Anda di halaman 1dari 26

BAB II

DASAR TEORI

2.1 TRANSFORMATOR DAYA

Adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan


tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya (mentransformasikan tegangan).
 Pengoperasian Trafo Daya
Dalam operasi umumnya, trafo-trafo daya ditanahkan pada titik
netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengaman atau
proteksi. Sebagai contoh, transformator 150/70 KV ditanahkan secara
langsung di sisi netral 150 KV dan transformator 70/20 KV ditanahkan
dengan tahanan di sisi netral 20 KV-nya. Transformator yang telah
diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan.

 Klasifikasi Trafo Daya


1. Pasangan
 Pasangan Dalam
 Pasangan Luar
2. Pendinginan
3. Fungsi atau Pemakaian
 Transformator Mesin
 Transformator Gardu Induk
 Transformator Distribusi
4. Kapasitas dan Tegangan

 Bagian Transformator
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai
fungsi masing-masing :
1. Bagian Utama
- Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan.
Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi)
yang ditimbulkan oleh “Eddy Curret”.
2. Kumparan Trafo
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu
kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi
maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti
karton, pertinax dan lain-lain.
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan
sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan
atau arus, maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang
menginduksukan tegangan. Bila pada rangkaian sekunder ditutup
(rangkaian beban), maka akan mengalir arus pada rangkain ini.
Jadi, kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3. Kumparan Tertier
Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan
tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan
tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan
tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan
bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor
shunt. Namum demikian tidak semua trafo daya memiliki
kumparan tertier.
4. Minyak Trafo
Sebagian besar trafo tenaga, kumparan-kumparan dan
intinya direndam dalam minyak trafo. Terutama trafo-trafo
tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai
sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat
pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga
berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak
trafo harus memiliki persyaratan sebagai berikut :
 Kekuatan isolasi tinggi
 Penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil sehingga
partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan
cepat
 Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
 Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang
membahayakan
 Tidak merusak bahan isolasi padat
 Sifa kimia yang stabil
5. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui
sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor tersebut dengan tangki trafo.
6. Tangki dan Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam
minyaktrafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk
menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
minyak trafo.

2.2 SWITCHGEAR dan SISTEM PENGAMAN

SWITCHGEAR
Switchgear merupakan peralatan listrik yang bekerja sebagai
peralatan pemutus pada panel distribusi. Pada tegangan rendah, switchgear
digunakan sebagai switching dan proteksi peralatan listrik.
Perangkat switchgear ini ditentukan sesuai dengan kebutuhannya,
seperti: isolasi, disconnecting loads, short circuit breaker, switching motor
dan pengaman beban lebih dari arus bocor. Perangkat switchgear ini dapat
bekerja dengan satu atau lebih dari fungsinya, hal ini tergantung pada
perancangan/designnya. Selain itu, dapat juga membentuk fungsi dari
peralatan tertentu.

Peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem LVMDP

 Peralatan Switchgear yang digunakan pada Tegangan


Rendah
Switchgear merupakan suatu piranti yang berfungsi untuk
mengendalikan distribusi energi listrik atau untuk melindungi
peralatan yang dihubungkan ke catuan listrik. Switchgear yang
digunakan pada tegangan rendah biasanya dipergunakan sebagai
switching dan proteksi peralatan listrik. Perangkat switchgear
tersebut ditentukan sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk
keperluan isolasi, disconnecting loads, short circuit breaker,
switching motor, dan pengaman beban lebih dari pengaman
manusia.
Perangkat switchgear ini dapat bekerja dengan satu atau lebih
fungsinya, tergantung perancangannya/design juga dapat
membentuk fungsi dari peralatan tertentu.
Peralatan-peralatan Switchgear yang digunakan pada Tegangan
Rendah antara lain :
 MCMCCB
 Motor Starter
 Kontaktor
 Over Load Relay
 Disconnector
 Fuse
 Mini Circuit Breaker (MMCCB)
 Fused Switch Disconnector
 Load Break Switch (LBS)
Bagian dari standar IEC 947 dan DIN VDE 0660 untuk LV ;
IEC DIN VDE
0660
Circuit Breaker 947-2 101
Load Break Switches, Disconnector, Switch 947-3 107
Disconnector, Fuse Combination Unit
Contactor dan Motor Starter 947-4-1 102
Electromechanical Control Devices 947-5-1 200
(control Switch)
Proximity Switch 947-5-2 208
Automatic System Selector Switches 947-6-1 114

o Circuit Breaker
Circuit Breaker harus memiliki kondisi pengoperasian di
bawah normal, dapat mudah dikerjakan, mudah dibawa, Break Current
yang baik, dan dapat bekerja sesuai spesifikasi terutama pada kondisi
Short Circuit. MCCB harus dapat melajukan arus dalam waktu yang
lama dan dapat memutuskannya seketika.
MCCB yang dilengkapi dengan Overload dan Short Circuit
Trip biasa digunakan pada perangkat Switching dan untuk Overload
Proteksi, dan bagian sistemnya harus dapat dioperasikan pada
frekuensi rendah. MCCB tanpa Over Current tetapi dengan Open
Circuit Shunt Release (0,1 s/d 1,1 Vn) biasa dipergunakan sebagai
‘Network Protector’ untuk mencegah tegangan balik (Reverse
Voltage). MCCB juga harus dapat tergantung atau tidak tergantung
pada Manual Aktuasi dan juga untuk Aktuasi yang tergantung pada
tenaga (Power) atau energi yang tersimpan pada masing-masing
peralatan (pengoperasian motor dan peralatan elektromagnetik).

Nilai sebelum dipanaskan untuk tegangan nominal yang dikontrol:


Vn Tegangan DC Tegangan AC
24 48 110 125 220 250 24 48 110 127 220
Ip = arus maksimum, short circuit
T = waktu (detik)
1 = nilai puncak arus short circuit yang tidak terbatas
2 = batasan arus puncak untuk pemutus arus dengan rating 25-100 A
dengan Ik = 50 kA, 400 V, cos  = 0,2
3 = batas maksimum arus short circuit dengan pemutus arus 160 A
4 = batas maksimum arus short circuit dengan pemutus arus 250 A
5 = batas maksimum arus short circuit dengan pemutus arus 500 A
6 = batas maksimum arus short circuit dengan pemutus arus 800 A

Diagram batasan arus pada circuit breaker


1 = batasan arus short circuit (arus cut off)
2 = prospektif arus short circuit

o MCCB dibagi 2 tipe:


 Tipe “Mouled Case”
 Tipe “Air Break”

“Mouled Case”
Komponen “Moulde Case” breakers berisikan material-
material penyekat (Insulating Materials). Beraker tipe initersedia pada
rating arus di atas 3200 A. pada “Air Breaker” tidak terdapat bahan
penyekat seperti pada “Moulded Case”, dan biasa diproduksi untuk
rating di atas 6300 A. di samping konstruksinya, MCCB juga
diklarifikasikan tergantung design, dengan prinsip “Current Zero
Breakers” dan “Current Limiter”. Current Zero Breakers bekerja
dengan prinsip Switching ARC pada transisi nilai nol secara alami
pada arus AC.

Kuat medan elektromagnetik dimanfaatkan untuk mengerjakan


kontak saat terjadi Short Circuit, dan kontak tidak dapat kembali pada
posisi semula sebelum arus hubung singkat dilepaskan.
Semua bagian kontak yang ada pada MCCB ini harus mampu
dialiri oleh arus maksimum short circuit.
Current Limiter adalah fast acting Circuit Breaker yang bekerja
sebelum dicapai arus maksimum. Arus maksimum Short Circuit I p
dibatasi untuk meng-Cut-Off arus ID.

In Rating kapasitas pemutus Power Factor DIN VDE 0660


kontinyu Short Circuit
In (A) Icn (kA) Cos  W/mainten T/mainten
60 10.….50 0,5…..0,25 20000 8000
100 10.….50 0,5…..0,25 20000 8000
160 25.….100 0,25…..0,2 20000 8000
250 25.….100 0,25…..0,2 20000 5000
400 35.….100 0,25…..0,2 10000 5000
630 35.….100 0,25…..0,2 10000 5000
1000 50.….100 0,25…..0,2 5000 3000
1250 50.….100 0,25…..0,2 5000 3000
1600 50.….100 0,25…..0,2 2000 1000
2000 50.….100 0,25…..0,2 2000 1000
2500 60.….100 0,2 2000 1000
3200 70.….100 0,2 Sesuai kesepakatan
4000 80.….100 0,2 Sesuai kesepakatan
5000 100 0,2 Sesuai kesepakatan
6300 100 0,2 Sesuai kesepakatan

o MCMCCB (Molded-case circuit Breaker)


Merupakan alat proteksi jaringan distribusi listrik tenaga
rendah yaitu proteksi hubung singkat dan beban lebih, pada MCMCCB
terdapat dua jenis pengaman yaitu pengaman thermis dan pengaman
magnetis.
Perbedaan dua pengaman ini dengan pengaman yang ada pada
MMCCB adalah, pada MCMCCB mempunyai kapasitas tegangan dan
arus yang lebih tinggi, sedangkan pada MMCCB mempunyai kapasitas
pemutus tegangan atau arus yang lebih rendah. MCMCCB mempunyai
rating arus yang lebih rendah. MCMCCB mempunyai rating arus yang
nominal 16A-3200A dengan Breaking capacity dapat melampaui
35000A.

o Disconnector
Merupakan pemutus mekanis pada posisi terbuka berfungsi
sebagai isolator. Disconnector dan menutup dan membuka rangkaian
ada atau tidaknya arus yang mengalir atau saat tidak terdapat tegangan
di antara 2 kutub kontak. Alat ini juga harus dapat melajukan arus
dalam waktu yang lama. Arus dapat diabaikan, misalnya pada bushing
dan busbar dan pada kabel yang sangat pendek (arus kapasitif), dan
juga arus pada trafo tegangan yang dipergunakan untuk pengukuran.
Disconnector juga dapat menjadi Breaking Capacity.

o Load Break Switch


Berupa pemutus mekanis yang dapat bekerja di bawah kondisi
normal, dapat menghubungkan, melajukan, dan memutuskan arus
termasuk overload. Alat ini juga bekerja abnormal pada kondisi short
circuit, dan harus mampu melajukan arus dalam waktu yang lama.
Pemutus beban biasa dikenal dengan nama LBS. Dan kadang-
kadang disebut juga IS (Interupting Switch). Berbeda dengan pemutus
tenaga, ia tidak mempunyai kemampuan untuk memutus arus hubung
singkat. LBS hanya mampu memutus arus beban sesuai dengan
kapasitas pengenalnya. LBS juga mampu memikul arus hubung
singkat dalam skala besar dan dalam jangka waktu yang lama. Arus
pengenala LBS mencapai 1200 Ampere, tetapi yang biasa digunakan
dalam saluran udara adalah 200 A, 300 A, 400 A, dan 600 A.
Kemampuan arus pengenal ini disamping merupakan besar arus
maksimum yang secara terus –menerus dapat dipikul, juga
menunjukkan besar arus maksimum yang dapat diputus.

Alasan penggunaan LBS :


Pada incoming hanya digunakan LBS tanpa ada pengaman
seperti HRC fuse karena pada incoming fungsinya sebagai
penghubung antara daya dari PLN ke peralatan cubicel metering dan
outgoing, selain itu ada beberapa alasan lain :
 Harga lebih murah dan ekonomis.
 Mempunyai kemampuan yang cukup baik dan dapat diandalkan.
 Perawatan dan pemeliharaan yang mudah.
 Penempatan posisi pada kubikel yang tidak rumit.
 Pengoperasiannya mudah.
 Mempunyai pemadaman busur api berupa gas SF6.
LBS dapat membuat short circuit menjadi kapasitansi tetapi tidak
membutuhkan breaking capacity.

o Switch Disconnector
Merupakan LBS yang posisi terbuka berfungsi sebagai isolator.
Fungsi isolator: jarak isolator dibagi dengan kuat medan dielektriknya
(Vimp).
Unit Kombinasi Fuse :
Merupakan kombinasi dari sebuah pemutus mekanis dengan satu atau
lebih fuse yang dibuat dalam satu unit desain manufaktur.
1. Disconnector Fuse
Sebuah disconnector yang dihubungkan serie dengan satu atau lebih
fuse yang dipasang pada salah satu atau pada setiap kawat fasa.

2. Switch Fuse
LBS yang dihubungkan serie dengan satu atau lebih fuse yang dipasang
pada salah satu atau pada setiap kawat fasa.
3. Switch Disconnector fuse
Berupa switch disconnector yang memiliki fuse dihubungkan serie
pada salah satu atau pada setiap kawat fasa. Switch disconnector dan
fuse dibuat dalam satu unit.
4. Fuse Disconnector
Disconnector yang memiliki sebuah fuse link/fuse carrier yang
ditempatkan pada bagian kontak yang bergerak.
5. Fuse Switch
LBS yang memiliki sebuah fuse link/fuse carrier yang ditempatkan
pada bagian kontak yang bergerak.
6. Fuse Switch Disconnector
Switch Disconnector yang memiliki sebuah fuse link/fuse carrier yang
ditempatkan pada bagian kontak yang bergerak.
7. Earthing switch
Earthing Switch ini terhubung interlock dengan perangkat switchgear
(LBS). Dimana saat peralatan switchgear dalam kondisi terbuka, maka
saklar earthing switch akan tertutup dan kabel utama diketanahkan
dengan tujuan menghilangkan tegangan balik dan arus balik akibat
beban induktif, selain itu berfungsi untuk membuang muatan sisa yang
ada pada penghantar dengan pentanahan. Earthing Switch dan LBS
terhubung interlock dengan kunci pintu panel. Dimana saat LBS
menutup dan arus mengalir, pintu panel tidak dapat dibuka.

8. Capacitor Driver Voltage Indicator


Kapasitor yang dihubungkan seri dengan lampu tanda, yang berfungsi
sebagai indicator ada atau tidaknya tegangan supply yang masuk dari
PLN.

9. Post Isolator
Merupakan pelindung pada kubikel yang terpasang pada dinding atas
kubikel, sebagai media tempat peletakan busbar.

10. Operating Handle


Adalah tongkat bantu untuk mengoperasikan LBS secara manual.

 Kubikel Metering

Beberapa peralatan yang terdapat pada kubikel metering antara


lain:
1. CT (Current Transformer)
Digunakan untuk peralatan ukur sebagai instrument. Dimana
CT berfungsi sebagai pembanding (ratio device) dalam alat
ukur dan instrument arus rendah.

2. Fuse Neozed
Merupakan pengamann lebur dari kawat perak atau tembaga
yang digunakan untuk pengaman alat ukur.

3. Ampere Meter
Alat ukur yang dipasang untuk mengukur besar arus listrik
yang sedang mengalir.

4. Volt Meter
Alat ukur yang dipasang untuk mengukur besaran tegangan
listrik yang ada.

5. PT (Potentio Transformer)
Berfungsi untuk memberikan tegangan pada alat ukur. Dimana
pada posisi primer harus diberi fuse HRC sebagai pengaman
dan fuse neozed.

 Kubikel Outgoing

Pada kubikel outgoing terdapat LBS yang dikombinasikan


dengan fuse HRC yang fungsinya hampir sama dengan PMT. Fuse
yang digunakan rating arusnya 80 A karena untuk daya 1600 kVA
untuk tipe fusarc rating arus 88 A kemudian dikombinasikan
dengan fuse holder sebagai kedudukannya, dimana jarak dengan
LBS ± 55 cm digunakan post insulator dan busbar sistem.

LBS dan fuse HRC terhubung interlock dengan earthing switch


dan kunci pintu panel. Sedangkan penggunaan capacitor driver
voltage indicator sebagai indikator ada atau tidaknya arus yang
mengalir.
Kategori kontraktor menurut IEC 947-4-1 (DIN VDE bagian 102 dan
104);
Kategori Tipe aplikasi
kontraktor
AC AC-1 Non induktif
AC-2 Motor slipring (cincin serat)
Current
AC-3 Motor squirrel cage (sangkar tupai), starting, disconnecting
while running
AC-4 Motor squirrel cage, starting plugging, reversing, jogging
AC-5 Pemutus lampu
AC-5b Pemutus lampu incandescent
AC-6a Pemutus trafo daya
AC-6b Pemutus bank capacitor
AC-7a Untuk beban bersifat induktif kecil
AC-7b Beban motor untuk keperluan domestik
AC-8a Pemutus motor kompresor mesin pendingin (integrator)
yang reset overloadnya normal
AC-8b Pemutus motor kompresor mesin pendingin (integrator)
yang reset overloadnya otomatis
DC DC-1 Untuk beban non induktif
DC-3 Motor belitan shunt, starting plugging, reversing, jogging,
Current
dan dynamic breaking
DC-5 Motor belitan serie, starting plugging, reversing, jogging,
dan dynamic breaking
DC-6 Pemutus lampu incandescent
 Fuse untuk Low Voltage
Berdasarkan rekomendasi DIN VDE 0636 bahwa perangkan
proteksi (fuse) terdiri dari satu atau lebih elemen fuse yang meleleh
dan membuka rangkaian saat terjadi gangguan. Elemen fuse ini
sangup mengalirkan arus secara terus-menerus dalam waktu yang
lama.
Huruf “g” melambangkan seluruh fuse secara umum, di mana
dapat melajukan arus paling tidak sedikit rating arus (dari
minimum sampai nilai kapasitas breakingnya). Sedangkan huruf
“B” adalah back up fuse yang dapat melajukan arus secara terus-
menerus di atas nilai rating arusnya dan dapat memutuskan harga
di atas nilai tertentu dari rating arusnya.
“L” adalah jalur kabel dan jalur proteksi.
“M” adalah proteksi switchgear.
“R” adalah proteksi semikonduktor.
“Tr” adalah trafo.
Waktu respon (Response Time) dari fuse link merupakan
seluruh fungsi dari pemutus arus yang menyebabkan elemen fuse
meleleh dan rangkaian menjadi terputus.

AC
Volt 230 400 50 690 750 1000
DC
Volt 220 440 500 600 700 1200 1500 2400
3000
Arus In
A 2, 4, 6, 10, 16, 20, 25, 32, 35, 40, 50, 63, 80, 100, 125, 160,
200, 250, 315, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250

 NH Fuse
NH Fuse yang memiliki kapasitas peleburan yang tinggi untuk
LV. Kapasitas peleburan harus paling tidak 50 kA. Untuk komersil
tersedia NH Fuse dengan kapasitas peleburan nominal 80 kA
sampai dengan 100 kA. NH Fuse link harus memiliki tanda yang
dicantumkan pada setiap fuse.
Dengan NH Fuse link kategori “gTr”, rating daya dari trafo
daya diubah ke dalam bentuk rating arus dalam kVA: 50, 75, 100,
125, 160, 200, 250, 315, 400, 500, 630, 800, 1000.

Rating arus untuk NH (HRC) fuse (basis dan blok) dan untuk NH (HRC)
Fuse link menurut DIN VDE 0636 BAGIAN 21:
Ukuran NH Fuse basis NH Fuse blok NH Fuse link
(A) (A) 500 V AC, 450 DC (A) 660V AC
s
00 160 160 6 /d 100 6 s/d 100
s
1 250 200 80 /d 250 80 s/d 200
s
2 400 400 125 /d 400 125 s/d 315
3 630 630 315 s/d 630 315 s/d 600
4a 1250  500 s/d 1250 500 s/d 800

Waktu atau zone arus untuk tipe “gTr” NH fuse adalah sama dengan Waktu atau zone arus
untuk tipe “gL” NH fuse. Jadi di dalam memilih fuse, apabila kita membutuhkan “gTr” NH fuse kita
dapat menggantinya dengan menggunakan tipe “gL” NH fuse asalkan nilai ratingnya tidak boleh
lebih tinggi dari nilai rating “gTr”.

Rating untuk NH fuse link dari kategori gTr 400 V (DIN VDE 0636
bagian 22) :
Kategori Ukuran NH fuse link 1)
Sn dalam kVA 2)
gTr 2 50 s/d 250
3 250 s/d 400
4a 400 s/d 1000

1)
Link untuk rating daya terendah yang diizinkan
2)
Dengan “gTr” fuse, rating arus dari fuse link yang berhubungan dengan
rating arus dari trafo proteksi dimana,

Sn I dalam A
I rat =  Sn dalam kVA
 3  Vn Vn  0,4 kVac

Rating arus untuk selektifitas dan NH fuse pada trafo LV (DIN VDE
0636 bagian 22) ;
Rating daya Sn di trafo Rating arus Ivat dari gTr Maksimal arus nominal Ip
fuse link untuk gTr fuse link
(kVA) (A) (A)
50 72 550
75 108 80
100 144 100
125 180 125
160 231 160
200 289 200
250 361 250
315 455 315
400 577 400
500 722 500
630 989 630
800 1155 800
1000 1443 1000

Note:
 Fuse ditempatkan pada sisi kontak atau bagian permanen di antara
kontak.
 Semua pemutus memiliki tipe single atau multiple break.

SISTEM PROTEKSI

 Pengetanahan peralatan
Pengetanahan peralatan adalah pengetanahan bagian dari
peralatan yang dalam keadaaan bekerja tidak dilalui oleh arus.
Tujuan pengetahuan peralatan:
 Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya
bagi manusia dalam daerah tersebut.
 Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya
maupun lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa
menimbulkan kebakaran atau keadaan bahaya.
 Untuk memperoleh impedansi yang rendah/kecil dari jalan
balik arus hubung yang singkat ke tanah.

Pengukuran tahanan jenis tanah:


1. Metode 4 elektroda
2. MMCCB → PPOS ( Pengamanan dengan Pemutus Otomatis
dari Supply)

Macam-macam pentanahan :
A. TT Sistem/PP (Pentanahan pengaman)
B. TN Sistem/PNP (Pentanahan Netral Pengaman)
 Sistemnya diketanahkan
 Badan peralatan dihubungkan dengan penghantar netral
Macam system TN :
 TN sistem dengan hantaran netral yang berfungsi sebagai
hantaran pengaman di seluruh system.
 TN sistem dengan hantaran netral dan hantaran pengaman
sendiri-sendiri di seluruh system, disebut juga system 5
kawat.
 TN sistem dengan hantaran netral yang sekaligus berfungsi
sebagai hantaran pengaman di sebagian sistem.
IT Sistem
 Sistemnya tidak ditanahkan (I)
 Badan peralatan/instalasi ditanahkan (T)

2.3 INSTUMENTASI

Alat instrumentasi yang dipakai pada setiap panel adalah Amper


meter, Volt meter, dan cos  meter.

PEMBEBANAN
Beban ada 2 (dua) macam :

1. Beban resistif yaitu beban yang terdiri hanya tahanan ohmic saja
2. Beban induktif yaitu beban yang terdiri dari lilitan-lilitan.

Beban Resistif
Pada beban resistif, antara arus dengan tegangannya memiliki
sudut phasa 0˚ (karena arus dan tegangannya sephasa). Oleh karena itu,
pada beban resistif hanya ada daya nyata (P).
P = V I Cosθ

Beban Induktif
Beban induktif disamping menyerap daya aktif juga menyerap
daya reaktif untuk membangkitkan medan elektromagnet.
Daya buta = Daya aktif + Daya reaktif

Dayaaktif
faktordaya 
Dayabuta

Masalah yang ditimbulkan akibat beban induktif :

1. Untuk daya terpasang (PLN atau gen-set) tertentu,bila terdapat banyak


beban induktif,factor daya akan menjadi kecil maka daya aktif yang
didisipasikan pun menjadi kecil.
2. Untuk daya aktif [KW] tertentu, bila factor daya (cos ) rendah maka
dibutuhkan kapasitas daya (daya buta), transformator,gen-set,kabel
transmisi dan distribusi yang sangat besar.
Cara penanggulangan masalah akibat beban induktif :

Suatu cara untuk menanggulangi masalah yang ditimbulkanbeban


induktif adalah dengan memasang kapasitor.

Metode pemasangan kapasitor :


1. Hubungan langsung (direct compensate/direct connection)
2. Hubungan kapasitor terpusat / kapasitor dipasang pada panel utama
Banyaknya kapasitor dapat diatur oleh operator :
- secara manual
- secara otomatis
Keuntungan memperbaiki foktor kerja :
1. Dapat menambah besarnya daya aktif (KW = KVA) dan dapat
dipergunakan beban lain.
2. Dapat mengurangi atau menghindari penambahan daya dari PLN atau
gen-set bila terjadi penambahan beban.
3. Memperpanjang usia isolasi kabel / kawat penghantar.

SISTEM REL

Berdasarkan konstruksinya, system rel bus-bar dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Single Bus-Bar (Rel Tunggal)

- Standart
 Untuk Gardu Induk

 Untuk Gardu Distribusi

- Rel Tunggal dengan Pemisah (PMS) Bagian

- Rel Tunggal dengan Pemutus (PMT) Bagian


 Kelebihan

1. sederhana

2. biaya investasi relative murah

3. mudah dalam pengoperasian

 Kelemahan

1. kurang handal

2. daya terbatas

2. Multiple Bus-Bar (Rel Ganda)

- Standart
- Rel Ganda Duplikat (4 Bagian)

- Rel Ganda 1,5 PMT


- Rel Ganda 2 PMT
 Kelebihan :

1. Handal

2. Daya yang dipikul besar

 Kelemahan

1. Biaya investasi besar

3. Rel Tertutup
2.5 EMERGENCY POWER SUPPLY
Emergency supply adalah tenaga listrik yang diberikan kepada
beban pada saat aliran listrik dari PLN terputus. Biasanya tenaga listrik itu
disupply oleh genset dan UPS. Dan beban yang disupply oleh genset atau
UPS adalah beban yang vital saja.

UPS (Uninterruptible Power Supplay)


Peralatan listrik yang peka membutuhkan perlindungan
terhadap gangguan listrik , gangguan dari luar maupun dari dalam
peralatan listrik tersebut. (seperti petir,gangguan pada pusat listrik,
transmisi radio atau motor, air conditioner, vending machine, dan arc
welders) dapat membuat masalah pada pada tegangan listrik yang
menjalankan peralatan tersebut. Masalah itu mencakup :
1. listrik padam
2. tegangan rendah
3. teganga tinggi
4. fluktuasi tegangan
5. commond-mode noise
6. normal-mode noise
7. dan lonjakan yang disebabkan switching dan kesalahan
pada system jaringan.

Ups dapat melindungi berbagai berbagai tipe peralatan listrik


yang sensitif, tentunya dengan jenis dan kegunaan dari Ups itu sendiri.
Peralatan yang dapat dilindungi seperti :
1. hampir semua mikrokomputer dan work station jenis
terbaru
2. peralatan yang digunakan pada multi-user dan LAN
environment
3. critical instrument
4. system telekomunikasi
5. terminal point-of-sale
6. system computer lainya
AC FILTER AND
INPUT SURGE LOAD

TRANSFORMATOR
SUPRESSOR

ISOLATION
BATERRY BI-DIRECTIONAL
BACK UP CONVERTER

SERIES UPS

gambar.1. system block diagram UPS

Ups mendapatkan daya dari sumber tegangan listrik atau


battery, serta mengkondisikan tegangan dan membuat tegangan yang
masuk kebeban kritis tetap bersih dan stabil. Ketika disupplay oleh
sumber tegangan listrik, ups membersihkan noise dan lonjakan dari
tegangan listrik dengan efisiensi yang tinggi dari AC-ke-AC bila
supplay listrik dari PLN padam, UPS seara otomatis akan mengambil
daya dari battery cadangan dan mensupplay kebeban kritis tanpa
interupsi.

2.6 INSTALASI GARDU

Berdasarkan konstruksinya, gardu distribusi dapat dikelompokkan menjadi


4 (empat) yaitu :
1. Gardu Beton (Gardu Tembok)
Adalah gardu distribusi yang bangunannya secara keseluruhan terbuat
dari beton dan dibangun bilamana kepadatan bebannya lebih dari 2
MVA per km2.
Gardu beton dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Gardu untuk konsumen umum atau perumahan
b. Gardu untuk konsumen tegangan menengah atau industri
2. Gardu Kios
Adalah gardu distribusi yang bangunannya terbuat dari metal.
Biasanya gardu ini dalam pembangunannya dipakai untuk sementara.
3. Gardu Portal
Adalah gardu distribusi yang seluruh instalasinya dipasang pada 2
tiang atau lebih.
4. Gardu Tiang (Gardu Cantol)
Adalah gardu distribusi yang seluruh instalasinya dicantolkan pada
satu tiang jaringan distribusi.

Pada rancangan ini akan digunakan gardu beton, hal ini dikarenakan pada
gardujenis beton untuk konsumen tegangan menengah dilengkapi dengan
fasilitas:
a. satu kubikel tipe pemisah (Incoming)
b. satu kubikel tipe pemutus (Outgoing)
c. satu kubikel untuk trafo tegangan menengah
d. satu kubikel untuk pengaman dan pengukuran
e. satu atau dua kubikel untuk sambungan konsumen tagangan menengah
f. kubikel untuk pengaman trafo

Anda mungkin juga menyukai