Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ARTRITIS REUMATOID

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 25 Maret 2014 sampai dengan hari
Sabtu tanggal 30 Maret 2014 di rumah keluarga Tn. W

A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. W
2. Alamat : RT 03 RW 56 Kel. 16 Ulu Kec. SU II, Plaju
3. Pekerjaan : Tani
4. Pendidikan : SD
5. Komposisi Keluarga

No Nama JK Hub Dg Umur Pendidikan Pekerjaan Status


KK Imunisasi
1 Tn. W L KK 60 th SD Sopir Angkot -
2 Ny.S p Istri 55 th SD Pedagang -
3 An. M L Anak 18 th SMK - -
4 An. R L Anak 13 th SLTP - -

6. Genogram
Keluarga dari pihak Ayah Keluarga daripihak Ibu
7. Tipe Keluarga
Nuclear Family (keluarga inti) karena dalam satu rumah terdiri dari bapak ibu dan
anak.
8. Latar Belakang Budaya (suku)
a. Suku Bangsa
Keluarga Bpk. W berasal dari suku Melayu dan merupakan penduduk asli di
wilayah kelurahan 16 Ulu Kec SU II, Plaju, Palembang
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan Keluarga Bpk.W adalah bahasa Palembang
c. Pantangan
Dalam keluarga tidak ada pantangan apapun yang berkaitan dengan masalah
kesehatan, menurut ajaran agama yang keluarga anut, ada jenis makanan
pantangan yaitu daging anjing, babi, dan kodok. Keluarga juga tidak ada yang
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
d. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Keluarga Bpk. W adalah penduduk Palembang asli, dan tidak ada adat istiadat
yang berpengaruh negatif terhadap masalah kesehatan didalam keluarganya
e. Kesimpulan : Tidak masalah yang bertentangan dengan kesehatan
9. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan jarang terlibat dalam kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitarnya, terutama Ibu S. Ibu S tidak pernah mengikuti kegiatan
pengajian di RT yang diadakan setiap seminggu dua kali. Menurut Ibu S, mereka
sekeluarga jarang melaksanakan ibadah bersama seperti sholat dll. Ibu S jarang
menyuruh anak-anaknya untuk sholat sehingga anak-anaknya jarang sekali
melaksanakan ibadah sholat.
10. Status Sosial ekonomi Keluarga
Bpk. W sebagai Petani, sedangkan Ibu S, Pedagang dipasar sedangkan An.M, R
masih duduk dibangku sekolah rata – rata penghasilan Bpk. W adalah tidak tetap
perbulannya. Sehingga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan hidup
sehari - harinya. Penghasilan Ibu. S perbulannya kurang lebih Rp. 800.000
Keluarga Bpk. W tidak memiliki tabungan di Bank ataupun asuransi. Dan
keluarga mengatakan jaminan untuk kesehatan keluarga Ibu. S memiliki dana
seperti dari arisan RT.
11. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi yang digunakan di dalam rumah, keluarga mengatakan biasa mengisi
waktu luang dirumah dengan menonton TV dan mengobrol bersama anak serta
mengobrol dengan tetangga sekitar tempat tinggalnya. Rekreasi yang dilakukan di
luar rumah, keluarga Ibu.S mengatakan jarang sekali bepergian ke tempat hiburan.
Sehari – harinya hanya pergi bekerja dan kemudian istirahat di rumah.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Riwayat perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Bpk. W sekarang pada tahap keluarga dengan anak Dewasa, keluarga
Bpk. W belum memenuhi tugas perkembangan keluarga dalam hal memperluas
jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar, keluarga Tn.W masih
tetap mempertahankan keintiman pasangan, Bpk. W sudah membantu anak untuk
mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat, penataan kembali peran orang tua
dan kegiatan dirumah sudah dilakukan.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini keluarga
merasa sudah terpenuhi, hanya saja keluarga merasa perlu mempertahankan apa
yang sudah ada untuk pengalaman keluarga melangkah ke proses berikutnya.
3. Riwayat keluarga inti
Didalam keluarga Ibu S tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti
darah tinggi.DM, dll. Dalam 1 bulan terakhir ini didalam keluarga hanya
menderita penyakit ringan saja seperti batuk dan pilek setelah diperiksakan
kepelayanan kesehatan dapat sembuh. Sedangkan pada saat pengkajian pada
keluarga Bpk. W semua anggota keluarga sehat – sehat saja, tetapi Ibu S
mengeluh Pada sendi-sendi terasa nyeri dan kaku pada tulang. Kesimpulan : Ibu S
mempunyai masalah kesehatan (Rematik). Dari keluarga Bpk. W dan Ibu S tidak
ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti Dm, hipertensi, dll

C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah sendiri, saat ini baru dibangun.
Menurut Ibu S, mereka membangun rumah sedikit demi sedikit karena biaya tidak
mencukupi. Kondisin rumah terlihat berantakan karena ada beberapa bagian yang
sedang dibangun. Menurut Ibu S, apabila sedang ada bagian yang sedang
dibangun, mereka biasanya tinggal di rumah orang tuanya. Jarak antara rumah
Bpk. W dengan yang lainnya sangat dekat, hanya berjarak kurang dari 1 meter.
Kondisi ventilasi di rumah kurang karena masih ada beberapa jendela yang
ditutup dengan triplek, sehingga cahaya yang masuk sedikit dan pertukaran udara
sangat kurang.
2. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
a. Adat dan Istiadat Komunitas Sekitar
Selama ini tetangga – tetangganya mempunyai kebiasaan mengikuti arisan RT,
PKK dan Tahlilan, apabila ada salah satu tetangganya yang sakit mereka
saling menjenguk dan apabila ada tetangga yang punya kerja atau hajat
mereka saling bantu – membantu. Keluarga mengatakan bahwa
dilingkungannya tidak ada adat istiadat yang mengganggu terhadap kesehatan.
b. Pola pergaulan keluarga
Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis, tampak
keluarga menyapa tetangga yang kebetulan lewat depan rumahnya. An. M dan
An. R sering berkumpul dengan tetanggnya yang ada disamping rumah.
c. Persepsi Keluarga terhadap komunitas
Keluarga merasa nyaman hidup ditengah – tengah masyarakat karena
keluarga merasa mereka saling bantu – membantu dan tidak merugikan dalam
berbagai hal.
d. Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang berkaitan Dengan
Komunitas
Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang muncul dalam kehidupan
ditengah masyarakat secara khusus saat ini rhematik dan tekanan darah tinggi
karena mayoritas penduduk RT 15 adalah lansia
3. Mobilitas geografi keluarga
Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini mereka tempati
dan tidak pernah pindah rumah. Alat transportasi yang ada di daerah adalah
angkutan kota namun untuk masuk sampai rumahnya biasanya jalan kaki, atau nak
sepeda. Alat transportasi yang biasa digunakan oleh keluarga selama ini keluarga
mengatakan biasa menggunakan kendaraan umum sebagai sarana transportasi
keluarga khususnya Ibu S.
4. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik, Ibu S selalu ramah dengan
orang-orang yang belanja di warungnya. Tetapi Bpk. W jarang ikut kegiatan
masyarakat karena jam 7 pagi sudah berangkat kerja pulangnya jam 7 malam.
Sedangkan anak-anaknya mengikuti kegiatan anak-anak lain di lingkungan
tersebut.
5. Sistem pendukung sosial keluarga
Dukungan keluarg besar tidak begitu membantu Bpk. W dan Ibu S. Apabila ada
anak yang sakit, maka mereka hanya memberinya obat warung.

D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terbuka, setiap anggota
keluarga bebas menyampaikan keluhan atau tanggapan hal ini dapat terlihat saat
perawat berkunjung. Komunikasi yang digunakan di dalam keluarga adalah
komunikasi dua arah.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah bersama, setiap
anggota berperan sesuai dengan perannya, dan dapat menyampaikan idenya jika
ada masalah yang dirasakan.
3. Struktur Peran
Dalam keluarga, Ibu S berperan sebagai ibu rumah tangga Sekaligus Pedagang di
rumah, sedangkan An. M, An. R, berperan sebagai anak. Didalam keluarga Bpk.
W sebagai supir angkot.
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Palembang dimana Ibu. S Dan
Bpk. W bertindak sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus anggota
keluarganya, Ibu S juga mengatakan berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya dan tata tertib dilingkungannnya seperti kegiatan Tahlilan
dan PKK RT. Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Ibu S sangat menyayangi keluarga, saling menjaga antara anggota keluarga satu
dengan anggota keluarga yang lain. Ibu S Berusaha mendidik anaknya agar selalu
menghormati orang tua dan menyayangi sesama anggota keluarga dan teman
sebaya serta berusaha menanamkan kedisiplinan pada anaknya.
2. Fungsi Sosial
Keluarga Ibu S mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial
pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan membiarkan anaknya
bermain dengan teman sebayanya di kampung rumahnya serta selalu menyapa
orang yang ditemuinya dengan sopan, hal itu terbukti ketika perawat berkunjung
ke rumah keluarga Ibu. S para tetangga juga ikut menyambut dengan baik.
3. Fungsi Perawatan kesehatan
Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya
a. Mengenal Masalah
Saat dikaji Ibu S mengatakan bahwa sebelumnya saya mengetahui bahwa saya
terkena Rematik dan, tetapi keluaga ibu. S tidak mengetahui tentang Rematik
dan bagaimana cara perawatan terhadap orang yang terkena rematik.
b. Mengambil Keputusan
Keluarga Bpk. W mengatakan tidak pernah mengontrolkan Ibu S hanya
minum obat rematik yang beli diwarung itupun jika sendi-sendinya terasa
nyeri.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Bpk. W mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan terhadap
orang yang terkena rematik.
d. Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
Ny. S mengatakan tidak ada jendela dimasing – masing kamar tidurnya.
Keluarga Ny. S mengatakan cahaya matahari tidak bisa sampai masuk sampai
kamar. Pada saat pengkajian Jendela ruang tamu dan lantai agak kotor,
ventilasi dikamar dan ruang tamu kurang, ruangan hanya menggunakan
penerangan listrik tapi redup. Tampak tumpukan barang-barang yang tidak
teratur diruang tamu.
e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu dokter atau
pelayanan kesehatan lain seperti Puskesmas.
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ibu S sudah memiliki 2 anak, dimana anak—anaknya lmasih sekolah.
5. Fungsi Ekonomi
Keluarga Bpk. W mengatakan penghasilan suami dan Ibu S dirasa hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari–harinya dan belum termasuk biaya
kesehatan yang ringan sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit dan biaya
kesehatan kurang maka Ibu S Merasa berat dalam membiayai anggota keluarga
yang sakit.
6. Fungsi pendidikan
Ibu S mengatakan tingkat pendidikan saya hanya sampai pada SD, Sama dengan
suami saya. Saya berharap nantinya anak saya bisa sampai melanjutkan ke
Perguruan tinggi.
7. Fungsi religus
Ibu S mengatakan semua anggota keluarga beragama islam, saya mengetahui
banyak tentang agama dari keluarga dan masyarakat, saya jarang mengikuti acara
kegiatan keagamaan seperti mauludan, tahlilan, dan pengajian-pegajian.
8. Fungsi sosialisasi
Ibu S mengatakan Saya dapat berinteraksi dengan masyarakat dengan acara
tahlilan, mauludan PKK, dan kegiatan Rtan tapi jaarang.
9. Fungsi rekreasi.
Keluarga menggunakan fungsi rekreasi dengan berkumpul bersama keluarga pada
malam hari dan diisi dengan menonton Tv.

F. Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek
Ibu S mengatakan merasa khawatir dengan masalah lingkungannya, karena akhir
– akhir ini dikampungnya masih banyak yang terkena demam berdarah. Dan
ditambah dengan sering terjadi banjir
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang dirasa berat maka mereka akan
memecahkannya secara bersama-sama dengan jalan musyawarah keluarga sampai
ketemu jalan pemecahannya dengan tidak saling memaksakan dan menyakiti yang
lain.
3. Strategi Koping Yang digunakan
Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding bersama atau konsultasi dengan
orang yang lebih tahu
4. Strategi adaptasi disfungsional
Bila keluarga sedang mengalami masalah kesehatan mereka cenderung
megesampingkan sebelum masalah tersebut parah.

G. Pemeriksaan Fisik
Terlampir

H. Harapan Keluarga
Keluarga sangat mengharapkan bantuan dari perawat dalam mengatasi masalah Ibu S
dan masalah lainnya. Sehingga Ibu S dapat melakukan aktivitas sehari—harinya tanpa
ada gangguan.

II. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1 Data Subyektif : Ketidak mampuan Terjadinya
a. An. M mengatakan Ibu S keluarga mengambil konflik pada
sering marah- marah keputusan dalam keluarga Ibu S
ketika sendi-sendi pada mengatasi masalah
kaki terasa nyeri. komunikasi yang
b. Ibu S mengatakan kakinya efektif
nyeri bila melakuan sering
melakukan aktifitas.
Data Obyektif:
Ibu S tampak marah-
marah
Ibu S sering memagangi
kakinya ketika melakukan
katifitas
2 Data Subyektif : Ketidakmampuan Nyeri sendi pada
a. An. M mengatakan bahwa keluarga mengenal Ibu S
Ibu S sering mengeluh masalah rematik
sendi-sendinya terasa
sakit.
b. Ny. S mengatakan bahwa
dirinya tidak tau apakah
menderita rematik atau
asam urat
c.
Data Obyektif :
Pergelangan kaki Ibu S
Tampak agak bengkak
Saat dipalpasi terasa
seperti spon.

3 Data Subyektif: Ketidakmampuan Resiko nyeri


Bpk. W mengatakan tidak keluarga merawat berulang pada
tahu bagaimana cara anggota keluarga yang Ibu S
merawat Ibu S apabila dia sakit
mengeluh nyeri sendi

Data Obyektif
Keluarga membiarkan
keluhan Ibu S

Diagnosa Keperawatan
1. Terjadinya konflik pada keluarga Bpk. W b/d ketidakmampuan keluarga dalam
mengambil keputusan
2. Nyeri sendi b/d ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit reumatik
3. Resiko nyeri berulang b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.

Anda mungkin juga menyukai