Anda di halaman 1dari 15

ASSALAMU’ALAIKUM

Kelompok 4
1. Anifatul Farida
2. Daimatun NikmaH
3. Faradhiba Maulina
4. Hanifatun Najibah
5. Lailatun Nur
6. Sania Amelia Putri
7. Siti Shofiana
HIPERPARATIROIDISME

1. PENGERTIAN
2. PENANDA KLINIS
3. PATHOFISIOLOGI
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
5. PENATALAKSANAAN
6. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN
 Hiperparatiroidisme adalah kondisi dimana kelenjar
paratiroid yang terletak di leher memproduksi terlalu
banyak hormon paratiroid dalam aliran darah
2. PENANDA KLINIS
 Gejala apatis
 Mudah lelah
 Kelemahan otot
 Mual, muntah
 Hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi yg berkaitan
dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah
 Insidens ulukus peptikum dan pankreatis menigkat pada
hiperparatiroid dan dapat menyebabkan terjadinya gejala
gastrointestinal
3. PATHOFISIOLOGI
 Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid
(parathyroid hormone, PTH) yang bersama-sama
dengan Vit D3 , dan kalsitonin mengatur kadar kalsium
dalam darah.
 Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma,
hormon tidak akan di sintesis bila kadar kalsium tinggi
dan akan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH
akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus
ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus,
sebaliknya mengurangkan reabsorbsi fosfat dan
melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif
bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam
mengendalikan homeostasis kalsium iaitu di ginjal,
tulang dan usus.
LANJUTAN

 Hiperparatiroid primer
- Terjadi akibat meningkatnya sekresi PTH, biasanya
adanya suatu edema paratiroid. Normalnya, kadar
kalsium yang rendah menstimulasi sekresi PTH,
sedangkan kadar kalsium yang tinggi menghambat
sekresi PTH.
- Pada hiperparatiroid primer, PTH tidak tertekan dengan
meningkatnya kadar kalsium, hal ini menimbulkan
keadaan hiperkalsemia. Dalam beberapa hal,
peningkatan kalsium serum merupakan satu – satunya
tanda disfungsi paratiroid dan terdeteksi dengan
pemeriksaan rutin. Akibat peningkatan kalsium pada
otot menimbulkan hipotonusitas otot – otot kerangka,
reflek tendon dan otot – otot gastrointestinal.
Melemahnya otot dan timbulnya kelemahan sering
dijumpai. Jika kadar kalsium serum meningkat antara 16
sampai 18 mg/dl, krisis hiperkalsemia akut terjadi.
LANJUTAN

 Hiperparatiroid sekunder
- Timbul karena suatu keadaan hipokalsemi kronik, seperti pada
gagal ginjal. Hiperplasi kelenjar paratiroid terjadi dengan
meningkatnya PTH. Pada beberapa pasien dengan keadaan ini,
kelenjar paratiroid memiliki sifat otonom dan kehilangan sifat
responsivitasnya terhadap kadar kalsium serum (hiperparatiroid
tersier)
 Hiperparatiroid menyebabkan hiperkalsemia dan
hipofosfatemia. Terdapat peningkatan ekresi baik kalsium
maupun fosfat urin dengan efek sebagai berikut :
 Ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin.
 Poliuria
 Peningkatan risiko terjadinya batu ginjal dengan akibat
selanjutnya berupa obstruksi saluran kencing maupun infeksi.
 Kalsifikasi tubuli renalis.
 Kehilangan kalsium dari jaringan tulang mengawali
demineralisasi tulang, fraktur patologis, atau penyakit kista
tulang yang menyebabkan nyeri tulang.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan
T4), TSH, dan TRH
 Bebas T4 (tiroksin)
 Bebas T3 (triiodotironin)
 Kalsium serum meninggi
 Fosfat serum rendah
 Fosfatase alkali meninggi
 Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
 Rontgen
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Pada hiperparatiroid primer
Tindakan bedah (untuk mengangkat jaringan paratiroid
yang abnormal
 Hiperparatiroid sekunder
Dengan cara menghilangkan penyebab yang
mendsarinya dan memperbaiki kadar kalsium plasma
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Tidak terdapat manifestasi yang jelas tentang hiperparatiroid dan
hiperkalsemia resultan. Kumpulkan riwayat kesehatan yang lengkap
dari klien untuk mencari apakah terdapat risiko. Klien mungkin
menunjukan perubahan psikologis seperti letargi, mengantuk,
penurunan memori, dan labilitas emosional, semua manifestasi yang
tampak pada hiperkalsemia.
 Pengkajian keperawatan mencakup :
- Riwayat kesehatan klien
- Riwayat penyakit dalam keluarga
- Keluhan utama antara lain :
* Sakit kepala, kelemahan, lethargi, dan kelelahan otot
* Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anoreksia, obstipasi,
dan nyeri lambung yang akan disertai penurunan berat badan.
* Depresi
* Nyeri tulang dan sendiRiwayat trauma / fraktur tulang
 Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak
tanda psikosis organik seperti bingung bahkan koma
dan bila tidak ditangani kematian
 Riwayat radiasi daerah leher dan kepala
 Pemeriksaan fisik, mencakup:
* Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang
* Amati warna kulit, apakah tampak pucat
* Perubahan tingkat kesadaran
2. DIAGNOSA
1. Risiko cedera berhubungan dengan demineralisasi tulang
yang mengakibatkan fraktur patologi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia dan mual
3. INTERVENSI
Resiko cidera berhungan dengan demineralisasi
tulang yang mengakibatkan fraktur patologi

NOC NIC

Setelah dilakukan tindakan - Mencegah jatuh


keperawatan diharapkan dapat -Identifikasi faktor yang
mengendalikan resiko cidera mempengaruhi kebutuhan
keamanan .
- Identifikasi faktor lingkungan
yang memungkinkan risiko jatuh
- Periksa pasien apakah
mengalami /terkena kontriksi
karena bekuan darah tersayat,
luka bakar, atau memar.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia dan mual

NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan - Kaji adanya alergi makanan
keperawatan diharapkan nutrisi - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
seimbang menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
- Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
- Berikan makanan yang sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi
(diit rendah kalsium untuk
memperbaiki hiperkalsemia)
WASSALAMU’ALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai