Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 4 ISSN : 2085-9902

Pekanbaru, 3 Oktober 2012

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Multimedia


Interaktif Manasik Haji

Widyo Nugroho
Akademi Komunikasi Siaran Radio,Televisi dan Periklanan GLOBALMEDIA
kompleks kemang pratama I blok MM no 12 kemang pratama rAYA
Bekasi 17116
wididaye@yahoo.com

Abstrak
Dalam beberapa tahun terakhir, Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat
pesat dan memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kehidupan, baik itu di bidang bisnis
maupun pendidikan, termasuk dalam penyelenggaraan manasik haji yang biasa diselenggarakan oleh
biro-biro perjalanan haji. Penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai
kerangka teoritis untuk menganalisis perilaku pengguna dalam penerimaan teknologi informasi
(Acceptance) dalam manasik haji dengan didasarkan pada dua keyakinan yaitu persepsi manfaat dan
persepsi kemudahan penggunaan. Populasi penelitian adalah jamaah pada kelompok bimbingan haji
depok. Subyek penelitian adalah jamaah yang telah menggunakan teknologi informasi. Jumlah sampel
sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan teknik analisis SEM.
Hasilnya,1) persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positip terhadap penerimaan teknologi
informasi, 2) persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh secara positif terhadap persepsi manfaat ,
3) persepsi manfaat berpengaruh secara positif terhadap penerimaan ditolak dan 4) persepsi
kemudahan penggunaan berpengaruh secara positif terhadap penerimaan dengan dimediasi oleh
persepsi manfaat

Kata kunci: TAM, Multi media interaktif

Abstract

In recent years, development of Information and Communication Technology (ICT) is very fast
and provides a lot of convenience to the various aspects of life, both in business and education, including
the implementation of the rituals of Hajj which is usually held by travel agents hajj. This study used the
Technology Acceptance Model (TAM) as a theoretical framework for analyzing user behavior in the
acceptance of information technology (Acceptance) in the rituals of Hajj are based on two beliefs, namely
perceived usefulness and perceived ease of use. The study population was a group of pilgrims on hajj
depok guidance. Subjects were pilgrims who had been using information technology. Total sample of 100
respondents. Purposive sampling technique sampling with SEM analysis techniques.The result,
hypotheses are supported (H1), Perceived Ease of Use (PEOU) positive effect on acceptance of
information technology, (H2) Perceived Ease of Use (PEOU) influence positively to Perceived usefulness
(PU). While the hypothesis is rejected (H3) Perceived usefulness (PU) is a positive influence on
Acceptance (Acc) and (H4) Perceived Ease of Use (PEOU) influence positively to Acceptance (Acc) and
mediated by Perceived usefulness (PU). Keywords: Perceived Ease of Use (PEOU), Perceived Usefulness
(PU), Acceptance (Acc) title. Judicious use of keywords may increase the ease with which interested
parties can locate our article.

Keywords: TAM, Interactive multimedia

1. Pendahuluan
Manasik artinya tata cara ibadah. Manasik haji / Umroh adalah kegiatan yang dilakukan
oleh lembaga-lembaga bimbingan haji/umroh atau biro-biro perjalanan yang
menyelenggarakan jasa pemberangkatan ibadah haji/umroh yang intinya membelajarkan
bagaimana tata cara ibadah haji/umroh. Kegiatan itu bisa dikatakan juga Workshop atau
pelatihan untuk melaksanaan ibadah haji/umroh. Seperti kita ketahui, di Indonesia Ongkos
untuk melaksanakan ibadah haji masih tergolong tinggi sehingga tidak semua jamaah dapat
mengulang kembali ibadah itu. Oleh karena itu biaya yang mahal dan pengorbanan selama
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 4 ISSN : 2085-9902
Pekanbaru, 3 Oktober 2012

melaksanakan ibadah harus benar-benar diimbangi dengan pelaksanaan ibadah yang benar
dan pada akhirnya menjadi ibadah yang mabrur
Manasik haji/umroh dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran. Pembahasan
mengenai proses pembelajaran berkaitan dengan pengertian strategi pembelajaran. Dalam
konsep teknologi pendidikan, dibedakan istilah pembelajaran ( instruction) dan pengajaran (
teaching). Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajatan atau instructional, adalah usaha
mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu
dalam kondisi tertentu. sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan
pengalaman belajar kepada peserta didik yang biasanya berlansung dalam situasi resmi/formal.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologi berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian
informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup dalam definisi tersebut
adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur computer
maupun (tele) komunikasi.
Pemanfaatan TIK dalam pendidikan di Indonesia antara lain dengan adanya siaran radio
pendidikan dan televisi pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-
satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, dalam pendidikan luar sekolah
pemanfaatan TIk diawali dengan hadirnya Televisi Pendidikan Indonesia yang telah memulai
siarannya sejak tanggal 23 januari 1991.Sesuai dengan namanya, fungsi pendidikan
merupakan cirri utamanya. Acara pendidikan mendapat alokasi sebanyak 33 % ( masing-
masing separuh untuk pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah )
Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), merubah paradigma untuk
mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Salah satu bentuk pengintegrasian TIK dalam
pembelajaran adalah pembelajaran berbantuan komputer (Computer Based Learning) misalnya
dengan multimedia interaktif Dengan multimedia interaktif, memungkinkan pebelajar untuk
berinteraksi secara langsung (antara user dengan program / komputer) selama pembelajaran
dan memberikan feed back secara langsung atas interaksi yang dilakukan pebelajar. Selain itu
dengan multimedia kita dapat menyaksikan hal-hal abstrak menjadi nyata tanpa harus
menghadirkan bendanya atau datang langsung ke tempat yang sangat sulit untuk dijangkau
serta memerlukan biaya yang sangat besar.

2. Pustaka
Penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja organisasi dapat dianalisis dari dua
aspek, yaitu investasi teknologi informasi dan kinerja organsisasi. Damanpour
(1991) di dalam Brandyberry (2003) menjelaskan beberapa karakteristik organisasi yang
berpengaruh terhadap inovasi organisasi. Teknologi informasi termasuk daribagian dari
inovasi tersebut.
Teknologi informasi sebagai suatu produk dan proses sekarang ini telah berkembang
dengan sangat pesat. Perkembangan itu mempengaruhi segenap kehidupan kita dalam
berbagai bentuk aplikasi. Tofler menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi yang
berlangsung dalam tiga gelombang. Gelombang pertama timbul dalam bentuk teknologi
pertanian; teknologi ini telah berlangsung ribuan tahun, bahkan hingga kini masyarakat kita
masih banyak yang belum menerapkan atau mengambil manfaatnya. Gelombang kedua
ditandai dengan adanya teknologi industri, yang berlangsung hanya dalam masa 300 tahun
saja.
Gelombang ketiga merupakan revolusi teknologi elektronik dan informatik, yang
berlangsung hanya dalam waktu puluhan tahun saja. Secara umum perkembangan dalam era
informasi menunjukkan ciri-ciri antara lain : (1) meningkatkan daya muat untuk mengumpulkan
menyimpan, memanipulasikan, dan menyajikan informasi, (2) kecepatan penyajian informasi
yang meningkat, (3) miniaturisasi perangkat keras yang disertai dengan ketersediaannya yang
melimpah, (4) keragaman pilihan informasi untuk melayani berbagai macam kebutuhan, (5)
biaya perolehan informasi, terutama biaya untuk transmisi data yang cepat adalam jarak jauh,
yang secara relatif semakin menurun, (6) kemudahan penggunaan produk teknologi informasi,
baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunaknya, (7) kemampuan distribusi
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 4 ISSN : 2085-9902
Pekanbaru, 3 Oktober 2012

informasi yang semakin luas, dan karena itu informasi lebih mudah diperoleh, dengan
menembus batas-batas geografis, politis, maupun kedaulatan, (8) meningkatkan kegunaan
informasi dengan keanekaragaman pelayanan yang ada secara lebih baik serta dibuatnya
prediksi masa depan yang lebih tepat.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran manasik dimungkinkan
dengan mengembangkan pembelajaran bebantuan komputer . Pendidikan berbasis komputer
(Computer Based Education) telah muncul pada tahun 60-an, sejak pertama kali dikembangkan
program pembelajaran berbasis komputer (Computer-Based Instruction). Computer Based
Instruction (CBI) merupakan bentuk aplikasi komputer yang diterapkan dalam pembelajaran.
Penerapan CBE di bidang lain misalnya Computer-Managed Instruction (CMI), Computer-
Assisted Testing, Computer-Assisted Guidance. Program komputer untuk aplikasi pembelajaran
meliputi : Computer-Assisted Instruction (CAI) dan Computer-Assisted Learning (CAL).
Penerapan kedua program tersebut sebagai tutor yang memerankan dalam mengajar memiliki
makna yang sama.
Beberapa model telah dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor- faktor
yang mempengaruhi diterimanya penggunaan TIK. Salah satu model yang sering digunakan
untuk menggambarkan tingkat penerimaan teknologi informasi adalah Technology
Acceptance Model (TAM). Model TAM dikembangkan dari teori psikologis yang menjelaskan
perilaku pengguna teknologi dipengaruhi oleh kepercayaan (belief), sikap (attitude), intensitas
(intention) dan hubungan perilalu pengguna (user behavior relationship) (Abdalla, I., 2005,
Lee, Y., Kozar K.A., & Larsenm, K.R.T., 2003) . Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-
faktor utama dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan penerimaan
penggunaan teknologi informasi itu sendiri
TAM, yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred D. Davis pada tahun 1986, adalah
adaptasi dari TRA yang dibuat khusus untuk pemodelan penerimaan pengguna terhadap
sistem informasi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk memberikan dasar
untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan
pengguna. TAM menganggap bahwa 2 keyakinan individual, yaitu persepsi manfaat
(perceived usefulness, disingkat PU) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy
of use, disingkat PEOU), adalah pengaruh utama untuk perilaku penerimaan computer
Schillewaert et al. (2000) menyebutkan dua karakteristik pengguna yang berpengaruh
besar terhadap persepsi pengguna komputer yaitu daya inovasi (personnel innovativeness) dan
computer self-efficacy. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa kedua karakteristik
tersebut mempunyai hubungan erat dengan penerimaan teknologi informasi untuk tenaga
pemasaran. Sedangkan Lopez dan Manson (1997) menyimpulkan bahwa computer self-
efficacy mempunyai hubungan positif dengan pemanfaatan sistem informasi desktop.
Schillewaert et al. (2000) juga menyatakan bahwa pengaruh daya inovasi terhadap penerimaan
teknologi informasi oleh karyawan lebih tinggi dibandingkan pengaruhnya terhadap variabel PU
dan PEAU.

Gambar 1 : Technology Acceptance Model (Davis, Bagozzi dan Warshaw, 1989)


Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 4 ISSN : 2085-9902
Pekanbaru, 3 Oktober 2012

Gefen dan Straub (2000) menyatakan bahwa peranan PEOU sebenarnya lebih kompleks, di mana PEOU
mengukur penilaian kemudahan penggunaan (perceived easy of use) dan easy of learning dari pengguna
teknologi informasi. Jadi PEOU berkenaan dengan motivasi pengguna teknologi yang didasarkan pada
penilaian aspek intrinsik dari penggunaan teknologi, misalnya interface dan proses dalam penggunaan
teknologinya. Padahal apsek ekstrinsik dari teknologi informasinya (diketahui melalui PU), dalam banyak
kasus, merupakan alasan mengapa teknologi baru diadopsi. Jadi PU-lah yang berpengaruh langsung
terhadap proses adopsi teknologi informasi.
Schillewaert et al. (2000) menyebutkan dua karakteristik pengguna yang berpengaruh besar
terhadap persepsi pengguna komputer yaitu daya inovasi (personnel innovativeness) dan computer self-
efficacy. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa kedua karakteristik tersebut mempunyai hubungan
erat dengan penerimaan teknologi informasi untuk tenaga pemasaran

3. Metode penelitian
Populasi penelitian ini adalah jamaan pada kelompok bimbingan haji depok . Subyek penelitian
adalah jamaah kelompok bimbingan haji yang telah menggunakan teknologi informasi. Jumlah sampel
sebanyak 100 responden, dengan teknik analisis SEM. Pengukuran variabel menggunakan skala
semantic deferential dengan skala interval. Perceived Ease of Use (PEOU) merupakan tingkatan
pengguna mempercayai bahwa teknologi informasi mudah dalam penggunaannya. Perceived Usefulness
(PU) merupakan tingkatan berfikir pengguna bahwa menggunakan suatu sistem akan bermanfaat dan
meningkatkan pengetahuan tentang ibadah haji .
H . Diduga persepsi kemudahan pengguna (PEOU) berpengaruh secara positif terhadap
1
penerimaan (Acc) jamaah pada kelompok bimbingan haji depok
H . Diduga persepsi kemudahan pengguna (PEOU) berpengaruh secara positif terhadap persepsi
2
manfaat (PU) jamaah pada kelompok bimbingan haji depok
H . Diduga persepsi manfaat (PU) berpengaruh secara positif terhadap penerimaan (Acc) jamaah
3
kelompok bimbingan haji depok
H . Diduga persepsi kemudahan (PEOU) berpengaruh secara positif terhadap penerimaan (Acc)
4
dengan dimediasi oleh persepsi manfaat (PU) jamaah kelompok haji di depok

4. Hasil
pemeriksaan validitas dan reliabilitas; Hasil factor analysis indikator dari ketiga variabel memiliki skor
loading factor diatas 0,5 artinya indikator-indikator tersebut mampu menjelaskan lebih dari 50% dari
fenomena empirikalnya. Tiga variabel penelitian yang terdiri dari 14 butir instrumentasi semuanya
dinyatakan baik karena memiliki factor loading ≥ 0,50. Hasil uji normalitas dengan menggunakan
skewness value dan kurtosis. Rule of thumb yang digunakan apabila nilai kritisnya ± 2,58 yang
berarti kita dapat menolak asumsi normalitas pada probability level 0,01 (Hair et al., 1998).
Berdasasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai cr multivariate adalah sebesar 17,042 yang
berarti nilainya lebih besar dari 2,58 sehingga asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Multivariate outliers diuji dengan mahalanobis distance squared pada tingkat p < 0,001. Berdasarkan
2
hasil uji outlier menunjukkan bahwa χ (14, 0,001) = 36,123, sehingga sudah tidak terjadi outlier
multivariate karena mahalanobis distance maximum adalah sebesar 34,960. Selanjutnya model yang
dikembangkan untuk penelitian ini dievaluasi berdasarkan indeks-indeks goodness of fit yang
memenuhi cut-of value.
Berdasarkan hasil pengujian fit model pengukuran dinyatakan baik dan dapat diterima sebagai
model yang dapat menjelaskan keadaan empirikelnya. Langkah selanjutnya melakukan analisis
Structural Equation Modeling (SEM) untuk menguji model penelitian. Adapun program aplikasi yang
digunakan adalah AMOS. Sesuai hasil analisis model persamaan structural, hasil uji hipotesisnya
adalah :
Pengujian hipotesis pertama (H1) persepsi kemudahan pengguna (PEOU) berpengaruh secara
positif signifikan terhadap penerimaan (Acc) pada jamaah kelompok bimbingan haji depok. Hal ini
sesuai dengan pendapat dari Sehilleewaert et al (2000) yang menyatakan bahwa kemudahan
penggunaan yang dirasakan (Perceived Ease of Use ) yaitu tingkatan dimana individu mempercayai
bahwa menggunakan teknologi akan memerlukan sedikit usaha. Ini berarti multi media interaktif itu
mudah di gunakan, maka secara langsung multimedia interaktif manasik haji bisa diterima sebagai
media pembelajaran dalam proses manasik, baik secara individual maupun secara berjamaah.
Pengujian hipotesis kedua (H2) persepsi kemudahan pengguna (PEOU) berpengaruh secara
positif signifikan terhadap persepsi manfaat (PU) jamaah kelompok bimbingan haji depok. Jadi
dapat dikatakan bahwa jamaah kelompok bimbingan haji menganggap multi media interaktif
manasik haji mudah digunakan dalam kegiatan manasik haji. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 4 ISSN : 2085-9902
Pekanbaru, 3 Oktober 2012

bahwa teknologi yang mudah digunakan akan lebih berguna (dishaw 2002), dan juga dalam teori
TAM dikatakan bahwa kedua kepercayaan yaitu Perceived Ease of Use dan Perceived Usefulness
menentukan tingkah laku penerimaan secara langsung.
Pengujian hipotesis ketiga (H3) persepsi manfaat (PU) berpengaruh secara positif tidak
signifikan terhadap penerimaan (Acc) jamaah kelompok bimbingan haji di depok. Secara empirik
ditemukan bukti bahwa penerimaan multi media interaktif manasik haji dalam kegiatan manasik haji
bukan merupakan sesuatu yang dipikirkan apakah teknologi ini memberi manfaat atau tidak, namun
karena suatu keharusan dan menjadi suatu kebutuhan hal ini terkait dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.
Pengujian hipotesis keempat (H4) persepsi kemudahan pengguna (PEOU) berpengaruh secara
positif terhadap penerimaan (Acc) dengan dimediasi oleh persepsi manfaat (PU) Jamaah
kelompok bimbingan haji di depok tidak dapat diterima. Secara empiris ditemukan fakta bahwa
untuk menerima multi media interaktif jamaah kelompok bimbingan bimbingan haji tidak memikirkan
apakah media tersebut memberikan manfaat atau tidak namun merupakan suatu keharusan dan
kebutuhan, karena media berbasis teknologi informasi dan komunikasi lainnya seperti power point
atau video telah digunakan dalam kegiatan manasik haji sehingga teknologi informasi tersebut
dianggap mudah untuk digunakan..

References

Journal:
.
[1] Brandyberry, Alan A (2003), “Determinants of adoption for organisational innovations approaching
saturation”, European Journal of Innovation Management; 2003; 6, 3; ABI/INFORM Global, pg. 150
[2] Gefen, D. and D. Straub (2000), “The Relative Importance of Perceived Ease of
Use in IS Adoption: A Study of E-Commerce Adoption”, Journal of TheAssociation for Information
System: Volume 1, Article 8
[3] Mickell TA Stuckey dan Danner BD Stuckey, Virtual Labs in the Online Biology Course: Student
Perceptions of Effectiveness and Usability. MERLOT Journal of Online Learning and Teaching. Vol. 3,
No. 2., 2007)
[4] Schillewaert, Niels, Michael Ahearne, Rund Frambach, and Rudy K. Moenaert, (2000), “The
Acceptance of Information Technology In The Sales Force” Journal of Marketing, December 11,
Institute for The Study of Business Markets (ISBM), Pennsylvania. http://www.ebusiness.xerox.com

Internet:

[1] Dishaw, Mark T. Diane M. Strong and D. Brent Bandy, (2002), “Extending the Task-Technology Fit
Model With Self-Efficacy Constructs”, Eight Americas Conference on Information System, pp. 1021-
1027, http://aisel.iswold.org/

Texbooks:
[1] Asyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta, PT Raja Grafindo
[2] .Davis, Fred D, Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, And Use Acceptance of Information
Technology, MIS Quarterly;13, 3; 1989 .hal. 319.
[3] Heinich,Molenda,Russel, Smaldini, 2005. Instructional Technology and Media for Learning. New
Jersey:Pearson Merrill Prentice Hall
[4] Hair, J.F, Anderson, RE, Tatham, R.L. dan Black, W.C. (1998), Multivariete Data Analysis, 5 th
Edition, Upper Saddle River
[5] Lee, Younghwa, Kenneth A. Kozar, and Kai R.T. Larsen. The Technology Acceptance Model : Past,
Present, and Future. Communication of The Association for Information System, 12, 50, 2003. hal.
752-780.
[6] Lopez, D. A. and D. P. Manson (1997), A Study Of Individual Computer Self-Efficacy And
Perceived Usefulness Of The Empowered Desktop Information System
[1] Author1 A, Author2 B. Judul Buku. City: Publisher. Year.
[2] Mohan N, Undeland TM, Robbins WP. Power Electronics. New York: John Wiley & Sons. 2005.
[3] Ward J, Peppard J. Strategic planning for Information Systems. Fourth Edition. West Susse: John
Willey & Sons Ltd. 2007.

Anda mungkin juga menyukai