Anda di halaman 1dari 13

Dialog Konseling dan Formulir Identifikasi Obat

DOSEN PENGAMPU :
Prof.Dr.R.A. Oetari S.U.,M.M.,M.Sc.,Apt

Disusun oleh :
Nama : Ria Eka Sari
Nim : 21154425A
Teori 2

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
A. Drama Konseling
1. Konseling Pasien DM Tipe 2

Apotek Bunda Kasih


Jl. Wolter Monginsidi No. 17
Telp. (0411) 445052. 448055
Surakarta 57127

Surakarta, 30 November 2017


R/

Glibenklamid 5 mg No. X
S.s.dd.1
Metformin 500 mg No. XXX
S.t.dd.1

Pro : Ny. Risa


Umur : 30 Tahun

Pada sore yang cerah, ada seorang ibu paruh baya bernama Risa (30 tahun) datang ke
Klinik Bunda Kasih hendak memeiksakan kesehatan. Wanita tersebut mengeluhkan adanya
penurunan berat badan dan sering buang air kecil. Sehingga untuk memastikan penyakit
tersebut dia pergi ke klinik terdekat untuk memastikan kondisi sebenarnya.

Dokter : “Selamat sore bu, ada yang bisa saya bantu?”

Ibu Risa : “Selamat malam dok, akhir-akhir ini saya sering buang air kecil terutama
di malam hari. Kemudian berat badan saya juga menurun padahal saya banyak makan dan
tidak melakukan program diet. Saya juga sering merasakan lapar terus menerus, pandangan
saya juga buram. Setiap pagi badan saya gak seger dan sering pegel-pegel dok. Saya kenapa
ya dok? ”.

Dokter : ”Oh begini bu, menurut diagnosa sementara, Ibu menderita penyakit
Diabetes. Namun untuk memastikannya Ibu dimohon untuk melakukan tes laboratorium
lengkap.”

Ibu Risa : “Lalu saya harus kemana dok?”


Dokter : “Jadi Ibu untuk malam ini sampai besok siang Ibu harus berpuasa, setelah
itu Ibu melakukan pengambilan darah. Untuk keterangan mengenai pengecekannya nanti
akan disampaikan oleh pihak Lab. Setelah hasilnya keluar Ibu bisa kembali ke Klinik saya
untuk saya tindak lanjuti.”

Keesokan harinya ibu Risa pergi ke Lab untuk melakukan pengecekan. Kemudian
setelah hasilnya keluar ibu Risa pergi ke Klinik Bunda Kasih untuk menindaklanjuti
penyakitnya tersebut.

Ibu Risa : “Selamat siang dok, saya tadi habis dari Lab dan diberikan hasil ini dari
pihak Lab. Jadi apa benar saya menderita penyakit diabetes dok?” (Sambil menyerahkan
hasil pemeriksaan Lab).

Dokter : “Menurut hasil Lab, Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Saya
akan buatkan resep untuk Ibu dan silahkan Ibu tebus obatnya di Apotek.”

Ibu Risa : “Baik dok

Setelah itu ibu Risa pergi ke apotek dengan membawa resep yang diberikan oleh
dokter untuknya.

Apoteker : “Selamat pagi, saya Ria apoteker di apotek Bunda Kasih ada yang bisa
saya bantu?”

Ibu Risa : “Tadi saya habis dari dokter, saya diberikan resep ini dan disuruh ke
apotek untuk menebus obat ini.”

Apoteker : “Baik bu, ini resepnya atas nama ibu Risa ya?

Ibu Risa : “Iya bu benar resep itu atas nama saya sendiri ibu Risa.”

Apoteker : “Tadi waktu berobat, apakah ibu sudah dijelaskan menganai indikasi dan
cara pemakaian dari obat yang ada didalam resep tersebut? Dan apa yang telah dijelaskan
dokter tentang harapan setelah ibu mengkonsumsi obat tersebut?”

Ibu Risa : “Tadi dokter tidak menjelaskan apapun, dokter hanya memberitahu saya
tentang penyakit yang saya derita yaitu penyakit Diabetes.”

Apoteker : “Jadi Ibu obat yang ada didalam resep ini adalah obat untuk Diabetes,
ibu harus meminum obat ini secara rutin ya bu. Supaya kadar gula darah ibu bisa terkontrol
dengan baik dan tetap stabil. Keluhan yang ibu Risa alami yaitu sering buar air kecil pada
malam hari, berat badan yang menurun, sering merasakan lapar yang meningkat,
pandangan buram serta badan yang pegel-pegel ya bu? Keluhan yang ibu alami itu
merupakan gejala dari penyakit Diabetes Mellitus dan dari gejala tersebut juga
menunjukkan bahwa ibu terkena penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2.”

Ibu Risa : “Iya bu, tadi juga dokter memberitahu bahwa penyakit saya adalah
Diabetes Mellitus Tipe 2.”

Apoteker : “Baiklah kalau begitu bu, saya akan menyiapkan obatnya dulu. Mohon
Ibu tunggu sebentar ya.”

Ibu Risa : “Baik bu.”

Kemudian Apoteker Ria masuk ke kamar obat untuk mempersiapkan obat yang ada
didalam resep, setelah 10 menit kemudian obat telah selesai disiapkan.

Apoteker : “Ini ibu obatnya sudah siap, ini yang pertama adalah obat Glibenklamid
indikasinya untuk diabetes. Cara pakainya, obat ini diminum 1x sehari 1 tablet sesudah
makan pada saat pagi hari dengan sarapan. Jadi obat ini diminum pada saat suapan pertama
makanan kemudian diikuti dengan mengkonsumsi obat ini. Yang kedua adalah obat
Metformin, ini juga untuk diabetes diminum pada saat makan 3x sehari ya pak tiap 8 jam
sehari. Diminum pada saat suapan pertama makanan dan diikuti dengan mengkonsumsi
obat ini. Diusahakan untuk mengkonsumi obat ini pada jam yang sama ya pak. Didalam
kemasan obat juga sudah saya beri catatan kecil agar ketika bapak lupa aturan pakainya,
bapak bisa melihat catatan tersebut.”

Ibu Risa : “Baik bu.”

Apoteker : “Obat Glibenklamid memiliki efek samping yaitu mual, nyeri ulu hati,
diare dan juga sembelit. Obat Metformin memiliki efek samping berupa mual dan muntah,
penurunan nafsu makan, nyeri perut, batuk dan suara serak, diare serta lemas dan
mengantuk. Jadi untuk menghindari efek samping yang dapat menyebakan hal-hal yang
tidak diinginkan, disarankan ibu Risa untuk tidak berkendara. Apabila batuk dari efek
samping obat ini mengganggu aktivitas ibu, silahkan konsltasikan lebih lanjut untuk
mengatasi batuk tersebut dan bisa pergi ke apotek terdekat untuk membeli obat batuk.

Ibu Risa : “Saya mau tanya bu, apa yang harus saya lakukan jika saya lupa
mengkonsumsi obat? Apakah boleh saya meminumnya dengan menggandakan dosis?”

Apoteker : “Tidak boleh menggandakan dosis ya bu, jika ibu lupa meminumnya
maka segera diminum obatnya setelah ingat. Tapi, jangan konsumsi obat pada jarak waktu
yang dekat dengan konsumsi obat selanjutnya ya bu, karna bisa jadi menggandakan dosis.
Diusahakan untuk meminum obat pada jam yang sama agar meminimalisir untuk kelupaan
meminum obat.”

Ibu Risan : “Oh begitu ya bu, untuk penyimpanan obat ini apakah boleh saya simpan
didalam kamar saya bu?”

Apoteker : “Boleh ibu simpan didalam kamar tetapi tidak boleh disimpan dalam
kulkas ya bu, terutama di freezer. Jangan simpan obat dibawah sinar matahari langsung,
kalau ibu punya kotak obat boleh obatnya disimpan disana dan jangan letakkan obat yang
bisa dijangkau oleh anak-anak ya bu.”

Ibu Risa : “Baik bu.”

Apoteker : “Oh iya bu, selama pengobatan juga ibu Risa harus mengubah gaya hidup
ibu yang lebih sehat agar kadar gula darahnya tidak meningkat dan tetap stabil. Dengan
cara mengatur pola makan, dengan mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang
terlalu manis, mengurangi konsumsi karbohidrat yang terlalu tinggi, perbanyak makan
sayuran serta air putih yang cukup agar tidak terjadi dehidrasi. Kemudian olahraga ringan
seperti berjalan atau lari kecil dan ibu Risa juga harus sering melakukan kontorl gula darah
untuk mencegah terjadinya kenaikan atau penurunan kadar gula darah.

Ibu Risa : “Baik bu saya akan mengubah pola hidup yang sehat.”

Apoteker : “Bagus ibu, kalau begitu apakah ibu Risa sudah paham dengan apa yang
saya sampaikan tadi?”

Ibu Risa : “Sudah bu.”

Apoteker : “Kalau begitu boleh saya meminta ibu Risa untuk mengulangi kembali
apa yang sudah saya sampaikan tadi?”

Ibu Risa : “Obat Glibenklamid diminum 1x sehari 1 tablet pada pagi hari dengan
sarapan dan obat Metformin diminum 3x sehari 1 tablet setiap 8 jam pada saat makan.
Kemudian tidak mengkonsumsi obat pada saat lupa dengan menggandakan dosis,
perbanyak makan sayur dan air, mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat lalu olahraga
yang teratur.”

Apoteker : “Baik bu benar sekali, saya rasa ibu Risa sudah paham dengan
pengobatan yang akan ibu Risa jalani. Kemudian sebelum minum obat hendaknya berdoa
dulu, karena kesembuhan adalah atas kehendak Tuhan. Semoga ibu Risa lekas sembuh dan
sehat selalu. Selamat pagi.”

Ibu Risa : “Terimakasih bu, selamat pagi.”

2. Konseling Hipertensi
Disuatu pagi yang cerah seorang Bapak (45 Tahun) memakai seragam dinas turun
dari sebuah mobil. Kemudian datang ke apotek dengan membawa sebuah kertas yang
berupa resep dari seorang dokter untuk menebus resep tersebut dan resep tersebut berisi :

Apotek Bunda Kasih


Jl. Wolter Monginsidi No. 17
Telp. (0411) 445052. 448055
Surakarta 57127

Surakarta, 30 November 2017


R/

Hidroklortiazid 25 mg No. V
S.s.dd.1
Captopril 25 mg No. X
S.b.dd.1

Pro : Tn. Dio


Umur : 45 Tahun

Apoteker : “Selamat pagi Bapak, saya Ria Apoteker di Apotek Bunda Kasih, ada
yang bisa saya bantu?”

Pasien : “Selamat pagi mbak, ini mbak saya mau menebus resep ini (sambil
menyerahkan resep).”

Apoteker : ”Oh iya Bapak, mari pak silahkan duduk dulu sebentar untuk saya berikan
konseling mengenai obat yang ada didalam resep tersebut.”
Pasien : “Baik mbak.” (Apoteker dan pasien duduk didalam ruang konseling)

Apoteker : “Maaf sebelumnya Bapak, ini resepnya atas nama bapak Dio ya?”

Pasien : “Iya mbak betul saya bapak Dio.”

Apoteker : “Ini resepnya untuk bapak sendiri ya? Boleh saya minta data diri bapak
dan no tlp yang bisa dihubungi?”

Pasien : “ Iya mbak boleh, saya tinggal di Jl. Mangkuraja No. 160, Mojosongo.
No telp saya 089636747271 mbak, itu nomor yang sekarang masih saya pakai.”

Apoteker : “Baik bapak terimakasih, data bapak sudah saya catat dan mohon bapak
tunggu sebentar ya pak, saya akan menyiapkan obatnya terlebih dahulu.”

Pasien : “ Baik mbak “

Apoteker :”Terimakasih bapak sudah menunggu, mohon maaf bapak apakah bapak
tidak keberatan untuk melakukan konseling sebentar?”

Pasien : “Konseling itu apa ya mbak dan untuk apa saya harus melakukan
konseling?”

Apoteker : “Jadi begini bapak, konseling disini maksudnya saya akan menjelaskan
hal-hal penting yang harus disampaikan terkait obat yang bapak dapatkan ini, termasuk
cara pemakaiannya yang baik dan benar. Bagaimana bapak apakah bapak bersedia untuk
melakukan konseling?”

Pasien : “Oh begitu ya mbak, baiklah saya bersedia mbak.”

Apoteker : “Baik bapak, jadi berdasarkan resep, bapak mendapatkan 2 obat ya pak.
Apakah dokter sudah pernah menjelaskan tentang obat yang bapak dapat ini?”

Pasien : “Kalau penjelasan mengenai obat ini sih belum mbak. Saya pergi ke dokter
karna selama 3 hari ini saya merasakan pusing sekali, terkadang penglihatan saya menjadi
buram atau kabur gitu mbak dan jalan pun juga saya sempoyongan mbak. Saya juga punya
riwayat hipertensi mbak dan waktu saya dicek tekanan darahnya, tekanan darah saya tinggi
mbak.

Apoteker : “Apakah dokter sudah menjelaskan bagaimana cara pakai obat tersebut
pak?”
Pasien : “Iya mbak tadi juga sudah dijelaskan, tadi dokter bilang bahwa obat yang
pertama diminum 1x sehari 1 tablet dan obat yang satunya lagi diminum 2x sehari 1 tablet.

Apoteker : “Selain itu bapak, apakah ada penjelasan lain yang dijelaskan oleh dokter
terkait obat bapak?”

Pasien : “ Tidak ada mbak, dokter hanya menjelaskan itu saja.”

Apoteker : “Baiklah bapak, apakah yang dokter katakan pada bapak tentang harapan
setelah bapak mengkonsumsi obat ini?”

Pasien : “Tadi dokter mengatakan bahwa agar terkanan darah saya turun saya
diberikan obat ini mbak dan disarankan untuk tidak memikrkan hal-hal yang membuat
pikiran saya menjadi stres.”

Apoteker : “Baik bapak, kalau begitu saya akan menjelaskan satu per satu mengenai
obat bapak ya. Tekanan darah bapak cukup tinggi, jadi dokter meresepkan bapak kedua
obat ini. Obat yang pertama adalah Hidroklortiazid indikasinya untuk hipertensi, obat ini
diminum 1x sehari 1 tablet ya pak. Diminum pada waktu pagi hari saja obatnya pak, karna
obat ini dapat merangsang pengeluaran urin atau menyebabkan bapak kencing terus dan
obat ini bisa diminum sebelum maupun sesudah makan ya pak. Dan untuk obat yang kedua
adalah Captopril, indikasinya juga untuk hipertensi. Obat ini diminum 2x sehari 1 tablet
dan diminum 1-2 jam sebelum makan ya pak. Didalam kemasan obat ini juga saya
memberikan catatan kecil, apabila bapak lupa cara pemakaian obat ini.”

Pasien : “baik mbak, ohiya mbak untuk obat Hidroklortiazid tadi boleh tidak
diminumnya bersamaan dengan obat Captopril?

Apoteker : “ Boleh bapak, obat Hidroklortiazid ini mungkin akan menimbulkan efek
samping seperti pusing dan lelah, jadi sebaiknya saat bapak meminum obat tersebut bapak
tidak melakukan pekerjaan yang berat serta melakukan kegiatan yang membutuhkan
pikiran yang kera dan juga jangan melakukan berkendara dulu ya pak. Selain itu juga bisa
menyebabkan mual serta berkeringat, tapi bapak tidak perlu khawatir selama menggunakan
obat ini jika bapak menggunakannya sesuai dengan aturan pakai yang sudah saya jelaskan
tadi ya pak. Untuk obat Captopril juga akan menimbulkan efek samping yang berupa batuk
kering, gangguan krongkongan, perubahan suara. Untuk mengatasi kerongkongan agar
tidak kering, bapak bisa mengkonsumsinya bersamaan dengan air putih. Jika batuknya
mengganggu aktivitas, bapak bisa menghubungi dokter untuk berkonsultasi atau bapak bisa
membeli obat batuk di apotek terdekat.
Pasien : “Apabila saya lupa untuk mengkonsumsi obat tersebut, apakah boleh saya
meminumnya 2 sekaligus mbak dengan waktu yang bersamaan?”

Apoteker : “jika bapak lupa meminumnya, sebaiknya bapak jangan menggandakan


dosis. Disarankan bapak untuk meminum obat pada jam berikutnya ya pak tapi dengan
jarak waktu minum obat yang tidak berdekatan atau bisa langsung segera meminum obat
begitu bapak ingat.”

Pasein : “Baik mba, saya akan usahakan supaya tidak lupa untuk meminum obat.”

Apoteker : “ Untuk penyimpanan obatnya silahkan bapak simpan di tempat dengan


suhu ruangan bisa didalam kamar atau lemari dan juga boleh disimpan dalam kotak obat
jika bapak memilikinya. Jangan letakkan obat dibawah sinar matahari langsung ya pak
karna bisa merusak obat tersebut serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.”

Pasiean : “ Baik mbak, saya akan simpan ditempat yang aman dan kering.”

Apoteker : “ Jadi bapak, selain dengan obat-obatan bapak juga bisa menurunkan
tekanan darah bapak dengan cara mengubah pola hidup bapak dengan baik dan benar
dengan caramelakukan diet garam atau tidak mengkonsumsi makanan yang asin terlalu
banyak. Agar tekanan darah bapak bisa stabil dan tidak meningkat, istirahat yang cukup
juga diperlukan ya pak. Jangan terlalu larut untuk tidur atau begadang dan juga jangan
terlalu berpikir dengan keras. Selain dapat menurunkan tekanan darah juga dapat
menyehatkan tubuh dengan bapak melakukan olahraga ringan secara rutin.”

Pasien : “Baik mba saya akan mengubah pola hidup saya agar saya sehat.”

Apoteker : “Iya bapak dan bagaimana bapak apakah sudah cukup jelas mengenai informasi
yang saya sampaikan ini?”

Pasien : “Sudah jelas mbak.”

Apoteker : “Baiklah bapak, kalau begitu boleh saya minta bapak untuk mengulangi
informasi yang sudah saya jelaskan tadi, untuk mengetahui apakah bapak sudah benar-
benar paham atau belum.”

Pasien : “Boleh mbak, jadi obat yang Hidroklortiazid tadi diminum 1x sehari 1 tablet
pada pagi hari sedangkan yang Captopril diminum 2x sehari 1 tablet dan diminum 1-2 jam
sesudah makan. Dan untuk membantu menurunkan tekanan darah saya juga tidak boleh
mengkonsumsi garam secara berlebihan atau makan makanan yang terlalu asin, tidak boleh
begadang dan berpikir keras serta saya juga harus melakukan olahraga secara rutin agar
tekanan darah saya tetap stabil.”

Apoteker : “Iya pak betul sekali, jadi bapak sudah memahaminya dengan baik dan
benar. Apakah ada yang ingin ditanyakan pak sebelum konseling ini saya akhiri?”

Pasien : “Tidak ada mbak.”

Apoteker : “Baiklah bapak, kalau begitu saya akhiri konseling ini, tapi sebelumnya
silahkan bapak bayar obat ini dikasir terlebih dahulu. Semoga bapak lekas sembuh dan
selalu diberi kesehatan ya pak, terimakasih sudah datang di apotek Bunda Kasih.”

Pasien : “Terimakasih kembali mbak.”

3. Konseling TBC

Apotek Bunda Kasih


Jl. Wolter Monginsidi No. 17
Telp. (0411) 445052. 448055
Surakarta 57127

Surakarta, 30 November 2017


R/

INH 100 mg No. X


S.t.dd.1
Rifampicin 300 mg No. XXX
S.t.dd.1

Pro : Ny. Nisa


Umur : 45 Tahun

Pada sore hari Ny. Wati (45th) datang ke sebuah apotek dengan membawa resep dari
dokter. Ny. Wati menderita penyakit TBC. Sehingga Apoteker perlu memberikan
konseling kepada Ny. Wati (pasien).
Apoteker : “Selamat sore bu, Ada yang bisa saya bantu?”

Ibu Wati : “Selamat sore juga mba, saya ingin menebus obat yang diberikan oleh
Dokter.” (sambil memberikan resep).

Apoteker : “Baik bu, mohon tunggu sebentar ya bu.”

Ibu Wati : “Baik mba.”

Apoteker : “Bisa kah ibu ikut saya ke ruang konseling? Saya akan menjelaskan
mengenai obat yang ibu dapatkan.”

Ibu Wati : “Baik mba.”

Apoteker : “Selamat Siang bu. Perkenalkan, saya Ria Apoteker di Apotek ini (sambil
berjabat tangan). Baik bu saya akan menjelasakan mengenai obat ibu.”

Ibu Wati : “Baik mba.”

Apoteker : “Apakah benar ini dengan ibu Wati?”

Ibu Wati : “Iya benar mba.”

Apoteker : “Baik bu, Apakah dokter telah menjelaskan kegunaan dari obat-obatan
yang diberikan ini?”

Ibu Wati : “Tadi dokter hanya menjelaskan kepada saya kalau obat ini dapat
meringankan tanda dan gejala dari tbc saya.”

Apoteker : “Baik bu, Apakah dokter telah menerangkan cara pemakaian obat-obatan
ini?”

Ibu Wati : “Iya mbak, untuk obat INH dan Rifampicin dikonsumsi 3 kali sehari 1
tablet.”

Apoteker : “Baik bu, Apakah dokter juga menjelaskan harapan setelah menggunakan
obat-obat ini ?”

Ibu Wati : “Tidak ada mbak, saya hanya diterangkan mengenai kegunaan, dan cara
pakai.”

Apoteker : “Baik bu, saya akan menambahkan beberapa informasi mengenai obat-
obatan ini yang belum sempat di jelaskan oleh dokter.”

Ibu Wati : “Baik mbak.”


Apoteker : “Baik bu, jadi memang benar bahwa obat INH dan rifampicin dapat
meringankan gejala TBC dan bahkan bisa membunuh bakteri penyebab TBC. Cara
penggunaan obat INH dan rifampicin yaitu diminum 3 kali sehari 1 tablet atau tiap 8 jam.
Obat ini sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam
sesudah makan. Tetapi, apabila terjadi gangguan saluran pencernaan atau lambung, maka
INH dikonsumsi bersamaan dengan makan untuk mengurangi efek gangguan pencernaan
tersebut. Efek samping dari kedua obat tersebut yaitu mual, muntah, alergi, demam,
kemerahan kulit, mengantuk, lemas, diare, nafsu makan berkurang, urin berwarna
kemerahan, sakit kepala. Untuk interaksinya pada saat minum obat INH disarankan untuk
tidak mengkonsumsi obat-obat seperti ketokonazole karena dapat mengurangi
keefektifitasan obat. Dan juga tidak mengonsumsi alkohol. Selain itu dapat bersifat racun
(toksik) apabila dikonsumsi dengan obat seperti karbamazepine, ethosuximide, fenitoin,
diazepam, triazolam, teofilin, dan warfarin. Sedangkan, untuk Rifampisin dapat
menurunkan efek antidiabetes, analgesik.

Untuk Interaksinya obatnya apabila 2 minggu setelah pengobatan tidak menunjukkan


perubahan baik maka sebaiknya ibu periksa kembali ke dokter. Selain itu, saya juga
menyarankan terapi non farmakologi atau tanpa obat yang dapat membantu terapi TBC ibu
yaitu dengan konsumsi makanan bergizi, tinggal di lingkungan yang sehat, olahraga yang
teratur, mengurangi makanan bernatrium seperti seafood dan junkfood, mengurangi
konsumsi kafein.”

Apoteker : “Apakah ibu sudah paham mengenai penjelasan saya untuk obat
tersebut?”

Ibu Wati : “Iya mba, saya sudah mengerti.”

Apoteker : “Bisa kah ibu mengulang penjelasan dari saya?”

Ibu Wati : “Obat INH dan rifampicin diminum 3 kali sehari 1 tablet atau tiap 8 jam.
Dikonsumsi saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
Apabila terjadi gangguan saluran pencernaan atau lambung, maka INH dikonsumsi
bersamaan dengan makanan untuk mengurangi efek gangguan pencernaan tersebut. Obat
INH disarankan untuk tidak mengkonsumsi obat-obat seperti ketokonazole karena dapat
mengurangi keefektifitasan obat. Dan juga tidak mengonsumsi alkohol. Selain itu dapat
bersifat racun (toksik) apabila dikonsumsi dengan obat seperti karbamazepine,
ethosuximide, fenitoin, diazepam, triazolam, teofilin, dan warfarin. Sedangkan, untuk
Rifampisin dapat menurunkan efek antidiabetes, analgesik.”
Apoteker : “Baik bu, sepertinya ibu sudah paham betul ya mengenai penjelasan
obatnya, selain dari informasi tersebut saya ingin memberikan catatan kecil untuk ibu agar
lebih mudah mengingatnya. Apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?”

Ibu Wati :” Tidak ada mba.”

Apoteker : “Baik bu, ini obatnya, jangan lupa sebelum minum obat diusahakan
untuk baca doa terlebih dahulu ya bu. Semoga Lekas Sembuh (seraya berjabat tangan)

Ibu Wati : Baik, Terima Kasih banyak mba.”

B. Formulir Identifikasi Obat


Nama Komposisi OTC OWA Obat Narko Psikotr Penyimpanan ED Obat
Keras tika opika Rusak

Metformin Metformin - - √ - - Lemari Kayu 08/2020 -


tab 500 mg
Proris Ibuprofen √ - - - - Lemasi Es 09/2021 -
suppositoria 125 mg
Termorex Parasetamol - √ - - - Lemari Kayu 11/2022 -
sirup
Gentamisin Gentamisin - - √ - - Lemari Kayu 04/2023 -
Salep Kulit sulfat
Rohto obat Tertrahydroz - √ - - - Lemari Kayu 17/2025 -
tetes mata oline HCl
0,05%

Anda mungkin juga menyukai