Anda di halaman 1dari 143

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)


TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Pelaksanaan POPM Kecacingan
(2059.008.010.055.A.)
TANGGAL BERANGKAT : ......................2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 1 (satu) Hari
LOKASI TUJUAN : Desa...........................................................
PEJABAT YANG DITEMUI : ...................................................................
NAMA PETUGAS PELAKSANA :
NIP :
PANGKAT, GOL. RUANG :

:
:
:

HASIL :
PERMASALAHAN :

Rekomendasi :

....................,....................2018

Mengetahui : Yang melaksanakan tugas


Kepala Puskesmas.........................

.............................................. .............................................
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Filariasis
(2059.008.010.053.E.)
TANGGAL BERANGKAT : 15 s/d 16 Maret 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Karawang
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Wawan Setiawan,SKM


NIP : 19660411 198903 1 003
Pangkat : Penata Tk. I / IIId

HASIL :
- Kabupaten Karawang pada tahun 2017 sudah menyelesaikan Pemberian Obat Pencegahan
Massal (POPM) Filariasis putaran ke 5 sehingga tahun 2018 ini akan melaksanakan Pre TAS,
Survei Prevalensi Kecacingan, Pertemuan OJT Deteksi Dini dan Tatalaksana kasus Filariasis.
Kalau hasil pre TAS Mikrofilaria Rate < 1 % maka bisa dilanjutkan ke TAS.
- Koordinasi dengan pengelola program Filariasis tentang persiapan kegiatan tersebut
termasuk pemilihan Desa Sentinel dan Spot Ceck. Untuk Desa Sentinel terpilih Desa
Payungsari dan desa Spot ceck 2 Desa di wilayah Puskesmas dengan Cakupan POPM
Filariasis rendah yaitu pada Puskesmas Pasirukem dan Puskesmas Wanakerta.
- Menyampaikan ke pengelola program Filariasis bahwa Kabupaten Karawang merupakan
daerah percepatan penanggulangan stunting dengan upaya Pemberian Obat Pencegahan
Massal (POPM) Kecacingan dengan sasaran usia 1 – 12 tahun selama 2 x/tahun selama 5
tahun. Kegiatan tersebut tidak ada dana Dekonsentrasi APBN sehingga dimohon mulai saat
ini untuk menyampaikan ke Kepala Puskesmas untuk menggunakan dana BOK.
- Menyampaikan ke petugas pengelola program bahwa sebelum dilaksanakan POPM
Kecacingan dalam upaya percepatan penanggulan stunting akan dilaksanakan survey
prevalensi kecacingan.
- Memberi arahan teknis tentang pendataan yang harus dilaksanakan Puskesmas untuk
kegiatan POPM Kecacingan termasuk system pencatatan dan pelaporan POPM Kecacingan.
- Menjelaskan system pelaporan POPM Kecacingan baik secara manual maupun dengan
menggunaka aplikasi e-filca.

PERMASALAHAN :
- Masih banyak dokter Puskesmas yang belum memahami gejala klinis Filariasis sehingga
sulit untuk menemukan kasus Filariasis pada tahap awal/akut.

- Belum banyak Petugas Puskesmas yang belum memiliki pengetahuan pada tatalaksana
kasus Filariasis sehingga tidak ada kunjungan rumah penderita untuk evaluasi
perkembangan klinis penderita.
- Data rekapitulasi POPM Filariasis di Kabupaten Karawang tidak terlihat cakupan POPM
Filariasis per Desa sehingga belum bisa memilih Desa yang Spot Ceck untuk kegiatan
Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria / Pre TAS.
- Kegiatan POPM Kecacingan untuk upaya penanggulangan percepatan stunting belum
dilakukan sosialisasi ke Kepala Puskesmas sehingga sulit untuk pelaksanaan POPM
Kecacingan pada Bulan April 2018.

Rekomendasi :
- Agar pengelola program Filariasis Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang melakukan
koordinasi dengan Puskesmas yang cakupan POPM Filariasisnya rendah sehingga bisa
ditentukan desa yang spot ceck.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dan Puskesmas sudah mulai melaksanakan
sosialisasi tentang pelaksanaan Survei Prevalensi Mikrofilaria sehingga ada kesadaran
masyarakat untuk diambil darahnya malam hari.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mengumpulkan data sasaran 1 – 12 tahun
untuk data dasar survey kecacingan.

Mengetahui : Bandung, 16 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wawan Setiawan,SKM
NIP. 19660411 198903 1 003
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Filariasis
(2059.008.010.053.E.)
TANGGAL BERANGKAT : 10 s/d 11 April 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Purwakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Heri Hermawan


NIP : 19810408 200801 1 003
Pangkat : Pengatur / IIc

HASIL :
- Kabupaten Purwakarta sampai dengan Tahun 2017 data kasus kronis Filariasis yang
ditemukan sebanyak 31 orang dan pada Bulan Maret 2018 ditemukan 1 kasus lagi di Desa
Tegalwaru dengan pembengkakan pada kaki kiri dan sudah terdapat nodul sehingga sudah
pada stadium 4.
- Saat ini baru beberapa Puskesmas yang melakukan follow up tatalaksana perawatan pada
penderita kronis, hal ini disebabkan kemampuan petugas untuk tatalaksana belum ada.
- Masih banyak dokter Puskesmas yang belum memahami gejala klinis dari Filariasis
sehingga mengalami kesulitan pada diagnose dan terapi yang ditindaklanjuti.
- Menjelaskan bahwa pada tahun ini akan melaksanakan Survei Prevalensi Mikrofilaria pada
Desa Tegal waru yang merupakan desa sentinel dan 1 Desa lagi yang akan dipilih dengan
cakupan POPM Filariasis paling rendah dan terjauh ( belum bisa terpilih karena data
cakupan POPM filariasis per Desa belum ada).
- Menjelaskan metode pengambilan darah tepi malam hari dengan metode pola 3 jalur.
- Kabupaten Purwakarta pada tahun ini akan melaksanakan POPM Filariasis pada putaran ke
empat sehingga untuk meningkatkan cakupan penduduk yang minum obat Filariasis
meminta ke Kepala Bidang P2P untuk pelaksanaan POPM Filariasis bisa dilaksanakan di
SD/MI.
- Masih ada beberapa Puskesmas yang cakupan POPM Filariasis pada tahun 2017 hanya
terbatas untuk memenuhi target POPM Filariasis sebesar 65% terutama pada wilayah
Puskesmas Koncara, hal ini memerlukan Monitoring dan Evaluasi dari Dinas Kesehatan
kabupaten yang lebih intensif.
- Kabupaten Purwakarta pada tahun 2017 ini tidak memiliki dana untuk pelaksanaan POPM
Filariasis jadi tetap mengharapkan anggaran dana dari Dekon APBN.

- Obat DEC belum didistribusikan oleh Pusat sementara Provinsi sudah mendistribusikan
obat sehingga DEC harus diambil oleh Kabupaten Purwakarta padahal dana pengambilan
obat di Kabupaten Purwakarta tidak ada.

PERMASALAHAN :
- Masih banyak dokter Puskesmas yang belum memahami gejala klinis Filariasis sehingga
sulit untuk menemukan kasus Filariasis pada tahap awal/akut.
- Belum banyak Petugas Puskesmas yang memiliki pengetahuan pada tatalaksana kasus
Filariasis sehingga tidak ada kunjungan rumah penderita untuk evaluasi perkembangan
klinis penderita.
- Data rekapitulasi POPM Filariasis di Kabupaten Purwakarta tidak terlihat cakupan POPM
Filariasis per Desa sehingga belum bisa memilih Desa yang Spot Ceck untuk kegiatan
Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria (midterm)

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta membuat surat edaran bahwa untuk
Pelaksanaan POPM Filariasis tahun 2018 dilaksanakan di Pos Minum Obat di masyarakat
dan di SD/MI.
- Agar pengelola program Filariasis Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta melakukan
koordinasi dengan Puskesmas yang cakupan POPM Filariasisnya rendah sehingga bisa
ditentukan desa yang spot ceck.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dan Puskesmas Tegalwaru sudah mulai
melaksanakan sosialisasi tentang pelaksanaan Survei Prevalensi Mikrofilaria sehingga ada
kesadaran masyarakat untuk diambil darahnya malam hari.
- Provinsi akan menyampaikan ke Subdit. Filariasis dan Kecacingan tentang pendistribusian
obat DEC dan Albendazole oleh Direktorat Oblik Kementerian kesehatan RI langsung ke
Kabupaten Purwakarta dan tidak mengalami keterlambatan waktu pengiriman.

Mengetahui : Bandung, 11 April 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Heri Hermawan
NIP. 19810408 200801 1 003
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

1. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

2. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

3. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva
4. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM
NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas
Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM
NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

5. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

6. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Filariasis
(2059.008.010.053.E.)
TANGGAL BERANGKAT : 15 s/d 16 Maret 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Karawang
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Wawan Setiawan,SKM


NIP : 19660411 198903 1 003
Pangkat : Penata Tk. I / IIId

HASIL :
- Kabupaten Karawang pada tahun 2017 sudah menyelesaikan Pemberian Obat Pencegahan
Massal (POPM) Filariasis putaran ke 5 sehingga tahun 2018 ini akan melaksanakan Pre TAS,
Survei Prevalensi Kecacingan, Pertemuan OJT Deteksi Dini dan Tatalaksana kasus Filariasis.
Kalau hasil pre TAS Mikrofilaria Rate < 1 % maka bisa dilanjutkan ke TAS.
- Koordinasi dengan pengelola program Filariasis tentang persiapan kegiatan tersebut
termasuk pemilihan Desa Sentinel dan Spot Ceck. Untuk Desa Sentinel terpilih Desa
Payungsari dan desa Spot ceck 2 Desa di wilayah Puskesmas dengan Cakupan POPM
Filariasis rendah yaitu pada Puskesmas Pasirukem dan Puskesmas Wanakerta.
- Menyampaikan ke pengelola program Filariasis bahwa Kabupaten Karawang merupakan
daerah percepatan penanggulangan stunting dengan upaya Pemberian Obat Pencegahan
Massal (POPM) Kecacingan dengan sasaran usia 1 – 12 tahun selama 2 x/tahun selama 5
tahun. Kegiatan tersebut tidak ada dana Dekonsentrasi APBN sehingga dimohon mulai saat
ini untuk menyampaikan ke Kepala Puskesmas untuk menggunakan dana BOK.
- Menyampaikan ke petugas pengelola program bahwa sebelum dilaksanakan POPM
Kecacingan dalam upaya percepatan penanggulan stunting akan dilaksanakan survey
prevalensi kecacingan.
- Memberi arahan teknis tentang pendataan yang harus dilaksanakan Puskesmas untuk
kegiatan POPM Kecacingan termasuk system pencatatan dan pelaporan POPM Kecacingan.
- Menjelaskan system pelaporan POPM Kecacingan baik secara manual maupun dengan
menggunaka aplikasi e-filca.

PERMASALAHAN :
- Masih banyak dokter Puskesmas yang belum memahami gejala klinis Filariasis sehingga
sulit untuk menemukan kasus Filariasis pada tahap awal/akut.

- Belum banyak Petugas Puskesmas yang belum memiliki pengetahuan pada tatalaksana
kasus Filariasis sehingga tidak ada kunjungan rumah penderita untuk evaluasi
perkembangan klinis penderita.
- Data rekapitulasi POPM Filariasis di Kabupaten Karawang tidak terlihat cakupan POPM
Filariasis per Desa sehingga belum bisa memilih Desa yang Spot Ceck untuk kegiatan
Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria / Pre TAS.
- Kegiatan POPM Kecacingan untuk upaya penanggulangan percepatan stunting belum
dilakukan sosialisasi ke Kepala Puskesmas sehingga sulit untuk pelaksanaan POPM
Kecacingan pada Bulan April 2018.

Rekomendasi :
- Agar pengelola program Filariasis Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang melakukan
koordinasi dengan Puskesmas yang cakupan POPM Filariasisnya rendah sehingga bisa
ditentukan desa yang spot ceck.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dan Puskesmas sudah mulai melaksanakan
sosialisasi tentang pelaksanaan Survei Prevalensi Mikrofilaria sehingga ada kesadaran
masyarakat untuk diambil darahnya malam hari.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mengumpulkan data sasaran 1 – 12 tahun
untuk data dasar survey kecacingan.

Mengetahui : Bandung, 16 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
Wawan Setiawan,SKM
NIP. 19660411 198903 1 003

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Filariasis
(2059.008.010.053.E.)
TANGGAL BERANGKAT : 15 s/d 16 Maret 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Karawang
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Wawan Setiawan,SKM


NIP : 19660411 198903 1 003
Pangkat : Penata Tk. I / IIId

HASIL :
- Kabupaten Karawang pada tahun 2017 sudah menyelesaikan Pemberian Obat Pencegahan
Massal (POPM) Filariasis putaran ke 5 sehingga tahun 2018 ini akan melaksanakan Pre TAS,
Survei Prevalensi Kecacingan, Pertemuan OJT Deteksi Dini dan Tatalaksana kasus Filariasis.
Kalau hasil pre TAS Mikrofilaria Rate < 1 % maka bisa dilanjutkan ke TAS.
- Koordinasi dengan pengelola program Filariasis tentang persiapan kegiatan tersebut
termasuk pemilihan Desa Sentinel dan Spot Ceck. Untuk Desa Sentinel terpilih Desa
Payungsari dan desa Spot ceck 2 Desa di wilayah Puskesmas dengan Cakupan POPM
Filariasis rendah yaitu pada Puskesmas Pasirukem dan Puskesmas Wanakerta.
- Menyampaikan ke pengelola program Filariasis bahwa Kabupaten Karawang merupakan
daerah percepatan penanggulangan stunting dengan upaya Pemberian Obat Pencegahan
Massal (POPM) Kecacingan dengan sasaran usia 1 – 12 tahun selama 2 x/tahun selama 5
tahun. Kegiatan tersebut tidak ada dana Dekonsentrasi APBN sehingga dimohon mulai saat
ini untuk menyampaikan ke Kepala Puskesmas untuk menggunakan dana BOK.
- Menyampaikan ke petugas pengelola program bahwa sebelum dilaksanakan POPM
Kecacingan dalam upaya percepatan penanggulan stunting akan dilaksanakan survey
prevalensi kecacingan.
- Memberi arahan teknis tentang pendataan yang harus dilaksanakan Puskesmas untuk
kegiatan POPM Kecacingan termasuk system pencatatan dan pelaporan POPM Kecacingan.
- Menjelaskan system pelaporan POPM Kecacingan baik secara manual maupun dengan
menggunaka aplikasi e-filca.

PERMASALAHAN :
- Masih banyak dokter Puskesmas yang belum memahami gejala klinis Filariasis sehingga
sulit untuk menemukan kasus Filariasis pada tahap awal/akut.

- Belum banyak Petugas Puskesmas yang belum memiliki pengetahuan pada tatalaksana
kasus Filariasis sehingga tidak ada kunjungan rumah penderita untuk evaluasi
perkembangan klinis penderita.
- Data rekapitulasi POPM Filariasis di Kabupaten Karawang tidak terlihat cakupan POPM
Filariasis per Desa sehingga belum bisa memilih Desa yang Spot Ceck untuk kegiatan
Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria / Pre TAS.
- Kegiatan POPM Kecacingan untuk upaya penanggulangan percepatan stunting belum
dilakukan sosialisasi ke Kepala Puskesmas sehingga sulit untuk pelaksanaan POPM
Kecacingan pada Bulan April 2018.

Rekomendasi :
- Agar pengelola program Filariasis Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang melakukan
koordinasi dengan Puskesmas yang cakupan POPM Filariasisnya rendah sehingga bisa
ditentukan desa yang spot ceck.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dan Puskesmas sudah mulai melaksanakan
sosialisasi tentang pelaksanaan Survei Prevalensi Mikrofilaria sehingga ada kesadaran
masyarakat untuk diambil darahnya malam hari.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mengumpulkan data sasaran 1 – 12 tahun
untuk data dasar survey kecacingan.

Mengetahui : Bandung, 16 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
Wawan Setiawan,SKM
NIP. 19660411 198903 1 003

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

7. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

8. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
Deden Ibrahim Hasan,SKM
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

9. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

10. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.
PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Kecacingan
(2059.008.010.055.B.)
TANGGAL BERANGKAT : 6 s/d 7 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Tasikmalaya
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Aan Hermawan,S.Kom


NIP : 19810514 200901 1 001
Pangkat : Pengatur / IIc

HASIL :
- Menyampaikan Kebijakan Kementerian Kesehatan RI bahwa Provinsi Jawa Barat terdapat
13 Kabupaten/Kota dengan angka stunting mengalami peningkatan sebesar 37,2%
sehingga harus dilakukan percepatan penanggulangan stunting dengan Pemberian Obat
Pencegahan Kecacingan pada usia 1 – 12 tahun selama 2 kali setahun dan Ibu Hamil anemi
dilakukan pemeriksaan faeces apabila terdeteksi adanya kecacingan diberikan obat
Albendazole pada trismester ke dua.
- Menjelaskan dosis pemberian untuk usia 12 – 23 bulan diberi Albendazole 200 mg atau ½
tablet dan pada usia 2 – 12 tahun diberi Albendazole 400 mg atau 1 tablet.
- Menyampaikan kegiatan POPM Kecacingan percepatan penanggulangan Stunting, pada
tahun 2018 terdapat 10 Kabupaten/Kota yang mendapat dana Dekonsentrasi tahun
anggaran 2018, dengan kegiatan sebagai berikut :
o Pertemuan Advokasi POPM Kecacingan dengan peserta lintas sector dan
stageholder terkait.
o Pertemuan Sosialisasi Lintas Program POPM Kecacingan dengan peserta petugas
pengelola program Puskesmas.
o Pelaksanaan POPM Kecacingan untuk 8 Kab/Kota
o Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan
- Memberi arahan teknis perencanaan kebutuhan obat Albendazole yaitu 22.7% x 1.1 x
jumlah penduduk x 2 kali/tahun sehingga kebutuhan obat Albendazole yang harus tersedia
sebanyak 3.130 tablet pada tahun 2018.
- Memberi arahan teknis ke petugas P2M tentang teknis Pelaksanaan POPM Kecacingan
dengan sasaran usia 1 – 5 tahun bisa terintegrasi dengan Vitamin A pada bulan Februari
sedangkan usia 5 – 6 tahun bisa dilaksanakan pada saat pelaksanaan UKS di PAUD/TK dan
usia 6 – 12 tahun pada saat penjaringan kesehatan anak dan pada saat pelayanan UKS di
SD/MI.
- Koordinasi dengan Kepala Bidang P2P dan Kasie P2PM tentang jadwal pelaksanaan
kegiatan Pertemuan untuk mendukung pelaksanaan POPM Kecacingan.
- Koordinasi tentang pelaksanaan pemeriksaan faeces untuk ibu hamil anemi akan dilakukan
di UPT Laboratorium Kesehatan Daerah.
- Memberi arahan teknis tentang mekanisme pengajuan dana dekonsentrasi dan
pertanggung jawaban administrasi.
- Memberikan arahan teknis tentang format pendataan dan pelaporan POPM Kecacingan
secara manual. Untuk pelaporan secara aplikasi e-filca akan diadakan pelatihan bagi
petugas pengelola program.
- Memberikan arahan teknis tentang penemuan kasus Filariasis dan Kecacingan, apabila
ditemukan kasus kronis Filariasis atau Kecacingan agar melapor dengan menggunakan
format Penyelidikan Epidemioogi.

PERMASALAHAN :
- Petugas pengelola program Filariasis di Kabupaten Tasikmlaya baru sehingga perlu
mendapat bimbingan teknis tentang kegiatan POPM Kecacingan.
- Terdapat Puskesmas yang jauh dari Kabupaten sehingga untuk pengiriman faeces akan
dibicarakan lebih lanjut pada saat Pertemuan Advokasi POPM Kecacingan.
- TIdak adanya dukungan dana APBD Kabupaten Tasikmalaya untuk pelaksanaan POPM
Kecacingan, yang ada operasional teknis petugas Puskesmas dengan dana BOK,
sementara dana untuk operasional teknis pelaksanaan POPM Kecacingan sangat terbatas.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya bisa membuat Surat Edaran ke
Puskesmas supaya melakukan revisi kegiatan BOK untuk kegiatan Pertemuan Koordinasi
POPM Kecacingan Tk. Kecamatan dalam upaya intervensi stunting sehingga Lintas Sektor
dan Stekeholder terkait bisa memberi dukungan POPM Kecacingan serta untuk
operasional teknis kegiatan POPM Kecacingan.
- Agar pembiayaan DAK yang digunakan untuk pengadaan Albendazole bisa digunakan
untuk pengadaan Albendazole syrop sehingga bisa untuk sasaran anak 12 – 23 bulan.
- Agar Kementerian Kesehatan bisa melakukan bimbingan teknis dan monev terkait kegiatan
POPM Kecacingan intervensi stunting.

Mengetahui : Bandung, 7 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas
Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM
NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Aan Hermawan
NIP. 19810514 200901 1 001

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Filariasis
(2059.008.010.053.E.)
TANGGAL BERANGKAT : 8 s/d 9 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Kuningan
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan
Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
Pangkat : -

HASIL :
- Menghadap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan bahwa pada tahun 2018
Kabupaten Kuningan masih mendapat pembiayaan POPM Filariasis dari dana Dekonsentrasi
APBN Tahun 2018 sebesar ± Rp. 2.5 Milyar, sehingga perlu persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Kuningan untuk mendelegasikan kewenangannya dari Kepala Dinas
Kesehatan ke Kepala Bidang P2P untuk pencairan dana dan penandatanganan pertanggung
jawaban administrasi keuangan. Rekening yang digunakan untuk pencairan dana membuat
rekening kegiatan dengan specimen penanda tanganan petugas pengelola program
diketahui Kepala Bidang P2P.
- Menyampaikan Kebijakan Kementerian Kesehatan RI bahwa Provinsi Jawa Barat terdapat
13 Kabupaten/Kota dengan angka stunting mengalami peningkatan sebesar 37,2%
sehingga harus dilakukan percepatan penanggulangan stunting dengan Pemberian Obat
Pencegahan Kecacingan pada usia 1 – 12 tahun selama 2 kali setahun berturut-turut
selama 5 tahun dan Ibu Hamil anemi dilakukan pemeriksaan faeces apabila terdeteksi
adanya kecacingan diberikan obat Albendazole pada trismester ke dua.
- Menjelaskan dosis pemberian untuk usia 12 – 23 bulan diberi Albendazole 200 mg atau ½
tablet dan pada usia 2 – 12 tahun diberi Albendazole 400 mg atau 1 tablet.
- Menyampaikan kegiatan POPM Filariasis yang mendapat dana Dekonsentrasi tahun
anggaran 2018, dengan kegiatan sebagai berikut :
o Pertemuan Koordinasi POPM Filariasis dengan peserta Kepala Puskesmas, lintas
sektor dan stageholder terkait.
o Pertemuan Sosialisasi Lintas Program POPM Filariasis dengan peserta petugas
pengelola program Puskesmas.

o Pertemuan Koordinasi Rumah Sakit


o Tatalaksana kasus Filariasis
o Pertemuan Sosialisasi POPM Filariasis Tingkat Kecamatan
o Wokshop Peningkatan Kapasitas Tenaga Pelaksana Eliminasi Filariasis
o Pelaksanaan POPM untuk 2 Kabupaten yaitu Kab. Kuningan dan Kab. Purwakarta
o Pertemuan Evaluasi POPM Filariasis
- Berhubung Kabupaten Kuningan tidak mendapat dana untuk POPM Kecacingan sehingga
pada saat Pertemuan POPM Filariasis dapat dimasukkan materi tentang POPM Kecacingan.
- Memberi arahan teknis perencanaan kebutuhan obat Albendazole yaitu 22.7% x 1.1 x
jumlah penduduk x 2 kali/tahun sehingga kebutuhan obat Albendazole yang harus tersedia
sebanyak 3.130 tablet pada tahun 2018.
- Memberi arahan teknis ke petugas P2M tentang teknis Pelaksanaan POPM Kecacingan
dengan sasaran usia 1 – 5 tahun bisa terintegrasi dengan Vitamin A pada bulan Februari
sedangkan usia 5 – 6 tahun bisa dilaksanakan pada saat pelaksanaan UKS di PAUD/TK dan
usia 6 – 12 tahun pada saat penjaringan kesehatan anak dan pada saat pelayanan UKS di
SD/MI.
- Koordinasi dengan Kepala Bidang P2P dan Kasie P2PM tentang jadwal pelaksanaan
kegiatan Pertemuan untuk mendukung pelaksanaan POPM Filariasis.
- Koordinasi ke Puskesmas Kuningan dan Puskesmas Ciawi Gebang untuk koordinasi
pelaksanaan pemeriksaan faeces pada ibu hamil anemi bisa dilaksanakan di Ciawigebang,
berdasar data di Puskesmas Ciawigebang pada tahun 2017 jumlah Ibu Hamil anemi
sebanyak 106 orang sedangkan s/d Februari 2018 terdapat Ibu Hamil anemi sebanyak 25
orang, Puskesmas Ciawigebang memiliki Analis sehingga bisa melakukan pemeriksaan
faeces dengan rujukan dari beberapa Puskesmas terdekat. Kabupaten mendata Puskesmas
yang memiliki Analis sehingga dibentuk Puskesmas rujukan pemeriksaan faeces bisa sesuai
dengan korwil yang ada saat ini yang terpenting laboratorium Puskesmas memiliki
mikroskop yang masih berfungsi. Untuk pemeriksaan faeces dengan metode kato keitz
akan dilakukan pelatihan pada saat pertemuan peningkatan kapasitas pengendalian
kecacingan di Provinsi.
- Memberi arahan teknis tentang mekanisme pengajuan dana dekonsentrasi dan
pertanggung jawaban administrasi.
- Memberikan arahan teknis tentang format pendataan dan pelaporan POPM Kecacingan
secara manual. Untuk pelaporan secara aplikasi e-filca akan diadakan pelatihan bagi
petugas pengelola program.
- Memberikan arahan teknis tentang penemuan kasus Filariasis dan Kecacingan, apabila
ditemukan kasus kronis Filariasis atau Kecacingan agar melapor dengan menggunakan
format Penyelidikan Epidemioogi.
- Kabupaten Kuningan akan ada Survei Prevalensi Mikrofilaria (midterm) pada 5 Desa untuk
Desa Sentinel yaitu Desa Mungkal Datar, Desa Purwawinangun, Desa Sindang Jaya dan 2
Desa dengan cakupan POPM Filariasis pada tahun 2017 akan dilakukan survey lokasi
terlebih dahulu.

PERMASALAHAN :
- Petugas pengelola program Filariasis di Kabupaten Kuningan masih baru sehingga perlu
mendapat bimbingan teknis tentang kegiatan POPM Kecacingan.
- Terdapat Puskesmas yang jauh dari Kabupaten sehingga untuk pemeriksan faeces akan
dibentuk beberapa Puskesmas sebagai rujukan untuk Puskesmas terdekat tetapi petugas
Analis Puskesmas belum memiliki kemampuan untuk pemeriksaan faeces dengan metode
kato keitz.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan kabupaten Kuningan membentuk Team Pelaksana POPM Filariasis
dan Kecacingan untuk memperkuat pelaksanaan kegiatan di Kabupaten Kuningan.
- Agar Kabupaten Kuningan membuat Surat Edaran ke Puskesmas untuk melakukan revisi
anggaran BOK sehingga pertemuan Koordinasi POPM Kecacingan bisa dilaksanakan di
Tingkat Kecamatan.

- Agar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan melakukan advokasi ke Bupati dan
Bappeda sehingga pembiayaan POPM Filariasis dan Kecacingan pada tahun 2019 bisa
dari dana APBD Kabupaten Kuningan.

Mengetahui : Bandung, 9 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim,SKM

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Filariasis
(2059.008.010.053.E.)
TANGGAL BERANGKAT : 01 s/d 02 Maret 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Cianjur
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
Pangkat : -

HASIL :
- Kabupaten Cianjur bukan merupakan daerah endemis Filariasis, saat ini kasus kronis yang
ditemukan sebanyak 12 orang, pada bulan februari 2018 ditemukan suspect Filariasis an.
Ny. Ato Romani usia 64 tahun dengan alamat KH.Hasyim Ashari RT 03 RW 11 Kelurahan
Solok Pandan Cianjur Kota, penderita mengalami pembengkakan pada tungkai kiri, dengan
gejala klinis yang tidak dirasakan. Sebulan yang lalu mengalami kencang pada kaki dan
pembengkakan semakin besar, nyeri kaki, terdapat jamur pada sela-sela jari kaki, kaki
mengalami radang memerah dan setelah hilang radangnya pada kaki sebelah kiri terjadi
pengelupasan kulit, Pada kaki sebelah kiri sudah terjadi lipatan dangkal. Sehingga
penderita sudah pada stadium 3.
- Memberi arahan teknis kepada Petugas pengelola program Filariasis Puskesmas dan
keluarga penderita untuk menjaga personal hygiene dengan tatalaksana perawatan :
o Membersihkan kaki yang bengkak secara rutin setiap hari sekali pada saat sore hari.
o Membersihkan luka dan memberi salep antifungi pada sela-sela jari yang terdapat
jamur
o Melakukan larihan/exercise pada kaki yang bengkak
o Melakukan pembalutan pada kaki yang bengkak.
o Melakukan elevasi/menininggikan kaki yang bengkak sehingga aliran limfe dapat
berjalan lancar.
- Menyampaikan kepada Kepala Bidang bahwa dalam upaya penanggulangan stunting agar
Ibu Hamil dengan anemi dilakukan pemeriksaan faeces, apabila terdeteksi kecacingan
diberikan Albendazole trismester ke 2. Untuk kegiatan pemeriksaan faeces bisa
dilaksanakan pada beberapa Puskesmas yang memiliki petugas Analis sebagai tempat
rujukan bagi Puskesmas lainnya. Untuk biaya pemeriksaan ditanggung Puskesmas.
Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan petugas pada pemeriksaan faeces akan
diikutkan pada Pertemuan Peningkatan Kapasitas Petugas tentang pengendalian
kecacingan yang akan dilaksanakan oleh Provinsi.
- Menyampaikan kepada Kepala Seksi P2P dan Pengelola program Filariasis bahwa pada
tahun 2018 terdapat dana kegiatan untuk mendukung POPM Kecacingan dengan
melaksanakan kegiatan Pertemuan Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi
Lintas Program, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan,
dana tersebut bersumber dana Dekonsentrasi APBN.
- Menjelaskan mekanisme pencairan dana dan bentuk pertanggungjawaban administrasi.
- Menjelaskan system pelaporan POPM Kecacingan baik secara manual maupun dengan
menggunaka aplikasi e-filca.

PERMASALAHAN :
- Masih banyak dokter Puskesmas yang belum memahami gejala klinis Filariasis sehingga
sulit untuk menemukan kasus Filariasis pada tahap awal/akut.
- Belum banyak Petugas Puskesmas yang memiliki pengetahuan pada tatalaksana kasus
Filariasis sehingga tidak ada kunjungan rumah penderita untuk evaluasi perkembangan
klinis penderita.
Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan kabupaten Cianjur merencanakan OJT Tatalaksana Kasus ke
petugas Puskesmas karena masih banyak petugas pengelola program Filariasis yang
belum bisa mendeteksi secara dini dan melakukan tatalaksana perawatan kasus kronis
Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dapat mengadakan pertemuan dengan petugas
Puskesmas untuk menyampaikan pelaporan Filariasis dan kecacingan dengan aplikasi on
line (e-filca).
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur melaksanakan Survei Darah Jari pada
masyarakat sekitar penderita untuk mengetahui ada tidaknya mikrofilaria di Desa tersebut.

Mengetahui : Bandung, 2 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim,SKM
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

11. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

12. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

13. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

14. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
Deden Ibrahim Hasan,SKM
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
Wisye Hadiani

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

15. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

16. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Kecacingan
(2059.008.010.055.B.)
TANGGAL BERANGKAT : 6 s/d 7 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Tasikmalaya
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Aan Hermawan,S.Kom


NIP : 19810514 200901 1 001
Pangkat : Pengatur / IIc

HASIL :
- Menyampaikan Kebijakan Kementerian Kesehatan RI bahwa Provinsi Jawa Barat terdapat
13 Kabupaten/Kota dengan angka stunting mengalami peningkatan sebesar 37,2%
sehingga harus dilakukan percepatan penanggulangan stunting dengan Pemberian Obat
Pencegahan Kecacingan pada usia 1 – 12 tahun selama 2 kali setahun dan Ibu Hamil anemi
dilakukan pemeriksaan faeces apabila terdeteksi adanya kecacingan diberikan obat
Albendazole pada trismester ke dua.
- Menjelaskan dosis pemberian untuk usia 12 – 23 bulan diberi Albendazole 200 mg atau ½
tablet dan pada usia 2 – 12 tahun diberi Albendazole 400 mg atau 1 tablet.
- Menyampaikan kegiatan POPM Kecacingan percepatan penanggulangan Stunting, pada
tahun 2018 terdapat 10 Kabupaten/Kota yang mendapat dana Dekonsentrasi tahun
anggaran 2018, dengan kegiatan sebagai berikut :
o Pertemuan Advokasi POPM Kecacingan dengan peserta lintas sector dan
stageholder terkait.
o Pertemuan Sosialisasi Lintas Program POPM Kecacingan dengan peserta petugas
pengelola program Puskesmas.
o Pelaksanaan POPM Kecacingan untuk 8 Kab/Kota
o Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan
- Memberi arahan teknis perencanaan kebutuhan obat Albendazole yaitu 22.7% x 1.1 x
jumlah penduduk x 2 kali/tahun sehingga kebutuhan obat Albendazole yang harus tersedia
sebanyak 3.130 tablet pada tahun 2018.
- Memberi arahan teknis ke petugas P2M tentang teknis Pelaksanaan POPM Kecacingan
dengan sasaran usia 1 – 5 tahun bisa terintegrasi dengan Vitamin A pada bulan Februari
sedangkan usia 5 – 6 tahun bisa dilaksanakan pada saat pelaksanaan UKS di PAUD/TK dan
usia 6 – 12 tahun pada saat penjaringan kesehatan anak dan pada saat pelayanan UKS di
SD/MI.
- Koordinasi dengan Kepala Bidang P2P dan Kasie P2PM tentang jadwal pelaksanaan
kegiatan Pertemuan untuk mendukung pelaksanaan POPM Kecacingan.
- Koordinasi tentang pelaksanaan pemeriksaan faeces untuk ibu hamil anemi akan dilakukan
di UPT Laboratorium Kesehatan Daerah.
- Memberi arahan teknis tentang mekanisme pengajuan dana dekonsentrasi dan
pertanggung jawaban administrasi.
- Memberikan arahan teknis tentang format pendataan dan pelaporan POPM Kecacingan
secara manual. Untuk pelaporan secara aplikasi e-filca akan diadakan pelatihan bagi
petugas pengelola program.
- Memberikan arahan teknis tentang penemuan kasus Filariasis dan Kecacingan, apabila
ditemukan kasus kronis Filariasis atau Kecacingan agar melapor dengan menggunakan
format Penyelidikan Epidemioogi.

PERMASALAHAN :
- Petugas pengelola program Filariasis di Kabupaten Tasikmlaya baru sehingga perlu
mendapat bimbingan teknis tentang kegiatan POPM Kecacingan.
- Terdapat Puskesmas yang jauh dari Kabupaten sehingga untuk pengiriman faeces akan
dibicarakan lebih lanjut pada saat Pertemuan Advokasi POPM Kecacingan.
- TIdak adanya dukungan dana APBD Kabupaten Tasikmalaya untuk pelaksanaan POPM
Kecacingan, yang ada operasional teknis petugas Puskesmas dengan dana BOK,
sementara dana untuk operasional teknis pelaksanaan POPM Kecacingan sangat terbatas.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya bisa membuat Surat Edaran ke
Puskesmas supaya melakukan revisi kegiatan BOK untuk kegiatan Pertemuan Koordinasi
POPM Kecacingan Tk. Kecamatan dalam upaya intervensi stunting sehingga Lintas Sektor
dan Stekeholder terkait bisa memberi dukungan POPM Kecacingan serta untuk
operasional teknis kegiatan POPM Kecacingan.
- Agar pembiayaan DAK yang digunakan untuk pengadaan Albendazole bisa digunakan
untuk pengadaan Albendazole syrop sehingga bisa untuk sasaran anak 12 – 23 bulan.
- Agar Kementerian Kesehatan bisa melakukan bimbingan teknis dan monev terkait kegiatan
POPM Kecacingan intervensi stunting.

Mengetahui : Bandung, 7 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Aan Hermawan
NIP. 19810514 200901 1 001
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Filariasis
(2059.008.010.053.E.)
TANGGAL BERANGKAT : 8 s/d 9 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Kuningan
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan
Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
Pangkat : -

HASIL :
- Menghadap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan bahwa pada tahun 2018
Kabupaten Kuningan masih mendapat pembiayaan POPM Filariasis dari dana Dekonsentrasi
APBN Tahun 2018 sebesar ± Rp. 2.5 Milyar, sehingga perlu persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Kuningan untuk mendelegasikan kewenangannya dari Kepala Dinas
Kesehatan ke Kepala Bidang P2P untuk pencairan dana dan penandatanganan pertanggung
jawaban administrasi keuangan. Rekening yang digunakan untuk pencairan dana membuat
rekening kegiatan dengan specimen penanda tanganan petugas pengelola program
diketahui Kepala Bidang P2P.
- Menyampaikan Kebijakan Kementerian Kesehatan RI bahwa Provinsi Jawa Barat terdapat
13 Kabupaten/Kota dengan angka stunting mengalami peningkatan sebesar 37,2%
sehingga harus dilakukan percepatan penanggulangan stunting dengan Pemberian Obat
Pencegahan Kecacingan pada usia 1 – 12 tahun selama 2 kali setahun berturut-turut
selama 5 tahun dan Ibu Hamil anemi dilakukan pemeriksaan faeces apabila terdeteksi
adanya kecacingan diberikan obat Albendazole pada trismester ke dua.
- Menjelaskan dosis pemberian untuk usia 12 – 23 bulan diberi Albendazole 200 mg atau ½
tablet dan pada usia 2 – 12 tahun diberi Albendazole 400 mg atau 1 tablet.
- Menyampaikan kegiatan POPM Filariasis yang mendapat dana Dekonsentrasi tahun
anggaran 2018, dengan kegiatan sebagai berikut :
o Pertemuan Koordinasi POPM Filariasis dengan peserta Kepala Puskesmas, lintas
sektor dan stageholder terkait.
o Pertemuan Sosialisasi Lintas Program POPM Filariasis dengan peserta petugas
pengelola program Puskesmas.

o Pertemuan Koordinasi Rumah Sakit


o Tatalaksana kasus Filariasis
o Pertemuan Sosialisasi POPM Filariasis Tingkat Kecamatan
o Wokshop Peningkatan Kapasitas Tenaga Pelaksana Eliminasi Filariasis
o Pelaksanaan POPM untuk 2 Kabupaten yaitu Kab. Kuningan dan Kab. Purwakarta
o Pertemuan Evaluasi POPM Filariasis
- Berhubung Kabupaten Kuningan tidak mendapat dana untuk POPM Kecacingan sehingga
pada saat Pertemuan POPM Filariasis dapat dimasukkan materi tentang POPM Kecacingan.
- Memberi arahan teknis perencanaan kebutuhan obat Albendazole yaitu 22.7% x 1.1 x
jumlah penduduk x 2 kali/tahun sehingga kebutuhan obat Albendazole yang harus tersedia
sebanyak 3.130 tablet pada tahun 2018.
- Memberi arahan teknis ke petugas P2M tentang teknis Pelaksanaan POPM Kecacingan
dengan sasaran usia 1 – 5 tahun bisa terintegrasi dengan Vitamin A pada bulan Februari
sedangkan usia 5 – 6 tahun bisa dilaksanakan pada saat pelaksanaan UKS di PAUD/TK dan
usia 6 – 12 tahun pada saat penjaringan kesehatan anak dan pada saat pelayanan UKS di
SD/MI.
- Koordinasi dengan Kepala Bidang P2P dan Kasie P2PM tentang jadwal pelaksanaan
kegiatan Pertemuan untuk mendukung pelaksanaan POPM Filariasis.
- Koordinasi ke Puskesmas Kuningan dan Puskesmas Ciawi Gebang untuk koordinasi
pelaksanaan pemeriksaan faeces pada ibu hamil anemi bisa dilaksanakan di Ciawigebang,
berdasar data di Puskesmas Ciawigebang pada tahun 2017 jumlah Ibu Hamil anemi
sebanyak 106 orang sedangkan s/d Februari 2018 terdapat Ibu Hamil anemi sebanyak 25
orang, Puskesmas Ciawigebang memiliki Analis sehingga bisa melakukan pemeriksaan
faeces dengan rujukan dari beberapa Puskesmas terdekat. Kabupaten mendata Puskesmas
yang memiliki Analis sehingga dibentuk Puskesmas rujukan pemeriksaan faeces bisa sesuai
dengan korwil yang ada saat ini yang terpenting laboratorium Puskesmas memiliki
mikroskop yang masih berfungsi. Untuk pemeriksaan faeces dengan metode kato keitz
akan dilakukan pelatihan pada saat pertemuan peningkatan kapasitas pengendalian
kecacingan di Provinsi.
- Memberi arahan teknis tentang mekanisme pengajuan dana dekonsentrasi dan
pertanggung jawaban administrasi.
- Memberikan arahan teknis tentang format pendataan dan pelaporan POPM Kecacingan
secara manual. Untuk pelaporan secara aplikasi e-filca akan diadakan pelatihan bagi
petugas pengelola program.
- Memberikan arahan teknis tentang penemuan kasus Filariasis dan Kecacingan, apabila
ditemukan kasus kronis Filariasis atau Kecacingan agar melapor dengan menggunakan
format Penyelidikan Epidemioogi.
- Kabupaten Kuningan akan ada Survei Prevalensi Mikrofilaria (midterm) pada 5 Desa untuk
Desa Sentinel yaitu Desa Mungkal Datar, Desa Purwawinangun, Desa Sindang Jaya dan 2
Desa dengan cakupan POPM Filariasis pada tahun 2017 akan dilakukan survey lokasi
terlebih dahulu.

PERMASALAHAN :
- Petugas pengelola program Filariasis di Kabupaten Kuningan masih baru sehingga perlu
mendapat bimbingan teknis tentang kegiatan POPM Kecacingan.
- Terdapat Puskesmas yang jauh dari Kabupaten sehingga untuk pemeriksan faeces akan
dibentuk beberapa Puskesmas sebagai rujukan untuk Puskesmas terdekat tetapi petugas
Analis Puskesmas belum memiliki kemampuan untuk pemeriksaan faeces dengan metode
kato keitz.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan kabupaten Kuningan membentuk Team Pelaksana POPM Filariasis
dan Kecacingan untuk memperkuat pelaksanaan kegiatan di Kabupaten Kuningan.
- Agar Kabupaten Kuningan membuat Surat Edaran ke Puskesmas untuk melakukan revisi
anggaran BOK sehingga pertemuan Koordinasi POPM Kecacingan bisa dilaksanakan di
Tingkat Kecamatan.

- Agar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan melakukan advokasi ke Bupati dan
Bappeda sehingga pembiayaan POPM Filariasis dan Kecacingan pada tahun 2019 bisa
dari dana APBD Kabupaten Kuningan.

Mengetahui : Bandung, 9 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim,SKM
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

17. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

18. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

19. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

20. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM
Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM
NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Kecacingan
(2059.008.010.055.B.)
TANGGAL BERANGKAT : 6 s/d 7 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Tasikmalaya
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis
NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM
NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Aan Hermawan,S.Kom


NIP : 19810514 200901 1 001
Pangkat : Pengatur / IIc

HASIL :
- Menyampaikan Kebijakan Kementerian Kesehatan RI bahwa Provinsi Jawa Barat terdapat
13 Kabupaten/Kota dengan angka stunting mengalami peningkatan sebesar 37,2%
sehingga harus dilakukan percepatan penanggulangan stunting dengan Pemberian Obat
Pencegahan Kecacingan pada usia 1 – 12 tahun selama 2 kali setahun dan Ibu Hamil anemi
dilakukan pemeriksaan faeces apabila terdeteksi adanya kecacingan diberikan obat
Albendazole pada trismester ke dua.
- Menjelaskan dosis pemberian untuk usia 12 – 23 bulan diberi Albendazole 200 mg atau ½
tablet dan pada usia 2 – 12 tahun diberi Albendazole 400 mg atau 1 tablet.
- Menyampaikan kegiatan POPM Kecacingan percepatan penanggulangan Stunting, pada
tahun 2018 terdapat 10 Kabupaten/Kota yang mendapat dana Dekonsentrasi tahun
anggaran 2018, dengan kegiatan sebagai berikut :
o Pertemuan Advokasi POPM Kecacingan dengan peserta lintas sector dan
stageholder terkait.
o Pertemuan Sosialisasi Lintas Program POPM Kecacingan dengan peserta petugas
pengelola program Puskesmas.
o Pelaksanaan POPM Kecacingan untuk 8 Kab/Kota
o Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan
- Memberi arahan teknis perencanaan kebutuhan obat Albendazole yaitu 22.7% x 1.1 x
jumlah penduduk x 2 kali/tahun sehingga kebutuhan obat Albendazole yang harus tersedia
sebanyak 3.130 tablet pada tahun 2018.
- Memberi arahan teknis ke petugas P2M tentang teknis Pelaksanaan POPM Kecacingan
dengan sasaran usia 1 – 5 tahun bisa terintegrasi dengan Vitamin A pada bulan Februari
sedangkan usia 5 – 6 tahun bisa dilaksanakan pada saat pelaksanaan UKS di PAUD/TK dan
usia 6 – 12 tahun pada saat penjaringan kesehatan anak dan pada saat pelayanan UKS di
SD/MI.
- Koordinasi dengan Kepala Bidang P2P dan Kasie P2PM tentang jadwal pelaksanaan
kegiatan Pertemuan untuk mendukung pelaksanaan POPM Kecacingan.
- Koordinasi tentang pelaksanaan pemeriksaan faeces untuk ibu hamil anemi akan dilakukan
di UPT Laboratorium Kesehatan Daerah.
- Memberi arahan teknis tentang mekanisme pengajuan dana dekonsentrasi dan
pertanggung jawaban administrasi.
- Memberikan arahan teknis tentang format pendataan dan pelaporan POPM Kecacingan
secara manual. Untuk pelaporan secara aplikasi e-filca akan diadakan pelatihan bagi
petugas pengelola program.
- Memberikan arahan teknis tentang penemuan kasus Filariasis dan Kecacingan, apabila
ditemukan kasus kronis Filariasis atau Kecacingan agar melapor dengan menggunakan
format Penyelidikan Epidemioogi.

PERMASALAHAN :
- Petugas pengelola program Filariasis di Kabupaten Tasikmlaya baru sehingga perlu
mendapat bimbingan teknis tentang kegiatan POPM Kecacingan.
- Terdapat Puskesmas yang jauh dari Kabupaten sehingga untuk pengiriman faeces akan
dibicarakan lebih lanjut pada saat Pertemuan Advokasi POPM Kecacingan.
- TIdak adanya dukungan dana APBD Kabupaten Tasikmalaya untuk pelaksanaan POPM
Kecacingan, yang ada operasional teknis petugas Puskesmas dengan dana BOK,
sementara dana untuk operasional teknis pelaksanaan POPM Kecacingan sangat terbatas.
Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya bisa membuat Surat Edaran ke
Puskesmas supaya melakukan revisi kegiatan BOK untuk kegiatan Pertemuan Koordinasi
POPM Kecacingan Tk. Kecamatan dalam upaya intervensi stunting sehingga Lintas Sektor
dan Stekeholder terkait bisa memberi dukungan POPM Kecacingan serta untuk
operasional teknis kegiatan POPM Kecacingan.
- Agar pembiayaan DAK yang digunakan untuk pengadaan Albendazole bisa digunakan
untuk pengadaan Albendazole syrop sehingga bisa untuk sasaran anak 12 – 23 bulan.
- Agar Kementerian Kesehatan bisa melakukan bimbingan teknis dan monev terkait kegiatan
POPM Kecacingan intervensi stunting.

Mengetahui : Bandung, 7 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Aan Hermawan
NIP. 19810514 200901 1 001

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Filariasis
(2059.008.010.053.E.)
TANGGAL BERANGKAT : 8 s/d 9 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Kuningan
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan
Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Petugas Pengelola Program P2 Filariasis

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
Pangkat : -

HASIL :
- Menghadap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan bahwa pada tahun 2018
Kabupaten Kuningan masih mendapat pembiayaan POPM Filariasis dari dana Dekonsentrasi
APBN Tahun 2018 sebesar ± Rp. 2.5 Milyar, sehingga perlu persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Kuningan untuk mendelegasikan kewenangannya dari Kepala Dinas
Kesehatan ke Kepala Bidang P2P untuk pencairan dana dan penandatanganan pertanggung
jawaban administrasi keuangan. Rekening yang digunakan untuk pencairan dana membuat
rekening kegiatan dengan specimen penanda tanganan petugas pengelola program
diketahui Kepala Bidang P2P.
- Menyampaikan Kebijakan Kementerian Kesehatan RI bahwa Provinsi Jawa Barat terdapat
13 Kabupaten/Kota dengan angka stunting mengalami peningkatan sebesar 37,2%
sehingga harus dilakukan percepatan penanggulangan stunting dengan Pemberian Obat
Pencegahan Kecacingan pada usia 1 – 12 tahun selama 2 kali setahun berturut-turut
selama 5 tahun dan Ibu Hamil anemi dilakukan pemeriksaan faeces apabila terdeteksi
adanya kecacingan diberikan obat Albendazole pada trismester ke dua.
- Menjelaskan dosis pemberian untuk usia 12 – 23 bulan diberi Albendazole 200 mg atau ½
tablet dan pada usia 2 – 12 tahun diberi Albendazole 400 mg atau 1 tablet.
- Menyampaikan kegiatan POPM Filariasis yang mendapat dana Dekonsentrasi tahun
anggaran 2018, dengan kegiatan sebagai berikut :
o Pertemuan Koordinasi POPM Filariasis dengan peserta Kepala Puskesmas, lintas
sektor dan stageholder terkait.
o Pertemuan Sosialisasi Lintas Program POPM Filariasis dengan peserta petugas
pengelola program Puskesmas.

o Pertemuan Koordinasi Rumah Sakit


o Tatalaksana kasus Filariasis
o Pertemuan Sosialisasi POPM Filariasis Tingkat Kecamatan
o Wokshop Peningkatan Kapasitas Tenaga Pelaksana Eliminasi Filariasis
o Pelaksanaan POPM untuk 2 Kabupaten yaitu Kab. Kuningan dan Kab. Purwakarta
o Pertemuan Evaluasi POPM Filariasis
- Berhubung Kabupaten Kuningan tidak mendapat dana untuk POPM Kecacingan sehingga
pada saat Pertemuan POPM Filariasis dapat dimasukkan materi tentang POPM Kecacingan.
- Memberi arahan teknis perencanaan kebutuhan obat Albendazole yaitu 22.7% x 1.1 x
jumlah penduduk x 2 kali/tahun sehingga kebutuhan obat Albendazole yang harus tersedia
sebanyak 3.130 tablet pada tahun 2018.
- Memberi arahan teknis ke petugas P2M tentang teknis Pelaksanaan POPM Kecacingan
dengan sasaran usia 1 – 5 tahun bisa terintegrasi dengan Vitamin A pada bulan Februari
sedangkan usia 5 – 6 tahun bisa dilaksanakan pada saat pelaksanaan UKS di PAUD/TK dan
usia 6 – 12 tahun pada saat penjaringan kesehatan anak dan pada saat pelayanan UKS di
SD/MI.
- Koordinasi dengan Kepala Bidang P2P dan Kasie P2PM tentang jadwal pelaksanaan
kegiatan Pertemuan untuk mendukung pelaksanaan POPM Filariasis.
- Koordinasi ke Puskesmas Kuningan dan Puskesmas Ciawi Gebang untuk koordinasi
pelaksanaan pemeriksaan faeces pada ibu hamil anemi bisa dilaksanakan di Ciawigebang,
berdasar data di Puskesmas Ciawigebang pada tahun 2017 jumlah Ibu Hamil anemi
sebanyak 106 orang sedangkan s/d Februari 2018 terdapat Ibu Hamil anemi sebanyak 25
orang, Puskesmas Ciawigebang memiliki Analis sehingga bisa melakukan pemeriksaan
faeces dengan rujukan dari beberapa Puskesmas terdekat. Kabupaten mendata Puskesmas
yang memiliki Analis sehingga dibentuk Puskesmas rujukan pemeriksaan faeces bisa sesuai
dengan korwil yang ada saat ini yang terpenting laboratorium Puskesmas memiliki
mikroskop yang masih berfungsi. Untuk pemeriksaan faeces dengan metode kato keitz
akan dilakukan pelatihan pada saat pertemuan peningkatan kapasitas pengendalian
kecacingan di Provinsi.
- Memberi arahan teknis tentang mekanisme pengajuan dana dekonsentrasi dan
pertanggung jawaban administrasi.
- Memberikan arahan teknis tentang format pendataan dan pelaporan POPM Kecacingan
secara manual. Untuk pelaporan secara aplikasi e-filca akan diadakan pelatihan bagi
petugas pengelola program.
- Memberikan arahan teknis tentang penemuan kasus Filariasis dan Kecacingan, apabila
ditemukan kasus kronis Filariasis atau Kecacingan agar melapor dengan menggunakan
format Penyelidikan Epidemioogi.
- Kabupaten Kuningan akan ada Survei Prevalensi Mikrofilaria (midterm) pada 5 Desa untuk
Desa Sentinel yaitu Desa Mungkal Datar, Desa Purwawinangun, Desa Sindang Jaya dan 2
Desa dengan cakupan POPM Filariasis pada tahun 2017 akan dilakukan survey lokasi
terlebih dahulu.

PERMASALAHAN :
- Petugas pengelola program Filariasis di Kabupaten Kuningan masih baru sehingga perlu
mendapat bimbingan teknis tentang kegiatan POPM Kecacingan.
- Terdapat Puskesmas yang jauh dari Kabupaten sehingga untuk pemeriksan faeces akan
dibentuk beberapa Puskesmas sebagai rujukan untuk Puskesmas terdekat tetapi petugas
Analis Puskesmas belum memiliki kemampuan untuk pemeriksaan faeces dengan metode
kato keitz.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan kabupaten Kuningan membentuk Team Pelaksana POPM Filariasis
dan Kecacingan untuk memperkuat pelaksanaan kegiatan di Kabupaten Kuningan.
- Agar Kabupaten Kuningan membuat Surat Edaran ke Puskesmas untuk melakukan revisi
anggaran BOK sehingga pertemuan Koordinasi POPM Kecacingan bisa dilaksanakan di
Tingkat Kecamatan.

- Agar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan melakukan advokasi ke Bupati dan
Bappeda sehingga pembiayaan POPM Filariasis dan Kecacingan pada tahun 2019 bisa
dari dana APBD Kabupaten Kuningan.

Mengetahui : Bandung, 9 Maret 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
Deden Ibrahim,SKM

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

21. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

22. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM

PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

23. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

24. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.
PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Filariasis dan Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis Pengendalian Kecacingan
(2059.008.010.055.B.)
TANGGAL BERANGKAT : 30 s/d 31 Januari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Cianjur
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Seksi P2PM
Kepala Puskesmas Sukamahi
Kepala Puskesmas Sindang Kerta

NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

HASIL :
- Mendampingi Kementerian Kesehatan RI untuk melakukan pengumpulan data dasar
intervensi penanggulangan stunting di Kabupaten Cirebon.
- Hari I melakukan Pertemuan Upaya Penanggulangan Stunting dengan Lintas Sektor Terkait
dan Stakeholder di Kabupaten Cirebon dengan paparan dari Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat bahwa besaran masalah kekurangan Gizi di Indonesia sebesar 10,2% Bayi di
Indonesia lahir dengan BB rendah (<2.500 gram), 19.6% Balita di Indonesia memiliki BB
yang tidak sesuai dengan usianya (GIzi kurang), 37.2% Balita di Indonesia memiliki tinggi
badan yang tidak sesuai dengan usianya (pendek/stunting).
- Untuk upaya penanggulangan Stunting sangat diperlukan lintas sektor dalam upaya
intervensi Gizi sensitif :
o BPS terkait penguatan dan sinkronisasi data sasaran per desa.
o BPJS terkait penguatan data pemegang Kartu KIS dan PBI per – desa lokus stunting.
o BKKBN terkait penguatan program KB & Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja.
o Kementerian terkait fortifikasi bahan pangan & ketahanan pangan
o KemenDes & Pembangunan Daerah Tertinggal terkait pemanfaatan dana desa dan
penggerakan potensi desa.
o Bappenas, KemePuPERA, Kemendagri dan Dinas Pekerjaan Umum terkait perbaikan
sarana, pra sarana & penyediaan akses pada air bersih.
o Kementerian Perdagangan dan Perindustrian terkait fortifikasi garam, food labeling.
o BPOM terkait keamanan dan standardisasi pangan
o Kemendikbud terkait advokasi dan sosialisasi program intervensi stunting di kalangan
pelajar dan lingkungan sekolah, sosialisasi gizi seimbang di PAUD.
o Kemen Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak terkait Pemberdayaan Ibu
dalam persiapan pemenuhan PMT dan KIE stunting.
- Memberi arahan ke petugas P2M Puskesmas Sukamahi terkait dengan penanggulangan
stunting bahwa Kabupaten Cianjur harus melakukan Pemberian Obat Pencegahan Massal
(POPM) Kecacingan 2 kali dalam 1 tahun pada sasaran usia 1 – 12 tahun.
- Memberi arahan teknis perencanaan kebutuhan obat Albendazole yaitu 22.7% x 1.1 x
jumlah penduduk x 2 kali/tahun sehingga kebutuhan obat Albendazole yang harus tersedia
sebanyak 3.130 tablet pada tahun 2018.
- Saat ini di Puskesmas Sukamahi ketersediaan Albendazole 3.442 tablet sehingga obat
tersebut sudah mencukupi dari kebutuhan POPM Kecacingan dengan sasaran jumlah anak
usia 1 – 12 tahun yang minum obat cacing 1.565 orang.
- Obat Albendazole yang dialokasikan untuk kebutuhan Kab. Cianjur sebanyak 1.024.500
tablet.
- Melakukan kunjungan di Puskesmas Sindang Kerta untuk melakukan Assesment data dasar
terkait dengan intervensi stunting.
- Di Puskesmas Sindangkerta jumlah sasaran minum obat cacing sebanyak 4.114 orang
dengan ketersedian kosong sementara kebutuhan sebanyak 4.525 tablet
- Memberi arahan teknis ke petugas P2M tentang teknis Pelaksanaan POPM Kecacingan
dengan sasaran usia 1 – 5 tahun bisa terintegrasi dengan Vitamin A pada bulan Februari
sedangkan usia 5 – 6 tahun bisa dilaksanakan pada saat pelaksanaan UKS di PAUD/TK dan
usia 6 – 12 tahun pada saat penjaringan kesehatan anak dan pada saat pelayanan UKS di
SD/MI.

PERMASALAHAN :
- Belum ada penugasan dari Kepala Puskesmas untuk menunjuk yang mengkoordinir
kegiatan POPM Kecacingan.
- Belum dilakukan Sosialisasi Advokasi POPM Kecacingan pada lintas sector terkait tingkat
Kecamatan.
- Ketersediaan sarana untuk pemeriksaan faeces pada Ibu Hamil masih sangat kurang dan
petugas Analis di Puskesmas tidak ada jadi sample harus dikirim ke UPT Laboratorium
Kesehatan Daerah Kab. Cianjur.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur bisa melaksanakan Sosialisasi POPM
Kecacingan ke Kepala Puskesmas dan Lintas Program terkait tentang intervensi stunting.
- Agar Puskesmas bisa melakukan revisi kegiatan BOK untuk kegiatan Pertemuan
Koordinasi POPM Kecacingan dalam upaya intervensi stunting Tk. Kecamatan sehingga
Lintas Sektor dan Stekeholder terkait bisa memberi dukungan POPM Kecacingan.
- Agar Kementerian Kesehatan bisa melakukan bimbingan teknis dan monev terkait kegiatan
POPM Kecacingan intervensi stunting.

Mengetahui : Bandung, 31 Januari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2018

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2063)
OUTPUT : Penyusunan Rencana Program

SUB OUTPUT : Penyusunan Revisi RKA-KL


MAKSUD PERJALANAN DINAS : Melakukan Revisi RKA-KL (2063.055.D)
TANGGAL BERANGKAT : 1 s/d 2 Februari 2018
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kementerian Kesehatan RI Jakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : - Staf Subdit Filariasis dan Kecacingan
- Staf Bagian PI
- Kasubag, Anggaran Bagian Program dan Informasi

25. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / Iva

26. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan desk pada Revisi RKA-KL karena ada penambahan kegiatan POPM Kecacingan
dalam upaya intervensi stunting sebesar Rp. 1.080.757.000,- .
- Melakukan desk awal dengan staf Subdit. Filariasis dan Kecacinga terkait kegiatan
penambahan POPM Kecacingan intervensi stunting untuk 2 lokasi yaitu Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sumedang yang meliputi Pertemuan Persiapan POPM Kecacingan, Pertemuan
Advokasi POPM Kecacingan, Pertemuan Sosialisasi POPM Kecacingan, Peningkatan
Kapasitas Kader dalam upaya POPM Kecacingan, Pelaksanaan POPM Kecacingan dan
Pertemuan Evaluasi POPM Kecacingan.
- Karena daerah intervensi stunting di Jawa Barat terdapat 13 Kab/Kota sedangkan yang
mendapat pembiayaan dengan dana DIPA hanya untuk 10 Kabupaten/Kota sehingga dana
tambahan POPM Kecacingan intervensi stunting yang semula untuk 2 Kabupaten menjadi 3
Kabupaten.
- Dilakukan revisi untuk pertemuan workshop peningkatan kapasitas kader pada POPM
Kecacingan dilaksanakan di 10 Puskesmas pada 3 Kabupaten, sehingga penyelenggaraan
workshop bukan dilaksanakan di Kabupaten.
- Setelah revisi RKA KL di Subdit Filariasis & Kecacingan melakukan desk ke Sub. Anggaran
Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P untuk mendapatkan pengesahan ADK Revisi
yang akhirnya dengan total pagu kegiatan Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan sebesar Rp. 9.520.064.000,- setelah ditambah dengan Kegiatan POPM
Kecacngan intervensi stunting untuk 3 Kab/Kota sebesar Rp. 1.080.757.000,-
- Setelah mendapatkan persetujuan dari Bagian Program dan Informasi Dirjen P2P
dilanjutkan desk dengan Roren dan ada beberapa yang harus direvisi seperti belanja ATK
masuk pada belanja bahan bukan belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi karena
pada umumnya pertemuan dilakukan di Kabupaten sehingga pengadaan ATK nya oleh
Kabupaten yang bersangkutan, panitia tidak ada untuk setiap pertemuan, kalau peserta
pertemuan > 200 orang baru bisa ada panitia yang dapat diberi honorarium.

PERMASALAHAN :
- Belum adanya Petunjuk Teknis untuk pelaksanaan POPM Kecacingan dalam upaya
intervensi Stunting.
- Kegiatan POPM Kecacingan intervensi stunting baru bisa dilaksanakan setelah DIPA revisi
diterbitkan sementara kegiatan POPM Kecacingan harus dilaksanakan pada Kabupaten
Cianjur pada Bulan Februari 2018.
- Pada saat mendapatkan informasi adanya dana tambahan untuk kegiatan intervensi
stunting tidak terdapat surat secara resmi hanya melalui telephon sehingga menu-menu
yang disampaikan hanya sekilas tidak terinci jelas jadi pada saat desk dengan Subdit.
Filariasis dan Kecacingan baru dilakukan revisi.

Rekomendasi :
Apabila ada Kebijakan baru Kementerian Kesehatan RI agar dipersiapkan jauh hari sebelum
adanya penyusunan anggaran untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan bisa segera
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Mengetahui : Bandung, 2 Februari 2018


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 14 s/d 15 Desember 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Cirebon
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Seksi P2PM
Pengelola Program P2 Filarisis

1. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Widyawati,SKM,M.Kes


NIP : 19680923 199202 2 001
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

2. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL RUANG : Pembina / IVa

HASIL :
- Petugas Pengelola Program P2 Filariasis Kabupaten Cirebon saat ini baru merangkap
pengelola program TB, Malaria, P2 DBD, P2 Zoonosis.
- Menyampaikan kepada Kepala Seksi P2PM bahwa Kabupaten Cirebon merupakan salah satu
dari 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat yang data stunting/pendek menurut usia
mengalami peningkatan sehingga harus melaksanakan POPM Kecacingan dengan sasaran
usia 1 – 12 tahun selama 2 kali se tahun.
- Kegiatan POPM Kecacingan bisa dilaksanakan secara integrasi dengan pemberian Vitamin A
pada Balita pada Bulan Februari dan Agustus sedangan pemberian pada anak siswa
PAUD/TK dan SD/MI terintegrasi dengan penjaringan anak sekolah dan UKS.
- Alokasi obat dari Pusat akan diupayakan pada Bulan Januari 2018 sedangkan kegiatan
untuk mendukung POPM Filariasis dengan melaksanakan Pertemuan Advokasi POPM
Kecacingan dengan peserta lintas sektor terkait, pertemuan Lintas Program POPM Filariasis
dengan peserta petugas pengelola program Puskesmas.
- Kabupaten Cirebon bukan merupakan Daerah Endemis Filariasis, pada tahun 2017 tidak
ditemukan kasus kronis Filariasis dan sampai Bulan Desember tahun sebagian dilaksanakan
kunjungan rumah untuk tatalaksana perawatan oleh Petugas Puskesmas tetapi tidak
pernah dilaporkan perkembangan klinis dari penderita.
- Menyampaikan bimbingan teknis tentang pelaporan Filariasis dan Kecacingan secara
aplikasi on line dimana petugas Puskesmas bisa melakukan pelaporan melalui sms
sedangkan petugas Kabupaten melakukan aktivasi dan verikasi keabsahan data.
- Melakukan kunjungan ke Puskesmas Plumbon untuk menyampaikan tatalaksana
perawatan pada penderita Filariasis untuk mengurangi infeksi sekunder supaya frekuensi
serangan akut pada penderita berkurang dengan cara :
 Pencucian bagian yang bengkak secara rutin kalau stadium 1 – 4 cukup 1 kali menjelang
tidur sedangkan stadium > 5 selama 2 kali sehari pada saat pulang kerja dan menjelang
tidur malam.
 Pencucian luka dengan perawatan luka umum.
 Apabila terdapat abses dilakukan insisi.
 Apabila terdapat jamur/bakteri dengan memberikan salep anti fungi.
 Bagian anggota badan yang bengkak ditinggikan bisa menggunakan bantal atau kursi.
 Melakukan latihan / exercise pada anggota badan yang bengkak.
 Melakukan pembalutan pada lengan yang bengkak dengan elastis verban.
 Menggunakan alas kaki yang sesuai supaya tidak terjadi luka/lecet yang berpotensi
adanya jamur/bakteri.
 Petugas Puskesmas diharapkan dapat melakukan evaluasi perkembangan klinis
penderita pada 3 bulan terakhir dengan mengukur bagian yang bengkak apakah
pembengkakan semakin berkurang atau tidak dan tidak ada serangan akut setelah
disarankan untuk mengikuti tatalaksana perawatan :
 Melakukan kunjungan rumah ke penderita an. Wasiah usia 47 tahun alamat Desa
Kedungsana RT 05 RW 03 Kecamatan Plumbon wilayah Puskesmas Plumbon dengan
pembengkakan kaki kanan terdapat lipatan dalam, terdapat jamur pada sela-sela jari
dan lipatan, penderita sudah stadium 5.
- Tatalaksana perawatan yang disarankan melakukan :
 Pencucian secari rutin pada kaki yang bengkak 2 kali sehari pada saat pulang kerja dan
menjelang tidur malam.
 Memberikan salep antijamur
 Bagian anggota badan yang bengkak ditinggikan bisa menggunakan bantal atau kursi.
 Melakukan latihan / exercise pada anggota badan yang bengkak.
 Melakukan pembalutan pada lengan yang bengkak dengan elastis verban.
 Menggunakan alas kaki yang sesuai supaya tidak terjadi luka/lecet yang berpotensi
adanya jamur/bakteri.

PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Frekuensi serangan akut pada penderita pada tahun ini berkurang tetapi pada sela jari
terdapat jamur.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon sudah mulai melakukan Sosialisasi untuk
pelaksanaan POPM Kecacingan selama 2 kali se tahunnya pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan kabupaten Cirebon melakukan validasi data kasus kronis Filariais ke
Puskesmas apakah penderita masih ada atau sudah meninggal atau pindah.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon merencanakan adanya pertemuan penemuan
penderita dan tatalaksana perawatan sehingga petugas Puskesmas yang baru bias
memahami tatalaksana perawatan yang baik.

Mengetahui : Bandung, 16 Desember 2017


Kepala Bidang P2P Yang melaksanakan tugas :

dr. Yuzar I.B. Ismoetoto, MM Widyawati,SKM,M.Kes


NIP. 19611230 199001 1 001 NIP. 19680923 199202 2 001

Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680307 199203 2 007

PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 29 s/d 30 November 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kota Banjar
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Pengelola Program P2 Filarisis

3. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

4. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL RUANG : -

HASIL :
- Petugas Pengelola Program P2 Filariasis Kota Banjar saat ini baru, sedangkan petugas
yang lama pindah ke Puskesmas. Petugas yang sekarang merangkap program P2 TB,
P2TVZ sehingga belum mengetahui upaya pengendalian Filariasis dan Kecacingan.
- Kota Banjar bukan merupakan Daerah Endemis Filariasis, pada tahun 2017 ditemukan 1
orang Kasus Filariasis an. Anah usia 64 tahun alamat Dusun Pasir Leutik RT 4 RW10
Mekar harja wilayah Puskesmas Purwa Harja II dengan pembengkakan pada tangan
kanan.
- Melakukan evaluasi perkembangan klinis penderita dengan pembengkakan semakin
berkurang dan pada 3 bulan terakhir tidak ada serangan akut setelah disarankan untuk
mengikuti tatalaksana perawatan :
- Memberi saran untuk melakukan tatalaksana secara rutin dengan cara :
o Pencucian bagian yang tangan kanan bengkak secara rutin selama 1 kali sehari
pada saat pulang kerja dan menjelang tidur malam.
o Puskesmas akan memberi salep anti jamur untuk mengobati di sela-sela lipatan
dan sela-sela jari yang terdapat bakteri.
o Melakukan elevasi/meninggikan lengan yang bengkak dengan mengganjal bantal
pada saat tidur.
o Melakukan exercise dengan menggerakan lengan untuk meperlancar aliran limfe.
o Melakukan pembalutan pada lengan yang bengkak dengan elastis verban.
- Kegiatan POPM Kecacingan sudah dilaksanakan di Kota Banjar terintegrasi dengan
kegiatan pemberian Vitamin A untuk balita dan UKS serta perjaringan anak sekolah
sehingga sampai bulan Desember masih ada Puskesmas yang belum mengirim laporan
POPM Kecacingan.
- Memberi arahan teknis kepada petugas Kabupaten tentang pelaporan dengan
menggunakan aplikasi secara on line dengan e-filca, diharapkan petugas Kabupaten
dapat melakukan aktivasi dan verifikasi pelaporan yang dari Puskesmas.

PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Frekuensi serangan akut penderita pada tahun ini berkurang tetapi personal hygiene
penderita masih sangat kurang.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Mengetahui : Bandung, 30 November 2017


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas :

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan


PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Kurangnya kebersihan diri dari penderita sehingga sering mengalami serangan akut.
- Pendanaan untuk POPM Kecacingan di Puskesmas banyak yang belum bias
menggunakan alokasi dana BOK sehingga ada beberapa Puskesmas yang kegiatan
POPM Kecacingan tidak ada dana sama sekali.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi tentang penemuan dan tata
laksana kasus kronis Filariasis sehingga semua Puskesmas dapat melakukan Survei
Kasus Kronis Filariasis sehingga nantinya tidak menjadi fenomena Gunung Es.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar melakukan Sosialisasi pelaporan Filariasis secara on
line supaya pelaporan e-filca bias diterapkan pada tahun 2018.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Banjar merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
menggunakan anggaran APBD Kota Banjar dan BOK untuk operasional Puskesmas.

Bandung, 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 11 s/d 11 ber 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kota Tasikmalaya
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Seksi P2PM
Pengelola Program P2 Filarisis

5. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

6. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Teguh Budi Satrio,SKM


NIP : 19600726 198603 1 006
PANGKAT, GOL RUANG : Penata Tingkat I / IIId

HASIL :
- Kota Tasikmalaya bukan merupakan Daeran Endemis Filariasis tetapi berdasarkan
Kebikajakan Kementerian Kesehatan RI harus tetap melaksanakan tatalaksana perawatan
kasus kronis Filariasis. Sampai pada bulan November 2017 kasus kronis yang ada
sebanyak 17 kasus dan pada tahun 2017 tidak ditemukan kasus baru.
- Pada tanggal 28 Juli 2017 sudah pernah diadakan Pertemuan OJT Deteksi Dini dan
Tatalaksana Kasus Filariasis bagi petugas dan dokter Puskemas sehingga Puskesmas
harus melakukan follow up untuk validasi kasus kronis yang ada dan melakukan
tatalaksana kasus kronis Filariasis.
- Melakukan kunjungan kerja ke Puskesmas Tawang didapat hasil bahwa dari 3 kasus
kronis yang ada terdapat 1 orang meninggal dan 1 orang sedang ditelusuri sehingga yang
bisa dilakukan kunjungan rumah 1 orang bernama Tn. Ajuk usia 57 tahun alamat
lengkong wetan RT 03 RW 12 Kecamatan Tawang.
- Penderita sudah muncul adanya benjolan kecil – kecil sehingga sudah pada stadium 4.
- Saat ini tidak mengalami serangan akut, terakhir terjadi serangan akut pada tahun
kemarin dengan frekwensi hampir 3 bulan sekali.
- Pada sela-sela jari dan lipatan terdapat bakteri yang bisa mengakibatkan adanya infeksi
sekunder sehingga bisa muncul serangan akut.
- Pada kaki yang bengkak sudah terjadi penebalan/hiperkeratosis dan kulit kehitaman
karena terjadi peningkatan pimen/hiperpimentasi.
- Memberi arahan teknis ke petugas Puskesmas bagaimana pereapan tatalaksana
perawatan kasus kronis Filariasis yang harus ditindak lanjuti oleh Petugas Pengelola
Program Filariasis dengan melakukan kunjungan rumah/home visit minimal 1 tahun 7 kali
kunjungan sehingga dapat diketahui perkembangan klinis dari penderita.

- Memberi saran untuk melakukan tatalaksana secara rutin dengan cara :


o Pencucian bagian yang bengkak secara rutin selama 2 kali sehari pada saat pulang
kerja dan menjelang tidur malam.
o Puskesmas akan memberi salep anti jamur untuk mengobati di sela-sela lipatan
dan sela-sela jari yang terdapat bakteri.
o Memberi baby oil atau minyak kelapa pada kulit yang kehitaman dan terjadi
hiperkeratosis.
o Melakukan elevasi/meninggikan kaki yang bengkak dengan mengganjal bantal
pada saat tidur atau dengan menggunakan kursi agar aliran limfe dan peredaran
darah berjalan lancar.
o Melakukan exercise dengan menggerakan kaki ke atas dan ke bawah untuk
meperlancar aliran limfe.
o Menggunakan alas kaki yang sesuai dengan ukuran kaki agar tida sempit supaya
tidak ada luka/lecet yang dapat perantara masuknya jamur/bakteri.
o Melakukan pembalutan pada kaki yang bengkak dengan elastis verban.
- Kegiatan POPM Kecacingan sudah dilaksanakan di Kota Tasikmalaya terintegrasi dengan
kegiatan pemberian Vitamin A untuk balita dan UKS serta perjaringan anak sekolah
sehingga sampai bulan Desember di Puskesmas Tawang kegiatan POPM Kecacingan
masih sedang berlangsung
- Petugas Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya meminta untuk pelaporan POPM Kecacingan
masih secara manual belum bisa on line dengan aplikasi e–filca karena belum memberi
Sosialisasi ke petugas Puskesmas.

PERMASALAHAN :
- Walaupun sudah dilaksanakan Pertemuan OJT Deteksi Dini dan tatalaksana perawatan
kasus kronis Filariasis tapi masih banyak petugas Puskesmas yang belum paham untuk
mengevaluasi perkembangan klinis dari penderita.
- Pelaporan dengan menggunakan e-filca dengan melaporka secara sms bagi petugas
Puskesmas yang memerlukan penganggaran untuk biaya sms dan kurang praktis karena
ada 1 Puskesmas yang jumlah SD nya cukup banyak sehingga harus melapurkan dengan
sms satu per satu SD.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kota Tasikmlaya melaporkan Kasus Kronis Filariasis secara rutin
setiap semester walaupun tidak ada kasus baru.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Tasikmalata merencanakan Pertemuan untuk melatih
petugas Puskesmas tentang pelaporan menggunakan aplikasi e-filca.

Mengetahui : Bandung, 12 Desember 2017


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas :

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Teguh Budi Satrio,SKM


NIP. 19600726 198603 1 006
- Menyampaikan
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis karena
terlalu lama minum obatnya da nada beberapa aparat Desa yang memberikan obat
POPM Filariasis dengan memungut biaya.
- Kabupaten Karawang belum pernah dilaksanakan Survei Cakupan sehingga belum
diketahui cakupan sesungguhnya masyarakat minum obat.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang sudah memulai untuk Sosialisasi Survei
Prealensi Mikrofilaria sehingga Puskesmas dapat menyusun perencanaan dengan dana
BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dapat merencanakan OJT Tatalaksana
Perawatan Kasus Kronis Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merencanakan kegiatan Sosialisasi
Transmission Assesment Survei/ Survey Transmisi/Kejadian Filariasis.
- Agar obat DEC dan Albendazole paling lambat pada Bulan September 2017 sudah
didistribusikan ke Puskesmas sesuai dengan hasil pendataan Puskesmas.

Bandung, 19 Juli 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 15 s/d 16 November 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Cianjur
PEJABAT YANG DITEMUI : Pengelola Program P2 Filariasis
Kepala Puskemas Nagrak

7. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

8. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Rukman


NIP : 19670211 198803 1 004
PANGKAT, GOL RUANG : Penata Tk. I / IIId

HASIL :
- Kabupaten Cianjur bukan daerah endemis Filariasis, sampai Semester I Tahun 2017
jumlah kasus kronis Filariasis sebanyak 12 kasus dimana pada tahun 2016 ditemukan 2
orang kasus kronis Filariasis. Terdapat 2 orang kasus kronis Filariasis yang ditemukan
pada tahun 2016 belum dilakukan Survei Darah Jari padahal perkiraan resiko tertularnya
ada di daerah tersebut sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur baru bisa
melakukan Survei Darah Jari pada tanggal 15 November 2017 dan meminta Provinsi
untuk ikut membimbing pelaksanaan Survei Darah Jari di Desa Nagrak.
- Melaksanakan Survei Darah Jari pada Desa Nagrak dengan membagi 3 Pos yang terdiri
dari Pos 1 berlokasi di Madrasah yang diperuntukkan untuk masyarakat RT 01/RW 09
(terutama masyarakat yang dekat dengan penderita Filariasis), Pos II bertempat di
Puskesmas Nagrak bertempat di Puskesmas yang diperuntukkan untuk masyarakat RT
02/RW 09, sedangkan Pos III berlokasi di salah satu rumah penduduk yang
diperuntukkan pada masyarakat RT 03/RW 09 dimana sebelum bermukim di RT 01
penderita pernah lama tinggal di RT 03/RW 09 sehingga ada kemungkinan faktor risiko
terkena Filariasis juga berada di RT 03/RW 09.
- Kegiatan Survei Darah Jari dilaksanakan pada pukul 22.00 WIB dan selesai pukul 02.00
dini hari.
- Sebelum pelaksanaan Survei Darah Jari memberikan arahan teknis bagaimana
pengambilan darah tepi dan pelaksanaan Survei darah Jari di Lapangan.
- Pada kegiatan Survei Darah Jari di bentuk Tim yang terdiri dari 5 – 6 orang tenaga
Perawat/Bidan Puskesmas yang memiliki tugas sebagai petugas pendaftaran,
pengambilan darah dan petugas pembuat sediaan sehingga masing-masing Pos bisa
terdiri 2 Tim.
- Sebelum melakukan pengambilan darah tepi dilakukan Penyuluhan tentang pentingnya
kegiatan Survei Darah Jari agar terdeteksi secara dini kasus positif mikrofilaria.
- Petugas Provinsi awalnya memberi contoh pengambilan darah tepi pada Pos II dan I
setelah itu melakukan pemantauan pada Pos I, II dan III. Salah satu petugas Provinsi
berada di Pos I dan III karena pada Pos II sudah lebih mahir pengambilan darahnya.
- Hasil dari pengambilan darah pada malam tersebut terkumpul sample sebanyak 325
sample yang terdiri Pos I yang mendaftar sebanyak 124 orang yang diambil sample
darah sebanyak 112 orang, Pos II terdaftar sebanyak 132 orang dan yang diambil
sample sebanyak 121 orang sedangkan pada Pos 3 yang mendaftar sebanyak 100 orang
dan yang diambil sample sebanyak 92 orang.
- Pada kegiatan Survei Darah Jari tidak dilakukan sweeping/pengambilan darah door to
door karena jumlah sample sudah terpenuhi > 300 orang.
- Memberikan arahan teknis pewarnaan pada petugas UPTD Laboratorium Kabupaten
Cianjur sehingga diharapkan sediaan darah tidak rusak.

PERMASALAHAN :
- Sulitnya mendapatkan sarana kapiler non heparin untuk kegiatan Survei Darah Jari
sehingga menggunakan kapiler ICT.
- Awalnya peugas belum cepat untuk pengambilan darah dan memasukkan ke kapiler
sehingga keburu beku tapi setelah pengambilan darah lebih dari 10 orang akhirnya lebih
mahir.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur merencanakan OJT untuk pemeriksaan
diagnostik penunjang untuk Filariasis sehingga pada saat pelaksanaan Survei
Endemisitas petugas Puskesmas sudah terampil.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur melaksanakan follow up pada penderita kasus
kronis Filariasis sehingga diketahui perkembangan klinis penderita.

Mengetahui : Bandung, 16 November 2017


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas :
Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM
NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Rukman
NIP.19670211 198803 1 004

PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis karena
terlalu lama minum obatnya da nada beberapa aparat Desa yang memberikan obat
POPM Filariasis dengan memungut biaya.
- Kabupaten Karawang belum pernah dilaksanakan Survei Cakupan sehingga belum
diketahui cakupan sesungguhnya masyarakat minum obat.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang sudah memulai untuk Sosialisasi Survei
Prealensi Mikrofilaria sehingga Puskesmas dapat menyusun perencanaan dengan dana
BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dapat merencanakan OJT Tatalaksana
Perawatan Kasus Kronis Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merencanakan kegiatan Sosialisasi
Transmission Assesment Survei/ Survey Transmisi/Kejadian Filariasis.
- Agar obat DEC dan Albendazole paling lambat pada Bulan September 2017 sudah
didistribusikan ke Puskesmas sesuai dengan hasil pendataan Puskesmas.

Bandung, 19 Juli 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
-
-

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 09 s/d 10 Oktober 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Indramayu
PEJABAT YANG DITEMUI : Kabid P2P
Pengelola Program P2 Filariasis

9. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

10. NAMA PETUGAS : Deden Ibrahim Hasan,SKM


PELAKSANA
NIP : -
PANGKAT, GOL RUANG : -

HASIL :
- Kabupaten Indramayu pada tahun ini melaksanakan POPM Kecacingan dengan sasaran
usia 1 – 12 tahun tetapi pelaporannya belum disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi.
- Masih ada beberapa Puskesmas yang sedang melaksanakan POPM Kecacingan
terintegrasi dengan kegiatan BIAS dan UKS pada Bulan Oktober.
- Melakukan validasi data pada kasus kronis Filariasis yang ada di Kabupaten Indramayu,
sampai bulan September 2017 belum ditemukan kasus kronis Filariasis. Sehingga kasus
kronis yang ditemukan s/d Bulan September 2017 sebanyak 28 kasus, terdapat 2 kasus
yang ditemukan pada tahun 2016 dengan lokasi 1 Desa.
- Petugas Puskesmas belum melaporkan kemajuan klinis penderita kronis walaupun sudah
mendapat OJT Deteksi Dini dan Tatalasksana Kasus Filariasis.
- Menyampaikan pelaporan menggunakan e-FILCA untuk pelaporan kasus kronis Filariasis
dan POPM Kecacingan dimana untuk pelaporan Puskesmas bisa dengan menggunakan
sms sehingga mudah diakses oleh Puskesmas.
- Puskesmas belum melaksanakan survei kasus kronis pada masing-masing Desa di
wilayah kerja Puskesmas hanya apabila gejala klinia akut akan segera dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.
- Memantau POPM Kecacingan pada Puskesmas Plumbon Kabupaten Indramayu dengan
jumlah sasaran usia 1 – 12 tahun sebanyak 8.851 orang dan yang minum obat sebanyak
8.851 orang (100%).
- Kegiatan POPM Kecacingan di Puskesmas Plumbon tidak bisa dilaksanakan secara
terintegrasi dengan kegiatan penjaringan/UKS karena kegiatan Penjaringan dan UKS
banyak kegiatan sehingga dilaksanakan tersendiri oleh petugas P2P Puskesmas
Plumbon.

- Semua kegiatan POPM Kecacingan di Puskesmas Plumbon tidak bisa didanai dengan
dana BOK karena pada saat pengejuan di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu tidak
disetujui dengan Tim Verifikatur nya.

PERMASALAHAN :
- Pelaporan dengan menggunakan aplikasi e-FILCA belum bisa diterapkan pada tahun ini
karena di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu sudah tidak ada pertemuan dengan
petugas Puskesmas untuk menjelaskan pelaporan dengan aplikasi e-FILCA sehingga
pada tahun ini pelaporan secara manual yang akan dikirim secara email untuk
mempercepat pelaporan.
- Masih kurangnya sarana media promosi yang terkait dengan pengendalian kecacingan
sehingga untuk pelaksanaan Sosialisasi kurang maksimal.
- Tidak adanya dana untuk operasional teknis untuk kegiatan POPM Kecacingan untuk
petugas Puskesmas.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dapat merencanakan kegiatan POPM
Kecacingan dengan sumber dana APBD Perubahan dan BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu melaksanakan follow up pada penderita
kasus kronis Filariasis sehingga diketahui perkembangan klinis penderita.

Mengetahui : Bandung, 10 Oktober 2017


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas :

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


- Menyampaikan
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis karena
terlalu lama minum obatnya da nada beberapa aparat Desa yang memberikan obat
POPM Filariasis dengan memungut biaya.
- Kabupaten Karawang belum pernah dilaksanakan Survei Cakupan sehingga belum
diketahui cakupan sesungguhnya masyarakat minum obat.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang sudah memulai untuk Sosialisasi Survei
Prealensi Mikrofilaria sehingga Puskesmas dapat menyusun perencanaan dengan dana
BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dapat merencanakan OJT Tatalaksana
Perawatan Kasus Kronis Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merencanakan kegiatan Sosialisasi
Transmission Assesment Survei/ Survey Transmisi/Kejadian Filariasis.
- Agar obat DEC dan Albendazole paling lambat pada Bulan September 2017 sudah
didistribusikan ke Puskesmas sesuai dengan hasil pendataan Puskesmas.

Bandung, 19 Juli 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Pemantauan POPM Filariasis
(2059.008.002.053.E)
TANGGAL BERANGKAT : 08 s/d 10 November 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 3 (tiga) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Bogor
PEJABAT YANG DITEMUI : Kabid P2P
Kasie P2PM
Pengelola Program P2 Filariasis

11. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

12. NAMA PETUGAS : Deden Hasan Ibrahim


PELAKSANA
NIP : -
PANGKAT, GOL RUANG : -

HASIL :
- Kabupaten Bogor merupakan daerah endemis Filariasis, pada tahun ini melaksanakan
Pemberian Obat Massal Pencegahan (POPM) Filariasis pada putaran ke 3.
- Luas wilayah Kabupaten Bogor cukup luas sehingga pelaksanaan POPM Filariasis
dilaksanakan 1 bulan pada Bulan November dan untuk kegiatan Sweeping/yang tidak
hadir pada saat pelaksanaan di laksanakan pada Bulan November 2017.
- Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor sedang mengumpulkan laporan hasil POPM Filariasis
Puskesmas sehingga belum bisa direkap secara keseluruhan.
- Kegiatan Bulan Eliminasi Kaki Gajah dan POPM Filariasis dengan menggunakan dana
APBD Kabupaten Bogor dan dana BOK Puskesmas.
- Melakukan pemantauan POPM Filariasis ke Wilayah Puskesmas Cibionong dengan jumlah
penduduk proyeksi sebanyak 81.315 jiwa dan yang menjadi sasaran sebanyak 40.429
jiwa, dengan jumlah penduduk yang minum obat sebanyak 38.356 jiwa dengan cakupan
POPM Filariasis sebesar (47,16%). Hal ini karena masih ada penduduk yang dilakukan
sweeping oleh Kader tetapi datanya belum masuk.
- Selama kegiatan POPM Filariasis di Puskesmas Cibionong selalu ada pembagian jadwal
petugas yang jaga di Puskesmas untuk kesiapsiagaan apabila terdapat kejadian ikutan
pasca pengobatan yang memerlukan penanganan di Puskesmas ataupun rujukan ke
Rumah Sakit.
- Mengunjungi Posyandu Kenanga yang beralamat di Kampung Pos RW 10 Keluruhan
Pakansari Kecamatan Cibinong, dimana pada saat pelaksanaan POPM Filariasis terdapat 2
Pos yaitu Pos I sebanyak 2 RT (RT 1 dan 5) dan Pos II (RT 2,3, dan RT 4).
- Pelaksanaan POPM Filariasis dilaksanakan pada malam hari mulai pukul 18.30 dan ada
beberapa penduduk yang minum di tempat tetapi ada yang di bawa pulang dengan
alasan akan diminum sebelum tidur.

- Kegiatan POPM Filariasis di Pos Kenanga terdapat tenaga 1 orang dari Puskesmas dan 2
orang Bidan dari Klinik Swasta sehingga dapat melayani masyarakat untuk pemeriksaan
tekanan darah.
- Ada beberapa warga di RW 10 yang tidak minum obat dengan tekanan darah > dari
150/100 mmHg, penderita Diabetis Melitus, sedang menyusui walaupun sebenarnya
termasuk sasaran POPM Filariasis.
- Pada Pos Kenanga I Jumlah Penduduk Binaan TPE :
o Umur 2 – 5 tahun : 63 orang
o Umur 6 – 14 tahun : 139 orang
o Umur 15 – 70 tahun : 621 orang
o Jumlah KK binaan : 250 KK
o Jumlah penduduk yang harus minum obat : 823 orang
o Jumlah penduduk yang minum obat : 731 orang (88,82%)
- Pada Pos Kenanga II, Jumlah Penduduk Binaan TPE :
o Umur 2 – 5 tahun : 72 orang
o Umur 6 – 14 tahun : 107 orang
o Umur 15 – 70 tahun : 693 orang
o Jumlah KK binaan : 245 KK
o Jumlah penduduk yang harus minum obat : 872 orang
o Jumlah penduduk yang minum obat : 819 orang (93,92%)
- Kader pada Pos Kenanga I dan II cukup aktif untuk menggerakkan masyarakat minum
obat pencegahan Filariasis bahkan memotivasi warganya untuk minum obat di tempat
dan air minum kemasan disediakan oleh Posyandu.

PERMASALAHAN :
- Kabupaten Bogor dengan jumlah penduduk lebih dari 5 juta dan wilayah yang terlalu luas
sangat menyulitkan petugas Kabupaten untuk melakukan pemantauan pada saat POPM
Filariasis.
- Ada beberapa penduduk yang menyusui atau sakit tertentu yang sebenarnya masih
termasuk sasaran sulit dimotivasi untuk minum obat karena kekawatiran dengan efek
samping obat.
- Masih sangat terbatasnya insentif Kader sehingga Petugas Puskesmas tidak bisa
memaksakan Kader untuk menggerakkan keseluruhan masyarakat untuk datang ke Pos
Minum Obat.
- Masih kurangnya Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten melalui
media TV ataupun Radio (Talk Show) karena terbatasnya anggaran.
- Terdapat kasus kematian 1 orang pada saat selesai minum obat POPM Filariasis di
Kabupaten Bogor sehingga berakibat membuat ketakutan pada masyarakat sekitar yang
belum minum obat pencegahan Filariasis.

Rekomendasi :
- Puskesmas agar dapat meningkatkan kinerjanya untuk berkoordinasi dengan pihak
Kecamatan dan aparat Desa sehingga bisa menggerakan dan memotivasi warganya
untuk minum obat di Pos Minum Obat di bawah pengawasan Tim Kesehatan.
- Pada saat adanya Rakor Tingkat Kecamatan diharapkan Kepala Puskesmas dapat
melakukan advokasi ke Camat sehingga Desa ikut andil pada pendanaan POPM
Filariasis baik dana untuk Kader, aparat desa maupun untuk air kemasan.
- Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas agar meningkatkan upaya untuk
Sosialisasi tentang POPM Filariasis secara lebih intensif kepada masyarakat, institusi
pendidikan, institusi tempat kerja (Perusahaan-perusahan) bisa secara langsung
maupun melalui media elektorinik seperti radio, surat khabar dll.
- Agar Dinas Kesehatan kabupaten Bogor setelah selesai pelaksanaan POPM Filariasis
dapat mengadakan Pertemuan Evaluasi POPM Filariasis yang melibatkan lintas sector
tingkat Kecamatan sehingga Camat dapat ikut mengupayakan penggerakan masyarakat
untuk dapat minum di tempat.

- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor merencanakan Kegiatan Survei Evaluasi


Penularan Filariasis untuk 3 Kecamatan (Kecamatan Parung Panjang, Kecamatan
Gunung Sindur dan Kecamatan Rumpin).

Mengetahui : Bandung, 10 November 2017


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas :

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM

- Menyampaikan
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis karena
terlalu lama minum obatnya da nada beberapa aparat Desa yang memberikan obat
POPM Filariasis dengan memungut biaya.
- Kabupaten Karawang belum pernah dilaksanakan Survei Cakupan sehingga belum
diketahui cakupan sesungguhnya masyarakat minum obat.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang sudah memulai untuk Sosialisasi Survei
Prealensi Mikrofilaria sehingga Puskesmas dapat menyusun perencanaan dengan dana
BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dapat merencanakan OJT Tatalaksana
Perawatan Kasus Kronis Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merencanakan kegiatan Sosialisasi
Transmission Assesment Survei/ Survey Transmisi/Kejadian Filariasis.
- Agar obat DEC dan Albendazole paling lambat pada Bulan September 2017 sudah
didistribusikan ke Puskesmas sesuai dengan hasil pendataan Puskesmas.

Bandung, 19 Juli 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Pemantauan POPM Filariasis
(2059.008.002.053.E)
TANGGAL BERANGKAT : 01 s/d 03 November 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 3 (tiga) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Purwakarta
PEJABAT YANG DITEMUI : Kabid P2P
Kasie P2PM
Pengelola Program P2 Filariasis

1. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

2. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Aan Hermawan,S.Kom


NIP : 19810514 200901 1 001
PANGKAT, GOL RUANG : Pengatur / IIc
HASIL :
- Kabupaten Purwakarta merupakan daerah endemis Filariasis, pada tahun ini
melaksanakan Pemberian Obat Massal Pencegahan (POPM) Filariasis pada putaran ke 3.
- Data kegiatan POPM Filariasis di Kabupaten Purwakarta belum bisa terekap semua, hal
ini karena masih banyak Puskesmas yang belum melaporkan hasil POPM Filariasis di
Bulan Eliminasi Kaki Gajah pada Bulan Oktober 2017.
- Ada beberapa Puskesmas yang sedang melaksanakan sweeping pada penduduk yang
tidak datang pada saat pelaksanaan POPM Filariasis.
- Melakukan pemantauan POPM Filariasis ke Puskesmas Bungursari dengan jumlah desa
sebanyak 10 Desa dan jumlah Pos Minum Obat sebanyak 63 Pos dengan sasaran
sebanyak 63.162 orang dan penduduk yang minum obat sebanyak 47.041 orang
sehingga cakupan penduduk yang minum obat sebesar 74.48%.
- Melakukan pemantauan ke salah satu RW yang ada di Desa Cibening dengan
menanyakan kepada beberapa penduduk apakah obat pencegahan Filariasis sudah
diminum atau belum, ditemui ada beberapa penduduk yang belum minum obat dengan
alasan hipertensi dengan tekanan darah 150 /90 mgHg sehingga disarankan untuk
minum obat hipertensi seminggu kemudian dilakukan pengukuran lagi kalau sudah turun
bisa minum obat Filariasis, masih ada ibu menyusui yang tidak minum obat.
- Pada Desa Cibening terdapat 10 Pos Minum Obat dengan jumlah penduduk sebanyak
10.313 jiwa dengan jumlah penduduk yang minum obat sebanyak 10.348 orang
(103,93%), prosentase cakupan yang minum obat melebihi jumlah penduduk Desa
Cibening, hal ini karena terdapat penduduk yang merantau (yang KTP nya tidak berasal
dari Desa Cibening) sehingga tetap diberikan obat pencegahan Filariasis.

- Memantau pelaksanaan POPM Filariasis yang dilaksanakan oleh Puskesmas Tegal Waru
dengan hasil cakupan POPM Filariasis sebesar 87,40 % dengan jumlah desa sebanyak
13 Desa dan terdapat PMO sebanyak 72 Pos dengan jumlah penduduk sebesar 51.962
jiwa dan menanyakan kepada beberapa penduduk di wilayah RT 001 RW 002
Kelurahan Cadasari Kecamatan Tegal Waru yang pada umumnya sudah minum obat
karena ada ketakutan tertular penyakit Filariasis hal ini disebabkan adanya 6 orang
kasus Kronis Filariasis yang ada di KecamatanTegal Waru.
- Pada umumnya obat di bawa pulang dan diminum oleh masyarakat pada malam hari
menjelang tidur malam, tetapi pada saat Kader melakukan sweeping sekaligus
memastikan obat sudah diminum apa belum.
- Mengunjungi penderita Filariasis Kronis bernama Siti Masitoh (usia 27 tahun) alamat
Cilangkap Cadasari ditemukan pada tahun 2002 dengan pembengkakan pada kaki kanan
yang sering mengalami serangan akut setiap bulan kadang lebih dari 3 kali terutama
apabila penderita kecapekan, tetapi terdapat jamur di sela-sela jari sehingga harus diberi
salep anti jamur.
- Menyarankan ke penderita untuk melakukan tatalaksana perawatan untuk
penderitadengan stadium 5 yaitu :
o Melakukan pemberishan pada kaki yang bengkak 2 kali setiap hari yaitu
setelahpulang kerja dan menjelang tidur.
o Melakukan perawatan luka seperti perawatan luka umum.
o Memberikan salep anti jamur setelah dilakukan pembersihan bagian anggota
tubuh yang bengkak.
o Meninggikan anggota bagian yang bengkak dengan mengganjal bantal pada saat
tidur atau dengan kursi apabila sedang duduk.
o Melakukan latihan / exercise untuk memperlancar aliran limfe pada saluran
kelenjar getah bening.
o Menyarankan ke penderita untuk melakukan diit vegetarian yang berdasar
penelitian Prof Suhendro terapat penyusutan pada bagian yang bengkak secara
bertahap.
PERMASALAHAN :
- Masih sulit memotivasi masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis di Pos
Minum Obat.
- Kegiatan pelaksanaan POPM Filariasis belum mengikuti standar prosedur yang
ditetapkan dimana seharusnya sebelum minum obat harus dilakukan pemeriksaan
kesehatan terutama pemeriksaan tekanan darah terutama bagi usia yang berisiko
hipertensi.
- Masih sangat kurangnya Sosialisasi yang dilakukan oleh Petugas Puskesmas maupun
Kader sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk minum obat di tempat.
- Sudah terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis dan
pada tahun ini gaung untuk gerakan minum obat pencegahan massal Filariasis sudah
berkurang.
Rekomendasi :
- Puskesmas agar dapat meningkatkan kinerjanya untuk berkoordinasi dengan pihak
Kecamatan dan aparat Desa sehingga bisa menggerakan dan memotivasi warganya
untuk minum obat di Pos Minum Obat di bawah pengawasan Tim Kesehatan.
- Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas agar meningkatkan upaya untuk
Sosialisasi tentang POPM Filariasis secara lebih intensif kepada masyarakat, institusi
pendidikan, institusi tempat kerja (Perusahaan-perusahan) bisa secara langsung
maupun melalui media elektorinik seperti radio, surat khabar dll.

- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta merencanakan kegiatan Survei Evaluasi


Prevalensi Mikrofilaria ke 2 Desa yaitu Desa Tegal waru dan 1 Desa dengan cakupan
POPM Filariasis terendah pada tahun ini sebagai Spot Ceck untuk mengevaluasi apakah
pelaksanaan POPM Filariasis yang sudah dilaksanakan selama 3 tahun sudah dapat
menurunkan mikrofilaria di masyarakat atau belum.

Mengetahui : Bandung, 3 November 2017


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas :

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Aan Hermawan,S.Kom
NIP. 19810514 200901 1 001
- Menyampaikan
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis karena
terlalu lama minum obatnya da nada beberapa aparat Desa yang memberikan obat
POPM Filariasis dengan memungut biaya.
- Kabupaten Karawang belum pernah dilaksanakan Survei Cakupan sehingga belum
diketahui cakupan sesungguhnya masyarakat minum obat.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang sudah memulai untuk Sosialisasi Survei
Prealensi Mikrofilaria sehingga Puskesmas dapat menyusun perencanaan dengan dana
BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dapat merencanakan OJT Tatalaksana
Perawatan Kasus Kronis Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merencanakan kegiatan Sosialisasi
Transmission Assesment Survei/ Survey Transmisi/Kejadian Filariasis.
- Agar obat DEC dan Albendazole paling lambat pada Bulan September 2017 sudah
didistribusikan ke Puskesmas sesuai dengan hasil pendataan Puskesmas.

Bandung, 19 Juli 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Pemantauan POPM Filariasis
(2059.008.002.053.E)
TANGGAL BERANGKAT : 18 s/d 20 Oktober 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 3 (tiga) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Kuningan
PEJABAT YANG DITEMUI : Kabid P2P
Pengelola Program P2 Filariasis

3. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

4. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Teguh Budi Satrio,SKM


NIP : 19600726 198603 1 006
PANGKAT, GOL RUANG : Penata Tk. I / IIId

HASIL :
- Melakukan validasi data kasus kronis Filariasis yang ada di Kabupaten Kuningan sampai
dengan Bulan September 2017 jumlah kasus krinis sebanyak 55 orang.
- Kabupaten Kuningan pada Bulan Oktober ini melaksanakan POPM Filariasis putaran ke 3
yang dilaksanakan dari tanggal 5 s/d 25 Oktober 2017.
- Melakukan pemantuan pelaksanaan POPM Filariasis di Desa Patalagan dimana
pelaksanaannya pada siang hari dan banyak masyarakat yang datang untuk mengambil
obat dan minum pada malam hari di rumah.
- Melakukan pemantauan POPM Filariasis pada SD Babakan Jati dengan jumlah murid
kelas 1 s/d 6 sebanyak 116 orang dan yang tidak masuk sebanyak 6 anak sehingga yang
minum obat sebanyak 110 anak.
- Melakukan pemantauan Pelaksanaan POPM Filariasis pada MI Babakan Jati dengan
jumlah murid sebanyak 117 anak dan yang tidak masuk sebanyak 4 orang dan 1 orang
tidak bisa minum obat karena penderita ginjal yang sedang cuci darah sehingga
keseluruhan anak yang minum obat sebanyak 112 anak.
- Melakukan pemantauan PMO Dusun IV Desa Babakan Jati dengan jumlah sasaran
sebanyak 146 KK atau 484 orang, pada saat tersebut yang hadir baru 40 orang sehingga
Kader besok harinya akan melakukan sweeping/door to door untuk memberikan obat
dan memastikan obat diminum oleh masyarakat.
- Melakukan pemantauan pada Desa Babakan Jati, dimana jumlah sasaran sebanyak 184
KK atau sekitar 678 orang tetapi yang minum obat di Pos Minum Obat dan yang
mengambil obat baru 303 orang (44%) dari sasaran sehingga harus dilakukan sweeping
besok harinya oleh kader.
- Ada beberapa Pos Minum Obat yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan terutama
pemerikaan tekanan darah sehingga banyak masyarakat yang beralasan memiliki
tekanan darah tinggi sehingga hanya mengambil obat untuk keluarganya.
- Masih sulitnya masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis di Pos Minum harus
dibujuk terlebih dahulu dan pada umumnya hanya mengambil obat untuk diminum di
rumah pada saat malam hari sebelum tidur karena alasan belum makan.
- Kalau pelaksanaan POPM Filariasis di SD/MI pada umumnya anak murid patuh untuk
mengikuti saran guru supaya minum obat pencegahan Filariasis di sekolah.
- Pada saat sampai dengan pemantauan POPM Filariasis belum ditemukan kejadian ikutan
paska pengobatan yang sedang maupun berat sehingga tidak dilaporkan oleh
Puskesmas karena warga hanya merasa pusing dan mual setelah itu di bawa tidur dan
pada pagi harinya sudah baikan sehingga tidak dilaporkan ke Kader maupun Petugas
Puskesmas.
- Mengunjungi penderita kronis an. Pak Maman Usia 58 tahun alamat Desa Cisantana RT
4 RW 2 wilayah Puskesmas Sukamulya yang baru ditemukan dengan pembengkakan
pada kaki sebelah kanan pada 7 bulan yang lalu dengan gajala klinis mendukung
Filariasis yaitu adanya demam berulang dan kaki yang bengkak sebelum terjadi
pembengkakan terdapat radang sehingga kemerahan pada kaki yang bengkak. Apabila
kecapekan terjadi serangan akut seperti kaki yang bengkak gatal dan kemerahan.
- Penderita selama ini belum pernah minum DEC pada saat pelaksanaan POPM Filariasis.
- Penderita tidak pernah merantau sehingga dimungkinkan faktor risiko ada di desa
tersebut.
- Tindak lanjut yang harus dilakukan mengambil darah malam hari pada seluruh anggota
keluarga untuk diketahui adanya mikrofilaria.
- Menyampaikan kepada Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan agar
tahun depan bisa merencanakan Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria minimal pada 2
desa yaitu Desa Sentinel dan Spot ceck.

PERMASALAHAN :
- Masih sulit memotivasi masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis di Pos
Minum Obat.
- Kegiatan pelaksanaan POPM Filariasis belum mengikuti standar prosedur yang
ditetapkan dimana diharuskan sebelum minum obat harus dilakukan pemeriksaan
kesehatan terutama pemeriksaan tekanan darah terutama bagi usia yang berisiko
hipertensi.
- Masih sangat kurangnya Sosialisasi yang dilakukan oleh Petugas Puskesmas maupun
Kader sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk minum obat di tempat.
- Penderita belum dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan urine rutin sehingga belum
diketahui adanya diagnosa banding/ penyakit lainnya seperti fungsi ginjal, hati dan
jantung.
Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dapat melakukan Survei cakupan sehingga
mengetahui seberapa besar penduduk yang benar-benar minum obat.
- Puskesmas agar dapat meningkatkan kinerjanya untuk berkoordinasi dengan pihak
Kecamatan dan aparat Desa sehingga bisa menggerakan dan memotivasi warganya
untuk minum obat di Pos Minum Obat di bawah pengawasan Tim Kesehatan.

Mengetahui : Bandung, 20 Oktober 2017


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas :

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Teguh Budi Satrio,SKM


NIP. 19600726 198603 1 006

- Menyampaikan
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis karena
terlalu lama minum obatnya da nada beberapa aparat Desa yang memberikan obat
POPM Filariasis dengan memungut biaya.
- Kabupaten Karawang belum pernah dilaksanakan Survei Cakupan sehingga belum
diketahui cakupan sesungguhnya masyarakat minum obat.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang sudah memulai untuk Sosialisasi Survei
Prealensi Mikrofilaria sehingga Puskesmas dapat menyusun perencanaan dengan dana
BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dapat merencanakan OJT Tatalaksana
Perawatan Kasus Kronis Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merencanakan kegiatan Sosialisasi
Transmission Assesment Survei/ Survey Transmisi/Kejadian Filariasis.
- Agar obat DEC dan Albendazole paling lambat pada Bulan September 2017 sudah
didistribusikan ke Puskesmas sesuai dengan hasil pendataan Puskesmas.

Bandung, 19 Juli 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 18 s/d 19 September 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Subang
PEJABAT YANG DITEMUI : Kabid P2P
Pengelola Program P2 Filariasis

5. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

6. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Wisye Hadiani


NIP : 19620305 198301 2 005
PANGKAT, GOL RUANG : Penata Muda Tk. I / IIIb

HASIL :
- Kabupaten Subang merupakan daerah endemis Filariasis yang sudah melakukan POPM
Filariasis putaran ke 5 dan saat ini sedang tahap evaluasi dan monitoring dimana pada
Bulan Februari dilaksanakan Survei Penularan Kejadian Filariasis pada anak kelas 1 dan 2
SD/MI sebanyak 1694 sampel dengan hasil keseluruhan negatif, pada Bulan Oktober
2017 akan melaksanakan POPM Kecacingan dengan sasaran usia 1 – 12 tahun. Kegiatan
POPM Kecacingan dengan sasaran balita akan dilaksanakan di Posyandu sedangkan anak
pra sekolah dan sekolah akan dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan
penjaringan anak sekolah dan kegiatan UKS.
- Kegiatan pelaksanaan POPM Kecacingan di kabupaten Subang tidak mendapat
pendanaan dari dana APBN tetapi dapat didanai dengan dana APBD Kabupaten Subang
dan anggaran perubahan pada APBD Kabupaten Subang.
- Menyampaikan kepada Petugas Pengelola Program Filariasis Dinas Kesehatan Kabupaten
Subang tentang laporan yang harus dilaporkan dengan menggunakan aplikasi e-FILCA
yaitu laporan Kasus Kronis baru melalui sms, laporan perawatan penderita kasus kronis,
melaporkan cakupan POPM Kecacingan.
- Menyampaikan pelaporan POPM Kecacingan yang harus dilaporkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Subang pada awal Bulan Desember 2017 yang meliputi laporan manual dan
laporan POPM Kecacingan secara on line dengan aplikasi e-FILCA.
- Petugas Puskesmas bisa melaporkan hasil cakupan POPM Kecacingan baik secara sms
maupun entry pada aplikasi e-FILCA.
- Sebelum melaporkan secara on line petugas Puskesmas harus melakukan pendaftaran
dan aktivasi.
- Pelaporan dengan menggunakan aplikasi e-FILCA dilaporkan oleh Petugas Puskesmas
setelah kegiatan POPM Kecacingan di Posyandu/PAUD/TK atau Sekolah paling lambat 3
hari setelah kegiatan selesai.
- Untuk operasional teknis pelaksanaan POPMKecacinga pada petugas Puskesmas akan
diupayakan dari dana APBD Kabupaten Subang pada anggaran Perubahan.
- Melakukan validasi data pada kasus kronis yang ada di Kabupaten Subang, sampai bulan
September 2017 belum ditemukan kasus kronis Filariasis. Sehingga kasus kronis yang
ditemukan s/d Bulan September 2017 sebanyak 31 kasus.

PERMASALAHAN :
- Pelaporan dengan menggunakan aplikasi e-FILCA belum bisa diterapkan pada tahun ini
karena di Dinas Kesehatan Kabupaten Subang sudah tidak ada pertemuan dengan
petugas Puskesmas untuk menjelaskan pelaporan dengan aplikasi e-FILCA sehingga
pada tahun ini pelaporan secara manual yang akan dikirim secara email untuk
mempercepat pelaporan.
- Masih kurangnya sarana media promosi yang terkait dengan pengendalian kecacingan
sehingga untuk pelaksanaan Sosialisasi kurang maksimal.

Rekomendasi :
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dapat merencanakan kegiatan POPM
Kecacingan dengan sumber dana APBD Perubahan dan BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Subang melaksanakan follow up pada penderita
kasus kronis Filariasis sehingga diketahui perkembangan klinis penderita.

Mengetahui : Bandung, 19 September 2017


Kepala Seksi P2PM Yang melaksanakan tugas :

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani
NIP. 19620305 198301 2 005

- Menyampaikan
PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis karena
terlalu lama minum obatnya da nada beberapa aparat Desa yang memberikan obat
POPM Filariasis dengan memungut biaya.
- Kabupaten Karawang belum pernah dilaksanakan Survei Cakupan sehingga belum
diketahui cakupan sesungguhnya masyarakat minum obat.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang sudah memulai untuk Sosialisasi Survei
Prealensi Mikrofilaria sehingga Puskesmas dapat menyusun perencanaan dengan dana
BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dapat merencanakan OJT Tatalaksana
Perawatan Kasus Kronis Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merencanakan kegiatan Sosialisasi
Transmission Assesment Survei/ Survey Transmisi/Kejadian Filariasis.
- Agar obat DEC dan Albendazole paling lambat pada Bulan September 2017 sudah
didistribusikan ke Puskesmas sesuai dengan hasil pendataan Puskesmas.

Bandung, 19 Juli 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM
Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM
NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Wisye Hadiani

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017
LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 16 Agustus 2017

LAMA PERJALANAN DINAS : 1 (satu) Hari


LOKASI TUJUAN : Kota Cimahi
PEJABAT YANG DITEMUI : Kabid P2P
Pengelola Program P2 Filariasis

7. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

8. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Viqi Kusdwifebry Miftharaz,SKM


NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Menyampaikan Kebijakan pengendalian Kecacingan bahwa untuk daerah yang non
Endemis Filariasis diharapkan dapat melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal
Pencegahan (POPM) Kecacingan dengan pemberian albendazole selama 5 tahun pada
anak usia :
 1 – 4 tahun dilaksanakan di Posyandu
 5 – 6 tahun diberikan di PAUD/TK
 6 – 12 tahun dilaksanakan di SD/MI
- Kegiatan POPM Kecacingan dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan pemberian
Vitamin A atau kegiatan Posyandu bagi sasaran Balita dan kegiatan Penjaringan
Kesehatan / Usaha Kesehatan Sekolah pada sasaran pra sekolah (4 – 5 tahun) dan usia
sekolah (6 – 12 tahun).
- Obat Albendazole sudah didistribusikan ke Gudang Farmasi Kota Cimahi sebanyak 126.600
tablet.
- Kegiatan-kegiatan yang bisa dilaksanakan untuk mendukung POPM Kecacingan yaitu
Pertemuan Koordinasi dan Sosialisasi Lintas Program POPM Kecacingan.
- Menyampaikan pelaporan kegiatan POPM Kecacingan yang harus dilaporkan secara
berjenjang dari mulai Puskesmas sampai ke Dinas Kesehatan Kota Cimahi paling lambat
awal bulan Desember 2017.
- Melakukan validasi data kasus kronis Filariasis, berdasarkan data di Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat kasus kronis Filariasis s/d Bulan Agustus 2017 sebanyak 8 kasus
dimana terakhir ditemukan pada tahun 2015 1 orang kasus.
- Belum pernah dilaksanakan kegiatan OJT Penemuan Kasus dan Tatalaksana Kasus
Filariasis bagi petugas pengelola program Filariasis Puskesmas sehingga sampai saat ini
belum ada evaluasi kemajuan klinis penderita kronis Filariasis.

PERMASALAHAN :
- Masih banyak Petugas dan dokter Puskesmas belum paham untuk mendeteksi awal
gejala klnis Filariasis sehingga perlu dirujuk ke RSUD Kab/Kota atau RS Provinsi.
- Banyaknya petugas Puskesmas yang mengalami rotasi dan beban kerja yang cukup
berat sehingga tidak dapat melakukan kunjungan rumah untuk tatalaksana perawatan..
- Petugas Pengelola Program Filariasis di Kota Cimahi banyak merangkap program
sehingga sehingga tidak bisa melaksanakan kegiatan pengendalian Filariasis secara
optimal.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kota Cimahi merencanakan kegiatan POPM Kecacingan dengan
sasaran usia 1 – 12 tahun yang dapat dilakukan terintegrasi dengan kegiatan di
Posyandu dan kegiatan UKS di PAUD/TK dan SD/MI. dengan cakupan POPM
Kecacingan minimal 75%.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Cimahi merencanakan kegiatan Pertemuan OJT
Tatalaksana Kasus Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Cimahi melaporkan perkembangan klinis kasus kronis
sehingga bisa dilakukan evaluasi perkembangan klinis dari penderita.

Bandung, 16 Agustus 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Viqi Kusdwifebry Miftharaz,SKM

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017
LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 18 s/d 19 Juli 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Karawang
PEJABAT YANG DITEMUI : Kabid P2P
Pengelola Program P2 Filariasis

9. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

10. NAMA PETUGAS : Deden Ibrahim Hasan


PELAKSANA
NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan validasi data kasus kronis Filariasis, jumlah kasus kronis Filariasis di
Kabupaten Karawang s/d Bulan Juni 2017 sebanyak 52 orang.
- Laporan Kasus Kronis sudah dilaporkan s/d Triwulan II tahun 2017 dengan total penderita
kronis sebanyak 52 orang yang tersebar pada 25 Kecamatan.
- Sampai bulan Juli 2017 belum ditemukan kasus kronis Filariasis.
- Petugas Puskesmas sudah melaksanakan tatalaksana perawatan kasus kronis Filariasis
dengan melakukan kunjungan rumah tetapi laporan perkembangan klinis belum
dilaporkan.
- Menyampaikan kegiatan setelah POPM Filariasis putaran ke 5 yang harus direncanakan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang yaitu Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria
dan Survei Transmisi/Kejadian Filariasis. Pelaksanaan Survei Evaluasi Prevalensi
Mikrofilaria dilaksanakan setelah 6 bulan POPM Filariasis tahun ke 5 dan pelaksanaan
Survei Transmisi/Kejadian Filariasis dilaksanakan minimal 3 bulan setelah kegiatan Survei
Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria.
- Pada tahun 2018 akan dilaksanakan Survei Prevalensi Kecacingan pada anak SD/Mi
untuk mengetahui prevalensi kecacingan setelah POM Filariasis.
- Apabila hasil Prevalensi Kecacingan > 10% maka Kabupaten Karawang pada tahun 2019
harus melaksanakan POPM Kecacingan dengan sasaran usia 1 – 12 tahun selama 1 kali
setahun berturut-turut selama 5 tahun.
- Melihat penyimpanan obat DEC dan albendazaole salut yang sudah didistribusi oleh Seksi
Farmasi Provinsi Jawa Barat dengan DEC sebanyak 7.392.000 tablet dan albendazole
sebanyak 2.900.912 yang saat ini masih berada di Gudang Farmasi Kabupaten Karawang
dengan penyimpanan menggunakan rak-rak yang tersimpan dalam keadaan baik.
Sementara kebutuhan DEC untuk Kabupaten Karawang sebanyak 6.392.000 tablet
sehingga sisa 1 juta tablet akan direlokasi ke Kabupaten Purwakarta.
- Terdapat laporan Kimia Farma untuk DEC yang mengalami perubahan warana pada batch
tertentu sehingga melihat DEC di Kabupaten Karawang ternyata DEC produc Indofarma.

PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis karena
terlalu lama minum obatnya da nada beberapa aparat Desa yang memberikan obat POPM
Filariasis dengan memungut biaya.
- Kabupaten Karawang belum pernah dilaksanakan Survei Cakupan sehingga belum
diketahui cakupan sesungguhnya masyarakat minum obat.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang sudah memulai untuk Sosialisasi Survei
Prealensi Mikrofilaria sehingga Puskesmas dapat menyusun perencanaan dengan dana
BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dapat merencanakan OJT Tatalaksana
Perawatan Kasus Kronis Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merencanakan kegiatan Sosialisasi
Transmission Assesment Survei/ Survey Transmisi/Kejadian Filariasis.
- Agar obat DEC dan Albendazole paling lambat pada Bulan September 2017 sudah
didistribusikan ke Puskesmas sesuai dengan hasil pendataan Puskesmas.

Bandung, 19 Juli 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 21 s/d 22 Juni 2017

LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari


LOKASI TUJUAN : Kabupaten Sumedang
PEJABAT YANG DITEMUI : Kabid P2P
Pengelola Program P2 Filariasis

11. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

12. NAMA PETUGAS : Deden Ibrahim Hasan


PELAKSANA
NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan validasi data kasus kronis Filariasis, jumlah kasus kronis Filariasis di
Kabupaten Sumedang s/d pertengahan Bulan Juni 2017 sebanyak 12 orang.
- Ditemukan kasus kronis dengan pembengkakan di kaki an. Bu Raswi beralamat Dusun
Sukaluyu Desa Ungkal RT02/RW 01 kecamatan Conggeng dengan riwayat pegal-pegal,
nyeri kaki dan bengkak-bengkak hampir setiap 3 bulan sekali.
- Petugas Kabupaten belum melaksanakan penyelidikan epidemiologi kira-kira akan
dilaksanakan pada Bulan Juli 2017 bersamaan dengan pemeriksaan antigen dengan ICT.
- Kabupaten Sumedang pada tahun 2015 sudah pernah terdapat kegiatan Pertemuan OJT
Tatalaksana kasus Filariasis tetapi karena pengelola program Filariasis Kabupaten sudah
diganti sehingga tidak ada pengiriman laporan kasus Filariasis dan laporan perkembangan
kemajuan klinis penderita.
- Pengelola program Filariasis yang ada di Puskesmas banyak yang belum ada sehingga
pada umumnya petugas P2M yang merangkap dengan program lainnya.
- Petugas Puskesmas banyak yang mengalami rotasi sehingga banyak petugas yang baru
yang belum memahami penemuan kasus dan tatalaksana perawatan Filariasis untuk
penderita.
- Menyampaikan Kebijakan Pusat untuk pelaksanaaan Pemberian Obat Pencegahan
Massal Kecacingan bagi daerah non endemis Filariasis. Berdasar hasil survei prevalensi
kecacingan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan hasil 2.4 – 39,3%
sehingga merupakan prevalensi sedang yang harus melaksanakan POPM Kecacingan 1
kali selama 5 tahun dengan sasaran usia 1 – 12 tahun.
- Melihat penyimpanan obat albendazaole salut yang sudah didistribusi oleh Seksi Farmasi
Provinsi Jawa Barat sebanyak 250.800 tablet yang saat ini masih berada di Gudang
Farmasi Kabupaten Sumedang dengan penyimpanan menggunakan rak-rak yang
tersimpan dalam keadaan baik.

- Rencana obat albendazole akan didistribusikan ke Puskesmas pada bulan Jui 2017
sehingga pelaksanaan POPM Kecacingan untuk balita bisa dimulai bulan Agustus 2017.
- Kegiatan POPM Kecacingan di Kabupaten Sumedang rencananya akan dilaksanakan
pada saat pelaksanaan UKS dan penjaringan kesehatan anak pra sekolah dan anak
sekolah.
- Rencananya kegiatan POPM Kecacingan akan dilaksanakan dengan dana cukai rokok
sehingga akan diupayakan Sosialisasi terlebih dahulu.

PERMASALAHAN :
- Masih banyak Petugas dan dokter Puskesmas belum paham untuk mendeteksi awal
gejala klnis Filariasis sehingga perlu dirujuk ke RSUD Kab/Kota atau RS Provinsi.
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Banyaknya petugas Puskesmas yang mengalami rotasi dan beban kerja yang cukup
berat sehingga tidak dapat melakukan kunjungan rumah untuk tatalaksana perawatan..
- Petugas Pengelola Program Filariasis di Kabupaten Sumedang masih baru sehingga
sangat sulit memahami riwayat dan gejala klinis Filariasis.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang merencanakan kegiatan POPM
Kecacingan pada tahun yang akan datang sehingga sebelum pelaksanaan POPM
Kecacingan dapat dilaksanakan Pertemuan Advokasi dan Lintas Program POPM
Kecacingan.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang merencanakan kegiatan Pertemuan OJT
Tatalaksana Kasus Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang melaporkan perkembangan klinis kasus
kronis sehingga bisa dilakukan evaluasi perkembangan klinis dari penderita.
Bandung, 22 Juni 2017
Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 18 s/d 19 Juli 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Karawang
PEJABAT YANG DITEMUI : Kabid P2P
Pengelola Program P2 Filariasis

13. NAMA PETUGAS : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


PELAKSANA
NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

14. NAMA PETUGAS : Deden Ibrahim Hasan


PELAKSANA
NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Melakukan validasi data kasus kronis Filariasis, jumlah kasus kronis Filariasis di
Kabupaten Karawang s/d Bulan Juni 2017 sebanyak 52 orang.
- Laporan Kasus Kronis sudah dilaporkan s/d Triwulan II tahun 2017 dengan total penderita
kronis sebanyak 52 orang yang tersebar pada 25 Kecamatan.
- Sampai bulan Juli 2017 belum ditemukan kasus kronis Filariasis.
- Petugas Puskesmas sudah melaksanakan tatalaksana perawatan kasus kronis Filariasis
dengan melakukan kunjungan rumah tetapi laporan perkembangan klinis belum
dilaporkan.
- Menyampaikan kegiatan setelah POPM Filariasis putaran ke 5 yang harus direncanakan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang yaitu Survei Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria
dan Survei Transmisi/Kejadian Filariasis. Pelaksanaan Survei Evaluasi Prevalensi
Mikrofilaria dilaksanakan setelah 6 bulan POPM Filariasis tahun ke 5 dan pelaksanaan
Survei Transmisi/Kejadian Filariasis dilaksanakan minimal 3 bulan setelah kegiatan Survei
Evaluasi Prevalensi Mikrofilaria.
- Pada tahun 2018 akan dilaksanakan Survei Prevalensi Kecacingan pada anak SD/Mi
untuk mengetahui prevalensi kecacingan setelah POM Filariasis.
- Apabila hasil Prevalensi Kecacingan > 10% maka Kabupaten Karawang pada tahun 2019
harus melaksanakan POPM Kecacingan dengan sasaran usia 1 – 12 tahun selama 1 kali
setahun berturut-turut selama 5 tahun.
- Melihat penyimpanan obat DEC dan albendazaole salut yang sudah didistribusi oleh Seksi
Farmasi Provinsi Jawa Barat dengan DEC sebanyak 7.392.000 tablet dan albendazole
sebanyak 2.900.912 yang saat ini masih berada di Gudang Farmasi Kabupaten Karawang
dengan penyimpanan menggunakan rak-rak yang tersimpan dalam keadaan baik.
Sementara kebutuhan DEC untuk Kabupaten Karawang sebanyak 6.392.000 tablet
sehingga sisa 1 juta tablet akan direlokasi ke Kabupaten Purwakarta.
- Terdapat laporan Kimia Farma untuk DEC yang mengalami perubahan warana pada batch
tertentu sehingga melihat DEC di Kabupaten Karawang ternyata DEC produc Indofarma.

PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Terdapat kejenuhan di masyarakat untuk minum obat pencegahan Filariasis karena
terlalu lama minum obatnya da nada beberapa aparat Desa yang memberikan obat POPM
Filariasis dengan memungut biaya.
- Kabupaten Karawang belum pernah dilaksanakan Survei Cakupan sehingga belum
diketahui cakupan sesungguhnya masyarakat minum obat.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang sudah memulai untuk Sosialisasi Survei
Prealensi Mikrofilaria sehingga Puskesmas dapat menyusun perencanaan dengan dana
BOK.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dapat merencanakan OJT Tatalaksana
Perawatan Kasus Kronis Filariasis.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang merencanakan kegiatan Sosialisasi
Transmission Assesment Survei/ Survey Transmisi/Kejadian Filariasis.
- Agar obat DEC dan Albendazole paling lambat pada Bulan September 2017 sudah
didistribusikan ke Puskesmas sesuai dengan hasil pendataan Puskesmas.

Bandung, 19 Juli 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM
Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM
NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 12 s/d 13 Juni 2017

LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari


LOKASI TUJUAN : Kabupaten Kuningan
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kab.Kuningan
Kasie P2PM Dinas Kesehatan Kab. Kuningan
Kepala Puskesmas Kramat Mulya
Pengelola Program P2 Filariasis

15. NAMA PETUGAS : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


PELAKSANA
NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

16. NAMA PETUGAS : Deden Ibrahim Hasan,SKM


PELAKSANA
NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Kabupaten Kuningan merupakan daerah endemis Filariasis, pada bulan Oktober 2017
akan melaksanakan POPM Filariasis putaran ke 3.
- Melakukan validasi data kasus kronis di Kabupaten Kuningan, berdasarkan laporan di
Dinas Kesehatan Provinsi jumlah kumulatif kasus kronis Filariasis sebanyak 65 orang
dan dilaporkan kasus kronis yang barasal dari wilayah Puskesmas Jalaksana sebanyak
3 orang sudah meninggal sehingga keseluruhan kasus kronis Filariasis di Kab. Kuningan
sebanyak 62 orang.
- Pada tahun 2016 ditemukan DEC yang mengalami perubahan warna hijau kekuningan.
- Melakukan pemantauan penyimpanan obat DEC dan Albendazole di Gudang Farmasi
Kab. Kuningan, dengan penyimpanan sesuai dengan persyaratan dimana sudah
terdapat rak-rak penyimpanan obat sehingga obat tidak lembab.
- Saat ini ketersediaan obat DEC sebanyak 2.290.900 tablet dengan ex date pada
Oktober 2021, sedangkan kebutuhan DEC untuk tahun 2017 sebanyak 3.900.000 tablet
sehingga kekurangan DEC sebanyak 1.610.000 tablet.Sedangkan sisa stok Albendazole
sebanyak 342.000 tablet dengan ex date pada April 2020 sedangkan kebutuhan
sebanyak 1.200.000 tablet sehingga kekurangan Albendazole sebanyak 858.000 tablet.
Kekurangan obat akan dialokasikan dan koordinasi dengan Seksi Farmasi Provinsi
untuk penjadwalan pengiriman obat.
- Sebelum pelaksanaan POPM Filariasis pada Bulan Mei sudah dilaksanakan pendataan
kader untuk mengetahui sasaran POPM Filariasis.
- Melakukan pemantauan pendataan Kader Desa Kramat Mulya. Pada Desa Kramat
Mulya terdapat 2 Dusun masing-masing Dusun ada 2 RW.
Pada Dusun Manis dengan sasaran usia 1 – 70 tahun terdapat 1.003 jiwa sedangkan
usia 2 – 70 tahun sebanyak 990 jiwa yang akan diakomodir pada 1 Pos Minum Obat.
- Pendataan sudah dilaksanakan Kader dengan monitoring untuk screening penderita
kronis oleh Bidan Desa.
- Pendataan Kader belum memasukkan warga yang mengontrak tetapi KTP bukan masuk
wilayah Desa tersebut sehingga belum masuk perhitungan sasaran POPM Filariasis.
- Sedangkan anggota keluarga yang merantau lebih 3 bulan dimasukkan ke dalam jumlah
penduduk tetapi tidak masuk sasaran POPM Filariasis.
- Melakukan kunjungan ke rumah penderita an. Ibu Sukarnah (usia 78 tahun) alamat
Dusun karang Mangu RT 12 RW 08 Desa Keramat Mulya Kecamatan Kramat Mulya,
penderita di rawat RSUD Linggajati dinyatakan positif Mikrofilaria berdasar hasil
pemeriksaan leboratorium RS dan mendapat pengobatan DEC selama 10 hari.
- Penderita masih pada gejala klinis akut, terlihat pembengkakan pada kaki kanan tetapi
masih sangat kecil (stadium 1). Selama ini penderita tidak pernah merantau dan tinggal
di rumah tersebut dari kecil sehingga penularan terjadi pada Desa tersebut.
- Setelah dilakukan wawancara dengan keluarga, saat ini tidak ada yang mengalami
demam dan adanya benjolan hilang timbul.
- Melakukan kunjungan ke penderita an. Pak Saal (usia 63 tahun) alamat Desa Linggajati
RT 1/RW 1 Dusun I Kecamatan Cilimus, dengan pembengkakan di tangan kiri dengan
stadium 3 dan terdapat jamur di sela-sela jari.
- Memberi arahan tatalaksana perawatan agar penderita tidak mengalami infeksi
sekunder dan pembengkakan tidak semakin besar yaitu dengan pencucian bagian yang
bengkak 1 kali sehari apabila mau tidur malam, melakukan exercise pada lengan yang
bengkak dan meninggikan lengan yang bengkak dengan bantal pada saat tidur

PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Cakupan POPM Filariasis belum dapat diketahui sesungguhnya yang ada di masyarakat
saat ini laporan yang dikirim adalah laporan dari Puskesmas s/d Dinas Kesehatan
Kabupaten Kuningan.

SARAN:
- Kader agar melakukan pendataan ulang untuk mendata warga yang tinggal di wilayah
tetapi KTP bukan wilayah Desa tersebut.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dapat merencanakan kegiatan survei
cakupan dan survei evaluasi prevalensi setelah 6 pada POPM Filariasis Putaran ke 3.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dapat merencanakan OJT Tatalaksana
perawatan kasus kronis Filariasis bagi petugas Puskesmas
- Petugas Puskesmas sudah melaksanakan tatalaksana perawatan kasus kronis
lemfedma tetapi belum ada laporan perkembangan kemajuan klinis penderita.
- .

Bandung, 13 Juni 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
Deden Ibrahim Hasan,SKM

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 12 s/d 13 Juni 2017

LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari


LOKASI TUJUAN : Kabupaten Kuningan
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kab.Kuningan
Kasie P2PM Dinas Kesehatan Kab. Kuningan
Kepala Puskesmas Kramat Mulya
Pengelola Program P2 Filariasis

17. NAMA PETUGAS : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


PELAKSANA
NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

18. NAMA PETUGAS : Deden Ibrahim Hasan,SKM


PELAKSANA
NIP : -
PANGKAT, GOL. RUANG : -

HASIL :
- Kabupaten Kuningan merupakan daerah endemis Filariasis, pada bulan Oktober 2017
akan melaksanakan POPM Filariasis putaran ke 3.
- Melakukan validasi data kasus kronis di Kabupaten Kuningan, berdasarkan laporan di
Dinas Kesehatan Provinsi jumlah kumulatif kasus kronis Filariasis sebanyak 65 orang
dan dilaporkan kasus kronis yang barasal dari wilayah Puskesmas Jalaksana sebanyak
3 orang sudah meninggal sehingga keseluruhan kasus kronis Filariasis di Kab. Kuningan
sebanyak 62 orang.
- Pada tahun 2016 ditemukan DEC yang mengalami perubahan warna hijau kekuningan.
- Melakukan pemantauan penyimpanan obat DEC dan Albendazole di Gudang Farmasi
Kab. Kuningan, dengan penyimpanan sesuai dengan persyaratan dimana sudah
terdapat rak-rak penyimpanan obat sehingga obat tidak lembab.
- Saat ini ketersediaan obat DEC sebanyak 2.290.900 tablet dengan ex date pada
Oktober 2021, sedangkan kebutuhan DEC untuk tahun 2017 sebanyak 3.900.000 tablet
sehingga kekurangan DEC sebanyak 1.610.000 tablet.Sedangkan sisa stok Albendazole
sebanyak 342.000 tablet dengan ex date pada April 2020 sedangkan kebutuhan
sebanyak 1.200.000 tablet sehingga kekurangan Albendazole sebanyak 858.000 tablet.
Kekurangan obat akan dialokasikan dan koordinasi dengan Seksi Farmasi Provinsi
untuk penjadwalan pengiriman obat.
- Sebelum pelaksanaan POPM Filariasis pada Bulan Mei sudah dilaksanakan pendataan
kader untuk mengetahui sasaran POPM Filariasis.
- Melakukan pemantauan pendataan Kader Desa Kramat Mulya. Pada Desa Kramat
Mulya terdapat 2 Dusun masing-masing Dusun ada 2 RW.
Pada Dusun Manis dengan sasaran usia 1 – 70 tahun terdapat 1.003 jiwa sedangkan
usia 2 – 70 tahun sebanyak 990 jiwa yang akan diakomodir pada 1 Pos Minum Obat.
- Pendataan sudah dilaksanakan Kader dengan monitoring untuk screening penderita
kronis oleh Bidan Desa.
- Pendataan Kader belum memasukkan warga yang mengontrak tetapi KTP bukan masuk
wilayah Desa tersebut sehingga belum masuk perhitungan sasaran POPM Filariasis.
- Sedangkan anggota keluarga yang merantau lebih 3 bulan dimasukkan ke dalam jumlah
penduduk tetapi tidak masuk sasaran POPM Filariasis.
- Melakukan kunjungan ke rumah penderita an. Ibu Sukarnah (usia 78 tahun) alamat
Dusun karang Mangu RT 12 RW 08 Desa Keramat Mulya Kecamatan Kramat Mulya,
penderita di rawat RSUD Linggajati dinyatakan positif Mikrofilaria berdasar hasil
pemeriksaan leboratorium RS dan mendapat pengobatan DEC selama 10 hari.
- Penderita masih pada gejala klinis akut, terlihat pembengkakan pada kaki kanan tetapi
masih sangat kecil (stadium 1). Selama ini penderita tidak pernah merantau dan tinggal
di rumah tersebut dari kecil sehingga penularan terjadi pada Desa tersebut.
- Setelah dilakukan wawancara dengan keluarga, saat ini tidak ada yang mengalami
demam dan adanya benjolan hilang timbul.
- Melakukan kunjungan ke penderita an. Pak Saal (usia 63 tahun) alamat Desa Linggajati
RT 1/RW 1 Dusun I Kecamatan Cilimus, dengan pembengkakan di tangan kiri dengan
stadium 3 dan terdapat jamur di sela-sela jari.
- Memberi arahan tatalaksana perawatan agar penderita tidak mengalami infeksi
sekunder dan pembengkakan tidak semakin besar yaitu dengan pencucian bagian yang
bengkak 1 kali sehari apabila mau tidur malam, melakukan exercise pada lengan yang
bengkak dan meninggikan lengan yang bengkak dengan bantal pada saat tidur

PERMASALAHAN :
- Kasus kronis Filariasis sudah dilakukan tatalaksana perawatan oleh petugas Puskesmas
tetapi belum ada laporan perkembangan klinis penderita.
- Cakupan POPM Filariasis belum dapat diketahui sesungguhnya yang ada di masyarakat
saat ini laporan yang dikirim adalah laporan dari Puskesmas s/d Dinas Kesehatan
Kabupaten Kuningan.

SARAN:
- Kader agar melakukan pendataan ulang untuk mendata warga yang tinggal di wilayah
tetapi KTP bukan wilayah Desa tersebut.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dapat merencanakan kegiatan survei
cakupan dan survei evaluasi prevalensi setelah 6 pada POPM Filariasis Putaran ke 3.
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dapat merencanakan OJT Tatalaksana
perawatan kasus kronis Filariasis bagi petugas Puskesmas
- Petugas Puskesmas sudah melaksanakan tatalaksana perawatan kasus kronis
lemfedma tetapi belum ada laporan perkembangan kemajuan klinis penderita.
- .

Bandung, 13 Juni 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 2 Juni 2017

LAMA PERJALANAN DINAS : 1 (satu) Hari


LOKASI TUJUAN : Kabupaten Bandung Barat
PEJABAT YANG DITEMUI : Kepala Bidang P2P
Kepala Seksi P2PM
Pengelola Program P2 Filariasis

1. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

2. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Kiki Furbani,SKM


NIP : 19851028 201101 2 003
PANGKAT, GOL. RUANG : Penata Muda Tk. I / IIIb

HASIL :
- Menyampaikan Kebijakan Kementerian Kesehatan RI bahwa Kabupaten/Kota yang
bukan Endemis Filariasis dan Paska POPM Filariasis harus melaksanakan Pemberian
Obat Pencegahan (POPM) Kecacingan dengan sasaran 1 – 4 tahun setiap 1 tahun 1 kali
selama 5 tahun.
- Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat dalam
rangka mendukung POPM Kecacingan yaitu Pertemuan Advokasi POPM Kecacingan
dan Pertemuan Lintas Program POPM Kecacingan. Kegiatan ini mendapat pendanaan
dari APBN dan akan dilaksanakan pada Bulan Juli 2017.
- Pertemuan Advokasi melibatkan lintas program seperti Camat, Dinas Pendidikan Tk.
Kabupaten, UPTD Pendidikan Tingkat Kecamatan, Tim UKS dengan peserta sebanyak
75 orang dengan harapan agar terdapat dukungan Lintas Sektor pada saat pelaksanaan
POPM Kecacingan.
- Sedangkan Pertemuan Lintas Program POPM Kecacingan dilaksanakan dengan peserta
pengelola program Filariasis Puskesmas dan petugas UKS dan lintas program terkait di
Dinas Kesehatan Kabupaten. Diharapkan petugas Puskesmas sebagai pelaksana
POPM kecacingan mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian obat cacing baik ke
Posyandu, PAUD dan SD/MI.
- Menyampaikan Kegiatan POPM Kecacingan yang bisa dilaksanakan secara integrasi
dengan kegiatan Pemberian Vitamin A di Posyandu, kegiatan penjaringan anak sekolah
di PAUD dan SD/MI.
- Menyampaikan tatalaksana perawatan kasus kronis Filariasis yang harus ditindaklanjuti
oleh petugas Kabupaten/Kota sehingga diharapkan Puskesmas bisa menerapkan
tatalaksana perawatan bagi penderita kronis Filariasis dan menyampaikan laporan
kemajuan klinis.
- Mengklarifikasi kebutuhan obat Albendazole untuk Kab. Bandung Barat sebanyak
416.130 tablet sementara yang sudah terkirim baru 409.500 tablet.

PERMASALAHAN :
- Pelaksanaan POPM Kecacingan merupakan kegiatan baru sehingga masih banyak
Lintas Program dan Lintas Sektor yang belum mengetahui pelaksanaan POPM
Kecacingan yang dapat terintegrasi dengan kegiatan lain.
- Kegiatan – kegiatan yang mendukung upaya pengendalian Filariasis dan Kecacingan di
Kabupaten Bandung Barat tidak ada sehingga harus difasilitasi oleh Provinsi.
- Belum ada kegiatan OJT tentang Deteksi Dini dan Tatalaksana Kasus Filariasis bagi
petugas Puskesmas.

SARAN:
- Agar Kabupaten Bandung Barat merencanakan kegiatan Pertemuan OJT tentang
tatalaksana kasus kronis Filariasis.
- Agar Kabupaten Bandung Barat sudah mulai melakukan pendataan sasaran POPM
kecacingan sehingga dapat diketahui kebutuhan obat Albendazole pada anak usia 1 –
12 tahun.

Bandung, 2 Juni 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi P2PM

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Kiki Furbani,SKM
NIP. 19851028 201101 2 003
-

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 27 – 4 – 2017 s/d 28 – 4 - 2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Majalengka
PEJABAT YANG DITEMUI : Pengelola Program P2 Filariasis

3. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

4. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM


NIP :
PANGKAT, GOL. RUANG :

HASIL :
- Kabupaten Majalengka merupakan daerah non Endemis Filariasis dengan jumlah kasus
yang ditemukan s/d Tahun 2016 sebanyak 26 kasus yang terseebar di wilayah
Puskesmas.
- Pada tahun 2015 sudah pernah dilakukan OJT tentang Deteksi Dini dan Tatalaksana
Kasus Filariasis sehingga diharapkan petugas pengelola program Puskesmas dapat
melakukan penemuan dini kasus Filariasis.
- Pada bulan Maret 2017 ditemukan kasus kronis Filariasis an. Eye Sukarta usia 45 tahun
dengan alamat Desa Jati Mulya Rt 06 Rw 01 Kecamatan Kasokandel Kabupaten
Majalengka dengan pembengkakan pada seluruh tungkai sebelah kiri yang disertai
keluhan demam dan terasa nyeri pada kaki yang bengkak. Pembengkakan sudah terjadi
25 tahun yang lalu dan penderita tidak pernah merantau dari lahir sampai sekarang
berada pada desa tersebut.
- Penderita sudah pada stadium 6 karena sudah terdapat pembengkakan menetap,
adanya lipatan kulit, nodul dan kulit berjamur.
- Memberikan penyuluhan pengendalian penyakit Filariasis kepada masyarakat agar tidak
kawatir tertular Filariasis.
- Memberikan OJT kepada petugas Laboratorium Puskesmas tentang Pemeriksaan
antigen dengan ICT.
- Melakukan pemeriksaan antigen dengan menggunakan alat ICT pada warga sekitar
penderita kronis sebanyak 25 orang dengan hasil keseluruhan negatif.
- Memberikan arahan kepada petugas pengelola program Puskesmas Kasokandel dan
penderita tentang tatalaksana perawatan kasus kronis dengan cara :
 Perawatan Kasus Kronis :
 Pembersihan luka/lesi kulit dan apabila ada abses diinsisi.
 Pengobatan luka/lesi di kulit dengan salep antibiotika atau anti jamur.
 Pencucian bagian yang bengkak
 Meninggikan bagian yang bengkak (tungkai, lengan)
 Melakukan latihan/exercise pada anggota tubuh yang bengkak.
 Melakukan pembalutan pada kaki yang bengkak dengan elastis verban
 Pemakaian alas kaki yang cocok (pembengkakan pada kaki).

PERMASALAHAN :
- Petugas pengelola program Filariasis Kabupaten masih baru sehingga belum mengetahui
prosedur apabila terdapat penemuan kasus kronis.
- Petugas Puskesmas sudah dapat menemukan penderita kronis tetapi belum tahu
bagaimana tatalaksana perawatan yang benar.
- Petugas Puskesmas belum melaporkan perkembangan klinis penderita baru melaporkan
penemuan kasus kronis Filariasis.
- Terdapat mutasi petugas pengelola program Puskesmas sehingga banyak yang belum tahu
tentang tatalaksana perawatan penderita kasus kronis maupun klinis Filariasis

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka bisa mengupayakan adanya OJT Deteksi
dini dan tatalaksana kasus kronis Filariasis

Bandung, 28 April 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 30 -03-2017S/D 31-03-2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kabupaten Ciamis
PEJABAT YANG DITEMUI : Pengelola Program P2 Filariasis

5. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa

6. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Rukman,Amd.AK


NIP : 19670211 198803 1 004
PANGKAT, GOL. RUANG : Pranata Laboratorium Kesehatan Penyelia

HASIL :
- Kabupaten Ciamis bukan merupakan daerah Non Endemis Filariasis tetapi perbatasan
dengan Kabupaten Tasikmalaya yang merupakan daerah endemis Filariasis.
- Di Desa Medanglayang Kecamatan Panumbangan Kecamatan Ciamis terdapat 4 kasus
kronis Filariasis sehingga terdapat permintaan masyarakat untuk dilakukan pemeriksaan
darah untuk infeksi filarial, 1 orang sudah meninggal dan 1 orang pindah.
- Melakukan penyelidikan epidemiologi pada penderita yang bernama Ibu Ai Sofiah usia
49 tahun dengan riwayat pembengkakan pada kaki sebelah kiri semenjak 14 tahun yang
lalu dan selama ini tidak pernah merantau sehingga dimungkinkan factor risiko transmisi
Filariasis berada di Desa Medanglayang.Saat ini penderita kadang-kadang mengalami
serangan akut seperti demam, nyeri pada kaki kira-kira hampir setiap 2 bulan sekali.
Penderita sudah pada stadium 5 dengan ciri-ciri pembengkakan sudah menetap dan
terdapat lipatan dalam, terdapat infeksi sekunder karena adanya jamur pada jari-jari dan
sela-sela jari kaki. Penderita belum pernah minum obat DEC sehingga kita berikan DEC
6 mg/kg BB dengan dosis 3 kali pemberian selama 12 hari.
- Memberikan penjelasan kepada penderita untuk melakukan tatalaksana perawatan
dengan mencuci kaki yang bengkak 2 kali sehari, meninggikan kaki yang bengkak
dengan kursi atau kalau sedang tidur dengan menggunakan bantal dan melakukan
exercise/latihan pada kaki yang bengkak.
- Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten ciamis dan Puskesmas Panumbangan
melakukan pemeriksaan antigen Desa Medanglayang.
- Memberikan on the job training ke petugas Analis Puskesmas Panumbangan tentang
pemeriksaan antigen dengan menggunakan ICT.
- Memberikan Sosialisasi tentang Program Eliminasi Filariasis dan penyehatan lingkungan
pada masyarakat Desa Medanglayang.
- Melakukan pemeriksaan antigen dengan menggunakan ICT pada masyarakat Desa
Medanglayang sebanyak 61 orang dengan hasil keseluruhan negatif.

- Memberikan arahan kepada petugas pengelola program Puskesmas Medanglayang


tentang tatalaksana perawatan kasus kronis dengan cara :
 Pengobatan Kasus Klinis :
Pengobatan Kasus Klinis menggunakan DEC dengan dosis 6 mg/kg BB 3 kali
pemberian selama 12 hari. Pemberian obat apabila tidak sedang mengalami
serangan akut, apabila sedang mengalami serangan akut harus diobati terlebih
dahulu gejala akutnya dengan terapi simptomatis.
 Perawatan Kasus Klinis :
 Pembersihan luka/lesi kulit dan apabila ada abses diinsisi.
 Pengobatan luka/lesi di kulit dengan salep antibiotika atau anti jamur.
 Pencucian bagian yang bengkak
 Meninggikan bagian yang bengkak (tungkai, lengan)
 Melakukan latihan/exercise pada anggota tubuh yang bengkak.
 Pemakaian alas kaki yang cocok (pembengkakan pada kaki).
PERMASALAHAN :
- Petugas pengelola program Filariasis Puskesmas belum paham dengan tatalaksana
perawatan kasus klinis maupun kronis Filariasis.
- Petugas pengelola program Filariasis Kabupaten masih baru sehingga belum mengetahui
prosedur apabila terdapat penemuan kasus kronis.

SARAN:
- Agar Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis bisa mengupayakan adanya OJT Deteksi dini
dan tatalaksana kasus kronis Filariasis

Bandung, 31 Maret 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007
Rukman,Amd.AK
NIP. 19670211 198803 1 004

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


SATUAN KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT (029017)
TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor


dan Zoonotik (2059)
OUTPUT : Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan
Kecacingan
SUB OUTPUT : Layanan Pelaksanaan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan di Kabupaten/Kota
MAKSUD PERJALANAN DINAS : Bimbingan Teknis P2 Filariasis
(2059.008.002.053.C)
TANGGAL BERANGKAT : 23 -03-2017S/D 24-03-2017
LAMA PERJALANAN DINAS : 2 (dua) Hari
LOKASI TUJUAN : Kota Depok
PEJABAT YANG DITEMUI : Pengelola Program P2 Filariasis

7. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP : 19680307 199203 2 007
PANGKAT, GOL. RUANG : Pembina / IVa
8. NAMA PETUGAS PELAKSANA : Deden Ibrahim Hasan,SKM
NIP :
PANGKAT, GOL. RUANG :

HASIL :

- Kota Depok merupakan daerah endemis Filariasis yang sudah melaksanakan


Pemberian Obat Pencegahan Massal Filariasis selama 6 tahun, saat ini sedang pada
tahap Surveilans Paska POPM Filariasis dengan kegiatan Survei Penularan Kejadian
Filariasis/ Transmission Assesment Survey yang ke 3.
- Kasus Kronis Filariasis di Kota Depok sebanyak 47 kasus dan sudah dilakukan
tatalaksana kasus tetapi sampai saat ini Puskesmas belum melaporkan kemajuan klinis
dari penderita kronis Filariasis yang dilakukan kunjungan rumah/home care. Sehingga
Dinas Kesehatan Kota Depok belum melaporkan kemajuan klinis penderita kronis ke
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
- Kegiatan Survei Penularan Kejadian Filariasis/ Transmission Assesment Survey yang ke
3 dengan Evaluasi Unit sebanyak 2 EU, dimana sampel pada masing-masing EU
sebanyak 1.556 siswa kelas 1 dan 2 dari 30 SD utama dan cadangan sebanyak 10 SD.
- Pelaksanaan Survei Penularan Kejadian Filariasis / Transmission Assesment Survey
yang ke 3 pada EU 1 dimulai pada tanggal 23 Maret 2017.
- Melakukan pemantauan kegiatan Survei Penularan Kejadian Filariasis/ Transmission
Assesment Survey pada SD Beji 7 Kecamatan Beji pada tanggal 23 Maret 2017 dengan
jumlah sasaran yang dilakukan pemeriksaan sebanyak 74 orang, yang dilakukan
pemeriksaan antigen sebanyak 63 orang, yang tidak dilakukan pemeriksaan sebanyak
11 orang karena pindah 4 orang dan sakit 7 orang. Hasil keseluruhan negatif.
- Pada tanggal 24 Maret 2017 melakukan pemantauan TAS ke SD Beji 8 Kecamatan Beji
dengan sasaran pemeriksan sebanyak 58 siswa yang dilakukan pemeriksaan sebanyak
49 siswa sedangka yang tidak hadir sebanyak 9 siswa, hasil keseluruhan negatif.
- Melakukan evaluasi kegiatan TAS di Kota Depok dengan pengelola program Filariasis
untuk mengoptimalksan sasaran pemeriksaan sehingga SD cadangan dapat
diminimalisir, kapiler yang digunakan TAS harus menggunakan kapiler yang dari ICT
bukan yang kecil.

SARAN:
- Agar Puskesmas dapat berkoordinasi dengan pihak sekolah supaya dapat mengurangi
anak yang tidak masuk pada saat pemeriksaan antigen.
- Agar Dinas Kesehatan Kota Depok dapat mengevaluasi kegiatan TAS pada EU 1
sehingga sasaran pada EU dan kendala di EU 2 dapat diminimalisir.

Bandung, 24 Maret 2017


Mengetahui : Pelaksana:
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit

Widyawati,SKM,M.Kes Elfi Cut Mutia,SKM,MKM


NIP. 19680923 199202 2 001 NIP. 19680307 199203 2 007

Deden Ibrahim Hasan,SKM

Anda mungkin juga menyukai