Anda di halaman 1dari 21

HIPERPARATIROID/ HIPERPARATIROIDISME

ANATOMI DAN FISIOLOGI


Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus
phatyngeus 3&4.
Panjang kel. Paratiroid kira-kira 6mm, lebar 3mm, dan tebal 2mm
Gambaran maksroskopik lemak coklat kehitaman
Pada manusia , sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai , dan
setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring usia
COUNT,…
PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma,
dihambatkan sintesisnya bila kadar kalsium
dan dirangsang bila kadar kalsium
PTH akan merangsang Ca pada tubulus ginjal,
meningkatkan absorbsi Ca pada usus halus,
sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat
dan melepaskan kalsium dari tulang
Jadi, PTH aktif bekerja pada 3 titik sasaran
utama dalam homeostatis kalsium yaitu ginjal,
tulang dan usus
Penurunan
serum Ca

Kelenjar
Paratiroid

Peningkatan Peningkatan
(OH) parathormon
PTH

Usus Halus Ginjal Tulang

Peningkatan Peningkatan reabsorbsi Peningkatan pelepasan


absorbsi Ca Ca dan penurunan Ca dan peningkatan
ekskresi PO resorbsi tulang

Peningkatan Ca dan PO ke dalam serum


DEFINISI HIPERPARATIROID
 Hiperparatiroidisme adalah kelainan endokrin
yang disebabkan karena overproduksi dari satu
atau lebih dari kelenjar hormon paratiroid.
Hiperparatiroid dikategorikan menjadi tiga yaitu
hiperparatiroidisme primer, sekunder dan
tersier (Black, 2009)
Klasifikasi
Hiperparatiroidisme primer (HPTP)
Suatu keadaan dimana ditemukan kelebihan produksi
hormon paratiroid yang tidak teregulasi akibat hiperfungsi
pada kelenjar paratiroid dimana akan menyebabkan
gangguan homeostasis kalsium
Etiologi :
adanya adenoma atau hyperplasia pada kelenjar paratiroid
Manifestasi Klinis:
 terasa nyeri pada sendi dan tulang
Hiperparatiroidisme Sekunder (HPTS)
kelenjar paratiroid mengalami hiperplastik karena malfungsi dari organ lain.
Etiologi :
1. Peningkatan kadar parathormon hipokalsemia
2.defisiensi vitamin D, gagal ginjal, kanker seperti multiple myoma atau
karsinoma dengan metastasis pada tulang
3. Absorpsi fosfat dan kalsium

Manifestasi Klinis :
Gelisah
Kelemahan
Parastesia
• Hiperparatiroidisme Tersier (HPTT)
Perkembangan dari hiperparatiroidisme sekunder yang
telah diderita lama
Etiologi :
1. Gagal Ginjal Akut
Manifestasi Klinis:
Pada kondisi parah dpt menyebabkan pingsan bahkan
koma
WOC
Pemeriksaan Diagnostik
Pemerikasaan diagnostik yang dilakukan pada klien ini adalah
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Darah
 Peningkatan kadar kalsium darah (Normal : 8- 11 mg/100ml)
 Penurunan kadar fosfat serum (Normal : 2.5-4.5 mg/100ml)
 Fosfatase alkali meningkat (Normal : 2.0-5.0 Bodansky units)
 Kadar paratiroid hormone meningkat (Normal : 10-55 pg/mL)
Count
2. Pemeriksaan urin 4. Pemeriksaan EKG
 Hiperkalsiuria dan hiperfosfoturia  Aritmia, blok jantung
3. Rontgen Foto, MRI  Sinus bradikardia
 Perubahan bentuk tulang, nampak  Segmen ST dan interval QT
penipisan tulang memendek
 Pembesaran kelenjar paratiroid,  Interval PR memanjang
adenoma atau hiperplasia
Penatalaksanaan Medis
• Terapi cairan,
• Diet,
• Pengobatan
Pemberian normal saline
Furosemide (lasix)IV
Mitramycin IV
Kalsitonin
Gallium nitrat
• Pembedahan, dilakukan pada pasien hiperparatiroidisme primer
untuk mengangkat jaringan paratiroid yang abnormal. Pembedahan
jug dilakukan untuk pengangkatan batu ginjal
komplikasi
Meningkatnya kadar PTH dapat meningkatkan kadar kalsium
yang ekstrem dan dapat menyebabkan krisis hiperkalsemik
akut, yaitu jika kadar darahlebih dari 15mg/dl. Komplikasi
yang lain adalah :
• Kerusakan tulang seperti osteoporosis dan fraktur patologis
• Kerusakan ginjal seperti piolonefritis, gagal ginjal dan
nefrolithiasis
• Gangguan impuls saraf yang dapat menimbulkan
kelemahan neuromuskuler
Asuhan Keperawatan
1. Anamnesa (identitas)
2. Riwayat penyakit
• Sejak kapan pasien mengalami tanda dan gejala
hiperparatiroid dan tindakan yang sudah dilakukan untuk
mengatasi gejala tersebut
• Apakah pernah mengalami operasi khususnya pengangkatan
kelenjar tiroid atau paratiroid
• Apakah pasien pernah mengalami tindakan penyinaran pada
daerah leher
• Apakah ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
Keluhan utama
• Adakah kelainan bentuk tulang, fraktur, deformitas tulang
dan nyeri tulang
• Penurunan BB, mual dan muntah, .
• Nyeri abdomen karena peptic ulcer
• Nyeri kepala, kelemahan otot dan cepat lelah
• Dieresis, gangguan pola eliminasi urin dan konstipasi
Pemeriksaan Fisik
1.Pemeriksaan Integument
6. Psikologis
• Kulit kering dan kasar • Iritabilitas
• Rambut tipis dan jarang
• Kuku mudah rapuh
• Neurosis
2. Musculoskeletal • Depresi
• Kelemahan otot
• Kelainan bentuk tulang
• Fraktur patologis
• Nyeri pada tulang dan sendi
3. System persarafan
• Menurunnya kesadaran seperti apatis, retargi
• Menurunnya eksitasi potensial saraf, miopati
4. System perkemihan
• Kesulitan berkemih karena adanya batu ginjal
• Tanda adanya gagal ginjal
5. System kardiovaskuler
• Hipertensi
• Disritmia jantung
• Perubahan EKG
• Diagnosa keperawatan
• Resiko terhadap cedera fraktur patologis b/d demineralisasi tulang
• Intoleransi aktivitas b/d kelelahan, kelemahan otot dan nyeri
tulang
• Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
anoreksia dan mual
• Gangguan eliminasi urin b/d perubahan fungsi ginjal sekunder
hiperkalsemia dan hiperfosfasemia
• Resiko terjadi gangguan eliminasi bowel : konstipasi b/d efek
hiperkalsemia pada usus
Intervensi
• Diagnosa : Intoleransi aktivitas b/d kelelahan, kelemahan
otot dan nyeri tulang
• Tujuan: Setelah diberikan intervensi selama 1x24 jam pasien
dapat aktivitas secara optimal
• KH :
1.Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas normal
2.Nyeri tulang dan sendi berkurang atau tidak ada
3.Kelemahan otot tidak ada
4.Kekuatan otot maksimal
5.Kadar kalsium darah dalam batas normal
6.Kadar hormone paratiroid dalam batas normal
Intervansi Rasional
Mandiri Pasien memerlukan bantuan untuk
Bantu pasien dalam melakukan program latihan
mobilisasi
Keterbatasan mobilisasi berdampak pada
Bantu pasien dalam pemenuhan pemebuhan ADL
kebutuhan ADL

Laksanakan program pengobatan Menurunkan kadar kalsium darah dan


mencegah komplikasi
HE
Lakukan pemanasan sebelum latihan Menghindari terjadi ketegangan dan
gerak trauma otot

Berikan respon positif terhadap Memberikan motivasi dan harga diri


perkembangan yang terjadi pasien

Atur waktu aktivitas dan istirahat Keseimbangan kebutuhan aktivitas dan


istirahat.
Intervansi Rasional
Kolaborasi Diet yang tepat dapat mengurangi kadar
Kolaborasi dengan ahli diet untuk kalsium darah
pemberian nutrisi yang tepat pada
hiperkalsemia

Kolaborasi dengan fisioterapis dalam Menetapkan program latihan yang sesuai


penentuan program latihan aktivitas

Observasi
Kaji kemampuan aktivitas pasien, nyeri Aktivitas merupakan salah indicator
tulang dan sendi kemampuan keutuhan tulang

Ukur kekuatan otot secara berkala Mengukur perkembangan kekuatan otot,


kelemahan otot dapat terjadi pada
hiperparatiroid

Monitoring intake dan sumber makanan Nutrisi merupakan sumber energy


yang adekuat unntuk aktivitas

Monitor emosional, fisik, social dan Mengetahui respon pasien terhadap


spiritual terhadap respon program program latihan untuk menentukan
latihan aktivitas latihan yang sesuai dengan kondisi
Implementasi
• Implementasi yang akan dilakukan kepada
pasien harus sesuai dengan rencana intervensi
dan dokumentasikan setiap tindakan yang telah
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai