Anda di halaman 1dari 2

Tumbuhan kumis kucing

Kumis kucing
Orthosiphon aristatus atau dikenal dengan nama kumis kucing termasuk tanaman dari
famili Lamiaceae/Labiatae[1]. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia
yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam menanggulangi berbagai
penyakit.[2]

Sejarah
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini
dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah
(Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis
kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.

Ciri-ciri
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan
tingginya mencapai 2 meter.[2] Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul.[2]
Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari
pangkalnya,[2] ukuran daun panjang 1 – 10 cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5 cm. urat daun sepanjang
pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar
yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29 cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian
kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang
paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar
dari ujung cabang dengan panjang 7–29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas
ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih, panjang tabung 10 – 18mm,
panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari
tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75
– 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.[2]

Kegunaan secara empiris


Daun Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi berbagai penyakit, Di
Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air
kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis
kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan
sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu
ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis., reumatik dan menurunkan kadar glukosa
darah.[2] Selain bersifat diuretik, kumis kucing juga digunakan sebagai antibakteri.[2]
Pertumbuhan
Iklim
 1) Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari
3.000 mm/tahun.
 2) Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar
ekstrak daun.
 3) Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas
sampai sedang.

Media Tanam
 1) Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi
sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik
dengan tata air dan udara yang baik.
 2) Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.

Ketinggian
Ketinggian tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.

Anda mungkin juga menyukai