Anda di halaman 1dari 3

Bisnis Daycare

Saat ini cukup banyak daycare yang bermunculan di Jakarta dan


kota-kota besar di Indonesia. Apabila ditelaah lebih jauh, sepertinya
ini bisa menjadi salah satu celah bisnis yang dapat dikembangkan.
Namun sebelumnya, ada baiknya anda menyimak diskusi Milis
Dunia Wirausaha beberapa waktu yang lalu saat membahas tentang
latar belakang dan kemungkinan pengembangan daycare center di
Indonesia.

Secara umum, tentu anda setuju bahwa sebetulnya bukan 'budaya'


orang Indonesia untuk menitipkan anak di daycare, kita lebih
merasa 'aman' bila anak-anak dijaga anggota keluarga atau
pembantu/baby sitter dirumah.

Namun, bila diperhatikan ternyata kebutuhan akan daycare pun


semakin meningkat. Daycare yang saat ini berkembang adalah yang
umumnya berada di daerah yang ekonomi kuat seperti Kemang,
Kebayoran Baru, Kelapa Gading, Sunter dimana hampir sebagin
besar mengarah pada pre school yang notabene adalah Play Group
dengan harga yang relatif mahal.

Sedangkan untuk daerah ekonomi yang sedang, marketnya


sepertinya masih kurang bagus alias belum banyak yang berhasil.

Ada beberapa alasan orang tua menitipkan anak pada sebuah


Daycare:

-Anda tidak dapat berada di lingkungan anak anda selama satu hari
penuh karena alasan pekerjaan. Dilema ini umumnya dialami pada
Ibu bekerja walaupun bukan berarti tidak ada Bapak-bapak yang
masuk dalm kategori ini.

1
-Dapat menghemat pembelian mainan-mainan yang diperlukan bila
si anak sendirian di rumah. Mengurangi berkunjung ke tempat
Playground dimana rata-rata adalah Rp. 30.000 per kunjungan.
-Baby Sitter umumnya bukan seorang educator atau seseorang
yang mampu untuk menjadi teman yang kreatif, dinamis dan penuh
kasih sayang.(ini secara general tentunya)

Mungkinkah daycare memasyarakat dikalangan menengah


kebawah? Beberapa masukan dan usulan dari anggota Milis Dunia
Wirausaha yang mungkin sedikit idealis namun bisa memberikan
gambaran daycare yang diinginkan para orang tua:

Adanya pembagian daycare yang jam-jaman atau yang member.


-Yang member mungkin dibutuhkan ibu-ibu yang bekerja full time.
-Yang jam-jaman mungkin dibutuhkan bagi ibu-ibu yang punya
keperluan pergi keluar rumah tapi tidak bisa membawa si kecil atau
mungkin lebih tepat disebut tempat penitipan anak?

Hal inilah yang dilakukan salah seorang anggota milis yang


membuka daycare di areal toko grosir yg cukup besar di Meruya.
Jadi daycare ini umumnya menerima penitipan anak saat orang
tuanya berbelanja.

Daycare yang tanpa fasilitas tapi tetap 'maju'? Mengapa tidak?


Bisnis ini adalah bisnis kepercayaan.

Salah seorang anggota milis menceritakan bahwa disekitar


lingkungan rumahnya, ada seorang tukang bakso yang membuat
day care dirumahnya.
Kira-kira ada 10 orang anak yang dititpkan, padahal hanya tersdeia
dua ruangan berukuran 3x4 m, yang stau untuk tidur yang satunya
lagi untuk bermain dan makan. Biayanya? Hanya Rp 10,000 per

2
hari tanpa ada batasan harus diambil jam berapa. Makan disediakan
oleh orang tua.

Walaupun demikian, pemilik daycare haruslah memperhatikan


beberapa hal berikut:

-Apa dan siapa keluarga yang bisa dihubungi kalau terjadi apa-apa
dengan si anak.
-Apabila si anak notabene sakit waktu hendak dititipkan, apakah
sebaiknya pihak daycare dengan tegas menolaknya?
-Bagaimana bila anak sedang dititipkan di daycare jatuh sakit?
-Siapa yang menyediakan makanan dan minuman si anak?
-Masalah kebersihan baik mainan, ruangan, kamar kecil dan lain
sebagianya haruslah jadi salah satu pertimbangan utama pengelola
daycare.

Kelebihan daycare yang bisa ditawarkan antara lain:


-Adanya education mission, dimana anak-anak hanya diberikan
permainan/games yang interaktif dan edukatif, mislanya dengan
aneka permainan tradisional jaman dulu.
-Belajar bahasa Inggris sederhana.
-Pegawai yang benar-benar mencintai dan concern dengan dunia
bermain sambil belajar sang anak.

Anda mungkin juga menyukai