Anda di halaman 1dari 3

DISAHKAN OLEH

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


DIREKTUR UTAMA

TENTANG

INTOKSIKASI ASETOSAL
RS KEN SARAS
SEMARANG
Dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH.DR.PH

Nomor Dokumen : Tanggal :


Pengertian Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorpsi, menempel pada
(Definisi) kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah relatif kecil dapat
mengakibatkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia

Keracunan asetilsalisilat (asetosal) adalah adanya jumlah asetilsalisilat


(asetosal) yang terlalu banyak di dalam tubuh.

Hal ini dapat diakibatkan karena:


1. Jika seseorang secara tidak sengaja atau dengan sengaja mengonsumsi
aspirin dalam dosis yang besar atau berlebih dalam satu waktu. Hal ini
disebut overdosis akut aspirin.
2. Jika dengan dosis normal dalam tubuh menimbulkan gejala, hal ini
disebut dengan overdosis kronik. Hal ini terjadi karena ginjal tidak
bekerja secara baik ketika tubuh mengalami dehidrasi. Overdosis kronik
biasanya terjadi pada orang tua yang hidup di daerah panas.

Kadar asetosal yang dapat menimbulkan keracunan adalah 150-300 mg/kg


berat badan.

Anamnesis 1. Gejala pernapasan


- Napas cepat
- Napas lambat, tersengal-sengal
- Sesak napas
- Wheezing
2. Mata, telinga, hidung, dan tenggorokan
- Penglihatan kabur
- Telinga berdenging
3. Sistem saraf
- Berdebar-debar, pusing, bingung, inkoherensi
- Pingsan (collapse)
- Koma
- Kejang
- Sakit kepala berat
- Mengantuk
4. Kulit kemerahan
5. Lambung dan saluran pencernaan
- Diare
- Nyeri dada rasa panas terbakar
- Mual muntah (kadang disertai darah)
- Nyeri perut (meningkatkan terjadinya perdarahan perut dan usus)
Pemeriksaan fisik 1. Gejala keracunan aspirin (asetosal) kronik
2. Lemas
3. Demam subfebris
4. Bingung
5. Jatuh
6. Takikardi
7. Pernapasan cepat dan tidak terkontrol

Kriteria Diagnosis Anamnesis: riwayat terpajan aspirin (asetosal)


Manifestasi klinis:
• Gejala awal terjadinya keracunan aspirin akut biasanya adalah mual
dan muntah.
• Gejala utama keracunan salisilat (asetosal) adalah hiperventilasi,
tinitus, tuli, vasodilatasi, dan berkeringat.
• Jarang terjadi koma, tetapi bila terjadi menandakan keracunan yang
sangat berat.
• Gejala keracunan aspirin yang bertahap terjadi dalam beberapa hari
atau minggu. Gejala yang paling sering adalah mengantuk, agak
bingung, dan adanya halusinasi.

Diagnosis Kerja Intoksikasi asetosal


Diagnosis Banding 1. Intoksikasi Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium:
Penunjang  Absorpsi aspirin (asetosal) dapat berlangsung lambat sehingga kadar
plasma salisilat (asetosal) dapat meningkat selama beberapa jam, oleh
karena itu perlu dilakukan pengukuran kadar plasma salisilat secara
berulang.
Terapi 1. Sesegera mungkin diberikan arang aktif (activated charcoal) untuk
membantu mengurangi penyerapan aspirin di dalam tubuh. Penderita perlu
segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
2. Kehilangan cairan harus diganti dan diberikan natrium bikarbonat (1,26%)
untuk meningkatkan ekskresi salisilat (asetosal) dalam urin pada saat
kadar salisilat plasma lebih besar daripada : 500 mg/L (3,6 mmol/L) pada
orang dewasa atau 350 mg/L (2,5 mmol/L) pada anak.
3. Pada anak, kadar kalium plasma sebaiknya dikoreksi sebelum pembaerian
natrium bikarbonat karena hipokalemia dapat menyulitkan alkalinisasi
urin.
4. Hemodialisis adalah cara pengobatan pilihan untuk keracunan salisilat
berat dan sebaiknya dipertimbangkan secara serius bila kadar salisilat
plasma melebihi 700 mg/L (5,1 mmol/L) atau bila timbul asidosis
metabolik yang berat, konvulsi, gagal ginjal, edema paru atau kadar
salisillat plasma tinggi terus menerus yang tidak mendapatkan respon
terhadap alkalinisasi urin.
5. Penanganan juga diberikan untuk mengatasi gejala-gejala lain yang ada,
seperti demam atau kejang.
Komplikasi Perdarahan, edema paru, depresi pernapasan, nekrosis tubular akut
Edukasi Diterangkan prosedur penanganan dan prognosis
Prognosis Tergantung kadar salisilat (asetosal) dalam darah.
Tingkat evidens IV
Tingkat rekomendasi C
Penelaah kritis SMF Ilmu Penyakit Dalam
Indikator Medis Manifestasi klinis, jalur masuk, dan dosis asetosal yang terpapar
Kepustakaan 1. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-16-penanganan-darurat-pada-
keracunan/penyebab-dan-penanganan-keracunan/penyebab-lainnya-0
2. http://pionas.pom.go.id/node/13554/obat-spesifik/analgesik-non-
opioid-asetosal
3. http://medicastore.com/penyakit/3456/Keracunan_Aspirin.html

Anda mungkin juga menyukai