Oleh
ASEP JULIANTO
NIM : 711210104
1. Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah
penambangan.Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air
yang berasal dari sumber air permukaan. Beberapa metode penyaliran Mine
drainage :
a. Metode Siemens
Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian ke
dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi
lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air
tanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang
ke luar daerah penambangan.
b. Metode Elektro Osmosis
Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen-
elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (disumur
besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan
pompa.
c. Small Pipe With Vacuum Pump
Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermiable (jumlah air sedikit)
dengan membuat lubang bor. Kemudian di masukkan pipa yang ujung
bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor
diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan
diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa
dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa
lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap ke dalam lubang bor.
2. Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air
hujan. Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut:
a. Sistem Sumuran Terbuka (Open Sump System)
Sistem ini dilakukan dengan cara air yang masuk kedalam tambang
dikumpulkan ke suatu sumuran (sump) yang dibuat didasar tambang kemudian
dari sumuran tersebut dipompa dan dialirkan dengan pipa untuk dikeluarkan
dari tambang. Sistem ini pada umumnya banyak digunakan pada tambang
terbuka.
b. Sistem Paritan
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah, yaitu
dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan. Pembuatan
parit ini bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju lokasi
penambangan. Air limpasan akan masuk ke saluran–saluran yang kemudian di
alirkan ke suatu kolam penampung atau di buang langsung ke tempat
pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
c. Sistem Adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka
yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang di buat dari tempat
kerja menembus ke shaft yang di buat disisi bukit untuk pembuangan air yang
masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal,
disebabkan oleh biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.
S
Xt X (Yr Yn )
Sn ........................................................................... (1)
Keterangan :
Xt = hujan harian maksimum dengan periode ulang yang telah di tentukan
2/3
R 24
I 24 ................................................................................ (2)
24 t
Keterangan :
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = waktu konsentrasi hujan (jam)
R24 = curah hujan maksimum (mm)
4. Air Limpasan
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas
permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran itu terjadi karena curah
hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik yang
disebabkan karena intensitas curah hujan atau faktor lain misalnya kelerengan,
bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi. Faktor-faktor yang
berpengaruh antara lain :
1. Curah hujan : Banyaknya curah hujan, intensitas curah hujan dan frekuensi
hujan
2. Tanah : Jenis dan bentuk toprografi
3. Tutupan : Kepadatan, jenis dan macam vegetasi.
4. Luas daerah aliran
Untuk memperkirakan debit air limpasan maksimal digunakan rumus
rasional yaitu :
Keterangan :
Q = debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2)
4. Sumuran
Sumuran tambang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air
dan lumpur sebelum dipompa ke luar tambang. Sumuran tambang dibedakan
menjadi dua macam yaitu sumuran tambang permanen dan sementara. Sumuran
tambang permanen adalah sumuran yang berfungsi selama penambangan
berlangsung, dan umumnya tidak berpindah tempat. Sedang sumuran sementara
berfungsi dalam rentang waktu tertentu dan sering berpindah tempat. Dalam
menentukan luasan sumuran yang di perlukan adalah dengan cara menghitung
volume air yang masuk kedalam tambang dikurangi dengan volume air yang akan
dipompa keluar dari tambang.
5. Saluran Penyaliran
Saluran penyaliran berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air
ketempat pengumpulan (kolam penampungan) atau tempat lain. Bentuk
penampang saluran umumnya dipilih berdasarkan debit air, tipe material serta
kemudahan dalam pembuatannya. Dalam merancang bentuk saluran penyaliran
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
dapat mengalirkan debit air yang direncanakan
mudah dalam penggalian saluran
kecepatan air yang tidak merusak saluran (terjadi erosi)
kecepatan air tidak menyebabkan terjadinya pengendapan
mudah dalam proses pemeliharaan.
Perhitungan kapasitas pengaliran suatu saluran air dilakukan dengan rumus
Manning sebagai berikut:
Keterangan:
Q = Debit (m3/detik)
R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Kemiringan saluran (%)
A = Luas penampang basah (m2)
n = Koefisien kekasaran manning
6. Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan adalah suatu daerah yang dibuat khusus untuk
menampung air limpasan sebelum dibuang langsung menuju daerah pengaliran
umum. Sedangkan kolam pengendapan untuk daerah penambangan adalah kolam
yang dibuat untuk menampung dan mengendapkan air limpasan yang berasal dari
daerah penambangan maupun daerah sekitar penambangan. Nantinya air tersebut
akan dibuang menuju tempat penampungan air umum seperti sungai, maupun
danau.
Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan lumpur-lumpur atau
material padatan yang bercampur dengan air limpasan yang disebabkan adanya
aktivitas penambangan. Selain itu, kolam pengendapan juga dapat berfungsi
sebagai tempat pengontrol kualitas dari air yang akan dialirkan keluar kolam
pengendapan, baik itu kandungan materialnya, tingkat keasaman ataupun
kandungan material lain yang dapat membahayakan lingkungan.
Dengan adanya kolam pengendapan diharapkan semua air yang keluar dari
daerah penambangan benar-benar air yang sudah memenuhi ambang batas yang
diijinkan oleh pemerintah, sehingga dapat mencegah pencemaran lingkungan dan
tidak ada komplain dari masyarakat.
7. Pompa
Pompa berfungsi untuk mengeluarkan air dari tambang. Sesuai dengan
prinsip kerjanya, pompa dibedakan atas:
1. Reciprocating Pump
Bekerja berdasarkan torak maju mundur secara horizontal didalam silinder.
Keuntungan jenis ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan umumnya dapat
mengatasi kebutuhan energi (julang) yang tinggi. Kerugiannya adalah beban yang
berat serta perlu perawatan yamg teliti. Pompa jenis ini kurang sesuai untuk air
berlumpur karena katup pompa akan cepat rusak. Oleh karena itu jenis pompa ini
kurang sesuai untuk digunakan di tambamg.
2. Centrifugal Pump
Pompa ini bekerja berdasarkan putaran impeller didalam pompa. Air yang
masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal yang terjadi air akan
dilemparkan dengan kuat kearah lubang pengeluaran pompa. Pompa jenis ini
banyak digunakan di tambang karena dapat melayani air berlumpur, kapasitasnya
besar, dan perawatannya lebih muda.
3. Axial Pump
Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial (sejajar poros) melalui
kipas. Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-baling kapal. Pompa ini dapat
beroperasi secara vertikal maupun horizontal. Jenis pompa ini digunakan untuk
julang yang rendah.
Keterangan :
H = Head total pompa (m)
hs = Head statis pompa (m)
hp = Beda head tekanan pada kedua permukaan air (m)
hf = Head untuk mengatasi berbagai hambatan pada pompa dan pipa (m)
(V2/2g) = Head kecepatan (m).
g = Percepatan gravitasi (9,8m/dtk²)
Kajian Pustaka
Pada tahapan ini akan dilakukan kajian terhadap buku-buku teks, jurnal,
yang relevan dengan materi kerja praktek ini. Kegiatan ini dilakukan sebelum dan
selama berlangsungnya kegiatan kerja praktek ini, baik itu di lapangan maupun
saat melakukan analisis data.
Kegiatan Lapangan dan Analisis Data
Kegiatan lapangan meliputi kegiatan ikut langsung di lapangan untuk kajian
penyaliran tambang dan pengambilan data-data lapangan yang relevan, yang
untuk selanjutnya diolah dan dianalisis di kantor.
Pembuatan laporan dan Seminar laporan
Kegiatan ini merupakan tahap akhir, semua hasil penelitian akan disajikan
dalam bentuk laporan tertulis yang disusun secara sistematis dan teratur sesuai
dengan acuan/ kode etik tulisan ilmiah. Kegiatan penyusunan laporan dan seminar
laporan dilakukan selama 4 (empat) minggu di lingkup perusahaan tambang, yang
selanjutnya akan dipresentasikan di lingkup akademik Jurusan Teknik
Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
BULAN
Kegiatan Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Kajian
Pustaka
Kegiatan
Lapangan
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan
Catatan : Jadwal dapat disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan dari pihak
perusahaan PT. GARDA TUJUH BUANA.
VII. PENUTUP
pertimbangan bagi pihak Human Resources Department (HRD) PT. Garda Tujuh
Buana. Besar harapan agar kiranya proposal ini dapat disambut dengan senang
Rudi Sayoga Gautama, 1999, Diktat Kuliah Sistem Penyaliran Tambang, ITB,
Bandung.
VIII. MAHASISWA PENELITI
DATA DIRI
PENDIDIKAN
PENGALAMAN PRAKTEK
KUALIFIKASI KHUSUS
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya dan sebenar-
benarnya.
Asep Julianto