Kalimat definisi adalah suatu kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal, aktivitas, dan
lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau ilmiah
teretentu.
Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-istilah yang sering muncul
dalam sebuah tulisan.
Contoh: Mamalia adalah hewan yang menyusui.
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri khusus dari suatu benda. Sifat-sifat
tersebut biasanya merujuk pada hal khusus yang bisa ditangkap oleh panca indera, misalnya berupa ukuran,
seperti besar kecil, tinggi rendah. Warna, seperti merah, kuning, biru. Rasa, seperti manis, pahit, getir, halus,
kasar, dan sebagainya.
Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang dibicarakan seolah-olah seperti melihat,
merasakan, atau mengalaminya sendiri.
Contoh : Ikan paus memiliki tubuh yang sangat besar.
Kalimat deskripsi mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan kalimat definisi. Ciri-ciri tersebut antara lain:
1. Melibatkan panca indera dalam menggambarkan suatu objek
2. Dapat membuat pembaca seolah-olah melihat atau membayangkan objek yang diceritakan
3. Membicarakan ciri khusus suatu objek
4. Sering ditemukan pada laporan atau paragraf deskripsi
5. Jika kalimat ini dibalik maka akan mengubah makna kalimat tersebut.
2. Kalimat definisi jika dibalik tidak merubah atau merusak makna kalimat tersebut. Sedangkan kalimat
deskripsi tidak bisa.
Contoh:
Mamalia adalah hewan yang menyusui.
Hewan yang menyusui adalah mamalia.
Kambing dan kerbau adalah hewan pemakan rumput.
Hewan pemakan rumput yang dibicarakan adalah kambing dan kerbau.
Kalimat Deskripsi
1. Awan mendung berwarna hitam pekat.
2. Buaya memiliki kulit yang kasar dan gigi yang sangat tajam.
3. Manusia memiliki dua buah tangan dan dua buah kaki.
4. Harimau memiliki gigi yang tajam untuk mengoyak-oyak daging.
5. Semua hewan herbivora memiliki sistem pencernaan yang baik.
6. Kulit salamander dan belut sangat licin sehingga sulit untuk ditangkap.
7. Susu kambing berwarna putih ke merah-merahan dan memiliki manfaat yang sangat banyak.
8. Lemari pakaianku terbuat dari kayu jati yang sangat keras dan dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah.
9. Bunga Raflesia Arnoldi beraroma sangat tidak sedap sehingga dikeilingi oleh lalat.
10. Olahraga sepakbola sangat menyenangkan dan menyehatkan badan.
Kalimat simpleks adalah tipe kalimat yang hanya terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Dengan kata lain,
kalimat simpleks merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa. Karena hanya terdiri dari satu predikat,
kalimat simpleks juga bisa disebut dengan kalimat tunggal.
Contoh:
1. Bapak itu dokter bedah. [S,P]
2. Mereka membuat roti [S,P,O]
3. Kepandaian Winda sudah diakui teman-temannya [S,P,Pel]
4. Kami berangkat pagi [S,P,K]
5. Diam! [P]
Kelima contoh kalimat tersebut adalah kalimat simpleks karena hanya ada satu predikat dan satu subjek. Pada
contoh kalimat imperatif, umumnya subjeknya tidak ditampakan. Pada kalimat "diam!", bentuk lengkapnya adalah
"kamu diam!
Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua pola kalimat / dua pridikat / kata kerja utama. Kalimat
kompleks juga sering disebut dengan kalimat majemuk. Kalimat kompleks mempunyai minimal dua aksi,
peristiwa, atau kejadian. Dua struktur dalam kalimat kompleks tersebut umumnya dipisahkan dengan koma atau
konjungsi ataupun tanpa konjungsi atau koma sama sekali.
Kalimat kompleks dibentuk dari gabungan klausa-klausa/ kalimat-kalimat simpleks. Penggabungan tersebut
dilakukan dengan menggunakan konjungsi eksternal. Dimana konjungsi eksternal ialah kata yang dapat
menghubungkan kalimat satu dengan yang lain.
Berdasarkan tipe konjungsi yang dipakai, kalimat kompleks dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
Contoh:
Kalimat kompleks hipotaktik adalah Kalimat kompleks dengan menggunakan konjungsi bertingkat. Dengan kata
lain kalimat kompleks hipotaktik ini menggunakan konjungsi tidak sejajar dari dua kalimat atau lebih.
kalimat kompleks hipotaktik terbentuk dari :
1. Gabungan 2 subklausa atau 2 kalimat maupun lebih dengan menggunakan konjungsi bertingkat. Misalnya
sedangkan, tetapi, sebelum, apabila, ketika, sehingga, setelah, walaupun, bahwa, namun, meskipun, jika,
agar.
2. Gabungan 2 subklausa atau 2 kalimat maupun lebih tanpa menggunakan konjungsi bertingkat namun
dihubungkan dengan tanda koma atau titik koma.
Contoh:
1. Apabila kamu taat terhadap nasehat orang tua maka kehidupanmu akan lancar.
2. Siramlah dan rawatlah tanaman tersebut agar segar dan tidak menjadi layu.
3. Siapa lagi yang mau menjaga alam raya ini melainkan kita semua yang tinggal dan menumpang di
dalamnya.
4. Janganlah membuang sampah di sembarang tempat termasuk di sungai karena dapat mengakibatkan banjir
saat musim hujan.
5. Banyak penebang ilegal yang tidak bertanggung jawab dalam menebang pohon karena mereka hanya
menginginkan keuntungan.
6. Ayah akan pergi ke Belanda jika uang yang ia miliki mencukupi liburan nanti.
7. Meskipun hujan lebat disertai angin kencang, mereka tetap tidak berteduh.
8. Kami tiba ketika orang-orang telah berkerumun di rumah duka.
9. Kami sangat sibuk menyiapkan dekorasi acara peringatan kemerdekaan RepublikIndonesia 17 Agustus
mendatang, sedangkan ia bermain saja sepanjang hari.
10. Jika aku punya banyak uang, aku akan memulai usaha baru di sini.
11. Meskipun ayah melarangku, aku akan tetap menurutinya juga.
12. Pembangunan pasti akan berhasil sempurna apabila semua orang mau bekerja sepenuh hati.
13. Mereka telah mengetahui bahwa harga Bahan Bakar Minyak akan naik pada bulan Januari mendatang.
14. Hutangku masih belum aku lunaskan sehingga pengajuan kreditku ditangguhkan.
15. Pemerintah Mesir pada akhirnya mau membuka gerbang Rafah Sabtu dini hari (30/5), setelah tiga tahun
mereka blokade.
16. Upaya pencekalan mantan bendum (bendahara umum) Partai Demokrat yang akan pergi ke luar negeri oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), diduga bocor sebelum yang ia meninggalkan Indonesia.
17. Maraknya transportasi umum yang memanfaatkan tenaga motor seperti gojek, ternyata tidak membuat
profesi ojek sepeda punah ditelan zaman.
18. Lusa, secara resmi pintu gerbang penghubung Mesir dan Gaza ini dibuka setelah kurun waktu lebih dari lima
tahun ditutup.
19. Ojek sepeda juga masih menjadi salah satu angkutan pilihan warga ibu kota. Pasalnya mereka mampu
bertahan bersaing dengan gojek dan angkutan motor yang lain.
20. Wanita penyandang tuna wicara, Desi (46), merasakan hawa terbakar ketika terjaga setelah tidurnya, Rabu
(7/6) malam hari.
21. Tuan rumah Persipur Purwodadi berniat membalikkan sejarah dengan mengalahkan Persijab Jepara dalam
Liga Super Indonesia di stadion Purwodadi Grobogan.
22. Wanita berkebangsaan Pilipina, Cherry Calaud Ann Panaligan (26) tersangka kasus penyelundupan
narkoba ilegal berjenis heroin seberat 2.143 kilogram, Rabu (7/6), telah hadir pada sidang kedua di
Pengadilan Negeri Jakarta, tanpa didampingi pengacara.
23. Artis dangdut Dewi Persik mengaku merasa baik-baik saja meskipun dirinya menjadi pembicaraan publik
lantaran telah mengoperasi bentuk hidungnya.
24. Permintaan tersebut mengemuka menyusul rencana akan diterbitkannya PP atau Peraturan Pemerintah
tentang tunjangan kesehatan untuk anggota DPR.
25. Cita-cita dalam pembukaan UUD 1945 tentang Kemerdekaan RI mengalir dari sungai Citarum karena tidak
ada satu pun sungai yang memiliki fungsi dan peran seperti sungai Citarum.
26. Lusi tercemar mulai dari hulu Sungai Lusi, padahal sungai tersebut merupakan sumber air bagi 30 juta
27. warga Grobogan serta pemasok bertenaga listrik kini tercemar sampah anorganik.
28. Dana Rp. 112 Juta milik PT. Buka Lapak mengalami pembobolan akun internet bankingnya yang dipertegas
oleh Direktur Utama PT. Buka Lapak Suharyanta, Sabtu (4/6) menyatakan bahwa pencairan dana senilai
jutaan rupiah tersebut yang disimpan di Bank BCA pusat di Jakarta dilakukan tanpa sepengetahuan pihak
manajemen PT. Buka Lapak.
29. Pemerontah Saudi Arabia Mendesak agar PBB mengupayakan diplomasi di negara Libya.
Konjungsi Subordinatif : suatu penggabungan antara dua unsur gramatikal dengan sedemikian rupa cara hingga
keduanya terikat satu sama lain. Jadi, secara bahasa, konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menyatukan
dua unsur gramatikal sedemikian rupa (entah itu kata, frasa, klausa, atau kalimat), hingga keduanya menjadi
suatu kesatuan yang mengikat.