Abstrak
Berkembang stereotype bahwa Suku Akit yang bermukim di wilayah tertinggal, terpencil, dan
perbatasan (galciltas) merupakan komunitas adat yang introvert dan sangat antipati terhadap program
KB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan KB di Kecamatan Rupat Utara yang
merupakan wilayah bermukin Suku Akit dan merumuskan strategi pengembangan program KB
berbasis Komunitas Adat Tertinggal (KAT) Suku Akit. Data dikumpulkan melalui wawancara bebas
dan terpimpin, serta dokumentasi. Selanjutnya dianalisis dengan model analisis interaktif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari segi pelaksanaan program KB pada komunitas aadat Suku Akit,
teridentifikasi beberapa urgensi untuk melakukan intervensi khususnya dalam hal (a) provider KB,
(b) metode KB, (c) preferensi tentang nilai dan jumlah anak, (d) mitos dan tahayul, (e) tokoh panutan
yang berpengaruh/disegani, dan (f) pengetahuan, pemahaman dan motivasi KB dari PUS. Merujuk
pada urgensi temuan di lapangan tersebut, kajian ini memformulasikan model pengembangan
program KB yang berkelanjutan berbasis Komunitas Adat Suku Akit. Esensi utama dari model yang
ditawarkan adalah (a) penekanan akan pentingnya trust, commitment dan social network antara
formal dengan informal institution serta (b) perlunya dekonstruksi tujuan ber-KB di dalam komunitas
Suku Akit, utamanya pada kelompok Pasangan Usia Subur/PUS.
Kata Kunci: Suku Akit, Keluarga Berencana, kependudukan, mitos dan tahayul