Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

INTERMEDIET EMERGENCY NURSING


TENTANG SISTEM ENDOKRIN DENGAN KRISIS ADDISON

Oleh kelompok II
Astika debora simanjutak
Ebriani siahaan
Erna manik
Vincent angelo barus

STIKes Santa Elisabeth Medan


T.A
2015/2016

KEGAWATDARURATAN PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN

PENYAKIT ADISSON
A. Pengertian
Penyakit addison terjadi ketika korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi
kebutuhan pasien akan hormon kortikal. Autoimun atau atrofi idiopatik kelenjar adrenal
bertanggung jawab atas sebagian besar kasus. Penyebab lain meliputi pengangkatan kelenjar
adrenal melalui pembedahan atau infeksi (tuberkulosis atau histosplasmosis) kelenjar adrenal.
Ketidakadekuatan sekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari kelenjar hipofisis
primer juga menyebabkan insufisiensi adrenal. Penggunaan kortikosteriod secara teraupetik
adalah penyebab tersering insufisiensi adrenokortikal. Gejala dapat juga disebabkan oleh
penghentian terapi hormon adrenokortikal eksogen secara mendadak, yang dapat
mengganggu mekanisme umpan balik normal.
B. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis utama mencakup kelemahan otot, anoreksia, gejala GI, keletihan ,
Emasiasi (kurus dan lemah yang abnormal ), pigmentasi gelap pada kulit dan membran
mukosa, hipotensi, glukosa darah rendah, natrium serum rendah, dan kalium serum tinggi.
Awitan biasanya terjadi dengan gejala yang tidak spesifik. Perubahan mental (depresi,
emosional labil, apati dan konfusi) terdapat pada 60% sampai 80% pasien. Dalam kasus yang
berat , gangguan metabolisme natrium dan kalium mungkin ditandai oleh deplesi natrium dan
air dan dehidrasi berat dan kronis.
C. Krisis Addison
Kedaruratan medis ini terjadi seiring dengan perkembangan penyakit. Tanda dan
gejala mencakup :
Sianosis dan tanda tanda syok sirkulasi : pucat, cemas, denyut nadi cepat dan lemah,

pernapsan cepat dan tekanan darah rendah.


Sakit kepala, mual, nyeri abdomen , diare, konfusi dan gelisah
Pengerahan tenaga yang sedikit berlebihan, pajanan tehadap dingin, infeksi akut atau

penurunan asupan garam dapat memicu kolaps sirkulasi, syok dan kematian
Stress pembedahan atau dehidrasi akibat persiapan untuk uji diagnostik atau pembedahan
dapat menyebabkan krisis addison atau krisis hipotensi

D. Pengkajian Dan Temuan Diagnostik


Peningkatan mencolok ACTH plasma (lebih dari 22,0 pmol/L) kadar kortisol serum
lebih rendah dari normal (kurang dari 165 mmol/L) atau dalam kisaran normal bawah

penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemia) dan natrium (hiponatrium), peningkatan


konsentrasi kalium serum (hiperkalemia), dan peningkatan jumlah SDP (leukositosis).
E. Penatalaksanaan Medis
Terapi segera diarahkan pada upaya melawan syok sirkulasi :

Kembalikan sirkulasi darah , berikan cairan dan kortokosteroid, pantau tanda tanda

vital, dan letakkan pasien dalam posisi rekumben denan kaki ditinggikan
Berikan hidrokortison IV, dilanjutkan dengan dekstrosa 5% dalam salin normal
Vasopressor amina mungkin diperlukan jika hipotensi terus terjadi
Antibiotik dapat diberikan jika infeksi telah mempresipitasi krisis adrenal
Asupan oral dapat dimulai segera setelah ditoleransi
Jika fungsi kelenjar adrenal tidak pulih, diperlukan penggantian kortikosteroid dan

mineralokortikoid seumur hidup


Asupan diet harus ditambah garam selama terjadi kehilangan cairan GI melalui muntah
dan diare.

F. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Mengkaji Pasien
Pengkajian berfokus pada ketidakseimbangan cairan dan stres
Pantau tekanan darah dan frekuensi denyut nadi ketika pasien berpindah posisi dari

berbaring,duduk,dan berdiri guna mengkaji ketidak adekuatan volume cairan


Kaji warna dan turgor kulit
Kaji riwayat perubahan berat badan,kelemahan otot,dan keletihan
Tanyakan pasien dan keluarga tentangawitan penyakit atau peningkatan stres yang dapat
mencetuskan krisis

2. Memantau Dan Menangani Krisis Addison


Pantau tanda dan gejala yang mengidikasikan krisis addison,yang dapat mencakup syok

hipotensi nadi cepat dan lemah frekuensi pernafasan cepat pucat dan kelemahan eksterm
Anjurkan pasien untuk menghindari stesor fisik dan psikologis seperti pajanan terhadap

cuaca dingin,mengeluarkan tenaga/energi secara berlebihan,infeksi,distres emosional


Segera tangani pasien krisis addisondengan pemberian cairan,glukosa dan

elektrolit,terutama natrium IV ganti hormon steroid yang hilang dan berikan vasopressor
Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien untuk membantu pemulihan ke status prakrisis
3. Mengembalikan Keseimbangan Cairan

Anjurkan pasien untuk mengkomsumsi makanan dan cairan yang membantu

mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit


Bersama dengan ahli gizi,bantu pasien memilih makanan tinggi maakanan tinggi natrium

selama saluran GI mengalami gangguan dan selama cuaca yang sangat panas
Instruksikan pasien dan keluarga untuk memberikan pergantian hormon sesuai program

dan memodifikasi dosis selama sakit selama sakit dan selama situasi stres lain
Berikan instruksi tertulis dan verbal mengenai mineralokortikoi(florinef)atau
kortikosteroid(predison)sesuai program

4. Meningkatkan Toleransi Aktivitas


Hindari aktivitas dan stres yang tidak perlu dan dapat mncetuskan episode hipotensif
Deteksi tanda-tanda infeksi atau adanya stresor yang dapat memicu krisis
Jelaskan rasional untuk meminimalkan stres selama krisis akut

Gambar

Proses Keperawatan
a.

Pengkajian

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : lelah, nyeri / kelemahan pada otot (terjadi perburukan setiap hari ), tidak
mampu beraktivitas atau bekerja.

Tanda : peningkatan denyut jantung/ nadi pada aktivitas yang minimal. Penurunan
kekuatan dan rentang gerak sendi. Depresi, gangguan konsentrasi, penurunan
inisiatif / ide, letargi.

2. Sirkulasi

Tanda : hipotensi termasuk hipotensi postural, takikardi, disritmia, suara jantung


melemah, nadi perifer melemah, pengisian kapiler memanjang, exstemitas dingin,
sianosis, dan pucat. Membran mukosa hitam keabu-abuan (peningkatan pigmentasi).

3. Integritas ego

Gejala : Adanya riwayat faktor stres yang baru dialami, termasuk sakit fisik
pembedahan, perubahan gaya hidup,ketidakmampuan mengatasi stress.

Tanda : ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tak stabil.

4. Eliminasi

Gejala : diare sampai dengan adanya konstipasi. Kram abdomen, perubahan frekuensi
dan karakteristik urine.

Tanda : diuresis yang diikuti dengan oliguria.

5. Makanan / cairan

Gejala : anoreksi berat (gejala utama), mual/ muntah, kekurangan zat garam, berat
badan menurun dengan cepat.

Tanda : turgor kulit jelek, membran mukosa kering.

6. Neurosensori :

Gejala : pusing, sinkope (pingsan sejenak ), gemetar, sakit kepala yang berlangsung
lama yang diikuti oleh diaforesis. Kelemahan otot, penurunan toleransi terhadap
keadaan dingin atau stress. Kesemutan / baal/ lemah.

Tanda : disorientasi ( waktu , tempat, ruang ) karena kadar natrium rendah, letargi,
kelelahan mental, peka rangsang, cemasa, koma( dalam keadaan krisis), parastesia,
paralisis, astenia (pada keadaan krisis). Rasa kecap/ penciuman berlebihan, ketajaman
pendengaran juga meningkat.

7. Nyeri / kenyamanan :

Gejala : nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala. Nyeri tulang belakang, abdomen,
ekstremitas ( pada keadaan krisis).

8. Pernafasan

Gejala : dispnea

Tana : kecepatan pernafasan meningkat, takipnea, suara napas krakel, ronki ( pada
keadaan infeksi)

9. Keamanan
Gejala : tidak toleran terhadap panas, cuaca panas.
Tanda : hiperpigmentasi kulit yang menyeluruh atau hitam berbintik-bintik.
Peningkatan suhu, demam yang diikuti dengan hipotermi (keadaan krisis). Otot
menjadi kurus, gangguan atau tidak mampu berjalan.
10. Seksualitas

Gejala : adanya riwayat menopause dini, amenorea, hilangnya tanda-tanda seks


sekunder, hilangnya libido.
11. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga DM, TB, kanker, tiroiditis, anemia pernisosa.

Daftar Pustaka
1. Suddarth, and Brunner. 2013. Keperawatan medikal bedah edisi 12. Jakarta. Penerbit :
EGC.
2. http://hamdan-hariawan-fkp13.web.unair.ac.id/artikel_detail-84574-Askep

%20Keperawatan%20Pada%20Pasien%20dengan%20Penyakit%20Addison.html

Asuhan

Anda mungkin juga menyukai