09e01656 PDF
09e01656 PDF
PENGECORAN LOGAM
OLEH :
T.ABDUL RAHMAN
NIM : 03 0401 061
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syurkur kepada Allah SWT sebagai ekspresi kesadaran penulis
menyelesaikan tugas sarjana ini. Tugas sarjana ini berjudul “Perancangan Dan
Pembuatan Sprocket Penggerak Rantai (track) pada Bulldozer dengan Daya 105 Hp
Dan Putaran 150 rpm dengan Proses Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan
Pasir”. Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi setiap
Dalam menyelesaikan tugas sarjana ini, penulis banyak mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
memberikan motivasi baik moril maupun materil dan dengan do’a – do’anya yang
2. Ibu Ir. Raskita S Meliala, selaku dosen pembimbing tugas sarjana ini yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, dan pelajaran yang sangat
3. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Tulus Burhanuddin, S.T, M.T selaku
ketua dan sekretaris Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Mulfi Hazwi, M.Sc sebagai dosen pembanding dan penguji pada tugas sarjana
ini dan seluruh staf pengajar dan pegawai administrasi di Departemen Teknik Mesin
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
5. Kakakku dan Adindaku tercinta yang telah memberiku motivasi dan do’a, serta saudara-
saudaraku tercinta.
6. Kepada teman-teman wisnu, jali, robi (jolo), dundung, soli, tua, fikar, hanafi, amar, aldi,
darul, heriawan dan seluruh rekan-rekan stambuk ’03 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas bantuannya semoga kita tetap mempertahankan hubungan kita
7. Semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian tugas sarjana ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dan juga
mengharapkan tugas sarjana ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan syukur alhamdulillah kepada
T. Abdul Rahman
NIM. 03 0401 061
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
2.3.2. Kekentalan Logam Cair ..................................................... 10
mpulan .................................................................................... 75
n............................................................................................. 76
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 77
LAMPIRAN ................................................................................................. 78
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL
A Ukuran pengalir mm
b Lebar gigi mm
Cb Fakto koreksi -
Ds Diameter spline mm
Dn diameter naaf mm
dk Diameter luar mm
di Diameter dalam mm
F Gaya kg
fc faktor koreksi -
Fa Gaya tangensial kg
hs lebar spline mm
Hp Tinggi penambah mm
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
T Momen puntir kg.mm
μ Koefisien gesek -
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.17. Hubungan antara kadar air, kekuatan dan permeabilitas dari
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.22. Ladel jenis penyumbat ........................................................... 36
Gambar 4.15 Hubungan antara waktu dan berat tuang untuk baja cor
(t ; tebal coran) ..........................................................................78
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Sampai saat ini telah banyak percobaan dan riset yang mendalam terus
kerja dengan cara mencairkan logam dalam dapur pelebur, kemudian dituangkan
dalam suatu cetakan dan dibiarkan sampai membeku dan selanjutnya dikeluarkan
Salah satu teknologi pengecoran logam yang kita kenal adalah teknologi
pengecoran logam dengan metode pasir cetak (sand casting). Pengecoran dengan
pasir cetak (sand casting) merupakan suatu metode pengecoran logam yang paling
sering dan umum digunakan pada industri kecil hingga industri besar. Adapun
beberapa alasan penggunaan pasir sebagai bahan cetakan disebabkan beberapa hal
seperti mudahnya pasir didapat, dapat digunakan untuk bentuk dengan tingkat
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
kerumitan yang tinggi, serta dapat digunakan berulang-ulang sehingga lebih murah
pemindah bahan merupakan produk coran. Rangka, blok silinder, tromol, rem, roda
bulldozer yang berfungsi untuk menggerakan track (rantai) sehingga roda (shoe)
kelabang dapat berputar dan bulldozer dapat berpindah tempat diatas tanah sesuai
Maksud dari perencanaan ini adalah untuk melihat lebih dekat dan
sprocket penggerak yang akan dirancang berdasarkan surve ke lapangan dan dengan
1. Merancang suatu alat yang berfungsi sebagai penggerak rantai (track) sehingga
roda (shoe) kelabang pada bulldozer yaitu sprocket penggerak baik itu berupa
logam.
sebenarnya dilapangan.
digunakan untuk menggerakan track (rantai) dan kemudian membuat cetakan yang
sesuai untuk proses pengecoran sproket tersebut. Karena luasnya persoalan yang
• Perencanaan sproket
• Perencanaan poros
• Pemilihan bahan
• Perencanaan cetakan
• Pembuatan pola
• Peleburan logam
sarjana ini tidak mengambang serta bermanfaat bagi orang banyak khususnya
mahasiswa.
sebagai berikut :
a. Survei lapangan
b. Studi literatur,
terkait.
c. Diskusi
Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing dan dosen pembanding yang
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan latar belakang, maksud dan tujuan perencanaan, batasan
Pada bab ini akan dibahas mengenai kajian kepustakaan yang akan menguraikan
lebih lanjut tentang sifat-sifat bahan terutama untuk baja cor dan teori pengecoran
logam yang meliputi bentuk dan ukuran coran, pasir cetak, pola, sistem saluran serta
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan sprocket penggerak yang akan
penggerak berdasarkan pada daya yang sampai. Bab ini akan menguraikan
perencanaan poros, pemilihan bahan serta memeriksa kekuatan dari komponen yang
direncanakan.
Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan cetakan yang meliputi
Pada bab ini akan dimuat mengenai kesimpulan dan saran dari hasil perencanaan
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
dengan menggunakan cetakan yang kemudian diisi dengan logam cair. Pada proses
mencapai titik lebur , kemudian cairan logam ini dituang kedalam rongga cetakan
membiarkannya dalam rongga cetakan selama beberapa lama. Setelah logam cair
Besi cor adalah paduan besi yang mengandung karbon, silisium, mangan,
pospor dan belerang. Besi cor dikelompokkan menjadi besi cor kelabu, besi cor
kelas tinggi , besi cor kelabu paduan , besi cor bergrafit bulat, besi cor mampu tempa
dan besi cor cil. Struktur mikro dari besi cor terdiri dari ferit atau perlit dan serpih
karbon bebas. Kekuatan tarik dari besi cor kira – kira 10 – 30 kgf /mm2 ,titik cairnya
Besi cor kelabu mempunyai sifat mampu cor sangat baik serta murah,
sehingga besi cor jenis ini paling banyak dipergunakan untuk benda – benda coran.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Besi cor kelas tinggi mengandung lebih sedikit karbon dan silikon, ukuran grafit
bebasnya agak kecil dibanding besi cor kelabu.kekuatan tariknya kira – kira 30 – 50
kgf /mm2.
Besi cor kelabu paduan mengandung unsur – unsur paduan dan grafit ,
mempunyai struktur yang lebih stabil sehingga sifat- sifatnya lebih baik. Unsur –
unsur yang ditambahkan adalah : Krom, Nikel, Molibdenum, Vanadium, Titan dan
sebagainya yang menyebabkan sifat tahan panas , tahan aus , tahan korosi dan
Besi cor mampu tempa dibuat dari besi cor putih yang dilunakkan pada
sebuah tanur dalam waktu yang lama. Menurut struktur mikronya besi cor mampu
tempa terdiri atas : besi cor mampu tempa perapian hitam , besi cor mampu tempa
perapian putih , dan besi cor mampu tempa perlit. Besi cor mampu tempa
mempunyai keuletan dan perpanjangan yang lebih baik dibanding dengan besi cor
kelabu.
Kalsium atau Serium ke dalarn cairan logam sehingga grafit bulat akan mengendap.
Besi cor cil dalah besi cor yang mempunyai permukaan terdiri dari besi cor putih
Baja cor digolongkan dalam: baja karbon, dan baja paduan. Coran baja
karbon adalah paduan besi, karbon, digolongkan menjadi tiga macam yakni: baja
karbon rendah (C < 0.2 %), baja katbon menengah (C 0.2 - 0.5 %), baja karbon
tinggi (C 0.5 - 2 %). Kadar karbon yang rendah menyebabkan keliatan rendah,
perpanjangan (elongation) yang tinggi dan harga bentur serta sifat mampu las yang
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
baik. Titik cair baja cor sekitar 1500 0 C, marnpu cornya lebih buruk dibandingkan
dengan besi cor akan tetapi baja cor dapat dipergunakan baik sekali sebagai bahan
untuk bagian – bagian mesin sebab kekuatannya yang tinggi dan harganya yang
rendah.
Baja cor paduan. adalah baja cor yang ditambah unsur-unsur paduan
seperti: Mangan, Krom, Molibdenum, atau Nikel. Unsur paduan ini dibutuhkan
untuk memberikan sifat-sifat yang khusus pada baja tersebut seperti: sifat tahan aus,
kekuatan tinggi, dan perunggu aluminium. Perunggu adalah paduan antara tembaga
dan timah. Perunggu yang biasa dipakai adalah mengandung kurang dari 15 %
timah. Titik cairnya kira-kira 1000 'C, sifat ketahanan korosi dan ketahanan aus
sangat baik. Perunggu digolongkan menjadi: perunggu pospor yaitu perungu yang
ditambah pospor, perunggu timbal yaitu perunggu yang ditambahkan timbal untuk
memperbaiki sifat-sifatnya.
Kuningan adalah paduan antara tembaga dan seng, dan kuningan kekuatan
tinggi adalah paduan yang terdiri dari: Tembaga, Aluminium, Besi, Mangan, Nikel.
magnesium dan sebagainya. Aluminium murni mempunyai sifat mampu cor yang
sangat jelek, oleh karena itu digunakan paduan aluminium dengan penambahan
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
tembaga, silisium, mangan, dan nikel. Coran paduan aluminium adalah ringan dan
pengecoran cetakan. Logam monel adalah paduan nikel yang mengandung tembaga
serta mengandung molibdenum, krom, dan silikon. Paduan timbal adalah paduan
Logarn cair adalah cairan logam yang seperti air. Perbedaan antara logam
1. Berat jenis logam cair lebih besar dari pada air (Air = 1.0; Besi cor = 6.8 -
7.0; paduan Aluminium = 2.2 -2.3; paduan Timah = 6.6 - 6.8 dalam kg/dm3 )
2. Kecairan logam sangat tergantung pada temperatur (Air cair pada 00C,
Aliran logam cair sangat tergantung pada kekentalan logam cair dan
temperatur makin rendah kekentalannya., dernikian juga bila temperatur turun maka
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Kalau logam didinginkan sehingga terbentuk inti-inti kristal, maka
Makin banyak jumlah inti-inti dari logam itu maka perubahan kekentalannya akan
makin cepat. Kekentalan yang makin tinggi menyebabkan cairan logam sukar
mengalir dan bahkan kehilangan mampu alir. Kekentalan juga tergantung pada jenis
logam.
Bila suatu cairan di dalam bejana mengalir keluar melalui suatu lubang di
dinding bejana tersebut dengan tinggi permukaan cairan diukur dari pusat lubang
v = c 2 gh
dimana: c = koefisien kecepatan
g = percepatan gravitasi
Bila lubang diganti dengan pipa maka akan timbul gesekan antara cairan
logam dengan dinding dari pipa yang mengakibatkan kecepatan aliran berkurang
v '= c' 2 gh
Jika aliran yang keluar dari pipa menumbuk suatu dinding yang tegak lurus
dengan sumbu pipa dengan kecepatan v , laju aliran Q, dan berat jenis γ, maka gaya
Qγ v
FP =
g
2.4. Pembekuan Logam.
Pembekuan logam coran pada rongga cetakan dimulai dari bagian cairan
logam yang bersentuhan langsung dengan dinding cetakan yaitu ketika panas dari
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
logam cair diserap oleh cetakan sehingga bagian yang bersentuhan dengan cetakan
menjadi dingin hingga titik beku, dimana pada saat ini inti kristal mulai terbentuk.
Coran bagian dalam dingin lebih lambat dibanding bagian luar, sehingga, kristal-
dituang keluar dari cetakan maka akan terlihat permukaan yang halus atau kasar.
Permukaaan yang halus bila range daerah beku (perbedaan temperatur mulai dan
waktu yang dibutuhkan untuk pembekuan dari kulit ketengah sebanding dengan
perbandingan antara volume coran dengan luas permukaan dimana panas mulai
dikeluarkan.
Pada coran yang mempunyai inti, panas dari coran akan diserap oleh inti
sehingga menyebabkan pembekuan terjadi lebih cepat pada dinding inti dibanding di
tengah coran. Cepat lambatnya pembekuan pada kulit inti tergantung pada ukuran
inti.
Coran tidak hanya terdiri dari logam murni, tetapi coran dapat berupa paduan
antara dua logam atau lebih. Diagram pendinginan logam paduan ini menunjukkan
kesetimbangan. Paduan antara dua unsur disebut dengan paduan biner, Paduan
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Besi cor atau baja cor merupakan paduan antara besi dan karbon, walaupun
2.5. Pola.
Pola adalah bentuk dari benda coran yang akan digunakan dalam pembuatan
rongga cetakan. Pola yang digunakan dalam pembuatan cetakan terdiri dari pola
logam dan pola kayu. Pola logam digunakan untuk menjaga ketelitian ukuran coran,
terutama pada produksi massal, dan bisa tahan lama serta produktifitasnya lebih
tinggi. Pola kayu dibuat dari kayu, murah, cepat, pembuatan dan pengolahannya
lebih mudah dibanding cetakan logam. Oleh karena itu pola kayu lebih cocok
Hal yang pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan pola adalah
Penetapan kup, drag dan permukaaan pisah adalah hal yang paling penting
untuk mendapatkan coran yang baik. Dalam hal ini dibutuhkan pengalaman yang
luas dan pada umumnya harus memenuhi ketentuan ketentuan dibawah ini antara
lain:
2. Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk mendapatkan aliran logarn cair
yang optimum.
3. Permukaan pisah lebih baik hanya satu bidang, karen permukaaan pisah
yang terIalu banyak akan menghabiskan terlalu banyak waktu dalam proses .
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
2.5.1 Telapak Inti
berikut:
a. Menempatkan inti, membawa dan menentukan letak dari inti. Pada dasarnya
b. Menyalurkan udara dan gas- gas dari cetakan yang keluar melalui inti
c. Memegang inti , mencegah bergesernya inti dan menahan inti terhadap gaya
a. Telapak inti mendatar berinti dua., Dalam hal ini inti dipasang mendatar dan
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 55 )
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
b. Telapak inti dasar tegak, inti ditahan tegak oleh telapak inti pada alasnya
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 55 )
c. Telapak inti tegak bertumpu dua, Telapak inti dipasang pada drag dan juga
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 55 )
d. Telapak inti untuk penghalang (sebahagian). Pola ini tidak dapat ditarik
kearah tegak lurus pada permukaan pisah karena ada tonjolan yang jauh dari
permukaan pisah.
1. Pola pejal yaitu pola yang biasa dipakai, dimana bentuknya hampir serupa
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 57 )
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 57 )
c. Pola setengah. Pola ini dibuat untuk membuat cetakan dimana kup dan drag
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.7 Pola setengah
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 57 )
d. Pola belahan banyak. Pola dibagi menjadi tiga atau lebih untuk memudahkan
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 58 )
2. Pola pelat pasang. Merupakan pelat dimana pada kedua belahnya diternpelkan
pola demikian juga saluran turun pengalir, saluran masuk, dan penambah,
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 58 )
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
3. Pola pelat kup dan drag. Pola diletakkan pada dua pelat demikian juga saluran
turun, pengalir, saluran masuk, dan penambah. Pelat tersebut adalah pelat kup
dan drag. Kedua pelat dijamin oleh pena agar bagian atas dan bawah dari coran
menjadi cocok.
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 58 )
2.5.3.1. Kayu.
Kayu yang umum dipakai untuk pembuatan pola adalah kayu Saru, Jati,
Aras, pinus, mahoni. Pemilihan kayu tergantung pada macam dan ukuran pola,
jumlah produksi, dan lamanya dipakai. Kayu dengan kadar air lebili dari 14 % tidak
dapat dipakai karena akan terjadi pelentingan yang, disebabkan perubahan kadar air
dari kayu. Kadang - kadang suhu udara luar harus diperhitungkan dan ini tergantung
Dari berbagai macam resin sintetis, hanya resin Epoksid yang banyak
dipakai. Bahan ini mempunyai sifat – sifat penyusutan yang kecil pada waktu
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
mengeras, tahan aus yang tinggi , memberikan pengaruh yang lebih baik dengan
Resin polistirena (polistirena berbusa) dipakai sebagai bahan untuk pola yang
dibuang setelah dipakai dalam cara pembuatan yang lengkap. Pola dibuat dengan
menambahkan zat pembuat busa pada polistirena untuk membuat berbutir, bentuk
dan membuat busa . Berat jenisnya yang sangat kecil yaitu 0.02 -0.04 dan resin ini
mudah dikerjakan , tetapi tidak dapat menahan pengunnaan yang berulang – ulang
sebagai pola.
Resin Epoksid dipakai untuk coran yang kecil – kecil dari satu masa
Bahan yang dipakai untuk pola logam adalah besi cor. Umumnya digunakan
besi cor kelabu, karena sangat tahan aus, tahan panas dan tidak mahal. Kadang-
kadang besi cor liat dipakai agar lebih kuat. Paduan tembaga juga sering dipakai
untuk pola cetakan kulit agar dapat memanaskan cetakan yang tebal secara merata.
1. Pengkerutan
Pada waktu model ditarik dari cetakan maka ada kecenderungan terjadinya
rontokan tepi rongga yang sebelumnya kontak dengan model. Kecenderungan ini
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
dapat dihilangkan atau dikurangi dengan mengadakan sudut miring pada sisi model
Pada gambar teknik dicantumkan tanda – tanda pada semua permukaan yang
dikerjakan lanjut (machined) terlebih – lebih pada produk yang proses pengerjaan
mulanya adalah pengecoran. Dari gambar ini pembuat model akan mengetahui
wujud akhir (dari gambar teknik) dari produk model yang akan dibuat, hingga dapat
menambahkan berapa besar tambahan / kelebihan yang harus diberikan untuk proses
lanjut.
4. Distorsi
tuangan yang akan mengalami gangguan gerak dalam melakukan pengkerutan waktu
mendingin.
5. Goyangan
sedikit goyangan ke kanan dan ke kiri, meskipun hal ini tidak disengaja. Hal ini
cukup untuk memberikan pembesaran pada rongga cetakan yang kecil serta
permukaan hasil cetakan tidak dikerjakan lanjut, maka hal ini perlu diperhitungkan
cairan logam ke dalam rongga cetakan. Besar dan bentuknya ditentukan oleh ukuran
tebalnya irisan dan macam logam yang dicairkan. Kualitas coran tergantung pada
Sistem saluran adalah jalan masuk cairan logam yang dituangkan ke dalam
rongga cetakan. Cawan tuang merupakan penerima cairan logam langsung dari
ladel. Saluran turun adalah saluran yang pertama membawa cairan logam dari
cawan tuang ke dalam pengalir dan saluran masuk. Pengalir adalah saluran yang
membawa logam cair dari saluran turun ke bagian – bagian yang cocok pada
cetakan. Saluran masuk adalah saluran yang mengisikan logam cair dari pengalir ke
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 65 )
1. Saluran Turun.
Saluran turun dibuat lurus dan tegak dan irisan berupa lingkaran . Kadang –
kadang irisannya dari atas sampai bawah, atau mengecil dari atas ke bawah. Yang
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
kedua dipakai apabila diperlukan penahan kotoran sebanyak mungkin. Saluran turun
dibuat dengan melubangi cetakan dengan menggunakan suatu batang atau dengan
2. Cawan tuang
Konstruksinya harus tidak dapat dilalui oleh kotoran yang terbawa dalam logam
cair. Oleh karena itu cawan tuang tidak boleh terlalu dangkal.
Cawan tuang dilengkapi dengan inti pemisah, dimana logam cair dituangkan
di sebelah kiri saluran turun. Dengan demikian inti pemisah akan menahan terak
atau kotoran , sedangkan logam bersih akan lewat di bawahnya kemudian masuk ke
saluran turun. Terkadang satu sumbat ditempatkan pada jalan masuk dari saluran
turun agar aliran dari logam cair pada saluran masuk cawan tuang selalu terisi.
Dengan demikian kotoran dan terak akan terapung pada permukaan dan terhalang
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 66 )
3. Pengalir
lingkaran, sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukan pisah dan juga
pengalir mempunyai luas permukaan terkecil untuk satu luasan tertentu, sehingga
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Logam cair dalam pengalir masih membawa kotoran yang terapung terutama
kotoran tersebut. Ada beberapa cara untuk membuang kotoran tersebut yaitu sebagai
(A x A) mm
berikut :
b. Membuat kolam putaran pada tengah saluran pengalir (di bawah saluran
turun)
d. Membuat penyaring
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
20 x 20 < 600
30 x 30 < 1000
40 x 40 < 2000
50 x 50 < 3000
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 70 )
4. Saluran masuk
Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih kecil daripada irisan pengalir,
agar dapat mencegah kotoran masuk ke dalam rongga cetakan. Bentuk irisan yang
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.14 Sistem saluran masuk
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 72 )
2.6.3 Penambah
dalam pembekuan coran, sehingga penambah harus membeku lebih lambat dari pada
coran, Kalau penambah terlalu besar maka persentase terpakai akan dikurangi, dan
kalau penambah terlalu kecil akan terjadi rongga penyusutan. Karena itu penambah
coran, dan langsung dihubungkan dengan saluran turun dan pengalir, sangat efektif
dipakai untuk coran ukuran kecil dan menengah. Penambah atas merupakan
penambah yang dipasang di atas coran , biasanya berbentuk silinder dan mempunyai
ukuran besar.
Pasir cetak yang baik harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
kekuatan yang cocok, sehingga cetakan yang dihasilkan tidak rusak karena
2. Permeabilitas yang cocok. Udara yang ada dalam cetakan waktu penuangan
bahan – bahan lain yang mungkin menghasilkan gas atau larut dalam logam.
berikut. :
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Pasir cetak yang lazim dipakai adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir sungai
dan pasir silika alam. Bila pasir mempunyai kadar lempung yang cocok dan bersifat
adesif maka pasir itu dapat langsung digunakan begitu saja. Bila kadar lempungnya
kurang dan sifat adesifnya kurang maka perlu ditambahkan bahan pengikat seperti
lempung.
Pasir gunung umumnya digali dari lapisan tua, mengandung lempung dan
kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur air. Pasir dengan kadar lempung 10 – 20
% dapat dipakai begitu saja. Pasir dengan kadar lempung kurang dari 10 %
mempunyai sifat adesif yang lemah, harus ditambah lempung supaya bisa dipakai.
Pasir pantai diambil dari pantai dan pasir kali mengandung kotoran seperti
ikatan organik yang banyak . Pasir silika alam dan pasir silika buatan dari kwarsit
yang dipecah mengandung sedikit kotoran (<5 %). Semua jenis pasir yang disebut
diatas mempunyai bagian utama SiO2. Pasir pantai, pasir kali, pasir silika alam dan
pasir silika buatan tidak melekat dengan sendirinya, sehingga dibutuhkan bahan
pengikat.
1. Bentuk butir dari pasir cetak digolongkan menjadi butir pasir bundar, butir
pasir sebagian bersudut, butir pasir bersudut, butir pasir kristal. Dari antara
jenis butiran pasir diatas yang paling banyak adalah jenis butir pasir bulat,
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit. Bentuk butir pasir
2. Tanah lempung adalah terdiri dari kaolinit, ilit dan mon morilonit, juga
kwarsa jika ditambah air akan menjadi lengket, dan jika diberikan lebih
banyak air akan menjadi seperti pasta. Ukuran butir dari tanah lempung
0,005 – 0,02 mm. kadang- kadang dibutuhkan bentonit juga yaitu merupakan
sejenis dari tanah lempung dengan besar butiran yang sangat halus 0,01 – 10
3. Pengikat lain
Inti sering dibuat dari pasir yang dibubuhi minyak nabati pengering 1,5 – 3
% dan dipanggang pada temperatur 200 – 250 0C, sehingga disebut inti pasir
minyak. Inti ini tidak menyerap air dan mudah dibongkar. Sebagai tambahan
pada tanah lempung kadang – kadang dibubuhkan dekstrin yang dibuat dari
kanji sebagai bahan pembantu. Dekstrin bersifat lekat meskipun kadar airnya
rendah. Selain dari itu, resin, air kaca, atau semen digunakan sebagai
pengikat khusus.
Pasir cetak yang diikat dengan tanah lempung atau bentonit menunjukkan
berbagai sifat sesuai dengan kadar air, oleh karena itu kadar air adalah faktor yang
sangat penting untuk pasir cetak, sehingga pengaturan kadar air adalah faktor yang
sangat penting untuk pasir cetak, sehingga pengaturan kadar air adalah hal yang
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
sangat penting dalam pengaturan pasir cetak. Hubungan antara kadar air dengan
berbagai sifat yang terjadi dengan pengikat tanah lempung ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 112 )
butir – butir pasir dikelilingi oleh campuran tanah lempung dan air dengan ketebalan
tertentu. Dengan kelebihan kadar air kekuatan dan permebilitas akan menurun
karena ruangan antara butir – butir ditempati oleh lempung yang berlebihan air. Air
yang tidak cukup akan menurunkan kekuatan karena kurang lekatnya lempung.
Hubungan antara kadar air, kekuatan dan permeabilitas dari pasir cetak yang
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.17 Hubungan antara kadar air ,kekuatan dan permeabilitas dari
pasir cetak yang diikat dengan bentonit
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 112 )
Kalau kadar air bertambah kekuatan dan permeabilitas naik sampai titik
maksimum dan akan menurun kalau kadar air bertambah terus. Untuk pasir dengan
pengikat bentonit, kadar air yang menyebabkan kekuatan basah maksimum dan yang
karena air bebas dan air yang di absorbsi pada permukaan tanah lempung
dihilangkan. Faktor yang memberikan pengaruh sangat besar pada sifat – sifat
Sifat yang berubah selama antara pembuatan cetakan dan penuangan disebut
penguatan oleh udara, yang disebabkan oleh pergerakan air dalam cetakan dan
cetakan. Derajat kenaikan kekerasan tergantung pada sifat campuran pasir, derajat
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Cetakan mengalami temperatur tinggi dan tekanan tinggi dari logam cair
a. Pemuaian Panas
Pemuaian panas berubah sesuai dengan jenis pasir cetak, seperti ditunjukkan
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 113 )
Pasir pantai dan pasir gunung mempunyai pemuaian panas yang lebih kecil
dibanding dengan pasir silika, sedangkan pasir olivin dan pasir sirkon yang
sebanding dengan kadar air dari pasir dan menurun kalau kadar yang dapat
terbakar bertambah.
b. Kekuatan panas
Kekuatan panas berubah – ubah sesuai dengan pasir cetak yang dipengaruhi
oleh adanya kadar tanah lempung, distribusi besar butir dan berat jenis.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.19 Kekuatan tekan panas dari pasir cetak
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 114 )
mempunyai berat jenis yang tinggi, mempunyai permukaan sentuh yang luas
tinggi.
apabila besar butir mengecil dan kadar tanah lempung, tambahan khusus dan
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.20 Deformasi panas dari pasir cetak
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 114 )
tanur perapian terbuka (open hearth furnace), ini dikarenakan biaya peleburan yang
murah. Peleburan dengan busur api listrik dibagi menjadi dua macam proses yaitu
pertama proses asam dan kedua proses basa. Cara pertama dipakai untuk peleburan
skrap baja yang berkualitas tinggi sedangkan yang kedua dipakai untuk meleburkan
Tanur listrik yang paling banyak dipakai adalah tanur listrik Heroult seperti
diperlihatkan pada gambar . Tanur ini mempergunakan arus bolak balik tiga fasa.
Energi panas diberikan oleh loncatan busur listrik antara elektroda karbon dan cairan
baja. Terak menutupi cairan dan mencegah absorpsi gas dari udara luar selama
pemurnian berjalan.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.21 Tanur listrik Heroult
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 148 )
temperatur, perlu juga mengatur absorbsi gas, jumlah dan macam inklusi bukan
logam. Untuk menghilangkan gas ditambahkan biji besi atau tepung kerak besi
Cairan baja yang dikeluarkan dari tanur diterima dalam ladel dan dituangkan
hampir sama dengan tingginya. Untuk coran besar dipergunakan ladel jenis
penyumbat seperti pada gambar, sedangkan untuk coran kecil dipergunakan jenis
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.22 Ladel jenis penyumbat
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 150 )
Ladel dilapisi oleh bata samot atau bata tahan api agalmatolit yang
mempunyai pori - pori kecil, penyusutan kecil dan homogen. Nozel atas dan
penyumbat, kecuali dibuat dari samot atau bahan agalmatolit kadang - kadang dibuat
juga dari bata karbon. Panjang nozel dibuat cukup panjang agar membentuk
tumpahan yang halus tanpa cipratan. Ladel harus sama sekali kering yang
menurut kadar karbon dalam cairan baja seperti ditunjukkan pada grafik berikut.
( Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 110 )
penuangan yang tenang agar mencegah cacat coran seperti retak – retak dan
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
sebagainya. Kecepatan penuangan yang rendah menyebabkan ; kecairan yang buruk,
kandungan gas, oksidasi karena udara, dan ketelitian permukaan yang buruk. Oleh
karena itu kecepatan penuangan yang cocok harus ditentukan mengingat macam
Cara penuangan secara kasar digolongkan menjadi dua yaitu penuangan atas
dan penuangan bawah. Penuangan bawah memberikan kecepatan naik yang kecil
dari cairan baja dengan aliran yang tenang . Penuangan atas menyebabkan kecepatan
Daripada itu dalam hal penuangan atas, laju penuangan harus rendah pada
nozel harus diusahakan agar tidak boleh menyentuh cetakan. Perlu juga mencegah
cipratan dan memasang nozel tegak lurus agar mencegah miringnya cairan yang
jatuh.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
PERENCANAAN SPROKET
3.1 Pendahuluan
traksi (gesekan pada permukan tanah). Track dan shoe digerakan oleh sprocket
penggerak (driving sprocket) yang meneruskan daya putaran yang dihasilkan oleh
engine.
merupakan tempat shoe (tapak) melekat dengan cara dibaut. Putaran yang telah
direkduksi pada final drive gear diteruskan ke sproket penggerak dengan perantara
poros.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3.1 Sproket Penggerak
diameter dari spline sehingga nantinya didapat diameter dari naaf yang melekat pada
sebesar, σ b = 80 kg .
mm 2
1
5,1 3
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Kt = Faktor koreksi terhadap beban puntir. Dimana berkisar 1,0-1,5 jika
diambil1,5.
penggerak sebesar 105 hp, maka dengan berbagai variasi tingkat kecepatan
didapatkan reduksi putaran maksimum yang sampai pada final drive dan diteruskan
(fc) adalah
Pd = fc.P
=1.78,3 kW
= 78,3 kW
Pd
T = 9,74 .10 5. ........................................ ( lit 1, hal 7 )
n
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Dimana : n = putaran maksimum, 150 rpm
Maka:
78,3
T = 9,74 .10 5.
150
= 508,428 kg.mm
1
5,1 3
d p = 1,5 . 2 . 508,428
6,6
=106,6 mm
ukuran dari naaf yang terdapat pada sproket penggerak. Fungsi spline yaitu
terhubungan dengan nya, ataupun sebaliknya. spline menyatu atau menjadi bagian
dp
Diameter luar ( Ds ) =
0,81
110
=
0,81
= 136 mm
Tinggi ( hs ) = 0,095.D
= 0,095 . 136
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
= 13 mm
Lebar ( ws ) = 0.156 . D
= 0,156 . 136
= 21,2 mm
Rantai mengkait pada kaki sproket dan mampu meneruskan daya besar
tanpa adanya slip sehingga menjamin perbandingan putaran yang tetap. Hubungan
antara daya yang diteruskan sproket penggerak dan putaran poros dapat dilihat pada
Pemilihan nomor 240 dengan rangkaian tunggal dipilih melalui Tabel 3.1 didapat:
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
- jarak puncak, P = 76,70 mm
P.z.n
v= ........................................ (lit 1 hal 198)
1000 x60
z = jumlah gigi
maka :
76.70 x 23 x150
v=
1000 x60
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
= 4,4 m
s
Jika direncanakan jarak sumbu poros pengerak dengan poros idler adalah x yaitu
2x p
K =z+ + ........................................ ( lit 1, hal 197)
p x
2 (2350) 76.70
= 23 + +
76,7 2350
= 85 buah
sebanyak 23, dan tebal bagian luar (t1) adalah 45 mm sedangkan tebal dalam(t2)
= 604 mm
P
- diameter pitch (dp) =
(
sin 180
z
)
76,70
=
(
sin 180
23
)
= 563 mm
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
= 522 mm
180
dB = P cot − 1 − 0,76
z
180
= 76,70 cot −1 − 0,76
23
= 402 mm
Naaf dan spline merupakan bagian yang berkecocokan tetapi berbeda bagian.
• lebar naaf ( wn )
π .Ds − i.ws
wn =
i
Ds = diameter spline ( mm )
ws = lebar spline ( mm )
wn
Dn =
0,156
=136,2 mm
d n = 0,810.D
=110,2 mm
• tinggi naaf ( hs )
hn = 0,095.D
=13,1 mm
102 Pd
F= ........................................ (lit 1, hal 198)
v
102 (78,3)
F=
4,4
=1815,1 kg
F
τb = ........................................ (lit 1, hal 240)
b.z. y. f v
z = banyak gigi ( 23 mm )
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
y = faktor bentuk gigi (0,333)
fv = faktor dinamis
3
fv =
3+v
3
=
3+ 4
= 0,4 mm
Meterial yang dipilih untuk driving sproket yaitu baja karbon dengan
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 3.4 Komposisi Material Sproket
σb
τ gi =
sf 1 .sf 2
210
=
5,6.2,5
=15 kg mm 2
F
τb =
d .z. y. f v
1815,1
=
45 x 23 x0,333 x0,4
=13,16 kg / mm 2
Tegangan lentur yang terjadi lebih kecil dari tegangan lentur yang diijinkan,
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
PERENCANAAN CETAKAN
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Disamping pengetahuan tentang proses, pemahaman, dan pengetahuan
tentang bahan yang digunakan sebagai bahan baku produk tak kurang pentingnya.
Sifat fisik, cara pemesinan, cara pemberian bentuk dan daya guna berbagai jenis
tersebut dalam pemilihan bahan yang paling ekonomis dan proses yang terbaik
untuk produk tersebut. Pemilihan material ini sangat penting dan kita juga harus
mengetahui kriteria apa yang dibutuhkan beserta sifat-sifat yang diperlukan sesuai
Bahan baku yang digunakan adalah balok / bongkahan baja, baja sekrap
(reject), yang mencakup sekrap dari luar dan return (sisa proses, sekrap proses) serta
serpih geram. Sifat-sifat mekanis baja cor menunjukkan kecocokan sebagai bahan
untuk bagia-bagian mesin. Sifat-sifat mekanis itu ialah kekuatan tarik, perpanjangan,
tahanan aus, mampu mesin, sifat meredam getaran dan sebagainya.Pada waktu akan
melakukan proses peleburan yang pertama dimasukkan adalah balok baja yang
induksi.
Baja cor yang digunakan sebagai bahan baku banyak mengandung paduan besi
dan karbon, sedangkan unsur-unsur lainnya seperti pospor (P) dan sulfur (S) tetap
menggunakan baja karbon saja maka kita sulit untuk memperoleh sifat-sifat khusus
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
yang kita kehendaki. Maka untuk pembuatan sproket ini diperlukan sifat-sifat fisis
( Sumber : material webset (matweb.com) untuk material baja karbon tinggi AISI 1074)
a. Mangan (Mn)
Campuran unsur mangan yang dipakai berkisar antara 0,60% – 0,90%. Dalam
jumlah rendah tidak seberapa pengaruhnya. Namun apabila jumlahnya diatas 0,5%
mangan bereaksi dengan belerang (S) dan membentuk mangan sulfida. Ikatan ini
rendah bobot jenisnya dan dapat larut dalam terak. Mangan sulfida tidak
membahayakan baja dan mengimbangi sifat yang kurang baik pada sulfur. Mangan
dan kekerasan besi. Bila kadar ini ditingkatkan, kemungkinan terbentuknya ikatan
kompleks dengan karbon meningkat dan kekerasan akan meningkat pula. Mangan
yang hilang selama proses peleburan berkisar antara 10% – 20%. Mangan bersifat
tahan aus/korosi, tahan panas dan tahan terhadap impact atau benturan.
b. Silikon (Si)
Kadar silikon menentukan beberapa bagian dari karbon terikat dengan besi
dan berapa bagian berbentuk grafit (karbon bebas) setelah mencapai keadaan
berkisar antara 0,15% – 0,35%. Kelebihan silikon membentuk ikatan yang keras
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
dengan besi sehingga dapat dikatakan bahwa silikon diatas 3,25% akan
10%. Silikon juga dapat menurunkan perubahan bentuk pada proses pembekuan,
c. Posfor (P)
fluiditas logam cair dan menurunkan titik cair. Posfor dianggap sebagai unsur yang
tidak murni dan jumlah kehadirannya di dalam baja dikontrol dengan cepat sehingga
persentase maksimum unsur posfor di dalam baja sekitar 0,03%. Sewaktu peleburan
kelarutan karbon dan memperbanyak sementit, akibatnya besi menjadi keras dan
rapuh.
c. Sulfur (S)
Sulfur merupakan unsur yang tidak dikehendaki dalam baja paduan, tetapi
unsur ini sangat sulit untuk dihilangkan, oleh karena itu selama proses peleburan
selalu diusahakan untuk mengikat sulfur tersebut. Sulfur menurunkan sifat mekanis
baja terutama keliatan, mampu las, dan tahan karat. Sulfur juga menimbulkan
perubahan struktur kristal sehingga titik cair dari baja meningkat. Unsur ini juga
d. Karbon (C)
banyak mengandung karbida besi (Fe3C). Kadar karbon tergantung pada jenis besi
yang banyak membentuk karbida besi (Fe3C). Kadar karbon tergantung pada jenis
besi kasar dan besi bekas. Sifat fisis logam, selain tergantung pada jumlah kadar
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
karbon, tergantung pula pada bentuk karbon tersebut. Morfologi grafit tergantung
pada laju pendinginan dan kadar silikon. Unsur karbon juga dapat menurunkan
keliatan dan mempunyai sifat penghantar yang baik disamping mampu tempa dan
logam bekas pakai yang terikut ke dalam dapur peleburan. Bahan pembuang terak
ini berupa butiran putih yang ditabur ke dalam dapur pada saat pemasakan dengan
rentang waktu tertentu. Dengan penaburan butiran ini menyebabkan kotoran akan
pembuang terak yang dipakai dinamakan slag coagulant seperti ditunjukkan pada
Pola adalah perlu dalam pembuatan coran dimana pola dipergunakan untuk
pembuatan cetakan benda coran. Pola yang digunakan pada pembuatan sproket
Pola kayu relatif lebih murah biayanya, cepat dibuatnya, dan mudah diolah
dibandingkan dengan pola logam sehingga umum digunakan untuk cetakan pasir.
Adapun kayu yang digunakan sebagai bahan pola adalah kayu jeluntung, yang
Pola yang dipilih pada pembuatan sproket yaitu pola pejal. Pola pejal adalah
pola yang biasa dipakai yang bentuknya hampir serupa dengan bentuk coran.
Macam pola pejal yang digunakan adalah pola belahan. Yang dimaksud dengan pola
belahan, yaitu pola yang bagian tengahnya dibelah untuk memudahkan pembuatan
cetakan, dan untuk pembuatan sproket ini permukaan pisahnya dibuat hanya satu
bidang saja, agar lebih mudah dalam pembuatan polanya dan menghindari terjadinya
Karena coran menyusut pada saat pembekuan dan pendinginan maka perlu
isotropis, sesuai dengan bahan coran, bentuk, tempat, tebal atau ukuran coran, dan
penyusutan.
menyusut
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
20/ 1000 Coran baja yang besar
( Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.52 )
Tambahan penyusutan pada perancangan pola sproket ini berdasarkan pada tabel 4.2
di atas dengan bahan coran baja yang besar dan tebal yaitu 16/1000.
berbeda menurut bahan, ukuran arah kup dan drag dan keadaan pekerjaan mekanik
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Setelah penentuan tambahan tersebut maka hal yang harus dilakukan pada
tambahan permesinan.
penyusutan dan tambahan permesinan. Karena pola yang digunakan adalah pola
setengah, maka tambahan untuk pengerjaan permesinan kasar sesuai dengan tebal
coran yang direncanakan yaitu 3 mm. Sedangkan tambahan untuk drag adalah
sebesar 10 mm.
= 626,66 mm
= 543 mm
= 421,4 mm
= 55,7 mm
= 45 mm
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.2. Ukuran Pola Sproket
Sistem saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan ke
dalam rongga cetakan. Tiap bagian diberi nama , mulai dari cawan tuang dimana
logam cair dituangkan dari ladel sampai saluran masuk ke dalam rongga cetakan.
Sistem saluran yang dipakai dalam perancangan ini adalah sistem saluran
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
( Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.65 )
Cawan tuang merupakan penerima logam cair langsung dari ladel. Saluran
turun adalah saluran pertama yang membawa cairan logam dari cawan tuang ke
dalam pengalir dan saluran masuk. Pengalir adalah saluran yang membawa logam
cair dari saluran turun ke bagian – bagian yang cocok pada cetakan. Saluran masuk
adalah saluran yang mengisikan logam cair dari pengalir ke dalam rongga cetakan.
Cawan tuang biasanya berbentuk corong atau cawan dengan saluran turun
dibawahnya. Cawan tuang harus mempunyai kontruksi yang tidak dapat melalukan
kotoran yang terbawa dalam logam cair dari ladel. Oleh karena itu cawan tuang
Sebaliknya kalau terlalu dalam, penuangan menjadi sukar dan logam cair yang
tersisa dalam cawan akan terlalu banyak sehingga tidak ekonomis. Ukuran cawan
tuang yang biasa dipergunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
0,5d
6d
d
d 1,5d
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.4 Ukuran cawan tuang
= 300 mm
Lebar = 4.d
= 4. 30
= 120 mm
Penentuan diameter saluran turun didasarkan pada berat coran dari benda yang
dibuat. Di dalam merencanakan saluran tuang perlu diketahui terlebih dahulu berat
coran yang akan dikerjakan, karena ukuran sistem saluran ini disesuaikan dengan
massa coran.
Massa coran =
π
4
(d 0
2 2
)
− d 1 t .ρ
= 7700 kg/m3
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
π
Massa coran =
4
(0,6266 2
)
− 0,4214 2 0,0557.7700
= 72,4 kg
Maka massa dari coran 72,4 kg. Maka dari table 4.2 didapat diameter saluran turun
sebesar 30 mm, tinggi saluran turun adalah 5 x diameter saluran turun yaitu 150 mm.
π
Luas saluran turun Ast = d2
4
π
= 30 2
4
= 706,8 mm2
4.3.3 Pengalir
mempunyai luas penampang yang terkecil untuk satu luas irisan tertentu, sehingga
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
lebih efektif untuk pendinginan yang lambat. Pengalir lebih baik sebesar mungkin
untuk melambatkan pendinginan logam cair. Tetapi kalau terlalu besar akan tidak
ekonomis, oleh karena itu ukuran yang cocok harus dipilih sesuai dengan
panjangnya. Untuk baja cor, perbandingan luas irisan saluran turun : luas irisan
= 1060,2 mm2
A-3
A+3
Ap = {(A – 3) + (A + 3)} . ½ . A
Ap = A2
A = (Ap)1/2
A = (1060,2)1/2
A = 32,5 mm ≈ 33 mm
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
4.3.4 Saluran masuk
Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih kecil daripada irisan pengalir,
agar dapat mencegah kotoran masuk ke dalam rongga cetakan. Bentuk irisan saluran
Untuk baja cor, perbandingan luas saluran turun : luas saluran masuk = 1 : (2 – 4)
Asm = 4 . Ast
= 4 . 706,8 mm2
= 2827,2 mm2
Dalam hal ini bentuk saluran masuk dibuat berbentuk setengah lingkaran.
= π / 4d sm
2
Luas saluran masuk
2827,2 mm2 = π / 4d sm
2
2827,2
d sm(1) = = 60 mm
π /4
didapat sisi saluran masuk sebesar 60 mm. Banyak saluran masuk ditentukan dengan
l
n ≥ ……………………… (Lit. 1, hal. 74)
8.t
t = tebal coran
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
maka banyak saluran masuk yaitu :
626,6
n≥
8 x 55,7
n ≥ 1,4 ≈ direncanakan 2
4.3.5 Penambah
pembekuan dari coran, sehingga ia harus membeku lebih lambat dari coran. Kalau
penambah terlalu besar, maka prosentase terpakai akan dikurangi dan kalau
penambah terlalu kecil akan terjadi rongga penyusutan. Karena itu penambah harus
dihubungkan dengan saluran turun dan pengalir, penambah macam ini sangat efektif
dipakai untuk coran ukuran kecil dan menengah. Penambah atas dipasang diatas
Baja cor mempunyai titik cair yang tinggi dan koefisien penyusutan yang
sangat besar, disamping itu pembekuannya terjadi dalam waktu yang pendek yang
berbeda dengan besi cor, sehingga irisan penambah untuk baja cor harus lebih besar.
Penambah harus dipasang diatas saluran masuk, sehingg dalam hal ini jensi
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.7 Penambah Atas
( Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.78 )
Penambah dipasang pada tempat yang tertinggi dari coran dan diatas
bagian yang paling tebal dari coran, dan selanjutnya pada pembongkaran harus
maka dapat ditentukan jarak pengisian unruk penambah tersebut. Jarak pengisian
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.8 Hubungan antara tebal coran (T) dan jarak isi dari penambah (JP).
( Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.81 )
garis kelengkungan daerah yang dapat diisi terhadap sumbu jarak pengisian (JP)
(mm) didapat jarak pengisian (JP) yaitu 206,7 mm. Sehingga banyaknya penambah
626,6
n=
2 x 206,7
= 2 buah penambah
Bentuk penambah yang digunakan pada coran baja ini berbentuk silinder.
Karena tempat, bentuk dan banyaknya penambah telah ditentukan maka ukuran tiap
bagian harus ditentukan. Maka Volume penambah /Volume coran ditentukan dari
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.9 Kurva Pellini
( Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.82 )
dimana (P+ L) /T disebut faktor bentuk, P panjang coran, L lebar coran dan T
Untuk cetakan sproket panjang dan lebar memiliki kesamaan kerena berbentuk
lingkaran. Maka panjang dan lebar sproket (P & L) yaitu 626,6 mm, dan tebal
P + L (626,6 + 626,6 )
factor bentuk : = = 22,4
T 55,7
72,4
maka Volume Penambah = 0,26 x m3
7700
= 0,00244 m3…………(1)
dan H merupakan tinggi penambah. Tinggi penambah (H) yang berbentuk silinder
Maka :
0,00244
Dp = 3
0,4.π
= 0,0579 m
= 157 mm
= 1,5 (57)
= 86 mm
Inti merupakan bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga cetak untuk
mencegah pengisian logam cair pada bagian yang seharusnya berbentuk lubang atau
berbentuk rongga dalam suatu coran. Jenis inti yang dipakai adalah inti pasir kering
yang dibuat secara terpisah dan dipasang setelah pola dikeluarkan sebelum cetakan
ditutup. Inti harus memiliki kekuatan yang memadai dan harus mempunyai
cetakan pasir. Cetakan (molding) dibuat dengan memadatkan pasir yang telah
adalah pasir silika (SiO2 lebih dari 95%). Pasir silika dipilih karena mempunyai
sedikit kotoran, hanya memerlukan bahan pengikat yang sedikit untuk mendapatkan
Papan cetakan diletakkan pada lantai dengan permukaan yang rata dengan
pasir yang tersebar merata. Pola dan rangka cetakan untuk drag diletakkan diatas
papan cetakan. Rangka cetakan harus cukup besar sehingga tebalnya pasir mencapai
ditentukan dahulu. Pasir cetak dimasukkan ke dalam rangka cetakan secara merata
hingga menutupi pola kemudian dipadatkan dengan cara menumbuk dan menekan
pasir secara perlahan-lahan hingga padat. Penumbukan harus dilakukan dengan hati-
hati agar pola tidak terdorong langsung oleh penumbuk. Kemudian pasir yang
tertumpuk melewati tepi atas dari rangka cetak digaruk (dikikis) sampai permukaan
pasir rata dengan permukaan dinding dan rangka cetakan. Kemudian cetakan
dibalikkan dan pola sudah dapat diangkat. Cara yang sama juga dilakukan pada kup.
Namun bedanya pada kup terdapat saluran turun dan penambah yang posisinya
diatur sedemikian rupa. Setelah pola diangkat dari kup dan drag, pada rongga
cetakan dibubuhkan tepung grafit. Batang saluran turun atau pola untuk penambah
dipasang, kemudian pasir muka dan pasir cetak dimasukkan dalam rangka cetakan
dan dipadatkan. Pengalir dan saluran masuk dipasang sebelumnya yang bersentuhan
langsung dengan pola utama. Untuk melepaskan uap air yang terdapat di dalam pasir
cetakan maka digunakan gas CO2 yang disalurkan ke dalam pasir selama 2 menit.
Setelah itu kup dipasang diatas drag, posisi rongga cetakan harus dipertemukan
secara teliti jangan sampai terjadi selisih diantara keduanya. Agar cetakan menjadi
keras dan tidak mudah hancur maka dilakukan pembakaran dengan api selama 20
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
menit, kemudian dilakukan pendinginan selama satu hari sebelum dilakukan
Tanur induksi dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan konstruksi dasarnya
yaitu pertama adalah tanur jenis tanur krus atau jenis tak berinti dan yang kedua
adalah tanur jenis saluran. Berikut merupakan sifat-sifat dari berbagai tanur pelebur
induksi.
Sifat – sifat Kapasitas Titik cair Laju Gaya Sifat – sifat Harga
tanur peleburan peleburan pengaduk operasi peralatan
digunakan yaitu tanur induksi jenis krus. Keuntungan dari jenis krus adalah
konstruksinya sederhana, bata tahan api bersifat asam yang murah, pembuatan yang
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
mudah. Berikut merupakan gambar dari tanur induksi jenis krus. Dalam proses
pengecoran di perusahaan Industri digunakan tanur induksi jenis kruss, seperti pada
gambar 4.9.Dapur induksi ini mempunyai diameter dalam sebesar 90 cm dan tinggi
2 m, sehingga dapur ini mempunyai volume yang dapat mencapai logam cair
sebanyak 1,2117 m3 dengan kapasitas mencapai 2,2 ton. Temperatur dapur dapat
mencapai 1600°C. Dasar dari dapur ditutup oleh batu tahan api kemudian batu
magnesia. Bata tersebut dilapisi tumbukan campuran butir magnesia 70-75% dan
tepung magnesia 25-30% ditambah dengan tir yang tidak mengandung air. Dinding
dapur terbuat dari bata tahan api non konduktor umumnya dipakai bata silika Dapur
ini diperlengkapi dengan mekanik pengungkit agar mudah mengeluarkan isi dapur
setelah selesai proses pembuatan baja. Menurut konstruksi dasarnya, tanur induksi
ini mempunyai satu kruss yang diletakkan dalam satu kumparan (lilitan) sehingga
logam yang akan dilebur dalam krusibel, maka medan elekromagnetik akan ditahan
oleh logam tersebut sehingga timbul arus induksi yang mengakibatkan panas untuk
mencairkan logam tersebut. Ruangan tempat untuk mencairkan logam disebut kruss.
Lilitan kedua yang didinginkan air mengelilingi kruss dan diluar lilitan diletakkan
juk yang terdiri dari pelat berlapis banyak, yang berfungsi untuk memusatkan fluks
dihidupkan agar tanur bekerja otomatis sesuai dengan tingkat tegangan yang
peningkatan tegangan listrik yang digunakan sesuai dengan temperatur tanur. Kalau
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
pencairan sudah dimulai, tanur ini memerlukan ingot yang besar (blok mula) atau
cairan besi. Setelah balok besi tersebut mencair seluruhnya, maka sekrap
dimasukkan sedikit demi sedikit sampai penuh dan dibiarkan agar temperatur dapat
( Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia, M.S. Met. E, Prof. Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal.146 )
Dalam perancangan ini, sproket yang dirancang menggunakan baja karbon tinggi
Untuk itu komposisi bahan baja karbon tinggi yang diinginkan dapat dilihat pada
tabel 4.6
Dari tabel di atas dapat diketahui berapa komposisi yang dibutuhkan untuk
perlu ditambahkan unsur paduan berupa senyawa besi dengan unsur paduan yang
akan ditambahkan dengan jumlah unsur yang diperlukan dalam senyawa itu
sehingga dapat dihitung berapa banyak senyawa besi yang akan ditambahkan supaya
Adapun peningkatan komposisi yang kita harapkan dapat dihitung dari tabel
4.7.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Silikon (Si) 0,295 0,4 0,105
0,7 − 0,415
mArang = x 2200 = 10 ,45 kg
60
Mn 76 %.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
0,8 - 0,79
mFeMn = x 2200 = 0,29 kg.
76
sebanyak 70 %.
0,4 - 0,295
mFeCr = x 2200 = 3,3 kg.
76
Logam cair yang telah mencapai temperatur lebur dan komposisi yang
sesuai maka logam cair tersebut telah dapat dituang kedalam cetakan. Penambahan
digunakan untuk membawa logam cair tersebut untuk dituangkan pada cetakan.
Sebelum dituang kedalam ladel, cairan logam diberi bahan pengikat terak (slag
coagulant) untuk mengikat terak yang terkandung di dalam cairan logam tersebut,
sehingga tidak ikut masuk kedalam cawan tuang, Bahan ini akan mengikat
karat dari bahan baku. Cairan logam yang sudah mencair dikeluarkan dari tanur dan
diterima oleh ladel. Kekentalan logam cair (viskositas kinematik) sebesar 0,00506
cm2/detik untuk temperatur 1500°C – 1550oC. Logam cair dari ladel kemudian
dituang kedalam cawan tuang pada temperatur 1500°C – 1550oC dengan waktu
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
4.8 Kecepatan Penuangan
sedemikian rupa untuk mencegah perubahan suhu yang drastis karena akan
berikut:
V = C 2 gh
............................................................ ( Lit. 1, hal. 71)
Dimana : C = koefisien aliran, untuk saluran rumit 0,5-0,6 dan untuk saluran
V = 1,6 m/detik
Logam cair dari ladel di tuang kedalam cawan tuang pada temperatur 1600 0C
dengan waktu tuang tertentu. Waktu tuang dari coran sproket ditentukan dari grafik
berikut. Dari grafik tersebut diperoleh bahwa waktu tuang adalah 15 detik.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.11 Hubungan antara waktu dan berat tuang untuk baja cor (t ; tebal coran)
jam untuk membiarkan logam cair membeku. Setalah itu cetakan dibongkar,
permesinan pada hasil coran. Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan
ukuran yang actual sesuai dengan gambar teknik. Pekerjaan yang dilakukan pada
proses permesinan terdiri pada dua pekerjaan yaitu penggerindaan dan pembubutan.
terpakai lagi, yang tidak dapat dibersihkan secara manual. Pembubutan dilakukan
BAB V
5.1 KESIMPULAN
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan pembahasan dan perhitungan dari bab sebelumnya dapat
pada bulldozer.
2. Sproket
3. rantai (track)
• Nomor 240
4. Poros
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
• Diameter poros : 110 mm
5. Bahan baku yang digunakan untuk membuat sproket adalah baja sekrap
(reject) yang mencakup sekrap dari luar dan return (sisa proses,defect) yang
6. Unsur – unsur paduan yang ditambahkan di dalam tanur peleburan antara lain :
7. Bahan pola yang digunakan adalah kayu jelutung, oleh karena kayu ini mudah
dibentuk. Sedangkan pola yang digunakan adalah pola pejal dengan jenisnya
pola belahan.
8. Untuk proses pembuatan cetakan harus dibuat bentuk dan dimensi dari sistem
saluran (gating system) dengan hasil yang didapat dari hasil perhitungan
sebagai berikut :
• Cawan tuang
Panjang = 300 mm
Lebar = 120 mm
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
• Saluran turun
Diameter = 30 mm
Tinggi = 150 mm
• Saluran Pengalir
Jumlah = 1 buah
• Saluran masuk
Jumlah = 2 buah
• Penambah
Jumlah = 2 buah
Diameter = 57 mm
Tinggi = 86 mm
8. Tanur yang digunakan untuk memasak bahan baku adalah tanur induksi jenis
krus dengan kapasitas dapur 2,2 ton yang mampu mencairkan logam hingga
suhu 17000 C.
9. Proses penuangan logam cair dilakukan pada suhu 1500 - 15500 C, dimana
detik.
10. Selain faktor perencanaan cetakan yang tepat, peleburan, penuangan, dan
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
finishing, faktor teknis seperti operator yang berpengalaman dapat juga
5.2 SARAN
Oleh karena rancangan ini hanya sebatas pada perencanaan pembuatan sproket
perancangan selanjutnya dapat dicoba untuk memakai cetakan jenis lainnya dan
perlu diadakan uji laboratorium untuk memeriksa kekuatan dan kekerasan sproket.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Daftar Pustaka
8. http://www.matweb.com
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 1. Faktor Konversi Satuan
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 2. Penggunaan Bahan Coran
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 4. Campuran Pasir Cetak untuk beberapa Jenis Logam dan Paduan
Logam
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 5. Karakteristik Bahan-bahan Api
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 6. Jenis-jenis Sistem Saluran dalam Pengecoran Logam
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 7. Harga Minimum Faktor K dan e1 yang diizinkan
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 8. Klasifikasi Ukuran Pasir Cetak
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 9. Komposisi Kandungan Unsur dari beberapa Jenis Baja AISI
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 10. Material Property untuk Baja AISI 1074
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 11: Dimensi Poros
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer
Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir, 2009.
USU Repository © 2009