AKUNTANSI INTERNASIONAL
“Akuntansi Komparatif Antar Negara Maju”
Oleh :
Latipah Rabbani
4EB28
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TANGERANG
2013
PENDAHULUAN
Oleh sebab itu, makalah ini akan berfokus pada pembahasan tentang akuntansi
komparatif antar negara maju. Pada akuntansi komparatif yang akan dibahas sedikitnya
mengandung tentang pengukuran akuntansi dan pelaporan keuangan pada negara maju
tersebut. Menurut IMF dan CIA World Factbook terdapat kurang lebih 35 negara yang
termasuk sebagai negara maju didunia. Dari 35 negara maju tersebut 3 diantaranya
adalah Belanda, Inggris, dan Jerman. 3 negara maju tersebutlah yang akan digunakan
sebagai objek untuk akuntansi komparatif dalam makalah ini. Hal ini dikarenakan awal
mula perkembanagn akuntansi dimulai di Italia yang merupakan negara bagian dari
benua Eropa dan 3 negara maju tersebut (Belanda, Inggris, dan Jerman) juga merupakan
negara bagian dari benua Eropa.
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan sedikit mengenai beberapa teori yang berhubungan
dengan pembahasan, seperti pengertian akuntansi komparatif, pengertian standar
akuntansi, pola pengembangan komparatif, dan sedikit tentang pengertian negara maju.
1. Pola Makroekonomis
Tujuan perusahaan bisnis tentu saja lebih sempit daripada kebijakan ekonomi
nasional. Perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai, seringkali
beroperasi dalam dimensi dan ruang waktu yang terbatas, dan bertanggunggugat
kepada kelompok-kelompok kepemilikan yang jelas. Konsekuensinya, tujuan
perusahaan secara normal mengikuti kebijakan nasional. Hal ini bukan kondisi
absolut, karena perusahaan bisnis merupakan bagian dari kepntingan publik yang
mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan-kebijakan nasional; jadi ada hubungan
sebab-akibat timbal balik.
Ada tiga pernyataan yang berkaitan dengan pola ini yaitu :
a. Perusahaan bisnis merupakan unit essential dalam struktur ekonomi suatu
negara.
b. Perusahaan bisnis mencapai tujuannya dengan cara yang terbaik melalui
koordinasi erat aktivitas-aktivitasnya dengan kebijakkan-kebijakkan ekonomi
nasional dalam lingkungannya.
c. Kepentingan publik dilayani dengan baik jika akuntansi perusahaan bisnis
saling berhubungan erat dengan kebijakan nasional.
Akuntansi keuangan yang berorientasi pada makroekonomi mungkin mengakui
secara formal nilai penemuan dari mineral atau kandungan minyak, menghitung
beban depresiasi atas peralatan produktif berdasarkan unit produksi, dan
mengizinkan penghapusan biaya tertentu dengan cepat jika hal ini merupakan
kepentingan pembangunan ekonomi regional atau nasional.
2. Pola Mikroekonomis
Ekonomi yang berorientasi pada pasar, termasuk ekonomi yang tidak begitu banyak
mendapat campur tangan administrasi pemerintah pusat, mempercayakan sebagian
besar kesejahteraan ekonomi kepada aktivitas-aktivitas bisnis dari indvidu-individu
dan masing-masing perusahaan bisnis. Dengan demikian, dalam ekonomi ini,
terdapat suatu orientasi fundamental yang mengarah pada setiap sel dari akivitas
ekonomi. Hal ini begitu berurat berakar di organisasi-organisasi ekonomi barat
dimana orientasi ini berlaku bagi banyak proses bisnis, hukum, legislative dan
sosial. Dengan aktivitas-aktivitas swasta dan bisnis sebagai inti urusan dalam
ekonomi yang berorientasi kepada pasar dan dengan akuntansi melakukan fungsi
jasa bagi bisnis dan perusahaan-perusahaan bisnis, tampaknya wajar saja bahwa
akuntansi akan mengorientasikan dirinya kepada pertimbangan-pertimbangan
mikro yang sama, yang telah terbentuknya secara mapan dalam lingkungannya.
Beberapa pernyataan yang berkaitan dengan pola ini menyangkut :
a. Perusahaan menyediakan titik-titik vokal bagi aktivitas-aktivitas ekonomi
b. Kebijakan utama perusahaan bisnis adalah untuk menjamin kelangsungan
hidupnya.
c. Optimasi dalam pengertian ekonomi adalah kebijakkan terbaik perusahaan
untuk bertahan
d. Akuntansi, sebagai cabang ekonomi bisnis, mendapatkan konsep-konsep dan
aplikasi-aplikasinya dari analisis ekonomi.
Konsep akuntansi utama dalam pola pengembangan yang didasarkan pada mikro
ekonomi adalah bahwa proses akuntansi harus mempertahankan secara konstan
jumlah investasi modal moneter dalam perusahaan dalam nilai riil.
3. Disiplin Independen
Menganggap akuntansi sebagai fungsi jasa dari bisnis memberikan ruang yang
cukup untuk menyimpulkan bahwa akuntansi dapat membangun kerangka yang
berguna bagi dirinya yang disaring dari proses bisnis yang dilayaninya. Jika hal ini
mungkin dilakukan, maka dukungan konseptual dari suatu disiplin seperti ekonomi
tidak dibutuhkan. Akuntansi dengan kata lain , bergantung pada dirinya menjadi
suatu disiplin yang independen.
4. Keseragaman Akuntansi
Ada tiga pendekatan praktis atas pola pengembangan keseragaman akuntansi :
a. Pendekatan bisnis
Dalam pendekatan ini, keseragaman akuntansi ditujukan secara khusus kepada
pemakai-pemakai tertentu data akuntansi. Pendekatan ini mempertimbangkan
secara penuh karakteristik-karakteristik bisnis dan lingkungan bisnis tempat
dimana data dikumpulkan, diproses dan dikomunikasikan. Pendekatan ini
merupakan suatu pendekatan pragmatis yang sangat bergantung pada konvensi
dan paling sering dipakai dalam perancangan bagan-bagan akun terpisah yang
seragam, yaitu bagi suatu cabang industri atau perdagangan.
b. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi bagi keseragaman akuntansi pada dasarnya adalah
pendekatan makro. Pendekatan ini mengkaitkan akuntansi dengan kebijakan
publik. Badan-badan hukum dan peraturan publik digunakan untuk
menjalankan sistem yang telah terbentuk dalam pola pengembangan seperti itu.
Pertimbangan-pertimabangan akuntansi teknis berada pada tingkatan kedua,
dan pertimbangan-pertimbangan kebijakan nasional berada pada tingkatan
paling atas.
c. Pendekatan teknis
Pendekatan akuntansi teknis atas pengembangan keseragaman merupakan
pekerjaan para akademisi. Pendekatan ini bersifat analitis, dimana pendekatan
ini berusaha memperoleh keseragaman dari prinsip-prinsip dasar pembukuan
double entry. Pendekatan ini juga merupakan pendekatan umum karena
perhatian langsung diberikan kepada karakteristik-karakteristik bisnis tertentu
dari transaksi-transaksi akuntansi atau proses akuntansi. Terakhir, orientasi
yang luas dari pendekatan ini pada hakekatnya bersifat teoritis.
Note :
PDB Perkapita dikutip dari CIA World Factbook (Data Tahun 2016).
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini akan dijelaskan tentang sistem akuntansi yang
digunakan atau yang diberlakukan oleh 3 negara maju seperti yang telah disebutkan
sebeumnya pada pendahuluan. 3 negara maju tersebut merupakan negara maju yang
berada di benua Eropa, yaitu Belanda, Inggris dan Jerman.
A. Belanda
Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradoks yang menarik. Belanda
memiliki ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan yang relatif permisif, tetapi
standar praktik profesional yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode,
namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Pelaporan keuangan dan
akuntansi pajak merupakan dua aktivitas terpisah.
Di Belanda akuntansi dianggap sebagai cabang dari ekonomi usaha, sehingga
banyak pemikiran ekonomi yang dicurahkan pada topik – topik akuntansi dan
khususnya terhadap pengukuran akuntansi. Belanda merupakan salah satu pendukung
pertama atas standar internasional untuk akuntansi dan pelaporan keuangan, dan
pernyataan IASB menerima perhatian besar dalam menentukan praktik yang dapat
diterima.
Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam
bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuangan harus memuat
hal – hal berikut:
1. Neraca
2. Laporan Laba rugi
3. Catatan – catatan
4. Laporan Direksi
5. Informasi lain yang direkomendasikan
Pengukuran Akuntansi
Pengukuran akuntansi Belanda memiliki fleksibilitas, hal ini terlihat dengan
diperbolehkannya penggunaan nilai kini untuk aktiva berwujud seperti persediaan dan
aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan Belanda memiliki fleksibilitas
dalam menerapkan aturan pengukuran , dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk
melakukan perataan laba.
a. Penggabungan usaha umumnya menggunakan metode pembelian.
b. Goodwill dikapitalisasikan dan diamortisasi maksimum 20 tahun Metode ekuitas
baru digunakan jika investor berpengaruh secara signifikan.
c. Rekomendasi dewan tentang translasi valas sesuai dengan IAS no 21.
d. Asset berujud diukur dengan nilai sekarang. Harga historis tetap dicantumkan untuk
keperluan pajak.
e. Karena penerapan aturan yang sangat fleksibel, maka ada peluang untuk praktek
perataan penghasilan.
B. Inggris
Warisan Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan negara pertama di
dunia yang mengembangkan profesi akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep
penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar (pandangan benar dan wajar) juga
berasal dari Inggris.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia.
Laporan keuangan umumnya mencakup :
1. Laporan Direksi
2. Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang diakui
5. Laporan Kebijakan akuntansi
6. Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
7. Laporan Auditor
Pengukuran Akuntansi
Inggris memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam mencatat
akuntansi untuk Penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode
merger begitu ketat sehingga hampir tidak pernah digunakan.
Pada Tahun 2003, Departemen perdagangan dan Perindustrian mengumumkan bahwa
mulai bulan Januari 2005, Seluruh perusahaan Inggris diperbolehkan untuk
menggunakan IFRS, selain GAAP.
a. Metode akuisisi dan merger (Pooling of Interest) diperbolehkan dalam
penggabungan usaha.
b. Asset dapat dinilai dengan biaya historis, nilai wajar maupun cara keduanya.
c. Leases dikapitalisasi, dan kewajiban lease dibukukan sebagai hutang.
d. Persediaan diniai sebesar yang lebih rendah antara harga pokok dengan FIFO atau
avarage. Metode FIFO diarang di Inggris.
e. Mulai Januari 2005, semua perusahaan Inggris boleh menggunakan IFRS sebagai
pengganti UK GAAP.
C. Jerman
Pada awal tahun 1970-an, uni Eropa (UE) mulai mengeluarkan direktif
harmonisasi, yang harus diadopsi oleh negara-negara anggotanya ke dalam hukum
nasional. Direktif Uni Eropa yang keempat, ketujuh, kedelapan seluruhnya masuk
kedalam hukum Jerman melalui Undang-undang Akuntansi Komprehensif yang
diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985.
Karakteristik fundamental ketiga dari Akuntansi di Jerman adalah
ketergantungannya terhadap anggaran dasar dan keputusan pengadilan. Selain kedua hal
itu tidak ada yang memiliki status mengikat atau berwenang. Untuk memahami
akuntansi di Jerman, seseorang harus memperhatikan HGB dan kerangka hukum kasus
yang terkait.
Pelaporan Keuangan
Dalam UU Akuntansi tahun 1985 menentukan ketentuan akuntansi, auditing dan
pelaporan keuangan yang berbeda – beda menurut ukuran perusahaan. Ada tiga
kelompok ukuran keci, menengah dan besar. UU akuntansi tahun 1985 menentukan isi
dan bentuk laporan keuangan yang meliputi:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Catatan atas Laporan Keuangan
4. Laporan Manajemen
5. Laporan Auditor
Ciri utama sistem pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan secara pribadi
oleh auditor kepada dewan direktur pengelola perusahaan dan dewan pengawas
perusahaan, untuk tujuan konsolidasi, seluruh perusahaan dalam kelompok tersebut
harus menggunakan prinsip akuntansi dan penilaian yang sama.
Pengukuran Akuntansi
GAS lebih ketat bila dibandingkan dengan HGB dalam hal laporan keuangan
konsolidasi, menurt GAS 4, metode revaluasi harus digunakan , sedangkan aktiva dan
kewajiban yang diperoleh dalam penggabungan usaha harus direvaluasi menjadi nilai
wajar dan kelebihan yang tersisa dialokasikan menjadi goodwill. Goodwill diamortisasi
selama masa tidak lebih dari 20 tahun dan diuji untuk penurunan nilai tiap tahunnya.
a. Metode pembelian adalah metode konsolidasi yang utama
b. Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dinilai sebesar nilai kini dan
jumlah yang tersisa merupakan goodwill.
c. Goodwill dapat disalinghapuskan terhadap cadangan dalam ekuitas atau
diamortisasi secara sistematis selama umur manfaat ekonominya.
d. Usaha patungan dapat dicatat dengan menggunakan metode konsolidasi
proporsional atau metode ekuitas.
e. Biaya historis merupakan dasar untuk menilai aktiva berwujud.
f. Persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau pasar, metode
yang digunakan untuk menghitung biaya adalah FIFO atau rata – rata tertimbang.
g. Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya.
KESIMPULAN
----------. 2014. Standar Akuntansi Keuangan dan Perkembangannya : IFRS dan ETAP.
Dalam https://mengenalekonomi.blogspot.co.id/2014/10/standar-akuntansi-keuangan-
dan.html?m=1 , diunduh pada Minggu, 19 Maret 2017.