Analisis Petrofisik PDF
Analisis Petrofisik PDF
Department of Geology
Diponegoro University
ANALISIS PETROFISIK
1.1 Pengertian
Analisis petrofisik merupakan salah satu proses yang penting dalam
usaha untuk mengetahui karakteristik suatu reservoir. Melalui analisis
petrofisik dapat diketahui zona reservoir, jenis litologi, identifikasi prospek
hidrokarbon, porositas, volume shale dan saturasi air.
1.2 Persamaan Archie
Gustave E. Archie, “bapak” dari analisa log, sumbangan yang
terpenting dalam analisa log yaitu adanya hubungan antara porositas,
resistivitas, dan saturasi hidrokarbon dari suatu batuan reservoir. Persamaan
yang dipakai oleh Archie atau Archie’s equation yaitu :
Resistivitas dari suatu formasi batuan yang mengandung air sebanding
dengan resistivitas air formasi batuan itu. Faktor pembanding yang konstan
disebut faktor formasi (F). Dengan rumus :
F=
F=
F = Faktor formasi
Ф = Porositas
M = Faktor sementasi
Nilai a dam m memiliki variasi nilai dimana nilai tersebut berdasarkan dari
variasi ukuran butir, pemilahan butir, dan tekstur batuan. Normal tingkatan
nilai a sekitar 0,5 sampai 1,5. Dan nilai m dari 1,7 sampai 3,2. Archie
biasanya menggunakan nilai a = 1 dan m = 2.
Saturasi Air
Archie menyatakan bahwa rumus dari saturasi air ditulis dengan rumus :
SW =
Kemudian nilai Ro dihubungkan dengan nilai faktor formasi dan nilai dari
resistivitas air seperti yang dituliskan dengan persamaan berikut :
F= Ro = F x Rw
F=
Jadi hasil dari rumus yang dibuat oleh Archie tentang cara mencari nilai
saturasi air bisa dituliskan dengan rumus :
Sw = atau Sw =
Zona Reservoir 1
Zona Reservoir 2
Tabel 2. Contoh Perhitungan Petrofisik Untuk Mencari Porositas Dan Saturasi Air
Keterangan :
Δtlog : Nilai yang terbaca pada log sonic
Δtma : Transite Time Matrix batuan (Lihat Tabel 4)
Δtf : Transite Time Fluida (Lihat Tabel 4)
Φ D = (ρma-ρb) / (ρma-ρf)
Keterangan :
ρma : Densitas matriks batuan (Lihat tabel 5)
ρma : Densitas yang terbaca pada log density
ρf : Densitas fluida rata-rata, gr/cc (1 untuk fresh water, 1.1 untuk salt
water)
Tabel 5. Harga Densitas Matriks Batuan (Harsono, 1997)
Keterangan :
ΦN : Porositas Neutron
ΦD : Porositas Densitas
Keterangan :
GRlog : Hasil pembacaan GR log pada lapisan yang dihitung
GRmin : Hasil pembacaan GR log minimal (Zona non shale)
GRmax : Hasil pembacaan GR log maksimal (Zona shale)
F = a / Φm
Limestone a = 1, F = 1 / Φm
Sehingga m = - Log F / Log Φ
Keterangan :
a : Panjang Alur/ Faktor Tortuosity (Lihat Tabel 6)
Φ : Porositas
m : Faktor Sementasi Batuan
F : Faktor Resistivitas Batuan
WELLS A B C D E F G
Lithology SS LS DOL SS LS LS DOL
Archie : a 0.62 1 1 0.62 1 1 1
m 1.8 2 2.5 1.8 2 2 2.5
n 2 1.9 2 2 1.9 1.9 2
Rw@Ft 0.04 0.1 0.02 0.01 0.2 0.05 0.04
Phi% 30 17 16 19 25 9 5
F 5.414 34.6 97.65 12.32 16 123.45 1.788.854
Ro 0.216 3.46 1.953 0.123 3.2 6.172 71.554
Rt 80 8 20 9 100 21 1000
I 370.37 2.312 10.24 73.17 31.25 3.402 13.975
SW% 5.2 65.764 31.249 11.7 17.88 54.215 26.74
SH% 94.8 34.236 68.76 88.3 82.12 45.78 73.26
a. Litologi
Penentuan litologi didapatkan dari hasil pengamatan sampel (Cutting atau Side
Wall Core) pada sumur tertentu baik itu pengamatan megaskopis maupun
pengamatan mikroskopis melalui sayatan tipis.
b. Panjang Alur / Faktor Tortuosity (a)
Nilai panjang alur didapatkan dari hasil analisis laboratorium pada sampel core,
nilai ini berhubungan dengan hubungan antar butir dari partikel sedimen
diantaranya ukuran butir, variasi kompaksi dan struktur pori (Asquith and
Gibson, 1992)
c. Faktor Sementasi (m)
Butiran pada batuan sedimen diikat oleh semen yang membuat batuan
tersebut menjadi terkonsolidasi dan tidak mudah lepas, semakin besar
faktor sementasinya maka akan semakin kuat ikatan butiran sedimen
tersebut dan sebaliknya semakin kecil faktor sementasinya maka semakin
rendah tingkat konsolidasinya sehingga butiran mudah lepas. Harga faktor
sementasi ini dapat diketahui dari analisa sampel core yang didapatkan dan
analisa tersebut merupakan analisa core spesial yang merupakan rangkaian
dari suatu penilaian formasi. Dimana harga faktor sementasi yang
diperoleh dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanya
kemungkinan problem kepasiran, semakin kecil faktor sementasi yang
diperoleh maka semakin besar kemungkinan problem kepasiran terbentuk.
Nilai faktor sementasi pada batuan karbonat akan menunjukan angka yang
tinggi. Umumnya nilai faktor sementasi untuk batupasir terkonsolidasi
yaitu 1.8 < m < 2.0. pada batuan karbonat nilai faktor sementasi
menunjukan nilai yang lebih bervariasi yang disebabkan oleh diagenesis
dan kompleks porositasnya dimana menunjukan anilai 1.7 – 4.1
(Wikipedia).
Untuk menghitung nilai Porosity Exponent (m) pada tabel 5 kita perlu
mengukur nilai porositas (fraksi) dan faktor formasi (F) dari sampel,
kemudian nilai m dihitung dengan menggunakan persamaan Archie
berikut :
F = a / Φm
Keterangan :
Rw(Tf) : Resistivitas Air Formasi
Rw(Ts) : Resistivitas Air Formasi di Permukaan
Tsurface : Suhu Air Formasi di Permukaan
Tformasi : Suhu Air Formasi
f. Porositas (Φ %)
Porositas merupakan ruang kosong yang dimiliki oleh batuan, nilainya
dinyatakan dalam persen (%) dimana perhitungan tersebut didapatkan dari
nilai volume porositas dibagi dengan volume total batuan. Perhitungan
tersebut dapat didapatkan dari analisis laboratorium maupun dari
perhitungan log, baik itu log sonic, log neutron maupun log density.
g. Faktor Formasi (F)
Merupakan faktor resistivitas batuan yang bisa juga didapatkan dari
analisis sampel core, nilai faktor formasi juga bisa didapatkan dari
persamaan archie yaitu:
F = a / Φm
Keterangan :
a : Panjang Alur/ Faktor Tortuosity
Φ : Porositas
m : Faktor Sementasi Batuan
F : Faktor Resistivitas Batuan
h. Resistivitas Air Formasi Dengan Saturasi 100% (Ro)
Ro merupakan resistivitas air formasi ketika saturasi air diasumsikan
100% dimana nilai Ro merupakan hasil perkalian antara nilai Resistivitas
formasi (Rw) dengan faktor formasi (F)
Ro = F x Rw
Keterangan :
Ro : Resistivitas formasi dengan saturasi air 100%
F : Faktor Formasi (Resistivitas Formasi)
Rw : Resistivitas Air Formasi
i. Resistivitas yang Terbaca Pada Log Resistivity (Rt)
Nilai resistivitas yang terbaca pada log resisitivity yaitu pada zona yang
tidak terinvasi oleh lumpur pemboran sehingga yang terbaca merupakan
true resisitivity.
j. Indeks Resistivitas (I)
Merupakan perbandingan antara tahanan listrik batuan sebenarnya (Rt)
dengan tahanan yang dijenuhi oleh air formasi 100%, menggunakan
persamaan sebagai berikut :
I = Rt / Ro
Keterangan :
Rt : Resistivitas yang terbaca pada log
Ro : Resistivitas yang dijenuhi air 100%
k. Saturasi Air (Sw %)
Saturasi air adalah tingkat kejenuhan air yang berada pada porositas
batuan, dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
Sh : Saturasi Hidrokarbon
Sw : Saturasi Air Formasi
REFERENSI
Asquith and Gibson. 1982. Basic Well Log Analysis For Geologist. Tusla,
Oklahoma : AAPG
Harsono, Adi. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Jakarta : Schlumberger
Oilfield Service
Nugroho, Hadi. 2014. Buku Panduan Praktikum Geologi Minyak Dan Gas Bumi.
Semarang : UNDIP