Anda di halaman 1dari 27

Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA

REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

1 DASAR PERENCANAAN PONDASI


1.1 Kriteria Desain
Perencanaan pondasi didasarkan pada persyaratan sesuai kriteria desain. Pesyaratannya
adalah sebagai berikut:
1. Kriteria pembebanan mensyaratkan pondasi direncanakan terhadap kombinasi
pembebanan struktur atas dengan faktor reduksi untuk beban gempa ke pondasi R=1
dan kelas situs tanah E.
2. Faktor keamanan yang digunakan adalah:
a. SF = 2.5 untuk kondisi operasional (SLS)
b. SF= 1.67 untuk kondisi gempa (ULS); 1.5 kali dari kondisi operasional.
3. Kontrol lateral didasarkan pada defleksi yang terjadi. Persyaratan defleksi adalah:
a. SLS: maximum 1.27 cm
b. ULS: maximum 2.5 cm
1.2 Pembebanan
Pembebanan untuk perencanaan ini berasal dari struktur atas dalam bentuk reaksi
perletakan. Pembebanan dibedakan menjadi:
1.2.1 Pembebanan untuk Desain Pondasi
Pembebanan untuk pondasi berasal dari struktur atas untuk kondisi operasional (kombinasi
SLS) dan kondisi gempa (kombinasi ULS). Arah pembebanan dari struktur atas dapat dilihat
dalam gambar berikut:
x

Arah Long Jembatan


y

Gambar 1. Perjanjian Tanda Arah Beban berdasarkan Software Struktur Atas

Kombinasi beban yang dipilih untuk perencanaan pondasi adalah nilai-nilai maksimum dan
pasangan gaya lainnya yang sesuai.

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Selain itu, terdapat beban aksial tambahan dari tanah di atas pile cap dan berat pile cap.
Kemudian, arah beban-beban tersebut dikonversi mengikuti perjanjian tanda software
GROUP. Berikut ini adalah perjanjian tanda GROUP.

Gambar 2. Perjanjian Tanda Arah Beban pada GROUP

Kemudian, pemeriksaan pondasi sebagai grup tiang memerlukan gaya aksial tipe working
load (WL). Gaya ini adalah gaya aksial terbesar dari reaksi perletakan struktur atas baik untuk
kondisi operasional dan gempa serta ditambah berat tanah dan pile cap.
Berat tambahan ini dihitung dengan langkah berikut:
Berat 𝑝𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑎𝑝 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡𝑝𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑎𝑝 × 𝛾𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 (𝑘𝑁)
Berat tanah di atas 𝑝𝑖𝑙𝑒 𝑐𝑎𝑝 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ × 𝛾𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (𝑘𝑁)

1.2.2 Pembebanan untuk Analisis Penurunan


Beban untuk analisis penurunan berasal dari beban aksial struktur atas berupa Dead Load
(DL) dan Superimpose Dead Load (SDL) serta berat tanah dan pile cap.
1.3 Data Tanah
Informasi data tanah didapat dari boring log untuk setiap lokasi pile cap. Boring log berisi
informasi jenis tanah dan nilai SPT untuk mengetahui konsistensi dan parameter tanah
seperti berat jenis tanah, kohesi, sudut geser dalam, dan yang lainnya. Parameter yang
dihitung adalah yang akan digunakan dalam desain pondasi dan analisis penurunan. Acuan
untuk penentuan konsistensi dan parameter tanah adalah sebagai berikut:
1.3.1 Berat Jenis dan Konsistensi
Penentuan berat jenis dan konsistensi tanah menggunakan tabel berikut:
Tabel 1. Konsistensi dan Berat Jenis Tanah Berdasarkan NSPT (Whitman, RobertV., 1962)

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Cohesionless Soil
N 0-10 11-30 31-50 >50
3
Density (kN/m ) 12-16 14-18 16-20 18-23
State Loose Medium Dense Very Dense

Cohesive Soil
N <4 4-5 6-15 16-25 >25
3
Density (kN/m ) 14-18 16-18 16-18 16-20 >20
Consistency Very Soft Soft Medium Stiff Hard
(Whitman, Robert V., 1962)
1.3.2 Nilai Kohesi (c) Tanah Kohesif
Korelasi untuk nilai kohesi menggunakan nilai enam kali dari NSPT sehingga formulasinya
adalah sebagai berikut:
c = 6 x NSPT (kPa)
1.3.3 Nilai Sudut Geser Dalam (Φ) Tanah Nonkohesif
Formula untuk menentukan sudut geser dalam adalah sebagai berikut:
𝜙 = √20 × 𝑁𝑆𝑃𝑇 + 150 ≤ 450 (Kishida, 1967)
1.3.4 Nilai Modulus Deformasi (E)
Korelasi yang umum digunakan dan masih dalam lower bound adalah sebagai berikut:
E = 300 c
1.3.5 Geological Factor (μg)
Faktor ini dibutuhkan saat perhitungan penurunan konsolidasi. Nilai tipikalnya dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 2. Rentang Nilai Geological Factor (Skempton & Bjerum)

1.4 Pondasi Sebagai Tiang Tunggal


1.4.1 Likuifaksi
Tanah yang berpotensi likuifaksi adalah tanah pasir lepas jenuh. Selain itu, ada faktor dari
tebal lapisan pasir lepas jenuh dengan tebal lapisan tanah tidak terlikuifaksi di atasnya serta
percepatan gempa permukaan tanah yang dapat menyebabkan likuifaksi.
1.4.1.1 Percepatan Gempa untuk Analisis Potensi Likuifaksi
Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo
Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Percepatan gempa yang berpengaruh dalam likuifaksi adalah percepatan puncak di


permukaan tanah. Nilai ini bergantung pada percepatan puncak di batuan dasar (PGA/Peak
Ground Acceleration). Nilai PGA bergantung pada keadaan tanah di lokasi proyek yang
menentukan kelas situs. Nilai percepatan di permukaan tanah didapat dengan rumus berikut:
Asurface = FPGA x PGA (g)
Nilai – nilai ini didapat dari peraturan gempa Indonesia yang didapatkan dari analisis struktur
atas.
1.4.1.2 Potensi Tanah Likuifaksi
Potensi kerusakan akibat likuifaksi ditentukan oleh grafik berikut:

Gambar 3. Grafik Identifikasi Kerusakan Tanah Akibat Likuifaksi (Ishihara, 1985)

Hasil plot pada grafik di atas menentukan apakah akan terjadi kerusakan akibat likuifaksi atau
tidak. Apabila jatuh di area berpotensi kerusakan, grafik tersebut juga mensyaratakan nilai
percepatan gempa di permukaan tanah yang dapat menyebabkan kerusakan akibat likuifaksi.
1.4.2 Pemilihan Konfigurasi Pondasi
Pemilihan konfigurasi pondasi dilakukan dengan mempertimbangkan keadaan lapangan dan
beban yang bekerja pada pondasi. Data tanah dari lapangan diolah untuk mengetahui nilai
daya dukung tiang tunggal pada setiap kedalaman borlog. Kemudian, persebaran gaya dari

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

pier ke masing – masing tiang pondasi dianalisis dengan menggunakan metode paku keling
untuk mengetahui panjang minimum tiang tunggal. Panjang minimum tiang tunggal didapat
dengan membandingkan gaya terbesar yang terjadi pada tiang pondasi dengan daya dukung
ultimate tiang tunggal. Untuk mengakomodasi deformasi tiang, perilaku tiang dalam grup,
serta penurunan tanah yang mungkin terjadi, panjang tiang ditambah hingga kedalaman yang
diasumsikan aman. Setelah itu, konfigurasi ini dianalisis dengan software GROUP untuk
memeriksa respon pondasi dalam grup. Hasil ini diperlukan untuk perencanaan struktural pile
cap dan tiang bor.
1.4.2.1 Daya Dukung Tiang Tunggal (Q us )
Daya dukung tiang tunggal dihitung dengan korelasi empiris berdasarkan NSPT. Formula yang
digunakan untuk tian bor adalah sebagai berikut:
1. Tanah Lempung
a. Unit Tahanan Selimut (qs)
qs = α c
Nilai α diambil berdasarkan rentang nilai yang dibuat oleh Resse and O’Neil
(1988).
Tabel 3. Nilai α
Undrained Shear Undrained Shear
Alpha
Strength (tsf) Strength (kPa)
< 2 0 < 214.50 0.55
2- 3 214.50 - 321.76 0.49
3- 4 321.76 - 429.01 0.42
4- 5 429.01 - 536.26 0.38
5- 6 536.26 - 643.51 0.35
6- 7 643.51 - 750.76 0.33
7- 8 750.76 - 858.01 0.32
8- 9 858.01 - 965.27 0.31
< 9 < 965.27 Treat as rock

b. Unit Tahanan Ujung (qb)


qb = 9 c
2. Tanah Pasir
a. Unit Tahanan Selimut (qs)
qs = 2 NSPT (kPa)
(Rata-rata antara Mayerhof [1976] dan Rese & Wright [1977])
b. Unit Tahanan Ujung (qb)
qb = 70 NSPT (kPa) ≤ 4000 kPa (Reese and Wright [1977])
Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo
Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Daya dukung ultimit tiang tunggal (Qus) dihitung dengan formulasi berikut ini
1. Daya Dukung Selimut:
Daya dukung selimut total adalah

𝑄𝑠 = 2𝜋𝑟 ∑(Δ𝐿𝑞𝑠 ) (𝑘𝑁)

2. Daya Dukung Ujung


Daya dukung ujung total adalah
𝑄𝑏 = 𝜋𝑟 2 𝑞𝑏 (𝑘𝑁)
Daya dukung tiang tunggal didapat dari penjumlahan daya dukung selimut dan daya dukung
ujung.
𝑄𝑢𝑠 = 𝑄𝑠 + 𝑄𝑏 (𝑘𝑁)
1.4.2.2 Persebaran Gaya dengan Metode Paku Keling
Metode paku keling dapat menghasilkan gaya aksial yang diterima masing – masing tiang.
Formulasinya adalah sebagai berikut.
𝑃 𝑀𝑦 𝑧𝑖 𝑀𝑧 𝑦𝑖
𝑃𝑖 = ± ±
𝑛 ∑ 𝑧𝑖2 ∑ 𝑦𝑖2
Keterangan:
Pi : gaya aksial pada tiang ke-I (kN)
P : gaya aksial dari struktur atas dan berat tambahan (kN)
n : jumlah tiang dalam konfigurasi
My, Mz : momen dari struktur atas untuk arah y dan z (kNm)
yi, zi : jarak tiang ke-i dari pusat gaya reaksi perletakan arah y dan z (m)
Persebaran gaya dari pier ke pondasi akan ditinjau baik untuk beban operasional dan gempa.
Beban yang dipilih adalah berdasarkan:
a. Gaya aksial terbesar
b. Gaya aksial terkecil
c. My terbesar
d. Mz terbesar
Gaya aksial terbesar pada tiang yang telah dikalikan faktor keamanan kondisi operasional dan
gempa dijadikan dasar penentuan panjang minimum pondasi. Gaya aksial tersebut
dibandingkan dengan daya dukung ultimit tiang tunggal pada kedalaman yang mencukupi.
1.4.2.3 Pemeriksaan Dengan Software GROUP
Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo
Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Data yang diperlukan dalam analisis dengan software GROUP adalah:


a. Data properties tiang bor (diameter, panjang, modulus elastisitas, dan lainnya)
b. Konfigursi tiang grup dan dimensi pile cap
c. Pembebanan pondasi
d. Lapisan, kedalaman, dan properties tanah
Output yang ditinjau dari analisis ini adalah:
a. Gaya dalam aksial terbesar (tekan dan tarik)
b. Resultan bending moment maksimum
c. Resultan gaya lateral maksimum
d. Resultan defleksi maksimum
1.5 Pondasi Sebagai Grup Tiang
Keamanan tiang sebagai grup pondasi ditentukan oleh SF yang dicapai dalam kondisi
pembebanan operasional dan gempa. SF dihitung dengan membandingkan kapasitas ultimit
grup pondasi dengan working load yang telah dijelaskan pada bagian pembebanan. Kapasitas
ultimit pondasi sebagai grup dipengaruhi oleh jumlah tiang, kapasitas ultimit tiang tunggal,
dan nilai efisiensi grup tiang.
𝑄𝑢𝑔 = 𝑛 × 𝑄𝑢𝑠 × 𝜂
Nilai efisiensi ini ditentukan dengan menggunakan metode keruntuhan blok atau metode
Converse-Labarre. Dari kedua metode tersebut dipilih nilai efisiensi terkecil untuk
menghitung kapasitas ultimit grup tiang. Kemudian kapasitas ultimit grup tiang dibandingkan
dengan working load yang terjadi pada pondasi sesuai dengan faktor keamanan minimum
untuk kondisi operasional dan gempa.
1.5.1 Efisiensi dengan Keruntuhan Blok
Efisensi kelompok tiang dihitung berdasarkan pola keruntuhan blok dengan langkah sebagai
berikut:
a. Hitung kapasitas ulitimit tiang blok dengan cara yang sama seperti tiang tunggal.
Dengan acuan gambar berikut, tiang blok memiliki ukuran :

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Gambar 4. Pemodelan Block Kelompok Pondasi Tiang

Bx= (nx-1) · Sx+ D


By=(ny-1) · Sy+ D
Skin friction blok (QS block) untuk tiang blok dihitung dengan cara sama namun
seolah-olah ukuran tiang tunggal menjadi Bx X By sedang kan end bearing blok (Qb
block) dihitung dengan menjumlahkan end bearing tiap tiang tunggal yang berada
dalam konfigurasi kelompo ktiang (n Qb single).
b. Kapasitas ultimit blok adalah Qu block = QS block + Qb block
c. Hitung efisiensi kelompok tiang dengan formula sebagai berikut,
𝑄𝑢 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘
η =
𝑛𝑄𝑢 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑙𝑒
dengan,
η : efisiensi kelompok tiang
Qu block : kapasitas ultimit blok
Qu single : kapasitas ultimit tiang tunggal
n : banyak tiang dalam konfigurasi kelompok tiang
1.5.2 Efisiensi dengan Metode Converse-Labarre
Perhitungan efisiensi dengan metode ini menggunakan formula berikut.
(𝑛1 − 1)𝑛2 + (𝑛2 − 1)𝑛1 𝐷
𝜂 =1−[ ] 𝜃 ; 𝜃(𝑑𝑒𝑔) = 𝑡𝑎𝑛−1
90𝑛1 𝑛2 𝑑
(𝑛1 − 1)𝑛2 + (𝑛2 − 1)𝑛1 𝐷
𝜂 =1−[ ] 𝑡𝑎𝑛−1
90𝑛1 𝑛2 𝑑
n1 : jumlah kolom
n2 : jumlah baris
D : diameter (m)
Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo
Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

d : jarak antar tiang (m)


1.5.3 Persyaratan Faktor Keamanan Minimum
Pemeriksaan terhadap faktor keamanan minimum tiang grup dihitung dengan formula
berikut:
a. Kondisi operasional (SLS)
𝑛 × 𝑄𝑢𝑠 × 𝜂
𝑄𝑔−𝑖𝑧𝑖𝑛−𝑆𝐿𝑆 =
𝑆𝐹𝑆𝐿𝑆
𝑄𝑔−𝑖𝑧𝑖𝑛−𝑆𝐿𝑆 ≥ 𝑊𝐿𝑆𝐿𝑆
b. Kondisi gempa (ULS)
𝑛 × 𝑄𝑢𝑠 × 𝜂
𝑄𝑔−𝑖𝑧𝑖𝑛−𝑈𝐿𝑆 =
𝑆𝐹𝑈𝐿𝑆
𝑄𝑔−𝑖𝑧𝑖𝑛−𝑈𝐿𝑆 ≥ 𝑊𝐿𝑈𝐿𝑆
2 ANALISIS PERENCANAAN PONDASI
Dengan mempertimbangkan kondisi lapangan di sekitar P16 dipilih konfigurasi pondasi tiang
pancang diameter 0.6 m sebanyak 45 tiang dengan jarak arah long 1.5 m dan arah trans 1.5
m.
2.1 Analisis Pembebanan
2.1.1 Reaksi Perletakan
Tabel berikut menunjukan kombinasi beban berdasarkan reaksi perletakan struktur atas.
Tabel 4. Load Case Operasional dan Gempa
LOAD Fx Fy Mz Fz My Mx
CASE kN kN kNm kN kNm kNm
ULS1 16717 -756 -3997 0 0 0
ULS2 16717 -392 -1986 231 -1788 44
ULS3Max 12561 1205 6624 4071 27207 627
ULS3Min 11992 -1205 -6576 -4071 -27207 -627
ULS4Max 13225 4017 22023 1221 8162 188
ULS4Min 11327 -4017 -21975 -1221 -8162 -188
ULS5 12276 0 24 0 0 0
ULS6Max 8509 4017 22013 1221 8162 188
ULS6Min 6610 -4017 -21985 -1221 -8162 -188
ULS7Max 7844 1205 6614 4071 27207 627
ULS7Min 7275 -1205 -6585 -4071 -27207 -627
SLS1 8128 0 15 0 0 0
SLS2 10594 -747 -4028 193 -1490 37

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

2.1.2 Berat Aksial Tambahan


Selanjutnya, ada beban aksial tambahan yang berasal dari berat pile cap dan tanah di atas
pile cap. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Pile Cap
Panjang 7.2 m
Lebar 16.2 m
Area 116.64 m2
Thickness 2 m
V 233.28 m3
ϒbeton 24 kN/m3
Weight 5599 kN
Tanah
Tebal tanah 0 m
ϒtanah 14 kN/m3
Berat Tanah 0 kN
Total 5599 kN

2.1.3 Working Load


Berat Working
Reaksi Perletakan:
Kondisi Tambahan Load
Aksial Maks (kN) (kN) (kN)
Oprasional 10594 5599 16193
Gempa 16717 5599 22316

2.1.4 GROUP Input


Arah-arah reaksi perletakan dikonversi mengikuti perjanjian tanda GROUP dan beban aksial
ditambah dengan berat tambahan yaitu berat pile cap ditambah berat tanah di atas pile cap.

Gambar 5. Perjanjian Tanda Arah Beban pada GROUP

X: aksial
Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo
Jawa Tengah
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Y: Longitudinal
Z: Transversal
Tabel 5. Input Beban Operasional dan Beban Gempa untuk Pondasi
LOAD Fx Fy Mz Fz My Mx
CASE kN kN kNm kN kNm kNm
ULS1 16717 -756 -3997 0 0 0
ULS2 16717 -392 -1986 231 -1788 44
ULS3Max 12561 1205 6624 4071 27207 627
ULS3Min 11992 -1205 -6576 -4071 -27207 -627
ULS4Max 13225 4017 22023 1221 8162 188
ULS4Min 11327 -4017 -21975 -1221 -8162 -188
ULS5 12276 0 24 0 0 0
ULS6Max 8509 4017 22013 1221 8162 188
ULS6Min 6610 -4017 -21985 -1221 -8162 -188
ULS7Max 7844 1205 6614 4071 27207 627
ULS7Min 7275 -1205 -6585 -4071 -27207 -627
SLS1 8128 0 15 0 0 0
SLS2 10594 -747 -4028 193 -1490 37

2.2 Data Tanah


Profil tanah untuk P16 dan sekitarnya dapat dilihat dalam gambar berikut:
Depth Soil N-SPT 
(m) Type (blows/30cm) (kN/m3)
0 Very Soft clay 0 12
1 Very Soft clay 0 12
2 Medium clay 7 16
3 Medium clay 7 16
4 Medium clay 11 16
5 Medium sand 11 14
6 Medium sand 25 16
7 Medium sand 25 16
8 Medium sand 29 17
9 Hard clay 29 18
10 Medium clay 8 16
11 Medium clay 8 16
12 Medium clay 9 16
13 Medium clay 9 16
14 Very Dense sand 60 19
15 Very Dense sand 60 19
16 Very Dense sand 60 19
17 Very Dense sand 60 19
18 Very Dense sand 50 18

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 11
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

19 Very Dense sand 50 18


20 Very Dense sand 55 19
21 Very Dense sand 55 19
22 Very Dense sand 60 19
23 Very Dense sand 60 19
24 Very Dense sand 60 19
25 Very Dense sand 60 19
26 Very Dense sand 62 19
27 Very Dense sand 62 19
28 Very Dense sand 65 20
29 Very Dense sand 65 20
30 Medium sand 28 17

Gambar 6. Profil Tanah untuk dan sekitarnya

Gambaran umum keadaan tanah tersebut adalah:


a. Kedalaman 0m dari muka tanah hingga sekitar 5m didominasi oleh soft to medium
clay atau silt (NSPT 0 – 13)
b. Sekitar kedalaman 5m hingga 9m terdapat tanah medium sand (NSPT 13 sampai
21)
c. Sekitar kedalaman 9m hingga 13m terdapat tanah medium clay (NSPT sampai 12)
d. Sekitar kedalaman 13m hingga 30m terdapat tanah dense sand-very dense sand
(NSPT 48 sampai 78)
Hasil borlog dilampirkan dalam laporan ini.
2.3 Analisis Pondasi Sebagai Tiang Tunggal
Analisis ini menentukan apakah pondasi aman sebagai tiang tunggal.
2.3.1 Penentuan Konfigurasi Pondasi
2.3.1.1 Daya Dukung Tiang Tunggal (Q us )
Berikut ini adalah contoh penentuan parameter tanah untuk perhitungan daya dukung tiang
tunggal sesuai pembahasan sebelumnya terkait dasar perencanaan pondasi.
a. Tanah Kohesif
Kedalaman dari muka tanah
7 m
NSPT Value: 11
Tanah: Medium sand
Hasil interpolasi untuk berat jenis
γ 14.10 (kN/m3)
γ' 4.10 (kN/m3)

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 12
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Korelasi NSPT dan C diambil 6


c 66 kPa

b. Tanah Nonkohesif
Kedalaman dari muka tanah
13 m
NSPT Value: 9
Tanah: Medium clay
Hasil interpolasi untuk berat jenis
γ 16.23 (kN/m3)
γ' 6.23 (kN/m3)
Φ 0 degree

Berikut ini adalah contoh perhitungan daya dukung tiang tunggal sesuai pembahasan
sebelumnya terkait dasar perencanaan pondasi.
a. Tanah Kohesif
Kedalaman dari
muka tanah 7 m
NSPT Value: 11
Tanah: Medium sand
c 66 kPa
Adhession Factor (ap) tiang bor 0.79 (Resse and O'Neil, 1988)

Daya Dukung Selimut, Skin Friction Qs


unit Skin
Friction qs metode Alpha
qs = ac
qs 52.3 kPa

Qs pada tanah tersebut juga ditambah Qs tanah di atasnya


Qs = qs * perimeter *tebal + Qs sebelum
perimeter 1.88 m
tebal 1 m
Qs sebelum 348.38 kN
Qs 447.01 kN

Daya dukung ujung, Qb


unit end bearing qb
untuk tanah
clay, =9c
qb 594.00 kPa
Qb = Luas ujung pondasi x qb
Qb 93.31 kN
Kapasitas Ultimit Tiang Tunggal Qu
Qu = Qs + Qb = 540.31 kN

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 13
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

b. Tanah Nonkohesif
Kedalaman dari muka tanah
13 m
NSPT Value: 9
Tanah: Medium clay
untuk tiang bor di
ambil 2 N (kPa)

Daya Dukung Selimut, Skin


Friction Qs
unit Skin Friction qs
qs = 2N
qs 18.0 kPa

Qs pada tanah tersebut juga ditambah Qs tanah di atasnya


Qs = qs * perimeter *tebal + Qs sebelum
perimeter 1.88 m
tebal 1 m
Qs sebelum 858.57 kN
Qs 892.50 kN

Daya dukung ujung, Qb


unit end bearing qb
untuk tanah sand, 70 N (kPa) ≤ 4000 kPa
qb 630.00 kPa
Qb = Luas ujung pondasi x qb
Luas ujung 0.157 m2
Qb 98.96 kN
Kapasitas Ultimit Tiang Tunggal Qu
Qu = Qs + Qb = 991.46 kN

Begitu seterusnya untuk tiap kedalaman borlog. Berikut ditampilkan hasil perhitungan
parameter dan daya dukung tiang tunggal.

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 14
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Tabel 6. Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal (Qus)


Depth Soil N-SPT c Phi Layer sd sd ave Adhesion qs Outer Per Qs-outer Nc Nq qb Qb Q ultimate Q ULS (kN) Q SLS (kN)
Thickne
2
(m) Type (blows/30cm) (kN/m2 ) (degree) ss (kN/m ) (kN/m 2 ) 2
Factor (ap) (kN/m ) (m 2 ) (kN) (kN/m 2 ) (kN) (kN) Tekan Tarik Tekan Tarik
0 clay 0m 0 0
1 clay 1m 2 1
2 clay 1m 4 3
3 Medium clay 7 42 0 1m 10 7 0.93 39 1.88 74 9.0 1.0 378 59 133 80 35 53 24
4 Medium clay 11 66 0 1m 17 13 0.84 55 1.88 178 9.0 1.0 594 93 271 163 82 108 57
5 Medium sand 11 0 30 1m 21 19 1.00 22 1.88 219 29.7 18.1 4400 691 910 546 103 364 73
6 Medium sand 25 0 37 1m 27 24 1.00 50 1.88 314 57.6 45.0 10000 1571 1884 1131 147 754 103
7 Medium sand 25 0 37 1m 33 30 1.00 50 1.88 408 57.6 45.0 10000 1571 1979 1187 190 791 133
8 Medium sand 29 0 39 1m 40 36 1.00 58 1.88 517 68.4 56.6 11600 1822 2339 1404 240 936 167
9 Hard clay 29 174 0 1m 47 43 0.56 98 1.88 702 9.0 1.0 1566 246 948 569 321 379 223
10 Medium clay 8 48 0 1m 54 50 0.91 44 1.88 784 9.0 1.0 432 68 852 511 359 341 250
11 Medium clay 8 48 0 1m 60 57 0.91 44 1.88 866 9.0 1.0 432 68 934 560 398 373 276
12 Medium clay 9 54 0 1m 66 63 0.88 48 1.88 956 9.0 1.0 486 76 1032 619 439 413 305
13 Medium clay 9 54 0 1m 72 69 0.88 48 1.88 1046 9.0 1.0 486 76 1122 673 481 449 334
14 Very Dense sand 60 0 45 1m 81 77 1.00 120 1.88 1272 133.9 134.9 16000 2513 3785 2271 579 1514 401
15 Very Dense sand 60 0 45 1m 90 86 1.00 120 1.88 1498 133.9 134.9 16000 2513 4011 2407 678 1605 469
16 Very Dense sand 60 0 45 1m 99 95 1.00 120 1.88 1724 133.9 134.9 16000 2513 4238 2543 777 1695 536
17 Very Dense sand 60 0 45 1m 109 104 1.00 120 1.88 1951 133.9 134.9 16000 2513 4464 2678 876 1786 603
18 Very Dense sand 50 0 45 1m 117 113 1.00 100 1.88 2139 133.9 134.9 16000 2513 4652 2791 959 1861 659
19 Very Dense sand 50 0 45 1m 125 121 1.00 100 1.88 2328 133.9 134.9 16000 2513 4841 2905 1042 1936 716
20 Very Dense sand 55 0 45 1m 133 129 1.00 110 1.88 2535 133.9 134.9 16000 2513 5048 3029 1133 2019 778
21 Very Dense sand 55 0 45 1m 142 137 1.00 110 1.88 2742 133.9 134.9 16000 2513 5256 3153 1223 2102 839
22 Very Dense sand 60 0 45 1m 151 146 1.00 120 1.88 2968 133.9 134.9 16000 2513 5482 3289 1322 2193 907
23 Very Dense sand 60 0 45 1m 160 155 1.00 120 1.88 3195 133.9 134.9 16000 2513 5708 3425 1421 2283 974
24 Very Dense sand 60 0 45 1m 169 165 1.00 120 1.88 3421 133.9 134.9 16000 2513 5934 3560 1520 2374 1041
25 Very Dense sand 60 0 45 1m 178 174 1.00 120 1.88 3647 133.9 134.9 16000 2513 6160 3696 1618 2464 1108
26 Very Dense sand 62 0 45 1m 188 183 1.00 124 1.88 3881 133.9 134.9 16000 2513 6394 3836 1720 2558 1177
27 Very Dense sand 62 0 45 1m 197 192 1.00 124 1.88 4115 133.9 134.9 16000 2513 6628 3977 1822 2651 1246
28 Very Dense sand 65 0 45 1m 207 202 1.00 130 1.88 4360 133.9 134.9 16000 2513 6873 4124 1929 2749 1319
29 Very Dense sand 65 0 45 1m 216 212 1.00 130 1.88 4605 133.9 134.9 16000 2513 7118 4271 2036 2847 1391
30 Medium sand 28 0 39 1m 223 220 1.00 56 1.88 4710 65.6 53.5 11200 1759 6469 3882 2084 2588 1424

2.3.2 Analisis dengan Program GROUP


Metode Paku Keling di atas belum mengakomodasi pengaruh gaya lateral, momen torsi,
deformasi tiang, dan perilaku tiang dalam grup, sehingga perlu dilakukan analisis dengan
program GROUP. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keamanan desain dengan
konfigurasi dan panjang tiang.

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 15
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis Pondasi dengan Lminimum


Q SLS (kN) Q ULS (kN)
Tekan Tekan Tarik
5822 8733 6752

Operasional/SLS
Ket
Kontrol Nilai Maximum Allowable
Aksial Tekan 494 kN 1514 kN OK
Defleksi 0.00 cm 2.5 cm OK

Gempa/ULS
Ket
Kontrol Nilai Maximum Allowable
Aksial Tekan 730 kN 2271 kN OK
Aksial Tarik 76 kN 481 kN OK
Defleksi 0.00 cm 2.5 cm OK

Selanjutnya adalah penentuan daya dukung izin (Qallowable) tiang pondasi yang dipengaruhi
oleh faktor keamanan sesuai kriteria desain. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

untuk SLS
Qu 3785.3 kN
SF 2.5
Q SLS 1514.1 kN

untuk ULS
Qu 3785.3 kN
SF 1.67
Q ULS Tekan 2271.2 kN

Q ULS Tarik
[1.5 x(0.7 x Qs / SF2.5)]+ berat pondasi
Q ULS Tarik 579.5 kN

2.3.2.1 Data Tanah dan Pemodelan


Data tanah dan pemodelan pondasi dalam GROUP adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Input Tanah pada GROUP
Depth Depth (m) Soil γ γ` k
Type N-SPT Cu φ ε50
Borlog GROUP Type (kN/m ) (kN/m3)
3

0 4 0 3.5 Soft clay 1 5 15 5 30 0 0.02 100000


4 8 3.5 7.5 Medium sand 4 23 16 6 0 36 0 16300
8 13 7.5 12.5 Medium clay 2 13 16 6 76 0 0.007 135000
13 30 12.5 29.5 Very Dense sand 4 56 16 6 0 48 0 34000

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 16
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Posisi (0,0,0) saat pemodelan diasumsikan di atas pile cap karena beban dari reaksi
perletakan pier diasumsikan terjadi di atas pile cap. Elevasi -0.5 m menunjukan tebal tanah di
atas pile cap. Properties pondasi juga dimasukkan ke dalam GROUP.

FOUNDATION : driven pile


Outer Diameter 0.6 m E 33892182 kN/m2
Thickness 0.1 m I 0.005105 m4
Length of pile 12 m ν 0.22
K 350 Shear Modulus (G) 13890239 kN/m2
fc' 52 Mpa Polar Inertia (J) 0.013 m4
Area of pile section 0.1571 m2 Tors. Stiffness (GJ) 176732 kNm2

Gambar 7. Pemodelan Pondasi Dalam GROUP8

2.3.2.2 Hasil Analisis dengan GROUP


Hasil analisis pondasi merupakan output dari running perangkat lunak sebagai respon
pondasi dalam berbagai keadaan tanah, tipe & konfigurasi, dan pembebanan yang
direncanakan. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 17
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Tabel 9. Resume Respon Pondasi Beban Operasional dan Gempa


Aksial (kN) Respon Pondasi
Bending
No Case
Tekan Tarik Def (cm) Moment Shear (kN)
(kN m)
1 ULS1 453 0 0.000 24 20
2 ULS2 494 0 0.000 11 11
3 ULS3Max 730 -76 0.004 197 30
4 ULS3Min 453 0 0.000 24 20
5 ULS4Max 494 -46 0.004 146 26
6 ULS4Min 730 -76 0.004 197 30
7 ULS5 481 0 0.000 24 20
8 ULS6Max 627 -46 0.004 146 26
9 ULS6Min 730 -76 0.004 197 30
10 ULS7Max 494 0 0.000 24 20
11 ULS7Min 730 -46 0.004 146 26
12 SLS1 494 0 0.000 24 20
13 SLS2 0 0 0.000 0 0
Nilai Extrem 730 -76 0.004 197 30

Tabel 10. Kontrol Hasil Analisis Beban Operasional dan Gempa


Operasional/SLS
Nilai Ket
Kontrol Allowable
Maximum
Aksial Tekan 494 kN 1514 kN OK
Defleksi 0.00 cm 2.5 cm OK

Gempa/ULS
Nilai Ket
Kontrol Allowable
Maximum
Aksial Tekan 730 kN 2271 kN OK
Aksial Tarik 76 kN 481 kN OK
Defleksi 0.00 cm 2.5 cm OK

Berdasarkan kontrol aksial tekan dan tarik dari hasil output GROUP, desain pondasi ini masih
aman karena aksial yang terjadi lebih kecil dari nilai allowable nya. Selain itu, kontrol defleksi
pun menunjukan hasil yang aman karena memenuhi persyaratan kriteria desain yang telah
dijabarkan sebelumnya.
2.3.3 Daya Dukung Grup Tiang
Kapasitas ultimit pondasi sebagai grup dipengaruhi oleh efisiensi. Nilai efisiensi ini ditentukan
oleh nilai tekecil dari keruntuhan blok atau metode Converse-Labarre.
2.3.3.1 Efisiensi dengan Keruntuhan Blok
Efisiensi berdasarkan keruntuhan blok.
Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo
Jawa Tengah 18
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Tabel 11. Perhitungan Qu blok


Number of Piles 55 Bx 6.6 m
Nx 5 columns By 15.6 m
Sx (Column spacing) 1.5 m Perimeter 44.4 m
Ny 11 rows Qs block 29961.9 m
Sy (Row spacing) 1.5 m Qb block 138230.1 kN
Qu block group 168192.0 kN

Qu Block = Qs block + Qb block = 168192.0 kN


N Qu single = 55 * 3785.3

= 208190.1 kN
= 0.808

2.3.3.2 Efisiensi dengan Formula Converse-Labarre


Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Perhitungan Efisiensi Converse-Labarre

Converse-Labarre
n1 5 d (m) 1.5
n2 11 θ 21.8
D (m) 0.6 Efficiency 0.586

Qu grup ditentukan oleh metode keruntuhan balok karena hasil efisiensinya lebih kecil.
2.3.4 Analisis terhadap Faktor Keamanan Minimum
Perhitungannya adalah:
Q u dari single pile
jumlah tiang,n 55
Q u single 3785.28 kN
N Qu single 208190.14 kN
efisiensi 0.586
Qu grup 121998.06 kN

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 19
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Pemeriksaan terhadap faktor keamanan minimum tiang grup dihitung dengan formula
berikut:
a. Kondisi operasional (SLS)
Qg−izin−SLS ≥ WLSLS
509341.9005 𝑘𝑁 ≥ 16193𝑘𝑁

b. Kondisi gempa (ULS)


Qg−izin−ULS ≥ WLULS
304995.15 𝑘𝑁 ≥ 22316 𝑘𝑁
Berdasarkan hasil analisis tiang tunggal dan tiang grup, konfigurasi yang direncanakan untuk
P16 sudah aman dengan banyak 55 pile. Konfigurasinya adalah sebagai berikut:

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 20
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

Summary :
1. Data tanah yang digunakan untuk P16 adalah data tanah BH59.
2. Berdasarkan hasil analisis tiang tunggal dan tiang grup, konfigurasi yang
direncanakan untuk P16 sudah aman dengan banyak 55 pile untuk no pile 46-55
4.5 m . Konfigurasinya adalah sebagai berikut :

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 21
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

3. Konfigurasi group pile P16 dengan jarak antar pile 1500 mm dengan no pile
dikedalaman sebagai berikut :

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 22
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

4. Hasil untuk kapasitas aksial P16 maksimum dari ULS dan SLS pada output group
pile adalah sebagai berikut :
Operasional/SLS
Nilai Ket
Kontrol Allowable
Maximum
Aksial Tekan 494 kN 1514 kN OK
Defleksi 0.00 cm 2.5 cm OK

Gempa/ULS
Nilai Ket
Kontrol Allowable
Maximum
Aksial Tekan 730 kN 2271 kN OK
Aksial Tarik 76 kN 481 kN OK
Defleksi 0.00 cm 2.5 cm OK

5. Hasil PDA (SLS) dilapangan pada titik P16 no.5 adalah 1490 kN dengan SF yang
digunakan 2.5 maka kapasitas pile adalah 596 kN.

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 23
Justek Pondasi Pada Pier P16 PREP RKA
REV
Project KA Solo Adiesomarmo CHKD IDM 0 0
Date 7 Juli 2018 APVD AD

6. Hasil PDA dilapangan dibandingkan dengan kapasitas aksial output Group Pile

Kapasitas Aksial Tekan Hasil PDA No Pile 5 ket


(SLS) (SLS)
494 kN 596 kN OK

Pembangunan KA Bandara Adisoemarmo, Solo


Jawa Tengah 24
CATATAN:

P16

7200
2350 2500 2350
P16

600
1500
REVISI
250 1000 1000 1000 250
NO TGL KETERANGAN DIPERIKSA DISETUJUI
400

1500

6350
1400

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
200

1500
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110
1400

DISETUJUI OLEH

KASUBDIT JALUR

1500
200

DAN BANGUNAN
KERETA API Ir. M. FATAWI
WILAYAH I
NIP. 19670827 199303 1 002
1400

KASI JALAN REL DAN

1500
10200

200

TANAH KERETA API


WILAYAH I DONNY SILANDO, ST
NIP. 19820315 200712 1 001

16200

3500
1400

KASI JEMBATAN DAN

1500
BANGUNAN KERETA
200

API WILAYAH I
UMAR PRIONO ADJI, ST. MMTr
NIP. 19750310 200312 1 001
1400

Pemberi Tugas :

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN KELAS I

1500
WILAYAH JAWA BAGIAN TENGAH
200

Jl. Prambanan Barat Raya No. 1A Semarang 50183

KEPALA BALAI TEKNIK


1400

PERKERETAAPIAN
KELAS I WILAYAH

1500
JAWA BAGIAN Dr. YUWONO WIARCO S. SIT., MT
TENGAH NIP. 19750426 199803 1 002
400

KASI PRASARANA
BALAI TEKNIK

6350
PERKERETAAPIAN
100 1000 100 KELAS I WILAYAH

1500
JAWA BAGIAN FATHIR P. SIREGAR
TENGAH NIP. 19790402 200012 1 001

PPK. KEGIATAN
PELAYANAN
ADMINISTRASI

1500
KEUANGAN DAN
KESEKRETARIATAN
YURISAL ELMIANTO
NIP. 19850701 200912 1 006

PEKERJAAN :
600

PENYUSUNAN KAJIAN
RENCANA BASIC DESIGN
PEMBANGUNAN KERETA API AKSES
600 1500 1500 1500 1500 600 BANDARA ADI SOEMARMO
Konsultan
7200

POTONGAN 3 1 POTONGAN 4 2 DIRENCANAKAN OLEH


SKALA 1 : 100 STR-2-32 SKALA 1 : 100 STR-2-32

DISETUJUI
Ir. ARVILA DELITRIANA, MT
TEAM LEADER

GAMBAR :

DIMENSI PIER P16


LEMBAR 2-2

SKALA JML. LEMBAR NO. LEMBAR

1 : 100 STR-2-33
CATATAN:

REVISI

NO TGL KETERANGAN DIPERIKSA DISETUJUI

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110

DISETUJUI OLEH

KASUBDIT JALUR
DAN BANGUNAN
KERETA API Ir. M. FATAWI
WILAYAH I
NIP. 19670827 199303 1 002

KASI JALAN REL DAN


TANAH KERETA API
WILAYAH I DONNY SILANDO, ST
NIP. 19820315 200712 1 001

KASI JEMBATAN DAN


BANGUNAN KERETA
API WILAYAH I
UMAR PRIONO ADJI, ST. MMTr
NIP. 19750310 200312 1 001

Pemberi Tugas :

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN KELAS I


WILAYAH JAWA BAGIAN TENGAH
Jl. Prambanan Barat Raya No. 1A Semarang 50183

KEPALA BALAI TEKNIK


PERKERETAAPIAN
KELAS I WILAYAH
JAWA BAGIAN Dr. YUWONO WIARCO S. SIT., MT
TENGAH NIP. 19750426 199803 1 002

KASI PRASARANA
BALAI TEKNIK
PERKERETAAPIAN
KELAS I WILAYAH
JAWA BAGIAN FATHIR P. SIREGAR
TENGAH NIP. 19790402 200012 1 001

PPK. KEGIATAN
PELAYANAN
ADMINISTRASI
KEUANGAN DAN
KESEKRETARIATAN
YURISAL ELMIANTO
NIP. 19850701 200912 1 006

PEKERJAAN :
PENYUSUNAN KAJIAN
RENCANA BASIC DESIGN
PEMBANGUNAN KERETA API AKSES
BANDARA ADI SOEMARMO
Konsultan

DIRENCANAKAN OLEH

DIMENSI PIER P16 1 POTONGAN 1 2 DISETUJUI


Ir. ARVILA DELITRIANA, MT
SKALA 1 : 100 STR-2-32 SKALA 1 : 100 STR-2-32 TEAM LEADER

GAMBAR :

DIMENSI PIER P16


LEMBAR 1-2

SKALA JML. LEMBAR NO. LEMBAR

1 : 100 STR-2-32
CATATAN:

P16

2
STR-3-90

(F5) D16-300 REVISI

NO TGL KETERANGAN DIPERIKSA DISETUJUI

(F3) D19-100
(F4) D19-100

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

(F5) D16-300

(F5) D16-300
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110
(F6) D16-600
DISETUJUI OLEH

KASUBDIT JALUR
DAN BANGUNAN
(F2) D32-100 KERETA API Ir. M. FATAWI
WILAYAH I
NIP. 19670827 199303 1 002
(F3) D19-100 (F1) D32-100

KASI JALAN REL DAN


TANAH KERETA API

1 POTONGAN 1 2
WILAYAH I DONNY SILANDO, ST
NIP. 19820315 200712 1 001
STR-3-90
SKALA 1 : 100
(F4) D19-100

STR-3-90
(F5) D16-300

(F5) D16-300
(F2) D32-100

KASI JEMBATAN DAN


BANGUNAN KERETA
API WILAYAH I
UMAR PRIONO ADJI, ST. MMTr
NIP. 19750310 200312 1 001

Pemberi Tugas :

BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN KELAS I


WILAYAH JAWA BAGIAN TENGAH
Jl. Prambanan Barat Raya No. 1A Semarang 50183
(F4) D19-100
(F3) D19-100 KEPALA BALAI TEKNIK
PERKERETAAPIAN
(F1) D32-100 KELAS I WILAYAH
JAWA BAGIAN Dr. YUWONO WIARCO S. SIT., MT
TENGAH NIP. 19750426 199803 1 002
(F5) D16-300

(F5) D16-300
KASI PRASARANA
BALAI TEKNIK
PERKERETAAPIAN
KELAS I WILAYAH
JAWA BAGIAN FATHIR P. SIREGAR
TENGAH NIP. 19790402 200012 1 001

PPK. KEGIATAN
(F1) D32-100 PELAYANAN
ADMINISTRASI
(F2) D32-100 KEUANGAN DAN
KESEKRETARIATAN
YURISAL ELMIANTO
NIP. 19850701 200912 1 006

PEKERJAAN :
PENYUSUNAN KAJIAN
RENCANA BASIC DESIGN
PEMBANGUNAN KERETA API AKSES
(F5) D16-300 BANDARA ADI SOEMARMO
POTONGAN 2 3 Konsultan

SKALA 1 : 100 STR-3-90

DIRENCANAKAN OLEH

TULANGAN PILE CAP PIER P16 1


SKALA 1 : 100 STR-3-90 DISETUJUI
Ir. ARVILA DELITRIANA, MT
TEAM LEADER

GAMBAR :

TULANGAN PILE CAP PIER P16

SKALA JML. LEMBAR NO. LEMBAR

1 : 100 STR-3-90

Anda mungkin juga menyukai