Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Seorang yang bertugas di kamar bedah harus mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang berbagai alat atau biasa kita sebut dengan instrumen. Jenis instrumen
bermacam-macam tergantung fungsi pada waktu melakukan tindakan pembedahan.
Appendiktomi adalah pengangkatan appendiks (usus buntu). Apendiksitis adalah
peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering
(Mansjoer,2000).
Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak
berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari
apendisitis adalah abstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran darah
dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi (Wilson & Goldman, 1989).
Apendiksitis merupakan penyakit prototip yang berlanjut melalui peradangan,
obstruksi dan iskemia di dalam jangka waktu bervariasi (Sabiston, 1995).
Apendiksitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat
(Smeltzer, 2001).

1.2. Rumusan masalah


1. Apa pengertian apendiktomi ?
2. Apa saja macam-macam apendiktomi ?
3. Bagaimana mempersiapkan alat dan tempat untuk operasi apendiktomi ?
4. Bagaimana prosedur untuk operasi apendiktomi ?
5. Bagaimana teknik menyeterilkan instrument untuk alat operasi apendiktomi?

1.3. Manfaat
1. Untuk mengetahui tentang apendiktomi.
2. Untuk mengetahui macam – macam apendiktomi.
3. Untuk mengetahui alat yang dipersiapkan dan tempat untuk operasi apendiktomi.
4. Untuk mengetahui tentang bagaimana prosedur untuk operasi apendiktomi.
5. Untuk mengetahui tentang bagaimana teknik menyeterilkan instrument untuk alat
operasi apendiktomi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertiaan Apendiktomi


Appendiktomi adalah pengangkatan appendiks (usus buntu). Apendiksitis adalah
peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering
(Mansjoer,2000).
Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak
berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari
apendisitis adalah abstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran darah
dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi (Wilson & Goldman, 1989).
Apendiksitis merupakan penyakit prototip yang berlanjut melalui peradangan,
obstruksi dan iskemia di dalam jangka waktu bervariasi (Sabiston, 1995).
Apendiksitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat
(Smeltzer, 2001).

2.2 Macam – macam apendiktomi


Pembedahan untuk mengangkat apendiks dapat dilakukan dengan apendiktomi
terbuka dan apendiktomi laparoskopi.
1. Apendiktomi Terbuka
Bila apendiktomi terbuka, incise McBurney paling banyak dipilih oleh ahli bedah.
Mc Burney/ Wechselschnitt/ muscle splitting adalah sayatan berubah-ubah sesuai
serabut otot.
Teknik Apendiktomi McBurney
a. Pasien berbaring terlentang dalam anastesi umum ataupun regional. Kemudian
dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah perut kanan bawah
b. Dibuat sayatan menurut Mc Burney sepanjang kurang lebih 10 cm dan otot-otot
dinding perut dibelah secara tumpul menurut arah serabutnya, berturut-turut m.
oblikus abdominis eksternus, m. abdominis internus, m. transverses abdominis,
sampai akhirnya tampak peritoneum
c. Peritoneum disayat sehingga cukup lebar untuk eksplorasi
d. Sekum beserta apendiks diluksasi keluar
e. Mesoapendiks dibebaskan dann dipotong dari apendiks secara biasa, dari
puncak ke arah basis
f. Semua perdarahan dirawat.
g. Disiapkan tabac sac mengelilingi basis apendiks dengan sutra, basis apendiks
kemudian dijahit dengan catgut
h. Dilakukan pemotongan apendiks apical dari jahitan tersebut
i. Puntung apendiks diolesi betadine
j. Jahitan tabac sac disimpulkan dan puntung dikuburkan dalam simpul tersebut.
Mesoapendiks diikat dengan sutra
k. Dilakukan pemeriksaan terhadap rongga peritoneum dan alat-alat didalamnya,
semua perdarahan dirawat.
l. Sekum dikembalikan ke abdomen.
m. Sebelum ditutup, peritoneum dijepit dengan minimal 4 klem dan didekatkan
untuk memudahkan penutupannya. Peritoneum ini dijahit jelujur dengan
chromic catgut dan otot-otot dikembalikan.
2. Apendiktomi Laparoscopi
Pengangkatan usus buntu ini dilakukan untuk usus buntu akut. Apendiktomi
laparoskopi merupakan alternatif yang baik untuk pasien dengan usus buntu akut,
khususnya wanita muda pada usia subur, karena prosedur laparoskopi memiliki
keunggulan diagnosa untuk diagnosa yang belum pasti. Keunggulan lainnya
termasuk hasil kosmetik lebih baik, nyeri berkurang dan pemulihan lebih cepat.
Pada apendiktomi laparoskopi, 3 bukaan kecil untuk memasukkan kamera
miniature dan peralatan bedah dibuat melintang bagian bawah perut untuk
mengangkat usus buntu. Ini dibandingkan dengan 4 hingga 6 cm sayatan yang
dibutuhkan untuk apendiktomi terbuka.
2.3 Bagian tubuh yang akan di operasai apendiktomi

2.4 Persiapan Tempat & Alat


1. Alat-alat steril
 Set dasar yang disiapkan (Basic Instrument Set)
 Desinfeksi Klem (Sponge Holding Forceps). 1 (satu)
Klem adalah suatu alat untuk menjepit (
memegang dan menekan ) sesuatu benda.

 DoekKlem (Towel Forceps)5 (lima)

Towel clamp merupakan clamp


pemegang dengan ujungnya yang runcing
untuk menahan tepi handuk/ doek pada
tempatnya. Berguna untuk menjepit kain
operasi juga untuk memegang tulang
coste ketika dilakukan traksi eksternal
pada dinding dada

 Pincet Chirurgie 2 (dua)


Pinset Chirurgis atau biasa disebut juga pinset
jaringan tissue forceps atau pinset operasi
(surgical forceps) ini biasanya memiliki susunan
gigi 1x2 (dua gigi pada satu bidang) 2x3 dan 3x4 pinset bergigi ini digunakan
pada jaringan.
 Pincet Ariatomie 2 (dua)
Pinset Anatomi memiliki ujung tumpul
halus. Secara umum, pinset digunakan oleh
ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya
dalam satu tangan. Tekanan pegas muncul
saat jari-jari tersebut saling menekan ke arah
yang berlawanan dan menghasilkan kemampuan menggenggam. Alat ini dapat
menggenggam objek atau jaringan kecil dengan cepat dan mudah, serta
memindahkan dan mengeluarkan jaringan dengan tekanan yang beragam. Pinset
Anatomi ini juga digunakan saat jahitan dilakukan, berupa eksplorasi jaringan
dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan jari.
 Scaple handle 1 (satu)

berfungsi untuk memotong


 Arteri klem van pean lurus 8 (delapan)

Klem Arteri Pean lurus. Fungsinya untuk hemostatis


untuk jaringan tipis dan lunak.
 Arteri klem van pean bengkok (chrorn kiern) 8(delapan)

Fungsinya untuk hemostatis untuk jaringan tipis dan


lunak.
 Arteri klem van Kocher 6 (enam)

Sifatnya mempunyai gigi pada ujungnya seperti pinset


sirugis. Fungsinya untuk menjepit jaringan.
 Gunting Benang (Ligature Scissors) 2 (dua)

fungsinya untuk memotong benang saat operasi.

 Gunting Metzembaum panjang / pendek 1/1 (satu)

Gunting yang digunakan untuk memotong jaringan-jaringan tubuh;


termasuk golongan ini tipe kilner, littler, cartilago scissor, gunting pembuluh
darah dan tendon.
 Nald Voerder panjang/pendek 1/1

Nald vooder termasuk dalam jenis needle holder,


dalam bahasa belanda disebut dengan nama Naald-Voerder. Kegunaannya untuk
memegang jarum jahit (hechtnaald) serta menjahit luka terbuka seperti luka bekas
pembedahan.
 Langenbeck 2 (dua)

Langenback alat ini digunakan untuk


melebarkan lubang operasi dengan tujuan untuk kemudahan melakukan tindakan
operasi. Alat ini berujung tumpul dengan tujuan agar jaringan yang ditarik atau
dilebarkan tidak mengalami cedera
 Crush klem 1 (satu)

fungsinya untuk menjepit.


 Rektator

fungsi untuk membuka bagian


operasi

 Set dan bahan penunjang operasi


 Linen Set.

untuk melindungi tubuh dari darah, cairan dan


mikroba mikroba ketika operasi.
 Duk Bolong

berfungsi untuk membatasi daerah yang


akan dioperasi atau yang sedang dioperasi.
 Sarung tangan bermacam-macam ukuran

untuk melindungi tangan kontamitasi.


 Desinfektan dan Alkohol 70 %, NS 0.9 %

fungsinya untuk membersihkan tangan kita dari kuman


kuman sebelum melakukan operasi.

 Kanul Diathermi + Kabel.

 Pisau bedah no. 10.


untuk
memotong bagian yang akan dioperasi.
 Kasa, kom, bengkok, korentang pada tempatnya.

 Jarum 1/2 bulat (round), tajam (cutting).

Untuk membantu menusukan benang ke kulit, atau menjahit.


 Benang nonabsorbable
Benang operasi ini untuk menjahit luka. Agar tertutup lukanya.

2. Alat tidak Steril


 Plester lebar

alat ini sebagai perekat untuk mengencangkan pembalut


yang memiliki luka lebar.
 Gunting Verban/ Bandage scissors.

untuk memotong perban.


 Mesin Diatermi.

 Mesin Suction.

menghisap cairan yang tidak diperlukan didalam tubuh


pasien. Seperti nanah, lendir, darah, ludah dan lainnya.
 Lampu Operasi.

untuk menerangi saat melakukan operasi


 Meja Operasi.

meja operasi adalah sebagai sebuah meja yang


digunakan untuk berbaringan pasien bedah, sesuai dengan posisi yang sesuai,
dimana dokter akan melakukan operasi pembedahan.
 Meja Mayo.

berfungsi untuk menyimpan atau meletakan alat-alat


ketika melakukan operasi.
 Meja Instrumen.

berfungsi untuk menyimpan atau meletakan alat-alat ketika


melakukan operasi.
 Standar Infus.

berfungsi untuk menyangga cairan infus


 Tempat sampah

untuk membuang bekas bekasa alat steril yang tidak


terepakai. Seperti kasa bekas.

2.5 Prosedur untuk operasi apendiktomi


1. Perawat instrumen cuci tangan.
2. Operator dan asisten cuci tangan.
3. Perawat instrumen memakai baju steril. dan sarung tangan .
4. Beri dan pakaikan baju operasi, sarung tangan pada asisten dan operator.
5. Atur instrumen di meja mayo sesuai kebutuhan.
6. Berikan klem dan deper desinfektan untuk desinfeksi lapangan operasi.
7. Siapkan duk besar 2 biji, duk kecil 5 biji, duk klem 4 buah untuk draping.
8. Pasang dan atur selang suction, kabel diathermi, klem dengan duk klem dan
memberitahu operator bahwa instrurnen siap dipergunakan.
9. Berikan pincet chirurgie, hand vat mes, mes no.10 pada operator untuk incisi, arteri
klem van pean, kasa dan diathermi untuk merawat perdarahan.
10. Berikan dua hak tajam untuk memperlebar permukaan kulit.
11. Berikan pincet chirurgie, dan gunting metzenbaum untuk membuka fascia, dua
arteri klem van kocher untuk memegang fasia yang sudah terbuka.
12. Berikan dua pinset chirurgie dan gunting metzenbaum dan mikulitz untuk
memegang peritonium yang sudah dibuka.
13. Berikan deppers kecil untuk mengait appendik dan pincet anatomis panjang untuk
mengambil appendik.
14. Berikan bab cock untuk menjepit appendik kemudian pisahkan dari meso appendik
dengan couter.
15. Berikan crushing klem untuk menjepit pangkal appendik kemudian berikan benang
non absorbable 2/0 untuk mengikat pangkal appendik 2 x.
16. Berikan crusing klem lagi untuk menjepit diatas ikatan da berikan pisau bedah no
10 yang telah dibasahi dengan desinfektan untuk memotong appendik.
17. Berikan pinset panjang untuk mengkoter ujung potongan appendik dan untuk
merawat perdarahan.
18. Inventaris alat dan kasa
19. Jahit lapis demi lapis dengan benang absorbtabel 2/0 , 3/0. dan tutup dengan kasa
& plester.
20. Cuci tangan, cuci instrumen dan setting kembali instrumen

2.6 Tehnik Menyeterilkan Instrumen alat operasi apendiktomi

Ada beberapa cara untuk usaha sterilisasi, diantaranya adalah :


1. Sterilisasi panas : yaitu dengan menggunaakan uap pada suhu 1210C dalam
tekanan 106 kPa selama 20 menit (autoclave); dalam oven selama 1 jam pada
suhu 1710C; rebus pada air mendidih selama 20 menit (Disinfeksi tingkat tinggi).
2. Sterilisasi kimia : yaitu dengan merendam pada larutan formaldehid 8% selam 24
jam; larutan glutardehid selam 8-10 jam; clorin 0,5% selam 10 menit (air
pelarutnya mendidih); Hidrogen peroksida 6% selama 20 menit.
3. Untuk sarung tangan, kassa, dan duk bolong
Cukup dengan menempatkan tablet formalin dalam wadah tertutup bersama
dengan sarung tangan, kassa, dan duk bolong selama 24 jam.
Sterilisasi atau suci hama yaitu suatu proses membunuh segala bentuk kehidupan
mikro organisme yang ada dalam sample/contoh, alat-alat atau lingkungan
tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk
menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau
membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1 Apendiktomy adalah suatu tindakan pengangkatan apendiks yang terimflamasi
dengan menggunakan pendekatan endoskopi.
2 Dalam melakukan pengkajian
keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis apendiktomy dijumpai adanya
nyeri, aktivitas dibantu, luka insisi + 5 cm, nyeri tekan.
3 Rencana keperawatan yang dilaksanakan dalam Asuhan Keperawatan pada pasien
apendiktomy adalah kaji intensitas nyeri, kaji pernyataan verbal dan non verbal,
berikan kenyamanan dengan mengubah posisi, ganti perban, bantu aktivitas,
pendidikan kesehatan mengawasi tanda-tanda vital, pantau gejala infeksi, gunakan
desinfektan.
4 Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan
antaranya penggunaan skala rentang nyeri dalam mengkaji tingkat nyeri, ketidak
sesuaian antara petunjuk verbal dan non verbal, memberikan kenyamanan dengan
mengubah posisi, untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah infeksi,
membantu aktivitas, memberikan pendidikan kesehatan, mengatasi tanda-tanda vital,
memantau gejala infeksi dan menggunakan desinfektan.

3.2 Saran
Untuk rekan-rekan mahasiswa
1 Diharapkan dalam melakukan pengkajian keperawatan dengan klien post
appendiktomy agar mengkaji secara menyeluruh dan disesuaikan dengan teori yang
ada.
2 Diharapkan agar lebih memahami dan mempelajari lebih dalam ilmu keperawatan
medical bedah khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan post
appendiktomi dan juga untuk meningkatkan kepercayaan diri.
DAFTAR PUSTAKA

Dony Setiawan HP,S.Kep.,Ners.,MM., Drs. Hendro Prasetyo, S.Kep.,Ners.,M.Kes, ALAT


KESEHATAN UNTUK PRAKTIK KLINIK & SOP TINDAKAN KEPERAWATAN, 2014,
Yogyakarta : Nuha Medika.
http://mihardi77.blogspot.co.id/2014/01/instrumentasi-teknik-appendiktomy.html
https://lailatulfitriyah.wordpress.com/2009/10/27/hello-world/
https://melysaniki.wordpress.com/2012/04/19/tehnik-operasi-appendiktomi/

Anda mungkin juga menyukai