Anda di halaman 1dari 13

KONSTRUKSI DERMAGA

Dermaga adalah sebuah bangunan tempat sandar dan bongkar muat kapal. Dermaga ini bisa
berbeda-beda ukuran, jenis, dan orientasinya, tergantung dari :
1. Muatan Kapal
2. Besar Kapal
3. Kondisi Lingkungan di Lokasi Pelabuhan
4. Kondisi Tanah
5. Duit (BENERAN INI)
6. Dll

Dermaga ini sebenernya sebuat struktur sederhana yang terdiri atas :


1. Tiang Pancang
2. Pelat
3. Balok
4. Fender (alat sandar kapal)
5. Bollard (untuk mengikatkan tali kapal supaya gak kemana-mana kapalnya)

Apatuh metoda konstuksi insitu dan precast?

Trus buat metkon dan metode konstruksinya disini gw bakal jelasin 1 metode aja yaitu metoda
precast. Jadi ada 2 metoda konstruksi yaitu insitu dan precast. Secara general, untuk metoda
konstruksi insitu semua komponen beton di cor di tempat (yang sebelumnya udah dipasang
cetakan/bekisting), dan kalau konstruksinya precast, berarti sebagian struktur dicetak di tempat
lain, baru selanjutnya untuk merekatkan si balok precast, pelat precast, dan pilecap precast, pada
finishing akhir dilakukan pengecoran akhir (topping off). Nah bingung kan lu? makanya disini gw
mau jelasin pake gambar, biar kebayang semuanya di otak lu....

Kenapa harus pake precast?

Dermaga yang ada di Indonesia, tidak melulu di sepanjang pantainya, ada juga yang sistemnya
deep port atau dermaga yang dibuat di laut dalam. Dermaga ini dibuat di tengah laut agar seabed
nya dalam, jadi bisa mengakomodir kapal-kapal besar yang draft nya tinggi. Loh kenapa nggak
direklamasi aja? MAHAL dan pertimbangan lainya sih yang banyak banget dan gakan gw jelasin
disini (padahal gw gak tau lagi) hahaha.

Berikut adalah tahapan konstuksi dermaga yang bener-bener garis besarnya aja....Oiya tipe
dermaga yang saya jabarkan ini adalah tipe dermaga deck on pile yang umum digunakan. Untuk
tipe dermaga lainya menyusul saja.

PS : maaf kalo gambarnya jelek dan metodanya salah.

1. Pemancangan Tiang Baja/Beton


Panjang Tiang yang dipancang adalah : panjang fixity point + kedalaman seabed + kedalaman
tanah keras + freeboard (cut level).
2. Pemasanganan Tulangan Pada Lubang Tiang dan Pemasangan Bekisting.
Iya, tiang pancang yang berlubang ini tuh nantinya akan diisi dengan beton sampai kedalaman
tertentu, biasanya 1m - 2m. Gunanya beton dalam tiang ini adalah membuat struktur tiang, dan
struktur atas yang terbuat dari beton menjadi kohesif / menjadi satu kesatuan. Nah si beton ini
diberi tulangan lagi supaya tambah kuwat :3.
Bekisting dipasang untuk menyangga si pilecap precast ini.

3. Peletakan Pilecap Precast


Pilecap diletakan di atas bekisting. Fungsinya pilecap ini adalah sebagai komponen untuk
menyatukan balok, tiang, dan pelat. Selain itu, fungsi dari pilecap ini adalah untuk menahan
punching shear dari tiang (akibat gaya reaksi dari beban di atas dermaga). Makanya si pilecap ini
tebel-tebel gitu, tingginya tuh sekitar 1 m. Tergantuk beban di atas, dan harus dicek punching
shearnya. Si pilecap ini juga udah ditulangin ya, gak aku gambar :p. Oiya, sekitar 10-15 cm dari
tiang ini tuh masuk kedalam pilecap agar terikat dengan si pilecapnya.
4. Pemasangan Balok Precast
Nah gap-gap yang ada di tengah pilecap ini fungsinys untuk ditaruh balok-balok precast, seperti
gambar dibawah. Fungsinya balok ini adalah untuk menyalurkan beban dari pelat ke pilecap, dan
dari pilecap ke tiang pancang. Sebenernya ada tulangan-tulangan yang keluar-luar dari si pilecap
dan si balok precast ini. Si tulangan yang mencuat keluar itu fungsinya untuk mengikatkan antar
komponen dermaga dan untuk menjadi tulangan dari beton yang akan dituang (topping off) di
atasnya. Hal yang sama juga berlaku untuk pelat.
Untuk lebih jelas tentang tulangan-tulanganya. Ni gw ambil dari :
http://adypriambogoarchitect.blogspot.co.id/2014/03/suspended-slab-precast-slab-dan-half.html

4. Pemasangan Pelat Precast


Pelat precast dipasang di sela-sela antar balok seperti gambar dibawah, itutuh yang pink-pink itu.
5. Pengecoran finishing (topping off)
Sebelum topping off, dipasang dulu tulangan-tulangan di atas dermaga sebagai tulangan si beton
atas ini. Topping off ini adalah pengecoran dermaga untuk menyatukan/merekatkan komponen-
komponen precast dermaga yang terpisah-pisah ini. Untuk meratakan beton topping off ini
digunakan vibrator, supaya betonya rata dan gak keropos. Ini adalah tahapan akhir. Udah deh jadi
dermaga. Haha.
Semua komponen-komponen dermaga itu tingginya dikur dari bagian terbawah dia sampe ke
bagian atas dermaga pas topping off. Jadi misal kita bakal topping off setinggi 0.2 m, trus desain
pilecap kita 1 m, mungkin si precastnya cuman 0.8 m. dan misal betonya 800 m, si precastnya
cuman 600 m.
Nih contoh potongan melintang dermaganya dengan kritera komponen struktur sebagai berikut :

 Pilecap : 1.2 m x 1.2 m x 1.1 m


 Beton : 0.6 m x 0.8 m
 Pelat : 4 m x 4 m x 0.3 m
TINJAUAN JENIS STRUKTUR DERMAGA

Pemilihan jenis struktur dermaga dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dermaga
penumpang ataupun barang yang bisa berupa barang satuan, curah, atau cair), ukuran kapal, arah
gelombang dan angin, kondisi topografi, dan tanah dasar laut. Di bawah ini merupakan jenis-jenis
struktur demaga yang pada umumnya sering ditemui.

a. Deck On Pile
Struktur Dermaga Deck On Pile (open type structure) menggunakan serangkaian tiang pancang
(piles) sebagai pondasi untuk lantai dermaga. Seluruh beban di lantai dermaga, termasuk gaya
akibat berthing dan mooring, diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang pada struktur
dermaga ini.

Di bawah lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya serta
dilapisi dengan perkuatan (revement) untuk mencegah tergerusnya tanah akibat gerakan air yang
disebabkan oleh manuver kapal. Untuk menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing
dan mooring kapal, dapat dilakukan pemasangan tiang pancang miring. Pada umumnya, jenis
struktur tiang pada Struktur Dermaga Deck On Pile sedikit sensitif terhadap getaran-getaran lokal
seperti tumbukan bawah air akibat haluan kapal dibandingkan struktur dermaga lainnya.

Keuntungan Struktur Dermaga Deck On Pile: (1) sudah umum digunakan, (2) mudah
dilaksanakan, dan (3) perawatan lebih mudah.

Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Deck On Pile: (1) diperlukan pekerjaan pengerukan dengan
volume yang cukup besar, (2) diperlukan proteksi pada kemiringan tanah di bawah lantai dermaga,
dan (3) diperlukan pemasangan tiang miring apabila gaya lateral cukup besar.

Gambar 1: Bentuk Struktur Dermaga Deck On Pile (Sumber: Triatmodjo, 1999)

b. Sheet Pile
Dermaga jenis ini menggunakan sheet pile (turap atau dinding penahan tanah) untuk menahan
gaya-gaya akibat perbedaan elevasi antara lantai dermaga dengan dasar kolam. Struktur Dermaga
Sheet Pile adalah jenis struktur yang tidak memperdulikan kemiringan alami dari tanah. Struktur
jenis ini biasanya dibangun pada garis pantai yang memiliki kemiringan curam dimana, pada
umumnya, tanah pada bagian laut kemudian dikeruk untuk menambah kedalaman kolam
pelabuhan. Tiang pancang masih diperlukan untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang
sandar atau untuk membantu sheet pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur sheet pile ini dapat
direncanakan dengan menggunakan sistem penjangkaran (anchor) ataupun tanpa penjangkaran.
Sistem penjangkaran dapat berupa tiang angkur atau angkur batu. Untuk kondisi perairan dimana
gelombang agak besar, Struktur Dermaga Sheet Pile kurang cocok karena gelombang akan
menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar. Keuntungan Struktur
Dermaga Sheet Pile adalah tidak memerlukan pengerukan tanah di bawah deck.

Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Sheet Pile: (1) perlu perlindungan terhadap korosi, (2) perlu
perbaikan tanah, dan (3) masih memerlukan tiang miring.

Gambar 2: Bentuk Struktur Dermaga Sheet Pile (Sumber: Triatmodjo, 1999)

Gambar 3: Bentuk Struktur Dermaga Anchored Sheet Pile (Sumber: Triatmodjo, 1999)

c. Diaphragma Wall
Selain sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi sebagai penahan tekanan lateral
tanah. Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri dari blok-blok beton bertulang berukuran besar
yang diatur sedemikian rupa. Perletakan blok beton dengan kemiringan tertentu dimaksudkan agar
terjadi geseran antara blok beton satu dengan lainnya sehingga dicapai kesatuan konstruksi yang
mampu memikul beban-beban vertikal (dari lantai dermaga) maupun horizontal pada dermaga.
Barrette pile dapat digunakan pada struktur ini, yang berfungsi sebagai anchor untuk diaphragma
wall, keduanya dihubungkan oleh sistem tie beam atau tie slab. Untuk kondisi perairan dimana
gelombang agak besar, Struktur Dermaga Diaphragma Wall kurang cocok karena gelombang akan
menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) waktu pelaksanaan relatif singkat, dan (2)
dinding dapat dirancang menerima gaya aksial.

Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) harus dilaksanakan oleh tenaga ahli
dalam bidang ini, (2) memerlukan material khusus, dan (3) memerlukan peralatan khusus.

Gambar 4: Bentuk Struktur Dermaga Diaphragma Wall dengan Barette Pile


(Sumber: Triatmodjo, 1999)

d. Caisson
Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure. Pada prinsipnya, struktur
dermaga jenis ini memanfaatkan berat sendiri untuk menahan beban-beban vertikal dan horizontal
pada struktur dermaga serta untuk menahan tekanan tanah. Caisson dalah suatu konstruksi blok-
blok beton bertulang berbentuk kotak-kotak yang dibuat di darat dan dipasang pada lokasi dermaga
dengan cara diapungkan dan diatur pada posisi yang direncanakan, kemudian ditenggelamkan
dengan mengisi dinding kamar-kamar caisson dengan pasir laut ataupun batu. Untuk kondisi
perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Caisson kurang cocok karena
gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.

Keuntungan Struktur Dermaga Caisson: (1) blok-blok caisson dapat dibuat di temapt lain dan (2)
dapat dliaksanakan pada kondisi tanah yang jelek.

Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Caisson: (1) diperlukan perbaikan tanah alas caisson agar
mampu menahan berat caisson dan beban yang akan bekerja dan (2) diperlukan keahlian khusus
untuk pembuatan blok-blok beton dan penempatan caisson.
Gambar 5: Bentuk Struktur Dermaga Caisson (Sumber: Triatmodjo, 1999)

e. Dolphin’s System
Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk menghubungkan dermaga dengan darat. Ada
dua jenis Dermaga Sistem Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier. Struktur Dermaga Sistem Dolphin
dikatagorikan sebagai light structure (struktur ringan) karena Struktur Dermaga Sistem Dolphin
direncanakan hanya untuk menerima beban-beban ringan seperti pipa-pipa penyalur minyak dan
gas serta conveyors. Struktur Dermaga Sistem Dolhpin biasanya digunakan untuk:
1) Dermaga ferry untuk kapal jenis Ro-Ro
2) Dermaga untuk bulk untuk loading batu bara serta loading-unloading minyak.

Gambar 6: Jenis Dermaga Sistem Dolphin

Ciri-ciri Dermaga Sistem Dolphin adalah:


1. Kolam pelabuhan jauh dari garis pantai. Oleh karena itu dibuat jembatan penghubung antara
platform dengan terminal di darat.
2. Berdasarkan fumngsinya, struktur dermaga dibagi menjadi dua bagian:
a. Working platform (jetty head), digunakan untuk menempatkan peralatan bongkar muat (unloading
arms dan vapour return line arm), katup-katup pipa, dan lain-lain.
b. Berthing dolphins dan mooring dolphins, digunakan untuk bersandar dan mengontrol kapal yang
berlabuh.
3. Working platform (jetty head) tidak dirancang digunakan untuk menahan gaya horizontal yang
ditimbulkan kapala saat bersandar dan berlabuh seperti yang diterima oleh berthing (breasting)
dolphins dan mooring dolphins. Jetty head merupakan platform yang terdiri dari
loading/unloading arm, area perbaikan, bangunan perbaikan, jetty crane, menara kebakaran, jalan,
dan lainnya. Biasanya jetty head berukuran 20 x 30 m.
4. Approach bridge terdiri dari jalan darat dengan lebar 2,5-3,5 m, jaringan pipa, saluran perbaikan,
lampu penerangan, dan fasilitas lainnya. Panjang approach bridge ini bervariasi dan tergantung
kondisi sekitar sehingga bisa memcapai beberapa kilometer.
5. Berthing atau breasting dolphin berfungsi untuk menahan energi kinetik saat kapal bersandar,
menahan kapal selama angin pesisr bertiup, dan memperkuat spring lines dari kapal.
6. Mooring dolphins berfungsi untuk memperkuat mooring lines (breast dan stearn line) yang
melintang.

Panjang dermaga ditentukan oleh LOA kapal yang akan dilayani, seperti disebutkan dalam
panduan British Standard Code of Practise for Design of Fendering and Mooring System, yaitu:

1. Jika menggunakan 4 breasting dolphin, spasi antara breasting dolphin bagian terluar
(exterior) berjarak 0,3-0,4 LOA dari kapal terbesar. Untuk breasting dolphin bagian
dalam (interior) berjarak 0,3-0,4 LOA dari kapal terkecil.
2. Jika menggunakan 2 breasting dolphin, spasi antara breasting dolphin berjarak 0,3
LOA dari kapal terbesar.
3. Jika menggunakan bow dan stern line, spasi antara mooring dolphin terluar (exterior)
berjarak 1,35 LOA dari kapal terbesar.
4. Spasi antara mooring dolphin dalam (interior) berjarak 0,8 LOA dari kapal terbesar.
5. Jarak aman ujung-ujung dermaga adalah 10 m.

Breasting dolphin (berthing dolphin) diletakkan berhadapan langsung atau menempel dengan
badan kapal pada saat kapal bersandar. Mooring dolphin diletakkan dibelakang berthing line atau
garis sandar kapal, dengan jarak 34,5-49,5 m supaya mooring line tidak terlalu kendor.

Gambar 7: Dimensi Struktur Dermaga Sistem Dolphin


Sumber:
Triatmodjo, Bambang.Pelabuhan.2008.Yogyakarta: BETA OFFSET.

Anda mungkin juga menyukai