penghampa
tinggi dengan pengukur tekanan mutlak yang baik.
Dianjurkan penghampaan dilakukan sampai tekanan dibawah 300 mikron.
Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh dari yang disyaratkan oleh
pabrik-nya.
Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian freon harus dipatuhi dan
dipergunakan suatu Charging Cylinder untuk memastikan jumlah dan jenis
refrigerant yang diisikan adalah sesuai.
e) Isolasi Pipa
Pipa suction line refrigerant harus di isolasi dengan isolasi panas seperti armaflex
atau yang setaraf.

DIAMETER PIPA 1” s/d ¼” ”1 ½ s/d 2” 3” s/d 5”


TEBAL ISOLASI 1 1¼ 1½

Isolasi harus ditutup dengan lapisan isolasi uap air jenis metal jacket dan cat
putih. Pipa harus disangga pada setiap jarak 2 m dan pada setiap belokan dan
percabangan.
f) Saringan Udara
Saringan udara harus dari bahan yang dapat dibersihkan/dicuci seperti
alumunium, anyaman kawat atau logam. Saringan harus memilki effsiensi
penahan debu (Avarage Synthetic Duct Weight air resistance) minimal 65%,
tahanan mula – mula maksimum 2,5 mm tekanan air pada kecepatan aliran udara
2 mps (500 fpm). Kerangka saringan dari baja galvanis setebal 1.2 mm dan dari
ukuran standard. Tebal filter 25 mm (linch) dan tiap – tiap filter dapat dipasang
dengan rapat satu dengan lainnya.

19.8. Pekerjaan Ventilasi Mekanik


a) Lingkup Pekerjaan Ventilasi Mekanik
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan, tenaga kerja, serta
pemasangan dan penyetelan sistem ventilasi mekanik hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang baik dan memuaskan.
Berikut ini adalah secara umum mengenai vintilasi dan ventilator, untuk spesifikasi
teknis lain yang khusus adalah sesuai dengan tertera pada gambar.
b) Persyaratan Bahan/Peralatan
1) Persyaratan yang yang diuraikan dibaeah ini adalah persyaratan secara
umum, untuk spesifikasi teknis lain yang khusus adalah sesuai dengan yang
tertera pada gambar skedul mesin.
2) Seluruh fan harus mempunyai pilot light dan on/off switch pada lokasi/panel
yang tertera dalamgambar serta dapat dimonitor dan atau diremote dari pusat
kontrol panel diruang kontrol yang tersedia.
3) Fan dengan daya 1Hp atau lebih kecil dapat berfasa ”single phase”
4) Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan terlebih dahulu persetujuan kepada
pemberi tugas/konsultan Perencana/konsultan Pengawas mengenai produk,
type dan spesifikasi peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini.
c) Syarat Pelaksanaan
1) Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai dengan tertera dalam gambar dan
atau yang dipersyaratkan dibawah ini.
Seluruh pemasangan ventilasi mekanik harus memenuhi persyaratan
setempat,ordonansi dan atau peraturan - peraturan
2) Kontraktor harus menyediakan dan memasang kipas angin (fan) sesuai
dengan gambar dan spesifikasi.
Semua fan adalah dari jenis exail, propeller centrifugal atau ditentukan sesuai
spesifikasi dibawah ini yang telah di balance statis maupun dinamis dan diuji
oleh pabriknya.
Setelah terpasang fan tidak boleh menimbulkan suara yang berlebihan.
Semua fan dipasang karet sekelilingnya (peredam getaran) sebelum
dipasang.

20. PEKERJAAN LAIN-LAIN

20.1. Lingkup Pekerjaan :


Pekerjaan lain-lain meliputi pekerjaan pada halaman gedung diantaranya Pasang Paving
blok,pasang batu candi,pasang atap tampat parkir.Pemasangan daun pintu besi pada
rumah Lift.
20.2. Material :
20.2.3. Rangka atap Black steel 1,5” tebal 2mm Untuk ruang baca
20.2.4. Penutup Atap Solar Flat untuk Ruang baca
20.2.5. Aluminium Panel Composit merk Seven
20.2.6. Paving blok segi 6 tebal 8 cm K-300
20.2.7. Beton Kanstin/kerb
20.2.8. Pasang Ornamen Melati pada Pagar halaman.
20.2.9. Pohon Cemara
20.2.10. Pohon Angsana
20.2.11. Pot Besar
20.3. Pelaksanaan dan Pemasangan
20.3.3. Sebelum melakukan pekerjaan Lain-lain ini,kontraktor diwajibkan membuat
gambar kerja yang diperlukan dan disetujui oleh konsultan pengawas.Gambar-
gambar itu mencakup antara lain:
20.3.3.1. Pemasangan rangka atap dengan pipa black stell harus rapi dengan
las penuh dan dicat anti karat setara EMCO dengan penutup atap
silar flat Mulfort
20.3.3.2. Aluminium Composit yang digunakan merk SEVEN dengan ranga
galvalum 4x4. sesuaikan dengan gambar dan diharuskan finising
dengan kerapian yang tinggi.
20.3.3.3. Paving Blok dan kanstin dipasang pada halam dengan mejaga
kerapian pemasangan dan tanah urug harus dipadatkan dahulu
dengan stemper baru urugan pasir.
20.3.3.4. Ornament melati dipasang pada kolom-kolom pagar halaman.
20.3.3.5. Pohon cemara dan angsara ditnam pada titik sesuia dengan gambar
dengan ketinggian pohon 1,5m.
20.3.3.6. Pot besar digunakan ontuk menanam pohon angsana dan cemara
sebai temanisasi.
PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK
(PRA-RK3K)

......................... PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN


(Logo & Nama Perusahaan) KESEHATAN KERJA KONTRAK
(PRA-RK3K)
1. KEBIJAKAN K3

(Berupa pernyataan/komitmen Direktur Utama atas nama perusahaan untuk menerapkan


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam melaksanakan
kegiatan konstruksi)

2. PERENCANAAN
1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya
JENIS/TYPE IDENTIFIKASI JENIS PENGENDALIAN
NO
PEKERJAAN BAHAYA & RESIKO K3 RESIKO K3
1 2 3 4
(diisi dengan jenis/type (diisi, JENIS BAHAYA & (diisi jenis-jenis
pekerjaan) RESIKO pada pengendalian resiko K3
pekerjaan/kegiatan berdasarkan hasil
dan/atau jenis alat, jenis identifikasi BAHAYA &
material, proses dan RESIKO K3 yang
lingkungan kerja terkait tersebut pada kolom
pekerjaan tersebut pada no.3)
kolom no. 2)

1. Contoh : Contoh : Contoh :


“Pekerjaan Tanah” Jenis Bahaya & Resiko Pengendalian Resiko
Galian Tanah Biasa : a) Tertimbun longsoran -> K3
- Galian Saluran Luka berat a) Buat Turap Penahan
L b) Terjatuh ke lubang -> Tanah
= Luka berat b) Buat pagar pelindung
1
,
5

m
,

T
=
2

m
- Dst. (silahkan diisi)
-
2. Contoh : Contoh : Contoh :
“Pekerjaan Pondasi” Jenis Bahaya & Resiko Pengendalian Resiko
Pondasi Tiang a) Tertimpa crane K3
Pancang : terguling -> Luka c) Pastikan crane
- Pancang Beton Dia berat/mati pancang laik pakai
4 b) Terbentur tiang d) Buat landasan crane
0 pancang yang kuat

c
m
- Dst. (silahkan diisi)
-
3. Dst. (silahkan diisi) Dst. (silahkan diisi) Dst. (silahkan diisi)
- -

2) Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan lainnya.


(Daftar Peraturan Perundang-Undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3
sesuai dengan pekerjaan/kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan)
CONTOH :
Daftar Perauran Perundang-Undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan
dipenuhi dalam melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
c. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU
d. dst
3) Sasaran K3 dan Program K3
(Sasaran dan Program K3 yang akan dilaksanakan, harus disusun berdasarkan hasil
identifikasi bahaya dan penetapan pengendalian Resiko. Sasaran harus terukur secara
kualitatif maupun kuantitatif)

CONTOH :
Sasaran K3
a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident).
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko pekerjaannya
masing-masing
d. Dst

Program K3
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-
rambu, Spanduk, Poster, pagar pengaman, jaring pengaman dsb) secara konsisten
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
c. Memastikan semua pekerja untuk memenuhi peraturan yang telah ditetapkan
d. Dst

Organisasi K3 :
Menyediakan petugas K3 sesuai dengan struktur organisasi yang diusulkan

Contoh :

Penanggung Jawab
K3

Emergency/kedaruratan P3K Kebakaran

Anda mungkin juga menyukai