Anda di halaman 1dari 2

Ketika Tuhan Meminta Saya Untuk Berhenti Melayani

Posted on Juli 27, 2018 Revy HalimPosted in Jesus, Others

Pada renungan hari ini, saya ingin menceritakan tentang pelajaran personal yang Tuhan berikan
kepada saya. Jadi seperti yang kalian ketahui, saya memberikan sebuah renungan baru setiap
harinya di website Grace Depth. Tentu renungan-renungan ini bukanlah sesuatu yang muncul tanpa
usaha apa-apa, melainkan sesuatu yang tercipta melalui pembelajaran yang tidak pernah berhenti
melalui pembacaan buku dan penontonan kotbah.
Sebenarnya, sebelum saya memulai website Grace Depth, saya juga sudah sering membaca buku-
buku rohani dan menonton video-video kotbah, tetapi saya tidak pernah membawa pen dan buku
untuk mencatat apa yang saya temukan. Saya hanya membaca dan mendengar karena kerinduan
saya untuk mengetahui lebih banyak tentang Tuhan dan untuk mengetahui lebih dalam tentang
kasih-Nya kepada saya. Namun, setelah saya menjadi penulis di Grace Depth untuk waktu yang
cukup lama, saya menemukan diri saya seringkali membaca buku dan menonton kotbah bukan lagi
karena ingin mengetahui lebih banyak tentang Tuhan, melainkan karena harus mencari bahan untuk
menulis.

Tentu yang saya lakukan kelihatannya baik—menulis tentang Tuhan untuk memberkati orang-orang.
Namun, Tuhan mengingatkan saya bahwa apa yang saya lakukan tidaklah berkenan di mata-Nya.
Tuhan mengatakan bahwa tentu Dia ingin agar saya dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain,
tetapi Dia tidak mau saya menjadi penyalur berkat jika saya terlalu sibuk melayani sehingga tidak
dapat menikmati diri-Nya.
Tuhan mengingatkan saya melalui Lukas 10:38-42,
“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung.
Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu
mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan
terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus
dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani
seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”
Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan
banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik,
yang tidak akan diambil dari padanya.””

Saya pun langsung tersadar bahwa saya telah melakukan hal yang sama seperti Marta. Tentu
melayani Tuhan bukanlah sesuatu yang salah, tetapi jika melayani Tuhan membuat kita lupa untuk
menikmati hadirat Tuhan di dalam hidup kita, melayani pun dapat menjadi sesuatu yang salah.
Perumpamaannya adalah seperti seorang suami yang terus bekerja mencari nafkah bagi istrinya,
tetapi tidak pernah menyediakan waktu untuk bersenang-senang bersama dengan istrinya. Tidak
akan ada gunanya, relationship tersebut tidak akan bertahan dengan baik. Relationship hanya dapat
bertahan dengan baik jika melayani diseimbangi dengan menikmati.
Saya merasa ini adalah sebuah pelajaran penting bagi kehidupan relationship saya dengan Tuhan,
dan tentunya juga dapat menjadi pelajaran penting bagi kehidupan relationship kalian dengan
Tuhan. Tentu kita harus terus melayani Tuhan dengan segenap hati dan kekuatan kita, tetapi
janganlah sampai kita lupa untuk menikmati Tuhan. Tuhan pun bekerja enam hari dan beristirahat
pada hari ketujuh untuk menikmati ciptaan-Nya. Maka itu marilah kita juga beristirahat sekali-sekali
dari pekerjaan dan pelayanan kita, untuk menikmati Tuhan dan mengingatkan diri kita akan
mengapa kita melayani-Nya.
“God doesn’t want something from us. He simply wants us”—C. S. Lewis

Jika kalian suka dengan artikel Kristen / renungan Kristen hari ini, jangan lupa share dan add official
line kami ya^^
Kalian juga dapat lihat artikel-artikel dan renungan-renungan terbaru lainnya dengan scroll terus ke
bawah.
Have a nice day, God Bless!

Anda mungkin juga menyukai