Anda di halaman 1dari 23

INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QURAN DAN BAM PADA MATA PELAJARAN

SMA PROVINSI SUMATERA BARAT


(SUPLEMEN BAHAN AJAR 1)
Mapel : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : XI/1
KD :
1.1.Menerapkan fungsisosial,struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan
dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait saran dan tawaran, sesuai
dengan konteks penggunaannya. (Perhatikan unsur kebahasaan should,can)

4.1.menyusunteksinteraksitransaksional, lisan dan tulis, pendek dan sederhana, yang melibatkan


tindakan memberi dan meminta informasi terkait saran dan tawaran, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
Karakter utama : Religi, Gotong-royong
Pokok Materi : Ungkapan Memberi saran dan Tawaran

RingkasanMateri :
Formula Verb Form
Why don't you/we go to a movie? Use the base form of the verb in a question
We / You could go to a movie. Use the base form of the verb in a statement
Let's go to a movie. Use the base form of the verb with 'let's'
What about going to a movie? Use the '-ing' form of the verb in a question
How about going to a movie? Use the '-ing' form of the verb in a question
I suggest you/we go to a movie. Use suggest object verb in the base form in
a statement.

Dalil ayat Al-Qur’an dan nilai budaya


QS: Al-Ashr:103

Demi masa

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Surat Al Maa’idah ayat 2:


Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.
Adat hiduik toloang manoloang, adat senteang bilai mambilai, adat sakik silau manyilau, adat mati
janguak manjanguak.
o Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan deskripsi nilai budaya

seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk
membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut
dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran
(berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar”
[Syarh Tsalatsatul Ushul].
Budaya Minangkabau sangat kental dengan rasa tenggang rasa dan gotong royong. Dalam
kehidupan, kita saling membutuhkan orang lain terutama ketika ada yang ditimpa kesulitan atau
kemalangan. Pada saat sesorang sakit hendaknya tetangga, teman atau saudaranya membezuk
sedangkan ketika ditimpa musibah kematian, hendaknya dating untuk menunjukkan rasa simpati dan
membantu yang sedang ditimpa musibah. Sikap ini sesuai dengan karakter yang akan ditumbuhkan
kepada peserta didik.
D. Kaitan ayat Al-Qur’an dan nilai budaya dengan materi
Dalam hal ini materi ungkapan memberi tawaran dan saran diberikan pada peserta didik dengan
harapan peserta didik mampu menggunakan berbagai ungkapan memberi saran dalam bahasa inggris
dengan tujuan untuk menunjukkan kepeduliannya pada orang lain.
Nilai budaya tolong menolong di Minangkabau sudah mengakar dalam kultur masyarakatnya, hal ini
sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada peserta didik yaitu ungkapan saran dan tawaran.
Menawarkan bantuan merupakan salah satu bentuk dari sikap kepedulian dan tolong menolong.
E. Strategi penerapan dalam Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)

Memberikan motivasi

Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang cara memuji dan member i selamat dalam Bahasa
Inggris (Mengingatkan pada siswa bahwa kita harus tolong menolong dan budaya Minang terkait
dengan tolong menolong yaitu Adat hidui ktoloang manoloang, adat senteang bilai mambilai, adat
sakik silau manyilau, adat mati janguak manjanguak.
Menyampaikan lingkup penilaian dan mekanisme pembelajaran
b. Kegiatan inti
- Menyimak dan menirukan beberapa contoh interaksi cara member saran dan tawaran dalam Bahasa
Inggris, dengan ucapan dan tekanan kata yang benar
- Mengidentifikasi ungkapan-ungkapan penting cara memberi saran dan tawaran
- Menanyakan cara memberi saran dan tawaran dalam Bahasa Inggris yang tidak diketahui atau yang
berbeda (menyampaikan firman allah dan hadis nabi terkait memberi saran dan tawaran).
- Mempelajari contoh teks interaksi cara memberi saran dan tawaran dalam Bahasa Inggris yang
dipaparkan figur-figur terkenal.
- Saling menyimak dan bertanya jawab tentang cara memberi saran dan tawaran dalam Bahasa
Inggris dengan teman-temannya
- Membandingkan beberapa cara memberi saran dan tawaran
- Menampilkan role-paly ke depan kelas
o Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QURAN DAN BAM PADA MATA PELAJARAN
SMA PROVINSI SUMATERA BARAT
(SUPLEMEN BAHAN AJAR 2)
Mapel : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : XI/1
KD :
3.2.Menerapkan fungsi sosial,struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan
dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait pendapat dan pikiran,
sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.2. menyusun teksinteraksitransaksional, lisan dan tulis, pendek dan sederhana, yang
melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait pendapat dan pikiran,
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks
Karakter utama : Religi, Integritas, gotong-royong
Pokok Materi : Ungkapan Memberi pendapat
A. RingkasanMateri :

In my opinion, ... In my eyes, ...


To my mind, ... As far as I am concerned, ... Speaking personally, ...
From my point of view, ... As for me / As to me, ...
My view is that ... I hold the view that ...
I would say that ... It seems to me that ... I am of the opinion that ...
My impression is that ... I am under the impression that ... It is my impression that ...
I have the feeling that ... My own feeling on the subject is that ...
I have no doubt that ... I am sure / I am certain that ...
I think / consider / find / feel / believe / suppose / presume / assume that ...
I hold the opinion that ... I form / adopt an opinion.) I dare say that ...
I guess that ... I bet that .... I gather that ...
It goes without saying that ...
B. Dalil ayat Al-Qur’an nilai budaya

Di dalam surat Asy Syura ayat 38, Allah Ta’ala berfirman,


“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Rabb-nya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”. [Asy Syura : 36-39].
Duduak baiyo, Tagak bamulah, Kok kurang mintak ditambah, Kok sayuik mintak
Dibilai, Kok senteang mintak diuleh

C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan deskripsi nilai budaya


Maksud firman Allah Ta’ala (yang artinya), “sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarat antara mereka” adalah mereka tidak melaksanakan suatu urusan sampai mereka saling
bermusyawarah mengenai hal itu agar mereka saling mendukung dengan pendapat mereka.
Dalam masyarakat Minangkabau, kebiasaan bermusyawarah dan bermufakat sudah menjadi akar
budaya. Berdiskusi dan bermusyawarah untuk memecahkan suatu masalah biasanya dilakukan
masyarakat Minang dengan duduk bersama dan saling memberikan pendapat dan sumbang saran.
D. Kaitan Ayat Al-Qur’an dan nilai budaya dengan materi

Terkait dengan materi pembelajaran bahasa inggris, peserta didik mesti diserukan untuk sering
memberikan pendapat mereka dalam diskusi kelas.
Kebiasaan masyarakat Minang dalam bermusyawarah dan bermufakat sangat cocok diberikan kepada
peserta didik pada materi meminta dan memberikan pendapatdan saran ini.
E. Strategi penerapan dalam Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
Memberikan motivasi
Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris
(Mengingatkan pada siswa bahwa memberikan pendapat dalam islam ditujukan untuk mencapai
mufakat dan sesuai dengan budayaMinang bermusyawarah dan bermufakat
Menyampaikan lingkup penilaian dan mekanisme pembelajaran

b. Kegiatan inti
Menyimak dan menirukan beberapa contoh interaksi cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris,
dengan ucapan dan tekanan kata yang benar
Mengidentifikasi ungkapan-ungkapan penting cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris
Menanyakan cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris yang tidak diketahui atau yang berbeda
(menyampaikan firman allah dan hadis nabi terkait cara memberi pendapat ).
Mempelajari contoh teks interaksi cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris
Saling menyimak dan bertanya jawab tentang cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris dengan
teman-temannya
Membandingkan beberapa cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris
Menampilkan role-paly ke depan kelas
o Kegiatan penutup

Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QURAN DAN BAM PADA MATA PELAJARAN
SMA PROVINSI SUMATERA BARAT
(SUPLEMEN BAHAN AJAR 3)
Mapel : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : XI/1
KD :
a. Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam
bentuk undangan resmi dengan memberi dan meminta informasi terkait kegiatan sekolah/tempat
kerja sesuai dengan kontekspenggunaannya

4.3. Menyusun teks khusus dalam bentuk undangan resmi dengan memberi dan meminta
informasi terkait kegiatan sekolah/tempat kerja sesuai dengan konteks
penggunaannya
Karakter utama : Religi, Integritas,
Pokok Materi : Teks Undangan Resmi
A. RingkasanMateri :

B. Dalil ayat Al-Qur’an dan nilai budaya

Nabi bersabda : “Jika dia mengundangmu maka penuhilah undangannya.”….( (HR. Muslim)
Kaba baiak baimbauan, Kaba buruak bahambuan, Jauah bajalang,
ampia baturuik
C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan deskripsi nilai budaya

Hukum memenuhi undangan seorang muslim adalah disyari’atkan, tanpa adanya perselisihan di
antara para ulama. Namun hal ini dengan syarat: (1) orang yang mengundang adalah seorang muslim,
(2) orang yang mengundang tidak terang-terangan dalam berbuat maksiat, dan (3) tidak terdapat
maksiat yang tidak mampu dihilangkan dalam acara yang akan dilangsungkan. Akan tetapi,
mayoritas ulama berpendapat bahwa undangan yang wajib dipenuhi hanya undangan walimahan
(resepsi pernikahan). Sedangkan undangan selain walimahan hanya dianjurkan (tidak wajib) untuk
dipenuhi. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, Syaikh Ibnu Utsaimin dan Tawdihul Ahkam, Syaikh Ali
Basam)
Dalam kehidupan bermasyarakat di Minangkabau, sikap kebersamaan sudah menjadi budaya. Setiap
kabar atau berita baik berita baik maupun berita buruk disampaikan. Kabar baik disampaikan dengan
mengundang sedangkan kabar buruk ketika didengar langsung mendatangi rumah yang kemalangan
tanpa perlunya undangan.

D. Kaitan Ayat Al-Qur’an dan nilai budaya dengan materi


Terkait dengan kegiatan pembelajaran, peserta didik diajarkan untuk menulis undangan dan
menjelaskan pentingnya memenuhi undangan dari orang lain.
Sikap kebersamaan dalam bentuk mengundang dalam masyarakat Minang perlu diperkenalkan
kepada peserta didik karena sesuai dengan materi yang akan mereka pelajari
E. Strategi penerapan dalam Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
Memberikan motivasi
Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang cara menulis undangan dalam Bahasa Inggris
(Mengingatkan pada siswa bahwa ketika kita diundang oleh orang lain, kita mesti memenuhinya
sepanjang tidak bertentangan dengan 3 syarat di atas dan menerangkan bagaimana budaya minang
terkait dengan mengundang)
Menyampaikan lingkup penilaian dan mekanisme pembelajaran

b. Kegiatan inti
- Menyimak dan menirukan beberapa contoh surat undangan dalam Bahasa Inggris, dengan
ucapan dan tekanan kata yang benar
- Mengidentifikasi fungsi social, struktur teks dan unsur kebahasaan suarat undangan dalam Bahasa
Inggris
- Menanyakan perbedaan beberapa suarat undangan (menyampaikan hadis nabi terkait dengan
undangan)
- Mempelajari contoh teks undanagan lainnya.
- Saling menyimak dan bertanya jawab tentang jenis-jenis surat undangan dengan teman-temannya
- Membandingkan beberapa surat undangan dalam Bahasa Inggris
- Menampilkan suarat undangan yang di tulis oleh masing-masing kelompok ke depan kelas.
o Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QURAN DAN BAM PADA MATA PELAJARAN
SMA PROVINSI SUMATERA BARAT
(SUPLEMEN BAHAN AJAR 4)
Mapel : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : XI/1
KD :
4.5. membedakanfungsisosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks eksposisi analitis
lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait isu aktual,sesuai dengan konteks
penggunaannya

Karakter utama : Religi, Integritas


Pokok Materi : Teks Analytical Exposistion
A. Ringkasan Materi :
a. Fungsi social
b. Struktur teks
c. Unsur kebahasaan

B. Dalil ayat Al-Qur’an dan nilai budaya

Al-Qur’an surat 49. Al Hujuraat ayat 6 :


"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Ba awa, ba akia, basabab bakarano, dima kayu rabah, disinan cindawan tumbuah.
C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan deskripsi nilai budaya

Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan
untuk melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik. Karena boleh jadi berita yang tersebar
adalah berita dusta atau keliru.”
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di saat menerangkan ayat di atas, beliau berkata, “Termasuk
adab bagi orang yang cerdas yaitu setiap berita yang datang dari orang kafir hendaknya dicek terlebih
dahulu, tidak diterima mentah-mentah. Sikap asal-asalan menerima amatlah berbahaya dan dapat
menjerumuskan dalam dosa. Jika diterima mentah-mentah, itu sama saja menyamakan dengan berita
dari orang yang jujur dan adil. Ini dapat membuat rusaknya jiwa dan harta tanpa jalan yang benar.
Gara-gara berita yang asal-asalan diterima akhirnya menjadi penyesalan.
Nilai budaya yang ada pada materi ini adalah setiap timbulnya suatu disebabkan oleh kejadian
sebelumnya atau hubungan Kausatif.

D. Kaitan Ayat Al-Qur’an dan nilai budaya dengan materi


Terkait dengan kegiatan pembelajaran, peserta didik diajarkan untuk menulis teks analytical
exposition berdasarkan fakta yang sebenarnya..
Petatah petitih minang menyatakan bahwa suatu hal pasti terjadi karena suatu sebab tertentu. Hal ini
bias dikaitkan dengan materi member dan meminta informasi terkait isu aktual.
E. Strategi penerapan dalam Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
Memberikan motivasi
Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang cara memberikan pengumuman dalam bahasa
Inggris (Mengingatkan pada siswa bahwa dalam memaparkan sebuah berita mesti jelas dan
informasinya benar dan menyatakan keyakinan orang Minang bahwa setiap kejadian selalu ada
penyebabnya.)
Menyampaikan lingkup penilaian dan mekanisme pembelajaran

b. Kegiatan inti
- Menyimak dan menirukan beberapa contoh teks analytical exposition dalam bahasa Inggris
dengan ucapan dan tekanan kata yang benar
- Mengidentifikasi fungsi social, struktur teks dan unsur kebahasaan tentang teks analytical
exposition
- Menanyakan cara tentang perbedaan beberapa teks analytical exposition (menyampaikan firman
Allah terkait dengan pemaparan informasi dalam islam)
- Mempelajari contoh teks analytical exposition dalam bahasa Inggris
- Saling menyimak dan bertanya jawab tentang teks analytical exposition dalam bahasa
Inggris dengan teman-temannya
- Membandingkan beberapa teks analytical exposition dalam bahasa Inggris dan menjadi news
reader di depan kelas
d. Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QURAN DAN BAM PADA MATA PELAJARAN
SMA PROVINSI SUMATERA BARAT
(SUPLEMEN BAHAN AJAR 5)
Mapel : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : XI/2
KD :
3.6. Membedakanfungsisosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam
bentuk surat pribadi dengan memberi dan menerima informasi terkait kegiatan diri sendiri dan orang
sekitarnya, sesuai dengan kontekspenggunaannya

Karakter utama : Religi, Integritas


Pokok Materi : Teks surat pribadi
A. RingkasanMateri :

B. Dalil ayat Al-Qur’an dan nilai budaya

Nabi bersabda
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasullah saw bersabda, “Barangsiapa
yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya),
hendaknya ia menyambung tali silaturahmi. [Mutafaq ‘alaih)
C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an

Al-Qurthubi mengatakan, “Seluruh agama sepakat bahwa menyambung silaturahmi wajib dan
memutuskannya diharamkan“.
D. kaiatan Ayat Al-Qur’an dengan materi

Terkait dengan kegiatan pembelajaran, peserta didik diajarkan untuk menulis surat pribadi dan
menjelaskan pentingnya membalas surat orang lain.
E. Strategi penerapan dalam Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
Memberikan motivasi
Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang cara menulis surat pribadi dalam Bahasa Inggris
(Mengingatkan pada siswa bahwa tujuan dari menulis surat pribadi itu untuk memupuk silahturahmi
dengan orang lain dam memupuk ukhuwah islamiyah))
Menyampaikan lingkup penilaian dan mekanisme pembelajaran

b. Kegiatan inti

Menyimak dan menirukan beberapa contoh surat pribadi dalam Bahasa Inggris, dengan ucapan dan
tekanan kata yang benar
- Mengidentifikasi fungsi social, struktur teks dan unsur kebahasaan surat pribadi dalam Bahasa
Inggris
- Menanyakan perbedaan beberapa surat pribadi (menyampaikan hadis nabi terkait dengan
undangan)
- Mempelajari contoh surat pribadi lainnya.
- Saling menyimak dan bertanya jawab tentang jenis-jenis surat pribadi dengan teman-temannya
- Membandingkan beberapa surat pribadi dalam Bahasa Inggris
- Menampilkan surat pribadi yang di tulis oleh masing-masing kelompok ke depan kelas.
c. Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
Lampiran:
SUMBANG DUO BALEH
Oleh: Ratmil, M.Pd.
Masyarakaik Minangkabau mampunyoi duo sumber ajaran nan dipacik arek di pagang
taguah sabagai pondasi di dalam hiduiknyo, baiak nan barupo atau indak barupo tarutamo
masalah akhlaq. Sumber ajaran nantun adolah adaik jo ugamo Islam, sasuai jo falsafah
hiduik urang Minangkabau Adaik Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK),
adaik mamakai, syarfak mangato, alam takambang jadi guru.
Nan manjadi dasar Sumbang Duobaleh ko adolah Undang Undang Adaik Minangkabau
disabuik juo jo Undang Undang Nan Duo Puluah pado bahagian “Undang - Undang Nan
Salapan” dikecekan pado bahagian nan ka duo nantun “sumbang - salah”. Nan menjadi
ukuran dalam parangai dek masyarakaik Minangkabau, iyolah Sumbang jo Salah.
Sumbang adolah konsep untuak manyatokan parangai urang dalam bagaua nan bapotensi
manggiriang urang tu untuak babuek salah. Salah adolah konsep untuak mayatokan
tantang suatu parangai nan malangga aturan adaik ataupun Syara’ (Islam) secaro sadar
atau indak sadar. Apobilo sumbang bahubungan jo parangai atau kurenah nan alun dapek
dikanai jo sanksi hukum, sadangkan salah adolah parangai nan dapek dikanai sangsa
hukuman secaro pidana. Sacaro adaik urang Minangkabau malarang kaumnyo indak sajo
untuak babuek salah karano akan mambuek malu keluarga jo kaum, tapi juo manjauhannyo
sajak samulo dalam bantuak parangai nan dapek manggiriang urang Minangkabau untuak
babuek salah (sumbang), samacam tindakan “preventif”.
Konsep sumbang condong bahubungan arek jo sopan santun, etika atau tata krama
bagaua di antaro individu di dalam keluarga jo masyarakaik. Ciek di antaronyo adolah
manyangkuik adaik iolah hubungan antaro laki-laki jo padusi, antah inyo tu badunsanak
atau indak. Hal iko manunjuakan, sacaro adaik Minangkabau mampunyoi bateh-bateh
tatantu. Pambateh nantun dilakuan sabagai pamaga untuak manjauhi tajadinyo salah.
Adab Pargaulan di antaro anak laki-laki jo anak padusi, walaupun inyo tu ado hubungan
dunsanak sakalipun, mastilah dalam bateh indak manimbuan sumbang. Urang nan
malangga sumbang ko disabuik “urang nan indak baradaik”, “indak tau di nan ampek”.
Ukuran sumbang adolah salah cando - buruak rupo (indak sasuai jo kelaziman). Ado duo
baleh macam sumbang menuruik adaik Minangkabau.
Ka duo baleh sumbang tu pado pokoknyo mambimbiang urang Minangkabau, tarutamo
untuak padusi, supayo harago dirinyo tajago jo elok. Ajaran sumbang duobaleh nantun
basandikan kapado ajaran ugamo Islam nan disabuik sabagai pabuatan fasiak atau
maksiat. Ajaran Islam nan barasa dari al-Quran dan Sunnah Rasulullah Salallahu ‘Alaihi
wassalam malarang umaiknyo untuak mandakek i zina, mandakek sajo alah di larang
dalam ugamo apolai mangarajoannyo, sasuai jo Firman Allah SWT dalam Al Quran surat ka
Tujuah Baleh (17) ayaik ka tigo puluah duo (32) nan aratinyo :
”Dan janlah angkau mandakeki zina, (zina) nantun sungguah suatu karajo ino, dan
suatu jalan nan buruak.“
Ugamo Islam maajaan ka satiok anak laki-laki untuak manahan pandangan jo kamaluannyo
supayo indak babuek zina sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek Annur (24)
ayik ka 30 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado urang laki-laki nan baiman: “supayo inyo manjago
pandangannyo jo mamaliharo kamaluannyo, nan takah nantun labiah suci dek inyo.
Sungguah Allah Maha Mangayahui apo nan inyo karajooan”.
Bak nantun jo untuak urang padusi, di sampiang inyo dianjua an untuak manahan
pandangannyo taradok lawan janih, juo disuruah untuak menutuik auratnyo samo
karuduang sarato mamakai baju Kuruang. Baju Kuruang Basiba misalnyo, sahinggo indak
taliek bagian-bagian tubuahnyo nan rancak tu. Al Qur’an manyabuik an sabagai “parhiasan”
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surek An Nur (24) ayaik ka 31 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado sado padusi nan baiman supayo inyo manjago pandangannyo
(pancaliakannyo), dan mamaliharo kamaluannyo dan janlah mampacaliakan
parhisannyo (auratnyo), kacuali nan biaso tacaliak. Dan andaknyo inyo manutuikan
kain karuduang ka dadonyo, dan janlah manampakan auratnyo, kacuali kapado
suaminyo, atau ayahnyo atau ayah suaminyo atau anak laki-lakinyo atau anak-anak
atau saudaro-saudaro laki-lakinyo atau anak-anak laki-laki saudaro laki-lakinyo atau
anak-anak atau padusi-padusi sasamo baugamo Islam, atau hamba sahaya nan inyo
punyoi, atau palayan-palayan laki-laki (tuo) nan indak punyo kainginan (kapado
padusi), atau anak-anak nan alun mangarati tantang aurat padusi. Dan janlah
maantakan kakinyo supayo dikataui parhiasan nan inyo andok an. Dan batobaiklah
kalian kasadonyo kapado Allah, oi urang-urang nan baiman supayo kalian
baruntuang”
Dek kareno nantun, untuak manjago supayo urang tu, antah inyo laki-laki atau padusi,
supayo indak sampai tajarumuih ka dalam maksiat, Islam manganjurkan supayo urang-
urang nan alah mampu kawin untuak sacapeknyo menikah dan nan alun mampu supayo
menjago dirinyo. Setiok urang nan mampunyai kalabihan kamampuan materi dianjuan
untuak mambantu nan lainnyo supayo dapek nikah sacaro sah sasuai jo firman Allah SWT
dalam Al Qur’an surek 24 ayaik 32 nan aratinyo
“Dan nikahkanlah urang-urang nan masih mambujang di antaro kalian, dan urang-
urang nan layak (manikah) dari budak-budak kalian nan lali-laki jo padusi. Jikok
urang tu bansaik, Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo KaruniaNyo. Dan
Allah mahaluas (pambarianNyo), Maha Mangatahui”.
Al Qur’an surek 24 ayaik 33, nan aratinyo:
“Dan urang urang nan indak mampu manikah andaklah manjago kasucian (dirinyo),
sampai Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo kurnia-Nyo. Dan jikok budak
nan kalian punyoi maninginan pajanjian (bebas), andaklah kalian buek pajanjian jo
inyo, jikok kalian mangatahui ado kabaikan padonyo, dan agiahanlah ka inyo
sabagian dari arato Allah nan dikaruniaan -Nyo kapado kalian, dan janlah kalian paso
budak nan padusi untuak manjadi palacur, sadangkan inyo mainginan kasucian,
karano kalian andak mancari kauntungan iduik duniawi. Siapo sajo nan mamasonyo
(budak nan padusi), mako sungguah Allah Maha Pangampun, Maha Panyayang (ka
inyo) sasudah inyo di paso”.
Bilo dilangga katantuan-katantuan sarupo nan alah dijalehan di ateh dapek diancam jo
hukuman nan barek. Di dalam Adaik Minangkabau disabuik an adonyo hukuman buang
sepanjang adaik. Urang nan malakukan kasalahan dalam bantuak palanggaran susila
(mamaluan, tarutamo babuek zina) akan dikalua an dari kaanggotaan kaum sakaliguih
diusia dari kampuang halaman nan basangkutan. Nan partamo punyo hak maagiah
hukumanko iolah kaum atau suku dari urang nan babuek kasalahan tu, sadangkan kaum
atau suku lain bakawajiban untuak mandukuang atau mampakuaik hukuman tu. Manuruik
Navis (1984), ado ampek tingkek atau macam hukuman buang dalam masyarakaik
Minangkabau, sabagai barikuik:

1. Buang siriah, adolah mangucian urang nan mambuek salah tu dari kaumnyo surang, jo
konsekuensi hak jo kawajiban taradok kaumnyo dicabuik, sarato kawajiban kaumnyo
taradok inyo dicabuik pulo;
2. Buang biduak, nantun mangucian urang dek saluruah kaum nan ado dalam tampek inyo
tingga;
3. Buang tingkarang, nantun tindakan pangusiran dari tampek tingganyo;
4. Buang daki, berupo pangusiran urang dari tampek inyo tingga sarato diambiak sacaro
paso saluruah harato bandonyo untuak kamudian diagiahan kepado panderita
kajahatannyo (korban).
B. Pambagian Sumbang duo baleh
Adaik Minangkabau alah manatokan sakurang-kurangnyo ado 12 macam sumbang, nan
disabuik jo sumbang duo baleh, nantun:
1. Sumbang Duduak
2. Sumbang Tagak
3. Sumbang Diam
4. Sumbang Bajalan
5. Sumbang Kato
6. Sumbang Caliak
7. Sumbang Pakai
8. Sumbang Bagaua
9. Sumbang Makan
10. Sumbang Tanyo
11. Sumbang Jawek
12. Sumbang Kurenah

Foklor Sumbang Duobaleh adolah samacam panyampaian pasan dalam bantuak puitisasi
atau patatah petitih nan disampaiaan sacaro lisan dek tim. Jumlah pamain sabanyak 14
urang. Nan tadiri dari surang nan batindak sabagai Mamak (Pangulu) dan surang lai
sabagai Niniak (Bundo Kanduang) sarato 12 urang anggota tim nan batindak sebagai Puti
Bungsu.
Pakaian Tim iko disasuaikan jo pakaian Adaik di Minangkabau. Mamak bapakaian Datuak
sakurangnyo babaju guntiang cino jo sarawa batiak, pakai kopiah saru saruang bugih.
Niniak bapakaian Bundo Kanduang sadangkan Puti Bungsu bapakaian Baju Kuruang
Basiba jo jilbab nan sarasi.
1. Hantaran kato dek Mamak (sabagai mamak datuak) :

“Sairing balam jo barabah,


barabah lalu balam mandi
sairing salam jo sambah
sambah lalu salam kumbali
Kaganti siriah nan sakapua
Umpamo bajawek tangan
Ka rang banyak salam tatabua
Ka nan tuo sambah datang
Asslamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh (dibaco basamo)
Di awa kalam nan sapatah, ulasan suri dari ambo, pado manjadi angan juo, nan
takanduang dalam ikarak, niaik jo naza dalam hati, ka untuak bajawek tangan, jo diri
dunsanak nan basamo, kok untuang pambari Allah, kajadi si tawa jo si dingin, sabab kan
ba’a dek bak nantun, aluran badan diri ambo, aka singkek pandapek kurang, ilimu di Allah
SWT tasimpan nyo, tapi samantang pun bak nantun, dek ujuik manantang bana, hakikaik
paham indak kacau, sadang nyo buleh di pikiran, pangana haram bacabang, hati lah
tunggang bagai tabiang, walau mangecek kurang pandai, jan kalah sabalun parang, di
pabulek alu panggali, indak nan labiah dari puntuang, di pabulek hati nurani, indak nan
labiah dari untuang, walau ka angok angok ikan, bak nyawo, nyawo patuang, patah kapak
batungkek paruah, tatagak pucuak nan balingka, ba silang dahan kayo aro, namun nan
niek dalam hati, mungkasuik tatap basampaian, di cubo bagulambek, molah di ansua bak
bajalan, kok untuang sampai ka tujuan, hanyo nan harapan dari ambo, kapado dunsanak
bakuliliang, kok basuo kato nan tak jaleh, intonasi jo mimik nan salah sampai, bahaso
Minangkabau nyo basalemak, usah di cacek langkah sumbang, sabab bak nantun kato
ambo, dalam diri ambo lah yakin, sado nyo dunsanak nan datang ko, tantu bakandak tabu
nan manih, kok tabu tibarau nan tasuo, hanyo nantun ado di ambo, pado manjadi upek puji,
nan bedo jatuah di himpok janjang, nak jan mambarek ka akiraik kami nak mintak di
ma’afkan”.
2. Panyampaian dari Niniak (Bundo Kanduang):

“Katahuilah nak, kok indak dek buku tiok rueh, indak sambilu malampisi, haram baguno
buluah bambu, mako bak nantun juo padusi, nan manjadi rueh jo buku di dirinyo indak lah
lain indak lah bukan sapado dari budi, sadangkan sambilunyo adolah malu. Padusi indak
babudi ibarat bambu indak ba rueh, alun tasingguang nyo lah ratak, baru tagisia nyo lah
pacah, padusi tak punyo malu bak buluah ilang sambilu, bangun lamah tanago rapuah,
hilang kepribadian, pupuih sumangaik jati diri, indak ba power indak wibawa. Mangko kok
budi lungga indak ba pasak, malu tipih mangulik dasun, cayia lah martabat padusi, abih
tuah binaso diri. Dek sabab karano nantun nak, supayo iduik taguah ba rueh, nak nyo
batuah ba sambilu, jauahi pantang cilakonyo, sumbang duo baleh rang namokan.
Nantunlah timbangan akhlak, standar moral ukuran nilai, sapanjang Adaik sopan santun.”
“Adopun nan dimukasuik jo kato sumbang, iyolah suatu laku perbuatan, nan buruak tacacek
tarcalo, tapi alun sampai kapado salah. Kato padanan dari sumbang nantun jangga,
sanjang ataupun sonsang. Atau istilah populer masa kini “kurang etis”, bandel, norak jo
urakan, kalau bahaso di pasaran, kurang aja, indak baradaik, bak baruak harago tigo tali,
mantiko… na’udzubillahiminzalik. (baco basamo-samo, muko digeleng-gelengan)”
Nah, cubo simak jo danga elok-elok yo pasan bundo kanduang ko disampaian dek Puti
Bungsu:
3. Payampaian dari Tim Puti Bungsu:

Puti Bungsu I:
“Sumbang duduak.
Duduak sopan untuak padusi Minangkabau iyolah basimpuah.
ijan sakali-kali duduak baselo cando laki-laki,
nan paliang tacelak bana kalua mancangkuang
atau mancongkong sabalah lutuik batagakan
sarupo urang duduak di lapau.
Kok duduak di bangku kurisi, rapek an paho arek-arek,
manyampiang agak salayang.
Malu awak kok mamakai orok singkek,
indak tahu jo di nan ampek kecek urang.
Nyampang kok duduak babonceng ijan mangangkang,
manjajok di pandang urang.
Jiko awak laki-laki ijan duduk basimpuah lo
bantuak anak padusi,
duduaklah baselo, tagak an pungguang
supayo gagah nampaknyo”.
Puti Bungsu II
“Sumbang tagak. Usah panagak tantang pintu
atau di janjang turun naiak,
usah panagak tapi labuah kalau tak ado nan dinanti,
sumbang tagak jo laki-laki,
apolai bukan jo muhrim,
konon pulo ba rundiang-rundiang sambia tagak.”
Puti Bungsu III
“Sumbang jalan.
Bajalan musti ba kawan,
paliang kurang jo paja ketek,
kalau padusi bajalan surang,
saibaraik alang-alang lapeh, jatuah merek turun harago,
randah pandangan laki-laki.
Usah bajalan ba gageh-gageh,
malasau mandongkak-dongkak,
co ayam gadih ka batalua, usah…
tapi bajalanlah siganjua lalai,
pado tampuah suruik nan labiah,
alu tataruang patah tigo,
samuik tapijak indak mati,
aratinyo lamah lambuik, gemulai tapi tegas,
kok bajalan ba samo gadang, jan babanja ma ampang labuah,
agak’i urang di bulakang,
kok bajalan jo urang tuo atau jo urang laki-laki,
awak ma iriang di bulakang,
bak nantunlah adaik ka dipakai.”
Puti Bungsu IV
“Sumbang Kato.
Bakatolah jo lunak lambuik,
duduak an etongan ciek-ciek,
nak paham urang mukasuiknyo,
sumbang bana dek padusi barundiang co murai batu
bak aia sarasah tajun, rumik lah urang mamiliahi.
Kalau rang tuo sadang mangecek, pantang mamotong bicaronyo, nantikan dulu sudah2,
baru dijawab patuik dijawek,
didakek urang sadang makan usah mangecek nan kumuah2,
pai manjanguak urang sakik usah carito urang mati,
kurang baiak kurang tapuji manunggu utang di nan rami,
manhyabuik harimau di tangah hutan,
bak nantun ajaran sopan santun”
Puti Bungsu V
“Sumbang Caliak.
Kurang taratik rang padusi kok pamana pancaliak jauah,
pamadok arah ka bulakang,
pamatuik-matuik diri surang, sumbang namonyo.
Nyampang awak pai ba tandang,
pajinak stek incek mato tu jan manjala sapanuah ruang,
sabantuak urang manyalidiak,
kok awak manjadi tuan rumah,
usah pancaliak ka jam tangan,
tasingguang urang sadang duduak,
nantun ma usia caro aluih,
mangecek jo laki-laki, bia dunsanak atau famili
usah pamadok tanang2,
manantang bola matonyo, indak buliah…
tapi buanglah pandang ka nan lain,
manakua caliak ka bawah.”
Puti Bungsu VI
“Sumbang Makan.
Makan sambia tagak, kunyah kenyoh sapanjang jalan.
manguyah tutuikkan muluik, jan tadanga capak dek urang,
sabab nan makan mancapak-capak,
bangso si lupak jo si samuik,
kuranglah sopan jo taratik,
kalau mahota sambia makan caro si bule dalam pilem.
Kok awak makan jo tangan, angkek nasi jo ujuang tangan,
suok nan usah gadang2.
manambuahkan nasi agak2, bia acok asakan saketek,
jan sampai piriang balanjuang,
biasokan mancuci tangan, manuangkan aia dalam piriang,
jo kida manjambo galeh,
minum sataguak taguak ketek,
tahan sandao jan nyo lapeh.
Nyampang awak makan basendok,
jan balago sendok jo garpu, badariang kanai di gigi,
dima salasai makan beko,
tungkuikkan sendok jo garapu,
kalau lataknyo tatilantang tandonyo makan alun kanyang
ataupun kurang samalero,
Jan sendok disilang nantun simbol ugamo rang lain.
tasingguang urang punyo alek.
Nah… paratikan bana tu nak kanduang…
jan randah pandangan urang.”
Puti Bungsu VII
“Sumbang Pakai.
Babaju jan sampik-sampik,
nak jan nampak rasio tubuah, dima bukik dima lurahnyo,
dima taluak tanjuang baliku
jadi tontonan laki-laki,
usah pulo talampau jarang, nan tipih nan tabuak pandang,
konon tasimbah ateh bawah, usah…
Satantang mode jo potongan,
sasuaikanlah jo bantuak badan,
sarasikan jo ragi kain,
buliah sajuak pandangan mato.
Dek kulik ayah nan manurun,
kulik nan karak-karak anguih,
mako warno piliah nan agak amba,
krem jadih, pucuak pun buliah, birunyo nan talua asin,
putiahnyo nan abu-abu,
usah dipakai baju sirah piak,
dendeng balado kecek urang,
badoso umaik karano awak.
Katampek urang kamatian pakai nan polos warno galok,
usah mamakai baju pontong nan ponggeang nampak katiak,
usah pulo babukak tenda mamakai gencu taba2,
kurang etis baso kininyo.”
Puti Bungsu VIII
“Sumbang Karajo.
Kakok karajo rang padusi sabateh nan ringan2,
nan mudah2, nan aluih2, manjaik jo manarawang,
kadapua masak mamasak manyusun paraboik rumah,
kok ka sawah batanam jo basiang, manyabik atau ma angin,
tapi jan mabajak jo mairiak,
bak nantunpun karajo parak, sakadar marambah manyisiak-nyisiak, mangulik manabang
pisang,
jangga bana dek rang padusi kalau mamanjek bagayuik-gayuik manabang mangabuang
kayu.
Puti Bungsu IX
“Sumbang Tanyo.
Ado papatah mangatokan, barundiang sasudah makan,
batanyo salapeh arak,
aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah tamah,
jo hormat silahkan duduak,
sasudah nantun latakkan aia suruah minum,
salasai minum agak sataguak,
raso lah cukuik istirahat,
baru tanyokan mukasuiknyo, apo sangajo kadaitangan,
caro tata krama moderennyo “apa nan bisa saya bantu”,
mako kasa lah bana budi awak,
alun ta acah ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo,
a tujuan datang kamari, indak buliah tu nak. indak buliah.
buruak angkuah namonyo awak.
Salain nan dari pado nantun, kok tamu awak sadang makan,
sumbanglah bana manayokan
“bara harago bareh kini” indak buliah tu,
nantun pantangan urang Minangkabau tu,
ciek lai,
kalau bajalan dalam hutan, usah batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang,
indak buliah,
kok masuak ka kampuang
pantang batanyo ka urang lapau,
lai mamak manjua sabuak,
atau mamintak tambah gulo stek mak, jan ..!
mati gadih kau dibueknyo piak,
indak buliah tu.”
Puti Bungsu X
“Sumbang Jawek.
Kalau ado urang batanyo, elok2 mambari jawab,
jan sampai urang tasingguang,
umpamo urang ka babalanjo batanyo ka tukang kain,
tukang kain ko anak gadih lo, a katonyo “bisa tigo ribu sameter piak ?”
dijawab dek urang kadai “ampek ribu awak tarimo pak, baok kamari bara ado”,
tibo pulo tanyo nan lain “luntur ndak diak ?”,
sambia malengah nyo manjawab
“pai batanyo ka pabrik pak, kami nan tau manjua an ko’,
nantun jawab sengkang namonyo tu nak,
buruk muncuang malayani urang,
cilako gadih mudo matah, jauah jodoh tinggi rasaki,
alamaik sansaro iduik awak, indak buliah..”
Puti Bungsu XI
“Sumbang Bagaua.
Indak buliah bagaua jo laki-laki
kalau awak sajo padusi surang
mancampua bakeh nan banyak,
sumbang bagaua samo gadang kalau bakumpua-kumpua
lalok batandang ka rumah urang kecuali ado keperluan,
dek awak tu anak gadih,
sumbang bagaua jo paja ketek,
sato manyuruak ba kuciang-kuciang
basimbang main kalereang
balari bakaja-kaja,
atau bapacaran bagaua lah sarupo laki bini,
ilia mudiak indak lakek lakang,
sarupo jawi jo lapiak buruak, sumbang tu…
Puti Bungsu XII
“Iko sumbang nan pangabisan,
namonyo Sumbang Kurenah.
Adopun nan dimukasuik jo kurenah,
iyolah galagat pambaoan, sipaik tabiat jo parangai
karakter kecek rang kini
sikap mental caro moderen.
Kurang etis kurang lah patuik
kalau babisiak baduo-duo sadangkan awak sadang batigo,
kurang lamak kurang lah elok
malucu mambuek garah
ma hota bakarikik an dalam manjanguak batakziah,
indak buliah galak mancaliak urang jatuah,
indak buliah manutuik iduang di tangah urang rami,
atau kuok mangango laweh2,
tamasuak juo sumbang kurenah,
mangakok jo tangan kida,
saumpamo manjambo jo manampuang, manunjuak atau maimbau, malambai-lambai dari
jauah.
Indak pandai manenggang raso sumbang juo tu namonyo,
mako dari nantun, kok awak mambali durian,
kuliknyo usah dikaka nak, jan serakkan bijo di laman, pikia kan urang di subalah, luko kaki
lukolah iduang luko di batin nan manyeso, badantiang tali silaturrahmi…”
Penutuik dari Mamak
“Nah… nantunlah inyo sumbang duo baleh tu…
susunan Cati Bilang Pandai,
buah ranungan awak basamo,
utang niniak jo mamak manyampaian,
kok lai tapakai ta amakan, mulialah diri,
suri nan ka di tanun dalam kampuang, tapuji di masyarakaik,
kami lah sato jo tuahnyo,
tapi nyampang lalu indaknyo singgah,
inggok nan haram tampek bakeh, bak aia jatuah ka pasia, mako malanglah
badan niniak sarato mamak, nasihat tabuang buruak sajo.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (basama-samo)

Sumber: BP-PAAM, Direktori Minangkabau 2012,


Pitaruah Ayah oleh Yus Datuak Parpatiah

Lampiran
A Integrasi Materi Nilai-nilai Karakter Bangsa, Agama dan Budaya Minang.
no
Nilai karakter

Budaya Agama Islam Budaya Lokal Minangkabau


Bangsa

1 Religius Iman ABS – SBK (Adat Basandi Syara’, Syara’


Islam Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato Adat
Ihsan Mamakai)
Taqwa

2 Jujur Shiddiq (benar Nan bana ditagakan

3 toleransi Tasamuh (toleransi) Lamak diawak katuju diurang, awak

4 Disiplin Taat dan Alua jo patuik, patuik jo mungkin


Istiqamah (konsiten
dan komitmen)

5 Kerja keras Mujahadah (bersungguh- Nak kayo kuek mancari, nak pandai kuek
sungguh baraja, nak mulia tapek-i janji, nak labo
namuah barugi
Jariah manantang buliah
6 Kreatif dan Tajdid (pembaharuan) Ndak kayu janjang dikapiang
Inovatif Ndak ameh bungka diasah,
Ndak rotan aka pun jadi
sambia manyalam minum aie
sambia badiang nasi masak,
kok tagak maninjau jarak,
sambia duduak marawuik ranjau,
7 Mandiri Mandiri Indak maangok kalua badan
Nafsiyah (jati diri)
8 Demokratis Musyawarah Tiok-tiok sesuatu nan kadiadokan paralu
di musyawarahkan.
Petitih adat.
“duduak surang basampik-sampik
Duduak basamo balapang-lapang,
Bulek ayia dek pambuluah,
Bulek kato jo Mufakat,”
“Kamanakan barajo ka mamak,
Mamak barajo ka pangulu,
Pangulu barajo ka Mufakaik, mufakat
barajo ka nan bana, Bana
badirisandirinyo”
“Bana” hanya di dasarkan (Alur, patuik,
raso, pareso, malu jo sopan) sebelum
Islam. Namun setelah Islam Bana di
kuatkan Ilmu Pengetahuan Moderen
ttg.Demokrasi serta nilai-nillai Al
Qur’an.dan Hadits (Syara’ mangato, adat
mamakai)
9 Rasa Ingin Himmah (keingin “Panakiak pisau sirawik,
Tahu tahuan) Ambiak galah batang lintabuang,
Salodang ambiak ka nyiru,
Nan satitiak jadikan lawik,
Nan sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadi guru”
10 Semangat Syu’ubiyah Suku ndak dapek diasak, gala ndak dapek
Kebangsaan (kebangsaan) dialiah, kampuang ndak dapek dituka.
11 Cinta Tanah Baldatun thayyibatun - Tagak kampuang mamaga kampuang,
Air wa rabbun ghafur tagak nagari mamaga nagari
(negeri yang - Hujan ameh di nagari urang, hujan batu
makmur dalam di nagari awak, namun kampuang takana
juo
pemiliharaan dan
ampunan Allah)
12 Menghargai Fastabiqul Khairat Kok manang jan manapuak dado, kok
Prestasi (berkompetisi dalam kalah jan manyasa.
kebaikan)
13 Bersahabat/ Ukhuwwah Nan tuo dihormati, nan ketek disayangi,
Komuniktif (persaudaraan samo gadang dibawo baiyo
14 Cinta Damai Mahabbah Kaluak paku kacang balimbiang
(cinta) tampuruang lenggang-lenggangkan dibao
nak urang ka Saruaso, anak dipangku
kamanakan dibimbiang urang kampuang
dipatenggangkan, jago nagari jan binaso.
- Raso dibawok naiak, pareso dibawok
turun.
15 Gemar Tadarrus (membaca Tadarrus (membaca tersurat)
Membaca tersurat) Tadabbur (membaca tersirat
Tadabbur (membaca
tersirat
16 Peduli Ishlah (melestarikan, jago nagari jan binaso, jago kampuang jan
Lingkungan tidak merusak tinggakan.
17 Peduli Sosial Ta’awun (tolong- Kaba baiak baimbauan, kaba buruak
menolong) bahambauan
18 Tanggung- Amanah (dapat Tangan mancancang bahu mamikue
jawab dipercaya) Barani karano bana takuik karano salah;

H. Materi Nilai-nilai Karakter dasar Kepribadian Orang Minangkabau dan Integrasi


nilai-nilai adat ke mata pelajaran
Karakter dasar DESKRIPSI NILAI-NILAI ADAT DALAM
kepribadian PETATAH-PETITIH ADAT
Minangkabau
petatah: “Iduik Ciri utama orang kuriak iyolah kundi,
dikanduang adat” berpendidikan adalah Nan Merah iyolah sago,
Peserta didik memiliki budi pekerti yang Nan bayiak iyolah BUDI,
memili : baik Nan indah iyolah baso
“Baso bayiak, Salah satu syarat yang Anak ikan dimakan ikan
budi katuju dek dikehendaki oleh adat Gadang ditabek anak tanggiri
urang banyak” Minankabau yang bermutu Ameh bukan, pangkatpun bukan
tinggi dan berakhlak baik Budi elok nan rang haragoi
adalah: BUDI. Terkait Dulang ameh baok balayia,
dengaan Budi meliputi : Batang Bodi baok pananti
“sifat-sifat baik yang Utang ameh bulia dibayia,
dikehendaki adat” Utang Budi dibaok mati.
Misalnya ; Kebersamaan, Pucuak pauah sadang tajelo,
serasa, sehina, semalu, Panjuluak bungo galundi
tenggang manenggang, Nak jauah silang sangketo
Pahaluih baso jo basi
sosial, Baso basi, tolak
Anjalai tumbuah di munggu
ansur dsb. Sugi-sugi dirumpun padi,
Nak pandai sungguah baguru
Nak tinggi naiakkan BUDI
petatah: adat Berdasarkan BUDI, maka Petitih:
“Lamak diawak, dapat tumbuh nilai-nilai Mandapek samo balabo,
katuju dek urang”. kebersamaan yang Kahilangan samo barugi,
Peserta didik serasa, sehina, semalu, Ado samo dimakan,
memiliki nilai-nilai Ndak ado samo dicari,
Urang minang selalu
kepekaan Kabukik samo mandaki,
terhadap:
memelihara rasa Kalurah samo manurun
“rasa persaudaraan sahabat Sasakik sasanang,
kebersamaan karib, yang dikenal Sahino samalu.
Saraso, sahino, dengan “badunsanak.” Ciri-ciri urang
samalu dalam badunsanak/sapasukuan
badunsanak” menurut adat Minangkabau:
Sasandi sarumah gadang,
(persatuan dan
Sakaturunan (Geneologis),
kebersamaan) Sasakik sasanang, sahino samalu
Ndak ado samo dicari,
Kok ado samo dimakan,
“Sakik di awak sakik dek urang
Lamak diawak, katuju dek urang”.

petatah: “Iduik Maka perkembangan dalam Petitih :


dikanduang adat” diri seseorang menurut batasan dalam berprilaku
Peserta didik adat adalah budi yang “Jikok cadiak jaan manjua,
memiliki tinggi sehingga membatasi Kok gadang jan malendo,
“Budi Bayiak, dirinya untuk tidak Yo kok tinggi jaan manyundak
baso katuju” melakukan laku perbuatan Gapuak nan indak mambuang
yang merugikan orang lain, lamak,
sehinga buruk akibatnya. Cadiak nan indak mambuang
“Tidak melakukan laku kawan”
perbuatan buruk yang Malawan guru jo kajinyo,
merugikan orang lain” Malawan mamak jo Adatnyo,
Pantangan.......
Kok Malawan ka guru ilang ilmu,
Jikok Malawan ka mamak
hilang/indak dapek pusako
Dek ribuik rabahlah padi, dicupak
datuak tumangguang, hiduik
kalau tidak babudi, duduak tagak
kamari tangguang
petatah: Berbudi adalah berbuat paku kacang Balimbiang,
“Iduik dikanduang sesuatu yang terbaik baik Pucuaknyo lenggang-lenggokkan
adat” terhadap orang lain, Dibaok ka Saruaso
Peserta didik keluarga, suku, kampung, Anak di pangku, kamanakan di
memiliki: nagari, bahkan bangsa dan bimbiang,
Pribadi Nan negara. Urang kampuang patenggangkan,
paduli jo Menjaga dan memlihara Jago nagari, sarato jo adatnyo
Mamaliaro kewajiban bagi pribadi Tibo di kaba bayiak baimbauan,
orang minang. Tibo di kaba buruak
Budi adalah prinsip bahambauan,
dasar adat Minangkabau

petatah: “Iduik Mamaliaro tingkah Petiti:


dikanduang adat” kurenah, laku perangai, Kok mandi dibawah-bawah,
Peserta didik lisan nan berbudi tinggi, Kok manjauak di ilia-ilia,
mampu sehingga tidak Jikok bakato, paliaro lidah,
“Sopan jo Santun merugikan Jikok bajalan, paliaro kaki,
diri sendiri maupun Lidah tataruang ameh padanannyo,
menyinggung orang lain. Kaki tataruang inai padannyo,
Mangango mangko mangecek,
Malangkah mako bajalan
Dikabek jo aka budi
Di lilik jo baso bayiak
Muluik manih talempong kato,
Gulo biak baso dibibie,
Banamo adat sopan santun
Nak jan jauah panggang pado api,
Lataan sasuatu pado tampeknyo.
petatah: “Iduik Dalam banyak hal dan Pulai bapangkek naiak,
dikanduang adat” memecahkan masalah maninggakan rueh jo buku.
Peserta didik menyangkut orang lain Manusiabapangkek turun,
berkepribadian mesti memiliki karakter Maninggakan Adat jo Pusako
“Arih Bijaksano, Manusia tahan kieh,
Cadiak Candokio, Arih
cadiakcandokio“ Binatang tahan palu,
bijaksano Tau dek bayang kato sampai,
Tau eriang jo gendeang,
Tagisia labiah bak kanai,
Tasingguang labiah bak jadi,
Tau dek rantiang ka mancucuak,
tau dahan kamanimpo, gabak
diulu tanndo ka ujan, cewang
dilangik tando ka paneh,
Kilek camin lah kamuko, kilek
baliuang ka kaki, takilek ikan
dalam ayia,
tantu jantan batinonyo.
petatah: “Iduik Segala sesuatu dihadapi karuah nan indak janiah,
dikanduang adat” dengan lapang dada , Tak ado kususik nan indak salasai,
“Tangguang dan tidak ada masalah Pandai bakisa tagak, bakisa ditanah
Jawek, tenggang yang tidak dapat nan sabingka,
raso, kegotong dipecahkan/diselesaikan. Pandai bakisa duduak, bapaliang di
royongan. tanggung jawab secara lapiak nan sahalai,
bersama-sama, bisa Duduak surang basampik-sampik,
bekerja sama dan sama- Duduak basamo balapang-lapang.
Barek samo dipikua,
sama bekerja sampai Ringan samo di jinjiang,
selesai dengan penuh Nan saketek samo di paminyak,
tanggung jawab Nan Banyak samo di pamandi
Hati tungau samo di cacah,
Hati Gajah samo di lapah
petatah: “Iduik Dalam hidup kita harus Petitih:
dikanduang adat” waspada, dan kuat Dek ketek taanjo-anjo, lah gadang
“Bapandirian pendirian, jangan mudah tabao-bao, lah tuo tarubah tido,
Taguah bisa terombang-ambing oleh sampai mati manjadi paranggai,
dipicayo”. bebagai asuang fitanah, Antah mangulak dari ilia
sugi jo siasek, adu domba Antah Galodo dari ulu
dari pihak-pihak lain Iman nan indak buliah ratak,
Didalam pergaulan Kamudi indak buliah patah,
hendaklah mempunyai Padoman indak buliah tagelak,
pendirian yang kokoh, Haluan nan indak buliah barubah
Condong jan kamari rabah,
dan selalu dijalan yang luruih manantang barieh Adat
benar Pantangan .................
“Dondong ayia, dondong dadak”,
“Jaan Sarupo Pimpiang dileriang,”
“Cando jawibalang punuang,
“Cando Jawi gadang dilabuah”
“Jaan pandai baminyak ayia” ,
dalam baiyo baindaan
Jalan baduo ndak batigo,
Ta impik nak diateh,
takuruang nak dilua
jaan Manuhuak kawan sairiang,
mangguntiang dalam lipatan
(tidak setia/amanah)
(Jaan bamuko duo, / Munafiak)
Jikok kailia karantau ikia,
Kok Mudiak ka padang sibusuak,
Singgah nan lalu di disikabau
Kok Janji jan maungkie,
Titian Binaso lapuak,
Pantangan dek urang minangkabau.
petatah: “Iduik Jangan Serba Tanggung, Lakukan Petiti:
dikanduang adat” sesuatu dengan sungguh-sungguh Alang tukang Binaso kayu,
“bersungguh- dan berhasil tentu disertai ikhtiar Alang cadiak binaso adat,
sungguh, jaan dan Do’a. Jangan melakukan Alang alim rusak agamo,
kapalang tangguang” sesuatu secara asal asalan, ikut Alang sapaham rusak nagari.
ikutan saja, karena hal itu takkan Dek ribuik kuncang ilalang,
berguna Katayo panyalin lantai,
Kok iduik jaan mangapalang,
Kok tak kajo barani pakai.
Baburu ka padang data,
Dapeklah ruso balang kaki,
Baguru kapalang ajar,
Bak bungo, kambang tak jadi.
petatah: “Iduik Masyarakat adat Minangkabau Petiti:
dikanduang adat” terdiri dari Nagari-nagari. Lebih “Rang gadih bakarek kuku,
“bela nagari kurang 500 nagari diminangkabau Dikarek jo pisau sirawik,
yang sekaligus merupakan Pangarek batuang tuonyo,
kampuang halaman nan Tacinto. Batuang tuo elok kalantai.
Kita menempati wilayah yang Nagari baka ampek suku,
disebut nagari Dalam suku ba buah paruik,
Tiap-tiap nagari memiliki batas Kampuang Banan tuo,
wilayah, ciri khas dan ciri-ciri Rumahgadang batungganai,
nagari. “Manyampak sambia ka hulu,
Kanai pantau dek manjalo,
Adat luhak bapangulu,
Kok rantau dibari barajo”
Syarat-syarat nagari
“Basawah baladang,
Basasok bajarami,
Baladang batumpalak,
Balabuah nan golong,
batapian tampek mandi,
Barumah tanggo,
Bakorong bakampuang,
Babalai-balai, bamusajik,
Batanah lapang,
Ba pandam pakuburuan”
“Tagak Badunsanak, bela dunsanak,
Tagak kampuang, mamaga kampuang,
Tagak suku, mamaga suku,
Tagak Nagari, bela nagari,
Tagak babangso, mamaga bangso”.
petatah: “Iduik Masyarakat Minangkabau Petiti:
dikanduang adat” disebabkan alamnya yang sempit, “Karatau madang di ulu,
Karakter Marantau berbukit, sumber daya alam Babuah babungo balun,
Urang Minang terbatas, ditambah lagi rang laki- Marantau Bujang dahulu,
laki diminang lalok di surau tak Di kampuang paguno balun”.
mewarisi pusako, maka “Jikok Buyuang pai ka danau,
menjadikan suku Minang menjadi Iyu bali, belanak beli
suka merantau untuk merubah Ikan Panjang Bali da ulu
nasip, mencari pengalaman maka Jikok buyuang pai marantau,
Orang minang berwatak Ibu cari dunsanak cari,
kosmopolit, marantau menjadi Induak samang cari da ulu”
ciri-ciri orang Minang. “Jo kok pandai Bakain Panjang
Orang Minang meski berada dan Labiah nan dari bakain saruang,
pergi merantau, namun kampung Kok Pandai Bainduak samang,
halaman tidak pernah dilupakan. Labiah nan dari dusanak kanduang “.
Bahkan ikut membantu biaya “Satinggi-tinggi tabang bangau,
kemenakan dikampung, Pulangnyo kakubangan juo,
pembangunan mesjid Sajauah-jauah pai Marantau,
mushalla,MDA, Surau, Akhianyo pulang kakampuang juo”
membiayai kegiatan seni Budaya Pantangan.....
dll. Hujan ameh di rantau urang,
Ujan batu di kampuang kito,
Kampuang nan usah dilupokan
petatah: “Dimaa bumi Dimanapun Orang Minang Dimaa bumi di pijak,
di pijak,Disinan langik Marantau, menetap namun pandai Disinan langik di jujuang,
di jujuang” menyesuaikan diri, suka dan Disinan rantiang di patah,
“Pandai pandai bergaul, dihargai kawan , dimano sumua dikali,
manyasuaikan diri” dan lawan. disinan aia disauak,
dimano nagari diunyi
disinan Adat nan dipakai.
Ditinggakan mamak, didapati mamak,
inggok mancakam, tabang basitumpu
(mangaku mamak/anggota suku baru)
Petitih :
Bakpo Udang, baitu pulo Sirangkak,
Bak po urang baitu pulo awak.
Kok tibo di kandang kambiang
mambebek,
Dikandang kabau manguek,
Dikandang Harimau mangaum,
Namun jaan manjadi kambiang,
Dan Pantangan pulo manjadi kabau,

petatah: “Lataan Masyarakat Minang tidak Pepatah:


sasuatu pado mengenal kasta, kaya miskin, Nan tuo di hormati, Nan ketek
tampeknyo” golongan atas bawah, berada pada dilindungi,
“Malata an sasuatu status yang sama, namun sangat Samo gadang lawan baiyo,
pado tampeknyo” menghormati perbedaan dan Baiyo jo adiak, batido jo kakak,
menempatkan laku Barek samo dipikua, ringan samo
perbuatan sesuai dengan baris dijinjiang,
adat yaitu “ Adat nan ampek Sahino samalu, salarang, sapantangan,
yaitu Alua jo Patuik, raso jo sasakik, sasanang
pareso” Sakik dek awak sakik dek urang,
Orang Minang apabila tidak Lamak diawak, katuju dek urang.
menjalankan adat ini dinilai Petitih :
“indak tau jo ampek” Jikok mamakan durian, kulik nan usah
ka laman urang, luko kaki luko bibie
badantiang tali silaturrahmi.
Lidah tataruang ameh padanannyo,
Kaki tataruang inai padanannyo,
Nak jan jauah panggang pado api,
Lataan sasuatu pado tampeknyo.
petatah: “Bundo Melambangkan peranan seorang Petiti:
Kanduang Limpapeh (Ibu) perempuan. Bundokanduang Bundo Kanduang,
rumah nan Gadang” sebagai pusat dari segala potensi Limpapeh rumah nan Gadang,
kaum, limpapeh rumah nan Amban puruik pagangan kunci,
gadang, mengasihi, mamaliaro, Amban putuik alung bunian,
mengayomi seluruh anggota Pusek jalo Pumpunan tali,
keluarga dengan penuh kasih Hiayasan dalam nagari. Nan gadang
sayang. Basa batuah,
Jadi unduang-unduang ka Madinah,
Ka payuang panji ka Sarugo.
petatah: “Bajanjang Penerapan: Petitih:
naiak, batanggo turun” Segala sesuatunya ada ketentuan Babilang dari aso
“Bajanjang naiak, yang berlaku, dan kita Mangaji dari alif
batanggo turun”. menyesuaikan dengan ketentuan Naiak dari janjang nan di bawah
atau tatatertip yang ada. Turun dari tanggo nan di ateh
Taat azas, Berdisiplin, Bajanjang nayiak,
komitmen, dedikasi adalah Batanggo turun,
bahagian dari adat ini. Penerapan Pepatah
SOP, Prosedur, Metode juga Bajanjang nayiak,
terkait dengan adat ini. Batanggo turun,
Kamanakan barajo ka mamak
Mamak barajo ka pangulu
Pangulu barajo ka mufakat
Mufakat barajo ka nan bana
Bana badiri sandirinyo
manuruik alua jo patuik,
Manurui patuik jo mungkin (sebelum
Islam)
Manuruik kitabullah dan sunnah rasul
(setelah Islam)

Petatah: Manusia adalah makhluk yang


Adat babarih bermasyarakat Zoon Politicon, Petatah:
babalabeh, saiyo Aristoteles. Dalam Adat babarih jo balabeh,
sakato, sabarek hidupbermasyarakat kita perlu saiyo sakato,
sapikua, saringan prinsip-prinsip hidup sabarek sapikua,
sajinjiang bermasyarakatsesuai adat. saringan sajinjiang,
“Iduik bamasyarakat sailia samudiak
ado samo dimakan
ndak ado samodicari
Bakati samo barek,
Baukua samo panjang,
Tibo di mato indak dipiciangkan,
Tibo di paruik indak dikampihkan,
Tibo di dado indak dibusuangkan,
Nan ado samo dimakan
Indak ado samo dicari,
Hati gajah sampo dilapah
Hati tungau samo dicacah
Barek samo dipikua,
ringan samo dijinjiang
Ka bukik samo mandaki,
ka lurah samo manurun
Nan ado samo dimakan,
indak ado samo dicari
Kok jauah kana-mangana,
kok dakek jalang-manjalang
Tatilantang samo minum aia,
tatilungkuik samo makan tanah
Malompek samo patah,
marunduak samo bungkuak
petatah: “Adat maniru petatah: “Iduik dikanduang adat” Petitih:
manuladan” Alam Takambang jadi guru Alua samo dituruik,
Siswa pandai maniru merupakan dasar falsafah Adat jalan pasa samo ditampua
jo Manuladan minangkabau. Menyesuaikan dan Adat samo dipakai,
menyeleraraskan hidup dengan limbago samo dituang
alam maniru manuladan, adalah Nan maniru manuladan,
prilaku yang penting menurut nan bak urang nan bak awak
adat. Mancontoh ka nan ado,
manuladan ka nan sudah,
Maambiak tuah ka nan manang,
Mandapek samo balabo,
kahilangan samo rugi
Maukua samo panjang,
manimbang samo barek
mambilai samo laweh
Baragiah samo banyak

petatah: “Iduik Adat dan Syara’ di Minangkabau Petiti:


dikanduang adat” adalah dua ajaran yang mutlak Cupak basitalago panuah,
dipakai dan diamalkan. Yaitu adat undang maisi kandak,
dan islam. Syara’ mangato, adat bak kain pambaluik tubuah,
mamakai. paralu dipakai tak buliah tidak

petatah: Sifat pemuda-pemudi yang terpuji Petiti:


Capek kaki ringan dan dikehendaki oleh Adat dan Capek kaki ringan tangan,
tangan, agama di Minang kabau. Yakni capek kaki indak panaruang,
Siswa memiliki tangkas dan kesatria tetapi tidak ringan tangan bukan pamacah
karakter : melampaui kesopanan. Cancang tadadek jadi ukia,
Capek kaki ringan Orang Minangkabau pantang kuah talenggang ateh nasi
tangan menganggu orang, berbuat onar, Calak-calak ganti asah,
(Kreatif, Inovatif) mencuri dsb. Musuh tidakdi cari, pananti tukang manjalang datang,
ketemu pantang dielakan. panunggu dukun manjalang tibo,
Seseorang yang panjang angan- duduak marawik ranjau.
angan, tetapi satupun tak dapat Tagak maninjau jarak.
dikerjakannya, rencana tinggal Pantangan........
rencana, mempunyai sifat pemalas Petitih:
Capek tangan ta jambaukan (mencuri),
Capekkaki la talangkahkan, (Aniaya)
“Cadiak malam
biguangnyo siang”, (Bingung)
“gilo maukia kayu tagak.” (Malas)

Anda mungkin juga menyukai