Sistem Bilangan Real PDF
Sistem Bilangan Real PDF
unsur kebalikan),
9. 𝑎. (𝑏 + 𝑐) = (𝑎. 𝑏) + (𝑎. 𝑐) dan (𝑏 + 𝑐). 𝑎 = (𝑏. 𝑎) + (𝑐. 𝑎) ∀ 𝑎, 𝑏, 𝑐 di R
(sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan).
Bukti.
a. a + b = 0
Jadi (−𝑎) + ( 𝑎 + 𝑏 ) = (−𝑎) + 0 (Tambahkan –a pada kedua ruas)
(−𝑎 + 𝑎 ) + 𝑏 = −𝑎 sifat 2 dan sifat 3
0 + 𝑏 = −𝑎 sifat 4
𝑏 = −𝑎 sifat 3.
b. a . b = 1
A
Karena a ≠ 0, maka terdapat di R selanjutnya kedua ruas kita kalikan
0
A
dengan
0
A A
. 𝑎 . 𝑏 = . 1
0 0
A A
. 𝑎 . 𝑏 = (sifat 6 dan sifat 7)
0 0
A
1 . 𝑏 = (sifat 8)
0
A
𝑏 = (sifat 7)
0
Untuk mengkaji lebih dalam mengenai bilangan real, kita kalami bagian bilangan
real yaitu bilangan rasional.
Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah bagian bilangan real yang memenuhi sifat
0
𝑄= : 𝑎, 𝑏 di 𝑍 dan 𝑏 ≠ 0 . Himpunan bilangan rasional adalah himpunan
1
bagian murni dari himpunan bilangan real, artinya terdapat bilangan real yang
bukan bilangan rasional. Bilangan real yang bukan bilangan rasional disebut
bilangan irasional.
Eksistensi bilangan irasional ini dijamin oleh teorema berikut.
Teorema 6.
Tak ada bilangan rasional t sedemikian hingga t 2 = 2 .
Oleh karena itu 𝑝G = 2𝑞G , dengan kata lain, 𝑝G adalah bilangan genap. Akibatnya
p juga bilangan genap sehingga dapat dituliskan sebagai 𝑝 = 2𝑚 untuk suatu m
bilangan bulat. Dari 𝑝G = 2𝑞G dan 𝑝 = 2𝑚 di peroleh 4𝑚G = 2𝑞G atau 2𝑚G =
𝑞G . Jadi q2 adalah bilangan genap yang berakibat bahwa 𝑞 juga bilangan genap.
Karena p, q keduanya bilangan genap, maka (𝑝, 𝑞) > 1.
Ini bertentangan dengan (𝑝, 𝑞) = 1, jadi haruslah tak ada bilangan rasional t
sedemikian hingga 𝑡 G = 2 bilangan t ini sering dituliskan dengan 𝑡 = 2.
Ciri bilangan irasional adalah bilangan yang jika dinyatakan dengan desimal tidak
berhenti dan tidak berulang.
Contoh 2 = 1,4142135623... dan 3 = 1,732050807568... yang tidak berakhir
dan tidak berulang, sedangkan bilangan desimal yang berakhir atau berulang
adalah bilangan rasional, misalnya,
Tunjukkan bahwa 7,345 yang artinya bahwa angka 345 berulang dan tidak
berhenti.
Bukti
Misalkan 𝑥 = 7,345 maka 1000 𝑥 = 7345,345345 …
𝑥 = 7,345345. ..
999 x = 7338
OPPQ
Jadi 𝑥 = yang merupakan bilangan rasional.
RRR
Bukti.
(1). a > b dan b > c, ini berarti 𝑎 − 𝑏 dan 𝑏 − 𝑐 di P.
Jadi menurut sifat bilangan positif, maka (𝑎 − 𝑏) + (𝑏 − 𝑐) di P atau (𝑎 −
𝑐) di P. Dengan kata lain a > c.
(2). Dengan sifat trikotomi, maka terdapat tepat satu hubungan a – b∈P,
a – b = 0, atau − (𝑎 − 𝑏) ∈ P, sehingga terdapat tepat satu hubungan a < b,
a = b, a > b.
(3). Andaikan a ≠ b, maka a – b ≠ 0 yang berarti a – b ∈ P atau –(a – b) ∈ P.
Jadi, a > b atau a < b. Ini bertentangan dengan hipotesis a ≤ b dan a ≥ b. Jadi
haruslah a = b.
Bukti.
Dengan sifat trikotomi, maka a ∈ P atau -a ∈ P.
Jika a ∈ P, maka a2 = a. a ∈ P dan jika -a ∈ P, maka a2 = -a.- a ∈ P.
Jadi a2 ∈ P atau a2 > 0.
Bukti.
(1). (a + c) – (b + c) = (a – b) > 0, Jadi (a + c) – (b + c) ∈ P, dengan perkataan
lain a + c > b + c.
(2). a > b, berarti 𝑎 − 𝑏 ∈ P, dan c > d, berarti 𝑐 − 𝑑 ∈ P. Menurut sifat
bilangan positif, maka 𝑎 − 𝑏 + (𝑐 − 𝑑) ∈ P atau 𝑎 + 𝑐 − (𝑏 + 𝑑) ∈ P.
Jadi a + c > b + d
(3). a > b berarti 𝑎 − 𝑏 ∈ P, dan c > 0 berarti c ∈ P.
Menurut sifat bilangan positif, maka (𝑎 − 𝑏). 𝑐 ∈ P atau (𝑎𝑐 − 𝑏𝑐) ∈ P.
Jadi a.c > b.c.
Selanjutnya a > b berarti 𝑎 − 𝑏 ∈ P, dan c < 0 berarti -c ∈ P.
Menurut sifat bilangan positif, maka (𝑎 − 𝑏). (−𝑐)∈P atau (−𝑎𝑐 + 𝑏𝑐)∈P.
Jadi a.c < b.c.
A A A
Jika a > 0, maka ≠ 0. Andaikan < 0, maka − > 0 sehingga
0 0 0
A A
𝑎. − = −1∈ P. Ini suatu pertentangan, jadi haruslah haruslah > 0.
0 0
A A
Selanjutnya jika a < 0, maka –a >0, sehingga ≠ 0. Andaikan > 0,
0 0
A
sehingga −𝑎. = −1∈ P. Ini suatu kontradiksi, jadi haruslah haruslah
0
A
< 0.
0
Teorema 12. (Sifat eksistensi bilangan real diantara dua bilangan real yang
berbeda)
A
Jika a, b unsur-unsur di R dan a > b, maka 𝑎 > 𝑎+𝑏 >𝑏
G
Bukti.
Karena a > b, maka 2a = a + a > a + b dan a + b > b + b = 2b.
A
Jadi 2a > a + b > 2b. Selanjutnya karena 2 > 0, maka > 0, sehingga menurut
G
A A A
Teorema 9.(3). kita peroleh 𝑎 = 2𝑎 > 𝑎+𝑏 > 2𝑏 =.
G G G
A
Jadi 𝑎 > 𝑎 + 𝑏 > 𝑏.
G
Bukti.
A
Dari Teorema 10 dengan mengambil b = 0, maka diperoleh 𝑎 > 𝑎 > 0.
G
Teorema 14
Jika 𝑎 ∈ 𝑹 sehingga 0 ≤ 𝑎 < 𝜀 untuk setiap 𝜀 positif, maka 𝑎 = 0.
Bukti.
A
Andaikan a ≠ 0, maka a > 0 dan menurut Akibat 11, maka 𝑎 > 𝑎 > 0. Ambil
G
A
𝜀\ = 𝑎 > 0, maka diperoleh𝑎 > 𝜀\ > 0. Ini bertentangan dengan hipotesis yaitu
G
Teorema 15.
Jika ab > 0, maka a > 0 dan b > 0 atau a < 0 dan b < 0.
Bukti.
Karena 𝑎𝑏 > 0, maka 𝑎 ≠ 0 dan 𝑏 ≠ 0. Dari sifat trikotomi, 𝑎 > 0 atau 𝑎 < 0.
Kasus 𝑎 > 0:
A A A
Menurut Teorema 9 (4), > 0 dan oleh karena itu 𝑏 = .𝑎 .𝑏 = 𝑎. 𝑏 > 0.
0 0 0
Kasus 𝑎 < 0:
A A A
Menurut Teorema 9 (4), < 0 dan oleh karena itu 𝑏 = .𝑎 .𝑏 = 𝑎. 𝑏 < 0.
0 0 0
Akibat 16.
Jika ab < 0, maka a > 0 dan b < 0 atau a < 0 dan b > 0.
Nilai Mutlak
Misalkan a ∈ R, nilai mutlak dari a adalah bilangan nonnegatif yang besarnya a
atau –a.
Definisi 17.
Jika 𝑎 ∈ 𝑹, nilai mutlak dari 𝑎, dilambangkan dengan 𝑎 , didefinisikan dengan
𝑎 = 𝑎 jika 𝑎 ≥ 0,
𝑎 = −𝑎 jika 𝑎 < 0.
Contoh: ⏐4⏐ := 4, ⏐-7⏐ := 7.
Teorema 18.
(1). −𝑎 = 𝑎 untuk semua a ∈ R.
(2). 𝑎𝑏 = 𝑎 . 𝑏 ⏐ untuk semua a,b di R.
(3). Jika 𝑐 > 0, maka 𝑎 ≤ 𝑐 jika dan hanya jika −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐.
(4). − 𝑎 ≤ 𝑎 ≤ 𝑎
Bukti.
(1). Jika a = 0, maka −0 = 0 = 0
Jika a > 0, maka –a < 0 sehingga |𝑎| = 𝑎 = −(−𝑎) = −𝑎
Jika a < 0, maka –a > 0 sehingga ⏐|𝑎| = −𝑎 = −𝑎
Jadi −𝑎 = 𝑎 untuk semua a ∈ R.
(2). Jika salah satu a atau b atau keduanya nol, maka ⏐ab⏐ = 0 dan ⏐a⏐⏐b⏐ = 0
.Jadi ⏐ab⏐ = ⏐a⏐. ⏐b⏐
Jika a > 0, b > 0, maka ab > 0 dan ⏐ab⏐ = ab = ⏐a⏐.⏐b⏐
Jika a > 0, b < 0, maka ab < 0 dan 𝑎𝑏 = −𝑎𝑏 = 𝑎. −𝑏 = 𝑎 . 𝑏
Jika a < 0, b > 0, maka ab < 0 dan 𝑎𝑏 = −𝑎𝑏 = −𝑎 . 𝑏 = 𝑎 . 𝑏
Jika a <0, b < 0, maka ab > 0 dan 𝑎𝑏 = −𝑎. −𝑏 = −𝑎 . −𝑏 = 𝑎 . 𝑏
Jadi ⏐ab⏐ = ⏐a⏐.⏐b⏐ untuk semua a,b di R
(3). Misalkan c > 0,
(⇒) ⏐a⏐ ≤ c
Ini berakibat −𝑎 ≤ 𝑐 dan a ≤ c (mengapa ?)
Atau −𝑐 ≤ 𝑎 dan a ≤ c
Jadi −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐
(⇐) −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐
Ini berakibat a ≤ c dan −𝑎 ≤ 𝑐
Jadi ⏐a⏐ ≤ c
(4). Ambil c = ⏐a⏐, maka dari Teorema 18. (3) diperoleh − 𝑎 ≤ 𝑎 ≤ 𝑎 .
Bukti.
Dengan Teorema 18. (4). Kita peroleh − 𝑎 ≤ 𝑎 ≤ 𝑎 dan − 𝑏 ≤ 𝑏 ≤ 𝑏 .
Dengan Teorema 18. (2).
Kita peroleh − 𝑎 + 𝑏 = − 𝑎 + − 𝑏 ≤𝑎+𝑏 ≤ 𝑎 + 𝑏 .
Selanjutnya dengan Teorema 18. (3) kita peroleh⏐a + b⏐ ≤ ⏐a⏐ + ⏐b⏐.
Akibat 20.
Untuk sebarang a,b di R.
(1). 𝑎 − 𝑏 ≤ 𝑎 − 𝑏 .
(2). 𝑎 − 𝑏 ≤ 𝑎 + 𝑏 .
Bukti.
(1). ⏐a⏐ = ⏐a – b + b⏐ ≤ ⏐a – b ⏐+ ⏐b⏐, jadi 𝑎 − 𝑏 ≤ |𝑎 − 𝑏| (*)
⏐b⏐ = ⏐b – a + a⏐ ≤ ⏐b – a ⏐+ ⏐a⏐, jadi 𝑏 − 𝑎 ≤ 𝑎 − 𝑏 (**)
Dari (*),(**) dan 16.(3) kita peroleh 𝑎 − 𝑏 ≤ 𝑎 − 𝑏 .
(2). Dengan ketidaksamaan segitiga kita peroleh:
𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + −𝑏 ≤ 𝑎 + 𝑏
Jadi 𝑎 − 𝑏 ≤ 𝑎 + 𝑏 .
Bukti.
Gunakan induksi matematika untuk memperluas ketidaksamaan segitiga.
Bukti selengkapnya diserahkan kepada pembaca.
Garis Real
Definisi 22. (Lingkungan dan Lingkungan-ε)
Misalkan 𝑎 di R
(1) Untuk 𝜀 > 0, lingkungan- 𝜀 dari 𝑎 adalah himpunan
𝐿b 𝑎 = 𝑥 ∈ 𝑅: 𝑎 − 𝜀 < 𝑥 < 𝑎 + 𝜀
(2) Lingkungan dari 𝑎 adalah himpunan yang memuat lingkungan- 𝜀 dari a
untuk suatu 𝜀 > 0.
Teorema 23.
Misalkan a ∈ R. Jika x ∈ R sehingga x anggota setiap lingkungan dari a,
maka a = x.
Bukti.
x anggota setiap lingkungan dari a, akibatnya x ∈ L (a) untuk setiap ε > 0.
ε
Kelengkapan pada R
Suprimum dan Infimum
Definisi 24 (Definisi batas atas dan batas bawah).
Misalkan S himpunan bagian dari R.
(1) Unsur u ∈ R, dikatakan batas atas dari S jika s ≤ u untuk semua s∈ S.
(2) Unsur w ∈ R, dikatakan batas bawah dari S, jika s ≥ w untuk semua s∈ S.
Catatan:
Jika S ⊂ R ada kemungkinan bahwa S tidak mempunyai batas atas maupun batas
bawah (misalnya S adalah himpunan bilangan bulat).
Namun demikian jika S mempunyai sebuah (1 nilai) batas atas, maka S
mempunyai takberhingga banyaknya batas atas, karena apabila v batas atas dari S,
maka terdapat r ∈ R sehingga r > v juga batas atas dari S.
v r
Juga terdapat himpunan yang mempunyai batas atas tetapi tidak mempunyai batas
bawah, demikian pula sebaliknya yaitu himpunan yang tidak mempunyai batas
atas tetapi mempunyai batas bawah.
Contoh: S1 = {x ∈ R : x < 10} dan S2 = {x ∈ R : x > 15}
Pada S1, 15 adalah batas atas, tetapi S1 tidak mempunyai batas bawah, sedangkan
S2 tidak mempunyai batas atas, tetapi mempunyai batas bawah, misalnya 0, 1, 15,
dsb.
Himpunan bagian dari R yang mempunyai batas atas disebut himpunan terbatas di
atas, Himpunan bagian dari R yang mempunyai batas bawah disebut himpunan
terbatas di bawah. Himpunan bagian dari R yang terbatas di atas dan terbatas di
bawah disebut terbatas.
Inf S Sup S
#$#!#
# # #!"
### #$#!
# #!#!
### #!#!
# #!
#"#
Batas bawah dari S Batas atas dari S
Kita lambangkan sup S atau sup(S) untuk suprimum dari S dan inf S atau inf(S)
untuk infimum dari S.
Bukti.
(⇐) Misalkan u batas atas sehingga untuk setiap ε > 0 terdapat s ∈ S sehingga u -
ε
v batas atas, jadi haruslah v > u, yang berarti u batas atas terkecil dari S. Jadi
u = sup S.
(⇒) Misalkan u = sup S dan ambil ε > 0 sebarang.
Karena u - ε < u, maka u - ε bukan batas atas dari S. Oleh karena itu terdapat
s ∈ S yang lebih besar dari u - ε. Jadi u - ε < s untuk suatu s ∈ S.
ε ε ε
Contoh 1.
1. Jika S1 hanya memiliki berhingga unsur, maka dapat ditunjukkan bahwa S1
mempunyai unsur terbesar u dan unsur terkecil v. Maka u = sup S1 dan v = inf
S1 dimana u dan v unsur-unsur di S1.
2. Himpunan S2 = {x ∈ R: 0 ≤ x ≤ 1}. Himpunan ini mempunyai batas atas
terkecil 1 dan batas bawah terbesar 0 yang keduanya terletak pada S2.
3. Himpunan S3 = {x ∈ R: 0 < x < 1}. Himpunan ini mempunyai batas atas
terkecil 1 dan batas bawah terbesar 0 yang keduanya tidak terletak pada S2.
4. Setiap unsur di R merupakan batas atas dan sekaligus batas bawah dari
himpunan kosong Φ. Jadi himpuna Kosong tidak mempunyai suprimim
maupun infimum.
Sebagai catatan bahwa pada contoh di atas, S1 dan S2 memuat suprimum dan
infimum. Suprimum yang dimuat di suatu himpunan sering disebut maksimum
dan infimum yang dimuat di suatu himpunan disebut minimum.
Dengan cara sama, maka setiap himpunan tak-kosong dari bilangan real yang
mempunyai batas bawah, mempunyai infimum.
Contoh 2.
Misalkan S himpunan bagian tak-kosong dari R yang terbatas di atas, dan
misalkan a ∈ R. Definisikan himpuna a + S = {a + s : s ∈ S}, maka sup (a + S)
= a + sup S.
Bukti.
Misalkan u = sup S, maka x ≤ u untuk setiap x ∈ S.
Jadi a + x ≤ a + u, ∀ x ∈ S.
Ini berarti 𝑎 + 𝑢 batas atas dari a + S, oleh karena itu sup (a + S) ≤ a + u.
Selanjutnya misalkan v batas atas dari a + S, maka a + x ≤ v untuk setiap x ∈ S,
akibatnya x ≤ v - a ∀ x ∈ S.
Karena u = sup S, maka u ≤ v - a. Jadi a + u suprimum dari a + S.
Dengan cara serupa kita peroleh hubungan inf (a + S) = a + inf S.
Bukti.
Andaikan tidak demikian, maka terdapat x∈ R, x batas atas dari N. Menurut sifat
suprimum, N mempunyai suprimum u ∈ R. Karena u – 1 < u, maka menurut
Teorema 26 terdapat m ∈ N sehingga u – 1 < m, jadi u < m + 1.
Karena m ∈ N maka m + 1∈ N. Ini bertentangan dengan u batas atas dari N, jadi
pengandaian salah. Dengan kata lain N tidak mempunyai batas atas, akibatnya jika
x∈ R, maka terdapat nx ∈ N sehingga x < nx.
Akibat 29.
Misalkan 𝑦 dan 𝑧 bilangan real positif maka:
(1). Terdapat n ∈ N sehingga z < ny.
A
(2). Terdapat n ∈ N sehingga 0 < <𝑦
j
Bukti.
z z
(1). Sebut x = > 0 , maka terdapat n ∈ N sehingga = x < n . Oleh karena itu
y y
z < ny .
1
(2). Dari bukti (1) Ambil z = 1, maka 1 < ny untuk suatu n ∈ N. Akibatnya < y.
n
1
Jadi 0 < < y.
n
(3). Ambil z ∈ R.
Sebut K= {m ∈ N : z < m}. Jelas K ≠ Φ. Pilih n = min K, maka n – 1 ≤ z < n.
Eksistensi 𝟐
Pada kajian sebelumnya telah ditunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional yang
jika dikuadratkan menjadi 2. Ini mengandung arti bahwa 𝟐 bukan bilangan
rasional. Dalam kajian ini akan ditunjukkan bahwa 𝟐 adalah bilangan real,
dengan demikian bilangan 𝟐 ini adalah bilangan irasional. Pembuktian ini
dilakukan dengan membuktikan bahwa 𝟐 adalah suprimum suatu himpunan tak
kosong. Sementara suprimum suatu himpunan adalah suatu batas atas dan batas
atas adalah suatu unsur di R.
A G Gg A A
Karena 𝑥 + = 𝑥G + + ≤ 𝑥G + 2𝑥 + 1 < 𝑥 G + 2 − 𝑥 G = 2.
j j jm j
A
Jadi 𝑥 < 𝑥 + ∈ 𝑆, ini bertentangan dengan x = sup S, denga kata lain tidak
j
mungkin x2 < 2.
Andaikan x2 > 2.
g m lG A
Kita miliki > 0. Sehingga menurut Akibat 29, terdapat n ∈ N sehingga <
Gg j
g m lG Gg
atau < 𝑥 G − 2.
Gg j
G
1 2𝑥 1 2𝑥
𝑥− = 𝑥G − + G > 𝑥G − > 𝑥G − 𝑥G − 2 = 2
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
A A
Jadi 𝑥 − > 𝑠 untuk setiap s ∈ S, yang berarti 𝑥 − batas atas dari S.
j j
Bukti.
Tanpa mengurangi sifat umum, misalkan x > 0. Menurut sifat Archimedes,
A
terdapat bilangan asli n sehingga𝑛 > . Jadi nx – ny > 1.
olg
unsur kebalikan),
9. 𝑎. (𝑏 + 𝑐) = (𝑎. 𝑏) + (𝑎. 𝑐) dan (𝑏 + 𝑐). 𝑎 = (𝑏. 𝑎) + (𝑐. 𝑎) ∀ 𝑎, 𝑏, 𝑐 di R
(sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan).
Definisi 2.
0
Bilangan Rasional didefinisikan sebagai 𝑄 = : 𝑎, 𝑏 𝑑𝑖 𝑍 𝑑𝑎𝑛 𝑏 ≠ 0 .
1
Teorema 6.
Tak ada bilangan rasional t sedemikian hingga t 2 = 2 .
Nilai Mutlak
Misalkan a ∈ R, nilai mutlak dari a adalah bilangan nonnegatif yang besarnya a
atau –a.
Definisi 15.
Jika a ∈ R, nilai mutlak dari a, dilambangkan dengan ⏐a⏐, didefinisikan dengan
⏐a⏐ := a jika a ≥ 0,
⏐a⏐ := -a jika a < 0.
Contoh: ⏐4⏐ := 4, ⏐-7⏐ := 7.
Teorema 16.
(1). −𝑎 = 𝑎 untuk semua a ∈ R.
(2). ⏐ab⏐ = ⏐a⏐. ⏐b⏐ untuk semua a,b di R.
(3). Jika c > 0, maka ⏐a⏐ ≤ c jika dan hanya jika −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐.
(4). − 𝑎 ≤ 𝑎 ≤ |𝑎|
Kelengkapan pada R
Suprimum dan Infimum
Definisi 22 (Definisi batas atas dan batas bawah).
Misalkan S himpunan bagian dari R.
(1). Unsur u ∈ R, dikatakan batas atas dari S jika s ≤ u untuk semua s∈ S.
(2). Unsur w ∈ R, dikatakan batas bawah dari S, jika s ≥ w untuk semua s∈ S.
Inf S Sup S
#$#!#
# # #!"
### #$#!
# #!#!
### #!#!
# #!
#"#
Batas bawah dari S Batas atas dari S
Akibat 27.
Misalkan y dan z bilangan real positif maka:
(1). Terdapat n ∈ N sehingga z < ny.
1
(2). Terdapat n ∈ N sehingga 0 < <y
n
(3). Terdapat n ∈ N sehingga n – 1 < z < n.
Teorema 28 (eksistensi 2 ).
Terdapat bilangan real positif x sehingga x2 = 2.
Kerapatan Bilangan Rasional
Teorema 29. (Eksistensi bilangan rasional diantara dua bilangan real)
Jika x dan y bilangan real dengan x < y, maka terdapat bilangan rasional r
sehingga x < r < y.