Anda di halaman 1dari 8

Etika Berlalu Lintas

Apa itu etika dan lalu lintas?


Etika adalah adat kebiasaan yang mengatur hubungan antar manusia. Etika bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang tertib, damai dan teratur. Berdasarkan Undang-Undang No. 22
Tahun 2009 Lalu Lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan.
Apa itu etika berlalu lintas dan apa manfaatnya?
Etika Berlalu Lintas adalah penduan sikap atau aturan yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lain di dalam berlalu lintas.

Manfaat Etika Berlalu Lintas adalah sebagai berikut :

1. Mengatur individu dalam menggunakan jalan agar tidak seenaknya sendiri.


2. Tercipta kelancaran, keteraturan, keselamatan, dan ketertiban.
3. Mengurangi angka kecelakaan.
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 dikatakan tertib, lancar, aman dan terpadu
apabila dalam berlalu lintas berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan kewajiban
pengguna jalan serta bebas dari hambatan dan kemacetan jalan.

Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” artinya kebiasaan. Jika didefinisikan
Etika adalah suatu adat kebiasaan yang berhubungan erat dengan konsep individu atau
kelompok sebagai alat yang mengatur hubungan antara kelompok manusia. Etika memiliki
norma-norma positif yang mengatur manusia untuk bersikap santun. Jika setiap orang
memiliki dan mematuhi etika maka hidup ini akan berjalan lancar. Jadi etika sangat penting
diterapkan dalam kehidupan masyarakat, karena dengan adanya etika ada pedoman yang
digunakan untuk mengatur perilaku manusia untuk hidup rukun dengan masyarakat
disekitarnya. Sehingga dapat tercipta masyarakat yang tertib, damai, dan teratur. Tanpa adanya
etika manusia hidup tanpa pedoman. Jika diibaratkan maka hidup didunia tanpa lampu, tanpa
cahaya yang menuntun.
Manusia adalah makhluk sosial dan pasti butuh berhubungan dengan orang lain. Hubungan
antar manusia bisa dikemukakan bahwa manusia berinteraksi dengan manusia lain. Tentu
dalam berhubungan dengan orang lain kita membutuhkan etika untuk memberikan pedoman
bagi kita untuk bersikap yang baik sehingga kita dapat hidup rukun dan berdampingan dalam
bermasyarakat.

B. Pengertian lalu lintas


Manusia adalah makhluk sosial dan pasti butuh berhubungan dengan orang lain. Hubungan
antar manusia bisa dikemukakan bahwa manusia berinteraksi dengan manusia lain.Didalam
berinteraksi manusia tentu berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain. Kemudian
muncullah istilah “Transportasi” yaitu perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan manusia atau
mesin. Seiring perkembangan zaman manusia dapat menciptakan kendaraan bermotor untuk
memudahkan manusia dalam bertransportasi.
Dalam bertransportasi kemudian dikenal istilah “Lalu Lintas”. Di dalam Undang-Undang No.
22 Tahun 2009 Lalu Lintas didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas
jalan. Jadi pergerakan kita dari suatu tempat ke tempat tujuan dengan menggunakan alat
transportasi melalui ruang jalan bisa dikatakan sebagai lalu lintas. Seperti saat kita berkendara
dari Tuban meuju Surabaya naik bis ataupun nsepeda motor.

C. Hubungan antara etika dengan berkendara di jalan raya.


Dalam penggunaan fasilitas jalan tidak sendirian, namun bersama dengan banyak orang
karena kita hidup bermasyarakat. Cakupan masyarakat tentu sangat luas, dan pasti memiliki
pemikiran yang berbeda-beda dan cenderung memikirkan kepentingannya masing-masing.
Tanpa adanya Etika Berlalu Lintas mungkin kita tidak bisa membayangkan, pasti sering terjadi
kecelakaan di jalan raya. Kejadfian ini disebabkan kurangnya tenggang rasa antar pengguna
jalan, pengemudi cenderung egois ingin cepat sampai. Jika ini dibiarkan terus-menerus maka
angka kecelakaan akan semakin meningkat. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman dan
pelaksanaan Etika Berlalu Lintas.
Etika Berlalu Lintas yaitu pedoman sikap atau aturan yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lain di dalam berlalu lintas. Etika tidak hanya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari saja, namun etika juga sangat penting diterapkan dalan berlalu lintas.
Prinsip etika yang diterapkan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan etika
berlalu lintas hampir sama yaitu tenggang rasa dan saling menghargai. Dalam berlalu lintas
kita harus tenggang rasa dengan pengguna jalan lain dan jangan mementingkan egois.

Manfaat dan tujuan dibuat Etika Berlalu Lintas antara lain

4. Dapat mengatur individu dalam menggunakan jalan sehingga tidak seenaknya sendiri.
5. Tercipta kelancaran, keteraturan, keselamatan, serta ketertiban.
6. Dapat mengurangi angka kecelakaan.
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 dikatakan tertib, lancar, aman dan terpadu
apabila dalam berlalu lintas berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan kewajiban
pengguna jalan serta bebas dari hambatan dan kemacetan jalan.

Tanpa adanya Etika Berlalu Lintas, maka pengemudi akan mengemudi seenaknya sendiri tanpa
mempedulikan keselamatan orang lain, lalu lintas dijalan akan berjalan semrawut, sehingga
rawan terjadi kecelakaan, sarta akan terjadi kemacetan parah.

B. Bentuk-bentuk etika berlalu luntas


Berikut ini beberapa etika berlalu lintas yang wajib kita ketahui sekaligus kita terapkan, antara
lain:
1. Persiapan berangkat
Ibarat akan maju berperang, siapkan senjata, apakah masih tajam, masih bisa digunakan.
Memakai kendaraan bermotorpun perlu melakukan persiapan dengan mengecek seluruh
komponen kendaraan. Pastikan sepeda motor yang akan digunakan dalam keadaan baik. Jika
ada yang perlu diperbaiki, segera perbaiki. Jangan pernah menganggap enteng masalah-
masalah yang menyangkut kendaraan kita atau kita sendiri karena bukan hanya akan
mengganggu proses perjalanan tetapi juga bisa membahayakan keselamatan.

Komponen berikut perlu diperhatikan secara cermat:

 Rem berfungsi dengan baik.


 Roda tidak ada yang rusak.
 Tekanan pada angin mencukupi.
 Lampu utama dan sein berfungsi dengan baik.
 Kaca spion dapat berfungsi dengan baik.
 Bensin dan oli cukup.
Pastikan kandaraan dalam kondisi yang baik dan jangan membawa barang terlalu banyak.
Selain kendaraan, kondisi badan juga harus fit.

2. Mengemudi kendaraan
Tata cara berlalu lintas di jalan, antara lain:

 Bagi pengendara mobil jangan lupa memasang sabuk pengaman


 Bagi pengendara sepeda motor gunakan helm standar nasional Indonesia.
 Menggunakan jalur jalan sebelah kiri.
 Gunakan kaca spion sesering mungkin untuk mengetahui apa yang terjadi dibelakang,
terutama pada waktu akan membelok, melewati, memperlanbat atau berhenti.
 Apabila ingin keluar dari pinggir jalan, membelok kearah kiri/kanan, pindah lajur dan
menyalip beri tanda isyarat dengan menggunakan lampu penunjuk arah (sein).
 Jaga jarak aman dengan kendaraan didepan.
 Kemudikan kendaraan sesuai kecepatan yang diperbolehkan dan sesuai kondisi lalu
lintas sekitar.
 Perlambat kecepatan pada tempat penyeberangan pejalan kaki, dekat sekolah, tempat
keramaian pada persimpangan dan tikungan.
 Nyalakan lampu utama pada siang maupun malam hari.Patuhilah rambu lalu lintas
untuk keselamatan anda.
3. Menyalip dan Melewati Kendaraan Lain
Berikut etika menyalip kendaraan lain, yaitu:

 Hanya boleh menyalip kendaraan lain jika mempunyai jarak pandang bebas dan
tersedia ruang yang cukup untuk menghindari tabrakan dengan lalu lintas yang datang
dari arah berlawanan.
 Tidak boleh menyalip kendaraan lain pada persimpangan, tempat penyeberangan
pejalan kaki atau perlintasan kereta api atau kendaraan lain yang berhenti.
 Jika ada kendaraan lain yang menyalip , harus memberi ruang yang cukup untuk
kendaraan yang sedang menyalip dan jangan tambah kecepatan.
4. Berpapasan Dengan Kendaraan Lain
Berikut etika ketika berpapasan dengan kendaraanlain:
 Pengemudi yang berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan pada jalan
dua arah yang tidak dipisahkan secara jelas wajib memberikan rung gerak yang cukup
di sebelah kanan kendaraan.
 Jika terhalang oleh suatu rintangan atau pengguna jalan didepannya wajib
mendahulukan kendaraan yang datang dari arah berlawanan.
5. Membelok
Pengemudi kendaraan yang akan berbelok, berbalik arah atu berpindah lajur wajib mengamati
situasi lalu lintas si depan, disamping, dan di belakang kendaraan serta memberi isyarat lampu.

6. Berlalu Lintas Di Persimpangan


Persimpangan ialah dimana dua jalan atau lebih bertemu. Banyak terjadi kecelakaan di
persimpangan. Ahl ini embuat persimpangan menjadi tempat pengendara haru hati-hati.

Berikut ini hal-hal yang perlu di perhatikan saat mengendarai kendaraan di persimpangan:

1. Pada persimpangan jalan yang dilengkapi Alst Pemberi Isyarat Lalu Lintas, pengemudi
dilarang langsung belok kiri, kecuali ditentukan lain oleh RambuLalu Lintas.
2. Pada persimpangan sebidang yang tidak dikendalikan dengan Rambu Lalu Lintas,
pengemudi wajib memberikan hak utama pada:
 kendaraan yang datang dari arah depan dan/atau dari arah cabang persimpangan yang
lain jika hal itu dinyatakan dengan Rambu LaluLintas atau Marka Jalan;
 kendaraan lain dari jalan utama jika pengemudi datang dari cabang persimpangan yang
lebih kecil atau dari pekarangan yang bberbatasan dengan jalan;
 kendaran yang datang dari arah cabang persimpangan sebslah kiri jika cabang
persimpangan 4 (empat) atau lebih dan sama besar;
 kendaraan yang datang dari arah cabang sebelah kiri di persimpangan 3 (tiga) yang
tidak tegak lurus; atau
 kendaraan yang datang dari arah cabang persimpangan yang lurus pada persimpangan
3 (tiga) tegak lurus.
1. Jika persimpangan dilengkapi dengan alat pengendali lalu lintas yang berbentuk
bundaran, pengemudi haru memberi hak utama kepada kendaraan lain yang datang dari
arah kanan.

7. Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api dan Jalan


Pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pengemudi wajib:

1. berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah ditutup, atau ada
isyarat lain;
2. mendahulukan kereta api; dan
3. memberi hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintas rel.
8. Memarkir Dan Menghentikan Kendaraan
Selain kendaraan unum dalam trayek, setiap kendaraan bermotor dapat berhenti disetiap jalan
kecuali:

 terdapat rambu larangan berhenti atau marka jalan yang bergaris utuh
 pada tempat tertentu yang dapat membahayakan keamanan, keselamatan, serta
mengganggu ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan
 dijalan tol
Apabila akan memarkir kendaraan di jalan, parkirlah kendaraan secara sejajar atau membentuk
sudut meurut arah jalan.

9. Mengemudi Dengan Penuh Konsentrasi


Dalam mengemudi harus konsentrasi di jalan, jangan sampai fikiran melayang kemana-mana.
Dalam berkemubi dilarang sambil berponsel (telfon/sms), melamun, dalam keadaan lelah, dan
dibawah pengaruh obat/alkohol.

10. Memiliki Surat Ijin Mengemudi


Surat ijin mengemudi adalah bukti kompetensi bagi seseorang yang telah lulus uji pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan untuk mengemudi kendaraan bermotordi jalan dengan benar
sesuai pernyataan yang ditentukan berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.

Surat Ijin Mengemudi untuk kendaraan perseorangan digolongkan menjadi:

1. SIM A, berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan


dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kilogram
2. SIM B I berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan
dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kilogram
3. SIM B II berlaku untuk mengemudikan kendaraan alat berat, kendaraan penarik, atau
kendaraan bermotor dengan menari kereta tempelan atau gandengan perseorangan
dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandeng lebih dari 1.000
kilogram
4. SIM C berlaku untuk mengemudikan sepeda motor, dan
5. SIM D berlaku untuk mengemudikan kendaraan khusus begi penyandang cacat.
Untuk mendapatkan SIM, setiap orang harus memenuhi persyaratan usia, administratif,
kesehatan, dan lulus ujian.

Persyaratan usia antara lain:

 Usia 17 tahun untuk SIM A, SIM C, dan SIM D;


 Usia 20 tahun untuk SIM B I;
 Usia 21 tahun untuk SIM B II.
Persyaratan administratif antara lain:

 identitas diri berupa kartu tanda penduduk;


 pengisian formulir permohonan;
 rumusan sidik jari.
Persyaratan lulus ujian antara lain:

 ujian teori;
 ujian praktik;
 ujian ketrampilan melalui stimulator.
11. Mematuhi Rambu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas yang biasanya kita temui di pinggir jalan bukan hiasan atau ornamen untuk
memperindah kanan kiri jalan. Akan tetapi keberadaanya sangat penting, bukan hanya sekedar
mengganti eksistensi petugas polisi maupun Dinas lalu lintas dan angkutan jalan raya. Karena
biasanya pengemudi patuh atau memperhatikan rambu-rambu jika ada petugas, sebaliknya jika
tidak ada mereka cenderung untuk melanggar.

Padahal rambu-rambu ini adalah hal yang terpenting, karena berfungsi menunjukkan kepada
kita kondisi jalan sehingga kita dapat mengkondisikan kendaraan dengan baik. Jika kita
mematuhi rambu-rambu maka kita akan selamat serta lancar dalam berlalu lintas.

Misalkan saja berhenti pada saat lampu merah dan sabar menunggu lampu berubah warna hijau
tanpa tergesa-gesa, tidak parkir di tempat yang ada palang larangan parkir, dsb.

Etika tersebut sangat penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari demi
keselamatan kita. Misalkan saja tidak parkir didekat persimpangan karena dapat mengganggu
penglihatan pengendara yang lain. Apabila ada yang melanggar dengan parkir di
persimpangan, rawan terjadinya kecelakaan.

C. Pelanggaran Etika Berlalu lintas


Aturan dibuat untuk ditaati, bukan untuk dilanggar. Begitu juga dengan etika. Disebut
pelanggaran etika berlalu lintas apabila seseorang itu tidak mematuhi etika berlalu lintas yang
telah ditentukan. Etika berlalu lintas diciptakan untuk mengatur pengemudi agar tercipta
keteraturan dalam berlalu lintas. Dan mengurangi tingginya angka kecelakaan. Namun apabila
semakin tinggi angka pelanggaran, maka akan tinggi pula angka kecelakaan. Pelanggaran etika
dapat berakibat fatal diantaranya tingginya angka kecelakaan yang menimbulkan kerugian
yang tidak kecil. Berdasarkan fakta kecelakaan yang terjadi kebanyakan bisebkan akibat
pelanggaran etika berlalu lintas.

Pada umumnya kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh 4 faktor, yaitu:

1. Faktor Human/Pengemudi (manusia) :


 Tidak disiplin (melanggar peraturan/rambu-rambu lalu lintas), misalnya : melanggar
lampu traffic light dan marka, parkir sembarangan, rem mendadak, ngebut,dsb.
 Emosional/tidak sabaran, mungkin karena tergesa-gesa ‘kejar tayang’ atau ada hal yang
sangat penting/mendadak, dsb
 Daya konsentrasi berkurang (sambil bicara, menelepon/sms, melamun,berkhayal,dsb).
 Kurang trampil/cekatan dalam mengemudi (baru belajar, jam terbang minim).
 Mengantuk/lelah (pulang kerja, perjalanan jauh, habis sakit,dsb).
 Mabuk (dalam pengaruh obat/minuman)
 Kesehatan (kondisi tubuh yang kurang fit)
1. Faktor Kendaraan :
 Kendaraan tidak laik jalan (usia tua, rusak).
 Ban tiba-tiba pecah (bersifat insidentil).
 Rem blong, lampu tidak berfungsi/tidak ada.
 Melebihi muatan.
 Bukan peruntukannya (ban dan bodi modif yang tidak sesuai).
1. Faktor Jalan :
 Jalan sempit.
 Jalan licin (habis hujan, banjir, ada ceceran minyak/oli,dsb).
 Jalan bergelombang.
 Tikungan tajam, tanjakan/menurun.
 Jalan terlalu mulus/hotmix yang bikin pengendara merasa sangat nyaman akhirnya
malah jadi lengah.
1. Faktor Cuaca :
 Berkabut.
 Hujan
 Longsor
 Banjir
Berikut prosentasi dari keempat faktor tesebut:

1. Faktor manusia (80%-90%, Wamenhub (2011))


2. Faktor jalan dan lingkungan (10%-20%, Wamenhub (2011))
3. Faktor kendaraan (5%-10%, Wamenhub (2011))
4. Faktor cuaca (1%-5%, Wamenhub (2011))
Akibat-akibat kecelakaan yang timbul dari 4 faktor tersebut antara lain:

 kecelakaan yang mengakibatkan pejalan kaki,biasanya dikarenakan orang parkir


sembarangan, pengendara kendaraan bermotor tidak memberikan prioritas utama
kepada pejalan kaki.
 kecelakaan sesama pengendara kendaraan bermotor, biasanya pengemudi cenderung
egois dan tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Berikut contoh-contoh kejadian kecelakaan yang pernah terjadi antara lain:

 Kejadian kecelakaan di Tugu Tani yang disebabkan karena pengemudi mengendara


mobil dalam keadaan mabuk mengonsumsi narkoba.
 Kasus kecelakaan yang menimpa Saipul Jamil yang disebabkan karena pengemudi
mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi dan tidak bia menstabilkan mobil dalam
kecepatan tinggi, dsb.

1. KESIMPULAN
Angka kecelakaan yang tinggi disebabkan banyaknya pelanggaran lalu lintas yang terjadi
karena pengemudi kurang meatuhi etika berlalu lintas. Oleh karena itu pentingnya penerapan
etika berlalu lintas dalam kehidupan kita.

1. D. SARAN
Berdasarkan data-data tersebut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
tingginya angka kecelakaan, antara lain:

 Penegakan hukum di jalan


yaitu dengan cara mengadakan operasi SIM, perlengkapan kendaraan dan helm. Penegakan
hokum harus tegas untuk mambuat pelanggar jera. Penegakan hukum sesuai Undang-Undang
No. 22 Tahun 2009. Berikut ini beberpa contoh aturan yang tertera pada Undang-Undang No.
22 Tahun 2009, antara lain:

 Pasal 106 Ayat 1 “setiap orang yang mengemudi ranmor di jalan wajib mengemudikan
dengan wajar dan penuh konsentrasi”
 Pasal 106 Ayat 8 “setiap orang yang mengemudikan ranmor dan penumpang sepeda
motor wajib mengenakan helm yang mengenakan hekm yang berstandar nasional”
 Pasal 107 Ayat 2 “sepeda motor wajib menyalakan lampu utama pada siang hari”
 Pasal 106 Ayat 4 “setiap orang yang mengemudi kendaraan bermotor dijalan wajib
memenuhi ketentuan rambu perintah atau rambu larangan; marka jalan, aalt pemberi
isyarat lalin, gerakan lalin, berhenti dan parkir, peringatan dengan bunyi dan sinar,
kecepatan, tata cara penggandengan”
 Pasl 285 Ayat 1 “mengemudikan sepeda motor wajib memenuhi persyaratan teknis dan
laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk
arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban”
 Pasal 292 “pengemudi sepeda motor yang membonceng penumpang lebih dari 1 orang
tanpa kereta samping tidak diperbolehkan”
 Pasal 77 Ayat 1 Jo 281 “setiap orang mengemudi kendaraan bermotor dijalan wajib
memiliki SIM sesuai jennies kendaraan bermotor yang dikemudikan”, dsb.
 Untuk para pengemudi hilangkan keegoisan, utamakan keselamatan. Seperti dalam
pepatah Jawa “alun-alun sing penting kelakon”. Kebanyakan dalam beberapa kejadian
kecelakaan yang terjadi disebabkan karena pengemudi ugal-ugalan ingin cepat sampai
tanpa memperhatikan etika berlalu lintas.
 Patuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada
Hal ini penting karena dalam rambu lalu lintas merupakan simbol yang dapat menunjukan
kepada kita tentang etika berlalu lintas. Memang kelihatannya sepele namu dampaknya bila
kita tidak mematuhinya akan sangat membahayakan keselamatan.

 Jangan mengemudi dibawah pengaruh alkohol atau obat.


Hal ini sangat mambahayakan karena alkohol dan obat-obatan dapat menimbulkan efek
halusinasi ataupun tidak sadar diri. Hal ini sangat membahayakan saat berkendara karena
menghilangkan konsentrasi kita dalam berkendara.

 Sosialisasi tentang Etika Berlalu Lintas kepada publik.

Anda mungkin juga menyukai