PADA Tn.
DI OK 13 RSSA MALANG
OLEH
2015
DEFINISI
ETIOLOGI
Penyebab pasti dari Kolelitiasis atau Koledokolitiasis atau batu em-pedu belum diketahui.
Satu teori menyatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan supersaturasi empedu di kandung
empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang telah mengalami supersaturasi menjadi
mengkristal dan memulai membentuk batu. Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu
pigmen tersusun oleh kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi dengan
kalsium.
PATOFISIOLOGI
Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu yang terbentuk di dalam
kandung empedu. Pada keadaan normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam
menjaga solubilitas empedu. Bila empedu menjadi bersaturasi tinggi (supersaturated) oleh
substansi berpengaruh (kolesterol, kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus
untuk pembentukan batu. Kristal yang yang terbentuk dalam kandung empedu, kemudian lama-
kelamaan kristal tersebut bertambah ukuran, melebur dan membentuk batu. Faktor predisposisi
merupakan pembentukan batu empedu :
1. Batu kolesterol
Untuk terbentuknya batu kolesterol diperlukan 3 faktor utama :
a. Supersaturasi atau penumpukan kolesterol didalam kantung empedu
b. Berkurangnya kemampuan kandung empedu
c. Nukleasi atau pembentukan nidus cepat.
Khusus mengenai nukleasi cepat, sekarang telah terbukti bahwa empedu pasien dengan
kolelitiasis mempunyai zat yang mempercepat waktu nukleasi kolesterol (promotor) sedangkan
empedu orang normal mengandung zat yang menghalangi terjadinya nukleasi.
2. Batu kalsium bilirunat (pigmen cokelat)
Batu pigmen cokelat terbentuk akibat adanya faktor stasis dan infeksi saluran empedu.
Stasis dapat disebabkan oleh adanya penurunan fungsi sfingter Oddi, striktur, operasi bilier, dan
infeksi parasit. Bila terjadi infeksi saluran empedu, kadar enzim B-glukoronidase yang berasal
dari bakteri akan menjadi bilirubin bebas dan asam glukoronat. Kalsium mengikat bilirubin
menjadi kalsium bilirubinat yang tidak larut. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan adanya
hubungan erat antara infeksi bakteri dan terbentuknya batu pigmen cokelat.umumnya batu
pigmen cokelat ini terbentuk di saluran empedu dalam empedu yang terinfeksi.
KOMPLIKASI
Persiapan Pasien :
Persiapan Lingkungan :
5. INSTRUMENTASI TEKNIK
3. Perawat sirkuler membacakan Sign In (Identitas pasien, area operasi, tindakan operasi,
lembar persetujuan, penandaan area operasi,kesiapan mesin, obat-obatan anastesi, pulse
oksimetri, riwayat alergi serta penyulit airway atau resiko operasi)
9. Dilakukan pencucian lapangan operasi dengan sabun desinfektan dan dikeringkan dengan
duk kecil steril
10. Instrumen melakukan cuci tangan bedah (surgical scrub), memakai scort (gowning) dan
sarung tangan steril (gloving)
11. Instrumen membantu memakaikan scort dan sarung tangan steril pada tim operasi.
12. Berikan kepada operator bengkok yang berisi povidone iodine 10 % dan deppers steril
dan desinfeksi klem untuk antiseptik area operasi.
15. Pasang selang suction dan couter, ikat dengan kasa dan fiksasi dengan duk klem
16. Perawat sirkuler membacakan Time Out (Perkenalan tim operasi dan tugas masing-
masing, konfirmasi nama,jenis tindakan dan area operasi, pemberian antibiotik
profilaksis, antisipasi kejadian kritis dan kebutuhan instrumen radiologi)
17. Memberikan pinset Chirurgis kepada Operator untuk menandai area insisi (marker)
18. Memberikan handvat mess no.3 kepada operator untuk menginsisi kulit, dan memberikan
kassa kering dan klem mosquito untuk merawat perdarahan
19. Operator menginsisi kulit dengan menggunakan hand vat mess no.3 dengan mess no 10,
rawat perdarahan
23. Pada lapisan otot, di buka dengan pean cantik secara tumpul dan ditarik dengan
langenback
24. Berikan Double Pincet Anatomi dan gunting Metzenbaum untuk menggunting
peritoneum
26. Memberikan dan masukkan bigkas basah kedalam untuk melindungi bagian usus,
omentum dan gaster.
27. Pasang retraktor (timan), asisten memposisikan lapangan operasi hingga terlihat jelas
kantung empedu.
29. Berikan pincet cantik dan cas (couter) untuk memisahkan kantung empedu dari hepar,
sampai tampak duktus sistikus
30. Berikan klem 90 untuk digunakan pada duktus sistikus beserta arterinya
31. Ligasi benang mersilk 2-0 pada pangkal duktus dan kantung, bila perlu gunakan klem 90
untuk mempermudah
36.Berikan mess no. 7 untuk membuka CBD lalu berikan gunting metzenboum untuk
melebarkan
37. Jika terlihat batu, ambil dengan stone tang sampai tidak ada batu.
38. Dilatasi CBD dilakukan menggunakan CBD dilator mulai no. 5 sampai no. 12
39. Berikan NGT no. 8 dan spuit 20 cc berisi ns untuk spoeling CBD
40. Jika batu sudah pasti bersih CBD dijahit dengan vicryl 3-0, dan tegel dilepas.
41. Keluarkan big kasa serta pastikan tidak ada kassa dan alat yang tertinggal di dalamnya
42. Melakukan evaluasi perdarahan
44. Pasang drain menggunakan rectal tube dan fiksasi menggunakan benang vicryl 3-0
45. Memberikan 2 peritoneum klem dan 2 klem kocker pada operator untuk menjepit
peritoneum.
47. Memberikan nald foder + benang vicryl no.2-0 + pinset anatomis pada operator untuk
menjahit peritoneum
48. Memberikan nald foder + benang vicryl no.2-0 + pinset anatomis pada operator untuk
menjahit otot
49. Memberikan nald foder + benang vicryl no 2-0 + pinset chirurgis pada operator untuk
menjahit fasia
50. Memberikan nald foder + benang vicryl no 2-0 pada operator untuk menjahit fat
51. Memberikan nald foder + benang premilene no 3-0 + pinset chirurgis pada operator untuk
menjahit kulit
52. Perawat sirkuler membacakan Sign Out (Jenis tindakan, Kecocokan jumlah instrumen,
kassa jarum sebelum dan sesudah operasi, Permasalahan pada alat dan Perhatian khusus
pada masa pemulihan)
53. Membersihkan daerah incisi dengan kassa di basahi NS lalu dikeringkan dengan kassa
kering
54. Menutup luka dengan Sofratul sesuai panjang luka, dan tutup dengan kassa dan
selanjutnya dengan hepavix
56. Semua instrumen di cuci lalu di setting kembali, kemudian di lakukan pengepakan untuk
sterilisasi
57. Merapikan kamar operasi dan menginventaris bahan habis pakai pada Depo Farmasi