Penatalaksanaan Abortus Di Puskesmas
Penatalaksanaan Abortus Di Puskesmas
Penatalaksanaan Abortus Di Puskesmas
Abortus Imminens
• Tirah baring sedikitnya 2 – 3 hari (sebaiknya rawat inap)
• Pantang senggama
• Setelah tirah baring 3 hari, evaluasi ulang diagnosis, bila masih abortus imminens tirah baring
di lanjutkan
• Mobilisasi bertahap (duduk–berdiri–berjalan) dimulai bila diyakini tidak ada perdarahan
pervaginam 24 jam
Abortus Imminens
• Seperti pada Puskesmas non perawatan
• Abortus Insipiens
• Antibiotika profilaksis : Ampisilin i.v sebelum tindakan kuretase.
• Perlu segera dilakukan pengeluaran hasil konsepsi dan pengosongan kavum uteri. Dapat
dilakukan dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap
• Uterotonika : Oksitosin 10 IU i.m
Abortus Inkompletus
• Perlu segera dilakukan pengosongan kavum uteri. Dapat dilakukan dengan abortus tang,
sendok kuret, dan kuret hisap
• Segera atasi kegawatdaruratan :
1. Oksigenisasi 2 – 4 liter/menit
2. Pemberian cairan i.v kristaloid (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer Asetat)
3. Transfusi bila Hb kurang dari '3d 8 g/dl
Abortus Kompletus
• Evaluasi adakah komplikasi abortus (anemia dan infeksi)
• Apabila dijumpai komplikasi, penatalaksanaan disesuaikan
• Apabila tanpa komplikasi, tidak perlu penatalaksanaan khusus.
Missed Abortion
• Evaluasi hematologi rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit)dan uji hemostasis
(fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan).
• Bila terjadi gangguan faal hemostasis dan hipofibrinogenemia, segera rujuk di rumah sakit
yang mampu untuk transfusi trombosit / Buffy-Coat dan
komponen darah lainnya.
• Hasil konsepsi perlu dievakuasi dari kavum uteri. Dilaksanakan setelah dipastikan tidak
terdapat gangguan faal hemostasis.