CVC Dan CVP
CVC Dan CVP
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Central Venous Pressure adalah tekanan darah di vena kava. CVP mencerminkan
tekanan pengisian atrium kanan atau preload ventrikel kanan dan bergantung pada
volume darah, tonus vascular dan fungsi jantung. CVP normal adalah 0-8 mmHg, hasil
pembacaan CVP yang rendah biasanya menunjukan hipovolemia, sedangkan hasil
pembacaan CVP yang tinggi memiliki berbagai penyebab, meliputi hipervolemia, gagal
jantung dan embolisme paru. (Philip Jevon, 2008)
2.2 Tujuan
2.3 Indikasi
1. Indikasi CVC, (Philip Jevon, 2008)
1) Resusitasi cairan
2) Pemberian obat dan cairan
3) Pemberian makan secara parenteral
4) Pengukuran tekanan vena sentral
5) Akses vena yang buruk
6) Pacu jantung
2. Indikasi CVP
1) Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium
2) Pengukuran oksigenasi vena sentral.
3) Nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik atau cairan yang mengiritasi
yang perlu pengenceran segera dalam sistem sirkulasi.
4) Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV lainnya telah lemah.
5) Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang dapat
menimbulkan syok.
6) Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi.
7) Pasien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
8) Pasien dengan gagal jantung.
9) Pasien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi masif).
10) Monitor status volume cairan dan fungsi ventrikel.
2.8 Prosedur
1. Pengkajian
Yang perlu dikaji pada pasien yang terpasang CVP adalah tanda-tanda
komplikasi yang ditimbulkan oleh pemasangan alat.
1) Kaji akan kebutuhan pemasangan CVP dan pengukuran CVP
2) Keluhan nyeri, napas sesak, rasa tidak nyaman.
3) Keluhan verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
4) Frekuensi napas, suara napas
5) Tanda – tanda kemerahan / pus pada lokasi pemasangan.
6) Adanya gumpalan darah / gelembung udara pada cateter.
7) Kesesuaian posisi jalur infus set.
8) Tanda-tanda vital
2. Persiapan
1) Persiapan alat
a. Sarung tangan disposable
b. Piala ginjal
c. Perlak atau alas
d. CVP manometer air
e. Cairan dan selang IV
f. Alat tulis
2) Persiapan pasien
a. Menjaga privacy klien
b. Jelaskan dan informasikan prosedur yang akan dilakukan
3) Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan
b. Memakai sarung tangan disposable
c. Dekatkan alat yang digunakan
d. Posisi pasien supine (telentang) dengan kepala tempat tidur rata / ditinggikan
30˚
e. Tandai lokasi sudut phlebostatic (axis mid – axillaris dengan ICS 4 titik 0)
untuk membaca hasil pengukuran. Lokasi ini sejajar dengan atrium kanan.
Pengukuran harus dilakukan pada posisi yang sama, kalau perlu tandai
permukaan kulit
f. Stopcock OFF ke manometer. Isi selang dengan cairan infus
g. Sambungkan selang manometer ke jalur vena sentral lalu dialirkan untuk cek
kepatenan
h. Letakkan manometer air sejajar titik 0, yaitu ICS 4 linea midaxilaris
i. Stopcock OFF ke arah pasien. Isi manometer dengan cairan infus sampai
dengan 25 cm. Hati – hati jangan sampai berlebihan karena akan
mengkontaminasi manometer.
j. Stopcock OFF ke infus sehingga cairan akan turun fluktuasi sesuai dengan
pernapasan
k. Ukur CVP saat cairan berhenti (stabil). Perhatikan cara melihat ukuran sejajar
mata saat akhir ekspirasi.
l. Stopcock OFF ke manometer untuk mencegah aliran cairan manometer ke
pasien. Alirkan infus kembali ke jalur vena sentral
m. Catat hasil dan posisi pasien
3. Evaluasi
a. Lihat kembali posisi vena central, sumbatan ataupun perdarahan
b. Laporkan hasil ukuran CVP yang tidak normal
4. Dokumentasi
a. Catat waktu dilakukan pengukuran CVP
b. Catat hasil pengukuran CVP
Daftar Pustaka
Jevon, Philip. & Ewens, Beverley. 2008. Pemantauan Pasien Kritis Edisi 2. Jakarta:
Erlangga.
SISTEM KEGAWADARURATAN II
OLEH
KELOMPOK 13
KEPERAWATAN C/VI
KUPANG
2016