Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI FARMASI

RSU NURDIN HAMZAH


KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah


SWT, kita telah dapat menyelesaikan evaluasi dan mencetak Pedoman
Pengorganisasian Instalasi Farmasi RSU Nurdin Hamzah.

Seluruh kelompok telah mengevaluasi buku ini sesuai dengan kemampuan dan
keperluan pelayanan medis yang aktual di RSU Nurdin Hamzah. Isi buku ini bersifat
elektik, disusun dari gabungan berbagai standar pelayanan medis spesialistik dan
subspesialistik dengan fleksibilitas yang cukup disesuaikan dengan perkembangan dan
kemajuan IPTEK kedokteran/kesehatan.

Pedoman pengorganisasian ini dipakai sebagai pedoman dan acuan oleh


segenap anggota Staf Farmasi yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan medis di
lingkungan RSU Nurdin Hamzah. Dengan demikian akan memperjelas arah
pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit, terutama dalam
rangka akreditasi rumah sakit di Indonesia.

Kami memaklumi bahwa isi buku Pedoman Pengorganisasian ini masih banyak
kekurangan dan belum lengkap. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaannya.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam evaluasi dan diberlakukannya buku ini.

Direktur RSU Nurdin Hamzah

dr. H. Muhammad Nasrul Felani

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………… 2
SAMBUTAN DIREKTUR……………………………………………… 3
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 4
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 5
BAB II GAMBARAN UMUM INSTALASI FARMASI…............……. 6
BAB III VISI MISI FALSAFAH NILAI DAN TUJUAN……………… 7
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT……………… 9
BAB V STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI ……..… 10
BAB VI URAIAN JABATAN.…………………………………………… 11
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA………………………………. 15
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL.. 16
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI………………………………………17
BAB X PERTEMUAN /RAPAT………………………………………….20
BAB XI PELAPORAN…………………………………………………… 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah lembaga pemberi jasa pelayanan kesehatan dan seiring
dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya
hampir selalu memerlukan obat. Obat merupakan komponen yang penting dalam
upaya pelayanan kesehatan, baik di pusat pelayanan kesehatan primer maupun
ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Keberadaan obat merupakan kondisi
pokok yang harus terjaga ketersediaannya karena ketersediaan obat merupakan salah
satu hal yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Menurut Depkes RI, biaya pembelian obat sebesar 40%-50% dari jumlah
operasional pelayanan kesehatan dan berbagai penelitian dirumah sakit melaporkan
bahwa keuntungan dari obat yang dijual di rumah sakit merupakan hal yang lebih
mudah dilakukan dibandingkan dengan keuntungan dari jasa yang lain, misalnya
pelayanan laboratorium, radiologi, pelayanan rawat inap ataupun pelayanan gizi.
Dengan demikian obat tidak hanya sebagai barang medis tetapi juga merupakan
barang ekonomi strategis sehingga obat memiliki kedudukan yang cukup penting di
rumah sakit.
Manajemen obat di rumah sakit dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS). Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya bagian di rumah sakit yang
bertanggung jawab penuh atas pengelolaan obat, hal ini diperjelas dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit. Tujuan dari manajemen obat di rumah sakit yaitu agar obat yang
diperlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan
serta memberikan manfaat bagi pasien dan rumah sakit.
Manajemen obat dimulai dengan suatu tahap perencanaan yang merupakan
dasar dari pengelolaan obat untuk menentukan kebutuhan obat. Untuk itu diperlukan
data-data yang akurat, maka dalam proses pengolahannnya sebaiknya didukung oleh
suatu sistem informasi manajemen rumah sakit. Perencanaan ini disesuaikan dengan
anggaran dan juga harus sesuai formularium yang telah ditetapkan oleh organisasi yang
disebut Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit. Untuk mewujudkan perencanaan
tersebut adanya kegiatan pelaksanaan pada tahap ini dilakukan pengadaan obat untuk
memenuhi kebutuhan obat yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Kemudian dilakukan pengawasan untuk mengatur persediaan obat serta
menjamin ketersediaan obat. Tahapan ini berlangsung seperti siklus yang saling terkait.
Siklus ini harus dijaga agar semua tahap di dalamnya sama kuat dan segala kegiatan
tersebut harus selalu selaras, serasi dan seimbang. Apabila terjadi kesalahan pada suatu
tahap akibatnya akan mengacaukan siklus secara keseluruhan yang menimbulkan

4
dampak seperti pemborosan, tidak tersedianya obat, tidak tersalurnya obat, obat rusak,
dan lain sebagainya.
Pertimbangan lain yang menjadi penentu manajemen obat adalah komponen
input meliputi visi, misi, struktur oganisasi yang jelas, ketenagaan yang cukup,
prosedur yang tepat dan fasilitas yang memadai yang diproses melalui penyimpanan,
pendistribusian, pengemasan dan evaluasi untuk menghasilkan keluaran yang
diharapkan.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTALASI FARMASI RSU NURDIN HAMZAH

Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah berlokasi di Jalan W.R Supratman,


Kelurahan Parit Culum 1, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah terdiri dari banyak bangunan yang
terpisah tanpa bangunan bertingkat.
Instalasi farmasi (apotek) berada di belakang gedung IGD. Instalasi farmasi
berada disebelah kiri setelah pintu utama gedung RSU Nurdin Hamzah. Instalasi
farmasi berhadapan langsung dengan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang bersebelahan
dengan gedung Poliklinik.
Instalasi farmasi dibawahi langsung oleh seorang apoteker dan dibantu oleh 4
(empat) orang asisten apoteker.

6
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, BUDAYA, TUJUAN INSTALASI FARMASI
RSU NURDIN HAMZAH

A. VISI INSTALASI FARMASI RSU NURDIN HAMZAH


 Pelayanan Farmasi profesional dari aspek manajemen maupun klinik
dengan orientasi kepada kepentingan sebagai individu, berwawasan
lingkungan dan keselamatan kerja berdasarkan kode etik.

B. MISI RSU NURDIN HAMZAH


 Bertanggung jawab atas pengelolaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang
berdaya guna dan  berhasil guna.
 Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada tercapainya
hasil pengobatan yang optimal bagi pasien.
 Berperan serta dalam program-program pelayanan kesehatan di rumah sakit
untuk meningkatkan kesehatan seluruh lapisan masyarakat, baik pasien
maupun tenaga kerja rumah sakit

C. MOTTO RSU NURDIN HAMZAH


 Melayani Dengan Hati

C. TUJUAN RSU NURDIN HAMZAH


1. Manajemen
a. Mengelola perbekalan Farmasi yang efektif dan efisien.
b. Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan.
c. Menjaga dan meningkatkan mutu kemampuan tenaga kesehatan
Farmasi dan staf melalui  pendidikan.
d. Mewujudkan sistem informasi manajemen tepat guna, mudah dievaluasi
dan berdaya guna untuk pengembangan.
e. Pengendalian mutu sebagai dasar setiap langkah pelayanan untuk
peningkatan mutu  pelayanan
2. Farmasi Klinik
a. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional termasuk
pencegahan dan rehabilitasinya.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan obat baik
potensial maupun kenyataan.
c. Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan obat melalui
kerja sama pasien dan tenaga kesehatan lain.

7
d. Merancang, menerapkan dan memonitor penggunaan obat untuk
menyelasaikan masalah yamg berhubungan dengan obat.
e. Menjadi pusat informasi obat bagi pasien, keluarga dan masyarakat
serta tenaga kesehatan rumah sakit.
f. Melaksanakan konseling obat pada pasien, keluarga dan masyarakat
serta tenaga kesehatan rumah sakit.
g. Melakukan pengkajian obat secara prospektif maupun reprospektif.
h. Melakukan pelayanan Total Parenteral Nutrition.

D. BUDAYA INSTALAI FARMASI RSU NURDIN HAMZAH


 AMANAH ( Andalan, Mutu, Aman, Nurani, Akurat, Harmoni )

8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSU NURDIN HAMZAH

DIREKTUR

PEMBINA

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

KOMITE MEDIK SPI

BIDANG PELAYANAN BIDANG UMUM BIDANG PENUNJANG BIDANG


MEDIK PENGEMBANGAN
 ADMINISTRASI  FARMASI
 RAWAT  KEUANGAN  LAB  PEMASARAN
JALAN  PEMELIHARAA  REKAM MEDIS  PENDIDIKAN
 RAWAT INAP N SARANA  GIZI DAN
 IGD  KEAMANAN  LAUNDRY PELATIHAN
 KAMAR  LOGISTIK  STERILISASI  HUKUM DAN
BERSALIN HUMAS
 KAMAR BAYI  JAMINAN
KESEHATAN

9
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT FARMASI

DIREKTUR

KEPALA INSTALASI FARMASI

PENGELOLAAN PELAYANAN MANAJEMEN


PERBEKALAN FARMASI MUTU

10
BAB VI
URAIAN JABATAN

Farmasi di dalam melaksanakan pelayanan farmasi dipimpin oleh Kepala Unit


Farmasi dibantu oleh tenaga Apoteker, Ahli Madya Farmasi dan Tenaga Menengah
Farmasi (Asisten Apoteker).
Uraian tugas job description bagi personalia Unit farmasi:
1. Kepala Instalasi Farmasi
a.Bertanggung jawab atas hasil kerja satu orang atau lebih dari suatu organisasi
b.Penentu kebijakan
c.Motivator farmasi guna mendapatkan hasil kinerja yang baik
d.Memonitor perkembangan farmasis
e.Membuat plan kerja untuk mengembangkan farmasi di Rumah Sakit untuk
menjamin kualitas pelayanan yang baik
2. Bagian Gudang Farmasi
 Perencanaan dan Pengadaan
a. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
b. Menyiapkan perencanaan kebutuhan rutin perbekalan untuk triwulan
c. Mengadakan perbekalan farmasi
d. Menerima perbekalan farmasi sesuai spesifikasi yang berlaku
e. Menyimpan perbekalan farmasi
f. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan
 Penerimaan dan Penyimpanan
a.Melaksanakan penerimaan perbekalan farmasi yang diadakan di RS
b.Melaksanakan penyimpanan perbekalan farmasi yang dimiliki RS
c.Melaksanakan pengiriman perbekalan farmasi dari gudang ke unit-unit distribusi
d.Penerimaan pengeluaran dari persediaan perbekalan farmasi yang ada di gudang
perbekalan

3. Bagian Farmasi Klinis


a. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik
b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan
d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
e. Memberikan informasi obat kepada dokter, perawat, apoteker, maupun
pasien/keluarga.

4. Bagian Depo Rawat Jalan

11
a. Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling kepada
pasien
b. Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat jalan
c. Melakukan indent (pemesanan ke gudang farmasi ) untuk stock di depo
rawat jalan
d. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawat jalan dan delegasi tugas
e. Menerima arahan dan melaporkan kepada kepala IFRS segala pelaksanaan
tugas
f. Melakukan stok opname didepo rawat jalan

5. Bagian Rawat Inap


a. Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling kepada
pasien.
b. Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat inap
c. Melakukan dan memonitor ward stock
d. Melakukan indent ( pemesanan ke gudang farmasi) untuk stock obat di
IFRS rawat inap dan delegasi tugas
e. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawati inap dan delegasi tugas
f. Melaporkan kepada IFRS segala pelaksanaan tugasan
g. Melakukan rekam medik di IFRS rawat inap

6. Bidang Manajemen Mutu Farmasi


a. Memberikan pendidikan /pengetahuan kepada tenaga kefarmasian
b. Mengawasi /membimbing tenaga kerja baru
c. Melakukan penelitian yang berkaitan dengan kefarmasian
d. Melakukan pemantauan, penilaian, tindakan, evaluasi dan umpan balik
dalam pengendalian mutu
e. Mengkoordinir program pendidikan dan pelatihan.
f. Mengembangkan dan memperbaiki sistem/ metode pelayanan instalasi
farmasi.

12
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA UNIT FARMASI

1. HUBUNGAN INTERN
a) RAWAT INAP
Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam.
b) RAWAT JALAN (IGD)
Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam.
c) OK
Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam.

2. HUBUNGAN EKSTERN

a) DINAS KESEHATAN

Instalasi farmasi melalui apoteker melakukan pelaporan penggunaan obat


terlarang dan narkotika kepada dinas kesehatan kabupaten setiap bulannya.
b) DETAILER
Instalasi farmasi dalam hal pengadaan obat di apotik melakukan kerjasama
dengan perusahaan obat yang ada dengan cara melakukan pengorderan
langsung kepada detailer obat dari perusahaan obat yang ingin di ajak
kerjasama.

13
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. KUALIFIKASI SDM
JABATAN FUNGSI KUALIFIKASI
Kepala Instalasi Mengorganisir dan mengarahkan Apoteker, Apt, S2, kursus
Farmasi manajemen sesuaikan dengan
Akreditasi IFRS
Koordinator Mengkoordinir beberapa penyela Apoteker, Ap S2, kursus
sesuai ruang lingkup
Penyelia/supervisor Menyelia beberapa pelaksana Apoteker, kursus Farmasi
rumah sakit
Pelaksana teknis Melaksanakan tugas tertentu Apoteker, sarjana farmasi,
kefarmasian asisten apoteker

B. STANDAR KETENAGAAN

 Peranan Apoteker di Instalasi Farmasi


Instalasi Farmasi mempunyai fungsi utama dalam pelayanan /jasa obat
atas dasar resep dan pelayanan obat tanpa resep, beroreantasi pada pelanggan
/pasien apakah obat yang di berikan dapat menyembuhkan penyakit sertan efek
samping.

Tanggung jawab dan tugas apoteker di Instalasi Farmasi ialah


bertanggung jawab atas obat resep, dan mampu menjelaskan tentang obat pada
pelanggan/pasien. Dengan demikian bisa di ambil kesimpulan bahwa peranan
penting dalam Instalasi Farmasi adalah seorang Apoteker.

Farmasi rumah sakit merupakan unit di dalam Rumah sakit yang di


pimpin oleh Apoteker. Apoteker adalah administrator rumah sakit di segala
persoalan tetang penggunaan obat. Kriteria Pelayanan farmasi antara lain:

a. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker.


b. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang
mempunyai pengalaman minimal 2 tahun di bagian rumah sakit.
c. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja.
d. Pada pelaksanaannya, apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya farmasi
dan tenaga menengah farmasi.
e. Kepala instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap segala
aspek hukum dan peraturan-peraturan baik terhadap pengawasan distribusi
maupun administrasi barang.
f. Setiap saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk
melangsungkan dan mengawasi pelayanan kefarmasian dan harus ada

14
pendelegasian wewenang yang bertanggung-jawab jika kepala farmasi
berhalangan hadir.
g. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan
kebutuhan.
h. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas farmasi atau
tenaga farmasi lainnya, harus ditunjuk apoteker yang memiliki kualifikasi
pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya pelatihan tersebut.
i. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait
dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan
kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan.

 Sumber Daya Manusia Farmasi Rumah Sakit


Personalia Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah sumber daya
manusia yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang termasuk
dalam bagan organisasi rumah sakit dengan persyaratan :

• Terdaftar di Kementerian Kesehatan

• Terdaftar di Asosiasi Profesi

• Mempunyai izin kerja

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.


1332/Menkes/SK/X/2002 yang dimaksud dengan :

1. Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan


yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai
Apoteker.
Persyaratan Apoteker dirumah sakit adalah
·     Ijazahnya telah terdaftar pada Kementerian Kesehatan (DepKes).
·     Telah mengucapkan Sumpah/Janji sebagai Apoteker.
·     Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan (MenKes)
·     Memenuhi syarat–syarat kesehatan fisik dan mental untuk
melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker.
·    Tidak bekerja di suatu Perusahaan Farmasi dan tidak menjadi Apoteker
Pengelola Apotek (APA) di Apotek lain.
Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit, Apoteker
dibantu oleh Asisten Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK).
Keputusan Menteri Kesehatan No. 679/MENKES/SK/V/2003, tentang
Peraturan Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker, yaitu :

15
a. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas kewenangan yang
diberikan kepada pemegang Ijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah
Menengah Farmasi, Akademi Farmasi dan Jurusan Farmasi, Politeknik
Kesehatan, Akademi Analis Farmasi dan Makanan, Jurusan Analis Farmasi
serta Makanan Politeknik Kesehatan untuk menjalankan Pekerjaan
Kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.
b. Surat Izin Kerja Asisten Apoteker adalah bukti tertulis yang diberikan
kepada pemegang Surat Izin Asisten Apoteker untuk melakukan pekerjaan
Kefarmasian disarana kefarmasian.
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga
farmasi profesional yang berwewenang berdasarkan undang-undang, memenuhi
persyaratan baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun
kuantitas dengan jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan
,keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu
profesi dan kepuasan pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan
dengan beban kerja dan keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan
visi rumah sakit.

 Distribusi Ketenagaan
Unit Farmasi di dalam melaksanakan pelayanan farmasi dibagi menjadi
3 (tiga) shift pelayanan dalam waktu 24 jam. Distribusi tenaga farmasi
ditempatkan pada 2 ( dua ) depo pelayanan yaitu depo farmasi IGD dan rawat
jalan dan depo farmasi rawat inap serta pelayanan gudang farmasi. Masing-
masing depo pelayanan dan gudang farmasi di pimpin oleh apoteker.

 Jenis Pelayanan
 Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)
 Pelayanan rawat inap
 Pelayanan rawat jalan
 Pelayanan gudang farmasi
 Produksi obat (pengenceran alkohol)

 Analisa Kebutuhan Tenaga di IFRS


Analisa kebutuhan tenaga disusun bersama-sama oleh panitia penyusun
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja RS. Jumlah tenaga yang
dibutuhkan tergantung pada jenis pelayanan, komposisi shift jaga dan jumlah
pasien yang dilayani. Jumlah ketenagaan Instalasi Farmasi disusun setahun
sekali berdasarkan data tahun berjalan dan perkiraan perkembangan tahun yang
dianggarkan.

16
 Evaluasi Kinerja Tenaga IFRS
Evaluasi kinerja tenaga IF mengacu pada evaluasi kinerja karyawan RS
sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya yang meliputi penilaian
terhadap :
 Kualitas Kerja
 Kuantitas Kerja
 Disiplin Kerja
 Kecakapan
 Tanggung Jawab
 Loyalitas
 Inisiatif
 Kejujuran
 Motivasi
 Kerjasama
 Komunikasi
 Absensi
Evaluasi kinerja tersebut dilakukan setiap akhir tahun dan bersifat terbuka dan
diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja yang bersangkutan.

17
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

I. PENDAHULUAN

Program orientasi merupakan salah satu kegiatan Unit Farmasi bekerja


sama dengan subbag kepegawaian dan seksi penunjang medis dalam rangka
memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan petugas farmasi
agar dapat bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya.
Petugas farmasi baru umumnya lulusan D3 farmasi yang belum mengenal
lingkungan kerja serta peraturan atau kebijakan yang ada di RSU Nurdin
Hamzah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diadakan program orientasi
bagi petugas farmasi baru guna kelancaran dalam bekerja.

II. LATAR BELAKANG


Seiring dengan upaya RSU Nurdin Hamzah untuk menjalankan tujuannya
menjadi rumah sakit yang unggul dalam pelayanan dengan manajemen dan
sumber daya manusia yang professional dan berpengalaman. Dengan
bertambahnya kebutuhan akan tenaga farmasi, maka RSU Nurdin Hamzah
perlu melakukan pengenalan pada petugas farmasi baru guna memenuhi
tuntutan tersebut.

III.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan gambaran tentang farmasi (apotek) RSU Nurdin
Hamzah.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan professionalisme dalam lingkup kerja.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang visi, misi, tujuan dan falsafah serta
motto RSU Nurdin Hamzah.
c. Meningkatkan wawasan tentang ruangan dan lingkup farmasi RSU Nurdin
Hamzah.
d. Meningkatkan keterampilan dalam pelayanan kesehatan di farmasi RSU
Nurdin Hamzah.

IV. KEGIATAN POKOK


- Kegiatan pokok: mengadakan orientasi baru di unit farmasi RSU Nurdin
Hamzah.

18
- Rincian kegiatan :
1. Menyusun kebijakan tentang program orientasi petugas farmasi baru di
RSU Nurdin Hamzah
2. Melakukan pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa dan tindak lanjut dari
program orientasi petugas farmasi baru di farmasi RSU Nurdin Hamzah
3. Menyelenggaran orientasi petugas farmasi baru di RSU Nurdin Hamzah

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membuat permohonan penambahan petugas farmasi baru ke manajemen
RSU Nurdin Hamzah
2. Menyusun program orientasi tenaga petugas farmasi baru
3. Melakukan perekrutan petugas IPSRS baru RSU Nurdin Hamzah meliputi:
 Perekrutan petugas IPSRS baru meliputi tes tulis dan wawancara
 Orientasi atau pengenalan RSU Nurdin Hamzah
 Penempatan petugas farmasi baru di farmasi
 Orientasi ruang petugas farmasi
 Orientasi alat-alat non medis
 Orientasi administrasi petugas farmasi
 Membuat laporan
4. Rapat koordinasi

VI. SASARAN
Sasaran orientasi adalah karyawan baru di farmasi RSU Nurdin Hamzah.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Tahun 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan program orientasi X

2 Perekrutan tenaga petugas farmasi X X X X X X X X X X X X

3 Pelaksanaan orientasi petugas X X X X X X X X X X X X


farmasi baru

4 Evaluasi kegiatan orientasi X X X X

5 Pelaporan hasil kegiatan orientasi X

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN KEGIATAN

19
1. Setiap unit di rumah sakit membutuhkan petugas farmasi baru dilakukan
pembuatan evaluasi pelaksanaan kegiatan
2. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan orientasi membuat laporan ke subbag
kepegawaian.

Program orientasi kepada petugas farmasi baru akan dilaksanakan setiap


RSU Nurdin Hamzah melakukan perekrutan pegawai baru (petugas
farmasi).

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Unit kerja wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan ke subbagian
kepegawaian
2. Subbag kepegawaian menganalisa hasil kegiatan ke direktur
3. Evaluasi kegiatan program orientasi dilaksanakan setiap unit dari rumah
sakit

20
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT

Dalam lingkup Rumah Sakit RSU Nurdin Hamzah selalu dilakukan rapat.
Pertemuan rapat ini sangat bermanfaat untuk masing-masing unit guna memberikan
informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah
sakit. Kegiatan rapat ini bisa dilakukan hanya dalam unit farmasi sendiri atau bisa juga
dilakukan rapat antar unit lainnya. Kegiatan rapat ini biasanya dihadiri oleh seluruh
staf unit farmasi maupun oleh kepala bidang atau kepala seksi terkait.
Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja,
kebutuhan sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal yang menyangkut
kelangsungan unit masing- masing. Sehingga dengan dilakukan rapat rutin ini dapat
dilakukan tindak lanjut untuk kendala yang dihadapi dilapangan maupun yang dihadapi
di unit internal itu sendiri. Dalam kegiatan rapat ini dibuat undangan berupa internal
memo, daftar hadir dan notulen hasil rapat yang nantinya dilaporkan kepada Bagian
Tata Usaha RSU Nurdin Hamzah.
Kegiatan pertemuan/rapat intern biasanya dilakukan setiap 1 bulan sekali di
hadiri oleh seluruh karyawan Unit Farmasi, waktu dan hari ditentukan. Pertemuan rutin
lainnya seperti morning report dilakukan setiap bulan di hadiri oleh seluruh Kepala
Unit beserta Direktur rumah sakit untuk membahas masalah-masalah yang terjadi di
unit kerja dan lapangan. Kegiatan rapat lain yang biasa dilakukan di RSU Nurdin
Hamzah misalnya rapat tentang Pasien Safety, K3RS, Koordinasi dengan unit lain, dll.

21
BAB XI
PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan kegiatan farmasi diperlukan dalam perencanaan,


pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan
farmasi. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena
kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam
menetapkan suatu tindakan.

A. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan pelayanan farmasi terdiri dari :
1) Laporan kegiatan rutin harian
Laporan harian ini dilakukan setiap hari. Kegiatan pelaporan harian ini
dilakukan oleh kepala unit farmasi ataupun petugas farmasi baik secara
lisan maupun tulisan. Pelaporan harian ini seperti laporan mengenai jumlah
petugas farmasi yang dinas dengan jumlah kegiatan yang ditangani dan
kendala yang dihadapi setiap harinya, pelaporan keluhan pasien atau
pegawai yang berhubungan dengan sarana dan prasarana di rumah sakit.
Pelaporan harian ini biasanya disampaikan kepada unit atau kepala bidang
terkait.
2) Laporan kegiatan rutin bulanan
Laporan bulanan dilakukan setiap bulan sebagai tindak lanjut dari
laporan kejadian setiap hari dalam kegiatan rutin farmasi. Pelaporan ini
biasanya menyangkut kegiatan program kerja yang dilakukan unit farmasi
dalam kurun waktu setahun. Pelaporan ini dapat berupa: laporan rapat
bulanan intern, laporan inventaris pemeliharaan barang alat, laporan
penilaian karyawan, laporan indikator mutu, laporan evaluasi program
kerja, laporan kebutuhan karyawan, laporan kejadian K3RS, dll.
3) Laporan Tahunan
Laporan tahunan biasanya dilakukan setiap akhir tahun. Tujuan laporan
tahunan ini untuk mengevalusi seluruh laporan harian dan bulanan sehingga
dapat dilihat total kegiatan yang berlangsung dalam kegiatan ipsrs sehingga
dapat dilakukan tindak lanjut dari evaluasi laporan tahunan ini. Laporan
tahunan kegiatan kegiatan IPSRS dapat berupa rekapitulasi total sarana dan
prasarana yang di pemeliharaan dan perbaiki
4) Laporan khusus ( misalnya : audit internal farmasi)
5) Laporan pemeriksaan (kartu control)

22

Anda mungkin juga menyukai