Anda di halaman 1dari 16

EVALUASI KINERJA BELT CONVEYOR UNTUK OPTIMALISASI

KAPASITAS TRANSFER BATUBARA


DI PT. KALTIM PRIMA COAL

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR


Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Pada Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Oleh

KUKUH TRI ATMANTO


03121002098

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2016
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA

1. Judul :
EVALUAS I K INERJA BELT CONVEY OR UNTUK
OPTIMA LISAS I KAPAS ITAS TR ANS FER BATUBARA DI PT
KALT IM PR IMA C OAL

2. Pengusul :
a. Nama : Kukuh Tri Atmanto
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIM : 03121002098
d. Semester : VII (Tujuh)
e. Fakultas/ Jurusan : Teknik/ Teknik Pertambangan
f. Alamat e-Mail : Atmanto@yahoo.com
g. Contact Person : 085271974662

3. Lokasi Penelitian : PT. Kaltim Prima Coal.

Indralaya, Januari 2016


Pengusul

Kukuh Tri Atmanto


NIM. 03121002098

Menyetujui :
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Pembimbing Proposal

Hj.RR. Harminuke Eko Handayani, ST., MT Ir. A. Rahman, MS.


NIP. 196902091997032001 NIP. 195703271986021001
A. JUDUL
Evaluasi Kinerja Belt Conveyor Untuk Optimalisasi Kapasitas Transfer
Batubara PT. Kaltim Prima Coal.

B. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan

C. LATAR BELAKANG
Metode pengangkutan bahan galian dari tambang akan bergantung pada
letak lokasi tambang, karakteristik fisik material, medan yang akan dilalui, dan
jarak yang harus ditempuh dalam pengangkutan tersebut, umumnya digunakan
kereta api, Dump Truck, Belt Conveyor, dan tongkang (barge). Pada beberapa
kasus, batubara tersebut diangkut melalui jaringan pipa dalam bentuk Slurry.
Proses pengangkutan batubara yang telah ditambang merupakan tahapan
yang penting dalam kegiatan penambangan batubara. Pengangkutan menggunakan
Belt Conveyor harus dilakukan secara efisien, hal ini berkaitan dengan nilai
kapasitas angkut aktual yang mampu dilakukan Belt Conveyor dibandingkan
dengan spesifikasi Belt Conveyor tersebut. Nilai kapasitas angkut aktual Belt
Conveyor dipengaruhi oleh beberapa parameter, penyesuaian parameter –
parameter ini dapat dilakukan guna mendapatkan kapasitas angkut yang sesuai
dengan nilai target pemindahan batubara per satuan waktu yang telah ditetapkan
(Juanda, 2002).
PT. Kaltim Prima Coal menggunakan Belt Conveyor sebagai media angkut
batubara menuju pelabuhan pengapalan batubara, kinerja Belt Conveyor
berhubungan erat dengan kapasitas transfer yang dapat dilakukannya disesuaikan
dengan spesifikasinya. Agar dapat mengoptimalkan kapasitas alat angkut
batubara, yang dalam hal ini menggunakan alat angkut belt conveyor, maka perlu
dilakukan evaluasi terhadap kinerja Belt Conveyor aktual dilapangan. Parameter-
parameter yang digunakan untuk mendapatkan kapasitas angkut Belt Conveyor
yang diinginkan antara lain kecepatan konveyor, lebar Belt, dan sudut Idler. Hasil
dari evaluasi kinerja Belt Conveyor ini dapat menjadi rekomendasi untuk PT.
Kaltim Prima Coal dalam upaya mengoptimalkan kapasitas transfer Belt
Conveyor.
D. PERMASALAHAN
Pada penelitian ini hal yang menjadi rumusan masalah meliputi :
1. Bagaimana kinerja Belt Conveyor berdasarkan kapasitas angkut yang
didasarkan pada parameter kecepatan konveyor, lebar Belt, dan sudut Idler?
2. Bagaimana pengaruh parameter kecepatan konveyor, lebar Belt, dan sudut
Idler terhadap kapasitas angkut Belt Conveyor?

E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan yaitu :
1. Mengevaluasi kinerja Belt Conveyor berdasarkan kapasitas angkut yang
didasarkan pada parameter kecepatan konveyor, lebar Belt, dan sudut Idler.
2. Menganalisis pengaruh parameter kecepatan konveyor, lebar Belt, dan sudut
Idler terhadap kapasitas angkut Belt Conveyor.

F. PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini dilakukan pada Hopper pengumpanan batubara dan Belt
Conveyor PT. Kaltim Prima Coal yang digunakan untuk transportasi batubara dari
Stockpile menuju Pelabuhan pengapalan.

G. MANFAAT
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam upaya optimalisasi
kapasitas angkut Belt Conveyor.
2. Sebagai referensi untuk para akademisi dalam menambah ilmu pengetahuan
mengenai Evaluasi Kinerja Belt Conveyor Untuk Optimalisasi Kapasitas
Transfer Batubara PT. Kaltim Prima Coal.

H. METODELOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggabungkan antara teori
dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu.
1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang menunjang
untuk penelitian ini yang diperoleh dari.
a. Instansi yang terkait
b. Perpustakaan
c. Jurnal ilmiah
d. Jurnal online
2. Penelitian di Lapangan
Pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa tahap, yaitu.
a. Orientasi lapangan
Pengamatan langsung terhadap aktivitas pengangkutan batubara dengan
menggunakan Belt Conveyor dari Stockpile menuju pelabuhan pengapalan.
b. Pengambilan data
Pengambilan data yang dilakukan berupa data primer dan data sekunder.
Adapun data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut.
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil dari pengamatan lapangan yang
masih berbentuk data mentah, meliputi .
1. Data jumlah batubara yang dipindahkan perhari
2. Data waktu operasional Belt Conveyor perhari
3. Data kecepatan aktual Belt Conveyor di lapangan
4. Data tentang kondisi Belt Conveyor di lapangan
2) Data Sekunder
Data penunjang yang berasal dari literatur (kepustakaan) dan data
perusahaan yang menunjang dalam penelitian, meliputi .
a) Data spesifikasi Belt Conveyor
b) Data kualitas batubara yang dipindahkan
c) Data Angle of Surcharge dari batubara yang dipindahkan
d) Data Bulk Density dari batubara yang dipindahkan
e) Data ukuran minimal dan maksimal batubara yang dipindahkan
f) Data target pemindahan batubara
c. Pengolahan Data
Selanjutnya dari data tersebut dilakukan proses pengolahan data yang
dilakukan dengan beberapa perhitungan yang menuju perumusan dan pembahasan
sehingga diperoleh penyelesaian masalah. Setelah itu, dilakukan penarikan
kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari korelasi antara hasil pengolahan data
yang dilakukan.

Evaluasi Kinerja Belt Conveyor Untuk Optimalisasi Kapasitas Transfer Batubara PT.
Kaltim Prima Coal

Orientasi Lapangan

Permasalahan :
1. Bagaimana kinerja Belt Conveyor berdasarkan kapasitas angkut yang didasarkan pada parameter
kecepatan konveyor, lebar Belt, dan sudut Idler?
2. Bagaimana pengaruh parameter kecepatan konveyor, lebar Belt, dan sudut Idler terhadap kapasitas
angkut Belt Conveyor?

Pengambilan Data
Data Primer Data Sekunder
1. Data jumlah batubara yang dipindahkan a) Data spesifikasi Belt Conveyor
perhari b) Data kualitas batubara yang dipindahkan
2. Data waktu operasional Belt Conveyor perhari c) Data Angle of Surcharge dari batubara
3. Data Kecepatan aktual Belt Conveyor di yang dipindahkan
lapangan d) Data Bulk Density dari batubara yang
4. Data tentang kondisi Belt Conveyor di dipindahkan
lapangan e) Data ukuran minimal dan maksimal
batubara yang dipindahkan
f) Data target pemindahan batubara

Pengolahan Data

Pembahasan

Kesimpulan :
1. Didapat hasil evaluasi kinerja Belt Conveyor berdasarkan kapasitas angkut yang didasarkan pada parameter
kecepatan konveyor, lebar Belt, dan sudut Idler
2. Didapat hasil analisis hubungan parameter – parameter yang mempengaruhi nilai kapasitas pengangkutan Belt
Conveyor
3. Didapatkan hasil rekomendasi pengaturan parameter-parameter yang dapat mengoptimalkan nilai kapasitas
pengangkutan Belt Conveyor

GAMBAR H.1
DIAGRAM ALIR PENELITIAN
I. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konstruksi Belt Conveyor
Belt conveyor adalah suatu alat pemindah bahan yang berbasis teknologi
tinggi di sebagian besar industri yang sedang berkembang di negara Indonesia.
Dengan menggunakan Belt Conveyor, perusahaan mampu menghemat biaya
produksi yang sangat tinggi, serta meningkatkan laju produksi dengan kecepatan
yang signifikan dan stabil (Alfian, H. 2011).
Belt Conveyor atau konveyor sabuk adalah media pengangkutan yang digunakan
untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah
horizontal atau membentuk sudut inklinasi dari suatu sistem operasi yang satu ke
sistem operasi yang lain dalam suatu jalur proses produksi, yang menggunakan sabuk
(belt) sebagai penghantar muatannya (Zainuri, 2006).
Kelebihan dari transportasi dengan Belt Conveyor antara lain bekerja secara
otomatis, mudah dalam memulai operasi dan terus beroperasi secara terus
menerus. Belt Conveyor hampir tidak memiliki waktu jeda atau istirahat ketika
beroperasi, tidak terganggu oleh cuaca buruk, yang sering mengganggu truk
pengangkutan. Belt Conveyor juga membutuhkan tenaga kerja yang jauh lebih
sedikit dibandingkan alat transportasi konvensiona seperti truk (Hartman, 1992).

Gambar 1. Komponen Kontruksi pada Belt Conveyor (Swinderman, 2004)


Menurut standar dari Conveyor Equipment Manufacturers Association
(CEMA) konstruksi dasar conveyor secara umum terdiri dari :
1. Tail Pulley (dalam kasus tertentu dapat sebagai drive pulley dengan
drive-unit yang dipasangkan padanya).
2. Snub Pulley (pada head-end dan tail-end)
3. Internal belt cleaner (internal belt scrape)
4. Impact Idlers (impact roller)
5. Return Idlers (return roller)
6. Belt
7. Bend pulleys
8. Take-up pulley
9. Take-up unit
10. Carrying Idlers
11. Pulley cleaner
12. Eksternal belt cleaner (eksternal belt scraper)
13. Head pulley (biasanya sebagai discharge pulley dan juga drive pulley)
2. Analisis Belt Conveyor
Setiap material yang akan dipindahkan akan memiliki sifat mampu alir,
Angle of Surcharge dan Angle of Repose yang berbeda dengan material lainnya
tergantung karakteristiknya. Hubungan antara sifat mampu alir, karakteristik
material, Angle of Surcharge dan Angle of Repose seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 1. (Swinderman, 2004)

Tabel 1. Hubungan Antara Karakteristik Material, Sifat Mampu Alir, Angle of


Surcharge dan Angle of Repose

Sifat Aliran
Sangat lancar Lancar Normal Kurang lancar Tidak lancar
Surcharge angle
5° 10° 20° 25° 30°
Angle of repose
0-19° 20-29° 30-34° 35-39° >40°

Karakteristik material
Ukuran butir halus Bentuk partikel Bentuk tidak Material curah Bentuk tidak
dan seragam, relatif bulat, beraturan, secara umum beraturan,
bentuk butir relative Permukaan granular seperti batubara berserabut,
bulat, sangat basah kering dan licin atau bongkahan bituminous, batu berserat, saling
atau sangat kering berat jenis dengan berat jenis dan bijih mengunci seperti
seperti : pasir silica medium, seperti medium, seperti : tambang, dan cacahan kayu,
kering, semen dan : biji-bijian dan batubara antrhasit, lain-lain. pasir untuk
lain-lain. butir kacang tanah liat, dan lain pengecoran yang
- lain. sudah dikeraskan

Menurut Swinderman (2004) setiap jenis batubara akan memiliki nilai Bulk
Density dan Angle of Repose yang berbeda. Contohnya nilai Bulk Density
3
batubara jenis Lignite adalah 40 - 45 lbf / ft , seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Bulk Density dan Angle of Repose Setiap Jenis Batubara

Bulk Weight Angle of


Material
 , lbf / ft 3 repose, deg
Anthracite, river or culm,
60 35
0,125 inch and under

Anthracite, sized 55-60 27

Bituminous, mined 50
50-54 45
mesh and under
Bituminous, mined and
45-55 35
Sized
Bituminous, run of mine 45-55 38

Lignite 40-45 38

Bulk Density setiap material akan mempengaruhi nilai sudut kemiringan


maksimal konveyor yang diperbolehkan untuk mengangkut material tersebut (Nasher.
2014). Sudut kemiringan terhadap garis horizontal (β) tergantung pada faktor gesekan
antara material yang dibawa dengan Belt yang bergerak, sudut kemiringan tetap dari
tumpukan material dan bagaimana cara material dibebankan keatas Belt. Kemiringan
yang dapat diizinkan pada Belt Conveyor dapat dilihat pada Tabel 3 (Charles G.
Wilson, 1964).
Tabel 3. Sudut Kemiringan Maksimum yang Diizinkan pada Geometri Belt Conveyor
untuk Beberapa Jenis Material.

Maximum angle of incline β


Material
(º)
Coal briquetted 12

Gravel, washed and sized 12

Grain 18
Foundry sand, shaken out (burnt) 24

Foundry sand, damp (ready) 26

Crushed stone, unsized 18


Coke,sized 17

Coke unsized 18

Sawdust, fresh 27

Lime, powdered 23
Sand, dry 18

Sand clamp, 27
Ore, large-lumped 18
Ore, crushed 25

Anthracite, pebbles 17
Coal, run of mine 18

Coal, sized, small 22

Cement 20

Slag, anthraciote, damp 22

Salah satu faktor yang menentukan dalam penentuan lebar sabuk minimum
adalah ukuran besar butir maksimum dari material yang diangkut, agar material
dapat diangkut dengan aman. Menurut Swinderman (2004), berikut ini ukuran
minimum lebar Belt berdasarkan ukuran maksimum material (Tabel 4).

Tabel 4. Ukuran Minimum Lebar Sabuk Berdasarkan Ukuran Butir Maksimum

Besar butir maksimum Lebar sabuk minimum


(mm) (mm)
100 400
150 500
200 650
300 800
400 1000
500 1200
550 1400
650 1600
700 1800
800 2000

Kecepatan Belt Conveyor yang diijinkan bergantung terhadap karakteristik


material yang diangkut bersama dan lebar Belt. Rekomendasi kecepatan sabuk
maksimum berdasarkan material yang diangkut dapat dilihat pada Tabel 5
(Swinderman, 2004).

Tabel 5. Rekomendasi Kecepatan Maksimum Belt Conveyor Berdasarkan material


yang Diangkut dan Lebar Belt

Kecepatan
Lebar sabuk
Material yang diangkut maksimum
(mm)
(m/s)
2.5 450
Biji-bijian, aliran lancar, material tidak 3,5 600 -750
Abrasive 4,0 900 – 1050
5,0 1200 – 2400
2,0 450
Batubara, tanah liat, bijih tambang (lunak), 3,0 600 – 900
tanah penutup, batu pecah halus 4,0 1050 – 1500
5,0 1800 – 2400
Berat, keras, sisinya tajam, batu pecah 1,8 450
Kasar 2,5 600 – 900
3,0 > 900
Pasir cor, yang sudah siap (prepared) atau
1,8 Semua ukuran
belum (damp)
Pasir cor, yang sudah siap (prepared) dan
1,0 Semua ukuran
material kering abrasif, keluar dari belt
1,0 Kecuali
untuk cacahan
Material tidak abrasive Semua ukuran
kayu diijinkan
1,5 - 2, 0
Sabuk pengumpan, untuk pengumpanan
material ukuran kecil, tidak abrasif atau
0,25 - 5,0 Semua ukuran
sedang, dari corong pengumpan (hopper)
atau silo (bin)

Kecepatan Belt Conveyor dan lebar sabuk (belt) merupakan faktor yang
penting untuk diperhatikan dalam merancang belt conveyor, karena secara signifikan
akan mempengaruhi perancangan Belt Conveyor. Kedua variable tersebut sangat
berpengaruh terhadap kapasitas yang diangkut oleh Belt Conveyor. Secara umum,
untuk nilai kecepatan Conveyor tertentu, lebar Conveyor dan kapasitas Belt Conveyor
akan meningkat bersama-sama. (Juanda, 2002)
Menurut Rudianto (2013), Idler berfungsi sebagai bagian untuk
menyangga Belt dalam operasi memindahkan material curah. Pemilihan sudut
Idler juga berpengaruh terhadap luas penampang material pada Belt Conveyor,
yang juga berpengaruh pada kapasitas angkut belt conveyor. Menurut Association
for Rubber Products Manufacturers US (2011) Untuk mencapai kapasitas dukung
yang diinginkan dari material yang akan dipindahkan tanpa adanya tumpahan
material, Belt Conveyor dioperasikan dengan menggunakan 3 buah rol Idler. nilai
sudut Idler yang biasa digunakan berkisar diangka 20° - 45°, dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 2. Belt Conveyor dengan Tiga Rol Idler (Anomim, 2011)


Kapasitas Belt Conveyor untuk Belt Conveyor horizontal dan Belt Conveyor
miring atau dengan sudut inklinasi dapat dapat dihitung dengan persamaan
menurut Juanda (2002) sebagai berikut :

Q  S  v    3600  k ...........................................................................(1)

dimana :
Q = kapasitas angkut (ton/jam)
S = luas penampang material (m2)
v = kecepatan Belt Conveyor (m/s)
k = faktor inklinasi ( untuk Belt Conveyor miring atau dengan sudut inklinasi)
 = Bulk Density (ton/m3)

Sudut inklinasi yang berbeda memiliki faktor inklinasi yang berbeda pula. Hal
ini karena perbedaan inklinasi juga berpengaruh terhadap jumlah kapasitas yang
diangkut. Hubungan antara sudut kemiringan dan faktor inklinasi dapat dilihat pada
Tabel 6 (Swinderman, 2004).

Tabel 6. Hubungan antara sudut kemiringan (Inklinasi) dan faktor Inklinasi

Sudut kemiringan K
2° 1,00

4° 0,99

6° 0,98

8° 0,97

10° 0,95

12° 0,93

14° 0,91

16° 0,89

18° 0,85
20° 0,81
Pada umumnya Belt Conveyor yang digunakan untuk transportasi material
seperti batubara menggunakan Idler dengan 3 rol . Luas dari penampang material
Belt Conveyor menggunakan idler dengan 3 rol yang dapat dihitung dengan
persamaan menurut Swinderman (2004) sebagai berikut :

𝑏−𝑙 (𝑏−𝑙) 𝑙+(𝑏−𝑙) cos 𝜆


S =(l+ . cos λ). .Sinλ +( )².tanβ ................................(2)
2 2 2

dimana :
S = luas penampang material
l = panjang rol
b = lebar efektif sabuk
λ = sudut Idler
β = Surchage Angle
Berikut ini adalah rumus yang digunakan guna menghitung nilai luas
penampang material yang diangkut oleh Belt Conveyor menurut Swinderman
(2004) (Tabel 6).

Tabel 7. Sketsa Penampang dan Rumus Luas Penampang Material

Sketsa Penampang Rumus Luas Penampang


A. Idler dengan rol tunggal
𝑏²
S= . tan β
4
𝑏
h= . tan β
2
h = tinggi material
B. Idler dengan dua rol
𝑏² 𝑏
S= . cos β. Sinλ +( . cos λ)².tanβ
4 2
𝑏 𝑏
h =( . Sinλ )+( . cos λ.tanβ)
2 2

C. Idler dengan 3 rol ukuran sama


𝑏−𝑙 (𝑏−𝑙) 𝑙+(𝑏−𝑙) cos 𝜆
S =(l+ . cos λ). .Sinλ +( )².tanβ
2 2 2
(𝑏−𝑙) 𝑙+(𝑏−𝑙)
h= . sin λ +.( .cosλ).tanβ
2 2
l = panjang rol
C. Idler dengan 3 rol ukuran beda
𝑏−𝑙 (𝑏−𝑙) 𝑙+(𝑏−𝑙) cos 𝜆
S =(l+ . cos λ). .Sinλ +( )².tanβ
2 2 2
(𝑏−𝑙) 𝑙+(𝑏−𝑙)
h= . sin λ +.( .cosλ).tanβ
2 2
l = panjang rol tengah
E. Idler dengan lima rol ukuran sama
(𝑏−3𝑙)
S = (l+l.cos λ1).l.sin λ1 + (l+2l.cos λ1+ sin
2
1 (𝑏−3𝑙)
λ2)+( +l.cos λ1 + cos λ2) tanβ
2 2
(𝑏−3𝑙)
h= sin λ2 + l.sin λ1
2

J. JADWAL PELAKSAAN
Rencana pelaksanaan penelitian Tugas Akhir ini adalah mulai tanggal 15
Februari sampai dengan 15 April 2016 dengan jadwal pelaksanaan sebagai
berikut:

Tabel J.1. Uraian Jadwal Kegiatan Penelitian

Minggu ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi Lapangan

2 Pengumpulan Referensi dan Data


Pengolahan Data, Konsultasi dan
3
Bimbingan

4 Penyusunan dan Pengumpulan Laporan

K. PENUTUP
Demikianlah proposal pengajuan ini di buat sebagai bahan pertimbangan
bagi Bapak/Ibu untuk dapat menerima kami untuk melaksanakan Tugas Akhir
di PT. Kaltim Prima Coal. Selanjutnya penulis sangat mengharapkan bimbingan
serta arahan dari Bapak/Ibu serta kemudahan dalam mengadakan penelitian
(akomodasi dan transportasi) ataupun pengambilan data-data yang diperlukan
dalam pelaksanaan penelitian ini nantinya

L. DAFTAR PUSTAKA
Alfian, H. 2011. Analisa Pengaruh Ukuran Butir dan Tingkat Kelembaban Pasir
Terhadap Performansi Belt Conveyor pada Pabrik Pembuatan Tiang
Beton. Jurnal Dinamis Fakultas Teknik Usu,Volume.II No.8. Medan

Anonim. 2011. Conveyor and Elevator Belt Handbook. Association for Rubber
Products Manufacturers, Inc : Indianapolis

Charles. GW.1964. Material and Belt Conveyor. Milwaukee Sewerage Comission


: United States

Hartman, H.L. 1992. SME Mining Engineering Handbook. Society for Mining,
Metallurgy, and Exploration, Inc : Colorado

Juanda. 2002. Perancangan, Pemasangan, dan Perawatan Konveyor Sabuk dan


Peralatan Pendukung. PT. Junto Engineering : Bandung

Nasher, Z. 2014. Perancangan Konveyor Spreader Kapasitas 1200 TPH Untuk


Material Batubara dengan 0,8 Ton/M3.Jurnal Ilmu Teknik Universitas
Brawijaya, 2(1). Malang

Rudianto. 2013. Rancang Bangun Belt Conveyor Trainner Sebagai Alat Bantu
Pembelajaran. Jurnal Teknik Mesin Politeknik Kediri Volume.IV No.2.
Kediri

Swinderman. 2004. Belt Conveyors for Bulk Materials. Conveyor Equipment


Manufacturers Association : United States

Zainuri, M.A. 2006. Mesin Pemindah Bahan. CV.Andi Offset : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai