Anda di halaman 1dari 4

Analisis Kompleks/3 SKS

Rasmuin Baco Minu

BAHAN AJAR MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS


(Pertemuan Ke-1)
BILANGAN KOMPLEKS
Dosen: Rasmuin Baco Minu

1. Bilangan Kompleks dan Aljabarnya


Bilangan kompleks dalam struktur sistem bilangan merupakan gabungan antara bilangan
real (R) dan bilangan khayal/imaginer (I). Perhatikan bagan struktur sistem bilangan di bawah
ini

C
A 0 N

B P

Q M

R I

Keterangan:
A = Bilangan Asli, C = Bilangan cacah, N = Bilangan-bilangan bulat negatif, B = Bilangan bulat, P = Bilangan
pecahan, Q = Bilangan Rasional, M = Bilangan Irasional, R = Bilangan real (nyata), I = Bilangan imajiner
(khayal), K = Bilangan Kompleks

Sistem bilangan kompleks dapat diperkenalkan secara formal dengan menggunakan


konsep “pasangan terurut” bilangan nyata (a, b). Himpunan semua pasangan tersebut dengan
semua operasi tertentu yang sesuai padanya didefenisikan sebagai sistem bilangan kompleks.
Himpunan bilangan kompleks didefenisikan sebagai keseluruhan besaran yang berbentuk,
a +ib atau a+bi ………………….. (1)
dalam hal ini a, b adalah bilangan nyata dan i2 = -1 sebagai bilangan khayal
Jika z = a + ib merupakan suatu bilangan kompleks, maka a dinamakan bagian nyata
(real part) dan b dinamakan bagian khayal (imaginary part) dari z atau bisa dinyatakan
dengan symbol R(z) untuk bagian nyata dan I(z) untuk bagian khayal. R(z) maupun I(z)
merupakan bilangan nyata.
Jika R(z) = 0 dan I(z)  0 maka z merupakan bilangan khayal murni (pure imaginary),
khususnya jika I(z) = 1 maka z =i yang tidak lain merupakan bilangan satuan khayal.
Sedangkan Jika R(z) 0 dan I(z) = 0 maka z merupakan bilangan nyata sehingga kita dapat
memandang bilangan nyata dengan z = x +0i.
1 Bau-Bau, 13 Oktober 2008
Analisis Kompleks/3 SKS
Rasmuin Baco Minu

Selanjutnya, misalkan zn = xn+iyn; n = 1,2,3 menyatakan tiga bilangan kompleks dengan


R(zn) = xn dan I(zn) = yn, maka:
(i) Kesamaan bilangan kompleks z1 dan z2, yakni z1 = z2 jika dan hanya jika x1=x2 dan y1=y2
(ii) Jumlah dua bilangan kompleks z1 dan z2 didefenisikan sebagai,
z1 + z2 = (x1+x2)+i(y1+y2)
(iii) Perkalian dua bilangan kompleks z1 dan z2 didefenisikan sebagai;
z1z2 = (x1x2-y1y2)+ i(x1y2+x2y1)
(iv) Bilangan nol (elemen netral penjumlahan bilangan kompleks) dan bilangan satuan
(elemen netral perkalian bilangan kompleks) masing-masing dinyatakan dengan,
0+0i =0 dan 1+0i = 1, sehingga berlaku,
z+(0+0i) = z dan z(1+0i) = z
(v) Negatif dari z (invers penjumlahan) adalah –z = -x –iy, sehingga berlaku,
z +(-z) = 0 = 0+0i
(vi) Selisih dua bilangan kompleks z1 dan z2 didefenisikan sebagai,
z1 +(- z2) = (x1-x2)+i(y1-y2)

(vii) Untuk suatu bilangan kompleks yang bukan nol z =x +iy terdapat satu dan hanya satu
bilangan kompleks z-1 atau 1/z (invers perkalian) sedemikian sehingga zz-1 = 1 yakni,
x y
z 1   i
(x2  y2 ) (x2  y 2 )

(viii) Pembagian dua bilangan kompleks z1 dan z2 didefenisikan sebagai;


1 x1 x 2  y 1 y 2 x 2 y 1  x 1 y 2
z1 / z 2  z1 z 2   i
( x 22  y 22 ) ( x 22  y 22 )
(ix) Operasi kesekawanan bilangan kompleks z didefenisikan sebagai,
z  x  iy

Sifat-sifat Aljabar Bilangan Kompleks


Operasi-operasi yang didefenisikan di atas memenuhi hukum-hukum berikut:
1. Hukum Komutatif : z1 + z2 = z2 + z1 dan z1z2 = z2 z1
2. Hukum Asosiatif : z1 +( z2 + z3) = (z1 + z2) + z3 dan z1(z2z3) = (z1z2) z3
3. Hukum distributive : z1(z2 + z3) = z1z2 + z1z3
4. Hukum distributif kesekawanan :

2 Bau-Bau, 13 Oktober 2008


Analisis Kompleks/3 SKS
Rasmuin Baco Minu

_________ __ __ _________ __ __ _________ __ __


z1  z 2  z1  z 2 z1  z 2  z 1  z 2 z1 z 2  z1 z 2

_________ __ __
z1 / z 2  z1 / z 2
__
5. z z
6. zz  [ R( z ) 2  I ( z ) 2 ]

1 1
Tunjukkan bahwa x  ( z  z ) dan y  (z  z)
2 2i

2. Geometri Bilangan Kompleks


Beberapa ketentuan dasar untuk memahami bentuk geometri dari bilangan kompleks,
yakni:
(i) Bilangan nyata digambarkan dengan sumbu x dan bilangan khayal dengan sumbu y
(ii) |a-b| menyatakan jarak antara a dan b
(iii) Persamaan dengan dua variable digambarkan sebagai kurva (garis) dalam
bidang datar
Bilangan kompleks z = a+ib dipadankan dengan titik (a, b) di bidang datar dan
sebaliknya. Oleh karena itu antara z = a+ib dan (a, b) tidak dapat dibedakan dalam penjelasan-
penjelasan selanjutnya. Selain itu, kita juga dapat mengidentifikasi bilangan kompleks z = a +
ib sebagai vektor, yakni vektor pada bidang datar yang berpangkal di titik pusat (0,0) dan
berujung pada titik (a, b).
Karena bilangan kompleks dapat dinyatakan ke dalam bentuk vektor pada bidang datar
maka perlu untuk diketahui panjang vektor (modulus) dan besarnya salah sudut (argumen)
yang manapun antara garis berarah (vektor z) dengan sumbu nyata positif.
Modulus didefenisikan sebagai,
| z | (a 2  b 2 ………………….. (2)
sedangkan argumen z didefenisikan sebagai
arg z =  = arc Sin (b/|z|) , atau arc cos (a/|z|), atau arc Tg (a/b) ………………….. (3)

Perhatikan gambar 1 di bawah ini.

z = a+ib Sumbu Khayal


ib

 Arg z
a O Sumbu nyata

3 Bau-Bau, 13 Oktober 2008


Analisis Kompleks/3 SKS
Rasmuin Baco Minu

Gambar 1. Bentuk geometri bilangan kompleks z = a + ib

Dari gambar di atas ada 4 catatan penting berkaitan dengan konsep bilangan kompleks yakni,
(i) Modulus z tidak lain adalah jarak titik z ke titik pusat, khususnya jika z = a+ib adalah
nyata (b=0), maka,
| z | a 2 | a | . ………………….. (4)
Yang tidak lain adalah harga mutlak bilangan nyata a. Ini menunjukkan bahwa bilangan
kompleks dapat dipikirkan sebagai pengembangan konsep nilai mutlak bilangan nyata
(ii) Konsep |z| yang menyatakan jarak linier antara 0 dan z dapat dikembangkan secara
alami untuk mendefenisikan sembarang jarak antara dua bilangan kompleks z = a+ib
dan w = c+id sebagai besaran |z – w|, yakni,
| z  w | ( a  c ) 2  (b  d ) 2 ………………….. (5)
(iii) Argumen nol tidak dapat didefenisikan secara berarti, karena secara aljabar kita
berhadapan dengan bentuk 0/0, dan secara geometri vektor nol yakni z = 0 tidak
mempunyai panjang, sehingga tidak dapat membentuk sudut dengan sumbu nyata
positif.
(iv) Argumen bilangan kompleks bukanlah suatu besaran tunggal, karena setiap z  0
mempunya tak terhingga banyaknya argumen khusus, yang berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya dengan kelipatan 2

Untuk sembarang bilangan kompleks z  0, nilai utama arg z didefenisikan sebagai nilai
tunggal arg z yang memenuhi bilangan,
- < arg z  
Nilai ini ditulis dengan Arg z (Dengan huruf kapital A). Jadi berdasarkan catatan (iv) maka,
arg z = Arg z + 2k, k = 0, 1, 2, … ………………….. (6)

Contoh 1. Jika z = 1 +i, tentukan modulus dan Argumen utamanya.


Jawab : | z |  12  12  2
Arg z = arc tg (1) = /4
arg z = Arg z + 2k, k = 0, 1, 2, …
Contoh 2. Tentukan bilngan kompleks z yang diketahui modulusnya |z| = 4 dan arg z yakni
 = /4.
Jawab : Misalkan z = x+iy
2 y
Sin  = y/|z| maka  atau y =22
2 4
2 x
Cos  = x/|z| maka  atau x =22
2 4
Jadi bilangan kompleks yang di cari adalah z = 22 + i22

-----------------------------------&&&-----------------------------------
Yang saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa (Socrates)
-----------------------------------&&&-----------------------------------

4 Bau-Bau, 13 Oktober 2008

Anda mungkin juga menyukai