SKh-2.10.b Pemeliharaan Kinerja Jembatan PDF
SKh-2.10.b Pemeliharaan Kinerja Jembatan PDF
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SPESIFIKASI KHUSUS
Divisi 10.b
SPESIFIKASI KHUSUS
DIVISI 10.b
SEKSI SKh-2.10.b
PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN
SKh-2.10.b.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi ini meliputi pekerjaan-pekerjaan yang
belum tercakup dalam Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 khususnya yang
terkait kepada pemeliharaan kinerja jembatan untuk mempertahankan
kondisi jembatan tetap mantap dan menjamin agar penurunan kondisi
jembatan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai kinerja yang
disyaratkan. Kegiatan pemeliharaan kinerja jembatan harus segera dimulai
setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) selama Masa
Pelaksanaan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin agar jembatan
dapat digunakan dan berfungsi dengan baik serta memenuhi Indikator
Kinerja Jembatan sebagaimana disyaratkan dalam Seksi SKh-2.10.b.4
Spesifikasi Khusus ini.
SKh-2.10.b - 1
Penyedia harus menyiapkan rencana kerja yang sekurang-kurangnya
meliputi metode dan tahapan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan volume
material, kebutuhan jenis peralatan, jumlah tenaga kerja, pengaturan lalu-
lintas, pengendalian mutu pekerjaan dan kemungkinan permasalahan
dalam pelaksanaan.
SKh-2.10.b - 2
c) Pengecatan
Pengecatan meliputi pekerjaan pengecatan sederhana (pengecatan
baja pada sandaran, parapet dan kerb) dan pengecatan elemen-
elemen jembatan.
d) Pengencangan baut
Pengencangan baut meliputi pekerjaan pengencangan baut yang
longgar pada jembatan baja seperti sambungan antar gelagar, ikatan
angin, diafragma dan elemen-elemen lain jembatan.
e) Penggantian baut
Penggantian baut meliputi pekerjaan penggantian baut mutu tinggi
yang rusak seperti pada titik buhul jembatan rangka baja atau
sambungan gelagar.
f) Perbaikan pasangan batu
Perbaikan pasangan batu meliputi pekerjaan perbaikan retak adukan
pasangan batu, perbaikan dan penggantian pasangan batu pada
bangunan pengaman seperti talud, atau pengaman tebing daerah
timbunan (jalan pendekat).
g) Pembuatan tangga inspeksi
Pembuatan tangga inspeksi dilaksanakan (jika belum ada) meliputi
pekerjaan pembuatan tangga inspeksi yang berada pada sisi kiri dan
kanan kepala jembatan awal atau kepala jembatan akhir yang
berfungsi sebagai tangga inspeksi pemeriksaan dan pemeliharaan
jembatan. Pekerjaan tangga inspeksi ini menggunakan pasangan batu
yang masuk dalam mata pembayaran pada Spesifikasi Umum 2010
Revisi 3 Seksi 7.9.(1) : Pasangan batu.
h) Perbaikan pipa cucuran dan drainase
Perbaikan pipa cucuran dan drainase pada lantai jembatan meliputi
pekerjaan penggantian atau perbaikan pipa cucuran yang rusak serta
perbaikan drainase lantai secara keseluruhan jembatan.
i) Perbaikan sambungan siar muai
Perbaikan sambungan siar muai meliputi pekerjaan
pembersihan/perbaikan sambungan siar muai jenis asphaltic plug,
sambungan jenis penutup baja, karet (strip seal), modular, dan baja
siku. Pemeliharaan rutin sambungan siar muai dapat berupa
pembersihan bagian yang tertahan dimana sambungan siar muai
tidak dapat bergerak akibat adanya kerikil dan kotoran.
j) Perbaikan sandaran
Perbaikan sandaran meliputi pekerjaan perbaikan sandaran termasuk
tiang sandaran beton dan sandaran horisontal baja atau tiang
sandaran baja atau sandaran dengan jenis dinding beton serta
sandaran horisontal dan vertikal dari bahan baja. Perbaikan sandaran
ini meliputi volume untuk seluruh sandaran yang rusak pada
jembatan.
SKh-2.10.b - 3
Untuk jenis pekerjaan pembersihan jembatan dan pengecatan
sederhana dapat dilaksanakan melalui program padat karya.
Penyedia harus menyampaikan program padat karya yang disahkan
oleh Pengawas Pekerjaan yang sekurang kurangnya meliputi jenis
pekerjaan, lokasi pekerjaan, jadwal pelaksanaan dan perkiraan jumlah
tenaga kerja setempat yang dilibatkan.
SKh-2.10.b - 4
SKh-2.10.b.2 PERSYARATAN
Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
a) SNI 03-2495-1992 : Spesifikasi Bahan Tambah untuk
Beton
SKh-2.10.b - 5
r) JIS K7208 : Testing Method for Compressive
strength Properties of Plastics
s) JIS K6850 : Tensile strength for epoxy resin
2) Bahan
a). Bahan Perbaikan Beton
(1) Bahan patching berbahan dasar semen
(a). Bahan untuk patching yang digunakan adalah :
- Beton dengan kriteria yang sesuai atau lebih baik dari beton
yang akan digantikan, atau
- Beton yang telah mencapai kuat tekan minimal 21 MPa
dengan penggunaan bahan akselerator untuk lantai
jembatan pada saat dibuka untuk lalu lintas
(b). Bahan patching yang digunakan harus disesuaikan dengan
kondisi kerusakan dan ketebalan bahan perbaikan struktur
beton yang diperlukan pada kerusakan
(c). Ketebalan bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan
jenis kerusakan dan fungsi struktur beton yang akan
diperbaiki. Ketebalan permukaan yang akan diperbaiki tidak
lebih dari 1/3 tebal elemen beton eksisting sampai elemen beton
yang baik
(d). Sifat bahan perbaikan beton harus mempunyai kuat tekan
sesuai dengan persyaratan pada spesifikasi khusus ini.
(e). Ketebalan bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan
jenis kerusakan dan fungsi struktur beton yang akan diperbaiki
SKh-2.10.b - 6
(f). Persyaratan bahan:
• Kuat tekan 3 jam min 3.5 MPa
1 hari min 14 MPa
7 hari min 28 MPa
28 hari min kuat tekan hari ke- 7
• Bonding Strength 1 hari min 7 MPa
7 hari min 10 MPa
SKh-2.10.b - 7
(b). Bahan penutup retak (sealant)
i). Bahan penutup permukaan retak yang akan digunakan
harus dapat melekat dengan baik sepanjang celah retak
sepanjang pelaksanaan penyuntikan dan curing, serta harus
mempunyai kekuatan untuk menahan tabung penyuntik
tetap dalam posisinya dan/atau tidak diizinkan terjadinya
kebocoran dari celah bahan penutup tersebut selama
pelaksanaan penyuntikan.
ii). Bahan penutup digunakan untuk menutup bagian luar celah
retak agar bahan perekat (epoksi resin) tidak dapat mengalir
keluar dari celah retak yang tidak tertutup oleh tabung
penyuntik.
iii). Bahan penutup ini harus dapat melekat dengan baik pada
permukaan beton
iv). Bahan penutup ini harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
▪ Kekuatan lentur ≥ 40 MPa
▪ Kuat tekan 24 jam ≥ 45 MPa
▪ Kuat tekan 7 hari ≥ 75 MPa
▪ Modulus elastisitas tekan
min ≥ 4 x 103 MPa
▪ Kuat lekat (baja ke baja atau beton ke beton)
Beton yang lepas (concrete fails) ≥ 2.9 MPa
▪ Kekuatan tarik ≥ 20 MPa
▪ Kekuatan kejut ≥ 1,5 KJ/m2
▪ Kekerasan ≥ 85 HdD
▪ Tegangan geser tarik ≥ 13 MPa
SKh-2.10.b - 8
hanya untuk memasukkan cairan epoksi ke dalam tabung
penyuntik. Tekanan rendah yang dihasilkan oleh tabung
penyuntik untuk dapat memasukkan cairan epoksi ke dalam
retakan yang paling kecil sekitar 3 kg/cm2 secara terus
menerus selama proses penetrasi bahan epoksi berlangsung
dengan toleransi sebesar 5%, dan penggunaan jenis tabung
penyuntik tersebut harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas sebelum digunakan.
SKh-2.10.b - 9
Lapisan primary coat adalah lapisan utama dalam pekerjaan
pengecatan, umumnya lapisan ini dapat mempergunakan
bahan yang berbahan dasar minyak (oil/solvent based).
Material ini memiliki sifat yang mudah dalam
pengaplikasiannya dalam hal ini hanya perlu
menambahkan thinner dalam proses pencampurannya. Alat
yang dipergunakan dapat menggunakan alat sederhana
seperti kuas, roller dan alat penyemprot. Material ini terdiri
dari 2 (dua) bagian yaitu base dan activator yang kemudian
dicampur. Material bahan yang berbahan dasar minyak (oil
base), pada umumnya merupakan komponen zinc. Sifat
dasar dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan,
tahan terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap
serangan kimia. Cat ini harus mampu mengikat lapisan
berikutnya, sehingga mengurangi penyebaran korosi yang
terjadi terutama pada bagian-bagian yang retak atau pecah
dari lapisan cat.
Pekerjaan pelapisan kedua merupakan lapisan pelindung
untuk lapisan primary coat, lapisan ini dipergunakan
tergantung dari kebutuhan lapisan primary coat masing-
masing produsen. Pekerjaan pelapisan akhir berbahan
dasar Polyurethane.
SKh-2.10.b - 10
mudah dalam pengaplikasiannya dalam hal ini hanya perlu
menambahkan air dalam proses pencampurannya. Alat
yang dipergunakan dapat menggunakan alat sederhana
seperti : kuas, roller dan alat penyemprot. Material ini terdiri
dari 2 (dua) bagian yaitu base dan hardener yang kemudian
dicampur. Material bahan yang berbahan dasar air pada
umumnya merupakan komponen polyurethane. Sifat dasar
dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan, tahan
terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap
serangan kimia.
(e). Baut
i). Baut, Mur dan Ring
• Baut dan mur harus anti karat atau bergalvanis, mutu
tinggi dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk
segienam (hexagonal).
• Baut dan mur yang digunakan pada sistem struktur
adalah Grade 8.8 menurut ASTM A325M dan Grade
10.9 menurut ASTM A490M. Baut dan mur untuk sistem
sambungan lantai dapat digunakan Grade 4.6 menurut
ASTM A307M. Setiap baut menggunakan 2 ring berupa
ring-pelat sesuai dengan ASTM A326M.
ii). Alat sambung mutu tinggi mengacu pada SE Menteri PUPR
Nomor : 14/SE/M/2015 tentang Pedoman Pemasangan
Baut Jembatan
SKh-2.10.b - 11
jembatan sebagaimana yang disyaratkan serta dilaporkan kepada Pengawas
Pekerjaan.
1) Pekerjaan Persiapan
Pelaksanaan pekerjaan untuk masing-masing jenis pekerjaan pemeliharaan
kinerja jembatan seperti pembersihan jembatan, perbaikan retak,
pengecatan sederhana (kerb, parapet dan sandaran), pengencangan baut,
penggantian baut, perbaikan pasangan batu, perbaikan pipa cucuran dan
drainase, perbaikan sandaran dan perbaikan sambungan siar muai,
perbaikan beton dan pengecatan harus melalui pekerjaan persiapan
sebelum pekerjaan pemeliharaan jembatan tersebut dilaksanakan.
2) Pelaksanaan
a) Pembersihan jembatan
Pelaksanaan pembersihan jembatan harus menggunakan water jet
dimana semua elemen jembatan baik bagian atas maupun bagian bawah
bangunan atas, landasan, bangunan bawah dan fondasi serta
perlengkapannya harus dibersihkan dan tidak terdapat sampah,
kotoran, atau benda-benda yang mengganggu fungsi elemen - elemen
jembatan secara menyeluruh dan kenyamanan lalu lintas.
Kebersihan jembatan ini harus dipertahankan sehingga pembersihan
harus diulang setiap 1 bulan sekali atau sebagaimana diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Perbaikan retak
(1). Persiapan Permukaan
(a). Pembersihan
Permukaan retak yang akan diperbaiki atau dikerjakan harus
dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin gurinda atau sikat
kawat sehingga bebas dari kotoran-kotoran atau bekas beton
yang tidak sempurna selebar sekitar 5 cm di sekitar permukaan
yang akan dilakukan perbaikan retak sehingga terlihat dengan
SKh-2.10.b - 12
jelas bagian-bagian permukaan yang retak, pembersihan ini
dilakukan pada sepanjang retakan. Permukaan beton harus
bebas dan bersih terhadap minyak, oli dan sejenisnya.
Pembersihan permukaan tidak boleh menggunakan bahan yang
bersifat asam atau korosif. Pelaksanaan pembersihan tidak
boleh masuk ke dalam celah retak yang dapat mengganggu
pelekatan bahan epoksi.
(b). Pelekatan tabung penyuntik
Dasar tabung penyuntik harus dilekatkan sedemikian rupa
tepat di tengah permukaan yang retak dengan menggunakan
bahan penutup (sealant) sehingga cairan bahan perekat dapat
masuk ke dalam retakan sesuai dengan yang disyaratkan.
Jarak antar tabung penyuntik tergantung pada lebar dan
dalamnya retakan, sehingga jumlah tabung penyuntik dapat
seefisien mungkin. Lokasi dan jumlah tabung penyuntik harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan.
(c). Penutup retakan
Setelah dilakukan pembersihan seperti yang disyaratkan
tersebut di atas, kemudian sepanjang jalur retakan yang ada
ditutup dengan menggunakan bahan penutup (sealant) selebar
5 cm dan tebal sekitar 3 mm. Setelah jalur retakan tertutup
semua dengan bahan penutup dan bahan penutup mengeras
maka dapat dilaksanakan tahap berikut yaitu pemasangan
tabung penyuntik dan dimulai dengan dasar tabung penyuntik
sampai melekat dengan baik. Tahapan ini harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan sebelum dilaksanakan
tahapan berikut.
SKh-2.10.b - 13
(d). Apabila semua tabung telah terisi penuh dan tidak ada lagi yang
berkurang volumenya dari batas yang ditentukan atau posisi
batas sudah tidak berubah lagi, maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa semua retakan sudah terisi penuh, dan
bahan epoksi akan mulai mengikat (setting) menjadi keras.
Proses setting tersebut akan memerlukan waktu sekitar 3 jam
atau sesuai dengan yang disyaratkan oleh produk yang
digunakan.
c) Patching
(1) Persiapan
(a). Sebelum struktur beton diperbaiki, harus dilakukan
pembersihan dan pengupasan lapisan beton yang keropos/lemah
terlebih dahulu.
(b). Apabila pekerjaan pengupasan struktur beton hanya dapat
dilaksanakan sampai kedalaman lebih kecil daripada tebal
selimut beton, maka pengupasan diberhentikan dan diukur
ketebalan struktur beton yang memerlukan perbaikan dimensi
minimal mencapai kedalaman beton yang keras sekitar 15 mm.
Perbaikan terhadap kerusakan ini dilakukan dengan
menggunakan bahan perbaikan yang sesuai Spesifikasi Umum
2010 Revisi 3 Divisi 7.8 Adukan Semen.
(c). Struktur beton yang telah dikupas, kemudian harus dibersihkan
dan tidak ada bahan-bahan lepas yang masih melekat dengan
menggunakan alat penyemprot tekanan tinggi yang
menggunakan bahan air atau udara.
(d). Setelah semua pekerjaan persiapan dilaksanakan dan
permukaan beton siap untuk ditambal (patching), pekerjaan
dilanjutkan dengan persiapan pencampuran bahan sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuat.
SKh-2.10.b - 14
(2) Pelaksanaan
(a). Baja tulangan yang terekspos, dibersihkan dengan sikat kawat
sehingga semua bahan yang mudah lepas bersih dan terlepas
dari baja tulangan
(b). Pelaksanaan Penambalan (Patching)
i). Pekerjaan penambalan ini terdiri dari 2 tahap yaitu pekerjaan
persiapan dan pelaksanaan penambalan.
ii). Pekerjaan persiapan, dilakukan dengan mulai memberi tanda
bagian-bagian yang memerlukan perbaikan dengan
penambalan.
iii). Lakukan chipping pada daerah tersebut dengan
menggunakan alat sederhana sampai permukaan beton yang
padat. Kemudian bersihkan permukaan yang telah selesai di
chipping, dan pastikan bahwa permukaan tersebut tidak
mengandung lapisan oli, debu dan bahan asing lainnya.
iv). Tahapan pelaksanaan selanjutnya sebagai berikut:
• Basahi permukaan beton yang akan di-patching sampai
kondisi lembab (apabila menggunakan bahan dasar
semen).
• Aduk bahan patching dengan baik.
• Aplikasikan adukan material tersebut dengan merata.
• Ratakan permukaan patching tersebut sampai
permukaan patching tersebut kelihatan merata sesuai
dengan dimensi yang disyaratkan.
• Lakukan perawatan pada permukaan patching tersebut
selama proses pengeringan dan pengerasan.
d) Pengecatan
(1) Pengecatan Elemen Baja
(a). Pekerjaan Pembersihan Elemen Baja
Permukaan elemen baja yang akan dilakukan pengecatan,
harus terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, debu, minyak
dan sejenisnya untuk mengindari perlemahan pada ikatan
bahan dengan menggunakan alat berupa sikat baja, amplas dan
alat bertekanan tinggi untuk membersihkan secara tuntas
semua permukaan. Pembersihan elemen baja dapat berupa:
(i) Abrasive blast cleaning
Metode ini digunakan untuk pembersihan permukaan
seluruh rangka baja utama jembatan dengan menggunakan
material yang telah dipersyaratkan hingga mencapai standar
tingkat kebersihan minimum Sa 2.5 (Swedish Institution
Standards) atau setara dengan SP-10 (SSPC)
SKh-2.10.b - 15
(ii) Handtools dan atau Powertools cleaning
Untuk bagian-bagian yang tidak dapat dibersihkan dengan
menggunakan metoda Abrasive blast, maka persiapan
permukaan dengan metode Handtools / Powertools cleaning
dapat dilakukan hingga mencapai standar tingkat
kebersihan minimum St-2 untuk Handtools atau St-3 untuk
Powertools (Swedish Institution Standards). Powertools juga
digunakan untuk menumpulkan permukaan tepi baja dan
sudut-sudut yang runcing.
(b). Pencampuran Bahan Lapisan Utama
Pencampuran bahan lapis utama (primary coat) sesuai dengan
standar pencampuran yang dikeluarkan pabrik pembuat. Dapat
digunakan penambahan bahan pengencer yang telah
ditentukan oleh pabrik pembuat. Waktu pencampuran
campuran lapisan utama antara 30 sampai 60 menit dengan
temperatur udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik
pembuat.
(c). Pekerjaan Pelapisan Utama
Pelapisan utama (primary coat) dilakukan diatas lapisan dasar
yang berupa bahan baja.Lapisan ini terdiri dari dua tahap pada
seluruh permukaan baja. Lapisan ini dikerjakan menggunakan
roll dan kuas. Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan
persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat.
(d). Curing Lapisan Utama
Curing pada pekerjaan pelapisan utama dilakukan dengan cara
mendiamkan permukaan selama ± 6--8 jam tanpa perlu
perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan tidak
mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu maksimal
3 hari untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara
maksimal.
(e). Pencampuran Bahan Lapisan Akhir
Permukaan elemen baja yang telah dilakukan pelapisan utama,
diberikan lapisan akhir yang terlebih dahulu sesuai dengan
spesifikasi yang diberikan oleh pabrik pembuat. Waktu
pencampuran ini antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur
udara lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik.
(f). Pekerjaan Pelapisan Akhir
Pelapisan akhir dikerjakan pada seluruh permukaan baja
dengan menggunakan roll, kuas dan spray. Ketebalan lapisan
ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau
sesuai dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik
pembuat.
SKh-2.10.b - 16
(g). Curing Lapisan Akhir
Curing pada pekerjaan pelapisan akhir dilakukan dengan cara
mendiamkan permukaan selama ± 3 jam tanpa perlu perawatan
lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan tidak mendesak,
sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 4 hari untuk
mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal.
SKh-2.10.b - 17
dari diameter nominal baut yang disyaratkan. Periksa kondisi dan
diameter lubang baut yang harus diganti bautnya. Bersihkan semua
permukaan lubang baut dan bagian tepi lubang yang tajam akibat
pelubangan harus dibuang dengan alat pengupas (scraper). Tepi
lubang harus ditumpulkan sampai 0,5mm. Setiap bekas tanda pada
tepi permukaan bidang kontak dari ring, baut dan mur harus
dihilangkan. Pasak pengungkit (drift) dapat dimasukkan ke dalam
lubang untuk memudahkan pengaturan posisi dari elemen-elemen
baja, tetapi tenaga yang berlebihan tidak boleh digunakan selama
operasi tersebut dan perhatian khusus harus diberikan agar lubang-
lubang tersebut tidak rusak.
(3) Uliran baut yang berada di luar lubang minimal 3 ulir. Ring harus
digunakan kecuali ditentukan lain.
SKh-2.10.b - 18
(c). Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat perbedaan
ketebalan pelat pada elemen-elemen yang akan dipasang untuk
menjamin bahwa tidak terjadi pembengkokan dan bahwa
elemen dasar dan pelat penyambung mempunyai bidang
kontrak yang rapat. Setiap peralatan yang digunakan untuk
pengencangan baut harus dikalibrasi secara teratur dan
dibuktikan dengan asertifikat kalibrasi sebelum pekerjaan
pengencangan baut dilaksanakan. Nilai torsi yang diberikan
pemasok harus disesuaikan sebelum setiap diameter dan mutu
baut digunakan dalam pekerjaan. Pengencangan dapat
dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara
pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan atau sesuai dengan manual pengencangan
baut yang diterbitkan oleh pemasok bahan struktur baja yang
akan dipasang, baik jenis struktur gelagar baja, gelagar baja
komposit atau rangka baja.
(7) Pengangkutan
Setiap elemen baut harus dilindungi terhadap korosi dengan
menyimpan dalam suatu wadah (drum/kotak) yang kedap dan harus
diberi label (tanda) yang menyatakan kuantitas, ukuran baut, mutu
baut yang akan dipasang dengan suatu tanda khusus pada bagian
depan kemasan. Semua baut struktur baja harus dapat diangkat
dengan cara sedemikian rupa sehingga pada waktu diangkut dan
dibongkar di tempat tujuannya tidak mengalami tegangan, deformasi
yang berlebihan, atau kerusakan lainnya. Baut dengan panjang dan
diamater yang sama, serta mur yang terlepas dari baut atau ring
harus dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan
paket baut, ring dan mur harus dikirim dalam kotak, krat atau tong,
dan berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg.
Daftar dan uraian dari bahan-bahan yang terdapat didalam setiap
kemasan harus tertulis dan disebutkan pada bagian luar kemasan
dan diusahakan tidak mudah hilang atau tersobek pada waktu
pengiriman.
SKh-2.10.b - 19
f) Pelaksanaan dan perbaikan pasangan batu
Pelaksanaan perbaikan dan penggantian pasangan batu mengacu pada
Seksi 7.9. Pasangan Batu Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3.
SKh-2.10.b - 20
b) Penerimaan Hasil Pekerjaan
(1) Hasil pemeliharaan kinerja jembatan harus diinspeksi atau diuji
secara random (acak).
(2) Penyedia harus menyampaikan laporan tertulis kepada Pengawas
Pekerjaan tentang hasil inspeksi pekerjaan secara visual atau mutu
hasil pengujian yang dilaksanakan.
(3) Penilaian hasil inspeksi dan/atau pengujian mutu dilakukan
berdasarkan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku pada
spesifikasi ini atau Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3.
(4) Jika hasil inspeksi dan/atau pengujian mutu menunjukan hasil yang
tidak sesuai dengan indikator kinerja yang dipersyaratkan maka
harus dilakukan perbaikan pekerjaan.
(5) Penerimaan hasil perbaikan dilakukan berdasarkan hasil inspeksi
dan pengujian mutu ulang.
(6) Penyedia harus bertanggung jawab atas pekerjaan pemeliharaan
kinerja jembatan yang telah dilaksanakan dari semua lokasi
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan harus dijaga kinerjanya
sebagaimana ditetapkan dalam Seksi SKh-2.10.b.4 hingga serah
terima pertama pekerjaan.
(7) Jika pekerjaan yang telah diperbaiki mengalami kerusakan lagi
dalam masa pelaksanaan, maka Penyedia harus segera memperbaiki
kembali kerusakan tersebut sesuai waktu tanggap perbaikan hingga
kinerja pekerjaan memenuhi persyaratan.
(8) Apabila Penyedia terlambat memperbaiki kinerja jembatan
berdasarkan waktu tanggap perbaikan yang ditetapkan, akan
dikenakan sanksi sesuai SKh-2.10.b.4.5).
2) Perlengkapan Komunikasi
Penyedia diwajibkan untuk menyediakan dan memelihara perlengkapan
komunikasi tertentu yang beroperasi setiap saat. Perlengkapan ini dapat
berupa telepon selular atau telepon satelit, perlengkapan radio
komunikasi, mesin fax, komputer dengan akses email, dan/atau
sejenisnya. Perlengkapan komunikasi tersebut harus dapat diakses setiap
saat oleh Pengawas Pekerjaan untuk keperluan koordinasi dalam
pelaksanaan pekerjaan.
SKh-2.10.b - 21
pekerjaan bangunan bawah, bangunan atas, bangunan pelengkap jembatan
dan daerah aliran sungai disekitar jembatan. Apabila Penyedia tidak dapat
memenuhi indikator kinerja jembatan berdasarkan waktu tanggap
perbaikan yang ditetapkan akan dikenakan sanksi SKh-2.10.b.4.5).
SKh-2.10.b - 22
Indikator Kinerja Waktu Tanggap
No Pengukuran
Elemen Jembatan Perbaikan
v) Baut, paku keling tidak Inspeksi Harus selesai diperbaiki
longgar dan pen tidak dengan dalam waktu maksimum
aus serta terpelihara torsimeter 28 (dua puluh delapan)
dengan baik. hari.
3 Bangunan Pelengkap
Jembatan
i) Bangunan parapet Inspeksi Harus selesai diperbaiki
harus bersih dari visual dalam waktu maksimum
kotoran dan terlihat 14 (empat belas) hari.
dengan jelas
ii) Rambu dan marka Inspeksi Harus selesai diperbaiki
harus terpasang dengan visual dalam waktu maksimum
benar dan terlihat 7 (tujuh ) hari.
dengan jelas
4 Daerah Aliran Sungai
/ Daerah timbunan
i) DAS dan daerah Inspeksi Harus selesai diperbaiki
timbunan jalan visual dalam waktu maksimum
pendekat jembatan 28 (dua puluh delapan)
harus bersih dari hari.
kotoran/debris
ii) Tidak ada kerusakan Inspeksi Harus selesai diperbaiki
pada bangunan visual dalam waktu maksimum
pengaman jembatan 28 (dua puluh delapan)
hari.
SKh-2.10.b - 23
Indikator Kinerja Waktu Tanggap
No Pengukuran
Elemen Jembatan Perbaikan
iii) Elevasi permukaan Inspeksi Harus selesai diperbaiki
jalan pendekat visual dalam waktu maksimum
jembatan (oprit) harus 28 (dua puluh delapan)
sesuai dengan elevasi hari.
lantai jembatan
iv) Pipa cucuran dan Inspeksi Harus selesai diperbaiki
drainase jalan pendekat visual dalam waktu maksimum
jembatan (oprit) tidak 7 (tujuh) hari.
boleh tersumbat
SKh-2.10.b - 24
5) Sanksi Keterlambatan Pemenuhan Tingkat Layanan Jembatan
Untuk setiap kasus individual kegagalan pemenuhan Indikator Kinerja
Jembatan yang disyaratkan dalam Tabel SKh-2.10.b.4.(2) di atas, maka
Penyedia harus telah menyelesaikan tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk memperbaiki penyebab kegagalan pemenuhan Indikator Kinerja
Jembatan berdasarkan waktu tanggap yang ditetapkan. Oleh karena itu,
diperlukan inspeksi lapangan berikutnya pada batas waktu yang
ditetapkan, atau segera sesudahnya, untuk memverifikasi bahwa Penyedia
telah sungguh-sungguh memperbaiki kegagalan pemenuhan tingkat
layanan.
Vpt
D = 0,01 x H x x Nlp
Vtt
Dimana:
D = Besarnya pemotongan pembayaran dalam rupiah.
H = Jumlah hari keterlambatan perbaikan pemenuhan kinerja jembatan,
berdasarkan hasil inspeksi lapangan.
Vpt = Alokasi volume pekerjaan terkait yang ditetapkan pada lokasi
jembatan yang cacat (tidak memenuhi indikator kinerja).
Vtt = Total volume pekerjaan yang terkait dengan pemenuhan indikator
kinerja jembatan.
Nlp= Nilai lingkup pekerjaan dalam kontrak.
SKh-2.10.b - 25
Biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh PPK atau pihak lain, harus ditanggung sepenuhnya
oleh Penyedia ditambah 10% (sepuluh perseratus) dari biaya aktual yang
diperlukan. Pembayaran perbaikan yang dilakukan oleh PPK atau Pihak
Lain dilakukan oleh Penyedia sebelum pengajuan tagihan MC. Bukti
pembayaran perbaikan dilampirkan pada saat pengajuan tagihan MC.
Pengambilalihan penanganan oleh PPK tidak melepaskan tanggung jawab
Penyedia terhadap sanksi yang ditetapkan.
SKh-2.10.b - 26
h) Pengukuran hasil akhir perbaikan siar muai dilakukan berdasarkan
meter panjang pekerjaan yang telah memenuhi syarat
i) Pengukuran hasil akhir perbaikan sandaran dilakukan berdasarkan
meter panjang pekerjaan yang telah memenuhi syarat
2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti disyaratkan di atas harus dibayar menurut
Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
akan tetapi pembayarannya ditentukan berdasarkan pemenuhan Tingkat
Layanan Jembatan yang disyaratkan. Mata Pembayaran satuan pekerjaan
yang tercantum di bawah merupakan kompensasi penuh untuk semua
bahan, pekerja, peralatan dan perkakas, yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan pemeliharaan kinerja jembatan sebagaimana
mestinya seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi Khusus ini.
SKh-2.10.b - 27