111
B. Gambaran Umum
1. Keadaan Umum
Rumah sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh terletak di kelurahan Cipondoh, kecamatan Cipondoh, Kota
Tangerang. Berada dilokasi yang cukup strategis yaitu kawasan pemukiman, serta didukung denga sarana transportasi yang
baik merupakan nilai tambah dari rumah sakit ini’
2. Fisik bangunan
Secara umum PKU muhammadiyah terdiri dari bangunan dengan luas lahan yang ada sebesar 2.240 m2 dengan luas
bangunan 225,32 seluas 1007,32 dan lahan parkir seluas 225,32 m2. Kemungkinan pengembangan adalah lahan kosong
dibelakang dan samping kiri rumah sakit. Bangunan Rsia PKU Muhammadiyah didalam penataan fungsi dan Zoningnya
disesuaikan dengan Permenkes RI No 56 tahun 2014.
3. Struktur Organisasi
Untuk mewujudkan fungsi dan syariah Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cabang Cipondoh, Badan Pelaksana Harian
RSIA membentuk Komite Etik dan Syari’ah yang bertugas mendukung Struktur Organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah Cabang Cipondoh yang tentunya dalam SK BPH Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cabang
Cipondoh Nomor : 39/KEP/III.0/D/2014 tanggal 13 Jumadil Akhir 1435 H Yang bertepatan dengan tanggal 13 April 2014 M. Struktur
Organisasi Eumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cabang Ciondoh dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu 2
(Dua) orang Manager yai
111
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PKU MUHAMMADIYAH CIPONDOH
MAJELIS
KESEHATAN
BPH
DIREKTUR
SPI
KOMITE MEDIK TIM ANTI FRAUD
KOMITE KEPERAWATAN TIM CASEMIX
KOMITE PPI TIM PONEK
TIM FARMASI DAN TERAPI BINROH
111
KETERANGAN :
STRUKTUR ORGANISASI RSIA PKU MUHAMMADIYAH CIPONDOH
NO JABATAN NAMA
4. Pelayanan
a. Pelayanan Medis
1) Dokter Umum
2) Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
3) Dokter Spesialis Anak
4) Dokter Spesialis Penyakit Dalam
5) Dokter Spesialis Bedah
6) Dokter Gigi Umum
7) Dokter Spesialis Anestesi
8) Dokter Spesialis Radiologi
111
b. Pelayanan Penunjang Medis
1) Instalasi Farmasi
2) Instalasi Laboratorium
3) Instalasi Radiologi
c. Pelayanan Keperawatan
1) Rawat Inap Ibu dan Anak
2) Rawat Inap Dewasa Laki-laki
111
kepuasan pelanggan a. Akreditasi
a. Menerapkan konsep program mutu dalam proses,
melalui akreditasi standar SNARS
edisi 1
1) Tersusunnya SOP Pelayanan dan
Standar Pelayanan Medis b. Tidak
2) Terbentuknya Tim Mutu dan Tim terlaksana
Audit RS dipertengahan tahun Penyusunan
2013 SOP sebagian
3) Terakreditasinya RS sesuai standar sudah
yang baru terlaksana
b. Meningkatkan dan melengkapi
fasilitas sarana dan prasarana untuk c. Pembangunan
pelayanan umum Ged. Baru
1) Penyelesaian perbaikan fisik rumah 2019
sakit Pengadaan
2) Penambahan alat kesehatan dan USG 4 D,
fasilitas untuk menunjang melengkapi
pelayanan yang sudah ada alat
laboratorium,
SIRS belum
optimal
111
kesejahteraan karyawan
a. Meningkatkan kompetensi karyawan
1) Tersusunnya program pendidikan Terpenuhi
dan pelatihan berkelanjutan bagi sebagian
seluruh SDI pada tahun 2015 dan (pendidikan
jangka panjang hingga tahun 2020 dokter
yang terkait dengan pelayanan spesialis)
pasien
2) Tersusunnya standar kompetensi Tidak
karyawan pada Maret 2017 terwujud
3) Pembuatan monitoring dan evaluasi
prosedur pelayanan “Service Tidak
Excellent” bai seluruh karyawan konseptual
pada April 2017 dan
4) Penyelesaian pembuatan job konsisten
description bagi semua karyawan
RS baik struktural dan fungsional Tidak
b. Meningkatan kesejahteraan dan terlaksana
komitmen karyawan
1) Peningkatan kesejahteraan seluruh
karyawan RS melalui beberapa
rencana program kegiatan
2) Terjaminnya kesejahteraan Belum
karyawan RS yang berimbang optimal
dengan baik dan kewajiban yang
dimiliki tahun 2013
Belum
optimal
111
Gambar 5. Bagan Rantai Nilai
(Porter dalam Swayne, dkk., Strategic Management of Health Care
Organization, 2006)
111
2. Aktifitas Pendukung terdiri atas :
a. Budaya Organisasi
Ini penting untuk mengukur apakah budaya organisasi di
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cabang Cipondoh
mampu mendukung pencapaian Visi serta target yang telah ditetapkan.
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah Cabang Cipondoh diharapkan mampu secara
fungsional mengorganisir sumber daya untuk pencapaian visi dan
target rumah sakit.
c. Sumber Daya Strategis
Sumber daya strategis yang dimaksud meliputi SDI (Sumber
Daya Insani), keuangan dan inventory (persediaan), teknologi, sarana
dan prasarana
111
satu kota dengan kepadatan penduduk sebesar 11.659 jiwa/km2
dimana kecamatan Cipondoh merupakan kecamatan terpadat
no 2 dikota Tangerang
RSIA PKU Muhammadiyah Cabang Cipondoh tepat
berada di kelurahan Cipondoh, posisi ini sesungguhnya akan
sanggup meraih pasar pesaing khususnya yang berada dalam
jangkauan radius terdekat.
Informasi tentang RSIA PKU Muhammadiyah belum
sampai ke masyarakat secara optimal, padahal letak RSIA
PKU Muhammadiyah Cipondoh sangat menguntungkan dan
strategis di pusat jalan dan perlu mendapat perhatian yang
serius.
Selanjutnya bila ditinjau dari aksesibilitas, rumah sakit
berada pada posisi yang mudah diakses dari berbagai arah.
Namun belum menjadi kekuatan dalam menangkap peluang
pasar.
b) Product dan Pricing
Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah cabang Cipondoh
dapat dilihat dari questioner yang diberikan kepada pasien yang
mendapatkan layananan di RSIA PKU Muhammadiyah
Cipondoh. hasilnya Menunjukan bahwa persepsi pelanggan
terhadap kualitas dibandingkan harga yang harus dibayar
relative baik. Namun bila dibandingkan dengan rumah sakit
lain masih kalah bersaing.
c) Promotion
RSIA PKU Muhammadiyah Cipondoh telah berupaya
melakukan promosi melalui saluran komunikasi online (e-
marketing) maupun offline. Adapun media online yang
digunakan diantaranya website, facebook, whatsapp group dan
email dan media offline seperti spanduk, banner dan poster.
111
Tabel......
Kegiatan Marketing
BULAN KEGIATAN
Mei Khitanan Masal dengan jumlah peserta 20 anak tahun 2016 didalam
Rumah sakit
Maret Baksos pemeriksaan kesehatan dan gula darah ke STIE ahmad dahlan
tahun 2018
April Promosi pelayanan pasien BPJS ke ranting Petir,cipondoh,poris 2018
b. Proses Pelayanan
Kinerja Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah
Cabang Cipondoh pada periode tahun 2011 s/d 2015 dapat dilihat
sebagai berikut :
111
1) Kinerja Instalasi Gawat Darurat (IGD)
KUNJUNGAN 2011 2012 2013 2014 2015
PASIEN
IGD
3,935
3,093 5,069 6,033 3,136
Sumber : Rekam Medis
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa kunjungan IGD
mengalami fluktuasi. Tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami
penurunan kemudian mengalami peningkatan sampai tahun 2014
dan pada tahun 2015 mengalami penurunan.
hal ini terjadi karena lokasi Rumah Sakit Ibu dan Anak
PKU Muhammadiyah Cipondoh yang cukup strategis.
Pada tahun 2014 ke 2015 mengalami penurunan karena
adanya pelayanan BPJS, dimana perusahaan-perusahaan baik
swasta maupun negeri wajib mendaftarkan karyawannya untuk
BPJS.
Oleh karena itu penerimaan peserta BPJS pada rumah sakit
dapat dijadikan sebagai fokus kerjasama.
111
Mulut 3,221 3,148 3,293 3,619 3,921
Jumlah
60,67 62,45 60,92 56,16 51,50 10 - -
Kunjung -8%
5 8 0 3 1 % 2% 8%
an
Sumber : Rekam Medis
Berdasarkan data kunjungan Rawat Jalan di atas selama
periode 2015 sampai dengan 2017 secara umum mengalami
penurunan sebesar 2% di tahun 2013, 8% di tahun 2014 dan 8% di
tahun 2015, kecuali kunjungan rawat jalan di tahun 2015 naik
sebesar 10%. Beberapa klinik mengalami kenaikan seperti Klinik
Bedah, Gigi dan Mulut.
Penurunan kunjungan pasien rawat jalan ini disebabkan
karena :
1) Jam praktek layanan klinik yang pendek
2) Ketidakdisiplinan waktu jam praktek dokter
3) Adanya dokter yang mengundurkan diri, seperti dokter
Kebidanan (Wanita) dan 1 dokter Anak
4) Utilisasi ruang poliklinik belum optimal
5) Adanya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
3) Kinerja Rawat Inap
a) Jumlah Tempat Tidur
Kapasitas rawat inap pada tahun 2015 berjumlah
tempat tidur. Distribusi jumlah tempat tidur adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Distribusi Tempat Tidur Berdasarkan Kelas (2011-
2015)
JENIS 201 201 201 201 201
% % % % %
KELAS TT 1 2 3 4 5
PERAWATAN UMUM
VIP 2 3% 2 3% 2 3% 6 7% 6 7%
10 18
I 9% 9% 18%
6 % 6 6 16 % 16
19 19 19 18
II 18%
12 % 12 % 12 % 16 % 16
III 31 50 31 48 31 48 35 40 35 40%
111
S % % % %
PERAWATAN
u KHUSUS
ICU 3 5% 3 5% 3 5% 3 3% 3 3%
m
PERINATO 13 16 16 11
11%
LOGI
b 8 % 10 % 10 % 10 10 %
ISOLASI - 0% - 0% - 0% - - 1% 1%
e
TOTAL 62 64 64 87 87
r Data : Rekam Medis
111
Pada tahun 2011 s/d tahun 2015 komposisi tempat tidur
kelas III sebesar 40% s/d 50%, hal ini kurang menguntungkan
ditinjau dari aspek bisnis.
111
menunjukkan rata-rata pemanfaatan tempat tidur masih rendah dan
belum efisien.
111
a. Kinerja Pelayanan Penunjang Medis
TAHUN PROSENTASE
UNIT SAT
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019
1. Laboratoriu Pem
32,268 37,822 39,796 - 17%
m
Tdk
2. Fisioterapi 30.05 30.06 25.06 - - -
Pem
3. Radiologi -
Jumlah
39,913 40,678 49,301 - 2%
Keseluruhan
Catatan : Data Fisioterapi 2012 tidak tersedia Sumber
: Rekam Medis
111
Grafik .... Prosentase Jenis Operasi tahun 2011 s/d 2015
60%
50%
40% 35%
30%
26% 24% 26%
30%
20%
10%
0%
2011 2012 2013 2014 2015
ELEKTIF CITO
1) Klasifikasi Operasi
TAHUN PROSENTASE
N URAI
O AN 201 201 201 201 201 201 RATA
2012 2013 2014 2015
1 1 2 3 4 5 -2
1 Ringan - 2 2 - - - 0% 0% 0% 0% 0%
2 Sedang - 78 74 59 77 - 6% 6% 5% 7% 6%
92%
1,13 92 92 93 90
3 Besar - 1,15 1,15 969 -
5 % % % %
0 0
2%
4 Khusus - 18 25 36 - 2% 2% 2% 3%
18
Jumla 1,23 1,24 1,23 1,08 100%
-
h 3 4 4 2
Catatan : Data Tahun 2011 tidak tersedia Sumber :
Rekam Medis
111
Berdasarkan data di atas prosentase klasifikasi operasi
masih didominasi dengan jenis tindakan operasi besar rata-rata
sebesar 92% dan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
111
c) Adanya dokter yang mengundurkan diri, seperti dokter
Kebidanan (Wanita) dan dokter senior yang sudah dikenal
masyarakat.
d) Adanya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
68%
70% 65%
60% 60% 62%
60%
50%
40%
30% 20% 20% 21% 20%
18% 19% 17%
20% 15% 13% 14%
10% 2% 1% 2% 2% 1%
0%
2011 2012 2013 2014 2015
111
b. Kinerja Pelayanan Farmasi
111
1,814 1,227 909
Jumlah 89,02 89,67 81,94 100
Keseluruhan 4 1 7 %
Sumber : Rekam Medis
Berdasarkan data di atas prosentase Jenis Penjamin Pasien
didominasi dengan jaminan PRIBADI rata-rata sebesar 80% dan dapat
dilihat pada grafik di bawah ini
Grafik .... Prosentase Nama Penjamin Pasien tahun 2013 s/d 2015
3. Pasca Pelayanan
a. Audit Medik
Dalam peraturan perundang-undangan tentang perumahsakitan, pelaksanaan audit
medik dilaksanakan sebagai implementasi fungsi manajemen klinik dalam rangka
tata kelola klinik yang baik di rumah sakit. Tujuan audit medik terkait dengan
upaya peningkatan mutu dan standardisasi, adalah tercapainya pelayanan prima di
rumah sakit. Kegiatan audit medik dilakukan untuk mengevaluasi mutu pelayanan
medik, untuk mengetahui penerapan standar pelayanan medik, untuk melakukan
perbaikan-perbaikan pelayanan medik sesuai dengan kebutuhan pasien dan
standar pelayanan medik.
111
Upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan medik di Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring adalah dengan melakukan kegiatan bedah kasus
secara rutin. Kasus medik yang dibahas adalah kasus yang dianggap penting atau
bermasalah dalam tata kelolanya.Dari kegiatan bedah kasus tersebut dihasilkan
rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan selanjutnya.
Adapun pelaksanaan audit medik secara terstruktur sesuai dengan metode audit
medik yang baku/terstruktur belum pernah dilaksanakan di RSMTP.
SK Pembentukan Tim Audit Medis
Versi 1 : sudah ada rapat perdana ,kegiatannya bedah kasus ( ketua dr Chamim )
setelah itu tidak ada follow up lagi
Versi 2 : Belum ada pertemuan , rencanaa program lagi oleh ketua Dr Khaira
Uthia
Bedah kasus di SK kan pada saat diketuai oleh Dr Syahrendra dengan kegiatan
bedah kasus dan siang klinik setiap minggunya
b. Audit Keperawatan
Salah satu tugas komite keperawatan dalam fungsinya memelihara mutu profesi
seperti termuat dalam Permenkes No. 49 tahun 2013 Pasal 11ayat (3) adalah
melakukan audit keperawatan dan kebidanan. Persoalan di rumah sakit, standar
audit yang digunakan rata-rata masih mengacu pada standar audit yang
dikeluarkan Departemen kesehatan tahun 1997.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien, maka harus dilakukan audit
keperawatan. Audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional
terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Audit
keperawatan sangatlah penting karena kekurangan dalam pelayanan keperawatan
dapat mengancam jiwa dan kehilangan nyawa pasien. Dan terpenting dari audit
keperawatan ini adalah interpretasi secara profesional tentang faktor-faktor yang
ditemukan dan mempengaruhi standar pelayanan pasien.
Depkes telah menetapkan bahwa dalam melakukan evaluasi untuk mengetahui
kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah dengan mengguanakan
111
Instrumen A, B, C. Dimana Instrument A digunakan untuk mengetahui
kelengkapan dokumentasi proses keperawatan di setiap ruangan, Instrumen B
digunakan untuk mengetahui indikator kepuasan pelayanan pada pasien yaitu
dengan mengetahui sebarapa besar kepuasan pasien dari pelayanan keperawatan
yang ada. Sedangkan untuk mengetahui kesesuaian tindakan keperawatan
diruangan dengan SPO adalah menggunakan Instrumen C.
Untuk melaksanakan Audit keperawatan diperlukan wadah / struktur yang
diharapkan dapat mengorganisir kegiatan audit tersebut, wadah ini bisa Bidang
Keperawatan, komite Keperawatan, Gugus Mutu, Panitia Peningkatan Mutu
Keperawatan dan lain-lain. Saat ini pelaksanaan Audit keperawatan di RS
Muhammadiyah secara terstruktur belum pernah dilaksanakan
c. Audit Manajemen
Untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja suatu organisasi , audit manajemen
adalah kegiatan yang mutlak diperlukan. Audit manajemen adalah investigasi dari
suatu organisasi meliputi semua aspek kegiatan manajemen dari level yang paling
tinggi sampai terendah yang bertujuan untuk menilai efektivitasnya atau dari segi
profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya.
4. Budaya Organisasi
Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn
(2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai
yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari
anggota organisasi itu sendiri. Sementara menurut Tosi, Rizzo, Carroll
seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah
cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu
yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
Budaya organisasi memiliki peran yang sangat besar dalam mencapai
tujuan organisasi (Wirawan, 2007). Dalam konsep kerangka rantai nilai
(value chain) dari Porter, budaya organisasi merupakan salahsatu unsur
111
penting sebagai aktifitas pendukung yang menjadi tumpuan bagi kegiatan
utama sebiah organisasi dalam mencapai tujuan.
Ada 4 (empat) type budaya organisasi (menurut Quine....), yakni
budaya Klan, Adhcoracy, Market oriented dan Hirarchy. Masing-masing
type memiliki ciri sendiri, namun pada kenyataannya sebuah organisasi
dapat memiliki budaya yang merupakan perpaduan dari keempat type
diatas.
Survey yang dilakukan pada periode Mei 2016, menunjukkan bahwa
budaya organisasi di RS Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh
adalah sebagai berikut :
Budaya organisasi di tingkat rumah sakit menunjukkan budaya
CLAN yang lebih lebih kuat dengan diimbangi budaya HIRARCHY dan
MARKET, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
20.00
15.00
10.00
5.00
HIRARCHY - ADHOCRACY
MARKET
111
Actual Harapan CLAN
20
15
10
HIRARCHY 0 ADHOCRACY
MARKET
111
CLAN
Actual Harapan 35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
HIRARCHY - ADHOCRACY
MARKET
111
Struktur organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah Cipondoh masih menganut struktur hirarki dan telah
banyak mengalami perubahan dalam 5 tahun terakhir,perubahan yang
terjadi disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit.
Perubahan di level manajer adalah penambahan Manajer
Pengembangan Bisnis dan Litbang pada periode Direksi terbaru,dibawah
manajer ini ada Bidang Marketing, Litbang dan UPT IT.
Dalam pelaksanaannya penambahan manajer baru belum dirasakan
dampak yang signifikan,misalnya marketing belum menjangkau program-
program dari rawat jalan. Pemanfaatan alat kesehatan investasi masih
belum maksimal dalam pemasarannya. Banyak produk-produk unggulan
yang belum signifikan peningkatannya.
Manajer yang lainnya yaitu manajer Umum dan SDI banyak terjadi
kendala di dalam kegiatan sehari-harinya. Dibawah manajer ini ada 5
bidang yaitu Bidang SDI dan Kesra, Bidang Diklat, Sekretaris Direktur
dan TU, IPSRS dan Rumah tangga. Manajer Umum dan SDI memilliki
rentang kontrol yang sangat luas sehingga dapat dilihat beban kerja yang
sangat berat ditanggung oleh manajer ini. Beban Kerja bidang-bidang
dibawah manajer ini dirasa belum bisa sinergi dengan pelayanan. Sehingga
seringkali menghambat kegiatan pelayanan.
Untuk fungsi logistik lainnya seperti perencanaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, penghapusan belum dilaksanakan
sepenuhnya, lebih banyak melakukan tugas fungsi pembelian saja.
Kebijakan Direktur tentang unit ini juga belum ada terkait tugas
pokok dan fungsi unit logistik. Untuk Tim Purchasing dalam
pelaksanaannya sebagian fungsi sudah dijalankan yaitu terdiri dari
perwakilan dari berbagai unit yang terkait dengan pembelian suatu barang,
berkumpul merumuskan dan merekomendasikan pembelian barang
tertentu ke Direktur. Unit logistik disarankan berada dibawah manajer
umum. Karena pekerjaan yang dilakukan rutinitas saja. (saran
untuk dihilangkan)
111
Struktur lain yang masih belum berfungsi maksimal adalah SPI
(Satuan Pengawas Internal). SPI melakukan tugas yaitu mengaudit
keuangan, audit SDI, audit logistik dan inventarisasi harta rumah sakit.
Audit manajemen dan Audit medis belum dilakukan oleh unit ini. Khusus
Audit medis dilakukan oleh Tim Mutu rumah sakit.
Dari uraian diatas, Struktur diatas belum cukup efektif dan efisien
dalam menghadapi tantangan rumah sakit ke depan.
Jenis Kelamin
Laki-laki
31%
Perempuan
69%
Laki-laki
Perempuan
111
2) Sebaran Ketenagakerjaan
Tabel….
Perkembangan Sebaran Jenis Tenaga
NO JENIS TENAGA 2015 2016 2017 2018 2019
1 Medis (Dokter Tetap)
a. Spesialis
b. Umum
c. Gigi dan Mulut
2 Medis (Dokter Tidak Tetap)
a. Paruh Waktu (Spesialis)
b. Dokter Jaga/Umum
c. Gigi dan Mulut
3 Perawat
4 Bidan
5 Penunjang Medis
6 Non Medis (Administrasi)
JUMLAH
Sumber : Bagian SDI 2016
Grafik ….. Perkembangan Jumlah Karyawan
400
350 341 343
319
300 293
284
250
200
150
100
50
0
2011 2012 2013 2014 2015
111
137 133
150 122
106 112
91 90
100 75 79
70
49 52 57
46 43
50 24 22 23 23 22
0
2011 2012 2013 2014 2015
111
Grafik 3. Komposisi Tenaga Medis dan Non Medis
120.00%
100.00%
80.00% 58.06%
59.36% 59.73% 59.87% 57.14%
60.00%
40.00%
0.00%
2011 2012 2013 2014 2015
111
Grafik 4. Status Karyawan
250
200 216
203 210 207
191
150
100
50 77 77
55
0 40 9 45 19 10 18
0
2011 2012 2013 2014 2015
KARYAWAN TETAP KARYAWAN KONTRAK
KARYAWAN ORIENTASI
Sumber : Bagian SDI 2016
Dari data (Tabel 3 dan Grafik 4 ) di atas antara tahun 2011
sampai tahun 2014 terjadi peningkatan karyawan tetap, hal ini
sesuai dengan peraturan tenaga kerja tentang pengangkatan
karyawan yang telah menjalani kontrak selama dua tahun dan
memenuhi persyaratan untuk diangkat menjadi karyawan tetap.
Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan karyawan tetap dan
kontrak, hal ini disebabkan beberapa karyawan mengajukan
pengunduran dirinya. Tenaga orientasi mengalami kenaikan
terutama pada tahun 2015, hal ini disebabkan penerimaan
karyawan baru untuk menggantikan karyawan tetap atau kontrak
yang keluar.
Terjadi peningkatan tenaga bantu pada tahun 2015 sesuai
dengan adanya penambahan jumlah tempat tidur perawatan dan
peningkatan pelayanan di bagian penunjang.
4) Proporsi Karyawan Tetap
Tabel 4. Proporsi Karyawan Tetap
KARYAWAN
JUMLAH %
TETAP
Medis 137 62,27
Non Medis 83 37,73%
Jumlah 220 100%
111
Sumber : Bagian SDI 2016
Tabel 4 menunjukkan data tahun 2016 menjelaskan
proporsi antara karyawan tetap medis dan non medis, yaitu
dengan rasio 1.65:1.
5) Pendidikan Karyawan
Tabel 5. Gambaran Jenjang Pendidikan Karyawan RS
NO PENDIDIKAN 2016 2017 2018 2019 2020
1 S3
2 S2 2 2 2 2 2
3 S1 5 5 6 5 5
4 D4 2 2 2 2 2
5 D3 50 51 55 55 55
6 SMA 10 10 10 10 10
7 SD-SMP 14 14 12 13 13
TOTAL 246 252 274 303 302
Sumber : Bagian SDI 2016
Dari data ( Tabel 5) di atas pola penyebaran tingkat
pendidikan karyawan di Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
muhammadiyah Cipondoh relatif sama dimana paling banyak
masih dari lulusan D3, diikuti lulusan SMA sederajat.
Terjadi peningkatan jumlah S1 menjadi 36 orang dengan
selesainya beberapa perawat melanjutkan pendidikan profesi
perawat, dan lebih banyaknya karyawan S1 yang diterima di
bagian umum. Terdapat penambahan karyawan dengan
pendidikan SMA di tahun 2015 karena adanya pengangkatan
tenaga pekarya menjadi karyawan rumah sakit.
111
6) Sebaran Profesi Tenaga Kerja dengan Tingkat Pendidikan
Tabel 6. Sebaran Profesi Tenaga Kerja dengan Tingkat
Pendidikan Tahun 2015 `
NO PROFESI SD SMP SMA D3 S1 S2
1 Dokter Spesialis 11
2 Dokter umum 11 1
3 Dokter gigi 5
4 Perawat 4 67 3 1
5 Bidan 52
6 Laboratorium 8 2
7 Radiografer 4
8 Farmasi 14 1 1
9 Fisioterapis 2 1
10 Gizi 1 6 1 1
11 Keuangan 8 10 17 1
12 Rekam Medis 4 2 1
13 IPSRS 5 3
14 Sanitasi 1
15 K3RS 1
16 Non Medis 3 7 23 10 8 1
TOTAL 4 7 73 151 52 15
Sumber : Bagian SDI 2016
Dari data di atas ( Tabel 6 ) terlihat bahwa masih cukup
banyak karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah Cipondoh dengan pendidikan dibawah diploma.
Hal ini merupakan tantangan bagi Rumah Sakit Ibu dean Anak
PKU Muhammadiyah Cipondoh untuk dapat meningkatkan
tingkat pendidikan karyawannya.
7) Turn Over Karyawan
Tabel 7. Turn Over Karyawan
2011 2012 2013 2014 2015
3.61% 6.44% 7.22% 11.09% 13.22%
Sumber : Bagian SDI 2016
111
Grafik 5. Angka Turn Over Karyawan
50
0
2011 2012 2013 2014 2015
Masuk Keluar
111
Dokter Umum n/a n/a 2
JUMLAH n/a n/a 19 33 39
Sumber: Bagian SDI 2016
Tabel 9. Alasan Karyawan Keluar
ALASAN 2013 2014 2015
Pindah kerja 13 21 22
Alasan keluarga/Pribadi 5 11 11
Peraturan RS 1 1 2
Pensiun 4
JUMLAH 19 33 39
Sumber: Bagian SDI 2016
Data tabel 8 dan tabel 9 menunjukkan bahwa karyawan
yang keluar adalah profesi bidan dan perawat. Penyebab
banyaknya profesi bidan dan perawat yang keluar adalah
banyaknya dibuka Rumah Sakit baru, atau lowongan kerja sebagai
PNS. Hal ini sesuai dengan alasan terbanyak karyawan keluar
adalah pindah kerja. Alasan terbanyak kedua adalah alasan
keluarga dan pribadi seperti menjadi IRT, sakit atau melanjutkan
sekolah.
8) Masa Kerja Karyawan
Tabel 6. Gambaran Lamanya Masa Kerja Karyawan RS
Gambaran 2011 2012 2013 2014 2015
Lamanya
Masa
NO
Kerja Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah
Karyawan
RS
1 >30 tahun 1 0.4% 2 0.7% 3 1.0% 3 1
20 – 29
2 24 9.8% 25 9.9% 30 10.9% 39 12.9% 42 13
tahun
10 – 20
3 64 26.0% 67 26.6% 73 26.6% 82 27.1% 78 25
tahun
0 – 10
4 158 64.2% 159 63.1% 169 61.7% 179 59.1% 179 59
tahun
JUMLAH 246 100% 252 100% 274 100% 303 100% 302 10
Sumber : Bagian SDI 2016
111
Grafik 6. Masa Kerja Karyawan
70.0%
64.2% 63.1% 61.7%
59.1% 59.3%
60.0%
50.0%
40.0%
111
dan baru digantikan
satu orang, masih
butuh spesialis
Radiologi, Rehab
Medis dan Bedah
Saraf
Dokter Gigi
3 3 100%
Spesialis
Perawatan Kekurangan tenaga :
sebelas orang di
IGD, satu orang di
12 10 94.7%
Rajal, empat belas di
Ranap, dua orang di
Perina
Penunjang Medis 19 orang tenaga
12 9 90.% farmasi belum
lengkap STRnya
Gizi Masih kurang tenaga
cook, dan cook
1 1 88.9%
helper
111
ditingkatkan pendidikan karyawan yang masih lulusan SMA atau
setara.
111
Pelatihan Analisa Keuangan, Pelatoihan Zakat dan Bimbingan
KARS.
7 Pembayaran Dimuka - -
JUMLAH AKTIVA
LANCAR
II AKTIVA TETAP
1 Tanah
2 Gedung dan bangunan
3 Aktiva Medis
4 Kendaraan
5 Aktiva Non Medis
6 Software
Akt. Dalam Penyel.
7 Gedung
Akt. dalam Penyel.
8 Genset - - -
Akt. dlm. Penyel. Non
9 Medis - -
Akumulasi
10 Penyusutan ,
JUMLAH AKTIVA
TETAP
TOTAL AKTIVA
111
V LIABILITAS
LIABILITAS
A JK.PENDEK
1 Hutang Usaha
Uang Muka Pasien
2 Ranap
3 Hutang Lain-Lain
JML. KEWAJIBAN
LANCAR
LIABILITAS JK
B PANJANG
1 Utang Bank
2 Utang Pihak Ketiga
JML. KEW.
JK.PANJANG
TOTAL HUTANG
VI MODAL
Modal Setor
Modal Sumbangan
Laba/Rugi Ditahan
Laba/Rugi Tahun
Berjalan
JUMLAH MODAL
TOTAL AKTIVA
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
2) Rugi Laba
TAHUN
NO URAIAN
2015 2014 2013 2012 201
PENDAPATAN
OPERASIONAL
1. Pendapatan Rawat Jalan
2. Pendapatan Rawat Inap
3. Pendapatan Penunjang
I Medis :
a. Pendapatan Instalasi
Farmasi
b. Pendapatan Instalasi
Larofi
4. Pendapatan Penunjang
111
Lainnya
Pendapatan Operasional
Bruto
Selisih Penagihan
Pendapatan Operasional
Netto
BEBAN POKOK
PELAYANAN
1. Bahan
2. Pegawai
II
3. Overhead
Beban Pelayanan
Surplus Hasil Usaha
Pokok
PENDAPATAN DAN
BIAYA LAIN-2
III 1. Pendapatan lain-
lain
2. Biaya Lain-lain
SELISIH PEND. &
BEBAN LAIN-LAIN
SURPLUS HASIL
IV
USAHA SBLM PAJAK
SURPLUS HASIL
IV
USAHA STL PAJAK
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
111
Tabel ……
Perbandingan Current Ratio
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
ALAT PINJAMAN YANG CURRENT
TAHUN LIKUID HARUS SEGERA RATIO
DIBAYAR
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Current Ratio mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2011 sebesar 109% menjadi
117% pada tahun 2012, meningkat lagi menjadi 142% tahun
2013, 155% tahun 2014 dan 168% tahun 2015. Rata-rata
Current Ratio Industri adalah di atas 150% maka kemampuan
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh
dalam membayar kembali pinjaman yang harus
dibayarkan dengan menggunakan Asset Lancar semakin
LIKUID.
b) Quick Ratio
Rasio ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
rumah sakit dalam membayar kembali pinjaman yang harus
dibayar oleh perusahaan dengan menggunakan Asset lancar
dengan tidak memperhitungkan persediaan sebagai sumber
likuiditasnya yang tidak likuid, semakin kecil prosentasenya
semakin tidak likuid.
Quick Ratio (QR) =
(Aktiva Lancar - Persediaan)/Pinjaman YHS Dibayar x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan Quick Ratio
Tahun 2011 s/d 2016
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
ALAT PINJAMAN YANG QUICK
TAHUN LIKUID HARUS SEGERA RATIO
DIBAYAR
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Quick Ratio pada tahun
2011 sebesar 91% menjadi 106% pada tahun 2012, meningkat
lagi menjadi 128% tahun 2013, 134% tahun 2014 dan
mengalami penurunan menjadi 118% tahun 2015. Rata-rata
Industri Quick Ratio adalah di atas 100% maka kemampuan
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh
dalam membayar kembali pinjaman yang harus
dibayarkan dengan menggunakan Asset Lancar dengan
tidak memperhitungkan persediaan CUKUP LIKUID.
c) Cash Ratio
Rasio ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
rumah sakit dalam membayar kembali pinjaman yang harus
dibayar oleh perusahaan dengan mengandalkan uang tunai dan
bank yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, semakin
kecil prosentasenya semakin tidak likuid.
Cash Ratio =
Kas + Bank / Pinjaman yang harus Segera Dibayar x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan Cash Ratio
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
ALAT PINJAMAN YANG CASH
TAHUN LIKUID HARUS SEGERA RATIO
DIBAYAR
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Cash Ratio pada tahun
2011 sebesar 66% menjadi 69% pada tahun 2012, meningkat
lagi menjadi 77% tahun 2013, 80% tahun 2014 dan
mengalami penurunan menjadi 64% tahun 2015. Rata-rata
Industri Cash Ratio adalah di atas 50% maka kemampuan
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh
dalam membayar kembali pinjaman yang harus
dibayarkan dengan menggunakan dana Bank dan Kas
CUKUP LIKUID.
4) Rasio Solvabilitas
a) Modal Sendiri terhadap Total Asset (CTA)
Rasio ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
modal sendiri yang dimiliki oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak
PKU Muhammadiyah Cipondoh dapat mendukung pendanaan
terhadap Total Aktiva. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk
membiayai Aktiva rumah sakit.
CTA = Modal / Total Asset x 100%
Tabel ……
111
Perbandingan Modal Sendiri terhadap Total Asset
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN MODAL TOTAL RASIO
AKTIVA
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Rasio Modal Sendiri pada
tahun 2011 sebesar 48% menjadi 63% pada tahun 2012,
menurun menjadi 58% tahun 2013, menurun lagi menjadi
55% tahun 2014 dan beranjak naik menjadi 56% tahun 2015.
Rata-rata Industri CTA adalah diatas 100% maka
kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah Cipondoh dalam membiayai seluruh
Aktiva SANGAT BERISIKO, karena biaya aktiva yang
diperlukan berasal dari modal pinjaman.
b) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio ini mengukur kecukupan modal yang dimiliki
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko, misalnya piutang yang tak tertagih. Semakin tinggi
rasio ini, maka rumah sakit memiliki kecukupan modal dalam
menunjang aktiva yang menghasilkan risiko dalam pemberian
pelayanan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) = Modal / ATMR x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan Capital Adequacy Ratio
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN MODAL ATMR CAR RATIO
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, CAR pada tahun 2011
sebesar 78% menjadi 99% pada tahun 2012, menurun menjadi
92% tahun 2013, menurun lagi menjadi 87% tahun 2014 dan
beranjak naik menjadi 89% tahun 2015. Rata-rata Industri
CAR Ratio adalah adalah di atas 100% maka kemampuan
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah dalam
membiayai seluruh Aktiva Tertimbang CUKUP
BERISIKO, karena biaya aktiva yang diperlukan berasal dari
modal pinjaman.
c) Rasio Modal Sendiri Terhadap Aktiva Tetap (CFA)
Rasio ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
modal sendiri yang dimiliki oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak
PKU Muhammadiyah Cipondoh dapat mendukung pendanaan
Aktiva Tetap.
(1) Jika rasio ini lebih dari 100 % berarti modal sendiri
melebihi total aktiva tetap dan menunjukan Aktiva
Tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan
sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik
perusahaan.
(2) Jika rasio dibawah 100% berarti sebagian aktiva
tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka
111
pendek/jangka panjang sedang aktiva lancarnya
seluruhnya dibiayai dengan modal pinjaman.
CFA = Modal Sendiri / Aktiva Tetap x 100%
Tabel ……
Perbandingan CFA Ratio
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN MODAL AKTIVA CFA RASIO
TETAP
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Rasio Modal Sendiri
terhadap Aktiva Tetap pada tahun 2011 sebesar 61% menjadi
79% pada tahun 2012, menurun menjadi 76% tahun 2013,
menurun lagi menjadi 73% tahun 2014 dan beranjak naik
menjadi 78% tahun 2015. Rata-rata Industri CFA Ratio adalah
di atas 100% maka kemampuan Rumah Sakit Ibu dan
Anak PKU Muhammadiyah dalam membiayai seluruh
Aktiva Tetap CUKUP BERISIKO karena sebagian Aktiva
Tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka
pendek/jangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya
dibiayai dengan modal pinjaman.
d) Debt To Equity Ratio (DER)
Untuk mengukur kemampuan rumah sakit dalam
menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan dana
yang berasal dari modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,
111
maka rumah sakit akan semakin kecil memiliki kemampuan
untuk membayar hutangnya dari modal sendiri.
DER = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%
Tabel ……
Perbandingan Capital Adequacy Ratio
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN HUTANG MODAL DER
SENDIRI
2011 14,667,431,675 13,805,984,685 106%
2012 10,203,662,719 17,032,876,927 60%
2013 13,353,899,129 18,524,894,240 72%
2014 15,447,748,029 18,749,805,361 82%
2015 15,078,901,083 19,419,446,140 78%
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, DER pada tahun 2011
sebesar 106% menjadi 60% pada tahun 2012, menurun
menjadi 72% tahun 2013, mengalami kenaikan menjadi 82%
tahun 2014 dan menurun lagi menjadi 78% tahun 2015. Rata-
rata Industri DER Ratio adalah di bawah 100% maka
kemampuan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Cipondoh dalam memenuhi kewajiban untuk membayar
seluruh Hutang dengan menggunakan Modal Sendiri
adalah CUKUP AMAN, kecuali tahun 2011.
e) Long Term Debt To Asset Ratio (LTDA)
Rasio ini untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh
aktiva rumah sakit dibiayai atau dananya diperoleh dari
sumber hutang jangka panjang. Semakin besar rasio ini, maka
semakin kecil kemampuan untuk membayar hutang dari total
aktiva yang dimiliki rumah sakit
LTDA =
Hutang Jangka Panjang/ Total Aktiva X 100%
111
Tabel ……
Perbandingan LTDA
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN HUTANG JANGKA TOTAL LTDA
PANJANG AKTIVA
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, LTDA Ratio pada tahun
2011 sebesar 33% menjadi 20% pada tahun 2012, mengalami
kenaikan menjadi 25% tahun 2013, naik lagi menjadi 29%
tahun 2014 dan menurun menjadi 27% tahun 2015. Rata-rata
Industri LTDA semakin kecil rasio semakin besar kemampuan
untuk membayar Hutang Jangka Panjang maka kemampuan
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah
Cipondoh dalam membayar Hutang Jangka Panjang
adalah AMAN.
f) Ratio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang
(FALT)
Rasio ini untuk mengukur tingkat keamanan yang
dimiliki oleh kreditor jangka panjang dan juga menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru
dengan jaminan aktiva tetap.
Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan
kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan
semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari
pinjaman.
FALT = Aktiva Tetap / Hutang Jangka Panjang x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan FALT
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN AKTIVA HUTANG JANGKA FALT
TETAP PANJANG
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Muhammadiyah Cipondoh selama periode 2011 sampai
dengan 2015, FALT Ratio pada tahun 2011 sebesar 244%
menjadi 400% pada tahun 2012, mengalami penurunan
menjadi 303% tahun 2013, menurun lagi menjadi 258% tahun
2014 dan beranjak naik menjadi 267% tahun 2015. Rata-rata
Industri FALT adalah di atas 100% maka kemampuan
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah
Cipondoh dalam memenuhi kewajiban untuk membayar
Hutang Jangka Panjang dengan menggunakan Aktiva
Tetap adalah SANGAT AMAN.
g) Loan to Asset Ratio (LAR)
Rasio ini untuk mengukur kemampuan rumah sakit
dalam memberikan piutang dengan menggunakan Total
Aktiva yang dimilikinya.
Semakin tinggi rasio maka tingkat likuiditasnya rendah
karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai
kreditnya makin besar.
LAR = Juml. Piutang yang Diberikan / Total Aktiva x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan LAR
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN PIUTANG TOTAL LAR
AKTIVA
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, LAR pada tahun 2011
sebesar 5% menjadi 7% pada tahun 2012, mengalami
kenaikan menjadi 8% tahun 2013 dan 8% tahun 2014 dan
beranjak naik menjadi 9% tahun 2015. Rata-rata Industri LAR
sebesar 5% maka kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak
PKU Muhammadiyah Cipondoh dalam mendapatkan
Dana Tunai (Fresh Money) dari pasien KURANG BAIK,
kecuali tahun 2011.
5) Kualitas Aktiva Produktif
a) Rasio Perputaran Piutang (Turnover Receivable)
Rasio ini untuk mengukur berapa lama rumah sakit
dapat melakukan penagihan piutang dalam satu periode.
Semakin tinggi rasio maka modal kerja yang
ditanamkan dalam bentuk piutang semakin rendah
(dibandingkan dengan rasio tahun lalu) dan tentunya kondisi
rumah sakit akan semakin baik.
Perputaran Piutang = Total Pendapatan / Total Piutang x 1
Kali
111
Tabel ……
Perbandingan Perputaran Piutang
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN PENDAPATAN PIUTANG RASIO
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Rasio Perputaran Piutang
cenderung menurun yaitu pada tahun 2011 sebesar 32 kali
menjadi 27 kali pada tahun 2012, turun lagi menjadi 21 kali
tahun 2013, naik 22 kali tahun 2014 dan turun lagi menjadi 20
kali tahun 2015, Rata-rata Industri Perputaran Piutang di atas
20 Kali maka kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak
PKU Muhammadiyah Cipondoh dalam melakukan
penagihan Piutang kepada pelanggan SANGAT CEPAT.
b) Rata-Rata Periode Piutang Tertagih (Days of Receivable)
Rasio ini untuk mengukur berapa hari rumah sakit rata-
rata dapat melakukan penagihan piutang dalam satu periode.
Semakin tinggi rasio maka modal kerja yang
ditanamkan dalam bentuk piutang semakin rendah
(dibandingkan dengan rasio tahun lalu) dan tentunya kondisi
rumah sakit akan semakin baik.
Rata-2 Piutang Tertagih =
Total Piutang / (Total Pendapatan/360) x 1 Hari
111
Tabel ……
Perbandingan Perputaran Piutang
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN PIUTANG PENDAPATAN/360 RASIO
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Rata-Rata Piutang
Tertagih cenderung lama yaitu pada tahun 2011 sebesar 11
hari menjadi 14 hari pada tahun 2012, lama lagi menjadi 17
hari tahun 2013, 16 Hari tahun 2014 dan semakin lama lagi
menjadi 18 hari tahun 2015, Rata-rata Industri Rata-Rata Hari
Piutang Tertagih di bawah 30 hari maka kemampuan
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah dalam
melakukan penagihan Piutang kepada pelanggan
SANGAT CEPAT.
c) Rata-Rata Perputaran Modal (Working Capital Turnover)
Rasio ini untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanam dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau
berapa pendapatan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja
yang digunakan. Semakin tinggi rasio maka modal kerja yang
ditanamkan untuk menghasilkan pendapatan semakin Cepat.
NWC Turnover =
Total Pendapatan / (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) x 1 Kali
111
Tabel ……
Perbandingan
Rata-Rata Perputaran Modal (Working Capital Turnover)
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN PENDAPATAN AL-HL RASIO
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSMTP
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Rata-Rata Perputaran
Modal (NWC Turnover) yaitu pada tahun 2011 sebesar 85
Kali menjadi 58 kali pada tahun 2012, turun lagi menjadi 26
kali tahun 2013, 21 kali tahun 2014 dan semakin turun lagi
menjadi 16 kali tahun 2015, Rata-rata Industri Rata-Rata
Perputaran Modal (NWC Turnover) di atas 30 kali maka
kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah dalam menggunakan modal kerja untuk
menghasilkan pendapatan KURANG CEPAT, kecuali
tahun 2011 dan tahun 2012.
d) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rasio ini untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanam dalam persediaan berputar dalam satu periode.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin cepat dalam mengelola
system persediaan.
Inventory Turnover =
T. Pendapatan / ((Persediaan Awal-Persediaan Akhir)/2) x 1
Kali
111
Tabel ……
Perbandingan Rasio Perputaran Persediaan
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN PENDAPATAN PERSEDIAAN RASIO
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Rasio Perputaran
Persediaan (Inventory Turnover) yang diberikan kepada
pelanggan yaitu pada tahun 2011 sebesar 43 Kali menjadi 86
kali pada tahun 2012, turun menjadi 78 kali tahun 2013, turun
lagi menjadi 54 kali tahun 2014 dan semakin turun lagi
menjadi 21 kali tahun 2015, Rata-rata Industri Rata-Rata
Perputaran Persediaan di atas 24 kali maka kemampuan
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah dalam
mengelola persediaan SANGAT CEPAT, kecuali tahun
2015.
6) Efisiensi
a) Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan
(Operational Cost Ratio/OCR)
Rasio ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
rumah sakit dalam mengelola biaya operasional untuk
menghasilkan pendapatan, semakin kecil prosentasenya
rasionya maka semakin Efisien.
OCR =
Beban Pokok Pelayanan / Pendapatan Operasional Kotor x
100%
111
Tabel ……
Perbandingan OCR
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
BEBAN
TAHUN POKOK PENDAPATAN OCR
PELAYANAN
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah selama periode
2011 sampai dengan 2015, OCR mengalami kondisi Tidak
Efisien yaitu pada tahun 2011 sebesar 101% menjadi 98%
pada tahun 2012, menurun lagi menjadi 96% tahun 2013,
96.4% tahun 2014 dan terjadi tidak efisien 100.6% tahun
2015. Rata-rata OCR Industri sebesar 85% maka
kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah Cipondoh dalam mengelola biaya
operasional untuk menghasilkan pendapatan TIDAK
EFISIEN.
b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
Rasio ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
rumah sakit dalam mengelola biaya operasional untuk
menghasilkan laba, semakin kecil prosentasenya rasionya
maka semakin Efisien.
Rasio Beban Usaha thd SHU =
Total Beban Pokok Pelayanan / SHU Kotor x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan Rasio Beban Usaha Thd SHU Kotor
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TOTAL SHU
TAHUN BEBAN KOTOR RASIO
POKOK (EBIT)
PELAYANAN
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Rasio Beban Usaha
terhadap SHU mengalami kondisi Tidak Efisien yaitu pada
tahun 2011 sebesar 4462% menjadi 1451% pada tahun 2012,
naik lagi menjadi 1513% tahun 2013, 3366% tahun 2014 dan
terjadi ketidakefisienan menjadi 5823% tahun 2015, maka
kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah Cipondoh dalam mengelola biaya
operasional untuk menghasilkan SHU Kotor TIDAK
EFISIEN, kecuali tahun 2012.
c) Rasio Efisiensi Pelayanan
Rasio ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
rumah sakit dalam mengelola biaya pegawai untuk
menghasilkan pendapatan, semakin kecil prosentasenya
rasionya maka semakin Produktif.
Rasio Efisiensi Pelayanan =
Biaya Pegawai / Pendapatan Operasional x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan Rasio Rasio Efisiensi Pelayanan
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
BEBAN
TAHUN PEGAWAI PENDAPATAN RASIO
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu ndan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, Rasio Beban Pegawai
terhadap pendapatan mengalami Tidak Produktif yaitu pada
tahun 2011 sebesar 51% menjadi 48% pada tahun 2012,
menjadi 45,8% tahun 2013, 46% tahun 2014 dan terjadi
ketidakefisienan menjadi 50,6% tahun 2015. Rata-rata Industri
dibawah 50% maka kemampuan Rumah Sakit
Muhammadiyah Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah
Cipondoh dalam mengelola biaya pegawai untuk
menghasilkan pendapatan TIDAK PRODUKTIF, kecuali
tahun 2013.
7) Rasio Rentabilitas
a) Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan rumah
sakit dalam mengelola setiap nilai aset yang mereka miliki
untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.
Semakin besar nilai ROA suatu rumah sakit, maka
semakin baik rumah sakit dalam mengelola asetnya.
ROA = SHU Bersih / Total Aktiva x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan ROA
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
SHU TOTAL
TAHUN BERSIH AKTIVA ROA
(EAT)
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, ROA pada tahun 2011
sebesar 3% menjadi 12% pada tahun 2012, turun menjadi 10%
tahun 2013, 0,7% tahun 2014 dan naik lagi menjadi 2% tahun
2015. Rata-rata Industri di atas Nilai Inflasi (Desember Tahun
2015 Angka Inflasi 3,35%) maka kemampuan Rumah Sakit
Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh
memperoleh laba bersih dengan penggunaan Asset
TIDAK PROSPEKTIF, kecuali tahun 2012 dan tahun 2013.
b) Return On Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan
menggunakan modal sendiri . Semakin besar rasio ini maka
makin besar kenaikan SHU rumah sakit yang bersangkutan,
selanjutnya akan semakin besar pula dividen yang diterima
shareholder.
ROE = SHU Bersih / Modal Sendiri x 100 %
111
Tabel ……
Perbandingan ROE
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
SHU MODAL
TAHUN BERSIH (EAT) SENDIRI ROE
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, ROE pada tahun 2011
sebesar 6% menjadi 19% pada tahun 2012, turun menjadi 18%
tahun 2013, 1% tahun 2014 dan naik lagi menjadi 3% tahun
2015. Rata-rata Industri di atas Nilai Inflasi (Desember Tahun
2015 Angka Inflasi 3,35%) maka kemampuan Rumah Sakit
Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh dalam
memperoleh laba bersih dengan penggunaan Modal
Sendiri TIDAK PROSPEKTIF, kecuali tahun 2011 s/d
tahun 2013.
c) Net Profit Margin Ratio (NPM)
Rasio ini menggambarkan tingkat keuntungan yang
diperoleh rumah sakit dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima dari kegiatan operasionalnya. Besarnya perhitungan
Margin Laba Bersih (NPM) menunjukkan seberapa besar laba
setelah pajak yang diperoleh rumah sakit untuk tingkat
pendapatan tertentu.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
cukup tinggi.
NPM = SHU Bersih / Pendapatan Operasional x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan NPM
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
SHU
TAHUN BERSIH (EAT) PENDAPATAN NPM
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cipondoh selama
periode 2011 sampai dengan 2015, NPM pada tahun 2011
sebesar 2% menjadi 7% pada tahun 2012, turun menjadi 6%
tahun 2013, 0.4% tahun 2014 dan naik lagi menjadi 1.06%
tahun 2015. Rata-rata Industri di atas Bunga Deposito Bank
(Desember Tahun 2015 Suku Bunga Deposito 7%) maka
kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah dalam memperoleh laba bersih TIDAK
PROSPEKTIF, kecuali tahun 2012.
d) Kemandirian Operasional Pelayanan
Semakin besar rasio ini semakin baik karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
cukup tinggi.
Kemandirian =
SHU Kotor / Beban Pokok Pely + Biaya Lain-2 x 100%
111
Tabel ……
Perbandingan
Kemandirian Operasional Pelayanan
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
SHU BEBAN POKOK
TAHUN KOTOR PELAY+ RASIO
(EBIT) BIAYA LAIN-2
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber Data : Laporan Keuangan RSMTP
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah
Sakit Muhammadiyah Taman Puring selama periode 2011
sampai dengan 2015, Kemadiriannya pada tahun 2011
sebesar 2% menjadi 7% pada tahun 2012, turun menjadi 6.6%
tahun 2013, 3% tahun 2014 dan naik lagi menjadi 2% tahun
2015. Rata-rata Industri di atas Bunga Deposito Bank
(Desember Tahun 2015 Suku Bunga Deposito 7%) maka
kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah dalam memperoleh laba kotor TIDAK
PROSPEKTIF, kecuali tahun 2012.
8) Analisis Altman 1993 (Kepailitan)
Kondisi keuangan perusahaan merupakan suatu tingkatan
yang menunjukkan kesehatan perusahaan sesungguhnya. Menurut
Ramadhany et al., “Perusahaan yang buruk (sakit), banyak
ditemukan indikator masalah Going Concern” (h.150). Menurut
Mckeown, Mutchler, dan Hopwood (1991) dalam penelitian
Santosa et al., menyatakan bahwa “Semakin kondisi keuangan
perusahaan memburuk maka akan semakin besar kemungkinan
perusahaan menerima opini audit Going Concern (kemampuan
suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya). Sebaliknya pada perusahaan yang tidak mengalami
111
masalah kesulitan keuangan, auditor tidak pernah mengeluarkan
opini audit Going Concern” (h.142).
Metode Altman yang dikembangkan oleh Edward I
Altman pada tahun 1960 di New York University memprediksi
terjadinya kebangkrutan pada sebuah perusahaan yang terdiri dari
beberapa rasio keuangan yaitu :
a) Working Capital To Total Assets
Rasio pertama yang digunakan sebagai alat
diskriminan adalah rasio modal kerja terhadap total aktiva, ini
seringkali dijumpai dalam studi kasus permasalahan
perusahaan, ini adalah ukuran bersih pada aktiva lancar
perusahaan terhadap modal perusahaan.
Rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas. Aktiva
likuid bersih atau modal kerja bersih adalah selisih antara total
aktiva lancar dikurangi total kewajiban lancar. Umumnya, bila
perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan
turun lebih cepat daripada total aktiva menyebabkan rasio ini
turun. Rasio modal kerja menunjukkan jumlah modal kerja
yang dimiliki pada setiap Rp 1,00 aktiva perusahaan.
b) Retained Earning To Total Assets
Rasio ini mengukur profitabilitas kumulatif
perusahaan. Usia perusahaan dinyatakan secara implisit dalam
rasio ini sebagai contoh, sebuah perusahaan baru relatif
mungkin akan menunjukkan rasio laba ditahan/total aktiva
yang rendah karena tidak adanya waktu untuk menambah laba
kumulatifnya. Oleh karena itu, dapat dibuktikan bahwa
perusahaan baru nampak berbeda dari analisis ini, dan
kesempatan/peluang untuk diklasifikasikan dalam golongan
bangkrut relatif lebih tinggi dari yang lainnya, dari pada
perusahaan-perusahaan yang lebih tua. Rasio laba ditahan
111
terhadap total aktiva menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00
aktiva perusahaan dijamin oleh saldo laba ditahan.
c) Earning Before Interest And Tax To Total Assets
Rasio ini megukur kemampuan laba, yaitu tingkat
pengembalian aktiva, yang dihitung dengan membagi laba
sebelum bunga dan pajak (EBIT) tahunan perusahaan dengan
total aktiva pada neraca akhir tahun. Rasio ini juga dapat
digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktivitas
penggunaan dana yang dipinjam. Bila rasio ini lebih besar dari
rata-rata tingkat bunga yang dibayar, maka berarti perusahaan
menghasilkan uang yang lebih banyak daripada bunga
pinjaman. Rasio EBIT terhadap total aktiva menunjukkan laba
bersih sebelum bunga dan pajak yang dapat dihasilkan dari
setiap Rp 1,00 aktiva perusahaan.
d) Book Value Of Equity To BookValue Debt
Rasio ini merupakan kebalikan dari rasio utang per
modal sendiri (DER) yang lebih terkenal. Nilai modal sendiri
yang dimaksud adalah nilai buku dari Ekuitas yang dimiliki
perusahaan kemudian dibagi dengan nilai buku dari
Kewajiban.
e) Sales To Total Asset
Rasio perputaran modal adalah standar rasio keuangan
yang menggambarkan kemampuan peningkatan penjualan dari
aktiva perusahaan merupakan suatu ukuran dari kemampuan
manajemen dalam faktanya signifikan dari ukuran rasio ini
tidak dapat ditampakkan semuanya tapi karena relasi yang
unik diantara variabel dalam model ini, rasio penjualan/total
aktiva menjadi rangking kedua dalam kontribusi keseluruhan
ketepatan model diskriminan. Rasio penjualan terhadap total
aktiva menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh aktiva
perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan bersih yang
111
dapat dihasilkan oleh setiap Rp 1,00 yang diinvestasikan
dalam bentuk aktiva perusahaan.
Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat
dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang
bangkrut dan yang tidak bangkrut. Z-Score Altman ditentukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Z-Score = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5
Keterangan:
X1 = Modal Kerja terhadap Total Harta (working capital to total
assets)
X2 = Laba Yang Ditahan terhadap Total Harta (retained earnings
to total assets)
X3 = Pendapatan Sebelum Pajak dan Bunga terhadap Total Harta
(earnings before interest
and taxes to total assets)
X4 = Nilai Pasar Ekuitas terhadap Nilai Buku dari Hutang
(market value equity to book value
of total debt)
X5 = Penjualan terhadap Total Harta (sales to total assets)
Edward I. Altman memberikan suatu standar berupa
daerah pemisah atas hasil perhitungan model Z-Score yang dapat
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, yaitu :
a) Untuk nilai Z-Score Lebih Kecil dari 1.20, maka dapat
diartikan bahwa perusahaan mengalami masalah kesulitan
keuangan yang memungkinkan perusahaan dapat mengalami
kebangkrutan dengan resiko yang tinggi.
b) Apabila nilai Z-Score antara 1.20 – 2.90, maka dapat
diartikan bahwa perusahaan berada pada daerah abu-abu
(grey area). Pada kondisi ini, ada kemungkinan bahwa
perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus
ditangani oleh manajemen secara tepat. Apabila penanganan
111
terhadap masalah keuangan perusahaan tersebut tidak
ditangani secara tepat, ada kemungkinan perusahaan akan
mengalami kebangkrutan. Sehingga pada daerah abu-abu
(grey area), ada kemungkinan perusahaan akan mengalami
kebangkrutan namun ada kemungkinan perusahaan dapat
bertahan, tergantung bagaimana tindakkan manajemen dalam
mengambil suatu kebijakan yang tepat berkaitan terhadap
masalah keuangan yang terjadi pada perusahaan.
c) Untuk nilai Z-Score lebih besar dari 2.90, maka dapat
diartikan bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang
sangat sehat sehingga kemungkinan perusahaan mengalami
kebangkrutan sangat kecil.
Tabel ……
Perbandingan KEPAILITAN
Tahun 2016 s/d 2021
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
No VARIABLE 2016 2017 2018 2019 2020
1. X1 :
2. X2 :
3. X3 :
4. X4 :
5. X5 :
Z-Score
Sumber Data : Laporan Keuangan RSIAPKUM
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring selama periode 2011 sampai
dengan 2015, Nilai Z-Score pada tahun 2011 sebesar 2.38 menjadi
3.24 pada tahun 2012, turun menjadi 3.19 tahun 2013, 3.09 tahun
2014 dan turun lagi menjadi 2.99 tahun 2015. Rata-rata Industri di
atas 2.90, maka Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah Cipondoh dalam kondisi AMAN DARI
KEPAILITAN, kecuali tahun 2011 Rawan Pailit.
111
Dari rasio-rasio keuangan di atas dapat kita simpulkan
kondisi kesehatan Rumah Sakit Muhammadiyah Cipondoh dapat
dilihat pada table di bawah ini :
Tabel ……
RINGKASAN KESEHATAN KEUANGAN
Tahun 2011 s/d 2015
RSIA PKU Muhammadiyah “Cipondoh”
TAHUN RATA-2
NO URAIAN SAT 2011 2012 2013 2014 2015 INDUSTRI KE
A. LIKUIDITAS
Rasio Aktiva Lancar (Current
1 Ratio)
Rasio Aset Lancar (Quick
2 Ratio)
3 Rasio Kas (Ratio Cash)
B. SOLVABILITAS
Rasio Modal Sendiri Thd.
1 Total Asset
Capital Adequacy Ratio
2 (CAR)
Rasio Modal Sendiri Thd.
3 Aktiva Tetap
4 Debt to Equity Ratio (DER)
Long Term Debt to Asset
5 Ratio (LTDA)
Rasio Akt. Tetap dgn. Hut.
6 Jgk. Panjang
7 Loan to Aset Ratio (LAR)
C. AKTIVA PRODUKTIF
1 Rasio Perputaran Piutang
Rata-Rata Periode Piutang
2 Tertagih
3 Rata-Rata Modal Berputar
4 Rasio Perputaran Persediaan
D. EFISIENSI
1 Operational Cost Ratio (OCR)
Rasio Beban Usaha terhadap
2 SHU Kotor
3 Rasio Efisiensi Pelayanan
E. RENTABILITAS
1 Return on Asset (ROA)
111
2 Return on Equity (ROE)
Net Profit Margin Ratio
3 (NPM)
Kemandirian Operasional
4 Pelayanan
F. KEPAILITAN
1 Analisis Z-Score Altman
111
2) Peralatan Medis
NO NAMA ALAT JUMLAH NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Aneshesi 2 19 Infusion Pump 5
Vaporizer
2 Audiometry 1 20 Syring Pump 7
3 Baby Incubator 5 21 Nebulizer 3
Compressor
4 Bed side Monitor 13 22 Nebulizer 2
Ultrasound
5 Cardiotocograph 3 23 Laminar Flow 1
6 Centrifuge 1 24 Lampu Operasi 3
7 Cauter 2 25 Lensometer 1
8 CR 1 26 Laser Terapi 5
9 Doppler 4 27 Oven steril 5
10 Dental Unit 2 28 Pulse oxymetri 5
11 Dental Rontgen 1 29 Sphygmomanometer 16
12 Diatermi 1 30 Suction Pump 7
13 Electrocardiograph 4 31 Slit Lamp 1
Biomicroscopy
14 Electrosurgery 2 32 Ultrasound Teraphy 1
Unit
15 Endoskopi 1 33 Ventilator 2
16 Electrostimulator 1 34 USG 5
17 Infant Warmer 4 35 X-Ray 1
18 Defibrilator 3 36 Mikroskop 2
111
23
12 Tabung APAR 6 24
111
2 Telekomunikai
a. Telepon (PABX) 1 1 1 1 1
b. Line Telepon 8 8 8 8 8
Sumber : Bagian IPSRS 2016
Sejak tahun 2011 hingga 2015 terjadi peningkatan yang
cukup bermakna dalam penyediaan alat teknologi kedokteran
Peralatan baik medis dan non medis di RSIA PKU
Muhammadiyah relatif memadai dan dalam kondisi yang baik,
dengan tetap dilakukan maintenance yang baik untuk kalibrasi
sehingga memenuhi standart penggunaan alat tersebut.
Dimungkinkan ditambah jumlah dan jenis fasilitas mengingat
kebutuhan pelayanan di Rumah Sakit apalagi sekarang sudah
menjadi Rumah Sakit Umum, seperti alat-alat Laboratorium
dan Radiologi serta Rehabilitasi medik.
111
kebebasan lalu lintas barang dan orang diantara negara-negara anggota
ASEAN. Dalam situasi seperti ini Indonesia akan “kebanjiran” tenaga
kerja serta modal dari luar yang akan meningkatkan suhu persaingan di
dalam negeri.
Disisi lain, regulasi pemerintah masih longgar dalam menahan
“serbuan” asing baik yang berhubungan dengan tenaga kerja (termasuk
tenaga medis dan keperawatan), modal dan teknologi kesehatan.
Kebijakan pemerintah dalam sistem Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan sebagai penyelenggara telah membawa atmosfir baru dalam
sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
b. Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Cipondoh dalam selang waktu 2011-
2014 menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan dengan rata-
rata 6,49 persen pertahun. Namun demikian pertumbuhan ekonomi
Jakarta Selatan terus mengalami perlambatan dari tahun ke tahun. Bila
pada tahun 2013 ekonomi Jakarta Selatan tumbuh 6,24 persen, maka
pada tahun 2014 perekonomian Jakarta Selatan hanya tumbuh sebesar
6,04 persen.
111
Tabel ...... Inflasi Cipondoh Thn 2014
KELOMPOK INFLASI JAKARTA
PENGELUARAN MENURUT KELOMPOK
Bahan Makanan 12.77
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan
11.92
Tembakau
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 8.54
Sandang 2.92
Kesehatan 4.78
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 3.08
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 10.53
Umum 8.95
Sumber : Lap BPS Cipondoh 2015
Selama tahun 2014 Kota Tangerang mengalami inflasi sebesar
8,95 persen. Jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, pada
inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan, yaitu sebesar
12,77 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau
sebesar 11,92 persen, serta Transportasi, Komunikasi & Jasa
Keuangan sebesar 10,53 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi
pada kelompok sandang, yaitu sebesar 2,92 persen.
Sedangkan inflasi pada kesehatan sebesar 4,78 persen yang
merupakan inflasi terendah setelah sandang dan pendidikan, rekreasi,
olahraga.
c. Sosial Budaya
Tabel...... Gambaran Umum Tangerang
Luas Wilayah 164.55 Km2
Jumlah Penduduk 1.918.556 Jiwa
Jumlah KK 43,985 KK
Kepadatan Jiwa 12,64 Jiwa/Km2
Jumlah Kecamatan 13 Kecamatan, yaitu :
Jumlah Wilayah kec. Cipondoh
Jumlah Kelurahan 65 Kelurahan
Sumber : BPS kota Tangerang 2012
Tabel ....Gambaran Umum
Luas Wilayah 12.93 Km2
Jumlah Penduduk 157,618 Jiwa
WNI 157,505 Jiwa
111
WNA 113 Jiwa
Kepadatan Penduduk 11,719 Jiwa/ Km2
Jumlah RT & RW 656 RT dan 73 RW
Jumlah PUS 14,557 Org
Sumber : Lap Tahunan Kecamatan Cipondoh 2013
111
JENIS PEKERJAAN JUMLAH PRESENTASE
Karyawan Swasta 35.173 22%
BUMN 9.626 6%
Pedagang 11.961 8%
PNS 9.626 6%
Pensiunan 2.758 2%
TNI/POLRI 11.207 7%
Petani 949 1%
Lain-lain 76.649 48%
Sumber : Lap Tahunan Kecamatan Cipondoh 2013
111
Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan &
Js Perusahaan
ciledug 8,77
Larangan 9.40
Karang tengah 10.47
cipondoh 17.91
Pinang 21.59
Tangerang 15.79
Karawaci 13.48
Jati uwung 14.41
Cibodas 9.61
Periuk 9.54
Batu ceper 11.58
neglasari 16.08
Benda 5.92
Total 164.55
Sumber : Lap BPS Kota Tangerang
Data diatas menunjukkan bahwa tingginya angka kelahiran
dapat menjadi fokus pada beberapa fasilitas kesehatan pada kesehatan
ibu dan anak. Dan dari angka kematian dapat disimpulkan bahwa
111
banyak penduduk usia lanjut yang tinggal di daerah Jakarta Selatan
sehingga fasilitas kesehatan dapat fokus juga pada beberapa layanan
kesehatan bagi para manula untuk penyakit-penyakit degenerative dan
penyakit tidak menular karena lifestyle.
Tabel 7. Jumlah Penduduk Warga Negara Asing
2014
PENDUDUK WARGA NEGARA ASING
KECAMATAN ,MENURUT KECAMATAN DAN JENIS KELAMIN
LAKI-
LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI+PEREMPUAN
Jagakarsa 28 7 35
Pasar Minggu 84 21 105
Cilandak 116 41 157
Pesangrahan 14 5 19
Kebayoran Lama 129 86 215
Kebayoran Baru 118 65 183
Mampang Prapatan 88 35 123
Pancoran 26 12 38
Tebet 40 17 57
Setiabudi 75 22 97
KOTA
JAKARTA 718 311 1,029
SELATAN
Sumber : Lap BPS Kota Tangerang 2014
Dari data diatas ditemukan bahwa banyak penduduk warga
negara asing yang tinggal dikawasan Jakarta Selatan, hal ini
disebabkan banyaknya apartemen-apartemen mewah dan berkembang
dikawasan Jakarta Selatan terutama di Kebayoran Baru dan Kebayoran
Lama. Oleh karena itu selain meningkatkan layanan dan fasilitas,
diperlukan juga SDM yang handal yang memiliki kemampuan
berbahsa asing.
Tabel 8. Jumlah Gedung Sekolah
JUMLAH GEDUNG SEKOLAH
SEKOL
KECAMATAN SEKOL AH SEKOLAH UNIVERS
AH SWAST INTERNATI ITAS
NEGERI A ONAL
Jagakarsa 51 84 1 12
Pasar Minggu 51 47 5 19
111
Cilandak 33 70 5 14
Pesangrahan 34 36 - 14
Kebayoran Lama 41 62 5 11
Kebayoran Baru 25 27 2 12
Mampang Prapatan 9 14 - 6
Pancoran 27 7 - 5
Tebet 29 21 - 4
Setiabudi 8 2 - 2
KOTA JAKARTA
SELATAN 308 370 18 99
Sumber : streetdirectory.com
Banyaknya sekolah-sekolah dikawasan Jakarta Selatan
membuat beberapa fasilitas kesehatan ikut andil dalam memberikan
layanan kesehatan pada peserta didik melalui pemeriksaan kesehatan
bagi murid baru, pemberian imunisasi, juga berbagai sosialisasi
kesehatan sebagai bentuk kpedulian faskes terhadap kesehatan anak,
guru daan lingkungan sekolah.
Tabel 9. Gaya Hidup Penduduk 2016
JAKARTA SELATAN JUMLAH
Apartemen 137
Bar, Pub, Lounge 34
Gym/Fitnes 51
Mall 30
Hotel 202
Restaurant 251
Bioskop 35
111
masyarakat akan menjadi lebih baik. Modernisasi mencakup banyak
bidang, contohnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kebutuhan manusia akan teknologi juga didukung dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat.
Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus
berevolusi hingga sekarang dan semakin mendunia. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan penemuan yang sederhana
hingga sangat rumit. Bahkan, kurang dari 10 tahun terakhir, teknologi
handphone yang awalnya hanya sebuah alat komunikasi nirkabel
berkembang menjadi alat komunikasi yang dapat mengambil foto,
merekam video, mendengarkan musik, dan mengakses internet dalam
hitungan detik.
Sebagai negara yang masih berkembang, Indonesia dianggap
belum terlalu maju dalam penguasaan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa indikator yang
membuktikan rendahnya tingkat teknologi di Indonesia, seperti
kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor
industri, sinergi kebijakan masih lemah, dan sedikitnya jumlah
ilmuwan di Indonesia.
Berdasarkan data United Nation for Development Program
(UNDP) pada tahun 2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia
berada pada urutan ke-60 dari 72 negara. Ukurannya berdasarkan
kepada penciptaan teknologi yang dilihat dari perolehan hak paten dan
royalti atas karya dan penemuan teknologi, difusi inovasi teknologi
mutakhir yng diukur dari jumlah pengguna internet dan besaran
sumbangan ekspor teknologi terhadap barang ekspor, difusi inovasi
teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna telepon dan pemakai
listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan rata-rata lama
sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka partisipasi kasr
penduduk yang menempuh pendidikan tinggi di bidang iptek.
111
Rendahnya kemajuan teknologi di Indonesia terlihat di
Indonesia terlihat dari minimnya anggaran pemerintah untuk riset.
Kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang sektor
produksi di Indonesia juga masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari
kurangnya efisiensi, rendahnya produktivitas, dan minimnya
kandungan teknologi dalam barang ekspor. Ekspor produk manufaktur
didominasi oleh produk dengan teknologi rendah sebanyak 60%.
Berdasarkan beberapa fakta yang telah disebutkan, dapat
disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia masih sangat rendah bahkan bisa dibilang tertinggal jika
dibandingkan negara-negara lain.
Berdasarkan hasil Susenas 2014, aksesabilitas masyarakat
Jakarta Selatan terhadap media komunikasi dan informasi cukup baik.
Ini terlihat dari persentase rumahtangga yang menggunakan
teleponrumah dan telepon seluler yang cukup tinggi.
Tabel ......Persentase Pemakaian Telpon Rumah & Telpon Selular
Pada Rumah Tangga
TAHUN TELEPON TELEPON
RUMAH SELULAR
2013 19.11 % 97.91 %
2014 18.78 % 97.24 %
Sumber : Lap BPS Kota Tangerang2015
Pada grafik terlihat pola penggunaan alat komunikasi oleh
penduduk Kota Tangerang dimana kepemilikan telepon rumah
semakin menurun, dari 19.11% pada tahun 2013 menjadi 18.78 %
pada tahun 2014.
Demikian halnya penggunaan atau penguasaan telepon selular
juga menurun dari 97.91% pada tahun 2013 menjadi 97.24% pada
tahun 2014.
111
Sektor kesehatan belakangan ini sudah berkembang sebagai sebuah
industri, dimana mekanisme pasar sepenuhnya berlaku dalam sektor ini.
Akibatnya situasi persaingan tidak dapat dihindadrkan lagi.
Untuk melakukan analisis lingkungan industri kesehatan digunakan
model persaingan indusri dari Porter (1979).
Pesaing Potensial
Ancaman
Pesaing Baru
Persaingan Industri
Kekuatan Menawar
Pembeli
Suplier/Pemasok Pembeli
Persaingan antar RS
Ancaman
Produk subtitusi
Produk Subtitusi
111
1 NAMA RS EMC
VISI Menjadi Rumah Sakit yang tumbuh dengan memberikan
pelayanan yang bermutu, terjangkau, mengutamakan
kenyamanan dan kepuasan pelanggan serta mampu
berkembang secara berkelanjutan.
MISI 1. Berdedikasi untuk berperan dalam peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat dalam bidang
pelayanan masyarakat
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien
serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
3. Mampu meningkatkan pertumbuhan pendapatan
disertai pengendalian biaya secara efisien dan efektif
untuk kesinambungan dan perkembangan RS.
Gandaria.
FASILITAS POLI KLINIK/RAWAT JALAN
DAN Spesialis Anak
PELAYANA o Spesialis Paru Anak
N o Spesialis Pencernaan Anak
o Spesialis Jantung Anak
o Spesialis Saraf Anak
Spesialis Bedah
o Bedah Tulang
o Bedah Umum
o Bedah Anak
o Bedah Saluran Kemih (urologi)
o Bedah Saluran Cerna
o Bedah Plastik
o Bedah Saraf
o Bedah Mulut
o Konsultan Bedah Tulang Belakang
o Bedah Oncology Tumor / Kanker
o Bedah Tumor / Kanker Kandungan
Spesialis Mata
Spesialis Paru
Spesialis Penyakit Dalam
o Konsultan Metabolik dan Endokrin
o Konsultan Reumatologi
o Konsultan Saluran Cerna dan Lever
o Konsultan Hematologi dan Onkologi
Spesialis THT
Spesialis Kulit Dan Kelamin
Spesialis Saraf
111
Spesialis Jiwa
Spesialis Gigi dan Mulut
Dokter Umum
Akupuntur
Anastesi
Radiologi (MRI 1.5 Tesla, MSCT 16 slice,
Mammography)
Mikrobioligi
Fisioterapi
RAWAT INAP UMUM
VIP A(fasilitas : 1 Bed Electric, Overbed table / Meja
makan pasien, Bedside table, Lemari pakaian, Lemari
Es, Televisi Cable, Pesawat telepon intern, Nurse call,
Sofa bed dan kursi tunggu, Kamar mandi, dengan
water heater, Pendingin / AC, Koran Pagi, Welcome
gift
VIP B(fasilitas : 1 Bed Electric, Overbed table / Meja
makan pasien, Bedside table, Lemari pakaian, Lemari
Es, Televisi Cable, Pesawat telepon intern, Nurse call,
Sofa bed dan kursi tunggu, Kamar mandi, dengan
water heater, Pendingin / AC, Koran Pagi, Welcome
gift)
KELAS 1 (fasilitas : 2 Bed Electric, Overbed table /
Meja makan pasien, Bedside table, Lemari Es,
Televisi, Pesawat telepon intern, Nurse call, Kursi
tunggu, Kamar mandi, dengan water heater, Pendingin
/ AC)
KELAS 2A(fasilitas : 3 Beds, Overbed table / Meja
makan pasien, Bedside table, Lemari Es, Televisi,
Nurse call, Kursi tunggu, Kamar mandi, dengan water
heater, Pendingin / AC)
KELAS 3(fasilitas : 3 Beds, Overbed table / Meja
makan pasien, Televisi, Nurse call, Kamar mandi,
dengan water heater, Pendingin / AC)
ANAK (fasilitas : 2 Beds, Overbed table / Meja
makan pasien, Bedside table, Lemari Es, Televisi,
Nurse call, Kursi tunggu, Kamar mandi, dengan water
heater, Pendingin / AC)
111
RAWAT INAP KEBIDANAN
VVIP (fasilitas : 1 Bed Electric, Overbed table / Meja
makan pasien, Bedside table, Lemari pakaian, Lemari
Es, Televisi Cable, Pesawat telepon intern, Nurse call,
Sofa bed dan kursi tunggu, Kamar mandi, dengan
water heater, Pendingin / AC, Koran Pagi, Welcome
gift)
VIP 1 (fasilitas : Bed Electric, Overbed table / Meja
makan pasien, Bedside table, Lemari pakaian, Lemari
Es, Televisi Cable, Pesawat telepon intern, Nurse call,
Sofa bed dan kursi tunggu, Kamar mandi, dengan
water heater, Pendingin / AC, Koran Pagi, Welcome
gift)
KELAS 1A (fasilitas : 2 bed electric, Overbed table /
Meja makan pasien, Bedside table, Lemari Es,
Televisi, Pesawat telepon intern, Nurse call, Kursi
tunggu, Kamar mandi, dengan water heater, Pendingin
/ AC)
KELAS 1B (fasilitas : 2 bed electric, Overbed table /
Meja makan pasien, Bedside table, Lemari Es,
Televisi, Pesawat telepon intern, Nurse call, Kursi
tunggu, Kamar mandi, dengan water heater, Pendingin
/ AC)
KELAS 2 (fasilitas : 2 Bed Electric, Overbed table /
Meja makan pasien, Bedside table, Lemari Es,
Televisi, Pesawat telepon intern, Nurse call, Kursi
tunggu, Kamar mandi, dengan water heater, Pendingin
/ AC)
KELAS 3 (fasilitas : 2 Beds Electric, Overbed table /
Meja makan pasien, Bedside table, Lemari Es,
Televisi, Nurse call, Kursi tunggu, Kamar mandi,
dengan water heater, Pendingin / AC)
KAMAR BERSALIN
KAMAR BAYI
MCU :
COMPREHENSIVE
o Anamnesis & pemeriksaan fisik oleh Dokter
Umum,
o Pemeriksaan Dokter Gigi
o Pemeriksaan Penunjang
o Dokter Spesialis THT + Audiometri
o Dokter Spesialis Mata
o Pemeriksaan Penunjang
o Foto Thorax
o EKG
111
o Laboratorium :
o Darah lengkap
o Golongan darah & Rhesus
o GDP / 2 jam PP
o Bilirubin direk / indirek
o SGOT / SGPT
o Alkali phosphatase
o Ureum / Creatinin / Asam Urat
o Cholesterol / HDL / LDL / Trigliserida
o Urine lengkap
o Faces rutin
BASIC SCREENING
o Anamnesis & pemeriksaan fisik oleh Dokter
Umum
o Pemeriksaan:
o Dokter Spesialis THT + Audiometri
o Dokter Spesialis Mata
o Pemeriksaan Penunjang:
o Foto Thorax
o EKG
o Laboratorium:
o Darah lengkap
o Golongan darah & Rhesus
o GDP / 2 jam PP
o Bilirubin direk / indirek
o SGOT / SGPT
o Alkali Fosfatase
o Ureum / Creatinin / Asam Urat
o Cholesterol / HDL / LDL / Trigliserida
o Urine lengkap
EMPLOYMENT CHECK UP
o Anammesis & pemeriksaan fisik oleh Dokter
Umum
o Pemeriksaan penunjang :
o Foto thorax
o EKG
o Laboratorium
o Darah lengkap
o Golongan darah & Rhesus
o GDP / 2 jam PP
o Bilirubin direk / indirek
o SGOT / SGPT
111
o Alkali Fosfatase
o Ureum / Creatinin / Asam Urat
o Cholesterol / HDL / LDL / Trigliserida
o Urine lengkap
FREE EMPLOYMENT CHECK UP
o Anammesis & pemeriksaan fisik oleh Dokter
Umum
o Pemeriksaan penunjang :
o Foto thorax
o Laboratorium
o Darah lengkap
o Urine lengkap
KLINIK KHUSUS
o Klinik laktasi
o Klinik mendengkur
o Klinik gizi
2 NAMA RS MULYA
VISI Menjadi Rumah Sakit terbaik yang menggunakan konsep
pelayanan mutakhir
MISI 1. Sebagai Rumah Sakit yang secara komprehensif
memberikan layanan kesehatan spesialistik
2. Membangun loyalitas melalui kepuasan Pelanggan
dengan SDM yang profesional dan berbudaya kerja
prima
3. Meningkatkan pertumbuhan pendapatan disertai
pengendalian biaya secara efisien dan efektif
MOTTO We Care We Cure
CORE La Prima, yang merupakan kepanjangan dari : Pelayanan
VALUE Profesional, Ikhlas, Mutu, dan Antusias
INFO NO. KELAS TARIF
TARIF
I Dewasa
President Suite Lux Rp 3.500.000
President Suite Rp 3.300.000
VVIP Lux Rp 2.700.000
VVIP Rp 2.500.000
VIP Rp 1.500.000
Kelas Executive Lux Rp 1.400.000
Kelas Executive Rp 1.300.000
Kelas Superior (2 bed) Rp 800.000
111
Kelas Superior (5 bed) Rp 300.000
II Anak
VIP Rp 1.500.000
Kelas Executive Rp 1.300.000
Kelas Superior Rp 800.000
Kelas Standard Rp 300.000
Inkubator Rp. 750.000
III Kebidanan
VVIP Rp 2.500.000
VIP Rp 1.500.000
Kelas Executive Rp 1.300.000
Kelas Superior Rp 800.000
Kelas Standard Rp 300.000
Kamar Bersalin Kelas VVIP Rp 1.475.000
Kamar Bersalin Kelas VIP Rp 1.475.000
Kamar Bersalin Kelas Executive Rp 1.275.000
Kamar Bersalin Kelas Superior Rp 975.000
Kamar Bersalin Kelas Standart Rp 550.000
Kamar Bersalin Waterbirth Rp 1.000.000
Kamar Bayi Rp 500.000
Inkubator Rp 800.000
111
Kamar Isolasi Rp 1.400.000
VI Administrasi
Pendaftaran Pasien Baru + Kartu
Rp 60.000
Pasien
Penggantian Kartu Pasien Rp 25.000
Biaya Administrasi Pasien Lama Rp 35.000
Biaya Administrasi Rawat Inap
adalah 2,5% dari Total Biaya.
(Min Rp. 35.000, Maks. Rp
1.950.000)
Biaya Visum et Repertum Rp 250.000
Biaya Pengurusan Asuransi Rawat
Rp 125.000
Inap
Biaya Pengurusan Asuransi Rawat
Rp 125.000
Jalan
FASILITAS KLINIK
DAN o IGD
PELAYANA o MCU
N o ICU
o Stroke Unit
o Hemodialisa
o Unit Luka Bakar
KLINIK SPESIALIS
o Akupunktur
o Anak
o Andrologi
o Anesthesi
o Bedah jantung, Thorax & Pembuluh darah
o Bedah Plastik
o Bedah Syaraf
o Bedah Tulang
o Bedah Tumor
o Bedah Umum
o Bedah Urologi
o Gigi & Mulut
o Gizi
o Jiwa
o Kardiologi/Jantung
o Kebidanan & Kandungan
o Kulit & Kelamin
o Mata
o Paru
111
o Penyakit Dalam
o Syaraf
o THT
PENUNJANG
o Lab. Patologi Klinik
o Radiologi : MRI 1.5 Tesla, CT Scan
o Instalasi kedokteran Nuklir
o Lab. Anatomi Patologi
o Farmasi
o Gizi & Catering
o Laundry
o Pusat Sterilisasi
FASILITAS
o Helipad
o Masjid
o Parkir
o Kamar Perawatan
o Kantor Pos
o ATM
o Auditorium
o Mini market
o Kantin PWP
o Kamar Jenazah
o Graha RSPP
o Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri
PRODUK 1. Instalasi luka bakar
UNGGULA 2. Kedokteran nuklir
N 3. Stroke unit
4. Kelengkapan alat radiologi
5. MCU one stop services
6. Cathlab
3 NAMA RS YADIKA
TYPE C
VISI Menjadi rumah sakit pilihan keluarga did Jakarta selatan.
MISI Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima
dengan mengutamakan kepentingan pasien.
MOTTO Kepedulian akan kepentingan pasien adalah hal yang
utama
FASILITAS RSIA Yadika menempatkan Obstetri dan Ginekologi
DAN sebagai layanan unggulan terdepan dengan
UNGGULA mengedepankan pelayanan. Dalam realisasinya kami
N juga menyediakan pelayanan Senam Ibu Hamil dan
Senam Masa Nifas.
111
RSIA Yadika memberikan perhatian dan kesehatan
kepada anak-anak, oleh karena itu RSIA menyediakan
fasilitas dan pelayanan kesehatan untuk anak.
RSIA Yadika memberikan pelayanan kecantikan
berupa Klinik Estetika yang dilengkapi dengan
berbagai pelayanan kecantikan. Mulai dari perawatan
rambut, perawatan muka, perawatan tubuh serta
dilengkapi dengan konsultasi dokter spesialis kulit dr.
Zinson Marbun, Sp.KK
LAYANAN Fasilitas Unggulan (Obsgyn dan Anak)
KESEHATA Fasilitas Rawat Jalan (Poliklinik Spesialis)
N Klinik Estetika
Installasi Gawat Darurat
Fasilitas Rawat Inap
Fasilitas Penunjang 24 Jam
4 NAMA RSIA ASIH
KEUNGGU Friendly Service & Good Product Knowledge
LAN Pelayanan profesional bersifat personal dengan rasa
kekeluargaan dan rumahan yang kental
PELAYANA UGD
N Laboratorium
Apotik
Poli : Kebidanan dan kandungan; Anak
FASILITAS KAMAR PERAWATAN
DAN Suite Room/VVIP (I pasien)
BIAYA Perkiraan Biaya
Rp 18.000.000 (untuk kelahiran normal )*
Rp 19.000.000 (Vacuuum Ext. sungsang, Forceps )*
Rp 35.000.000 (Sectio, Kitectomy, Myomectomy )*
SVIP (1 pasien)
Perkiraan Biaya
Rp 17.000.000 (untuk kelahiran normal )*
Rp 18.000.000 (Vacuuum Ext. sungsang, Forceps)*
Rp 34.000.000 (Sectio, Kitectomy, Myomectomy )*
VIP Medium (1 pasien)
Perkiraan Biaya
Rp 16.000.000 (untuk kelahiran normal)*
Rp 17.000.000 (Vacuuum Ext. sungsang)*
Rp 31.000.000 (Sectio, Kitectomy, Myomectomy )*
VIP (1 pasien)
Perkiraan Biaya
Rp 16.000.000 (untuk kelahiran normal )*
Rp 17.000.000 (Vacuuum Ext. sungsang )*
Rp 31.000.000 (Sectio, Kitectomy, Myomectomy)*
KELAS 1 (2 pasien)
Perkiraan Biaya
111
Rp 13.000.000 (untuk kelahiran normal)*
Rp 14.000.000 (Vacuuum Ext. sungsang, Forceps)*
Rp 26.000.000 (Sectio, Kitectomy, Myomectomy)*
KELAS 2 (2 pasien)
Perkiraan Biaya
Rp 12.000.000 (untuk kelahiran normal )*
Rp 13.000.000 (Vacuuum Ext. sungsang, Forceps )*
Rp 23.000.000 (Sectio, Kitectomy, Myomectomy )*
Kamar Bayi
Kamar Bedah & Operasi
Senam Hamil (Rp 50.000,-/kedatangan)
Senam Nifas (Rp 50.000,-/kedatangan)
111
Laboratorium 19 0
Apotek 494 0
TOTAL RUMAH SAKIT 551 84
Sumber : Lap BPS Jaksel 2015
111
Jagakarsa 192 138 79 22 2 14
Pasar Minggu 206 119 39 19 3 11
Cilandak 81 74 24 9 8 15
Pesangrahan 128 116 27 21 3 21
Kebayoran
292 191 129 70 4 0
Lama
Kebayoran Baru 147 128 54 17 5 22
Mampang
247 92 54 27 3 16
Prapatan
Pancoran 98 66 13 17 2 32
Tebet 106 64 7 1 21 19
Setiabudi 111 74 24 10 2 7
KOTA
JAKARTA 1,608 1,062 450 213 53 157
SELATAN
Sumber : Lap BPS Jaksel 2015
c. Produk Substitusi
Kesadaran akan pentingnya kesehatan pada masyarakat
semakin meningkat akhir-akhir ini, terutama dengan didukung
perkembangan teknologi dengan segala kemudahan mengakses
berbagai situs dan informasi kesehatan baik lokal maupun luar
membuat berkembangnya berbagai informasi pengobatan alternatif
tradisional dengan herbal maupun pengobatan alternatif dari China
seperti akupuntur.
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara
tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-
istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik
bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian
masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan,
dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau
masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada
saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak
terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh
tubuh.
111
Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang
dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa
dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga.
Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk
kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Beberapa obat tradisional yang biasa digunakan diantaranya :
bawang, belimbing sayur, cengkeh, daun dewa, jahe, jambu biji, jamur,
jamu, kombucha, kencur, kunyit, mahkota dewa, mengkudu, lidah
buaya, the, temulawak, pegagan, rosela, saga, sambiloto, sidaguri,
sirih, yoghurt.
Beberapa pengobatan alternatif baik dari China/Tiongkok dan
negara lainnya menggabungkan metode pengobatannya dengan
pengobatan herbal yang diberikan pada pasiennya sesuai dengan
keluhannya.
Dengan ada dan bertambahnya beberapa tempat pengobatan
alternatif terutama di Jakarta Selatan semakin menambah persaingan
pemberian pelayanan kesehatan. Pertimbangan masyarakat dalam
memilih layanan bagi kesehatan selain rendahnya faktor
pendidikan juga disebabkan oleh faktor ekonomi dimana rata-
rata anggaran pengeluaran rumah tangga di Jakarta Selatan
masih rendah.
3. Pemasok
Pasar farmasi Indonesia adalah 27% dari total pasar ASEAN. Dari
jumlah tersebut, sekitar 70% didominasi oleh pemain nasional yang
menjadikan Indonesia satu-satunya negara di ASEAN yang didominasi
oleh industri lokal. (sumber : IIMS Health 2015 dan Kemenkes), (SDM,
Barang dan jasa)
Tabel 1. Perkembangan Ekspor Impor industry Farmasi
111
TAH EKSP IMP
UN OR OR
2010 306,8 484,5
2011 386,1 521,5
2012 433,2 565,1
2013 442,8 626,1
2014 518,1 692,8
Sumber : BPS, diolah Kemendag
Ekspor industry farmasi menunjukkan trend kenaikan rata-rata
12.58%. Impor industry farmasi menunjukkan trend kenaikan rata-rata
9.4%.
Kinerja ekspor produk industri farmasi dari tahun 2010 s.d. 2014
terus mengalami kenaikan tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan
kinerja impor, dimana impor juga terus mengalami kenaikan yang
sebagian besar merupakan impor bahan baku obat. Rata-rata defisit antara
ekspor-impor Indonesia sebesar US$ 160,6 juta
Peran Kemkes Dalam Pengembangan Industri Farmasi Nasional
Industri melakukan pembinaan terhadap industry farmasi sesuai
dengan peraturan pemerintah No. 17 tahun 1986.
Farmasi mampu memenuhi standard an persyaratan, mampu
memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mampu bersaing baik
nasional maupun internasional.
o Pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
o Melindungi masyarakat
o Pengembangan industry
Industri Farmasi Nasional harus bertransformasi dari
“Tukang Jahit” menjadi Value Chain yang lengkap dgn
mengarahkan pada produksi bahan baku obat, intermediate dan
penelitian klinis dan pengembangan obat.
Pengembangan Industri Farmasi membutuhkan Komitmen
jangka panjang dan kerjasama yang erat dari ABGC diberbagai
aspek antara lain : Regulasi, Investasi, proteksi, expor, alih
111
teknologi, penelitian, ketersediaan bahan baku dan sumberdaya
manusia.
Industri, importir, distributor, sarana pelayanan dan pemerintah
terlibat untuk mengawal produk obat mulai dari bahan baku hingga
produk jadi.
Cara Distribusi Obat yang Baik (Good Distribution Practices)
merupakan salahsatu perangkat krusial agar produk obat sampai ke tangan
pasien memenuhi standar.
4. Perkembangan Global
Globalisasi adalah peristiwa mendunia atau proses membuana dari
keadaan lokal atau nasional yang lebih terbatas sebelumnya. Artinya,
pembatasan antar negeri untuk perpindahan barang, jasa, modal, manusia,
teknologi, informasi, pasar, dan banyak hal lain menjadi tidak berarti atau
malahan hilang sama sekali.
Untuk dapat berkompetisi dalam globalisasi kita harus menerapkan
rencana strategis untuk meningkatkan SDM terutama dokter dengan tujuan
mengubahnya menjadi faktor kekuatan (strength) kompetitif. Sikap
beraliansi dan bersinergi antara dokter dan rumah sakit masih sangat perlu
untuk dikembangkan.dalam menghadapi globalisasi, rumah sakit harus
siap untuk berbenah diri. Salah satunya rumah sakit harus dapat mengatasi
kelemahan-kelemahan yang menghambat untuk dapat bersaing secara
global, dengan cara-cara:
a. Menyempurnakan sistem-sistem di rumah sakit.
b. Menyempurnakan sarana untuk mendukung manusia dan sistem.
c. Melakukan perubahan dalam manajemen rumah sakit.
Manajemen rumah sakit, dapat disempurnakan jika dalam rumah
sakit diterapkan.
111
Pasar bebas adalah sesuatu yang tidak biasa dihindari. Dunia
semakin cepat berubah dan Indonesia sudah seharusnya bersiap untuk itu.
Era globalisasi telah menciptakan tantangan bagi semua jenis industry
untuk berkompetisi, termasuk industry di bidang layanan kesehatan.
Indonesia sebagai Negara berkembang dan merupakan negara yang cukup
diminati oleh Negara asing. Pertama, karena memiliki potensi pasar yang
besar terkait dengan jumlah penduduk yang besarnya itu lebih dari 200
juta penduduk. Kedua, sekarang ini kondisi pertumbuhan ekonomi
Indonesia cukup menjanjikan. Dengan potensi pasar yang besar tidak
mengherankan jika kelak semakin banyak fasilitas kesehatan asing berupa
Rumah sakit maupun klinik yang membuka cabang di Indonesia, di sisi
lain Rumah sakit dan klinik di luar negeri juga semakin gencar
mempromosikan layanan kesehatan sehingga masyarakat Indonesia
semakin banyak yang berobat keluar negeri.
Layanan kesehatan sudah menjadi industri yang menguntungkan
dan menarik investor untuk menanamkan modalnya. Pertumbuhan rumah
sakit ini menimbulkan kompetisi yang semakin ketat dan pelanggan
semakin selektif dan mempunyai pilihan yang luas, dan ini merupakan
tantangan yang akan mempengaruhi keberlanjutan Rumah
Sakit.Tantangan seperti ini menghadapkan para pelaku pelayanan
kesehatan khususnya rumah sakit baik pihak pemerintah maupun swasta
pada dua pilihan, yaitu masuk dalam arena kompetisi dengan melakukan
perubahan dan perbaikan atau keluar arena kompetisi tanpa dibebani
perubahan dan perbaikan. Oleh karena itu diperlukan alternatif strategi
bersaing yang tepat agar rumah sakit mampu bersaing dengan kompetitor
lainnya. Kondisi lingkungan usaha demikian mengharuskan rumahsakit
meningkatan kualitas dan mutu layanan agar tetap sukses, baik ditingkat
operasional, manajerial maupun strategi.
Dengan meningkatnya jumlah kelas menengah di Indonesia maka
tuntutan layanan kesehatan menjadi semakin tinggi yang mendorong
tumbuhnya rumah sakit swasta dan menjadi kansektor layanan kesehatan
111
menjadi industri yang berorientasi profit dan harus bersaing dengan ketat.
Data lain menunjukan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia
khususnya kelas menengah keatas belum puas dengan qualitas dan layanan
yang diberikan rumah sakit. Hal ini terlihat dari tahun ke tahun jumlah
pasien yang berobat keluar negeri khususnya Singapura, Thailand dan
Malaysia semakin meningkat.
Hal ini tampaknya menakutkan profesi kesehatan, karena ketakutan
untuk bersaing, seperti kita ketahui kualitas sumber daya manusia
kesehatan kita cukup rendah serta penguasaan teknologi yang terbatas
pula. Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
sudah disebutkan, upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali. Akreditasi
itu melingkupi segala bentuk pelayanan tenaga medis terhadap pasien dan
fasilitas yang harus dipenuhi rumah sakit sesuai golongannya. Sedangkan
upaya lainnya dari pihak rumah sakit menghadapi pasar bebas dalam
ketenagaan kesehataannya diantaranya meningkatkan kompetensi tenaga
kesehatannya dengan cara meningkatkan melalaui pendidikan dan
pelatihan, seminar-seminar kesehatan, serta workshop. Mengutamakan
tenaga kesehatan local bagi rumah sakit lebih baik dari pada menggunakan
tenaga kesehatan asing.
Disamping itu, menggalakkan kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan social kemasyarakatan, tak melulu urusan medis. Salah satunya
dengan mengikuti kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan rumah sakit
itu sendiri maupun eksternal. Kearifan lokal semacam itu tentu merupakan
nilai plus yang menambah daya saing rumah sakit dan klinik di Indonesia
terhadap Rumah sakit dan klinik asing, karena bagaimanapun Indonesia
terkenal dengan budaya gotong royong, keramahan dan keakraban yang
erat yang sulit ditiru oleh negara lain.
Hal tersebut menunjukkan peran penting Rumah sakit yang perlu
di dikelola secara optimal untuk melindungi kepentingan nasional dalam
111
era pasar global MEA 2016 guna meningkatkan kesejahteraan bangsa
Indonesia.
111
Puspronakes LN (Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaka
Keshatan Luar Negeri) sesuai dengan salah satu dari Tupoksinya
yaitu Pemberdayaan Profesi telah memfasilitasi 10 Organisasi Profesi
untuk menyusun standar profesi mulai dari 2002 - 2006 dan telah
ditetapkan oleh menteri Kesehatan.
Ke 10 standar Profesi tersebut adalah:
1) Profesi Bidan
2) Sanitarian
3) Ahli Laboratorium Kesehatan
4) Rekam Medis
5) Keperawatan
6) Tekniker Gigi
7) Gizi
8) Radiologi
9) Elektro medik
10) Fisioterapis
Pada tahun 2007 proses penyusunan standar profesi untuk
Profesi Tenaga kesehatan Teknik Wicara , Ahli Madya Farmasi,
Okupasi Terapi dan Refraksionist Optisien, Perawat dan Perawat
Anaesthesi.
Pada tahun 2008 penyusunan standar Profesi akan difasilitasi
oleh Puspropnakes untuk profesi kesehatan Teknik Tranfusi, Teknik
Instalasi Medik, Ahli Kesehatan Masyarakat dan Kimia Klinik
Indonesia.
Dengan ditetapkannya standar profesi oleh Menteri Kesehatan,
maka uji kompetensi untuk setiap jenis tenaga kesehatan dapat
dilaksanakan sehingga kualitas tenaga kesehatan sama baik di seluruh
Indonesia.
Uji Kompetensi
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Pilihan Ganda (Multiple Choice)
111
Ketrampilan (OSCE = Objective Structure Clinical Examination)
Pengabdian
Bertanggung jawab kepada Tuhan dan Masyarakat;
Siap bertanggung gugat (aspek legal)
111