Anda di halaman 1dari 9

MODUL 7

PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING)

Salah satu masalah yang harus diselesaikan dalam suatu perusahaan yang tediri atas
beberapa pusat laba adalah manakala terjadi penyerahan barang/jasa dari pusat laba yang satu
kepada pusat laba yang lain dalam suatu perusahaan. Transfer barang/jasa tersebut perlu
dihitung nilainya dengan wajar agar tercapai keadilan dalam penghitungan laba bagi kedua
unit organisasi yang mentransfer dan menerima barang/jasa. Penetapan harga ini disebut
tranfer pricing.
Beberapa penulis menyebut transfer price untuk menunjukkan jumlah nilai uang untuk
setiap transfer barang/jasa dari pusat pertanggungjawaban yang satu dengan pusat
pertanggungjawaban yang lain. Penulis yang lain lebih mengkhususkan pengertian transfer
pricing sebagai penetapan nilai uang atas barang atau jasa dalam transaksi dua fihak dalam
suatu perusahaan yang paling tidak salah satunya adalah pusat laba (profit center)

Mekanisme Terjadinya Harga Transfer


Seperti telah disebutkan pada bagian terdahulu, masalah harga transfer timbul
manakala terjadi serah terima (transfer) barang dan/atau jasa antar pusat pertanggungjawaban.
Penetapan harga transfer menjadi sangat penting bahkan mutlak apabila salah satu atau
kedua-duanya merupakan pusat laba. Pusat pertanggung-jawaban yang menyerahkan barang
dan/jasa disebut unit penjual, sedangkan pusat pertanggungjawaban yang menerima
barang/jasa disebut unit pembeli.
Sebagai ilustrasi mengenai mekanisme terjadinya harga transfer dapat dijelaskan
berdasarkan gambaran sebuah perusahaan yang memiliki beberapa unit bisnis (multi bisnis).
Misalkan perusahaan tersebut menyelenggarakan unit unit usaha yang bergerak dalam bisnis
angkutan udara, hotel, dan pertanian. Masing masing unit bisnis dipimpinoleh seorang
manager yang ditetapkan sebagai pusat laba.
Dimisalkan pada suatu ketika unit angkutan udara menggunakan fasilitas unit bisnis
hotel untuk menyediakan layanan penginapan bagi para penumpang karena pesawat
mengalami penundaan (delay) . Peristiwa ini menimbulkan transfer jasa dari unit bisnis hotel
kepada unit bisnis angkutan udara. Unit bisnis angkutan udara telah membeli jasa layanan dari
unit bisnis hotel.
Sebaliknya bila dimisalkan untuk keperluan perjalanan dinas, para pejabat unit bisnis
hotel menggunakan layanan pesawat unit bisnis angkutan udara. Dalam hal ini, yang terjadi
1
Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)
adalah adalah transfer jasa dari unit bisnis angkutan udara kepada unit bisnis hotel. Unit
bisnis angkutan udara merupakan unit penjual dan unit bisnis hotel merupakan unit pembeli.
Tidak tertutup kemungkinan, unit bisnis hotel minta dikirim barang barang hasil
pertanian dari unit bisnis pertanian. Peristiwa ini kan menimbulkan transfer barang dari unit
bisnis pertanian ke unit bisnis hotel. Unit bisnis pertanian sebagai unit penjual dan unit bisnis
hotel sebagai unit pembeli.
Tranfer barang dan jasa tersebut harus diperlakukan sebagai transaksi jual beli pada
umumnya. Artinya, transaksi antar unit bisnis tersebut harus disertai dengan penetapan harga
barang dan/atau jasa yang ditransfer (transfer pricing).

Tujuan penetapan harga transfer (Objectives of Transfer Prices)


Penetapan harga transfer (transfer pricing) merupakan suatu mekanisme untuk pendistribusian
laba antar pusat laba dalam suatu perusahaan. Transfer Pricing hendaknya dirancang agar
dapat mencapai tujuan-tujuan :
 Menyediakan informasi relevan yang diperlukan bagi unit bisnis dalam menentukan
atau menghitung laba yang akurat dan adil.
 Mendorong tercapainya goal congruent. Artinya, sistem transfer pricing hendaknya
dirancang agar keputusan yang diambil dalam penetapan harga transfer dapat
mendorong tercapainya laba unit bisnis yang nersangkutan dan laba perusahaan.secara
keseluruhan
 Membantu pengukuran prestasi ekonomik (economic performance) yang adil atas
unit-unit bisnis secara individual.

Metode Transfer Pricing (Transfer Pricing Methods)


Perusahaan perlu menetapkan sistemharga transfer dengan adil dan akurat.
Namun demikian, Sistem hendaknya sederhana sehingga mudah difahami dan mudah
diadministrasikan.
Prinsip mendasar dalam transfer pricing adalah bahwa harga transfer hendaknya
ditetapkan setara dengan harga penjualan kepada pelanggan (customer) dari luar atau
harga pembelian dari supplier dari luar. Dua keputusan yang harus diambil bila suatu
pusat laba akan bertransaksi jual atau beli dengan pusat laba yang lain yaitu:
1. Apakah perusahaan akan memproduksi sendiri atau membeli dari fihak luar.
Keputusan ini menyangkut keputusan sumber (sourcing decision)
2
Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)
2. Apabila diproduksi sendiri, berapa jumlah harga barang yang ditransfer antara pusat
laba? Keputusan ini menyangkut keputusan harga transfer (transfer price decision)

Penetapan harga transfer dapat berjalan pada situasi yang sangat sederhana sampai yang
sangat rumit (complex) tergantung sifat bisnis yang terkait.

Situasi yang ideal (The Ideal Situation)


Penetapan harga transfer akan sangat berjalan efektif dan kondusif apabila didukung oleh
faktor-faktor positif berikut ini:
1. Fihak-fihak yang berkepentingan adalah orang-orang yang kompeten (Competent
People).
2. Terdapat suasana yang baik yang mendukung penetapan harga transfer yang adil
(Good Atmosphere)
3. Terdapat harga pasar di luar perusahaan (A Market Price)
4. Terdapat kebebasan dalam menentukan sumber perolehan barang/jasa (Freedom to
source)
5. Fihak-fihak yang berkentingan memiliki informasi yang lengkap dalam mengambil
keputusan (full information)
6. Tedapat proses negosiasi (negotiation)

Keterbatasan dalam penentuan sumber (Constraints on Sourcing)


Dalam penentuan sumber tedapat dua hal yang menimbulkan keterbatasan yaitu:
1. Keterbatasan penyedia barang /jasa di luar perusahaan (Limited Markets)
2. Terdapat kelebihan atau keterbatasan kapasitas dalam perusahaan (Excess or Shortage
of Industry Capacity)

COST-BASED TRANSFER PRICE

Penetapan harga transfer yang terbaik adalah berdasarkan harga pasar. Bila harga pasar tidak
tersedia, harga transfer ditetapkan berdasarkan biaya ditambah laba. Namun demikian, cara
ini lebih compleks dan lebih tidak memuaskan bila dibandingkan dengan penetapan harga
transfer berdasarkan harga pasar. Ada dua hal yang harus diputuskan dalam penetapan harga
transfer berdasarkan biaya yaitu :
1. Cara menghitung biaya (how to define cost)
3
Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)
2. Cara menghitung tambahan laba (how to calculate the profit markup).
Dasar yang dipergunakan untuk menentukan harga transfer atas dasar biaya adalah
biaya standard (standard cost). Biaya sebenarnya (actual cost) sebaiknya tidak digunakan
untuk menghindarkan pusat laba pembeli (buying profit center) dari beban yang terlalu besar
akibat inefisiensi yang dibuat oleh pusat laba penjual (selling profit center). Untuk itu perlu
ditetapkan biaya standar yang akurat dan upaya perbaikan penghitungan biaya standar
(improve standards).
Dalam penghitungan profit markup juga terdapat dua keputusan yang harus diambil
yaitu :
1. Dasar penghitungan profit markup
2. Tingkat/tarif yang ditentukan.
Dasar yang paling sederhana adalah prosentase dari biaya (cost), tapi ada dasar lain
yaitu prosentase dari investasi.
Biaya tetap dan laba pada industri hulu
Masalah transfer pricing dapat menimbulkan masalah yang signifikan pada perusahaan yang
terintegrasi dari hulu ke hilir. Dalam keadaan seperti ini perusahaan hilir (yang terakhir dan
yang menjual barang kepada pembeli dari luar) menanggung beban biaya dan laba dari
perusahaan hulu atas biaya dan laba yang diperhitungkan dalam penjualan internal. Beberapa
metode yang dapat dipakai untuk mengurangi masalah ini adalah :

1. Kesepakatan antar unit bisnis (agreement among business units)


2. Two step pricing
3. Profit sharing
4. Two sets of prices

Ad.1. Agreement among business units


Metode ini dilakukan dengan menetapkan mekanisme formal melalui penyelenggaraan
pertemuan periodik antar wakil-wakil manajer profit center yang terlibat dalam transaksi jual
beli untuk menentukan harga jual dan pembagian laba antar mereka untuk produk dengan
jumlah biaya tetap dan laba/profit yang signifikan. Kelemahan cara ini ialah hanya terbatas
untuk proses yang menyangkut keputusan terhadap jumlah yang signifikan dan melibatkan
minimum satu pusat laba. Selain itu upaya negosiasi semata-mata dipandang sebagai upaya
yang kurang mampu menyelesaikan masalah.
4
Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)
Ad. 2. Two-step Pricing
Metode ini dilakukan dengan cara :
1. Membebankan biaya variable standar (standard variable cost) untuk setiap produk
yang dijual.
2. Membebankan secara periodic (biasanya bulanan) senilai biaya tetap tekait dengan
fasilitas yang disediakan untuk unit yang membeli.

Two- Step Pricing : Assumed Situation

Business Unit X (manufacturer) Product A

Expected monthly sales to Business Unit Y 5.000 units


Variable cost per unit $ 5
Monthly fixed costs assigned to product 20.000
Investment in working capital and facilities 1,200,000
Competitive return on investment per year 10%

One way to transfer product A to Business Unit Y is at a price per unit, calculated as follows:

Transfer Price for Product A

Variable cost per unit $ 5


Plus fixed cost per unit 4
Plus profit per unit* 2
Transfer price per unit $ 11

*10% of monthly investment per unit = ($1,200,000/12)*0,10


5,000

Ad.3. Profit sharing


Sistem ini dilakukan sebagai berikut :
1. Produk ditransfer ke bagian marketing senilai biaya varibel standar (standard variable
cost)
2. Setelah barang dijual, unit bisnis membagi laba yang diperoleh yang berjumlah senilai
harga jual yang dikurangi biaya variable dan biaya marketing.

5
Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)
Ad.4. Two Sets Prices
Metode dilakukan dengan cara mengkreditkan pendapatan unit manufaktur selaku penjual
sebesar harga jual di luar perusahaan, kemudian unit pembeli dibebani sebesar total biaya
standar. Perbedaannya dibebankan kepada “account” kantor pusat dan dieliminasi pada saat
penyusunan laporan keuangan konsolidasi..

Pengelolaan Penetapan Harga Transfer (Administration of Transfer Prices)


Dalam pelaksanaan penetapan harga transfer terdapat tiga hal penting yang terkait
yaitu:
1. Tingkat negosiasi dalam penetapan harga transfer
2. Metode arbitrasi dalam penyelesaian konflik dalam penetapan harga transfer
3. Pengelompokan produk barang yang ditransfer
Ketiga hal tersebut sangat penting dalam menciptakan penetapan harga transfer yang
adil. Proses negosiasi antara unit penjual dengan unit pembeli akan mendorong tercapainya
kesepakatan kedua belah fihak sehingga dapat diharapkab kedua belah fihak akan cenderung
merasa puas.
Dalam proses penetapan harga transfer sering kali terjadi perbedaan pendapat bahkan
sering berbuah konflik yang harus diselesaikan oleh kedua belah fihak. Apabila kedua belah
fihak tidak dapat menyelesaikan masalah mereka, proses arbitrasi harus dilakukan untuk
menyelasaikan konflik tersebut.
Beberapa perusahaan melakukan pengelompokan barang barang yang ditransfer antar
unit unit dalam perusahaan sehubungan penetapan sumber keberadaan barang yang ditransfer
dan keberadaan harga pasar. Apabila harga pasar tersedia, penetapan sumber perolehan
barang dapat dikendalikan oleh kantor pusat melalui penelaahan keputusan membuat atau
membeli yang melebihi jumlah tertentu.

Berikut ini adalah beberapa contoh pelaksanaan penetapan harga transfer dalam
bentuk soal:

CONTOH 1.

PT RAMAYANA ( selanjutnya disebut perusahaan ) merupakan sebuah perusahaan yang


bergerak dalam industri tekstil. Perusahaan memiliki dua divisi yang masing-masing
ditetapkan sebagai pusat laba yaitu divisi kain dan divisi pakaian.
6
Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)
Divisi kain telah membuat rencana produksi kain yang akan ditransfer/dijual kepada
divisi pakaian. Untuk bulan April 2003 sebagai berikut :
- Kain yang dijual kepada Divisi pakaian 6000 yard
- Biaya variabel per yard Rp 5000.00
- Biaya tetap yang dibebankan bulan April 2003 Rp 30.000.000.00
- Investasi dalam modal kerja dan fasilitas Rp1.200.000.000.00
- Pengembalian investasi yang diharapkan 10%/ th
Kedua manager divisi sedang mempertimbangkan cara pelaksanaan penetapan harga transfer
tersebut. Saudara diminta untuk memberikan dan menjelaskan kepada mereka perhitungan
harga transfer bila dipakai metode Two Step Pricing dengan asumsi jumlah kain yang
ditransfer sesuai dengan direncanakan. Saudara diminta pula menjelaskan bila pada bulan
tersebut ternyata divisi pakaian hanya meminta kain 5.000 yard.

CONTOH 2 :
PT UTAMA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu. Perusahaan
memiliki dua divisi yang masing-masing ditetapkan sebagai pusat laba yaitu divisi pembuatan
sol sepatu dan divisi sepatu jadi.
Divisi sol sepatu telah membuat rencana produksi kain yang akan ditransfer/dijual kepada
divisi sepatu jadi untuk bulan April 2005 sebagai berikut :
- Sol sepatu yang dijual kepada Divisi sepatu jadi 7500 buah
- Biaya variabel per buah Rp 8.000.00
- Biaya tetap yang dibebankan bulan April 2005 Rp 45.000.000.00
- Investasi dalam modal kerja dan fasilitas Rp2.400.000.000.00
- Pengembalian investasi yang diharapkan 15%/ th
Kedua manager divisi sedang mempertimbangkan cara pelaksanaan penetapan harga transfer
tersebut. Saudara diminta untuk memberikan dan menjelaskan kepada mereka perhitungan
harga transfer bila dipakai metode Two Step Pricing dengan asumsi jumlah kain yang
ditransfer sesuai dengan direncanakan. Saudara diminta pula menjelaskan bila pada bulan
tersebut ternyata divisi sepatu jadi hanya meminta so sepatu sebanyak 6.000 buah.

7
Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)
CONTOH 3:
Produk A yang dihasilkan oleh Divisi X , biaya variabelnya per unit = Rp. 100,- dan harga
jualnya Rp. 200,-. Tetapi barang tersebut diperlukan oleh Divisi Y untuk diolah lebih lanjut
menjadi produk B dengan biaya variabel per unit Rp. 125,- dan harga jual produk B tersebut
adalah Rp. 275,- per unit.
Saudara diminta :
a. Menyusun contribution margin pada Divisi X, Y, maupun perusahaan secara keseluruhan,
dengan alternatif : (a) Produk A diproses lebih lanjut oleh Divisi Y dan (b) Produk A dijual
keluar.
b. Anda sebagai Manajer Divisi Y, alternatif mana yang harus dipilh?.

CONTOH 4:
Perusahaan XYZ mempunyai 2 (dua) Divisi, yaitu Divisi A dan Divisi B. Salah satu produk
Divisi A menghasilkan barang ½ jadi yang dikirimkan kepada Divisi B untuk diproses
lebih lanjut. Barang ½ jadi Divisi A dan barang jadi Divisi B mempunyai pasar yang cukup
baik. Dan masing-masing Divisi bertanggung jawab atas laba yang diperolehnya. Harga
transfer barang ½ jadi disusun berdasarkan harga rata-rata pasar.

Data-data dari masing-masing : Divisi A Divisi B


Taksiran harga jual produk akhir Rp. 300,-
Taksiran harga rata-rata barang ½ jadi Rp. 200,- (hrg rata-rata pasar)
Cost outlay penyelesaian produk Rp. 120,- Rp. 150,-
Manajer Divisi B, mempunyai kalkulasi sebagai berikut :
 Harga jual produk akhir Rp. 300,-
 Harga barang ½ jadi (market) Rp. 200,-
 Cost outlay untuk penyelesaian Rp. 150,-
 Total Cost/Unit Rp. 350,-
 Kontribusi (kerugian) dari produk Rp.( 50,-)
Maslah yang perlu dibahas:
1. Apakah harus dilakukan transfer barang ½ jadi ke Divisi B, jika pada Divisi A tidak ada
kelebihan kapasitas. Dan apakah harga pasar merupakan harga transfer yang tepat?.

8
Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)
2. Misalkan kapasitas produksi barang ½ jadi = 1.000 unit, penjualan per bulan = 800 unit.
Apakah barang sejumlah 200 unit boleh ditransfer ke Divisi B? dan berapa harga
transfernya?
3. Misalkan harga transfer = Rp. 150,- berapakah kontribusi pada perusahaan secara
keseluruhan?, dan berapa kontribusi bagi Divisi B?, Anda sebagai Manajer Divisi B
apakah cenderung untuk membeli dari Divisi A seharga Rp. 150,-

9
Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)

Anda mungkin juga menyukai