Anda di halaman 1dari 10

RESUME TEKHNIK INSTRUMENTASI CHOLESISTECTOMY+EXPLORE CBD

PADA Tn.

Dx: Batu CBD

DI OK 13 RSSA MALANG

OLEH

RATRI CANDRA ARINI

(PELATIHAN INSTRUMEN 2015)

INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

2015
DEFINISI

Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus, batu empedu) merupakan suatu keadaan dimana


terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (vesika fellea) dari unsur-unsur padat yang
membentuk cairan empedu yang memiliki ukuran,bentuk dan komposisi yang
bervariasi(Wikipedia)

ETIOLOGI

Penyebab pasti dari Kolelitiasis atau Koledokolitiasis atau batu em-pedu belum diketahui.
Satu teori menyatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan supersaturasi empedu di kandung
empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang telah mengalami supersaturasi menjadi
mengkristal dan memulai membentuk batu. Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu
pigmen tersusun oleh kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi dengan
kalsium.

PATOFISIOLOGI

Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu yang terbentuk di dalam
kandung empedu. Pada keadaan normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam
menjaga solubilitas empedu. Bila empedu menjadi bersaturasi tinggi (supersaturated) oleh
substansi berpengaruh (kolesterol, kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus
untuk pembentukan batu. Kristal yang yang terbentuk dalam kandung empedu, kemudian lama-
kelamaan kristal tersebut bertambah ukuran, melebur dan membentuk batu. Faktor predisposisi
merupakan pembentukan batu empedu :

1. Batu kolesterol
Untuk terbentuknya batu kolesterol diperlukan 3 faktor utama :
a. Supersaturasi atau penumpukan kolesterol didalam kantung empedu
b. Berkurangnya kemampuan kandung empedu
c. Nukleasi atau pembentukan nidus cepat.
Khusus mengenai nukleasi cepat, sekarang telah terbukti bahwa empedu pasien dengan
kolelitiasis mempunyai zat yang mempercepat waktu nukleasi kolesterol (promotor) sedangkan
empedu orang normal mengandung zat yang menghalangi terjadinya nukleasi.
2. Batu kalsium bilirunat (pigmen cokelat)
Batu pigmen cokelat terbentuk akibat adanya faktor stasis dan infeksi saluran empedu.
Stasis dapat disebabkan oleh adanya penurunan fungsi sfingter Oddi, striktur, operasi bilier, dan
infeksi parasit. Bila terjadi infeksi saluran empedu, kadar enzim B-glukoronidase yang berasal
dari bakteri akan menjadi bilirubin bebas dan asam glukoronat. Kalsium mengikat bilirubin
menjadi kalsium bilirubinat yang tidak larut. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan adanya
hubungan erat antara infeksi bakteri dan terbentuknya batu pigmen cokelat.umumnya batu
pigmen cokelat ini terbentuk di saluran empedu dalam empedu yang terinfeksi.

3. Batu pigmen hitam


Batu pigmen hitam adalah tipe batu yang banyak ditemukan pa-da pasien dengan
hemolisis kronik atau sirosis hati. Potogenesis terbentuknya batu ini belum jelas. Umumnya batu
pigmen hitam terbentuk dalam kandung empedu dengan empedu yang steril.
Batu kandung empedu dapat berpindah ke dalam duktus koledokus melalui duktus sistikus.
Didalam perjalanannya melalui duktus sistikus, batu tersebut dapat menimbulkan sumbatan
aliran empedu secara parsial ataupun komplit sehingga menimbulkan gejala kolik bilier. Pasase
berulang batu empedu melalui duktus sistikus yang sempit dapat menimbulkan iritasi dan
perlukaan sehingga dapat menimbulkan peradangan dinding duktus dan striktur. Apabila batu
berhenti di dalam duktus sistikus dikarenakan diameter batu yang terlalu besar atau pun karena
adanya striktur, batu akan tetap berada di sana sebagai batu duktus sistikus

KOMPLIKASI

Komplikasi dari kolelitiasis diantaranya adalah :

a. Empiema kandung empedu, terjadi akibat perkembangan kolesistitis akut dengan


sumbatan duktus sistikus persisten menjadi superinfeksi empedu yang tersumbat disertai
kuman kuman pembentuk pus.
b. Hidrops atau mukokel kandung empedu terjadi akibat sumbatan berkepanjangan duktus
sitikus.
c.  Gangren, gangrene kandung empedu menimbulkan iskemia dinding dan nekrosis
jaringan berbercak atau total.
d. Perforasi : Perforasi lokal biasanya tertahan oleh adhesi yang ditimbulkan oleh
peradangan berulang kandung empedu. Perforasi bebas lebih jarang terjadi tetapi
mengakibatkan kematian sekitar 30%.
e. Pembentukan fistula
f. Ileus batu empedu : obstruksi intestinal mekanik yang diakibatkan oleh lintasan batu
empedu yang besar kedalam lumen usus
g. Empedu limau (susu kalsium) dan kandung empedu porcelain.

Persiapan Pasien :

1. Surat Persetujuan Operasi (Informed consent)


2. Pasien Puasa
3. Menanggalkan semua perhiasan pasien
4. Memeriksa gigi palsu

Persiapan Lingkungan :

1. Alat-alat dan obat-obatan.


2. Mengatur posisi terlentang (Supine) sedikit ditekuk ke bawah antara kepala dan kaki
dengan pembiusan GA
3. Memasang plat diatermi pada paha pasien
4. Memeriksa mesin suction, lampu, mesin couter
Persiapan Alat-Alat dan Bahan Penunjang :

a. Peralatan di meja instrumen besar


 Set linen, terdiri dari :
 Duk besar : 3 buah
 Duk sedang / panjang : 3 buah
 Duk kecil : 4 buah
 Gown / jas operasi / scort : 6 buah
 Handuk steril : 5 buah
 Sarung meja mayo : 1 buah
b. Peralatan di baskom
 Selang suction : 1 buah
 Couter (monopolar) : 1 buah
 Bengkok : 3 buah
 Cucing : 2 buah
 Kom kecil : 2 buah
 Kom cuci pasien : 1 buah
c. Basic set
 Desinfeksi klem : 1 buah
 Duk klem : 5 buah
 Pinset anatomis panjang : 1 buah
 Pinset deliquet/ manis : 1 buah
 Pinset chirugis : 2 buah
 Gunting metzemboum : 1 buah
 Gunting kasar : 1 buah
 Handle mess no 3 dan no 7 : 1 buah / 1 buah
 Mosquito : 1 buah
 Pean bengkok : 3 buah
 Kocker lurus : 2 buah
 Needle holder : 2 buah
 Pean manis : 1 buah
 Langen beck double : 2 buah
 Klem 90 0 : 2 buah
 Timan besar : 1 buah
 Timan kecil : 1 buah
 Peritonium klem : 4 buah
 Ring klem : 1 buah
 Stone tang 90/lurus : 1 buah
 CBD dilator no 5-12
BAHAN HABIS PAKAI
1. Handscoon no. 6,5/ 7/ 7,5 : sesuai kebutuhan
2. Mess no. 10 dan no. 11 : 1 buah/1 buah
3. Kassa : 20 lembar
4. Kassa besar : 5 buah
5. Deppers : 5 buah
6. Cathteter no 16 : 1 buah
7. Urobag : 2 buah
8. Mersilk 2-0 / 3-0 : 2 buah/2 buah
9. Premilene 3–0 : 1 buah
10. Sufratule : 1 buah
11. Underpads steril / on : 1 / 1 buah
12. Hypafik : sesuai kebutuhan
13. Ky jelly : secukupnya
14. Spuit 10 cc :
1 buah
15. NS 1 liter twist off : 1 flash
16. Vicryl 2–0/3-0 : 2 buah
17. Rectal tube no 28 : 1 buah
18. NGT no. 8 : 1 buah
19. Spuit 20cc/3cc : 1 buah/1buah

5. INSTRUMENTASI TEKNIK

1. Pasien datang, mengecek kelengkapan pasien

2. Menulis Identitas pasien di buku register dan buku kegiatan

3. Perawat sirkuler membacakan Sign In (Identitas pasien, area operasi, tindakan operasi,
lembar persetujuan, penandaan area operasi,kesiapan mesin, obat-obatan anastesi, pulse
oksimetri, riwayat alergi serta penyulit airway atau resiko operasi)

4. Membantu memindahkan pasien ke meja operasi

5. Pasien dilakukan General anastesi


6. Mengatur posisi pasien terlentang (supine) ditekuk dengan titik tumpu prosessus xipoideus

7. Memasang ground diatermi pada tungkai kaki kanan pasien

8. Memasang kateter no.16

9. Dilakukan pencucian lapangan operasi dengan sabun desinfektan dan dikeringkan dengan
duk kecil steril

10. Instrumen melakukan cuci tangan bedah (surgical scrub), memakai scort (gowning) dan
sarung tangan steril (gloving)

11. Instrumen membantu memakaikan scort dan sarung tangan steril pada tim operasi.

12. Berikan kepada operator bengkok yang berisi povidone iodine 10 % dan deppers steril
dan desinfeksi klem untuk antiseptik area operasi.

13. Memasang Drapping:

- 1 Duk besar tebal (extremitas bawah)

- 1 Duk besar tebal (dada s/d leher)

- 2 Duk sedang panjang (kanan dan kiri)

- Fiksasi duk dengan menggunakam duk klem 4 buah

14. Dekatkan meja instrumen dan meja mayo

15. Pasang selang suction dan couter, ikat dengan kasa dan fiksasi dengan duk klem

16. Perawat sirkuler membacakan Time Out (Perkenalan tim operasi dan tugas masing-
masing, konfirmasi nama,jenis tindakan dan area operasi, pemberian antibiotik
profilaksis, antisipasi kejadian kritis dan kebutuhan instrumen radiologi)

17. Memberikan pinset Chirurgis kepada Operator untuk menandai area insisi (marker)

18. Memberikan handvat mess no.3 kepada operator untuk menginsisi kulit, dan memberikan
kassa kering dan klem mosquito untuk merawat perdarahan

19. Operator menginsisi kulit dengan menggunakan hand vat mess no.3 dengan mess no 10,
rawat perdarahan

20. Memberikan Pincet Chirurgis dan Couter untuk perdalam (lemak)

21. Memberikan langenbeck untuk memperluas lapang operasi


22. Setelah tampak facia, berikan handvat mess no. 3 dengan mess no 10 kemudian berikan 2
kocker lurus untuk memegang facia dan gunting jaringan untuk melebarkan facia

23. Pada lapisan otot, di buka dengan pean cantik secara tumpul dan ditarik dengan
langenback

24. Berikan Double Pincet Anatomi dan gunting Metzenbaum untuk menggunting
peritoneum

25. Berikan double Mikulicz untuk peritonium

26. Memberikan dan masukkan bigkas basah kedalam untuk melindungi bagian usus,
omentum dan gaster.

27. Pasang retraktor (timan), asisten memposisikan lapangan operasi hingga terlihat jelas
kantung empedu.

28. Setelah kantong empedu terlihat, pegang dengan ring klem

29. Berikan pincet cantik dan cas (couter) untuk memisahkan kantung empedu dari hepar,
sampai tampak duktus sistikus

30. Berikan klem 90 untuk digunakan pada duktus sistikus beserta arterinya

31. Ligasi benang mersilk 2-0 pada pangkal duktus dan kantung, bila perlu gunakan klem 90
untuk mempermudah

32. Berikan gunting metzenbaum lalu potong di antara 2 ligasi tsb.

33. Diatermi dengan couter membakar ujung dari potongan kantong.

34. Berikan spuit 3cc untuk mengidentifikasi CBD

35. Pasang tegel menggunakan mersilk 3-0 2 sisi

36.Berikan mess no. 7 untuk membuka CBD lalu berikan gunting metzenboum untuk
melebarkan

37. Jika terlihat batu, ambil dengan stone tang sampai tidak ada batu.

38. Dilatasi CBD dilakukan menggunakan CBD dilator mulai no. 5 sampai no. 12

39. Berikan NGT no. 8 dan spuit 20 cc berisi ns untuk spoeling CBD

40. Jika batu sudah pasti bersih CBD dijahit dengan vicryl 3-0, dan tegel dilepas.

41. Keluarkan big kasa serta pastikan tidak ada kassa dan alat yang tertinggal di dalamnya
42. Melakukan evaluasi perdarahan

43. Cuci dengan NS sampai bersih

44. Pasang drain menggunakan rectal tube dan fiksasi menggunakan benang vicryl 3-0

45. Memberikan 2 peritoneum klem dan 2 klem kocker pada operator untuk menjepit
peritoneum.

46. perawat sirkuler mengembalikan pasien pada posisi supine

47. Memberikan nald foder + benang vicryl no.2-0 + pinset anatomis pada operator untuk
menjahit peritoneum

48. Memberikan nald foder + benang vicryl no.2-0 + pinset anatomis pada operator untuk
menjahit otot

49. Memberikan nald foder + benang vicryl no 2-0 + pinset chirurgis pada operator untuk
menjahit fasia

50. Memberikan nald foder + benang vicryl no 2-0 pada operator untuk menjahit fat

51. Memberikan nald foder + benang premilene no 3-0 + pinset chirurgis pada operator untuk
menjahit kulit

52. Perawat sirkuler membacakan Sign Out (Jenis tindakan, Kecocokan jumlah instrumen,
kassa jarum sebelum dan sesudah operasi, Permasalahan pada alat dan Perhatian khusus
pada masa pemulihan)

53. Membersihkan daerah incisi dengan kassa di basahi NS lalu dikeringkan dengan kassa
kering

54. Menutup luka dengan Sofratul sesuai panjang luka, dan tutup dengan kassa dan
selanjutnya dengan hepavix

56. Semua instrumen di cuci lalu di setting kembali, kemudian di lakukan pengepakan untuk
sterilisasi

57. Merapikan kamar operasi dan menginventaris bahan habis pakai pada Depo Farmasi

Pembimbing Kamar Operasi Digestive


PERAWAT
( Roddy Widya K,Amd.Kep )

Anda mungkin juga menyukai