Integrasi Pendidikan
Integrasi Pendidikan
RingkasanMateri :
Formula Verb Form
Why don't you/we go to a movie? Use the base form of the verb in a question
We / You could go to a movie. Use the base form of the verb in a statement
Let's go to a movie. Use the base form of the verb with 'let's'
What about going to a movie? Use the '-ing' form of the verb in a question
How about going to a movie? Use the '-ing' form of the verb in a question
I suggest you/we go to a movie. Use suggest object verb in the base form in
a statement.
Demi masa
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk
membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut
dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran
(berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar”
[Syarh Tsalatsatul Ushul].
Budaya Minangkabau sangat kental dengan rasa tenggang rasa dan gotong royong. Dalam
kehidupan, kita saling membutuhkan orang lain terutama ketika ada yang ditimpa kesulitan atau
kemalangan. Pada saat sesorang sakit hendaknya tetangga, teman atau saudaranya membezuk
sedangkan ketika ditimpa musibah kematian, hendaknya dating untuk menunjukkan rasa simpati dan
membantu yang sedang ditimpa musibah. Sikap ini sesuai dengan karakter yang akan ditumbuhkan
kepada peserta didik.
D. Kaitan ayat Al-Qur’an dan nilai budaya dengan materi
Dalam hal ini materi ungkapan memberi tawaran dan saran diberikan pada peserta didik dengan
harapan peserta didik mampu menggunakan berbagai ungkapan memberi saran dalam bahasa inggris
dengan tujuan untuk menunjukkan kepeduliannya pada orang lain.
Nilai budaya tolong menolong di Minangkabau sudah mengakar dalam kultur masyarakatnya, hal ini
sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada peserta didik yaitu ungkapan saran dan tawaran.
Menawarkan bantuan merupakan salah satu bentuk dari sikap kepedulian dan tolong menolong.
E. Strategi penerapan dalam Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
Memberikan motivasi
Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang cara memuji dan member i selamat dalam Bahasa
Inggris (Mengingatkan pada siswa bahwa kita harus tolong menolong dan budaya Minang terkait
dengan tolong menolong yaitu Adat hidui ktoloang manoloang, adat senteang bilai mambilai, adat
sakik silau manyilau, adat mati janguak manjanguak.
Menyampaikan lingkup penilaian dan mekanisme pembelajaran
b. Kegiatan inti
- Menyimak dan menirukan beberapa contoh interaksi cara member saran dan tawaran dalam Bahasa
Inggris, dengan ucapan dan tekanan kata yang benar
- Mengidentifikasi ungkapan-ungkapan penting cara memberi saran dan tawaran
- Menanyakan cara memberi saran dan tawaran dalam Bahasa Inggris yang tidak diketahui atau yang
berbeda (menyampaikan firman allah dan hadis nabi terkait memberi saran dan tawaran).
- Mempelajari contoh teks interaksi cara memberi saran dan tawaran dalam Bahasa Inggris yang
dipaparkan figur-figur terkenal.
- Saling menyimak dan bertanya jawab tentang cara memberi saran dan tawaran dalam Bahasa
Inggris dengan teman-temannya
- Membandingkan beberapa cara memberi saran dan tawaran
- Menampilkan role-paly ke depan kelas
o Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QURAN DAN BAM PADA MATA PELAJARAN
SMA PROVINSI SUMATERA BARAT
(SUPLEMEN BAHAN AJAR 2)
Mapel : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : XI/1
KD :
3.2.Menerapkan fungsi sosial,struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan
dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait pendapat dan pikiran,
sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.2. menyusun teksinteraksitransaksional, lisan dan tulis, pendek dan sederhana, yang
melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait pendapat dan pikiran,
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks
Karakter utama : Religi, Integritas, gotong-royong
Pokok Materi : Ungkapan Memberi pendapat
A. RingkasanMateri :
Terkait dengan materi pembelajaran bahasa inggris, peserta didik mesti diserukan untuk sering
memberikan pendapat mereka dalam diskusi kelas.
Kebiasaan masyarakat Minang dalam bermusyawarah dan bermufakat sangat cocok diberikan kepada
peserta didik pada materi meminta dan memberikan pendapatdan saran ini.
E. Strategi penerapan dalam Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
Memberikan motivasi
Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris
(Mengingatkan pada siswa bahwa memberikan pendapat dalam islam ditujukan untuk mencapai
mufakat dan sesuai dengan budayaMinang bermusyawarah dan bermufakat
Menyampaikan lingkup penilaian dan mekanisme pembelajaran
b. Kegiatan inti
Menyimak dan menirukan beberapa contoh interaksi cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris,
dengan ucapan dan tekanan kata yang benar
Mengidentifikasi ungkapan-ungkapan penting cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris
Menanyakan cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris yang tidak diketahui atau yang berbeda
(menyampaikan firman allah dan hadis nabi terkait cara memberi pendapat ).
Mempelajari contoh teks interaksi cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris
Saling menyimak dan bertanya jawab tentang cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris dengan
teman-temannya
Membandingkan beberapa cara memberi pendapat dalam Bahasa Inggris
Menampilkan role-paly ke depan kelas
o Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QURAN DAN BAM PADA MATA PELAJARAN
SMA PROVINSI SUMATERA BARAT
(SUPLEMEN BAHAN AJAR 3)
Mapel : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : XI/1
KD :
a. Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam
bentuk undangan resmi dengan memberi dan meminta informasi terkait kegiatan sekolah/tempat
kerja sesuai dengan kontekspenggunaannya
4.3. Menyusun teks khusus dalam bentuk undangan resmi dengan memberi dan meminta
informasi terkait kegiatan sekolah/tempat kerja sesuai dengan konteks
penggunaannya
Karakter utama : Religi, Integritas,
Pokok Materi : Teks Undangan Resmi
A. RingkasanMateri :
Nabi bersabda : “Jika dia mengundangmu maka penuhilah undangannya.”….( (HR. Muslim)
Kaba baiak baimbauan, Kaba buruak bahambuan, Jauah bajalang,
ampia baturuik
C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an dan deskripsi nilai budaya
Hukum memenuhi undangan seorang muslim adalah disyari’atkan, tanpa adanya perselisihan di
antara para ulama. Namun hal ini dengan syarat: (1) orang yang mengundang adalah seorang muslim,
(2) orang yang mengundang tidak terang-terangan dalam berbuat maksiat, dan (3) tidak terdapat
maksiat yang tidak mampu dihilangkan dalam acara yang akan dilangsungkan. Akan tetapi,
mayoritas ulama berpendapat bahwa undangan yang wajib dipenuhi hanya undangan walimahan
(resepsi pernikahan). Sedangkan undangan selain walimahan hanya dianjurkan (tidak wajib) untuk
dipenuhi. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, Syaikh Ibnu Utsaimin dan Tawdihul Ahkam, Syaikh Ali
Basam)
Dalam kehidupan bermasyarakat di Minangkabau, sikap kebersamaan sudah menjadi budaya. Setiap
kabar atau berita baik berita baik maupun berita buruk disampaikan. Kabar baik disampaikan dengan
mengundang sedangkan kabar buruk ketika didengar langsung mendatangi rumah yang kemalangan
tanpa perlunya undangan.
b. Kegiatan inti
- Menyimak dan menirukan beberapa contoh surat undangan dalam Bahasa Inggris, dengan
ucapan dan tekanan kata yang benar
- Mengidentifikasi fungsi social, struktur teks dan unsur kebahasaan suarat undangan dalam Bahasa
Inggris
- Menanyakan perbedaan beberapa suarat undangan (menyampaikan hadis nabi terkait dengan
undangan)
- Mempelajari contoh teks undanagan lainnya.
- Saling menyimak dan bertanya jawab tentang jenis-jenis surat undangan dengan teman-temannya
- Membandingkan beberapa surat undangan dalam Bahasa Inggris
- Menampilkan suarat undangan yang di tulis oleh masing-masing kelompok ke depan kelas.
o Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QURAN DAN BAM PADA MATA PELAJARAN
SMA PROVINSI SUMATERA BARAT
(SUPLEMEN BAHAN AJAR 4)
Mapel : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : XI/1
KD :
4.5. membedakanfungsisosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks eksposisi analitis
lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait isu aktual,sesuai dengan konteks
penggunaannya
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan
untuk melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik. Karena boleh jadi berita yang tersebar
adalah berita dusta atau keliru.”
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di saat menerangkan ayat di atas, beliau berkata, “Termasuk
adab bagi orang yang cerdas yaitu setiap berita yang datang dari orang kafir hendaknya dicek terlebih
dahulu, tidak diterima mentah-mentah. Sikap asal-asalan menerima amatlah berbahaya dan dapat
menjerumuskan dalam dosa. Jika diterima mentah-mentah, itu sama saja menyamakan dengan berita
dari orang yang jujur dan adil. Ini dapat membuat rusaknya jiwa dan harta tanpa jalan yang benar.
Gara-gara berita yang asal-asalan diterima akhirnya menjadi penyesalan.
Nilai budaya yang ada pada materi ini adalah setiap timbulnya suatu disebabkan oleh kejadian
sebelumnya atau hubungan Kausatif.
b. Kegiatan inti
- Menyimak dan menirukan beberapa contoh teks analytical exposition dalam bahasa Inggris
dengan ucapan dan tekanan kata yang benar
- Mengidentifikasi fungsi social, struktur teks dan unsur kebahasaan tentang teks analytical
exposition
- Menanyakan cara tentang perbedaan beberapa teks analytical exposition (menyampaikan firman
Allah terkait dengan pemaparan informasi dalam islam)
- Mempelajari contoh teks analytical exposition dalam bahasa Inggris
- Saling menyimak dan bertanya jawab tentang teks analytical exposition dalam bahasa
Inggris dengan teman-temannya
- Membandingkan beberapa teks analytical exposition dalam bahasa Inggris dan menjadi news
reader di depan kelas
d. Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QURAN DAN BAM PADA MATA PELAJARAN
SMA PROVINSI SUMATERA BARAT
(SUPLEMEN BAHAN AJAR 5)
Mapel : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : XI/2
KD :
3.6. Membedakanfungsisosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam
bentuk surat pribadi dengan memberi dan menerima informasi terkait kegiatan diri sendiri dan orang
sekitarnya, sesuai dengan kontekspenggunaannya
Nabi bersabda
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasullah saw bersabda, “Barangsiapa
yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya),
hendaknya ia menyambung tali silaturahmi. [Mutafaq ‘alaih)
C. Penjelasan Ayat Al-Qur’an
Al-Qurthubi mengatakan, “Seluruh agama sepakat bahwa menyambung silaturahmi wajib dan
memutuskannya diharamkan“.
D. kaiatan Ayat Al-Qur’an dengan materi
Terkait dengan kegiatan pembelajaran, peserta didik diajarkan untuk menulis surat pribadi dan
menjelaskan pentingnya membalas surat orang lain.
E. Strategi penerapan dalam Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan
Mengkondisikan peserta didik (Berdo’a sebelum belajar)
Memberikan motivasi
Apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang cara menulis surat pribadi dalam Bahasa Inggris
(Mengingatkan pada siswa bahwa tujuan dari menulis surat pribadi itu untuk memupuk silahturahmi
dengan orang lain dam memupuk ukhuwah islamiyah))
Menyampaikan lingkup penilaian dan mekanisme pembelajaran
b. Kegiatan inti
Menyimak dan menirukan beberapa contoh surat pribadi dalam Bahasa Inggris, dengan ucapan dan
tekanan kata yang benar
- Mengidentifikasi fungsi social, struktur teks dan unsur kebahasaan surat pribadi dalam Bahasa
Inggris
- Menanyakan perbedaan beberapa surat pribadi (menyampaikan hadis nabi terkait dengan
undangan)
- Mempelajari contoh surat pribadi lainnya.
- Saling menyimak dan bertanya jawab tentang jenis-jenis surat pribadi dengan teman-temannya
- Membandingkan beberapa surat pribadi dalam Bahasa Inggris
- Menampilkan surat pribadi yang di tulis oleh masing-masing kelompok ke depan kelas.
c. Kegiatan penutup
Menyimpulkan materi
Refleksi
Memberikan quiz
Memberikan penugasan
Memberikan pembelajaran minggu depan
Lampiran:
SUMBANG DUO BALEH
Oleh: Ratmil, M.Pd.
Masyarakaik Minangkabau mampunyoi duo sumber ajaran nan dipacik arek di pagang
taguah sabagai pondasi di dalam hiduiknyo, baiak nan barupo atau indak barupo tarutamo
masalah akhlaq. Sumber ajaran nantun adolah adaik jo ugamo Islam, sasuai jo falsafah
hiduik urang Minangkabau Adaik Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK),
adaik mamakai, syarfak mangato, alam takambang jadi guru.
Nan manjadi dasar Sumbang Duobaleh ko adolah Undang Undang Adaik Minangkabau
disabuik juo jo Undang Undang Nan Duo Puluah pado bahagian “Undang - Undang Nan
Salapan” dikecekan pado bahagian nan ka duo nantun “sumbang - salah”. Nan menjadi
ukuran dalam parangai dek masyarakaik Minangkabau, iyolah Sumbang jo Salah.
Sumbang adolah konsep untuak manyatokan parangai urang dalam bagaua nan bapotensi
manggiriang urang tu untuak babuek salah. Salah adolah konsep untuak mayatokan
tantang suatu parangai nan malangga aturan adaik ataupun Syara’ (Islam) secaro sadar
atau indak sadar. Apobilo sumbang bahubungan jo parangai atau kurenah nan alun dapek
dikanai jo sanksi hukum, sadangkan salah adolah parangai nan dapek dikanai sangsa
hukuman secaro pidana. Sacaro adaik urang Minangkabau malarang kaumnyo indak sajo
untuak babuek salah karano akan mambuek malu keluarga jo kaum, tapi juo manjauhannyo
sajak samulo dalam bantuak parangai nan dapek manggiriang urang Minangkabau untuak
babuek salah (sumbang), samacam tindakan “preventif”.
Konsep sumbang condong bahubungan arek jo sopan santun, etika atau tata krama
bagaua di antaro individu di dalam keluarga jo masyarakaik. Ciek di antaronyo adolah
manyangkuik adaik iolah hubungan antaro laki-laki jo padusi, antah inyo tu badunsanak
atau indak. Hal iko manunjuakan, sacaro adaik Minangkabau mampunyoi bateh-bateh
tatantu. Pambateh nantun dilakuan sabagai pamaga untuak manjauhi tajadinyo salah.
Adab Pargaulan di antaro anak laki-laki jo anak padusi, walaupun inyo tu ado hubungan
dunsanak sakalipun, mastilah dalam bateh indak manimbuan sumbang. Urang nan
malangga sumbang ko disabuik “urang nan indak baradaik”, “indak tau di nan ampek”.
Ukuran sumbang adolah salah cando - buruak rupo (indak sasuai jo kelaziman). Ado duo
baleh macam sumbang menuruik adaik Minangkabau.
Ka duo baleh sumbang tu pado pokoknyo mambimbiang urang Minangkabau, tarutamo
untuak padusi, supayo harago dirinyo tajago jo elok. Ajaran sumbang duobaleh nantun
basandikan kapado ajaran ugamo Islam nan disabuik sabagai pabuatan fasiak atau
maksiat. Ajaran Islam nan barasa dari al-Quran dan Sunnah Rasulullah Salallahu ‘Alaihi
wassalam malarang umaiknyo untuak mandakek i zina, mandakek sajo alah di larang
dalam ugamo apolai mangarajoannyo, sasuai jo Firman Allah SWT dalam Al Quran surat ka
Tujuah Baleh (17) ayaik ka tigo puluah duo (32) nan aratinyo :
”Dan janlah angkau mandakeki zina, (zina) nantun sungguah suatu karajo ino, dan
suatu jalan nan buruak.“
Ugamo Islam maajaan ka satiok anak laki-laki untuak manahan pandangan jo kamaluannyo
supayo indak babuek zina sasuai jo firman Allah SWT dalam Al Qur’an surek Annur (24)
ayik ka 30 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado urang laki-laki nan baiman: “supayo inyo manjago
pandangannyo jo mamaliharo kamaluannyo, nan takah nantun labiah suci dek inyo.
Sungguah Allah Maha Mangayahui apo nan inyo karajooan”.
Bak nantun jo untuak urang padusi, di sampiang inyo dianjua an untuak manahan
pandangannyo taradok lawan janih, juo disuruah untuak menutuik auratnyo samo
karuduang sarato mamakai baju Kuruang. Baju Kuruang Basiba misalnyo, sahinggo indak
taliek bagian-bagian tubuahnyo nan rancak tu. Al Qur’an manyabuik an sabagai “parhiasan”
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surek An Nur (24) ayaik ka 31 nan aratinyo:
“Kecekanlah kapado sado padusi nan baiman supayo inyo manjago pandangannyo
(pancaliakannyo), dan mamaliharo kamaluannyo dan janlah mampacaliakan
parhisannyo (auratnyo), kacuali nan biaso tacaliak. Dan andaknyo inyo manutuikan
kain karuduang ka dadonyo, dan janlah manampakan auratnyo, kacuali kapado
suaminyo, atau ayahnyo atau ayah suaminyo atau anak laki-lakinyo atau anak-anak
atau saudaro-saudaro laki-lakinyo atau anak-anak laki-laki saudaro laki-lakinyo atau
anak-anak atau padusi-padusi sasamo baugamo Islam, atau hamba sahaya nan inyo
punyoi, atau palayan-palayan laki-laki (tuo) nan indak punyo kainginan (kapado
padusi), atau anak-anak nan alun mangarati tantang aurat padusi. Dan janlah
maantakan kakinyo supayo dikataui parhiasan nan inyo andok an. Dan batobaiklah
kalian kasadonyo kapado Allah, oi urang-urang nan baiman supayo kalian
baruntuang”
Dek kareno nantun, untuak manjago supayo urang tu, antah inyo laki-laki atau padusi,
supayo indak sampai tajarumuih ka dalam maksiat, Islam manganjurkan supayo urang-
urang nan alah mampu kawin untuak sacapeknyo menikah dan nan alun mampu supayo
menjago dirinyo. Setiok urang nan mampunyai kalabihan kamampuan materi dianjuan
untuak mambantu nan lainnyo supayo dapek nikah sacaro sah sasuai jo firman Allah SWT
dalam Al Qur’an surek 24 ayaik 32 nan aratinyo
“Dan nikahkanlah urang-urang nan masih mambujang di antaro kalian, dan urang-
urang nan layak (manikah) dari budak-budak kalian nan lali-laki jo padusi. Jikok
urang tu bansaik, Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo KaruniaNyo. Dan
Allah mahaluas (pambarianNyo), Maha Mangatahui”.
Al Qur’an surek 24 ayaik 33, nan aratinyo:
“Dan urang urang nan indak mampu manikah andaklah manjago kasucian (dirinyo),
sampai Allah maagiah kamampuan kapado urang tu jo kurnia-Nyo. Dan jikok budak
nan kalian punyoi maninginan pajanjian (bebas), andaklah kalian buek pajanjian jo
inyo, jikok kalian mangatahui ado kabaikan padonyo, dan agiahanlah ka inyo
sabagian dari arato Allah nan dikaruniaan -Nyo kapado kalian, dan janlah kalian paso
budak nan padusi untuak manjadi palacur, sadangkan inyo mainginan kasucian,
karano kalian andak mancari kauntungan iduik duniawi. Siapo sajo nan mamasonyo
(budak nan padusi), mako sungguah Allah Maha Pangampun, Maha Panyayang (ka
inyo) sasudah inyo di paso”.
Bilo dilangga katantuan-katantuan sarupo nan alah dijalehan di ateh dapek diancam jo
hukuman nan barek. Di dalam Adaik Minangkabau disabuik an adonyo hukuman buang
sepanjang adaik. Urang nan malakukan kasalahan dalam bantuak palanggaran susila
(mamaluan, tarutamo babuek zina) akan dikalua an dari kaanggotaan kaum sakaliguih
diusia dari kampuang halaman nan basangkutan. Nan partamo punyo hak maagiah
hukumanko iolah kaum atau suku dari urang nan babuek kasalahan tu, sadangkan kaum
atau suku lain bakawajiban untuak mandukuang atau mampakuaik hukuman tu. Manuruik
Navis (1984), ado ampek tingkek atau macam hukuman buang dalam masyarakaik
Minangkabau, sabagai barikuik:
1. Buang siriah, adolah mangucian urang nan mambuek salah tu dari kaumnyo surang, jo
konsekuensi hak jo kawajiban taradok kaumnyo dicabuik, sarato kawajiban kaumnyo
taradok inyo dicabuik pulo;
2. Buang biduak, nantun mangucian urang dek saluruah kaum nan ado dalam tampek inyo
tingga;
3. Buang tingkarang, nantun tindakan pangusiran dari tampek tingganyo;
4. Buang daki, berupo pangusiran urang dari tampek inyo tingga sarato diambiak sacaro
paso saluruah harato bandonyo untuak kamudian diagiahan kepado panderita
kajahatannyo (korban).
B. Pambagian Sumbang duo baleh
Adaik Minangkabau alah manatokan sakurang-kurangnyo ado 12 macam sumbang, nan
disabuik jo sumbang duo baleh, nantun:
1. Sumbang Duduak
2. Sumbang Tagak
3. Sumbang Diam
4. Sumbang Bajalan
5. Sumbang Kato
6. Sumbang Caliak
7. Sumbang Pakai
8. Sumbang Bagaua
9. Sumbang Makan
10. Sumbang Tanyo
11. Sumbang Jawek
12. Sumbang Kurenah
Foklor Sumbang Duobaleh adolah samacam panyampaian pasan dalam bantuak puitisasi
atau patatah petitih nan disampaiaan sacaro lisan dek tim. Jumlah pamain sabanyak 14
urang. Nan tadiri dari surang nan batindak sabagai Mamak (Pangulu) dan surang lai
sabagai Niniak (Bundo Kanduang) sarato 12 urang anggota tim nan batindak sebagai Puti
Bungsu.
Pakaian Tim iko disasuaikan jo pakaian Adaik di Minangkabau. Mamak bapakaian Datuak
sakurangnyo babaju guntiang cino jo sarawa batiak, pakai kopiah saru saruang bugih.
Niniak bapakaian Bundo Kanduang sadangkan Puti Bungsu bapakaian Baju Kuruang
Basiba jo jilbab nan sarasi.
1. Hantaran kato dek Mamak (sabagai mamak datuak) :
“Katahuilah nak, kok indak dek buku tiok rueh, indak sambilu malampisi, haram baguno
buluah bambu, mako bak nantun juo padusi, nan manjadi rueh jo buku di dirinyo indak lah
lain indak lah bukan sapado dari budi, sadangkan sambilunyo adolah malu. Padusi indak
babudi ibarat bambu indak ba rueh, alun tasingguang nyo lah ratak, baru tagisia nyo lah
pacah, padusi tak punyo malu bak buluah ilang sambilu, bangun lamah tanago rapuah,
hilang kepribadian, pupuih sumangaik jati diri, indak ba power indak wibawa. Mangko kok
budi lungga indak ba pasak, malu tipih mangulik dasun, cayia lah martabat padusi, abih
tuah binaso diri. Dek sabab karano nantun nak, supayo iduik taguah ba rueh, nak nyo
batuah ba sambilu, jauahi pantang cilakonyo, sumbang duo baleh rang namokan.
Nantunlah timbangan akhlak, standar moral ukuran nilai, sapanjang Adaik sopan santun.”
“Adopun nan dimukasuik jo kato sumbang, iyolah suatu laku perbuatan, nan buruak tacacek
tarcalo, tapi alun sampai kapado salah. Kato padanan dari sumbang nantun jangga,
sanjang ataupun sonsang. Atau istilah populer masa kini “kurang etis”, bandel, norak jo
urakan, kalau bahaso di pasaran, kurang aja, indak baradaik, bak baruak harago tigo tali,
mantiko… na’udzubillahiminzalik. (baco basamo-samo, muko digeleng-gelengan)”
Nah, cubo simak jo danga elok-elok yo pasan bundo kanduang ko disampaian dek Puti
Bungsu:
3. Payampaian dari Tim Puti Bungsu:
Puti Bungsu I:
“Sumbang duduak.
Duduak sopan untuak padusi Minangkabau iyolah basimpuah.
ijan sakali-kali duduak baselo cando laki-laki,
nan paliang tacelak bana kalua mancangkuang
atau mancongkong sabalah lutuik batagakan
sarupo urang duduak di lapau.
Kok duduak di bangku kurisi, rapek an paho arek-arek,
manyampiang agak salayang.
Malu awak kok mamakai orok singkek,
indak tahu jo di nan ampek kecek urang.
Nyampang kok duduak babonceng ijan mangangkang,
manjajok di pandang urang.
Jiko awak laki-laki ijan duduk basimpuah lo
bantuak anak padusi,
duduaklah baselo, tagak an pungguang
supayo gagah nampaknyo”.
Puti Bungsu II
“Sumbang tagak. Usah panagak tantang pintu
atau di janjang turun naiak,
usah panagak tapi labuah kalau tak ado nan dinanti,
sumbang tagak jo laki-laki,
apolai bukan jo muhrim,
konon pulo ba rundiang-rundiang sambia tagak.”
Puti Bungsu III
“Sumbang jalan.
Bajalan musti ba kawan,
paliang kurang jo paja ketek,
kalau padusi bajalan surang,
saibaraik alang-alang lapeh, jatuah merek turun harago,
randah pandangan laki-laki.
Usah bajalan ba gageh-gageh,
malasau mandongkak-dongkak,
co ayam gadih ka batalua, usah…
tapi bajalanlah siganjua lalai,
pado tampuah suruik nan labiah,
alu tataruang patah tigo,
samuik tapijak indak mati,
aratinyo lamah lambuik, gemulai tapi tegas,
kok bajalan ba samo gadang, jan babanja ma ampang labuah,
agak’i urang di bulakang,
kok bajalan jo urang tuo atau jo urang laki-laki,
awak ma iriang di bulakang,
bak nantunlah adaik ka dipakai.”
Puti Bungsu IV
“Sumbang Kato.
Bakatolah jo lunak lambuik,
duduak an etongan ciek-ciek,
nak paham urang mukasuiknyo,
sumbang bana dek padusi barundiang co murai batu
bak aia sarasah tajun, rumik lah urang mamiliahi.
Kalau rang tuo sadang mangecek, pantang mamotong bicaronyo, nantikan dulu sudah2,
baru dijawab patuik dijawek,
didakek urang sadang makan usah mangecek nan kumuah2,
pai manjanguak urang sakik usah carito urang mati,
kurang baiak kurang tapuji manunggu utang di nan rami,
manhyabuik harimau di tangah hutan,
bak nantun ajaran sopan santun”
Puti Bungsu V
“Sumbang Caliak.
Kurang taratik rang padusi kok pamana pancaliak jauah,
pamadok arah ka bulakang,
pamatuik-matuik diri surang, sumbang namonyo.
Nyampang awak pai ba tandang,
pajinak stek incek mato tu jan manjala sapanuah ruang,
sabantuak urang manyalidiak,
kok awak manjadi tuan rumah,
usah pancaliak ka jam tangan,
tasingguang urang sadang duduak,
nantun ma usia caro aluih,
mangecek jo laki-laki, bia dunsanak atau famili
usah pamadok tanang2,
manantang bola matonyo, indak buliah…
tapi buanglah pandang ka nan lain,
manakua caliak ka bawah.”
Puti Bungsu VI
“Sumbang Makan.
Makan sambia tagak, kunyah kenyoh sapanjang jalan.
manguyah tutuikkan muluik, jan tadanga capak dek urang,
sabab nan makan mancapak-capak,
bangso si lupak jo si samuik,
kuranglah sopan jo taratik,
kalau mahota sambia makan caro si bule dalam pilem.
Kok awak makan jo tangan, angkek nasi jo ujuang tangan,
suok nan usah gadang2.
manambuahkan nasi agak2, bia acok asakan saketek,
jan sampai piriang balanjuang,
biasokan mancuci tangan, manuangkan aia dalam piriang,
jo kida manjambo galeh,
minum sataguak taguak ketek,
tahan sandao jan nyo lapeh.
Nyampang awak makan basendok,
jan balago sendok jo garpu, badariang kanai di gigi,
dima salasai makan beko,
tungkuikkan sendok jo garapu,
kalau lataknyo tatilantang tandonyo makan alun kanyang
ataupun kurang samalero,
Jan sendok disilang nantun simbol ugamo rang lain.
tasingguang urang punyo alek.
Nah… paratikan bana tu nak kanduang…
jan randah pandangan urang.”
Puti Bungsu VII
“Sumbang Pakai.
Babaju jan sampik-sampik,
nak jan nampak rasio tubuah, dima bukik dima lurahnyo,
dima taluak tanjuang baliku
jadi tontonan laki-laki,
usah pulo talampau jarang, nan tipih nan tabuak pandang,
konon tasimbah ateh bawah, usah…
Satantang mode jo potongan,
sasuaikanlah jo bantuak badan,
sarasikan jo ragi kain,
buliah sajuak pandangan mato.
Dek kulik ayah nan manurun,
kulik nan karak-karak anguih,
mako warno piliah nan agak amba,
krem jadih, pucuak pun buliah, birunyo nan talua asin,
putiahnyo nan abu-abu,
usah dipakai baju sirah piak,
dendeng balado kecek urang,
badoso umaik karano awak.
Katampek urang kamatian pakai nan polos warno galok,
usah mamakai baju pontong nan ponggeang nampak katiak,
usah pulo babukak tenda mamakai gencu taba2,
kurang etis baso kininyo.”
Puti Bungsu VIII
“Sumbang Karajo.
Kakok karajo rang padusi sabateh nan ringan2,
nan mudah2, nan aluih2, manjaik jo manarawang,
kadapua masak mamasak manyusun paraboik rumah,
kok ka sawah batanam jo basiang, manyabik atau ma angin,
tapi jan mabajak jo mairiak,
bak nantunpun karajo parak, sakadar marambah manyisiak-nyisiak, mangulik manabang
pisang,
jangga bana dek rang padusi kalau mamanjek bagayuik-gayuik manabang mangabuang
kayu.
Puti Bungsu IX
“Sumbang Tanyo.
Ado papatah mangatokan, barundiang sasudah makan,
batanyo salapeh arak,
aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah tamah,
jo hormat silahkan duduak,
sasudah nantun latakkan aia suruah minum,
salasai minum agak sataguak,
raso lah cukuik istirahat,
baru tanyokan mukasuiknyo, apo sangajo kadaitangan,
caro tata krama moderennyo “apa nan bisa saya bantu”,
mako kasa lah bana budi awak,
alun ta acah ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo,
a tujuan datang kamari, indak buliah tu nak. indak buliah.
buruak angkuah namonyo awak.
Salain nan dari pado nantun, kok tamu awak sadang makan,
sumbanglah bana manayokan
“bara harago bareh kini” indak buliah tu,
nantun pantangan urang Minangkabau tu,
ciek lai,
kalau bajalan dalam hutan, usah batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang,
indak buliah,
kok masuak ka kampuang
pantang batanyo ka urang lapau,
lai mamak manjua sabuak,
atau mamintak tambah gulo stek mak, jan ..!
mati gadih kau dibueknyo piak,
indak buliah tu.”
Puti Bungsu X
“Sumbang Jawek.
Kalau ado urang batanyo, elok2 mambari jawab,
jan sampai urang tasingguang,
umpamo urang ka babalanjo batanyo ka tukang kain,
tukang kain ko anak gadih lo, a katonyo “bisa tigo ribu sameter piak ?”
dijawab dek urang kadai “ampek ribu awak tarimo pak, baok kamari bara ado”,
tibo pulo tanyo nan lain “luntur ndak diak ?”,
sambia malengah nyo manjawab
“pai batanyo ka pabrik pak, kami nan tau manjua an ko’,
nantun jawab sengkang namonyo tu nak,
buruk muncuang malayani urang,
cilako gadih mudo matah, jauah jodoh tinggi rasaki,
alamaik sansaro iduik awak, indak buliah..”
Puti Bungsu XI
“Sumbang Bagaua.
Indak buliah bagaua jo laki-laki
kalau awak sajo padusi surang
mancampua bakeh nan banyak,
sumbang bagaua samo gadang kalau bakumpua-kumpua
lalok batandang ka rumah urang kecuali ado keperluan,
dek awak tu anak gadih,
sumbang bagaua jo paja ketek,
sato manyuruak ba kuciang-kuciang
basimbang main kalereang
balari bakaja-kaja,
atau bapacaran bagaua lah sarupo laki bini,
ilia mudiak indak lakek lakang,
sarupo jawi jo lapiak buruak, sumbang tu…
Puti Bungsu XII
“Iko sumbang nan pangabisan,
namonyo Sumbang Kurenah.
Adopun nan dimukasuik jo kurenah,
iyolah galagat pambaoan, sipaik tabiat jo parangai
karakter kecek rang kini
sikap mental caro moderen.
Kurang etis kurang lah patuik
kalau babisiak baduo-duo sadangkan awak sadang batigo,
kurang lamak kurang lah elok
malucu mambuek garah
ma hota bakarikik an dalam manjanguak batakziah,
indak buliah galak mancaliak urang jatuah,
indak buliah manutuik iduang di tangah urang rami,
atau kuok mangango laweh2,
tamasuak juo sumbang kurenah,
mangakok jo tangan kida,
saumpamo manjambo jo manampuang, manunjuak atau maimbau, malambai-lambai dari
jauah.
Indak pandai manenggang raso sumbang juo tu namonyo,
mako dari nantun, kok awak mambali durian,
kuliknyo usah dikaka nak, jan serakkan bijo di laman, pikia kan urang di subalah, luko kaki
lukolah iduang luko di batin nan manyeso, badantiang tali silaturrahmi…”
Penutuik dari Mamak
“Nah… nantunlah inyo sumbang duo baleh tu…
susunan Cati Bilang Pandai,
buah ranungan awak basamo,
utang niniak jo mamak manyampaian,
kok lai tapakai ta amakan, mulialah diri,
suri nan ka di tanun dalam kampuang, tapuji di masyarakaik,
kami lah sato jo tuahnyo,
tapi nyampang lalu indaknyo singgah,
inggok nan haram tampek bakeh, bak aia jatuah ka pasia, mako malanglah
badan niniak sarato mamak, nasihat tabuang buruak sajo.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (basama-samo)
Lampiran
A Integrasi Materi Nilai-nilai Karakter Bangsa, Agama dan Budaya Minang.
no
Nilai karakter
5 Kerja keras Mujahadah (bersungguh- Nak kayo kuek mancari, nak pandai kuek
sungguh baraja, nak mulia tapek-i janji, nak labo
namuah barugi
Jariah manantang buliah
6 Kreatif dan Tajdid (pembaharuan) Ndak kayu janjang dikapiang
Inovatif Ndak ameh bungka diasah,
Ndak rotan aka pun jadi
sambia manyalam minum aie
sambia badiang nasi masak,
kok tagak maninjau jarak,
sambia duduak marawuik ranjau,
7 Mandiri Mandiri Indak maangok kalua badan
Nafsiyah (jati diri)
8 Demokratis Musyawarah Tiok-tiok sesuatu nan kadiadokan paralu
di musyawarahkan.
Petitih adat.
“duduak surang basampik-sampik
Duduak basamo balapang-lapang,
Bulek ayia dek pambuluah,
Bulek kato jo Mufakat,”
“Kamanakan barajo ka mamak,
Mamak barajo ka pangulu,
Pangulu barajo ka Mufakaik, mufakat
barajo ka nan bana, Bana
badirisandirinyo”
“Bana” hanya di dasarkan (Alur, patuik,
raso, pareso, malu jo sopan) sebelum
Islam. Namun setelah Islam Bana di
kuatkan Ilmu Pengetahuan Moderen
ttg.Demokrasi serta nilai-nillai Al
Qur’an.dan Hadits (Syara’ mangato, adat
mamakai)
9 Rasa Ingin Himmah (keingin “Panakiak pisau sirawik,
Tahu tahuan) Ambiak galah batang lintabuang,
Salodang ambiak ka nyiru,
Nan satitiak jadikan lawik,
Nan sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadi guru”
10 Semangat Syu’ubiyah Suku ndak dapek diasak, gala ndak dapek
Kebangsaan (kebangsaan) dialiah, kampuang ndak dapek dituka.
11 Cinta Tanah Baldatun thayyibatun - Tagak kampuang mamaga kampuang,
Air wa rabbun ghafur tagak nagari mamaga nagari
(negeri yang - Hujan ameh di nagari urang, hujan batu
makmur dalam di nagari awak, namun kampuang takana
juo
pemiliharaan dan
ampunan Allah)
12 Menghargai Fastabiqul Khairat Kok manang jan manapuak dado, kok
Prestasi (berkompetisi dalam kalah jan manyasa.
kebaikan)
13 Bersahabat/ Ukhuwwah Nan tuo dihormati, nan ketek disayangi,
Komuniktif (persaudaraan samo gadang dibawo baiyo
14 Cinta Damai Mahabbah Kaluak paku kacang balimbiang
(cinta) tampuruang lenggang-lenggangkan dibao
nak urang ka Saruaso, anak dipangku
kamanakan dibimbiang urang kampuang
dipatenggangkan, jago nagari jan binaso.
- Raso dibawok naiak, pareso dibawok
turun.
15 Gemar Tadarrus (membaca Tadarrus (membaca tersurat)
Membaca tersurat) Tadabbur (membaca tersirat
Tadabbur (membaca
tersirat
16 Peduli Ishlah (melestarikan, jago nagari jan binaso, jago kampuang jan
Lingkungan tidak merusak tinggakan.
17 Peduli Sosial Ta’awun (tolong- Kaba baiak baimbauan, kaba buruak
menolong) bahambauan
18 Tanggung- Amanah (dapat Tangan mancancang bahu mamikue
jawab dipercaya) Barani karano bana takuik karano salah;